Rabu, 02 Juli 2025

Chapter 176-200

 
Chapter 176 - Sibling Fight (4)

Chief Song, aku ingin meledakkan gedung Majelis Nasional.”

[Harap tahan diri.]

“Yah, kalau kau juga sedang menahan diri, rasanya salah kalau aku yang mengambil inisiatif. Tapi aku tetap benar-benar ingin menghancurkannya.”

[Tarik napas panjang dan, jika Peace ada di dekatmu, cobalah mengelusnya.]

Kantor Kepresidenan memang sudah menekankan prioritas keselamatan, tapi para politisi itu… tidak semuanya, tapi cukup banyak yang bermasalah.

Meski waktu persiapannya singkat, acara sparring untuk para Awakener peringkat tinggi berjalan dengan cukup baik. Tempat turnamen resmi tidak dibangun; tidak ada gunanya. Kecuali kami menghamburkan uang tidak masuk akal untuk bahan dungeon kualitas tertinggi, semuanya pada akhirnya akan hancur. Demi alasan keselamatan, penonton umum tidak boleh hadir, jadi tempat seperti itu tidak diperlukan.

Sebagai gantinya, lokasi acara ditetapkan di dekat fasilitas pelatihan Hunter peringkat tinggi, di kaki gunung yang telah “diratakan” Evelyn lewat uji tembaknya. Perusahaan penyiaran mengeluh tentang kurangnya fasilitas yang layak, tetapi orang biasa, bahkan Hunter peringkat menengah tanpa kemampuan tipe pertahanan, dilarang mendekat. Pertandingan hanya bisa disiarkan melalui drone atau lewat Hunter peringkat tinggi yang mengirimkan tayangan.

Aturan dan sistem penilaian berhasil dirampungkan tanpa masalah besar, berkat masukanku mengenai regulasi ranking match di masa depan. Meskipun mereka tidak memakai persis seperti yang kusarankan—keras kepala mengubah hal-hal kecil—prosesnya tetap lebih cepat karena fondasinya sudah kuat.

‘Semuanya sudah siap, dan antusiasmenya luar biasa.’

Awalnya aku hanya menginginkan turnamen sederhana dengan hadiah untuk empat besar, tapi Asosiasi mendorong format liga. Tentu saja, tidak mungkin semua peserta saling bertarung satu per satu. Sebagai gantinya, mereka membagi peserta menjadi sepuluh grup, menentukan pemenang tiap pertandingan untuk menyusun peringkat dari posisi kesepuluh dan seterusnya.

Dengan kata lain, mereka ingin membuat peringkat nasional untuk Hunter tempur peringkat-A.

Menonton pertarungan saja sudah seru, tapi menambahkan elemen peringkat membuatnya jauh lebih menarik. Sedikit sekali yang bisa menolak daya tarik semacam itu. Hype-nya menyebar tidak hanya di Korea, tetapi juga ke seluruh dunia, dan arena taruhan bawah tanah bermunculan di mana-mana.

— Jelas Hunter Sesung yang menang. Bukankah ketua tim dungeon rendah mereka yang S-rank itu unggulan untuk juara pertama?

— Kim Seonghan dari Haeyeon pasti menang mudah kalau dia belum naik ke S-rank! Dia yang terkuat di antara para A-rank!
└ Menurutmu tipe pertahanan itu peringkatnya berapa, idiot?
└ Kalau kau tidak bisa menembus pertahanannya, selesai! Dan kudengar Kim Seonghan juga punya skill ofensif!

— Kenapa Kang Soyeong harus masuk dungeon?ㅠㅠㅠㅠ Aku ingin melihat pertarungannyaㅠㅠㅠㅠㅠ

— Gaskeun Hwang Saemun dari Haepung Guild! Guardian of Busan! Fighting!

Para Hunter A-rank tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Setelah sekian lama tertutupi oleh para Hunter S-rank, kini mereka tenggelam dalam permintaan wawancara dan dukungan publik, wajah mereka jelas menunjukkan kegembiraan.

Sepertinya Ranking Match Hunter A-rank pertama Korea akan menjadi sukses besar.

‘Dan kemudian Liette muncul.’

Kang Soyeong, hampir tumbang karena kelelahan, mengeluh bahwa babak penyisihan sudah selesai. Sementara itu, Liette dengan ceria berseru, “Kalau begitu aku akan bertarung melawan Pebble di turnamen!”—tepat di depan para staf Asosiasi yang menunggu di luar dungeon.

Rumor menyebar cepat bahwa saudara S-rank itu berencana untuk duel. Dengan minat publik yang sudah memuncak, beberapa orang bahkan berteriak, “Ini gila banget!” Jarak antara S-rank dan A-rank sangat besar. Bahkan sebelum regresiku, ranking match sudah dipisah berdasarkan tingkat itu, dan perbedaannya seperti Piala Dunia dibanding liga lokal.

Siaran langsung pertama dari pertarungan Hunter S-rank.

Banyak orang di Asosiasi dengan antusias bersikeras bahwa ini harus terjadi, mengatakan bahwa kesempatan ini terlalu bagus untuk dilewatkan. Namun, berkat restrukturisasi baru-baru ini, suara yang lebih rasional menentang hal itu, mengutip masalah keselamatan. Diputuskan bahwa pertarungan S-rank di luar dungeon dilarang. Bagaimanapun juga, baik Noah maupun Liette menggunakan skill racun yang kuat, dan bahkan di area terpencil, mereka tidak boleh bertarung dengan kekuatan penuh.

Untuk sesaat, sepertinya masalahnya sudah selesai.

Lalu, para petinggi mulai ikut campur.

Para politisi, putus asa ingin memanfaatkan peluang ini demi popularitas dan reputasi, menyodorkan diri. Sebelum regresiku, mereka mencoba mendapatkan perhatian publik lewat pembukaan Awakening Center, tapi setelah itu gagal, mereka mencengkeram ranking event ini.

Aku ingin menyuruh mereka pergi jauh, tapi Hunter Association yang merupakan lembaga pemerintah tidak bisa mengabaikan tekanan mereka. Selain itu, perusahaan penyiaran dan korporasi mulai mengusulkan bahwa pertarungan itu aman selama jarak aman diperluas dan penggunaan racun dilarang.

Tetap saja, jika salah satu dari kedua petarung menolak, pertarungan tidak bisa terjadi. Aku mencoba meyakinkan Liette bahwa dia tidak akan menyukainya, semua skill-nya bisa terekspos, tapi jawabannya:

“Kalau aku yang pertama melakukannya, aku bakal sukaaa~!”

Aku hampir memegangi tengkukku karena stres. Liette menepis kekhawatiranku, mengatakan bahwa hanya melihat skill-nya tidak akan mengungkap semuanya, dan dia akan tetap sama kuatnya. Dia bahkan menjanjikan “sedikit layanan” untuk para penonton saat pembukaan acara.

Yang lebih parah, Noah yang sejak tadi diam-diam memperhatikan, menatapku dan dengan tenang menyetujui pertarungan itu.

Akhirnya, pembukaan acara berubah menjadi duel antara Noah dan Liette.

“Yah, setidaknya mereka sepakat tidak menggunakan racun, jadi seharusnya masih bisa ditangani. Tapi serius, orang-orang ini ahli dalam menambah beban kerja sesaat setelah semuanya selesai. Menyebalkan sekali.”

“Berkacau ria sehari sebelum acara. Enak banget mereka—tinggal omong besar dan menonton dari jauh.”

Aku menghela napas panjang. Pada titik ini, TV dan portal pasti sudah dibanjiri iklan duel S-rank itu. Ponselku penuh dengan panggilan yang meminta Noah menerima sponsor. Beberapa bahkan ingin dia memakai produk bermerek selama pertarungan. Aku dengan susah payah menahan diri untuk tidak menyebut mereka gila, dan malah menyarankan agar mereka fokus pada wawancara saja kalau mau exposure.

“Bagaimanapun, aku benar-benar minta maaf. Kalau bukan karena Liette, kau tidak harus datang ke sini saat akhir pekan. Tapi karena ada Hunter S-rank yang terlibat, kau harus… bekerja, ya?”

[Meski bukan karena Hunter Liette, aku tetap akan bersiaga di lokasi.]

“…Aku benar-benar minta maaf. Aku harusnya mencegah Guild Leader Sesung lebih keras.”

[Tidak, kau telah membantu banyak. Terima kasih.]

“Tidak usah begitu. Memang sudah tugasku.”

Setelah sedikit berbicara soal pekerjaan, aku mengakhiri panggilan dengan, “Sampai jumpa besok.” Langit sudah mulai menggelap.

“Ah, nyamuk.”

Taman atap masih penuh serangga terbang. Sambil menepis mereka, aku melirik ponselku.

‘Ini tidak akan berhasil kalau begini.’

Menyebalkan, tapi aku menelan harga diriku dan membuat panggilan. Aku membuka kontak dan menekan nomor “skill sialan itu”. Beberapa detik kemudian, sambungan terhubung.

[Akhirnya kau sudah lebih tenang?]

“…Untuk sekarang, ya.”

[Setelah aku tidak mendapat balasan atas hadiah permintaanku maaf, kupikir pasti ada sesuatu yang terjadi.]

“Hadiah permintaan maaf? Omong kosong macam—”

Aku menghentikan diriku. Akulah yang butuh bantuannya. Ini saatnya sedikit merendahkan diri.

“…Terima kasih atas hadiahnya. Maaf aku belum sempat membalas.”

Aku “menerima” hadiah itu dalam bentuk kiriman rangkaian bunga non-stop kepada aku dan Song Taewon di Hunter Association—setiap tiga menit. Kurir tidak bisa masuk area keamanan, jadi interkom gedung berbunyi tanpa henti. Pesan yang dilampirkan bahkan meminta balasan secara verbal. Aku begitu terharu sampai rasanya ingin menangis darah.

Selama semua itu, Song Taewon tetap tenang seakan tidak ada apa-apa. Jujur, aku semakin hormat padanya. Bagaimanapun, dia sudah menghadapi orang itu tiga tahun lebih lama dariku. …Ugh, hanya memikirkannya saja membuat mataku panas lagi.

[Ah, pasti ini soal anak-anak lucumu lagi. Noah kali ini?]

“Terkadang, aku berharap kau pura-pura tidak sadar… Tidak, kau benar sekali. Luar biasa. Benar-benar jenius.”

Aku mencoba menyelipkan sedikit sanjungan, meski terdengar sangat tidak tulus bahkan untuk telingaku sendiri.

“Tidak besar, benar-benar hal sepele. Aku cuma butuh sedikit bantuan.”

Setelah kujelaskan permintaanku, Seong Hyunjae terkekeh, terdengar cukup terhibur, tapi menerima. Lagipula permintaannya tidak sulit.

Setelah menutup telepon, aku menengok ke arah gedung di depanku. Samar-samar, sesuatu berkilauan keemasan di atap. Aku melambaikan tangan, dan sosok itu melompat turun tanpa ragu. Membentangkan sayap emasnya yang memancarkan cahaya lembut, ia melayang turun perlahan sebelum mendarat di depanku.

“Kenapa kamu masih dalam bentuk naga?”

Mendengar pertanyaanku, Noah memiringkan kepala sedikit sebelum menjawab.

— Aku pikir aku akan berlatih terbang sedikit lagi. Akan bagus kalau aku bisa sehebat Blue.

“Sayap yang kamu punya tidak sama seperti miliknya. Lagi pula, kamu sudah cukup bagus. Jangan khawatir terlalu banyak dan beristirahatlah. Kamu akan baik-baik saja.”

Aku tidak mengatakan bahwa dia akan menang. Itu bisa memberi tekanan yang tidak perlu. Tapi aku yakin. Tidak semua hal berjalan sesuai rencana, tapi kami sudah mempersiapkan yang terbaik.

Saat dia menundukkan kepalanya, aku secara naluriah mengusapnya. Noah menyipitkan mata abu-abu pucatnya dan tersenyum lembut.

— Ya. Selamat malam, Yujin.

“Sampai besok.”

Dengan itu, sang naga kembali terbang, sayapnya membentang lebar saat ia melesat menuju gedung. Aku menatapnya sejenak lalu meninggalkan taman atap. Ugh, nyamuk.

Hari Ranking Match Hunter A-rank pertama Korea pun tiba. Suasananya benar-benar meriah—di siaran, setidaknya. Lokasi sebenarnya, bagaimanapun, kosong melompong. Hanya berupa dataran tanpa apa-apa di kaki gunung.

Puluhan drone melayang untuk merekam pertandingan, tapi tidak ada yang mendekati area kami. Aku sudah memperingatkan bahwa Hunter S-rank yang tidak ingin difilmkan mungkin akan menghancurkan drone yang mengganggu.

Orang yang hadir di arena kosong hanya sedikit. Untuk keadaan darurat, ada satu healer, dua Hunter pertahanan peringkat-A untuk melindungi healer, dan tiga Hunter pertahanan peringkat-A lainnya untuk mengelola drone. Selain mereka, hanya Noah, Liette, Yuhyun, Yerim, dan Seong Hyunjae yang ada.

Semua orang lainnya, termasuk para Hunter A-rank peserta ranking match, para penonton yang ingin mencari keuntungan, staf penyiaran, dan tentu saja Song Taewon, berada di fasilitas pelatihan Hunter peringkat tinggi.

Dalam siaran TV, fasilitas pelatihan itu tampak ramai dan berisik. Semoga saja kegaduhan itu tidak membuat masalah. Tolong jangan bikin gara-gara, para A-rank. Jangan membuat pegawai pemerintah yang sedang lembur menderita lebih dari ini.

“Hey, Yujin, kamu harus pakai sunscreen lagi setiap dua atau tiga jam.”

Yuhyun mengingatkanku dengan nada serius.

Dia mengeluarkan sunscreen sambil berbicara. Saat pertama kali Yerim mengoleskannya padaku, dia sempat memberikan tatapan ‘apa-apaan itu’ pada Yerim, tapi begitu Yerim berkata, “Mister itu F-rank! Kalau tidak jaga kulit, nanti bisa kena kanker kulit!” dia langsung ikut memastikan aku memakai sunscreen secara teratur.

Memang, umat manusia sudah hidup ribuan tahun tanpa sunscreen, jadi ini terasa agak berlebihan. Tapi kalau anak-anak ingin mengurusku, apa yang bisa kulakukan? Menyebalkan, tapi kubiarkan mereka. …Meskipun itu berarti sunscreen di leher, tangan, dan lenganku juga.

“Sebentar lagi. Yerim, ayo mulai.”

“Siap!”

Yerim menjawab ceria sambil mengeluarkan tombaknya. Air yang sudah dia siapkan sebelumnya terangkat ke udara. Dia memang bisa menciptakan air dan es dari nol, tapi itu menghabiskan lebih banyak mana.

Volume air yang luar biasa besar itu meluncur ke atas lalu terbelah dua, bergerak ke kedua sisi arena dan menandai batasnya. Air itu melengkung dan berputar, menciptakan pintu masuk yang rumit sebelum membeku menjadi es. Di bawah sinar matahari musim panas, lorong es itu berkilauan indah. Drone berputar-putar, merekamnya dari berbagai sudut.

“Ini jauh lebih baik.”

Ini adalah pertarungan pertama Noah yang akan disiarkan. Memulai di lapangan tanah kosong jelas tidak layak. Bahkan ranking match Hunter S-rank, meski akhirnya hancur berantakan, selalu dimulai dengan kemegahan.

Meskipun tempat ini sunyi, siaran menambahkan musik latar dramatis sementara aku memeriksa live stream di ponsel dan melambaikan tangan ke Liette dan Noah. Liette, yang sengaja mengikat pedang panjangnya secara diagonal di pinggang, menyeringai dan melangkah maju terlebih dahulu.

Bunyi ketukan boots kulit hitamnya bergema di lorong es. Saat dia mencapai titik tengah lorong melengkung itu—

Fwoosh!

Api menyembur dari bawah. Irene, yang sudah mempersiapkannya, mengangkat nyala api merah terang itu tinggi-tinggi, melelehkan es dan membungkus Liette dalam cahaya berapi-api. Rambut hitam pendeknya bergoyang dalam gelombang panas, dan mata emasnya berkilau seperti inti api.

Meski panasnya ekstrem, Liette melangkah melewati es yang meleleh tanpa cedera, langkahnya tenang dan percaya diri. Adegan itu, dipadukan dengan musik siaran, tampak seperti adegan film blockbuster. Meskipun siarannya tidak benar-benar live dan ada sedikit delay, tetap saja hasilnya mengagumkan.

Liette melepaskan mantel Siléquia’s Wings dan melemparkannya tinggi, membiarkannya melayang jauh.

[Hunter S-rank dunia, Black Dragon Liette!]

Tulisan besar-besar muncul di layar. Salah satu Hunter A-rank yang menunggu segera mengambil Siléquia’s Wings. Terima kasih singkat untuk kerja sama Seong Hyunjae.

Drone kemudian beralih ke lorong es di sisi seberang, fokus pada Noah. Berbeda dengan kepercayaan diri santai milik Liette, Noah tampak sedikit tegang. Pandangannya tak lepas dari sosok kakaknya yang berdiri agak miring darinya.

Saat Noah melangkah dan mencapai tengah lorong—

Boom!

Petir menyambar. Puluhan—tidak, ratusan—cabang cahaya listrik membelit es, berkilau terang. Untuk sesaat, semua orang kehilangan fokus visual.

Crack!

Sepasang sayap emas terbentang lebar, menghancurkan es bercahaya menjadi serpihan berkilauan. Di tengah hujan kristal itu, naga emas muncul, megah dan bersinar.

Listrik menjalar dari tanah, melilit tubuhnya saat si naga terbang tinggi ke langit, seolah menjelma menjadi matahari. Footage drone dari sudut rendah tampak luar biasa spektakuler.

‘Tahu kan aku bilang memanggil Seong Hyunjae itu ide bagus!’

Aku tahu hasilnya bakal keren, tapi ini jauh melampaui ekspektasiku. Sempurna! Terima kasih lagi untuk Seong Hyunjae. Semoga rekaman resminya bagus. Untuk berjaga-jaga, aku juga meminta Do Hamin merekam sendiri.

“Aku tidak menyangka bakal kupakai sebagai efek khusus.”

“Kau sangat ahli. Bisa jadi pekerjaan sampingan.”

Kekuatannya ditahan di level minimal, dan efek cahaya diatur pas—tidak berlebihan. Sempurna. Dan tentu saja, Yuhyun dan Irene sudah mengatur efek api untuk Liette, dan Yerim sebagai dekorator utama telah melakukan pekerjaan luar biasa.

[S-rank siblings’ younger brother, mantan Ark Guild Leader, Golden Dragon Noah Luhir!]

Tunggu sebentar, kenapa Noah diperkenalkan sebagai “adik dari saudara S-rank” lebih dulu? Apa ini bias terhadap tipe support? Siaran kemudian menjelaskan bahwa Noah memiliki akses ke banyak skill dan item support khusus berkat perbedaan bawaan antara tipe combat dan support. Itu tentu saja untuk menutupi keberadaan skill-ku.

Sejak datang, aku mengaktifkan skill stealth-ku, membuatku tak terlihat bagi siapa pun di bawah S-rank. Agar tidak dicurigai, aku bahkan memasang partisi sementara dengan alasan mempersiapkan efek khusus.

Aku sudah menguji bagaimana skill stealth muncul di kamera. Bahkan pada frame diam, yang terlihat hanyalah bayangan samar yang nyaris tak kentara. Karena Hunter S-rank melihat hal yang sama di layar seperti orang biasa, tidak ada risiko ketahuan.

Jika ada yang curiga, kami bisa mengklaim itu adalah efek salah satu skill support yang diterima Noah.

“Kalau begitu, aku berangkat.”

“Hati-hati, hyung. Dan jangan memaksakan diri.”

“Semoga selamat, Mister.”

“Tenang saja. Grace bersamaku.”

Untuk berjaga-jaga, aku mengganti gelangku dengan kalung agar tidak terlepas. Kalung itu terpasang erat di leherku. Karena racun dilarang, aku menonaktifkan poison resistance dan sudah meminum obat anti-mabuk sebelumnya.

Menarik napas dalam, aku berjalan menuju Noah yang sedang berdiri menunggu. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kemenangan ada dalam jangkauan kami.

Chapter 177 - Sibling Fight (5)

— Yujin.

Noah, yang menyadari kedatanganku, menurunkan sayapnya dan merendahkan tubuhnya untuk memudahkan aku naik ke punggungnya. Setelah aku naik, aku mengencangkan sabuk yang terhubung ke harness. Lalu, aku mengaktifkan skill Teacher pada Noah. Di kejauhan, siluet Liette, yang berdiri di ujung arena, tampak dengan jelas.

Aku melilitkan syal yang kupinjam dari Yerim di leher Noah. Agar tidak mencolok, aku mewarnainya putih seperti harness. Mengulurkan tangan, aku menepuk ringan punggungnya yang bersisik.

“Awalnya, fokus hanya pada menghindar.”

— Baik.

Dari kejauhan, aku bisa melihat Yerim melayang di udara. Ia mengenakan headset siaran dan memegang kamera di satu tangan. Dia juga menggunakan item untuk meningkatkan ketajaman penglihatannya.

Bagi warga biasa, risikonya terlalu tinggi, dan refleks mereka tak bisa mengikuti pergerakan dalam pertandingan A-rank. Biasanya, seorang Hunter A-rank dengan skill terbang akan ditugaskan untuk merekam dan memberi komentar. Namun kali ini tidak mungkin. Risikonya terlalu besar—mereka bisa tersapu dalam pertempuran dan terluka parah. Tetapi Yerim, yang S-rank dan bisa teleportasi, dapat memberikan komentar langsung bahkan saat pertandingan S-rank berlangsung.

Aku juga memakai earphone dan menyalakan receiver yang sudah terhubung ke mikrofon Yerim. Suaranya yang ceria terdengar jelas.

[Halo~! Ini Park Yerim, komentator untuk pertandingan hari ini.]

Dia melambaikan tangan dengan ceria ke arah drone yang merekamnya sambil memperkenalkan diri.

[Saat ini kedua peserta sedang bersiap. Sinyal untuk memulai pertandingan akan diberikan oleh Sesung Guild Leader.]

Sesung Guild Leader itu sedang berada bersama peralatan siaran dan para healer, memastikan keselamatan mereka selama dia ada di sana. Walaupun, dengan skill-nya, dia bisa saja menghancurkan semua peralatan itu kapan pun jika dia mau.

Yuhyun berada tidak jauh dari sana. Karena durasi Stat Lending Noah hanya 30 menit, aku memintanya untuk meminjamkan stat tepat saat dibutuhkan.

[Sesung Guild Leader mengangkat tangannya! Sepertinya pertandingan akan segera dimulai.]

Sambil mendengarkan komentar Yerim, aku menyesuaikan posisi duduk agar lebih stabil dan membagikan skill serangan dua kali lipat kepada Noah. Awalnya aku khawatir skill itu akan mati di tengah-tengah penerbangan, tetapi untungnya, selama masih ada koneksi fisik—bahkan hanya melalui tali—itu dihitung sebagai kontak yang sah. Sejauh ini, meski tanpa kontak kulit langsung, barang-barang seperti pakaian atau sarung tangan sudah cukup.

Lewat pengujian tambahan, kami menemukan bahwa koneksi tetap bekerja melalui benda seperti tali atau tongkat, selama tidak melebihi sekitar setengah tinggi target dari tubuh mereka. Itu sedikit lebih panjang dari jangkauan tangan terulur.

Di langit, cahaya samar mulai berkedip. Sayap Noah menegang, dan kaki belakangnya bersiap mendorong tanah. Liette, di sisi seberang, mencabut pedang di pinggangnya.

Boom!

Guruh menggelegar. Noah melipat sayapnya—yang sebelumnya terbentang seolah hendak terbang—dan melesat ke depan. Pada saat yang sama, atmosfer bergetar hebat. Jika dia sempat terbang, serangan itu pasti mengenai tepat tempat dia berada barusan.

Zing—

Sebuah tebasan berbentuk bulan sabit melintas di udara. Ledakan keras menyusul dari belakang.

[Liette mengeruk sisi gunung dengan serangannya! Noah oppa menghindar dengan indah tanpa lepas landas! Sekarang dia naik ke langit! Liette langsung mengejarnya.]

“Ke arah gunung!”

Karena kami punya keunggulan dalam terbang, lebih baik menuju daerah penuh rintangan daripada dataran terbuka. Noah mengepakkan sayapnya dengan cepat. Aku tidak perlu melihat ke belakang; Yerim memberitahukan posisi Liette. Tak lama kemudian, tanah di bawah berubah menjadi hutan musim panas.

Boom!

[Liette mengayunkan pedangnya, dan semua pepohonan—bukannya terpotong—hancur! Apakah ini skill? Pecahannya, yang terselubung sesuatu seperti angin, terlempar ke udara.]

Sebagian hutan meluncur ke udara. Sebuah pohon dengan cabang dan daun utuh melintas dekat kami. Dengan kemampuan terbangnya yang terlatih, Noah menghindari serpihan-serpihan itu atau menghancurkannya dengan cakar sebelum cepat menjauh dari Liette.

“Terus menghindar seperti ini sampai Liette memakai dedicated form-nya.”

Meski dengan skill serangan dua kali lipat, itu tidak terlalu efektif bagi Noah. Bagaimanapun juga, skill itu tidak begitu berguna bagi seseorang dengan fokus support atau defense. Masalahnya, apakah ada skill serangan yang benar-benar bisa digunakan?

Hal yang sama berlaku untuk Noah. Ia tak bisa menggunakan racun, dan Silent Scream tidak bisa bekerja pada Liette. Item selain equipment dilarang dalam ranking match, jadi pereda rasa sakit pun tak bisa dipakai. Apa yang tadinya tampak sebagai opsi pun jadi tak berguna.

‘Itu tidak akan bekerja pada kakakku.’

Noah mengatakan ini saat kami menyusun strategi dan membahas skill Liette. Skill support tempur Liette, Heart for Victory, membuatnya sangat responsif terhadap gerakan lawan sekaligus sangat mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembekuan darah, memastikan lukanya tidak menghambat performanya.

Karena itu, bahkan Silent Scream dua kali lipat pun hanya akan menjadi gangguan kecil baginya. Pada akhirnya, kedua skill ofensif Noah seakan disegel.

Yang tersisa hanyalah Silent Wound yang baru ia dapatkan.

[Noah terus fokus hanya pada menghindar. Apakah ini akan membuatnya kalah karena ring-out?]

Nada suara Yerim terdengar benar-benar khawatir. Meski batas arena tidak didefinisikan dengan garis tegas, ada aturan agar tidak bergerak terlalu jauh dari area tertentu. Hunter yang berjaga akan menyalakan flare jika para petarung mendekati batas.

“Kamu mau terus lari, Pebble!?”

Teriakan keras terdengar. Noah refleks menoleh ke arah Liette. Pada saat yang sama, udara kembali bergetar. Sayap emas Noah berputar tajam saat tubuhnya menukik miring ke bawah.

Bang! Bang! Bang!

Berbeda dari serangan awalnya yang menyapu seluruh area, kali ini tebasan-tebasan pendek dan terputus-putus menyerang bertubi-tubi. Noah memelintir sayap dan tubuhnya untuk menghindar, serangan itu mengejarnya seperti misil berpemandu. Beberapa kali ujung sayap dan ekornya hampir tersayat, tapi ia berhasil menghindari luka. Baru saja ia bernapas lega, suara Yerim kembali terdengar.

[Aduh! Liette memandu gerakan Noah ke arahnya sendiri!]

Kata-katanya terasa seperti siraman air es. Aku sadar kami sudah sangat dekat ke tanah. Merinding, aku mengirimkan sensory feedback yang sudah diprogram lewat skill Teacher ke Noah.

Jika sudah masuk jebakan, terlambat untuk menghindar. Kalau begitu…

“Halo, Pebble.”

Dari dalam hutan, Liette menerjang. Dalam jarak yang tak bisa dihindari, pedangnya bersinar. Alih-alih mencoba kabur, Noah memutar tubuhnya.

Clang!

Pedang yang diayunkan itu menghantam lenganku. Dalam kondisi normal, efek serangan itu saja sudah cukup untuk meratakan area sekitar. Namun berkat kekuatan nullification, seluruh dampaknya terserap sempurna, menyisakan hanya suara benturan.

Liette mengernyit ketika mata kami bertemu. Namun hanya sesaat. Noah, tidak menyia-nyiakan celah kecil yang tercipta oleh nullification itu, mengayunkan ekornya.

Whack!

Seolah sudah menunggu hal ini, Liette menurunkan kakinya, telapak sepatunya diselubungi cahaya emas, menahan ekor Noah. Tubuhnya memantul ke atas seperti pegas dan melayang di udara sebentar, dalam posisi terbuka. Melihat kesempatan itu, Noah memperlihatkan gigi dan menerjangnya, mata emasnya bersinar seolah—meski tidak benar-benar—sedikit senang bisa membalas. Panik, Liette memutar arah sayapnya.

“Mau ke mana?!”

Liette mengangkat pedangnya di udara, memutar tubuh. Lalu, dengan satu tendangan kuat, ia melontarkan bilah pedangnya seperti proyektil.

Thunk—!

Cakar-cakarnya, kini terlihat seperti belati hitam, melesat ke arah Noah seperti panah.

Scrraatch!

— Ugh!

Meskipun Noah sudah menjauh cukup jauh dan menghindari serangan langsung, sisik di pangkal sayapnya tercakar dalam. Darah muncrat tipis saat Liette mendarat, mengambil kembali pedangnya. Noah memutar tubuh, mengaktifkan healing skill, dan kabur ke arah sebaliknya.

[Itu nyaris sekali! Memiliki healing skill itu benar-benar keunggulan besar dalam ranking match tanpa potion. Inilah kenapa Hunter tipe support tidak boleh diremehkan. Setiap Hunter punya kelebihan dan kekurangan.]

Itu pasti gaya bicara Seok Si-myung. Liette mulai mengejar lagi. Emosinya tampak membara karena Noah terus menghindar. Tanpa skill khusus, seorang manusia kecil yang berlari dengan dua kaki jelas lebih lambat daripada seekor naga bersayap. Meski ia bisa melonjak dengan kecepatan meledak seketika, itu tidak bisa dipertahankan lama.

“Bagaimana stamina kamu?”

— Aku baik-baik saja, sangat baik. Perlu kupancing lagi? Meski kena beberapa serangan, mana-ku masih banyak.

“Namun tetap hati-hati. Kalau dia berhasil menangkapmu, kamu bahkan tak akan sempat memakai healing skill, kan?”

— …Ya.

Suaranya langsung melemah, seperti teringat sesuatu yang tidak menyenangkan dari masa lalu. Aduh. Aku buru-buru menenangkannya, memujinya, dan mengatakan agar tidak khawatir.

[Noah hampir mencapai batas! Flare sudah ditembakkan!]

Fwooosh! Sebuah flare merah melesat ke langit. Bersamaan, Noah mengubah arah tajam. Saat ia terbang rendah melewati Liette, nyaris seperti mengejek, rentetan serangan sporadis mengikuti. Namun jarak memadai membuat penghindaran tidak terlalu sulit.

“Kamu benar-benar seperti tikus!”

Nada suara Liette semakin jengkel. Akhirnya—

— Grrrrr.

Dengan geraman rendah yang menggetarkan udara, seekor naga hitam raksasa muncul. Setiap cakarnya, sebesar kait baja raksasa, mencakar tanah.

“Noah, ke arah Yuhyun!”

Thud, thud, thud. Tanah bergetar ketika naga hitam itu mengejar, mendekat dengan cepat. Di belakang Liette, medan tampak seperti diluluhlantakkan gempa bumi. Ukuran dan kekuatan bentuk naga itu membuatnya mengejar sayap Noah dengan mudah.

— Ke sini!

Bagaikan kucing menerkam kupu-kupu, Liette—dalam bentuk naga raksasanya—melompat dengan anggun, mengayunkan cakarnya. Walau serangannya tidak langsung mengenai, shockwave-nya cukup untuk menggoyahkan sayap Noah dengan keras, membuatnya oleng. Saat Noah memulihkan keseimbangan, ia menggunakan Stat Lending pada Yuhyun, meminjamkan Strength.

Sesaat setelah itu, Yuhyun menghunus pedangnya.

Scrrraaaatch!

Sebuah garis panjang tergores di tanah di depan Liette, dan api menyembur seperti dinding. Suara Yuhyun terdengar tegas ketika ia berbicara pada Liette, mata emasnya yang menyipit bersinar tajam.

“Ini batasnya.”

— Kelihatannya tadi lebih lebar. Apa kau memihak?

“Untuk apa aku memihak?”

[Apakah ini jadi bonus match?! Tapi tunggu, apa yang terjadi kalau Hunter lain ikut campur? Pertandingannya dihentikan? Battle royale bertiga kayaknya seru!]

Kegembiraan Yerim terdengar jelas sementara Yuhyun dan Liette saling mendengus. Sementara itu, Noah mengeluarkan peralatan yang sudah ia siapkan sebelumnya. Itu adalah claw cover khusus untuk pertempuran.

“Seperti yang kukatakan, itu hanya sekali pakai.”

Itu adalah equipment buatan Myungwoo, dirancang untuk memaksimalkan daya tembus cakar dalam satu serangan penentu.

Noah tidak bisa membuat luka berarti pada Liette. Dalam wujud manusia, ia tidak bisa mendekat. Dalam wujud naga, sisik Liette terlalu tebal.

Skill baru Noah, Silent Wound, hanya aktif setelah ada luka yang diberikan pada target.

“Gunakan momen itu untuk membuat luka sepanjang dan sedalam mungkin.”

Kemampuan pemulihan Liette sangat kuat. Bahkan tanpa potion atau healing skill, pendarahannya langsung berhenti, dan dalam dedicated form-nya, luka kecil akan sembuh seketika. Jadi tujuannya adalah memberikan luka yang tidak bisa langsung sembuh atau diabaikan.

“Saat Liette dalam dedicated form, dia mengandalkan sisiknya dan tidak terlalu fokus menghindar atau bertahan. Lehernya pendek dan tebal, membatasi pandangan.”

— Baik. Aku sudah latihan banyak.

Noah menghabiskan waktu berjam-jam di dungeon C-rank yang dipenuhi earth dragon, makhluk yang lebih kecil dari Liette tapi mirip bentuknya. Ia mempelajari gerakan mereka dengan tekun, berlatih melawan mereka sepanjang hari. Meski kecepatan dan kekuatan mereka beda jauh, pola gerakan dasar mereka mirip.

Naga emas itu berbalik menghadap naga hitam. Liette menatap Noah, yang berhenti di udara, dengan ekspresi puas.

— Akhirnya kamu mau serius?

Tanpa menjawab, Noah melipat sayapnya. Tubuh emasnya jatuh lurus ke bawah, menukik. Liette menerjang seperti predator menerkam mangsa. Crack, crack! Suara tulang punggungnya bergeser terdengar ketika tanah terkoyak, debu dan serpihan beterbangan. Tepat sebelum mereka bertabrakan, Noah membuka sayapnya lebar-lebar.

Whoosh! Angin berputar, mengguncang debu yang sudah naik menjadi kabut tebal. Sesaat, Liette berkedip. Swish! Noah memutar tubuh, hampir bersentuhan dengan taring besar di rahang raksasa itu. Ujung sayap emasnya menyentuh sedikit sisik hitam yang keras seperti baja.

Slash!

Cakar Noah menancap di leher tebal Liette. Dengan momentum dari turunan tajamnya, ia menyeret cakarnya ke bawah, mengukir garis merah dari leher hingga ke belikat. Sisik beterbangan, daging terbelah, darah muncrat, membasahi bahkan pakaianku. Claw cover itu, setelah menjalankan tugasnya, pecah dan tersebar tertiup angin.

— Grrrrk!

Itu bukan rintihan kesakitan—itu amarah. Tubuh raksasa Liette berputar dengan kelincahan yang mustahil untuk ukurannya. Deretan duri di punggungnya menghalangi pandangan Noah ketika cakarnya yang besar menerjang tubuh Noah yang relatif kecil.

— Screeech!

“Noah!”

Sayap kanan dan kaki belakang Noah hampir tercabik oleh serangan itu. Untungnya, ia tidak pingsan. Tertatih, ia menggunakan healing skill sambil berlari naik ke punggung Liette, langkahnya goyah. Sesaat sebelum naga hitam itu memutar tubuhnya untuk melemparkannya, sayap Noah yang sembuh mengepak.

“Kamu hebat!”

Aku cepat-cepat memuji Noah yang terengah saat ia kembali ke udara.

“Sekarang, waktu ada di pihak kita.”

Silent Wound telah aktif dengan efek dua kali lipat. Naga emas itu gemetar sedikit, melayang di atas naga hitam. Getaran itu perlahan mereda. Meski ia menatap kakaknya yang murka, Noah mengepakkan sayap dengan tenang dan mantap.

Chapter 178 - Sibling Fight (6)

Silent Wound (S). Skill yang baru diperoleh Noah ini memiliki kemampuan untuk menurunkan semua stats lawan.

Skill tersebut bekerja dengan mengurangi stats lawan sebesar 1% per menit, hingga maksimum 50%, dimulai segera setelah memberikan luka. Skill ini tidak memiliki batasan grade—skill ini dapat memengaruhi lawan dari rank apa pun, dan baik poison resistance maupun curse resistance tidak dapat memblokirnya.

Sekilas, ini tampak seperti skill yang sangat kuat. Namun, dalam praktiknya, skill ini sangat sulit digunakan.

Masalah pertama adalah bahwa Noah adalah Hunter tipe support. Dibandingkan dengan Hunter lain di rank yang sama, stats miliknya relatif rendah, dan skill ofensifnya tidak memadai. Artinya, sulit baginya untuk bahkan memberikan luka pada lawan ber-rank S sendirian. Apa gunanya skill tanpa batasan grade jika kamu bahkan tidak bisa mengaktifkannya?

Selain itu, Silent Wound hanya tetap aktif selama luka yang diberikan belum disembuhkan. Jika lawan menyembuhkan lukanya sepenuhnya, efek pengurangan stats akan hilang. Karena itu, untuk memaksimalkan skill ini, Noah harus terus-menerus menghalangi lawan agar tidak bisa menyembuhkan dirinya. Tentu saja, ini adalah tugas lain yang sulit ditangani sendirian oleh seorang Hunter tipe support.

Pada dasarnya, Noah—yang memiliki kemampuan untuk membantu orang lain—justru membutuhkan bantuan dari Hunter lain untuk bisa menggunakan skill ini dengan benar.

Mekanisme dan persyaratan skill ini pada dasarnya bertentangan dengan profil stats dan gaya bertarung Noah.

Namun, jika diterapkan dengan benar, ini adalah skill yang mampu mengalahkan lawan yang jauh lebih kuat darinya.

“Bagaimana, Noah?”

Menanggapi pertanyaanku, Noah menjawab.

-Durasinya memendek!

Efek skill double attack telah mengurangi waktu aktivasi Silent Wound. Dengan kata lain, stats Liette sekarang berkurang 1% setiap 30 detik, bukan setiap menit.

Bagi Noah, yang perlu bertahan, durasi yang lebih singkat menguntungkannya. Jika dia bisa bertahan lima menit lagi saja, akan jauh lebih mudah untuk menghindari serangan Liette.

“Apakah pengurangan stats maksimalnya masih sama?”

-Deskripsi di skill window tidak berubah, jadi aku tidak yakin. Tapi pengurangan yang diterapkan pada lawan pasti diperbarui setiap 30 detik.

“Kalau begitu mari terus lari untuk sekarang!”

-Baik!

Saat Noah menaikkan ketinggian terbang, suara Yerim yang sedikit panik terdengar.

[Uh… aku baru saja menerima pembaruan baru untuk peraturan pertandingan. Sepertinya ada kesepakatan luas bahwa arena tidak hanya harus memiliki batasan lebar tetapi juga batasan tinggi. Jika lawan yang bisa terbang terus naik, pertandingan sulit berlangsung dengan benar.]

…Tch. Aku sengaja tidak menyebutkan batasan ketinggian karena itu menguntungkan Yuhyun, Yerim, dan Noah. Tapi sepertinya strategi Noah yang jelas-jelas melarikan diri ke atas telah mengganggu para penonton. Dalam ranking match sebelum regresiku, aturan pembatasan terbang juga diperkenalkan pada putaran kedua.

Yerim, memegang pengeras suara di pinggangnya, mengangkat suaranya.

“Mulai sekarang, terbang terlalu tinggi dilarang! Karena sulit menentukan ketinggian yang tepat selama pertandingan, setiap penerbangan yang dinilai sebagai upaya menghindar alih-alih bertarung akan menghasilkan peringatan! Jika kamu mengumpulkan tiga peringatan, itu dihitung sebagai diskualifikasi!”

Noah menoleh kepadaku, seolah bertanya apa yang harus dilakukan.

“Kita sudah sejauh ini; kita tidak boleh kalah karena diskualifikasi. Tapi kalau jadi berbahaya, lari saja. Dalam pertarungan nyata, pemenangnya adalah orang yang tetap hidup, dengan cara apa pun.”

Meskipun didiskualifikasi, Liette tidak akan mengakhiri pertandingan begitu saja. Tentu saja, kami juga tidak akan menerimanya begitu saja. Meskipun idealnya menang secara spektakuler, tidak perlu mengambil risiko kalah hanya untuk menghindari peringatan.

Boom!

Suara menggelegar terdengar saat Liette mendekat dengan cepat. Ketika Noah naik lebih jauh untuk menghindar, sebuah suara mengumumkan bahwa dia telah menerima peringatan.

“Ambil dua peringatan kalau perlu! Setelah stats Liette turun lebih jauh, akan lebih aman untuk menurunkan ketinggian, jadi bertahanlah dulu!”

Aku meyakinkan Noah, yang tersentak mendengar kata “peringatan.” Dengan tiga peringatan menuju diskualifikasi, kami masih bisa menanggung dua. Selain itu, peringatan biasanya tidak diberikan berturut-turut. Benar saja, meskipun Noah mempertahankan ketinggiannya, peringatan kedua tidak langsung menyusul.

Itu terjadi ketika dia pura-pura menurunkan ketinggian sedikit untuk terlihat kooperatif.

-Pebble, apa yang kamu lakukan?

Suara geraman Liette mencapai kami. Apakah dia sudah menyadarinya? Baru sekitar lima menit berlalu. Jika dia menyadari stats-nya sedang dikurangi, dia pasti akan menjadi lebih agresif.

[Oh! Liette! Apa yang dia rencanakan?!]

Seruan Yerim membuatku cepat menoleh ke belakang. Aku melihat naga hitam raksasa bangkit berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Dengan batas arena begitu dekat, Noah tidak bisa terus melarikan diri dan perlu mengubah arah segera. Liette jelas sudah memperhitungkannya.

Aura mengerikan menyebar dari seluruh tubuhnya, kabut gelap mengelilingi bentuknya. Lalu, naga hitam itu menghantam tanah dengan tubuh masifnya.

Rumble!

Tanah terbelah. Untuk saat ini, itu tidak terlalu mengancam. Namun, Liette tidak berhenti hanya dengan menginjakkan kaki—bobot besarnya menghancurkan lebih dalam ke retakan, memecahkan dan menggali lebih jauh.

Di tengah suara benturan tanpa henti, tanah yang sebelumnya retak mulai melonjak ke atas. Seolah dunia terbalik, tanah, batu, dan pepohonan terpental tinggi ke udara. Dan di bawah semua ini, sosok hitam itu seharusnya muncul kembali.

‘Di mana Liette?’

Naga hitam yang telah membalikkan tanah sepenuhnya itu tidak terlihat. Sebagai gantinya, Noah kini dikelilingi rintangan di semua sisi.

“Noah!”

Ini berbahaya. Aku pernah melihat pertarungan seperti ini sebelumnya. Tanpa ragu, aku mengaktifkan skill Teacher, menargetkan Liette, yang pasti ada di dekat sini. Meski tidak terlihat, skill itu aktif—pasti berhasil karena jarak dekat atau karena aku sudah tahu dia ada di area tersebut.

Setelah memastikan ini, aku mentransfer indra Liette secara sepihak ke Noah.

‘…Ugh.’

Gelombang penolakan yang kuat membuat penglihatanku berputar. Tapi yang lebih penting, aku bisa merasakan Liette—yang telah kembali ke wujud manusianya—bersembunyi di antara puing-puing dan mendekati posisi Noah. Seperti yang diduga.

Swish—

Kali ini tidak ada tanda-tanda peringatan, tidak ada getaran udara. Bilah itu menebas ruang dengan senyap. Noah, yang menerima indra Liette, bergerak tepat waktu, tetapi bilah itu melintas begitu dekat dengan sisik emasnya sehingga nyaris memotongnya. Meski begitu, darah memercik dari goresan tipis itu.

Dan ini baru permulaan.

Grrrumble, bongkahan tanah yang telah terpental tinggi ke udara mulai jatuh seperti hujan sementara pedang Liette menari melalui kekacauan. Setiap kali Noah menghindar dengan selisih tipis, batu dan pohon di sekitarnya terbelah atau hancur menjadi serpihan. Medan pertempuran menjadi begitu dipenuhi puing hingga mustahil melacak pergerakan Liette secara visual. Dia sepenuhnya mengandalkan indra yang dibagikan melalui skill Teacher untuk menghindari serangan tak berkesudahan itu.

Scrape! Crack!

Bilah yang berkilauan itu menggores sisik emas Noah berulang kali, pantulannya seolah tidak berakhir. Padahal, hanya sedikit waktu berlalu, tetapi napas Noah semakin berat setiap kali serangan hampir mengenainya. Akhirnya, puing-puing yang berjatuhan mulai mereda, tak lagi menyediakan pijakan bagi Liette. Dia berputar di udara dengan tatapan tajam dan turun ke tanah.

Boom!

Dengan hantaman keras, naga hitam itu mendarat. Aku segera menarik skill Teacher dari Liette. Nafasku sendiri sama beratnya dengan Noah saat ini. Bahkan dengan efek Lautitars’ Natural Enemy yang aktif, resistensi intens milik Liette membuatnya sulit ditanggung. Tanpa title itu, aku mungkin sudah pingsan.

-Apakah kamu baik-baik saja?

Tanya Noah, menggunakan healing skill pada luka-luka kecil di tubuhnya. Dia begitu sibuk menghindar hingga tidak sempat merawat dirinya.

“…Ya. Hanya sedikit pusing.”

Noah mengepakkan sayapnya lebar-lebar, berputar di atas Liette, yang menampakkan gigi seperti predator yang mengincar mangsa.

“Dia merasa terpojok sekarang, jadi dia mungkin akan menyerangmu dengan semua yang dia punya.”

Alasan dia kembali ke wujud naga kemungkinan karena itu memudahkannya bertahan dari pengurangan stats. Ketika Noah berubah ke dedicated form-nya, semua stats-nya meningkat sedikit. Hal yang sama mungkin berlaku untuk Liette, meski stamina dan strength-nya hampir pasti meningkat jauh lebih besar daripada Noah.

“Berapa pengurangan stats-nya sekarang?”

-Baru mencapai 20%.

Dua puluh persen. Dengan asumsi stats dedicated form Liette masih sedikit lebih baik daripada milik Yuhyun dalam strength dan stamina, tapi tidak dalam magic atau agility, Noah baru bisa mengikuti sedikit.

“Mari ambil satu peringatan lagi.”

-Baik!

Noah naik lebih tinggi, dan Liette, yang merendah seolah siap menerkam, menggeram frustrasi. Seruan Yerim segera menyusul.

“Itu peringatan kedua! Satu lagi dan kamu akan didiskualifikasi, jadi hati-hati!”

Angin menyapu, dan cahaya matahari musim panas menembus langit tanpa halangan. Aku sempat bertanya-tanya apakah naga bisa berkeringat. Sebelum menerima peringatan terakhir, Noah dengan cepat menukik turun.

Crash!

Liette, yang mengejarnya dalam sekejap, melancarkan serangan lain, tapi Noah menghindar dengan jauh lebih mudah. Kekuatan destruktifnya masih sama, merobek pohon dan tebing, tetapi jelas penurunan stats-nya mulai terlihat.

-Sudah 30%.

“Apakah skill stat-lending masih aktif?”

Noah mengonfirmasi bahwa skill itu masih berjalan. Kami bisa menunggu hingga pengurangan mencapai 50%, tetapi aku menilai bahwa sekarang adalah waktu yang lebih baik—ketika strength Liette masih cukup tinggi untuk membuatnya lengah.

“Noah, mari kita akhiri ini.”

Noah menekan bibirnya rapat, pandangannya menyapu medan pertempuran. Mata abu-abu pucatnya terkunci pada tebing curam di kejauhan. Dalam satu gerakan cepat, dia mencapai tebing dan berbalik menghadap Liette. Dengan keempat kakinya menancap kuat di tepi, dia menegangkan anggota tubuh dan sayapnya. Aku merapat sedekat mungkin di punggungnya.

Bang!

Batu keras tebing itu hancur saat Noah mendorong dengan kekuatan besar, selaput sayapnya membelah udara seperti tali busur yang melepaskan anak panah. Liette berbalik untuk menyambutnya, mengarahkan cakar dan taringnya pada sosok yang mendekat. Melihat serangan garang itu, aku mengaktifkan kembali skill Teacher pada naga hitam, mentransfer indranya secara sepihak ke Noah.

Sayap emas Noah berkedut tajam, menyesuaikan sudutnya dengan gerakan yang tepat. Dia menghindari cakar yang tampak akan merobeknya, meluncur keluar dari jangkauannya. Taring tajam Liette menutup udara kosong, tetapi Noah mempercepat lebih jauh, menabrakkan seluruh beratnya ke leher naga hitam yang tebal dan bersisik.

Sisik hitam yang tampak tak tertembus itu penyok ke dalam. Kekuatan Noah mendorong Liette mundur.

-Grrrk!

Suara mirip tercekik keluar dari tenggorokan Liette.

-Nuuunieem!

Seruan Noah bercampur dengannya. Dan kemudian, akhirnya—

Thud!

Tubuh raksasa Liette ambruk ke tanah. Tidak mampu menahan hantaman itu, dia jatuh, kaki-kakinya sempat berkedut seperti lumpuh sesaat. Noah berdiri di atasnya, menekan lehernya sementara dia terus menggeram rendah, harga dirinya enggan padam. Mata emasnya, sewarna dengan sisiknya, bertemu tatapan kakaknya.

-Aku menang.

-…Kamu menang. Lalu apa?

-Tidak ada.

-Bukan karena siaran?

-Bukan.

Noah menghela napas panjang sebelum melanjutkan.

-Kakak, baik kamu maupun aku tidak peduli hal-hal seperti itu. Tentu saja, aku tidak menyukaimu. Aku membencimu. Aku pernah ingin membunuhmu. Tapi sekarang, itu tidak penting lagi. Itu tidak berarti aku memaafkanmu. Pengampunan bukan sesuatu yang bisa kita berikan atau terima satu sama lain sejak awal.

-Sudah seharusnya begitu. Aku tidak merasa melakukan sesuatu yang salah.

Seolah sudah menduga jawaban itu, Noah terkekeh. Itu tawa ringan, santai, seolah benar-benar tidak mengganggunya.

-Kalau begitu kenapa kamu membiarkan kesempatan ini? Ini tidak akan datang dengan mudah untuk kedua kalinya.

-Karena aku tidak perlu membencimu lagi.

Tidak masalah. Tidak perlu. Noah berbicara seolah sedang melepaskan beban yang telah lama dia pikul.

-Aku cukup dicintai. Dan itu, bagiku, jauh lebih baik. Daripada menghabiskan waktuku membencimu, daripada memenuhi hatiku dengan kebencian dan kepahitan, aku akan memikirkan dan memegang sesuatu yang lebih hangat. Aku akan hidup tanpa dirimu di dalamnya.

Mata Liette menyipit. Dia menggeser tubuhnya sedikit, lalu kembali berubah ke wujud manusia. Dengan tangan yang masih sedikit bergetar, dia mengeluarkan potion dan melambaikannya ke arah drone yang masih menyorotnya.

“Aku kalah. Apakah boleh menggunakan potion?”

Suara Yerim mengumumkan kemenangan Noah. Liette meminum potion itu, lalu berdiri, mengalihkan pandangannya kepada adiknya.

“Jadi, Pebble.”

-Itu Noah.

“Benar, Noah.”

Liette mengangguk, lalu tersenyum tipis.

“Itu tidak apa-apa. Itu cara hidup yang tidak buruk. Tapi Noah, ingat ini—aku selalu bisa menerkam sayapmu kapan saja. Kamu tahu sifatku. Jangan lengah.”

-Ya, Kakak. Dan jika kamu pernah ikut campur dalam hidupku, aku akan menerkam lehermu. Dengan cara apa pun.

“Ah, itu agak menyakitkan perasaanku.”

Liette menggaruk bagian belakang kepalanya dengan kasar, tetapi tidak ada keraguan sedikit pun dalam gerakannya saat dia berbalik pergi.

Aku turun dari punggung Noah, dan dia kembali ke wujud manusianya. Sebelum aku sempat bertanya apakah ini benar-benar tidak apa-apa, Noah tersenyum lebih dulu. Itu wajah yang benar-benar bebas dari bayangan. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah kakaknya yang menjauh, dia tersenyum lebar. Melihat ekspresinya, aku menyadari tidak perlu bertanya.

Chapter 179 - A-Rank Ranking Match (1)

Liette langsung menuju para healer yang sedang menunggu. Meskipun dia sudah menggunakan potion, masih mungkin ada cedera yang tidak terdeteksi, jadi lebih baik menerima skill penyembuhan juga. Mengelola kondisi tubuh dengan baik adalah prinsip dasar bagi Hunter tempur. Tentu saja, orang biasa pun seharusnya menjaga kesehatan mereka.

Aku juga benar-benar harus mulai berolahraga.

Saat drone-drone di atas kami mundur, kami bersiap meninggalkan medan pertempuran—atau lebih tepatnya, tanah tandus yang tampak seperti telah dihantam beberapa gempa. Baru saja kami mulai bergerak menjauh, ponselku berdering. Begitu kuangkat, suara riuh langsung memenuhi telingaku.

[Oh, dia angkat! Dia angkat!]

[Yujin! Semuanya baik-baik saja?]

[Tuan, apakah Noah ada di dekatmu?]

[Kami baru lihat, kemenangannya! Noah luar biasa!]

Suara Do Hamin, Myungwoo, Seok Hayan, dan Kim Minui terdengar satu per satu, bersama suara orang-orang lain di belakang. Karena proses editing, siaran TV sedikit tertunda, jadi sepertinya pertandingan baru saja berakhir di televisi. Aku meyakinkan Myungwoo bahwa semuanya baik-baik saja, berjalan sempurna, dan berterima kasih padanya dengan tulus.

“Seok Hayan, kamu masih bangun? Itu jarang terjadi.”

[Berkat minuman energi racikan spesial kami yang membawa hari esok ke hari ini!]

[Bagaimana dengan Noah? Apa dia sudah pulih sepenuhnya?]

Salah satu anggota tim Seok Hayan bertanya dengan cemas. Aku memastikan mereka bahwa Noah baik-baik saja sebelum menyerahkan ponsel kepadanya. Suara-suara ucapan selamat menggema, dan Noah, tampak sedikit malu, mengucapkan terima kasih.

‘Dia masih dekat dengan orang-orang dari gedung.’

Sejak hari kami meminta bantuan Myungwoo untuk membuat harness, Noah menjadi dekat dengannya. Lebih tepatnya, setelah mendengar tentang sejarah keluarga Liette dan Noah, Myungwoo merasa iba dan mulai mengurusnya. Noah tidak terlihat keberatan—bahkan, dia tampak sedikit mengagumi Myungwoo. Saat Myungwoo dengan cepat membuat claw covers setelah harness, kekaguman itu makin terlihat di mata Noah.

Sambil setengah mendengarkan suara-suara di telepon, kurasa telah terjadi cukup banyak keributan. Ini pertama kalinya pertarungan Hunter S-rank disiarkan di TV, jadi kegembiraan itu bisa dimengerti. Tapi suasananya bahkan terasa lebih meriah dari yang kuduga. Karena ini acara domestik, bukan internasional, aku kira reaksinya akan lebih tenang dibandingkan ranking match yang asli. Namun kembali lagi, sebelum regresiku, pertarungan individu dan raid yang melibatkan Hunter sudah beberapa kali disiarkan. Dulu tidak terasa seheboh ini.

‘Kalau Yun Yun ada di sini, dia pasti sangat menikmati ini.’

Pikiran tentang Goblin King melintas di benakku. Sudah lama tidak ada kabar atau unggahan SNS darinya. Aku cemas bagaimana keadaannya, tapi tak ada cara untuk mencarinya. Aku bahkan meminta Do Hamin melacak nomor ponselnya, siapa tahu, namun ternyata itu nomor yang digunakan kurang dari setahun. Selain itu, dengan skillnya yang sulit dilacak, bahkan jika dia ada di Korea pun tidak mudah menemukannya—apalagi sekarang, saat dia kemungkinan berada di Tiongkok yang semakin terisolasi.

‘Yun Yun mungkin punya teleportasi ruang S-rank dan skill stealth, jadi mungkin tidak ada yang bisa melukainya.’

Tetap saja, siapa yang tahu? Selalu ada kemungkinan musuh mirip ubur-ubur itu ikut campur. Meski Yun Yun bukan manusia, dia sudah sampai pada titik di mana dia bisa digolongkan sebagai S-rank alami. Tidak mengherankan jika seseorang mencoba mendekatinya—skillnya saja sudah membuatnya sangat berharga.

‘Dia bukan tipe yang mudah tumbang, tapi aku tetap khawatir.’

Setidaknya kontraknya masih utuh, jadi aku tahu dia masih hidup. Yang bisa kulakukan hanyalah menunggu dengan sabar. Aktivitas SNS-nya berhenti tepat di sekitar waktu Choi Seokwon meninggal. Waktu itu makin membuatku cemas, karena terjadi sehari setelah aku bertemu ubur-ubur itu di rumah Seong Hyunjae.

“Hyung, apa kau terluka di mana pun? Apa kau merasa pusing?”

“Mister, apa kau baik-baik saja?”

Yuhyun dan Yerim menghampiriku dengan cemas. Kondisiku tidak sempurna, tapi obat mabuk perjalanan tampaknya cukup membantu. Mana-ku lebih dari separuh terkuras, dan penggunaan paksa Teacher skill pada Liette membuatku sakit kepala, tapi tidak terlalu parah.

Aku sempat mempertimbangkan mengambil mana potion atau bahkan beberapa pereda nyeri, karena resistansi racunku sedang aktif, tapi kuurungkan niat itu. Tidak perlu membuat anak-anak ini khawatir.

“Aku hanya agak lelah. Terima kasih atas bantuanmu, Yuhyun. Yerim, kamu juga hebat.”

“Aku ingin tampil di TV untuk pertandingan, bukan hanya sebagai komentator! Suatu hari nanti pasti ada ranking match S-rank, kan?”

“Kalau pun ada, kamu tidak bisa ikut.”

Mata Yerim melebar mendengar kata-kataku, seperti baru saja disambar petir.

“Kenapa tidak?”

“Kamu masih di bawah umur. Mana boleh menyiarkan anak-anak bertarung?”

“Tapi Noah baru sembilan belas!”

“Ulang tahunnya sudah lewat. Dan menurut kewarganegaraannya sekarang, dia legally adult.”

“Tapi… bukannya kau bilang Hunter punya undang-undang khusus?”

“Itu hanya untuk beberapa hal tertentu. Tidak berlaku untuk ranking match. Bahkan Hunter di bawah delapan belas tetap dilindungi sebagai minor.”

Kalau dia membalas bahwa raid dungeon sama berbahayanya, aku memang tidak punya banyak alasan pembelaan, tapi setidaknya raid itu untuk bertahan hidup. Ranking match, sebaliknya, adalah hiburan dan dianggap olahraga. Mengizinkan minor ikut bertarung demi siaran sangat tidak pantas. Dan menyiarkan pertarungan itu akan mengundang kecaman publik.

Bahkan sebelum regresiku, ranking match mewajibkan usia minimal 18 tahun, dan pertandingan A-rank sekarang mengikuti aturan yang sama. Ngomong-ngomong, ulang tahun Kang Soyeong belum lewat, kan? Bahkan kalau dia keluar dari dungeon lebih cepat, dia pun tidak bisa ikut.

“Ini tidak adil! Andai aku lahir lima tahun lebih awal!”

“Bukan empat tahun?”

“Kalau mau lahir lebih awal, sekalian saja sejajar dengan Guild Leader! Ulang tahunku lebih awal, jadi aku jadi kakak perempuannya!”

Yerim sebagai kakak perempuan Yuhyun? Sulit dibayangkan. Yuhyun tampaknya punya perasaan yang sama—atau lebih tepatnya, melihat ekspresinya, bukan sekadar sulit dibayangkan, melainkan benar-benar menggelikan baginya.

Saat itu, Noah yang selesai menelepon menyerahkan ponselku kembali. Lalu, dengan ekspresi serius, dia berbicara.

“Mister Yujin, sebelumnya, aku meminta izin untuk tetap berada di sisimu sampai aku tidak lagi takut pada kakakku.”

“Ah, ya. Aku ingat.”

“Tapi sekarang, aku hanya ingin berada di sisimu, tanpa alasan khusus.”

“Aku dengan senang hati menerimamu. Bagaimanapun, kamu sudah sangat membantuku.”

Noah tersenyum, seolah sudah menduga jawabanku. Namun wajahnya cepat menjadi serius lagi.

“Aku sudah baik-baik saja sekarang. Aku tidak khawatir meski kakakku ada di Korea. Tapi… kalau memungkinkan, bisakah aku juga tinggal di rumahmu?”

“Apa? Yah…”

Baru saja aku hendak mengiyakan, aku mendengar gumaman rendah Yuhyun.

“…Kadal sialan itu, setelah semua yang kulakukan untuknya.”

Suaranya begitu pelan sehingga dengan telinga normal aku tidak akan mendengarnya. Namun karena Teacher skill masih aktif pada Noah, aku mendengar geraman lirih itu dengan sangat jelas.

Aku terdiam, dan Noah menoleh pada Yuhyun.

“Hunter Han Yuhyun, tolong!”

…Kenapa dia memohon pada Yuhyun sekarang? Di luar dugaan, Noah maju selangkah dan mulai merayunya dengan sungguh-sungguh.

“Aku akan tetap dalam dedicated form-ku agar tidak merepotkan!”

“…Apa?”

“Aku bahkan akan mencoba mendapatkan skill miniaturisasi atau intangibilitas! Kalau ukuranku diperkecil sampai batas, aku tidak akan jauh lebih besar dari bentuk manusianya. Aku akan diam saja di pojokan, aku janji!”

Tunggu, jadi alasan dia ingin skill miniaturisasi… ini?

Aku hendak menghentikannya dan mengatakan itu tidak perlu, tapi Yerim mencengkeram lenganku dan menggeleng. Dengan suara kecil, dia berbisik:

“Biarkan Noah mengurus ini.”

“Tapi—”

“Noah bagus sekali. Kalau dia tidak bisa menaklukkan Yuhyun, bahkan kalau kamu beri izin, dia tetap akan dikeluarkan tanpa kamu tahu. Lebih buruk lagi, dia bisa diculik lalu dibuang ke luar negeri tengah malam.”

Meskipun Noah bisa dengan mudah pulang menggunakan skill terbang dan stealth, skenario seperti itu tidak boleh terjadi.

“…Apa Yuhyun benar-benar akan sejauh itu?”

“Tentu saja. Jika aku tidak ‘menjinakkan’ dia sedikit di Hong Kong, mungkin aku juga tidak akan bisa pindah ke rumahmu.”

“Park Yerim, jangan bicara sembarangan.”

Yuhyun mengerutkan kening. Kemudian, menatap Noah, dia berbicara dingin.

“Kalau kamu berencana tinggal dalam bentuk miniatur, ada seseorang yang harus kamu mintai izin dulu.”

“Siapa? Siapa yang harus kumintai izin?”

“Peace. Kalau Peace menerimamu, aku tidak akan ikut campur lagi. Tentu saja, kamu harus mendapatkan skill miniaturisasi dulu.”

...Peace? Noah, apa kamu benar-benar siap masuk ke rumahku dengan cara seperti ini? Setelah baru saja memutuskan diri dari Liette, aku sedikit bertanya-tanya apakah ini benar-benar keinginanmu.

‘Tapi ini memang keinginan Noah.’

Lagipula, dia masih muda. Bahkan jika caranya agak unik, fakta bahwa dia mengambil inisiatif untuk mencari tempat baru dan berusaha mempertahankannya adalah tanda yang baik. Tidak ada orang yang menjadi dewasa mandiri dalam sekejap setelah melepaskan beban hidup.

Kalau seseorang tiba-tiba terbebas dari semua belenggu hidup dalam satu momen, orang itu bukan manusia—dia sudah tercerahkan. Perjalanan panjang untuk menjadi lebih baik secara bertahap sudah lebih dari cukup.

Noah masih muda, dan dia memiliki aku dan lainnya untuk mendukungnya. Tidak apa-apa baginya tumbuh dengan ritmenya sendiri. Seperti yang dia katakan sebelumnya, tidak masalah baginya untuk menikmati kasih dan perlindungan untuk saat ini.

Dia tidak akan tetap seperti ini selamanya. Suatu hari nanti, dia mungkin hidup mandiri dalam bentuk manusianya, atau menemukan rumah baru dan pergi dengan percaya diri.

‘…Kurasa aku harus bertanya pada para bajingan itu tentang skill miniaturisasi.’

Peace itu baik, jadi aku yakin dia akan menerima Noah. Dia selalu toleran. Dan jujur saja, Noah versi mini pasti sangat menggemaskan.

“Kalau Noah jadi mini, dia pasti super lucu.”

Yerim tampaknya berpikiran sama. Baru membayangkannya saja sudah membuatku deg-degan.

“Kita harus hati-hati jangan sampai Soyeong unnie mencoba menculiknya. Dia masih punya portal key, tahu. Dia benar-benar bisa masuk rumahmu tengah malam untuk mengambilnya.”

Itu… masuk akal. Sayangnya, aku belum bisa mengganti portal key karena ditolak oleh Association. Sesung tidak peduli, dan Breaker terus menunda dengan alasan Guild Leader mereka sedang tidak ada.

Dulu, saat aku tidak punya penghuni rumah S-rank, masuk akal memiliki portal key kalau terjadi sesuatu padaku di rumah. Tapi sekarang, aku punya dua Hunter S-rank tinggal denganku. Jika Yuhyun atau Yerim perlu masuk, aku bisa saja menitipkan key sementara pada seseorang seperti Song Taewon. Kenapa mereka masih bicara soal “langkah keamanan”?

“Semua Hunter lain sudah dipulangkan, jadi kamu bisa menonaktifkan stealth-mu sekarang.”

Suara Seong Hyunjae memotong lamunanku. Dia mendekat tanpa kusadari. Seperti yang dia katakan, para healer dan Hunter A-rank bersama peralatan mereka sudah pergi. Mereka pasti kembali ke fasilitas pelatihan untuk merapikan semuanya. Liette tidak terlihat, jadi dia pasti ikut.

“Hei, Sesung Guild Leader.”

Aku menoleh padanya saat dia menonaktifkan skill stealth.

“Kau pasti menikmati pertunjukannya. Jadi, bagaimana? Apa kau ingin menambah satu nama lagi ke daftar undangan pesta ulang tahunmu?”

Jangan remehkan Noah kami. Kalau skill-nya mengenai target, bahkan kau bisa langsung melemah dalam sekejap. Tidak peduli sekuat apa dirimu, kalau stats-mu dipotong setengah, bukankah kau jatuh ke level A-rank?

Mendengarku, Seong Hyunjae mengalihkan pandangannya pada Noah, yang sedang berterima kasih pada Yuhyun untuk izinnya. Hmm… mungkin ini bukan gambaran terbaik Noah saat ini. Yuhyun juga terlihat ingin membenturkan kepalanya ke dinding, bergumam bahwa dia tidak pernah setuju pada apa pun. Tapi karena dia mengatakan akan baik-baik saja jika Peace menerima, itu sudah setengah jalan menuju restu, kan?

“Itu tidak buruk.”

“Itu pelit sekali.”

“Kau pikir Noah butuh persetujuanku sekarang?”

“Tidak, kurasa tidak.”

Setelah terbebas dari rantai seumur hidup bernama Liette, Noah tidak lagi perlu memikirkan Seong Hyunjae. Sayapnya kini kokoh dan percaya diri, membawanya menuju sarang pilihan hatinya sendiri, bukan kandang. Bahkan Sesung Guild Leader, yang dulu sempat mencoba menahannya, kini tidak lagi berarti apa pun. Toh, Seong Hyunjae tidak bisa menawarkan apa pun yang diinginkan Noah.

“Kau jelas rugi besar, Guild Leader. Noah kami punya banyak kemampuan luar biasa.”

“Kalau begitu aku harus bekerja lebih keras agar tidak kehilangan lebih banyak lagi di masa depan.”

Aku hendak menjawab dengan sinis, “Semoga sukses,” tapi aku menutup mulut ketika menyadari tatapannya tertuju bukan pada Noah—melainkan padaku. Tidak, aku tidak terlibat dalam ini. Melangkah jauh dari Seong Hyunjae, aku menoleh pada Noah.

“Noah, untuk merayakan kemenanganmu, makan malam traktiranku! Ayo kita pergi bersama—aku bahkan akan menyewa satu restoran penuh!”

Termasuk orang-orang dari gedung, tentu saja. Perayaan paling seru itu yang ramai dan penuh orang.

Saat kami kembali ke fasilitas pelatihan Awakener tingkat lanjut, seorang staf dari Association sudah menunggu kami. Mereka memberi tahu bahwa ranking match A-rank yang seharusnya digelar hari ini telah ditunda sampai besok. Arena dalam kondisi kacau balau, dan skala pertarungan sebelumnya terlalu besar untuk langsung melanjutkan pertandingan A-rank setelahnya.

Bukan berarti pertarungan Hunter A-rank itu membosankan, tapi mereka tidak menghancurkan gunung, membalik tanah, atau melempar puing-puing ke langit. Inilah alasan Association awalnya ingin S-rank match menjadi penutup acara, bukan pembuka. Tapi karena Liette bersikeras tampil duluan, mereka tidak punya pilihan.

Tetap saja, rating dan respons penonton sangat spektakuler. Semua orang terlihat puas—kecuali Hunter A-rank, yang pertandingan mereka kini tertutupi.

Pesta perayaan malam itu bukan hanya dihadiri kelompok kami seperti biasa, tapi juga Kang Soyeong yang sudah pulih, dan Liette yang ikut bergabung. Itu tidak masalah, tapi Seong Hyunjae—yang seperti biasa tidak peka—memutuskan ikut juga. Memang, aku mungkin berkata, “Ayo makan malam bersama,” saat dia berada di dekatku, tapi apa dia harus menganggap itu undangan?

Alhasil, aku memakai kartunya lagi, bukan kartuku sendiri. Padahal aku sudah berniat mentraktir semua orang dengan kartu sendiri untuk sekali ini, tapi karena restoran yang kami pilih sangat mewah, tagihannya mencengangkan. Meski begitu, dengan kartunya, itu bahkan tidak meninggalkan goresan kecil pun di dompetnya.

Keesokan harinya, acara utama ranking match dimulai kembali dengan panas dan antusiasme yang masih menyala dari hari sebelumnya.

Chapter 180 - A-Rank Ranking Match (2)

Crack!

H-beam yang tertanam di tanah itu bengkok dan tercabut. Batang baja berat itu dilempar seperti sebuah lembing ke arah targetnya.

Boom! Batang baja itu bertabrakan dengan bongkahan beton, tetapi Hunter MKC Ha Eunha dengan cepat menghindar, berlari menaiki balok baja miring dan melompat ke udara. Begitu berada di udara, jauh lebih sulit untuk menghindari serangan yang datang. Guild Leader Park Juho dari Guild Inmode tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan mengangkat parang tebalnya.

Boom!

Sebuah ledakan memekakkan telinga meletus di bawah kaki Park Juho. Itu adalah bom berbahan sampingan dungeon yang sebelumnya telah diselipkan diam-diam oleh Ha Eunha. Teknologi untuk membuat bahan peledak dari bahan sampingan dungeon masih berada pada tahap awal, jadi kekuatannya relatif rendah dan diklasifikasikan sebagai senjata yang boleh digunakan dalam ranking match.

Meskipun tidak meninggalkan goresan sedikit pun pada Hunter A-Rank, tujuan utama Ha Eunha bukanlah memberikan damage—melainkan menghalangi penglihatan lawannya. Debu dan serpihan yang beterbangan beberapa meter ke udara menutupi pandangan Park Juho. Ha Eunha memanfaatkan momen itu dan mengarahkan tombaknya.

Menggunakan sebuah skill, serudukan tombak Ha Eunha bukan sekadar jatuh dari udara—itu adalah terjangan cepat dan ganas yang langsung mengarah ke Park Juho. Namun tepat pada waktunya, sisi lebar parang Park Juho menahan ujung tombak itu.

Clang!

Benturan logam yang menusuk telinga bergema, dan sebuah retakan muncul pada parang itu. Sebelum senjatanya patah, Park Juho cepat mengayunkan tangan lainnya. Sebuah tinju yang dilapisi knuckle membelah udara dengan kekuatan besar. Sekilas saja, tampak jelas bahwa Park Juho unggul dalam kekuatan. Memang, gaya bertarung Park Juho berfokus pada kekuatan mentah, sedangkan Ha Eunha dikenal sebagai tipe teknikal yang mencampurkan skill bantu ke dalam gaya bertarungnya.

Tanpa berniat menerima pukulan itu secara langsung, Ha Eunha cepat mundur, tetapi Park Juho mengejarnya seperti sebuah tank. Namun setelah hanya beberapa langkah—

Ting!

Benang halus yang hampir tak terlihat melilit pergelangan kakinya, membuatnya lengah. Meskipun benang itu langsung putus oleh gaya larinya, serangkaian suara patahan beruntun terdengar saat lebih banyak benang yang putus.

Crash!

Sebuah dinding batu runtuh tepat di depan Park Juho. Ia menerjang reruntuhan yang jatuh itu dengan pukulannya, mundur sedikit. Sementara itu, Ha Eunha menciptakan jarak lebih jauh dan mengeluarkan sebuah crossbow.

‘Senjata utamanya adalah tombak, tapi dia serbabisa.’

Ha Eunha dari MKC. Meskipun total stats-nya tergolong rendah untuk Hunter bertipe combat, gaya bertarungnya saja sudah membuktikan bahwa ia seorang veteran berpengalaman. Ia Awakening relatif dini, dan telah menantang banyak dungeon level tinggi. Dilihat dari betapa sulitnya mendeteksi pemasangan bom dan benang itu, kemungkinan besar jebakan-jebakan itu merupakan skill miliknya. Bahkan tanpa mengetahui detail mekanismenya, jelas bahwa skill itu sangat praktis.

‘Dilihat dari kemampuan mengendalikan tombaknya, dia bisa mengajari Yerim satu-dua hal.’

Merekrut Hunter berpengalaman seperti dia ke dalam tim akan ideal. Aku ingin menggunakan skill Promising Talent padanya, tetapi jaraknya terlalu jauh, dan saat ini aku sedang mengamati melalui Noah, yang sedang menggunakan skill Perfect Nurturer, jadi itu tidak mungkin. Ketika aku menengadah, kulihat Noah terbang di atas arena bersama beberapa drone, syal desain khusus di lehernya berkibar tertiup angin.

‘Setelah pertandingan kemarin, kami dibanjiri tawaran sponsor.’

Berbagai merek menghubungi. Di antara semuanya, yang paling menggoda adalah merek perhiasan mewah. Mereka ingin membuat iklan konsep, menawarkan untuk menghiasi Noah dengan perhiasan asli saat ia berada dalam bentuk naga. Noah, dengan penampilannya sebagai naga emas, sudah merupakan gambaran stereotip naga yang menimbun harta. Ketika mereka mengusulkan untuk menatanya dengan sebuah ruby besar sebagai pusatnya, aku tidak bisa tidak merasa tertarik.

Tentu, keputusan tetap di tangan Noah, tetapi itu pasti akan terlihat luar biasa. Selain itu, citranya akan naik menjadi sesuatu yang benar-benar mewah.

‘…Bagaimanapun, merekrut Hunter Ha Eunha adalah keharusan jika memungkinkan.’

Tim Yerim di MKC belum rampung. Belum lama sejak Guild Leader mereka menghilang, jadi pindah guild secara terbuka sekarang mungkin terlihat buruk. Negosiasi dilakukan diam-diam, di bawah radar. Selain itu, timing A-Rank Ranking Match ini adalah kesempatan sempurna untuk menilai kemampuan dan memutuskan formasi tim akhir.

Ha Eunha adalah salah satu Hunter yang ada di daftar Seok Gimyeong. Tidak terlihat ada masalah besar, dan katanya ia memiliki hubungan baik dengan rekan-rekannya. Meskipun ia bertarung dengan baik secara solo, ia tampak seperti tipe yang benar-benar bersinar ketika berada dalam sebuah tim.

‘Mungkin kita perlu mempertimbangkan menambahkan pertandingan tim ke ranking match, bukan hanya individu.’

Tidak, sebenarnya fokus pada pertandingan tim mungkin lebih menguntungkan secara keseluruhan. Sebelum regresiku, salah satu hambatan terbesar dalam menaklukkan dungeon yang semakin berbahaya adalah kurangnya keharmonisan di antara para Hunter S-Rank. Memaksa tipe lone-wolf yang biasanya memimpin tim Hunter A-Rank untuk tiba-tiba bekerja sama dengan sesama S-Rank tentu tidak efektif.

Tetapi jika pertandingan tim diterapkan, para Hunter S-Rank bisa berlatih koordinasi sejak awal. Sebagian besar Hunter akan mengabaikan nasihat sederhana seperti, “Monster semakin kuat, jadi kalian harus belajar bekerja sama!” Namun kompetisi seperti, “Mari tentukan tim Hunter nomor satu dunia!”? Itu pasti akan memotivasi mereka membentuk tim dan bekerja sama dengan alami.

Tujuan jelas dengan ranking yang terlihat selalu bekerja paling baik untuk menyalakan motivasi.

‘Tentu saja, kerusakan pada lingkungan dan peserta mungkin lebih besar daripada pertandingan individu. Tetapi kita bisa mencegahnya dengan mengadakan pertandingan di pulau tak berpenghuni seperti sebelum regresiku.’

Keselamatan peserta tetap menjadi kekhawatiran. Mungkin perlu memikirkan format alternatif selain pertarungan langsung.

Saat aku tenggelam dalam pikiran, arah pertandingan mulai berubah secara menentukan. Meskipun Ha Eunha menghadapi pertarungan dengan baik, tampaknya ia tidak bisa mengatasi Park Juho, yang stats-nya sangat berfokus pada combat. Staminanya mulai menurun, kecepatannya berkurang, dan sepertinya ia kehabisan bom.

Boom! Bang!

Park Juho mulai menekan Ha Eunha tanpa ampun. Parangnya, yang hampir patah, menghilang ke dalam Inventory-nya, digantikan oleh kedua tinju yang dilengkapi knuckle tajam yang menerobos udara. Entah karena skill ofensif atau kekuatan murni, meskipun pukulannya hanya menyentuhnya sedikit, bahu Ha Eunha terbelah, darah memercik keluar.

Serangan beruntun terus berlanjut, dan sisi tubuhnya terluka dalam. Ha Eunha, mengakui kekalahan, mengeluarkan potion sebagai tanda menyerah. Noah, mengamati dari atas, cepat memberi sinyal bahwa pertandingan telah usai.

Shatter!

Namun tinju Park Juho memukul botol potion tersebut, memecahkannya. Ha Eunha terhuyung, mencoba menghindar, tetapi Park Juho, yang tak bisa menenangkan kegilaan bertarungnya, terus mengejarnya.

Beep!

Menyadari situasinya, Yerim meniup peluit yang tergantung di lehernya dan menghilang dari tempatnya. Meskipun jarak dari tribun sementara ke arena cukup jauh, Yerim menggunakan teleportasi dan langsung menyelinap di antara kedua petarung itu.

“Tenang sedikit, mau?”

Dengan gerakan tajam, Yerim menangkap tinju Park Juho, suara retakan terdengar ketika es menyebar dan membekukan kakinya di tempat. Selendang putih yang ia kenakan berkibar dramatis seolah melindungi Ha Eunha dari bahaya.

Saat itu, Noah telah turun dan menggunakan skill healing pada Ha Eunha. Sementara itu, Yerim menuangkan air dingin—secara harfiah—ke Park Juho yang masih menggeram.

“Ugh, ini—”

“Apa? Mau berkelahi denganku sekarang?”

Basah kuyup, Park Juho mendengus frustasi tetapi cepat mundur di bawah tatapan Yerim. Sementara itu, siaran akhirnya menayangkan bagian ketika Ha Eunha mengeluarkan potion, secara resmi menyatakan Park Juho sebagai pemenang.

Yerim dan Noah mengantar Ha Eunha ke area healer, sementara Liette dan Kang Soyeong bangkit dari tempat duduk mereka.

“Ayo mulai bekerja.”

Liette melompat turun dengan anggun, menuju tumpukan beton dan puing logam yang menumpuk selama pertandingan. Di sana, ia berubah menjadi bentuk naganya. Kang Soyeong menyusul, melemparkan apa yang bisa disebut “dekor arena” ke punggung Liette. Lalu mereka menggantungkan sebuah plakat besar di leher naga hitam itu yang bertuliskan: “Arena dalam perbaikan!” Plakat itu ditempeli berbagai iklan.

Karena kekacauan yang ia sebabkan dari amukannya dalam bentuk naga sebelumnya—dan karena ia menghindari kembali ke dungeon bersama para Hunter asosiasi—Liette diberi tugas memperbaiki arena ranking match.

Dalam bentuk naga, Liette menginjak tanah dan menyapu ekornya untuk membersihkan area secara kasar. Pada saat yang sama, Kang Soyeong menanamkan batang baja ke berbagai tempat dan menjatuhkan bongkahan beton serta batu di sana-sini. Karena rintangan jarang absen di dungeon atau selama Break, mereka memutuskan untuk menciptakan lingkungan combat yang realistis.

“Kalau aku tidak ada di sini, pasti cukup banyak orang yang cedera serius, ya?”

ujar Yerim sambil menyeruput soda penuh es. Tidak jarang peserta kehilangan kendali dan terus menyerang meski lawannya sudah menyerah, meski peraturan mengatakan perilaku seperti itu akan berakibat diskualifikasi. Yerim, yang sudah bekerja keras hari ini dan kemarin, menerima pujian karena usahanya. Song Taewon, yang memeriksa kondisi Ha Eunha bersama healer, juga berterima kasih pada Yerim.

“Berkat Hunter Park Yerim, kami terhindar dari banyak kecelakaan.”

“Ah, sama sekali tidak~ Ini justru lumayan menyenangkan buatku.”

Bagi Song Taewon, tentu ini melegakan. Meskipun para peserta telah menandatangani formulir persetujuan dan menerima peringatan, asosiasi tetap akan menghadapi keluhan jika sesuatu terjadi pada para Hunter mereka. Secara teknis, Song Taewon bukan Hunter asosiasi, jadi ia bisa saja mengabaikannya, tetapi dia bukan tipe seperti itu. Walaupun aku sudah meyakinkan bahwa dia bisa bersantai karena aku membawa Yerim, Yuhyun, dan Noah, dia tetap bersikeras mengambil tanggung jawab. Jujur saja, melihat betapa rajinnya ia bekerja membuatku merasa bersalah. Dia layak mendapatkan liburan yang layak—kenapa harus bekerja setiap akhir pekan?

Aku melihat Song Taewon kembali ke posisinya, merasa sedikit bersimpati, lalu menyerahkan segelas lemonade kepada Yerim, memperhatikan bagaimana bahunya mengembang bangga.

“Bisa tambahkan es ke punyaku juga?”

“Tentu~”

Air yang dituangkan dari botol melayang di udara, berkumpul menjadi potongan es kecil yang rapi. Ketika jatuh ke dalam gelas, lemonade itu mendesis, gelembung-gelembung naik ketika karbonasinya bereaksi. Minuman yang tadinya dingin menjadi benar-benar menusuk dinginnya, seluruh gelas berubah berembun.

“Terima kasih.”

Dengan lemonade di tangan, aku menaiki tangga. Sebuah easel berdiri di atas platform yang menjorok ke depan tribun. Pemilik peralatan seni yang tak terduga itu tidak lain adalah Myungwoo.

Ketika aku menyebutkan ingin menonton A-Rank ranking match secara langsung untuk membantu mencegah kecelakaan, ia berkata ingin ikut. Lebih tepatnya, ia ingin mengamati senjata-senjatanya digunakan dalam skenario pertarungan nyata. Meski dia sendiri tidak menikmati membuat senjata dan tidak terbiasa menggunakannya, dia percaya bahwa belajar lebih keras akan menutupi kekurangannya.

“Minum ini sambil bekerja. Kamu tidak kepanasan, kan?”

“Sama sekali tidak. Sudah kubilang kan? Kontraktor spirit mendapatkan resistansi terhadap elemen spirit-nya meski tidak muncul sebagai skill. Panas musim panas bahkan tidak terasa.”

Sekarang aku ingat, ia pernah bekerja dengan logam panas tanpa sarung tangan saat membuat anak panah. Tidak hanya tanpa luka bakar, ia bahkan hampir tidak berkeringat. Yuhyun, dengan resistansi api alami, mungkin juga tidak akan merasa ada yang aneh.

Myungwoo menerima lemonade itu sambil berterima kasih. Di atas easel, ada sesuatu yang mirip buku sketsa, meskipun ukurannya tidak terlalu besar. Di atas kertas putih itu, sebuah gambar tombak yang sedang bergerak tertangkap dengan sangat hidup. Meski digambar cepat hanya menggunakan pensil, kualitasnya jauh dari biasa.

“Kamu memang hebat kalau soal pekerjaan tangan, ya.”

“Kalau itu berhubungan dengan membuat sesuatu, sepertinya iya. Dulu di sekolah, meski tidak sebagus sekarang, orang-orang bilang gambarku cukup bagus waktu pelajaran seni.”

“Kau bisa saja masuk sekolah seni.”

“Katanya kuliah seni itu mahal sekali.”

Ah, itu masuk akal. Tidak mungkin bisa hanya bermodal buku dan pensil. Alat musik saja terkenal mahal.

“Boleh kulihat?”

“Uh… ya.”

Ketika aku menunjuk buku sketsa dan bertanya, Myungwoo sempat ragu sebentar sebelum mengangguk. Membalik halamannya memperlihatkan gambar senjata yang digunakan pada pertandingan sebelumnya. Sketsa itu menunjukkan sebuah greatsword yang tertancap di tanah dan digunakan sebagai perisai darurat, lengkap dengan catatan singkat.

Halaman berikutnya memperlihatkan desain senjata yang belum pernah kulihat, mungkin sesuatu yang sedang ia rancang. Berbagai material digarisbawahi atau dicoret dengan tanda X. Meski aku menganggap diriku cukup paham tentang bahan dungeon, sebagian besar nama material itu asing bagiku.

‘Oh, ini Noah.’

Saat aku membalik halaman lagi, fokusnya bergeser dari senjata ke sketsa Noah saat terbang. Baik bentuk naganya maupun bentuk manusianya dengan sayap terbentang digambar. Sepertinya ia mempertimbangkan peningkatan lebih lanjut, karena ada diagram harness yang digambar secara terpisah.

Saat aku membalik halaman berikutnya, muncul gambar Liette dalam bentuk naga, pemandangan sekeliling, dan kemudian—

“Ini…”

“Yah, aku hanya menggambarnya karena kelihatannya bagus.”

Itu adalah gambar diriku, Yuhyun, dan Yerim. Adegan yang tertangkap adalah sebelum pertandingan dimulai, saat Yerim menggoda Yuhyun, menanyakan apakah ia bisa membuat popcorn meski tidak bisa membuat minuman es. Ia mengambil sekantong popcorn microwave untuk mencobanya.

Ternyata hasilnya lumayan bagus, dan aku bilang rasanya enak. Yerim tertawa, mengakui itu tidak buruk.

“…Kita terlihat benar-benar bahagia.”

Dalam gambar itu, kami bertiga tersenyum. Wajahku khususnya terlihat sangat cerah—begitu cerah hingga terasa hampir asing.

“Mau mengambilnya?”

Melihatku menatap gambar itu lama, Myungwoo bicara.

“Buku sketsa dan pensil ini terbuat dari bahan sampingan dungeon, jadi bisa dimasukkan ke Inventory-mu. Ada Hunter dari Breaker yang memberikannya padaku waktu aku bilang aku suka menggambar saat memikirkan desain.”

“Benarkah?”

Setelah ragu sebentar, aku merobek halaman gambar itu dengan hati-hati. Aku menatapnya sebentar lagi sebelum memasukkannya ke dalam Inventory. Akhir-akhir ini, memang benar—aku sangat menikmati hidup. Benar-benar menikmati.

“Oh, apa aku juga harus menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Guild Leader Sesung?”

“Apa?”

“Aku dapat undangan dari Sesung kemarin. Kudengar dia menyimpan dendam kalau kamu datang tanpa bawa hadiah?”

“Uh… ya, begitu katanya. Siapkan saja sesuatu yang sederhana. Tidak perlu yang mewah.”

Mereka mengirim undangan ke Myungwoo juga? Lalu kenapa aku tidak dapat satu pun?

Chapter 181 - It’s Mine (1)

[ Pemenang Turnamen Ranking Hunter Korea A-Rank ke-1 baru saja ditentukan! ]

Teks subtitle memenuhi layar dengan huruf tebal. Pemenangnya adalah Lee Hyoyeon, yang menggunakan pedang dua tangan raksasa sepanjang dua meter, sebuah claymore. Sebagai Guild Master dari Woods Guild, kemampuan ofensif dan defensifnya menggunakan claymore sangat luar biasa.

Awalnya ia adalah seorang pendekar pedang, namun ia menguasai senjata yang bentuk dan tekniknya sangat berbeda itu seakan merupakan perpanjangan dari tubuhnya sendiri. Dengan kemungkinan adanya skill terkait ilmu pedang, kekuatannya yang presisi sekaligus luar biasa membuat orang berpikir bahwa, jika ia merupakan bagian dari guild besar, ia kemungkinan akan memimpin tim dungeon S-Rank tingkat bawah.

Dan Lee Hyoyeon yang itu…

[Aku telah mengalahkan para Hunter A-Rank luar biasa dari guild-guild besar dan mereka yang dikenal sebagai tim A-Rank yang menaklukkan dungeon S-Rank, merebut gelar juara dengan percaya diri.]

Dalam wawancara kemenangannya, ia menyampaikan ketidakpuasannya terhadap kenyataan bahwa guild-guild besar yang dipimpin oleh Hunter S-Rank memonopoli dungeon S-Rank.

[Menurutku, guild yang sepenuhnya terdiri dari Hunter A-Rank seharusnya dapat mengelola dungeon S-Rank selama mereka memiliki kemampuan. Kami sudah membuktikan kemampuan kami di hadapan seluruh negeri.]

Berdiri di sampingnya, Park Bora, Guild Master dari Water Surge Guild yang meraih posisi ketiga, menyetujui perkataannya. Ia menambahkan bahwa kedua guild tersebut akan bekerja sama untuk menantang hak pengelolaan dungeon S-Rank.

‘Bahkan sebelum regresiku, guild-guild A-Rank mulai mengambil alih hak pengelolaan dungeon S-Rank sekitar dua tahun dari sekarang.’

Ini karena jumlah dungeon S-Rank yang meningkat menjadi terlalu banyak untuk ditangani oleh guild-guild besar sendirian. Tentu saja, bahkan sebelumnya, ada upaya dari guild menengah seperti kedua guild itu untuk mengelola dungeon S-Rank. Namun mereka kekurangan justifikasi.

Dungeon S-Rank dianggap sebagai ranah para Hunter S-Rank. Walaupun ada tim A-Rank yang berhasil menaklukkan dungeon S-Rank tingkat rendah, orang-orang tetap merasa tidak nyaman jika guild yang sepenuhnya beranggotakan Hunter A-Rank mengelola dungeon S-Rank.

Namun turnamen ranking telah memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dengan pasti.

“Apa pendapatmu soal itu?”

Seok Gimyeong, yang sedang membantuku menyusun daftar awal tim untuk Yerim, mengajukan pertanyaan itu.

Dengan hanya tersisa babak final, semifinal, dan perebutan tempat ketiga, pertandingan lainnya semua telah selesai kemarin. Jadi hari ini, alih-alih pergi ke arena, aku tinggal di Guild Haeyeon untuk menyelesaikan semuanya bersama Seok Gimyeong. Yerim menghadiri arena demi alasan keamanan, tentu saja. Liette dan Kang Soyeong juga pergi ke sana untuk pekerjaan sukarela.

“Menurutku itu upaya yang baik. Dungeon akan terus bertambah, dan tingkat kesulitannya akan terus meningkat. Jauh lebih baik membina guild menengah sejak awal daripada panik mencari solusi saat semuanya sudah tidak terkendali.”

Hal yang sama berlaku untuk guild kecil. Orang-orang meremehkan mereka sebagai Hunter peringkat rendah yang tidak penting, tetapi tanpa mereka, Hunter menengah dan tinggi harus menaklukkan dungeon peringkat rendah. Dan dungeon peringkat rendah tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Jadi setidaknya, kita harus mencegah Hunter peringkat rendah menjadi korban sia-sia. Pelatihan dasar di tingkat guild, produksi massal peralatan standar berbiaya rendah, dan pemberlakuan undang-undang keselamatan untuk melindungi Hunter peringkat rendah merupakan langkah-langkah penting.

‘Tentu saja, itu bukan tugasku.’

Itu adalah tanggung jawab Hunter Association. Sebelum regresiku, mereka hanya peduli pada Hunter menengah dan tinggi dan mengabaikan semua yang lainnya, tapi mungkin sekarang keadaan akan berubah. Yang perlu kulakukan hanyalah mendorong sedikit agar mereka bekerja sebagaimana mestinya, dan jika mereka kesulitan, aku bisa membantu secara diam-diam. Lebih dari itu hanya akan menjadi beban kerja berlebih.

Daftar awal tim tersebut mencakup catatan rinci tentang karakteristik pertempuran serta kelebihan dan kekurangan yang kuamati selama pertandingan kemarin.

“Jangan beri tahu Yerim bahwa aku yang menulis ini. Ini hanya untuk referensi, dan dia harus memilih sendiri. Kalau dia tahu aku yang menulisnya, dia akan mengikuti rekomendasiku begitu saja.”

Meskipun untuk saat ini ia mengandalkan bantuan kami, Yerim akan segera mengembangkan ketajaman penilaian yang lebih baik mengenai anggota tim masa depannya daripada kami. Bagaimanapun juga, pengalaman praktis adalah guru terbaik. Lebih baik menanamkan kebiasaan mengambil keputusan sendiri soal tim raid sejak awal.

Apalagi Yerim, sebagai S-Rank, masih muda, ada kemungkinan anggota tim yang lebih tua akan mencoba menekannya. Meskipun mendengarkan orang lain itu penting, mengetahui kapan tidak mendengarkan sama pentingnya. Terutama sebagai pemimpin tim dan Hunter S-Rank, mempercayai nalurinya sendiri di dalam dungeon akan lebih bermanfaat baginya.

Mendengarkan saran itu boleh, tetapi kesimpulan akhirnya harus milikmu sendiri.

“Setelah tim terbentuk, sebaiknya mulai dengan menaklukkan beberapa dungeon A-Rank agar bisa terbiasa bekerja bersama.”

“Benar. Peralatan dungeon S-Rank biasanya dipinjam saat terafiliasi dengan guild seperti MKC, jadi peralatan baru perlu disiapkan. Selama itu, mereka harus menaklukkan dungeon A-Rank.”

“Barang-barang dengan cold resistance tidak banyak tersedia di dalam negeri… Sepertinya kita harus mengecek rumah lelang luar negeri.”

Karena sampai sekarang belum ada Hunter dengan skill es tingkat tinggi, sebagian besar item terkait telah dipertukarkan atau dijual ke luar negeri. Lebih baik begitu daripada membiarkan mereka berdebu.

Ngomong-ngomong, Moon Hyunah seharusnya segera kembali. Kemarin aku dengar ia berhasil memenangkan lelang anak monster kelas atas.

Aku harus segera mulai membuat ramuan stamina atau semacamnya. Blue bahkan belum tumbuh sepenuhnya, dan jumlah anak-anak hanya terus bertambah. Evelyn dan personel terkait Sesung saat ini berada di Jepang. Tampaknya negosiasinya memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

Wajarlah, mengingat transfer hak dungeon ke luar negeri pada tahap ini sangat jarang dan menghadapi banyak penolakan.

“Kamu tidak akan memakai jam tangan itu? Tidak harus dipakai hanya di dungeon.”

“Hah? Jam tangan?”

Saat aku melihatnya bingung, Seok Gimyeong juga memiringkan kepala dan menjawab dengan sedikit keheranan.

“Memangnya belum kamu terima? Guild Leader memesan jam tangan sebagai hadiah untukmu, dan itu sudah tiba cukup lama.”

“Oh…”

Pasti dari waktu aku meminta Liette menghancurkan gedung New Association. Saat itu, setelah melihat jam tangan yang dikirim Seong Hyunjae, Yuhyun bilang dia memesan satu untuk dirinya sendiri. Butuh waktu lama juga.

“Kapan tepatnya itu dipesan?”

“Yah…”

“Tidak, tidak, tidak apa-apa. Aku yakin dia akan memberikannya padaku segera.”

Seberapa pun kupikirkan, sepertinya itu dipesan setelah hari itu. Lebih baik aku pura-pura tidak tahu saja. Tapi kenapa dia belum memberikannya padaku? Apa dia tiba-tiba malu? Bisa juga karena aku terlalu sibuk belakangan ini. Rasanya tidak tepat memberikan hadiah di tengah kekacauan.

Sekarang keadaan akan lebih tenang sebentar, aku yakin dia akan memberikannya padaku segera. Aku akan terus pura-pura tidak tahu.

Di bandara, jet pribadi milik Breaker Guild telah tiba. Aku penasaran dengan identitas monster yang masih dirahasiakan demi keamanan, dan juga ingin mempererat hubunganku dengan Moon Hyunah sebelum efek keyword memudar, jadi aku pergi ke bandara untuk menyambutnya.

Monster itu dijadwalkan melalui karantina di lapangan udara dan kemudian langsung diangkut dengan mobil. Ketika Noah dan aku tiba di lapangan udara, kulihat Moon Hyunah berdiri dekat pintu kargo pesawat. Sepertinya monster itu belum diturunkan.

“Halo! Lama tidak bertemu. Sepertinya kamu kurusan.”

Moon Hyunah melambai dengan antusias ke arahku.

“Akhir-akhir ini aku sibuk.”

“Aku dengar soal turnamen ranking. Aku ingin datang, tapi ada terlalu banyak hal yang mengikatku. Kalau aku tahu, aku akan datang setelah ulang tahun Seong Hyunjae.”

“Aku bahkan tidak mendapat undangan ulang tahunnya.”

Saat undangan disebut, Noah terlihat canggung tanpa alasan. Dia menerima undangan. Hanya aku satu-satunya yang tidak.

“U-um, maaf, Yujin.”

“Kenapa kamu yang minta maaf, Noah? Seong Hyunjae yang seharusnya minta maaf.”

“Aku juga belum menerima punyaku.”

Saat itu, sebuah mobil melaju ke arah kami. Seseorang keluar, menghampiri Moon Hyunah, membungkuk sopan, lalu menyerahkan sesuatu padanya. Sebuah undangan. Undangan sialan yang sudah kulihat dipamerkan orang berkali-kali tetapi tidak pernah sampai ke tanganku.

“Kamu kelihatan seperti mau membakar Guild Sesung.”

Moon Hyunah melambaikan undangan itu sambil menggoda. Membakar apa?

“Aku tidak akan membuang sebatang korek pun. Tidak pergi jauh lebih mudah dan lebih baik. Lagipula, mereka bahkan memasang iklan ulang tahun di bus. Itu konyol.”

“Oh, itu dilakukan oleh para penggemar Guild Leader.”

“…Apa?”

“Kamu tahu bagaimana biasanya fans membuat iklan ulang tahun untuk selebritas? Mereka melakukan hal yang sama untuk ulang tahunnya. Itu terjadi juga untuk ulang tahun adikmu, kan? Terjadi juga untukku.”

…Kalau dipikir-pikir, aku hampir tidak keluar sekitar ulang tahun Yuhyun. Aku menghindari suasana Natal, jadi jarak terjauh yang kutempuh hanya ke minimarket dekat rumah.

Jadi itu ulah fans? Kupikir itu sesuatu yang dibuat Sesung, dan aku siap menyalahkannya atas kelancangannya yang biasa. Tidak disangka, bukan dia. Dia populer. Itu masuk akal. Orang biasa tidak punya banyak kesempatan melihatnya dari dekat, jadi yang mereka tahu hanya dia lelaki tampan dan kompeten yang absurd.

“Masih saja, kenapa dia tidak mengundangmu? Apa karena itu berbahaya?”

“Berbahaya?”

“Untukmu. Hunter S-Rank domestik sudah tahu hal-hal yang perlu mereka ketahui, jadi itu tidak masalah, tapi berbeda dengan yang dari luar negeri.”

“Bukankah mereka tamu yang dekat dengan Guild Leader Sesung? Tidak terdengar seperti tipe orang yang akan membuat masalah.”

“Itu tidak selalu begitu. Awalnya, itu dimaksudkan sebagai acara networking. Di tahun-tahun awal, baik di dalam maupun luar negeri, sulit mengumpulkan semuanya tanpa alasan khusus karena politik yang rumit. Ditambah lagi, orang itu punya jaringan yang luas, jadi orang dari seluruh dunia hadir. Aku pikir tahun ini akan semakin banyak, mengingat semua masalah domestik belakangan ini.”

Moon Hyunah tertawa, mengatakan itu kesempatan bagus untuk menilai situasi sambil berpura-pura tidak peduli. Memang benar, ada banyak kejadian baru-baru ini yang pasti menarik perhatian Hunter luar negeri.

Yang pertama tentu saja pembiakan monster mount dan pembuatan senjata Myungwoo. Turnamen ranking juga menjadi pusat perhatian. Perombakan Hunter Association Korea menjadi hal besar bagi para pemimpin guild besar, dan peningkatan jumlah Hunter S-Rank serta kematian mereka juga menarik perhatian.

Kedatangan ke Korea dengan alasan menghadiri pesta ulang tahun Seong Hyunjae pasti sangat menguntungkan. Terutama karena orang-orang yang diundangnya adalah pusat dari semua kejadian belakangan ini… Tapi kenapa aku tidak diundang?

‘Padahal aku sudah repot-repot menyiapkan hadiah ulang tahun.’

Brengsek sialan. Aku menyempatkan diri memilih hadiah dengan hati-hati di tengah jadwal sibuk, dan dia bahkan tidak mengundangku. Haruskah aku benar-benar pergi membakar sesuatu? Ini benar-benar menyebalkan.

“Oh, sepertinya inspeksinya sudah selesai. Sedang diturunkan sekarang.”

Saat itu, monster itu diturunkan dari kargo pesawat. Dilihat dari ukurannya, itu bukan binatang kecil. Saat kami mendekat, kulihat seekor bayi monster meringkuk di atas alas tidur lembut.

“Rusa?”

Sepertinya begitu. Anak rusa dengan tubuh putih seluruhnya, kuku, hidung, dan mata berwarna hitam. Di bawah bulu matanya yang panjang dan tebal, mata besarnya mengedip pelan. Ia menguap, mulut kecilnya terbuka seolah masih mengantuk. Meski ukurannya lebih besar dari sebagian besar anak sapi, penampilannya sangat lucu.

“Mereka bilang ini Snowfield Reindeer. Tidak terlihat seperti rusa? Saat dewasa, bentuknya antara rusa dan karibu.”

Jika itu dari snowfield, apakah memiliki cold resistance? Aku menggunakan skill Promising Talent pada anak rusa itu.

[Lanjutan dari bab sebelumnya. Jangan menambahkan judul. Harap pertahankan format, yang berarti tidak membagi teks dengan menambahkan —.]

[Grade 2 Branch Antler Species ? Snowfield Reindeer (Juvenile)

Current Stat Grade: C

Potential Growth Stat Grade: A~S

Optimized Initial Skills:

Sliding Charge (S) — Acquired upon growth
Horn Spear (S) — Acquired upon growth
Cold Resistance (A) — Acquired
Enhanced Gallop (B) — Acquired upon growth

※ Grows under the protection of the herd leader.]

Seperti yang diduga, ia memiliki Cold Resistance. Namun, berdasarkan karakteristik skill awalnya, ia tampaknya tidak cocok untuk Yerim. Gaya serangan jarak dekat berbasis tebasan atau terjangan jauh lebih cocok untuk selera Moon Hyunah.

“Aku mengandalkanmu, oppa.”

Ia tersenyum dengan matanya, menyuruhku untuk cepat. Dilihat dari ukuran dan skill-nya, rusa itu pasti akan se-energetik Blue, jika tidak lebih. Sepertinya aku harus segera mulai membuat ramuan stamina.

Bahkan sehari sebelum ulang tahun Seong Hyunjae, masih belum ada tanda-tanda undangan dengan namaku. Tidak ada kabar sama sekali. Satu-satunya berita tentangnya datang melalui Kang Soyeong, yang mampir untuk melihat Comet.

“Akhir-akhir ini, Guild Leader sepertinya sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Tidak seperti tahun lalu, katanya dia sangat dingin, sampai-sampai panitia pesta ulang tahun merasa seperti berjalan di atas es tipis.”

Ia menyampaikan informasi itu dengan santai. Kenapa dia bad mood pada hari ulang tahunnya sendiri?

“Kamu terlihat keren! Sangat tampan.”

Myungwoo baru saja mendapatkan setelan baru. Pakaian lamanya sudah tidak muat lagi, dan jujur saja, terlihat murahan. Bahkan orang tanpa selera fesyen pun bisa melihat bahwa itu seperti berteriak, “Aku dibeli dengan harga paling murah.”

Tapi sekarang, dia bisa membelanjakan uang sebanyak yang dia mau. Satu-satunya kekurangannya adalah, karena keterbatasan waktu, setelan itu tidak bisa dibuat khusus. Meski begitu, bentuk tubuhnya yang membaik membuat setelan siap pakai itu pas dengan baik. Seperti yang diduga, memiliki tubuh bagus sama pentingnya dengan memiliki pakaian bagus.

“Kamu harus membeli beberapa setelan lagi sekalian. Selama ini kamu hanya membeli pakaian kerja dan pakaian kasual.”

“Stat-ku terus naik, jadi mungkin aku tidak bisa mengenakan ini terlalu lama.”

Myungwoo merapikan dasinya, mengeluh bahwa terlalu mahal kalau dianggap barang sekali pakai.

“Bukan berarti itu akan memberatkanmu sekarang.”

“Tetap saja, rasanya boros. Aku bisa dengan mudah menghabiskan uang untuk material dan peralatan, tapi untuk membeli sesuatu untuk diriku sendiri, aku masih saja mengecek label harga.”

“Ah, aku juga.”

Kami berdua tertawa kecil, mengatakan bahwa manusia tidak berubah semudah itu. Meski aku tidak menggunakan uangku sendiri, aku masih ragu untuk membeli barang pribadi. Tidak banyak juga yang ingin kubeli.

“Akan ada banyak S-Rank luar negeri yang hadir, jadi pastikan membuat kesan yang kuat. Tidak perlu merasa terintimidasi—datang saja dengan percaya diri.”

Meski Myungwoo tampaknya lebih terbiasa dengan Hunter berperingkat tinggi sekarang, tetap saja tidak ada yang tahu. Dari segi stat, dia tidak kalah dari Noah, Yuhyun, atau Yerim. Mungkin karena dia kontraktor Ismuar. Roh itu kemungkinan minimal S-Rank.

“Aku tidak terlalu merasa semangat karena kamu tidak pergi.”

“Yah, siapa tahu? Mungkin undangannya datang malam ini. Tidak berarti aku ingin pergi sih, meskipun iya.”

Aku tidak terlalu berharap, tapi memang tidak ada kabar malam itu. Ataupun esok paginya.

Namun, yang lebih menggangguku daripada tidak adanya undangan adalah…

‘…Kenapa dia belum memberikan jam tangan itu padaku?’

Itu jam tangan yang disiapkan Yuhyun. Adikku itu masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan jam itu. Dia cukup luang beberapa hari terakhir. Sudah beberapa kali hanya kami berdua di rumah.

Aku bahkan makan keluar hanya berdua dengannya, meski tahu aku akan mendengar omelan dari Yerim setelahnya. Aku sudah memberikan kesempatan berkali-kali, tetapi adikku tidak mengatakan apa pun.

‘Apa mungkin itu bukan untukku?’

Tapi Seok Gimyeong sudah jelas mengatakan itu hadiah untukku.

“Aku pergi dulu!”

Yerim pergi lebih dulu.

“Ada apa, hyung?”

Yuhyun, berdiri di dekat pintu, memiringkan kepala sambil menatapku. Apa aku menatapnya terlalu keras?

“Oh, um… apa kamu punya seseorang yang kamu dekat secara khusus? Seperti seseorang yang akan kamu siapkan hadiah sendiri… Tidak aneh sih, tapi mungkin seseorang yang agak lebih spesial?”

“Tidak ada siapa pun yang akan kuberikan hadiah secara pribadi. Biasanya kantor sekretaris atau Team Leader Seok yang mengurusnya.”

“Ah, begitu.”

Haruskah aku bertanya langsung saja? Tapi mengatakan, “Hey, bagaimana dengan jam tangan yang kamu bilang mau kamu berikan padaku?” terasa terlalu menuntut, seperti aku mengemis hadiah.

“Ada sesuatu yang terjadi?”

“Tidak, tidak ada. Hati-hati di jalan.”

Setelah mengantar adikku pergi, aku menarik napas panjang. Suasana hatiku tetap suram. Ini tidak berhasil. Mungkin aku harus melemparkan hadiah yang kupersiapkan untuk Seong Hyunjae langsung ke wajahnya dan selesai. Soal apakah aku akan membakar sesuatu bisa kupikirkan setelah melihat wajahnya.

Chapter 182 - It’s Mine (2)

Saat aku mengatakan bahwa aku akan pergi ke Guild Leader Sesung, ekspresi Noah berubah aneh. Ia gelisah beberapa saat sebelum dengan hati-hati membuka mulutnya.

“Untuk pesta ulang tahun malam ini… mungkin aku juga tidak seharusnya pergi.”

“Kenapa tidak? Itu kesempatan bagus untuk membangun relasi. Lagi pula, kamu bilang kamu akan pergi bersama Myungwoo, kan?”

Mungkin tidak ada S-Class bodoh yang berani macam-macam dengan Myungwoo, tetapi keselamatan tetap nomor satu. Karena keduanya akan menghadiri pesta, Noah memutuskan untuk menjaga Myungwoo. Aku, tentu saja, akan tinggal di rumah, dan Peace juga ada di sana.

“Aku memang khawatir meninggalkan hyung sendirian, tapi…”

“Hyung?”

“Dia bilang aku boleh memanggilnya begitu supaya terasa lebih nyaman.”

Sepertinya Myungwoo menyukai Noah lebih dari yang kukira. Yah, Noah memang menggemaskan. Dan baik hati.

“Kamu juga boleh memanggilku dengan nyaman.”

Mendengar itu, mata Noah bergetar hebat.

“A-aku… ingin, tapi… tidak, tidak jadi.”

“Tidak apa-apa.”

“…Tidak, sungguh tidak bisa. Aku benar-benar tidak bisa.”

Ada apa ini? Kenapa ke Myungwoo bisa, tapi ke aku tidak? Apa aku begitu sulit didekati? Dipikir-pikir, keinginan untuk dimanja itu biasanya muncul ke seseorang yang lebih tua. Dan aku memang sering memberi Noah tugas—mungkin aku memang lebih terasa seperti bos baginya. Dan ya, kalau bos menyuruhku memanggil mereka “Hyung,” aku juga bakal membencinya. Salahku juga.

“Tidak perlu dipikirkan, lakukan yang membuatmu nyaman, Noah.”

Jangan sampai berubah jadi lingkungan kerja menyebalkan.

Setelah menyiapkan hadiah, aku menghubungi penerimanya. Hunter Seong Hyunjae, paket Anda sedang dalam perjalanan dan akan tiba sebentar lagi. Tolong datang ke Sky Garden untuk mengambilnya. Tidak boleh diwakilkan—harus diterima langsung. Saat kutanya apakah dia ada di rumah, dia membalas bahwa dia akan menunggu.

‘Menyebalkan juga, tidak mengundangku tapi tetap mau menerima hadiah.’

Ah, anggap saja membuang barang yang tidak bisa diberikan ke orang lain.

Dengan bantuan Noah, aku menuju Guild Sesung. Masih pagi, tetapi sinar matahari sudah kuat, jadi aku memakai topi—membuatku benar-benar terlihat seperti kurir. Karena kami terbang langsung tanpa macet, kami tiba dengan cepat.

Kulihat Seong Hyunjae berdiri di taman atap yang rimbun. Ia tampaknya baru keluar dari rumah, hanya mengenakan pakaian santai.

“Mari langsung ke atas.”

Noah turun sampai sekitar dua meter di atas Seong Hyunjae, lalu berhenti. Angin dari sayapnya membuat rambut berwarna pucat Seong Hyunjae berkibar. Aku menanggapi pandangannya dari bawah dengan senyum lalu membuka Inventory-ku. Daftarnya terbuka, dipenuhi entri yang sama.

[Sveil Sheep’s Yarn]

Aku mengeluarkan semuanya dan menjatuhkannya ke bawah. Gulungan benang hot pink lembut berjatuhan seperti hujan. Inventory-ku dan inventory Noah keduanya penuh sesak dengan benang yang sama. Gumpalan benang itu menumpuk di sekitar orang yang berulang tahun, berguling dan menyebar sampai seluruh area dipenuhi warna pink.

Saat hendak turun di depan Seong Hyunjae, aku sadar angin dari sayapku bisa meniup benangnya kemana-mana, jadi aku mendarat sedikit jauh. Menyibak gumpalan benang hot pink yang bertebangan, aku menghampiri Seong Hyunjae yang kini tertutup benang pink. Sosoknya, terbungkus warna pink, menatapku dari atas.

“Itu benang berkualitas terbaik, sangat bagus untuk insulasi dan tahan kotoran—tidak mudah kotor.”

Benangnya memang mahal, tapi biaya terbesarnya adalah mewarnainya menjadi hot pink. Aku hampir menyewa seluruh pabrik, membuat pewarna hot pink khusus item dungeon demi itu. Sekalian, aku mencelupkan shawl Yerim menjadi putih.

“Ulurkan tanganmu.”

Ketika dia patuh mengulurkan telapak tangan, aku menaruh sepasang jarum rajut di atasnya. Itu juga dibuat khusus.

“Selamat ulang tahun. Walau aku tidak diundang, aku tetap memberimu hadiah. Jaga pikiranmu tetap tajam dan hiduplah panjang umur.”

“Oh, wah, peri ketiga belas?”

Seong Hyunjae menekuk matanya sambil tersenyum, mengoceh tidak jelas.

“Tertusuk jarum dan tertidur, lalu Han Yujin akan—”

“Oh, demi… aku penasaran kau mau bilang apa. Kamu punya hati nurani atau tidak sih?”

Seolah dia itu Sleeping Beauty… Hah, cuma membayangkannya saja membuatku merinding jijik. Dan siapa sih yang tertusuk jarum rajut?

“Pokoknya, tamu tak diundang ini akan pergi sekarang. Kalau kau jatuh ke tidur abadi, kabari saja. Akan kukirim karangan bunga.”

“Tamu tak diundang? Itu menyakitkan, tahu.”

Saat aku berbalik, Seong Hyunjae menarikku kembali. Dia meraihku, mencopot topiku, melemparkannya, lalu menaruh dagunya di atas kepalaku. Dia pernah melakukan ini sebelumnya—kenapa dia melakukannya lagi?

“Aku tidak diundang, jadi aku memang tamu tak diundang.”

“Barang-barangku adalah tiket masuk gratis ke mana pun.”

“Berhenti membuat alasan dan bilang alasan sebenarnya. Ada hubungannya dengan kamu yang murung belakangan ini?”

Tidak mungkin dia tiba-tiba depresi tanpa alasan. Pasti terjadi sesuatu. Setelah beberapa saat hening, Seong Hyunjae akhirnya buka suara.

“Aku mulai bosan.”

“…Apa?”

Untuk sesaat, jantungku anjlok. Kalau aku tidak punya fear resistance, aku mungkin benar-benar takut. Apa dia sudah bosan padaku? Tapi tidak, bukan itu maksudnya.

“Aku merasa seperti mengulangi hal yang sama. Tempat yang sama, dekorasi yang sama, program dan menu yang sama, bahkan hadiah—rasanya aku sudah pernah menerima semuanya sebelumnya.”

Nada suaranya tidak seperti biasanya. Perasaan pengulangan, huh? Apa ingatan timeline sebelum regresinya makin jelas? Tuhan, dia ini sensitifnya kebangetan.

‘Sampai sekarang, semuanya adalah rangkaian kejadian yang benar-benar berbeda.’

Sejak aku ikut campur, banyak hal berubah. Begitu banyak yang terpelintir sampai hampir tidak ada yang tersisa seperti sebelum regresi. Dua Hunter dan guild S-Class hilang, Association berubah, ada pembiakan monster mount, ada seorang pandai besi, seorang Hunter S-Class baru, bahkan dungeon-dungeon yang tidak pernah kualami sebelumnya.

Tapi pesta ulang tahun berbeda. Mereka hampir tidak berubah karena sudah direncanakan jauh sebelumnya. Selain sedikit peningkatan jumlah tamu, semuanya tetap sama.

‘ mungkin itu sebabnya rasa pengulangannya terasa jauh lebih kuat.’

Karena semua hal lain berubah, kesamaan dalam pesta itu terasa sangat mencolok baginya.

“Hadiah benang hot pink terasa familier? Itu mengejutkan.”

“Tentu saja, kamu pengecualian. Sangat baru.”

Itu karena aku yang paling jauh dari dunianya yang asli. Seharusnya aku hanya figuran, terkubur dalam latar belakang, tidak bisa memengaruhi apa pun.

Tiba-tiba aku bertanya-tanya apakah itu sebabnya dia lebih memanjakanku—bukan hanya karena skill-ku, tapi karena aku ini anomali yang menarik baginya.

Jika aku tidak bertindak, tidak akan ada hal baru baginya. Untuk seseorang yang merasa bosan hanya karena ulang tahun terasa berulang, menahan bulan atau tahun tanpa perubahan pasti menyiksa.

Dan aku datang lalu mengguncang segalanya. Mungkin secara bawah sadar dia menyambutnya.

“Itulah kenapa aku sengaja tidak mengundangmu.”

Jantungku berdebar lagi. Apa dia sedang bereksperimen hanya karena déjà vu itu mengganggunya?

‘Sekarang kupikir-pikir, undangan Yerim dan Myungwoo juga datang terlambat.’

Undangan Yuhyun datang cepat. Moon Hyunah terlambat karena dia di luar negeri. Liette juga mendapat undangannya cukup awal. Yerim agak terlambat, dan Myungwoo bahkan lebih lambat.

Apa mungkin tamu yang memberinya sedikit rasa pengulangan justru sengaja diundang belakangan? Yerim, meski sebelum regresi bukan S-Class, tetap Hunter A-Class terkenal. Tapi Myungwoo—dia bahkan tidak dikenal.

Dan aku… orang yang paling banyak mengacau timeline, seorang F-Class yang tidak akan pernah berhubungan dengan Seong Hyunjae kalau bukan karena rumor buruk.

‘Pria ini terlalu tajam.’

Dia bisa saja berhenti di “rasanya familier” lalu hidup seperti biasa. Tapi tidak, dia harus menyelidiki.

“Aku tersanjung karena tampaknya begitu spesial bagimu. Ya, aku memang luar biasa dalam banyak hal.”

“Aku yang harus berterima kasih. Berkatmu, bukan hanya young master, tapi juga Chief Song Taewon menjadi jauh lebih menarik.”

“Jangan bicara tentang adikku seperti barang hiburan. Dan bukannya kamu mengenal Yuhyun lebih lama dariku? Apa yang baru dari itu?”

“‘Baru,’ ya? Jika dia sekadar Han Yuhyun, bukan adikmu, aku tidak akan tertarik sama sekali.”

“…Apa maksudmu?”

Kupikir dia peduli pada Yuhyun karena keduanya sama-sama terlahir sebagai S-Class.

“Kalau bukan karena kamu, aku mungkin tidak punya alasan untuk terlibat dengannya sama sekali. Dia bukan tipe orang yang berbaur diam-diam. Dia akan berkeliaran liar, lebih liar daripada Liette. Sangat menarik melihat dia memilih untuk tenang dan menetap.”

“…Kamu bicara seolah-olah kamu mengenalnya baik sekali. Dan jangan bicara tentang adikku seperti itu, seolah dia objek. Aku tidak pernah memberimu izin.”

Tawa rendah terdengar dari atas kepalaku.

“Han Yuhyun mungkin langka, tapi dia tidak unik. Namun adik Han Yujin? Itu satu-satunya di dunia. Dia menarik perhatianku justru karena dia begitu berbeda—dan aku sangat penasaran apa yang membuatnya seperti itu.”

Jadi dia tidak menganggap kelahiran sebagai S-Class itu berharga, meski jumlahnya sedikit. Tidak heran dia selalu tampak acuh saat menghadapi Liette.

‘…Kalau aku tidak ada…’

Bayangan Yuhyun dan Liette muncul bersamaan di kepalaku. Perutku terasa tidak enak. Bukan berarti keadaan sekarang buruk. Belakangan ini, semuanya berjalan cukup baik… tapi tetap saja…

Jika aku tidak ada.

“Sekarang setelah aku mengetahuinya, aku tidak berniat mengusik tanpa perlu lagi. Aku akan bersikap baik, jadi jangan khawatir.”

Saat aku terdiam, Seong Hyunjae berbicara dengan nada menenangkan, seolah hendak menenangkanku. Aku terkejut—dia benar-benar mengatakan akan menahan diri.

“Bukan hanya karena lebih efektif mengganggu aku, kan?”

Dia tidak menjawab. Mengetahui dia, dia pasti sedang memasang senyum palsunya.

“Hentikan mengganggu anak itu. Dan juga jangan usik Chief Song. Dia sudah cukup lelah.”

“Apa wilayah perlindunganmu tidak terlalu luas? Baiklah, aku tidak akan mengganggu anak-anak yang kau urus. Dan mengenai Chief Song, aku memperlakukannya dengan baik.”

Kalau Song Taewon mendengar itu, kerutan di dahinya pasti bertambah dua kali lipat.

“Aku bahkan mengirimkan setelan khusus bersamaan dengan undangannya kali ini. Sayang sekali, langsung dikembalikan.”

“Kamu tahu dia tidak akan menerimanya. Untuk apa repot-repot?”

“Tentu saja, aku menyiapkan satu untukmu juga, jadi jangan merasa tersisih.”

Astaga, tolong berhenti bicara sampah. Aku melirik Noah, yang duduk agak jauh. Karena kami duduk sangat dekat, aku tidak bicara keras, jadi seharusnya sulit baginya untuk mendengar dengan stat-nya. Tetap saja aku merasa tidak nyaman. Saat mata kami bertemu, Noah mengibas-ngibaskan ekornya seperti anak anjing yang berkata, Lihat, aku sudah duduk manis!

“Kamu lebih suka putih, hitam, atau—”

“Hitam.”

Tidak ada gunanya menolak. Lagipula tidak akan berhasil. Jadi sekalian saja.

“Ah, sangat rendah hati, Han Yujin. Kalau begitu, akan kuberikan semua dua puluh setelan itu.”

“Siapa yang butuh dua puluh setelan! Tidak usah, terima kasih!”

“Karena kamu begitu sederhana, sepuluh setelan lagi.”

…Biasanya aku tidak setuju dengan tradisi “pukulan ulang tahun,” tapi untuk hari ini, aku mendukung penuh—asal yang memukul S-Class lain, bukan aku.

“Jadi, kamu benar-benar tidak akan memberiku undangan? Hadiah yang kupersiapkan untuk malam ini jauh lebih bagus, tahu.”

“Aku berencana mengantarmu sendiri.”

Ya, tentu. Maksudnya, dia ingin meninggalkanku supaya bisa merasakan kontras keterasingan sampai detik terakhir.

“Tidak perlu repot-repot begitu, Tuan Ulang Tahun. Aku bisa pergi sendiri.”

Kalau bosan, rajut saja.

Menyimpan semua perasaanku jauh-jauh dalam saku imajiner, aku kembali ke Guild Haeyeon. Yerim sedang kelas, dan Yuhyun sibuk bekerja. Meski kompetisi A-Rank menarik perhatian publik, pembubaran MKC berlangsung cepat. Haeyeon, Sesung, dan bahkan Breaker yang masuk belakangan sudah menyelesaikan sebagian besar pembagian aset.

“Kenapa kamu pergi ke Guild Leader Sesung?”

Yuhyun bertanya sambil memberiku segelas jus ketika aku duduk di sofa kantor. Dia masih tidak suka aku keluyuran, tapi tidak seperti dulu, dia tidak lagi menunjukkan keberatan keras. Bahkan sekarang, meski terdengar agak tidak puas, suaranya lebih seperti bertanya, bukan menegur.

“Aku tanya kenapa dia tidak kirim undangan. Dia bilang mau menjemputku sendiri, jadi aku bilang aku akan pergi sendiri.”

“Sebenarnya tidak perlu kamu datang. Aku juga tidak berencana hadir.”

“Kalau kamu tidak pergi, bagaimana dengan Yerim? Dia belum siap pergi sendirian ke acara seperti itu.”

“Aku sudah bicara dengan Breaker Guild Leader. Kalau aku tidak pergi, Hunter Kim Seonghan akan hadir menggantikan.”

Karena aku, salah satu dari tiga orang—Yuhyun, Yerim, atau Seonghan—harus tetap berada di Haeyeon. Bahkan jika Kim Minui sudah diungkap sebagai S-Class, ada banyak Hunter S-Class asing yang masuk negara ini, dan mengandalkan S-Class palsu saja tidak cukup meyakinkan.

“Kenapa tidak bilang dari awal?”

“Karena kalau aku bilang, hyung pasti akan memaksa aku untuk pergi. Aku berencana mengatakan belakangan, lalu kita makan malam bersama sebelum aku pergi.”

Dia bisa baca pikiran atau apa? Yuhyun menelepon seseorang sambil berbicara.

“Kalau begitu, hyung juga harus bersiap.”

“Uh, ya.”

Aku hanya bisa memandangi adikku saat ia memerintahkan orang untuk menyiapkan kepergianku ke pesta itu. Dia menjalankan guild seperti profesional, tapi…

‘…Apa dia juga merasa tertekan?’

Kata-kata Seong Hyunjae terus terngiang.

Saat Yerim mendengar bahwa aku akan pergi bersamanya, dia senang bukan main. Dia mengaku sebelumnya khawatir meninggalkanku sendiri, lalu bersikeras memilihkan pakaian untukku. Aku nyaris tidak bisa menolaknya. Yerim memang punya selera mode yang bagus, tapi pilihannya sering terlalu “imut.”

Setelah Myungwoo dan Noah, Moon Hyunah juga sengaja bergabung sebelum kami semua berangkat bersama ke pesta ulang tahun sialan itu.

Chapter 183 - Mister Seong’s Birthday (1)

“Apa gaun biru itu tidak lucu? Yerim, kukira kamu akan menyukainya.”

“Hal yang kusuka dilihat dan hal yang kusuka dipakai itu berbeda, tahu. Gaun itu lebih seperti sesuatu yang ingin kupakaikan ke bonekaku.”

Yerim, yang mengatakan itu, sedang mengenakan tailcoat khusus pesanan. Saat kutanya kapan dia mempersiapkan sesuatu seperti itu, dia bilang sejak perjalanan kami ke Hong Kong dia ingin mengenakannya, jadi dia membuatnya secara custom. Alih-alih dasi kupu-kupu, dia menyematkan bros biru yang cocok dengan antingnya, dan itu sangat cocok untuknya.

“Atau… kamu pikir pakaian ini tidak bagus?”

“Tidak, itu bagus. Kamu terlihat imut.”

Penampilannya yang memukau cukup untuk menarik perhatian siapa pun. Dan kemudian, ada yang lain.

‘…Saat-saat seperti inilah aku merasa malu berjalan bersama mereka.’

Han Yuhyun tidak perlu disebutkan. Noah tetap bersinar, dan Myungwoo sudah sejak lama berada lebih dekat ke level mereka daripada levelku. Barisan pria tampan dalam setelan formal, masing-masing dengan pesona khas mereka, membuat kami seperti sedang pergi ke acara festival film.

Di samping mereka, Moon Hyunah mengenakan evening dress. Rambutnya yang dicukur setengah dipasangkan dengan gaun itu seharusnya tampak tidak cocok, tapi anehnya justru sangat cocok—bahkan mencolok. Itu benar-benar sebuah gaun, tapi aura kuat dan bersemangat darinya sangat luar biasa.

‘Apa cuma aku yang mencolok tidak cocok di sini?’

Ketika aku melihat cermin tadi, kupikir aku cukup rapi, tetapi tidak bisa dipungkiri titik awalku memang berbeda. Pokoknya, kami berenam berdiri di landasan helikopter.

Tempat pesta ulang tahun Seong Hyunjae tidak lain adalah sebuah kapal pesiar. Dengan begitu banyak hotel mewah, kenapa pesta kapal pesiar? Lebih tepatnya, mereka dipaksa memilih itu demi alasan keamanan. Bahkan dengan hanya Hunter S-Rank domestik, orang akan khawatir akan potensi insiden. Jika Hunter asing juga hadir, kepanikan akan tak terhindarkan.

Tahun lalu, mereka berhasil menggelarnya di hotel terpencil, tetapi tetap saja, ada perkelahian kecil antar Hunter S-Rank. Kejadian itu dihadapkan ke publik sebagai ledakan gas. Setelah kejadian itu, keluar rekomendasi: setiap perkumpulan resmi beberapa Hunter S-Rank, selain untuk urusan pekerjaan, harus diadakan di dalam dungeon atau di lokasi tanpa permukiman dalam radius satu kilometer.

Terutama untuk acara yang melibatkan Hunter asing seperti ini, itu bukan sekadar rekomendasi, tapi aturan ketat. Jadi, pestanya diadakan di laut. Tidak ada hotel yang cukup terisolasi, jadi ini pilihan terbaik.

Dengan suara keras “thwack-thwack-thwack,” helikopter datang. Di tengah angin yang kencang, Yerim menyesuaikan hadiah yang dia bawa. Itu dibungkus kertas berkilau dengan pita.

“Aku membeli buku yang Mister isyaratkan.”

Melihat tatapanku, Yerim bicara.

“Knitting Made Easy from the Basics, Knitting Dekoratif Gaya Nordik, dan Desain Pola Rajut yang Indah. Aku jadi jauh melebihi anggaran, sih.”

“Kamu melakukan yang bagus. Dia pasti suka.”

Itu hadiah yang benar-benar cocok untuk orang seperti dia. Kalau dia ingin menghabiskan semua benang yang kuberikan, dia tidak akan bosan sampai tahun depan. Aku menoleh ke Yuhyun.

“Kamu menyiapkan apa, Yuhyun?”

“Aku tidak tahu. Biasanya kantor sekretaris yang mengirimkan sesuatu yang pantas.”

Benar-benar terdengar tidak peduli. Padahal ini ulang tahun. Dari tampaknya, Moon Hyunah juga tidak menyiapkan sesuatu sendiri. Myungwoo membuat beberapa item sederhana dan bahkan menyiapkan sesuatu untuk Noah, yang diundang belakangan. Hadiahnya masing-masing item tangkap sekali pakai dan item terbang.

“Bagaimana tahun lalu? Aku agak gugup, ini pertama kalinya datang ke acara seperti ini.”

Saat helikopter sedang dipersiapkan, aku diam-diam bertanya pada Yuhyun. Aku memang pernah mengadakan pesta lelang di hotel sebelumnya, tapi pesta ulang tahun—terutama yang semewah ini, dengan begitu banyak orang—benar-benar hal baru bagiku. Aku bahkan sudah bertahun-tahun tidak pergi ke pesta ulang tahun biasa.

“Aku tidak pergi. Hunter Kim Seonghan yang pergi menggantikanku.”

“Kamu tidak pergi? Kupikir itu kesempatan bagus untuk pertukaran informasi.”

“Secara publik, dibilang aku sedang berada dalam raid dungeon A-Rank…”

Yuhyun sedikit mendekat dan berbicara rendah. Suara helikopter membuat orang lain tidak bisa mendengar.

“Itu waktu hyung terluka.”

Oh. Benar juga. Dalam timeline ini sudah setahun lalu, tapi bagiku terasa seperti enam tahun lalu, jadi ingatanku agak kabur.

“…Waktu itu, masih ada orang-orang yang berkeliaran mencari kesempatan untuk memanfaatkanmu.”

Nada suaranya yang sedikit meredup memicu ingatanku. Mereka sebenarnya hanya penipu biasa. Mereka mendekat penuh angan-angan, memutuskan aku tidak berguna, lalu marah dan melampiaskannya.

“Itu hal yang umum saja. Kamu ikut campur langsung? Mereka pasti orang kecil—kenapa sampai tidak datang ke pesta?”

“Kalau aku pergi dalam kondisi begitu, itu akan menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat. …Maaf.”

“Jangan bilang begitu. Kamu sudah melakukan segalanya untuk melindungiku. Kalau ada yang perlu minta maaf, ya aku.”

“Kenapa hyung yang harus minta maaf?”

Yuhyun menatapku, terlihat bingung. Tentu saja, alasan aku terluka waktu itu karena adikku terlalu hebat. Tetap saja.

“Yah, cuma…”

Aku mendongak menatap adikku. Mata hitamnya bertemu mataku seolah dia memang menungguku bicara.

“…Kamu baik-baik saja belakangan ini?”

“Hah?”

“Maksudku, kamu tidak sedang kesulitan, kan? Tidak ada yang menekan atau membuatmu tercekik?”

Yuhyun ragu sebentar sebelum menjawab.

“Aku baik-baik saja untuk saat ini.”

Jadi memang ada sesuatu. Aku ragu antara ingin membahasnya langsung dan ingin menghindarinya. Tanpa skill fear resistance, bahkan cara berputar-putar seperti ini mungkin terlalu menakutkan untukku.

Kalau Yuhyun sedang menahan sesuatu karenaku… Tidak, pasti dia begitu. Sudah pasti.

“Kalian bisik-bisik apa sih?”

Saat itu, Yerim mendekat dan bertanya. Ketika aku menghindar dengan mengatakan itu bukan apa-apa, dia menatapku penuh curiga. Sudahlah, tidak usah dipikirkan sekarang. Aku harus membicarakannya nanti, tapi bukan hari ini.

“Itu tetap membuatku takjub, meskipun sudah sering kulihat.”

Moon Hyunah menggeleng melihat kami.

“Tak kusangka aku akan hidup cukup lama untuk melihat young master menempel pada seseorang seperti anak anjing. Tidak pernah kubayangkan, bahkan dalam mimpi.”

Anak anjing, katanya. Yah, memang Yuhyunku lucu, tapi tetap saja.

“Dia selalu ramah sejak kecil.”

“Kamu tahu bagaimana adikmu yang ‘ramah’ itu menghancurkan Yun Kyungsu? Memang Yun yang mulai duluan dengan tingkah sok jagoan. Dia pikir dia bisa menekan young master saat pertemuan pertama—dia langsung menepuk kepala Yuhyun.”

“Itu karena aku lengah.”

Yuhyun mendengus sambil memalingkan pandangan, menatap Yerim bukannya aku. Yerim, jangan tertawa. Tolong, jangan bicara apa pun. Aku tidak mau ini berantakan sebelum kami naik helikopter.

“Itu satu-satunya kejadian sebelum atau sesudahnya—kecuali denganmu, tentu saja.”

“Waktu itu, young master sempat membeku sebentar, lalu langsung mengayunkan pedang ke kepala orang itu. Dia kelihatan siap membunuh, tapi karena dia S-Rank juga, Yun Kyungsu bisa menangkis—nyaris. Dia selamat, tapi habis-habisan dihajar.”

Moon Hyunah tertawa keras, mengatakan itu pemandangan yang luar biasa.

“Dihajar habis-habisan oleh anak yang jauh lebih muda, lalu ditatap dengan pandangan ingin membunuh selama berhari-hari—itu benar-benar merusak reputasi Yun Kyungsu. Kemungkinan itu alasan utama Sudam tidak berkembang sebesar potensinya. Bukan cuma memalukan dihajar anak kecil, tapi juga menakutkan mendekat ketika young master memperlihatkan taringnya.”

Pantas saja Yun Kyungsu selalu menggeretakkan gigi tiap melihat Yuhyun. Seperti sebelumnya, mendengar detailnya membuatku yakin dia pantas menerimanya. Akhirnya, Yerim yang tidak bisa menahan diri berkata sambil tertawa.

“Guild Leader, biarkan aku menepuk kepalamu sekali saja!”

“Yerim!”

Aku segera menarik Yuhyun ke pelukanku. Jangan terpancing provokasi anak kecil, oke? Untungnya, adikku hanya melempar tatapan dingin ke Yerim lalu mengabaikannya.

Saat itu, helikopter siap, dan kami lepas landas. Setelah beberapa saat, kapal besar dengan cahaya gemerlap muncul di atas lautan. Melihatnya secara langsung membuatku semakin yakin ini benar-benar pemborosan uang. Bahkan kalau disewa, pasti biayanya selangit—lebih mahal dari hotel mana pun.

Sesaat sebelum helikopter mendarat di kapal, Yuhyun yang duduk di sampingku berkata:

“Kamu tidak memakai Grace selama beberapa hari, jadi pasti sudah penuh, kan? Pakai sekarang.”

“Grace?”

“Iya. Sekalian gunakan juga skill Teacher.”

…Tunggu dulu. Bukankah ini pesta ulang tahun Seong Hyunjae? Kok rasanya seperti beta test untuk ranking match S-Rank? Tapi tetap saja, aku menuruti. Aku mengaktifkan Grace dan menggunakan Teacher pada Yuhyun.

Moon Hyunah, yang menghadiri pesta tahun lalu, mencoba menjelaskan menggantikan Yuhyun, tapi helikopter keburu mendarat. Saat kami turun ke landasan, aku melihat wajah yang kukenal—Song Taewon.

Ia mengenakan setelan sederhana namun rapi yang, meski tidak terkesan mahal, memberi kesan bersih dan tertata. Cocok sekali dengan tubuhnya. Namun, ekspresinya jelas menunjukkan bahwa dia tidak datang untuk bersenang-senang—seolah dia datang lembur. Jujur, itu tidak jauh dari kenyataan.

‘Kamu bisa saja tinggal di rumah dan istirahat.’

Ini di lepas pantai. Bahkan jika seseorang memulai keributan, kemungkinan korban sipil praktis nol. Tapi mengenal Song Taewon, dia tidak akan bisa duduk santai tahu sekumpulan S-Rank berkumpul. Dia memang pandai mempersulit hidup sendiri.

‘Itu mungkin sebabnya Seong Hyunjae menganggapnya menarik.’

Bukan berarti negara lain tidak punya Hunter S-Rank pemerintah. Tapi sejauh yang kuketahui, tidak ada yang seperti Song Taewon.

Di luar negeri, Hunter S-Rank pemerintah diperlakukan seperti pahlawan. Mereka tidak mengikuti perintah, tapi bertindak atas kehendak sendiri untuk melindungi negara mereka. Terutama di Amerika Serikat, tempat budaya pemujaan pahlawan sangat kuat. Meskipun secara nominal terikat pada pemerintah, para Hunter itu bertindak sebagai otoritas independen. Song Taewon, sebaliknya, benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri. Ini membuatnya sangat berbeda dari rekan-rekan asingnya.

Jika Seong Hyunjae melihatnya begitu selama tiga tahun, dia sudah bosan. Tapi baru-baru ini, pengaruhku ikut berperan.

‘Lebih dari itu… dalam ingatan sebelum regresinya, Song Taewon adalah seseorang yang sudah mati.’

Lebih parahnya lagi, Song Taewon mati setelah mewariskan salah satu skill-nya padanya. Berdasarkan keadaannya, kemungkinan dia mati tepat di depan mata Seong Hyunjae. Jika Seong Hyunjae merasa déjà vu dari ingatannya sebelum regresi, Song Taewon pasti terasa sangat asing baginya. Seseorang yang dia lihat mati kini hidup, berjalan-jalan, dan bahkan berubah sedikit demi sedikit.

Itu pasti terasa aneh dan segar.

“Kamu pasti bersusah payah datang sejauh ini.”

Mendengar ucapanku, Song Taewon memberiku tatapan rumit khasnya. Setiap kali dia menatapku seperti itu, aku merasa seperti rookie clueless yang membuat kesalahan. Kenyataannya, dia mungkin memang berpikir begitu.

“Jadi Hunter Han Yujin pun datang.”

“Kali ini aku benar-benar tidak bersalah.”

Aku hanya datang untuk menghadiri pesta ulang tahun dan memberikan hadiah. Yah, lebih tepatnya semacam suap, tapi tetap saja. Kali ini aku tidak merencanakan apa pun. Aku benar-benar datang hanya untuk sesuatu yang sederhana.

“Hunter Han Yujin, Anda harus lebih sadar bagaimana Anda terlihat di mata orang lain.”

Aku tahu aku dianggap cukup serbaguna dalam banyak hal, tetapi para tamu kemungkinan lebih tertarik pada Myungwoo. Selain pembiakan monster mount dan verifikasi peringkat, kemampuan lainku sebagian besar masih tidak diketahui. Di sisi lain, Myungwoo, yang telah membuat senjata S-Rank, jelas akan menjadi pusat perhatian.

“Jangan khawatir, Chief Song,”

Moon Hyunah menyela dengan senyum cerah.

“Kalau ada yang mulai ribut, akan kulipat rapi dan kulempar ke laut!”

“Tolong jangan lakukan itu.”

Song Taewon menghela napas sambil menjawab, lalu lanjut dengan nada tenang.

“Jika terjadi kekerasan, tolong laporkan. Jika kekerasan tidak bisa dihindari, pastikan memberikan laporan terperinci setelahnya. Hunter S-Rank asing mana pun yang dianggap ancaman besar akan diberi larangan masuk atau dipantau secara ketat.”

Dia kemudian mengeluarkan daftar tamu dari Inventory-nya. Setelah perlahan memeriksa kami—aku, Yuhyun, Moon Hyunah, Yerim, Myungwoo, dan Noah—dia menandai masing-masing dengan pena. Akhirnya, tatapannya kembali padaku sekali lagi.

“Hati-hati.”

“Ya, aku akan pastikan untuk bersikap baik agar Anda tidak perlu khawatir.”

Setelah melewati Song Taewon, kami bergerak masuk. Saat berjalan di lorong, Moon Hyunah berkata:

“Yerim, keluarkan senjatamu.”

“Siap, unnie!”

Tunggu, apa? Kenapa senjata?

Moon Hyunah mengeluarkan tombak ramping, tidak terlalu mencolok tetapi cukup tinggi melebihi dirinya. Yerim juga memanggil tombak icewood-nya dan mengenakan shawl di satu lengan. Bahkan Yuhyun menghunus pedang.

“Kalian berniat mulai bertarung di sini?”

Atas pertanyaanku, Yuhyun mengangkat bahu.

“Aku tidak datang tahun lalu, jadi tidak yakin, tapi dengan pengaturan seperti ini, kecil kemungkinan semuanya akan tenang.”

“Betul. Kebiasaan lama susah hilang. Apa kau pikir segerombolan orang gila tiba-tiba akan berubah jadi anak baik hanya karena mereka ada di pesta orang lain? Mungkin tidak seburuk biasanya, tapi mereka jelas tidak akan diam.”

Itu… memang masuk akal, tapi juga seperti awal sakit kepala besar bagiku.

“Kalau kapal ini tenggelam gara-gara kalian bagaimana?”

“Kalau ada orang yang bahkan tidak bisa mengendalikan kekuatan sampai segitunya tapi mengaku-aku Hunter S-Rank, mereka pantas dilempar ke laut dan ditenggelamkan!”

Tolong jangan tertawa sambil berkata begitu.

Merasa lelah sendiri, aku menoleh ke Myungwoo dan Noah.

“Kalaupun begitu, tetap saja bisa berbahaya untuk Myungwoo.”

“Jangan khawatir, aku akan menjaganya. Stat Myungwoo tidak serendah itu, dan dia membawa item pertahanan.”

“Iya, tidak usah khawatir, Yujin. Aku masih punya item penangkal kerusakan, dan kalau situasinya buruk, aku bisa mundur ke bengkel. Selain itu, kalau seseorang mencoba mencari gara-gara denganku atau dengan hyung, ini kesempatan bagus untuk tahu siapa mereka sebenarnya.”

Tambah Myungwoo, menjelaskan bahwa ketika orang datang ke bengkelnya secara langsung atau mengirim wakil, mereka biasanya menyembunyikan sifat asli dan bersikap sopan. Di sini, niat mereka akan jauh lebih jelas. Tetap saja, aku tidak bisa mengabaikan kekhawatiran—keselamatan tetap nomor satu.

“Jangan terlalu stres, hyung. Tidak akan sampai berlebihan. Kalau benar-benar berbahaya, aku tidak akan membiarkan hyung datang ke sini.”

“Betul. Ini seharusnya pesta santai~ Santai saja, nikmati acaranya.”

…Berbeda dari Moon Hyunah yang terang-terangan bersemangat, bahkan Yuhyun terlihat sedikit senang. Dan Yerim? Dia seperti sudah siap meluncur kapan saja.

Baiklah, ini pesta. Pesta S-Rank. Tapi… tolong jangan sampai menenggelamkan kapalnya.

Chapter 184 - Mister Seong’s Birthday (2)

Kami menuruni tangga besar yang melengkung. Hotel tempat lelang diadakan sebelumnya sudah mengesankan, tetapi tempat ini terlihat bahkan lebih mewah. Bukan berarti aku punya hak untuk mengeluh setelah pernah meledakkan seluruh hotel, tapi interior mewah seperti ini terasa sia-sia jika pertarungan akan pecah.

Tidak bisakah kami hanya memotong kue ulang tahun dengan tenang, membuka sebotol anggur, dan menikmati tawa ceria? …Iya, tidak, itu jelas tidak akan terjadi. Faktanya, keributan sudah dimulai.

“Oh? Honeypot!”

Beberapa idiot muncul sambil mengoceh tak jelas. Honeypot, ya? Itu terdengar agak familiar. Seorang pria yang tampak agak berkulit gelap dan terlihat seperti orang India menunjuk ke arahku, dan Moon Hyunah langsung melempar tombaknya. Tombaknya memiliki ketebalan standar, tetapi energi berputar yang menyelimutinya seperti tornado membuatnya hampir setebal pilar. Pria itu menghindar dengan melompat salto ke belakang melewati pagar tangga, nyaris lolos. Setelah targetnya hilang, tombak itu kehilangan momentum dan tertancap ringan ke dinding.

“Hyunah?!”

“Menunjuk itu berarti tantangan duel.”

Dia hidup dengan aturan yang benar-benar berbeda dariku. Moon Hyunah melompat menuruni tangga dalam satu lompatan, mengambil kembali tombaknya, lalu menoleh padaku dengan senyum penuh kemenangan.

“Tuh kan? Tidak ada kerusakan berarti. Aku bisa mengendalikannya dengan baik.”

“Wow, aku kira dindingnya bakal hancur. Keren banget.”

Fakta bahwa dia bisa mengurangi kekuatan tombak saat sedang meluncur sungguh luar biasa. Yerim bergumam pelan, “Aku belum bisa melakukan itu.” Tentu saja pengalaman itu berpengaruh, tetapi bahkan untuk para awakener awal, sangat sedikit Hunter yang mampu melakukan kontrol setepat itu.

Pria India yang jatuh melewati pagar menghilang tanpa suara. Saat kami turun satu anak tangga lagi, seorang pemandu sudah menunggu. Sepertinya dia bukan orang biasa—mungkin seorang Hunter A-Rank. Setelah memeriksa undangan dan nama kami dengan daftar, ia memberi isyarat agar kami mengikutinya.

“Silakan gunakan fasilitas apa pun di kapal ini. Mohon hindari area yang diberi tanda akses terbatas. Selain itu, kami dengan sopan meminta Anda untuk tidak menggunakan skill serangan di dalam kapal. Semua personel non-awakened dan awakener B-Rank ke bawah telah turun, jadi pada dasarnya ini sistem swakelola.”

Swakelola? Kedengarannya seperti bebas berbuat sesuka hati. Dengan hanya Hunter level tinggi di kapal, rasanya mereka memang sengaja menyiapkan tempat ini untuk kami melakukan apa saja seenaknya.

Hunter A-Rank itu mengantar kami sampai sebuah pintu besar, sambil bersenandung bahwa hanya tinggal sedikit tamu yang belum tiba, lalu kembali ke posnya. Pintu terbuka, menampilkan aula pesta yang sangat luas.

Langit-langitnya setinggi tiga lantai, dengan enam tangga melengkung ke atas. Sebuah lampu gantung raksasa tergantung di tengah, memancarkan cahaya berkilauan ke seluruh ruangan. Meja-meja besar berlapis kain putih tersebar di berbagai tempat, dan ada juga hidangan buffet serta bar anggur di sisi ruangan.

Dan berdiri di atas salah satu meja adalah Kang Soyeong. Ia merentangkan kedua lengannya dan berteriak:

“Besok ulang tahunku juga! Tiap tahun ulang tahunku selalu ketutupan ulang tahun Guild Leader! Dan tahun lalu, seluruh guild dihukum bareng karena setengah hotel hancur—padahal itu hari ulang tahunku!”

“Iya iya, Soyeong, tahun depan kamu bisa adain pesta setelah kita menumbangkan Seong Hyunjae!”

Liette mengejek, membuat ekspresi Kang Soyeong berubah serius. Mini dress putih yang ia kenakan berkibar mengikuti gerakannya ketika ia berbalik.

“Uhh, itu kedengarannya mengerikan. Guild Leader kita itu—Oh, Hunter Noah!”

Kang Soyeong melihat kami dan kembali mengibaskan kedua lengannya dengan semangat.

“Besok ulang tahunku! Mau pergi kencan denganku sebagai hadiah?”

“…Selamat ulang tahun sebelumnya, tapi maaf, aku harus menolak.”

“Ditolak lagi! Unnie, kakakmu baru saja menolak aku untuk ke tiga puluh tujuh kalinya.”

“Tidak apa-apa sayang. Meskipun kamu ditolak sembilan puluh sembilan kali, selama kamu menang di percobaan terakhir, kamu tetap pemenang.”

“Kamu benar! Kalau begitu daripada seratus, aku incar seribu kali. Hunter Noah, maukah kau pergi kenc—!”

“Seorang A-Rank berisik kayak gini benar-benar menyebalkan.”

Seseorang bergumam. Pada saat yang sama, ekspresi Liette berubah, dan dia melesat maju seperti peluru, meskipun tidak membawa senjata. Anting-anting berbentuk batang logamnya berkilat di bawah cahaya saat ia menghantam meja yang diangkat seseorang untuk bertahan. Crack! Meja itu retak dan pecah berkeping-keping, kain putihnya tersangkut di reruntuhan. Ketika kain itu berkibar, tendangan susulannya menghantam lengan pria berbadan besar itu.

“Ada lagi yang keluar! Buka jendelanya!”

Seorang Hunter dengan setelan biru terang meloncat ke pagar lantai dua dan merobek jendela yang hanya bisa terbuka setengah untuk keamanan. Menggunakan lengan pria yang baru saja ia tendang sebagai tumpuan, Liette berputar, melilitkan kain dari meja yang pecah ke kepala pria itu. Seperti air yang mengalir, dia mengunci lehernya dan melemparkannya ke arah jendela yang terbuka.

Pria itu tidak lemah; ia memutar tubuh di udara dan mencoba mendarat di ambang jendela untuk menghentikan dirinya.

“Jangan sisakan penyesalan!”

Crash! Hunter yang membuka jendela memecahkan jendela itu di kepala pria tersebut, memastikan ia mental sepenuhnya keluar kapal. Hmm, yah, setidaknya mereka mengikuti aturan “tanpa skill”. Kalau mereka menggunakan skill, ini tidak akan berhenti di meja dan jendela rusak saja. Oh, bahkan ada jejak kaki terbenam di lantai sekarang.

Meski kekacauan terjadi di satu sudut, tidak ada yang lain tampak terlalu terganggu. Beberapa menonton seolah melihat kebakaran jauh, sementara yang lain mengabaikannya dan sibuk mengobrol. Jelas tidak semuanya S-Rank—sepertinya ada banyak A-Rank juga. Kang Soyeong salah satunya, dan juga Kim Seonghan yang hadir tahun lalu menggantikan Yuhyun. Kemungkinan besar, banyak A-Rank di sini sebagai pendamping atau perwakilan S-Rank.

Tak lama kemudian, sebuah pengumuman terdengar.

[Di dekat kolam di dek, tersedia handuk dan pakaian ganti. Saat naik dari laut, mohon hindari merusak lambung kapal dan gunakan tali yang tergantung atau skill terbang. Jika situasi memanas, mohon pindah sekitar 200 meter ke arah barat laut menuju karang. Terima kasih.]

“Benarkah orang bisa seenaknya memulai pertarungan seperti itu?”

Yerim bertanya dengan mata berkilat, dan Moon Hyunah melihat berkeliling sambil menjawab.

“Tidak, tidak sembarangan. Memukul seseorang tanpa alasan itu tidak sopan—kamu harus memulai atau merespons tantangan. Dan jangan ganggu orang yang sedang makan.”

“Baiklah~”

“Kalau mereka mulai duluan, kamu bisa menghajar mereka tanpa rasa bersalah. Itu sebabnya aku ke Haeyeon jauh-jauh untuk—oh, itu dia!”

Moon Hyunah tiba-tiba melihat seorang pria berselimut jubah dan tersenyum lebar tanpa suara. Lalu, dalam satu lompatan, ia naik ke atas meja.

“Hey, kepala batu! Hari ini aku pakai dress!”

Mendengar teriakannya, pria yang ia panggil “kepala batu” itu langsung melepaskan jubahnya. …Wow, dia memakai dress. Dress merah, pula. Apa mereka bertaruh atau apa? Secara refleks, aku meraih untuk menutupi mata Yerim, tetapi dia dengan mudah menghindar.

“Cocok kok. Katanya tahun lalu mereka ribut soal pakaian begini juga.”

Oh, begitu. Saat Moon Hyunah tertawa keras sambil menodongkan kamera ponselnya, “kepala batu” itu melemparkan belati ke arahnya. Ia menepisnya dengan tombaknya, dan suara jepretan kamera terdengar saat pria itu—rok merahnya berkibar—mengejarnya.

“Mau pergi ke sana dan ambil makanan?”

tanya Yuhyun santai, seolah tidak ada yang baru saja terjadi. Ya, ini memang sebelum makan malam. Beberapa tamu masih berdatangan dan pesta belum resmi dimulai, jadi Seong Hyunjae belum terlihat.

[Selama pertempuran, mohon arahkan serangan ke samping atau ke atas, bukan ke bawah. Terima kasih.]

Bang! Suara retakan keras menggema ketika sebuah dinding terbelah, disusul pengumuman lainnya. Selama bagian bawah kapal tetap utuh, kapal tidak akan tenggelam. Sebelum keadaan semakin parah, aku memutuskan untuk mengisi perut dan mulai berjalan. Tapi aku bisa merasakan tatapan-tatapan yang mengikuti—tatapan penasaran yang terang-terangan. Sudah kuduga ini akan terjadi, tapi tetap saja sedikit tidak nyaman. Aku juga mendengar bisik-bisik samar tentang “honeypot”.

Kenapa sih semua orang memanggilku honeypot?

“Duduk. Biar aku ambil makanannya.”

Yuhyun, yang berdiri di dekat meja dekat buffet, menancapkan pisau ke atas meja untuk menandai tempatnya. Yerim langsung duduk di kursi yang sama dan berteriak, “Aku mau cupcake yang itu!” Tapi Yuhyun mengabaikannya. Yerim, cupcake itu buat setelah makan, ya?

Myungwoo juga duduk dan memanggil Noah, tapi Noah justru pergi ke sisi lain buffet, katanya dia akan mengambilkan makanan. Sementara itu, beberapa tamu lain masuk ke aula. Sepertinya semua tamu undangan sudah hadir, karena aku melihat Song Taewon masuk juga.

Aula itu dipenuhi para Hunter kelas atas.

‘Aku penasaran apa yang dia rasakan.’

Baginya, ini pasti tidak menyenangkan. Tapi karena kami jauh dari daratan dan tidak ada orang tak berawakener, mungkin dia sedikit lebih santai dari biasanya. Lagipula, pertarungan di sini hanya akan melukai yang bertarung.

Beberapa orang mendekati Song Taewon, yang berdiri di dekat dinding seperti penjaga. Aku tidak bisa mendengar percakapan mereka, tapi melihat gerakan bibirnya, jawabannya pendek seperti biasa. Mungkin dia belum makan malam. Seharusnya dia makan sebelum Seong Hyunjae datang.

Karena tahu dia mungkin tidak akan makan kalau dibiarkan, aku berdiri. Segera setelah itu, Yerim ikut. Tapi sebelum kami sempat pergi—

“Benarkah yang terjadi di Hong Kong itu jebakan?”

Seseorang memanggilku. Penculikan itu memang nyata, tetapi situasinya memang diatur, jadi bisa dibilang jebakan. Saat aku menoleh, kulihat seorang pria yang tampak sangat Barat. Sepertinya aku mengenalinya dari ranking battle sebelum regresi. Siapa dia ya? Bukan top rank, tapi sepertinya Hunter yang cukup kuat.

“Aku korban tak bersalah.”

“Untuk korban tak bersalah, kamu cukup terkenal sebagai honeypot. Bahkan sekarang, kamu punya banyak Hunter S-Rank yang nempel padamu. Orang-orang bahkan bilang pesta ulang tahun Guild Leader Seong ini mungkin salah satu jebakanmu lagi.”

Apa sih sebenarnya honeypot itu?! Yerim melirik ke aku, lalu ke dia, jelas mempertimbangkan apakah perlu menusuk atau tidak, tangannya menggenggam tombak. Dia masih menahan diri, tapi adikku tidak.

Sebuah piring terbang melewati kepalaku, meluncur lurus ke arah leher pria Barat itu.

Itu tampaknya menjadi sinyal yang Yerim tunggu. Begitu memutuskan tak perlu menahan diri, dia mendorongku sedikit ke belakang dan mengayunkan tombaknya.

“Tunggu, Yerim!”

Jika skill serangan dilarang, Yerim akan kewalahan. Pengalamannya masih minim, dan kecuali sihir, stat-nya relatif rendah. Menyerang sembarangan seperti ini—

“…Huh?”

“Kamu masih hijau sekali, anak ayam.”

Pria Barat itu menghindari piring dan dengan mudah menangkap tombak Yerim. Wajah pucatnya berubah menjadi smirk. Yerim terkejut dan mencoba menarik kembali tombaknya, tapi tidak bergerak. Dasar brengsek, berani-beraninya bersikap begini pada anak yang baru bangkit kurang dari tiga bulan.

Saat itu juga, api meledak di depan wajahnya. Terkejut, dia melepas tombak dan mundur. Yuhyun mendekat, melirik pria itu sejenak sebelum berbicara.

“Selalu ada idiot yang menganggap aturan ‘tanpa skill’ harus dipatuhi secara harfiah.”

“…Aku juga tidak berencana menahan diri selamanya!”

Yerim mengerucutkan bibir dan memanyunkan pipinya sambil kembali mengarahkan tombaknya pada pria itu.

“Ke dek sekarang!”

Bisakah Yerim menang? Aku bahkan tidak tahu apa skill pria itu. Haruskah aku meminta Noah meminjamkan beberapa stat padanya?

“Hyung, ini supmu.”

“Hah?”

“Tenang saja. Tidak ada yang serius.”

Yuhyun bersikeras bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan sambil menarikku kembali ke meja. Yakin tidak apa-apa? Benarkah? Sementara itu, Yerim yang tampaknya sama sekali tidak takut, berteriak memanggil lawannya dan terbang keluar jendela bersama tombaknya. Pria A-Rank itu mengikuti. Ini… aman, kan?

Beberapa orang menuju ke luar, mungkin ingin menonton. Beberapa Hunter mendekati Myungwoo juga, tapi mereka jauh lebih sopan. Dari percakapan mereka, jelas mereka sedang meminta konsultasi soal perlengkapan langka. Wajar saja mereka bersikap ramah—barang khusus seperti itu hanya bisa dibuat custom.

Tentu saja, ada juga orang yang ingin berbicara denganku. Namun, berkat insiden lempar piring tadi, mereka tidak berani terlalu dekat.

“…Kenapa mereka memanggilku honeypot, bukan beast tamer atau semacamnya?”

“Aku tidak terlalu yakin, tapi insiden Hong Kong belum sepenuhnya mereda. Banyak orang mulai menyusun potongan-potongan informasi dan berspekulasi bahwa kamu digunakan sebagai umpan untuk mengumpulkan para peserta lelang dan menghabisi mereka. Sepertinya dari sanalah istilah ‘honeypot’ muncul.”

Orang tadi juga menyebut-nyebut jebakan dan umpan. Jadi honeypot artinya semacam umpan? Yuhyun menganggap itu tidak penting dan pergi mengambil makanan lagi. Aku ingin menawarkan diri mengambilkan, tapi kupikir itu akan mengundang masalah jika aku berkeliaran sendiri.

Boom!

Suara keras menggema, pertanda pertarungan dimulai. Haruskah aku mengeceknya? Walaupun Sesung menyediakan healer A-Rank dan Yerim punya skill teleportasi untuk menghindari cedera serius, aku tetap cemas. Aku bahkan tidak bisa menikmati makananku—aku berdiri hendak pergi.

CRASH!

Kapal berguncang hebat, disusul suara gemuruh. Sebelum sempat bereaksi, Yuhyun muncul di sampingku dan mengangkatku, sementara Noah memastikan Myungwoo aman. Saat kami pindah ke area lebih aman, sebuah pilar air raksasa, setidaknya dua meter diameternya, menerobos dinding dan menghantam sisi lain tanpa bisa dihentikan.

Suara air memercik terdengar saat puing-puing dinding jatuh dan tersebar di lantai. Tanah basah, air menggenang di mana-mana. Hmm. Sepertinya aku memang tidak perlu khawatir.

“…Dia Park Yerim, kan? S-Rank yang baru itu?”

“Dia bahkan belum Awakening setengah tahun, kan? Tapi bisa melakukan itu?”

Bahkan Hunter peringkat tinggi pun tak bisa menyembunyikan kekaguman mereka, berbisik-bisik melihat pemandangan itu. Anakku memang luar biasa. Tapi… apa ini benar-benar baik-baik saja? Kita hampir mengalami bencana sebelum si pemilik pesta muncul.

Lalu, gelombang air lain melintas. Bukan pusaran seperti sebelumnya, tapi arus deras menyapu masuk ke aula pesta, lalu mengalir keluar lewat lubang satunya. Aku berpikir apakah harus turun tangan, tapi sebelum membuat keputusan—

CRACK! BOOM!

Kilatan petir menyambar di luar. Tidak di aula, tapi di dek. Apa lagi yang terjadi di sana? Kenapa pemilik pesta belum juga muncul?! Ya memang tempat ini sudah kacau, tapi tetap saja. Sebelum sempat berkata apa pun, Yuhyun meloncat ke arah lubang besar di dinding, diikuti banyak orang lain yang berlari keluar.

Dek gelap, hanya sedikit lampu yang tersisa dan berkelap-kelip, tapi pemandangan di dekat kolam renang terlihat jelas. Kekacauan total. Dan di sana, dalam setelan putih bersih yang bahkan tidak basah sedikit pun, berdiri tokoh utama pesta ulang tahun malam ini—Seong Hyunjae. Matanya berkilat dengan rasa terhibur, jelas menikmati kekacauan di sekelilingnya.

Chapter 185 - Mister Seong’s Birthday (3)

Seberapa lama ingatan pra-regresi Seong Hyunjae akan tetap samar? Jika ingatan itu mulai menjadi jelas, seberapa cepat ia akan memulihkannya?

Sudah jelas bahwa dia merasakan déjà vu yang kuat. Kebosanannya terhadap pesta ulang tahun, ketertarikannya yang aneh pada Song Taewon—semua itu mengarah ke sana. Bahkan mungkin bantuannya kepada Yerim di Hong Kong bukan semata karena peduli padaku. Yerim sangat berbeda sekarang dibandingkan sebelum regresi. Mungkin kebaikannya pada Yerim terjadi secara bawah sadar.

Jika Seong Hyunjae sepenuhnya mendapatkan kembali ingatannya dari sebelum regresi…

‘Nilai diriku pasti akan menurun.’

Banyak hal yang tersembunyi atau misterius akan terungkap, dan dia akan memahami rasa ketidaksesuaian aneh yang ia rasakan selama ini. Rasa ingin tahunya tentang diriku akan memudar, dan bobot informasi yang kumiliki akan berkurang hingga berada pada tingkat yang serupa. Bergantung pada hubungan Seong Hyunjae dengan Crescent Moon, ada kemungkinan dia justru akan memiliki informasi yang lebih menguntungkan dan lebih luas daripada aku.

Tentu saja, skill-ku akan tetap sama, dan untuk sekarang aku terhubung langsung dengan para Dungeon Manager, jadi dia tidak akan langsung memutus hubungan denganku. Tapi tidak ada salahnya berhati-hati. Dia sudah cukup merepotkan, dan jika ingatannya kembali, dia akan menjadi jauh lebih sulit dihadapi.

Karena itu, aku memutuskan: aku harus menggunakan kesempatan ini untuk mengorek sebanyak mungkin informasi terkait pengetahuannya sebelum regresi. Pada saat yang sama, aku harus memperjelas bahwa aku tidak berniat menyembunyikan segalanya darinya, dan bahwa aku berada di pihaknya—setidaknya sampai batas tertentu. Rencanaku adalah memberikan kemampuan bertarung yang kualami selama berada di dunia mentalnya sebagai hadiah ulang tahun.

Sejujurnya, aku lebih suka memberikannya setelah Ranking Battle S-Rank… Atau lebih tepatnya, aku sama sekali tidak ingin memberikannya. Dia sudah sangat kuat, dan memikirkan dia menjadi lebih kuat lagi itu mengesalkan dalam banyak hal.

“Mister!”

Yerim terbang menghampiriku. Tailcoat-nya basah kuyup, meskipun shawl di bahunya tampaknya tahan air.

“…Aku nggak perlu bayar ganti rugi, kan?”

Dia melirik lubang besar di dinding, akhirnya mulai khawatir. Kasihan Yerim—dia baru saja melunasi hutangnya. Kapal pesiar sebesar ini pasti sangat mahal. Berapa biayanya? Moon Hyunah, yang entah kapan sudah berdiri di dekat kami, terkekeh menjawab untukku.

“Mereka nggak sekecil itu kok. Tenang saja.”

“Benarkah? Oh, aku sebenarnya berusaha nahan diri, tapi orang gila itu mulai menghina Mister! Bilang bahwa Mister cuma F-Rank yang dipelihara karena skill dan bertingkah seolah Mister itu S-Rank. Menyebalkan sekali, jadi aku lempar dia ke laut!”

“Bagus sekali.”

Tapi apakah aku terlihat seperti S-Rank? Aku tidak melakukan banyak hal di aula pesta tadi. Mungkin karena aku tidak tampak takut meski stat-ku F-Rank? Ditambah lagi, Yuhyun dan Noah yang mengambilkan makanan untukku sebelumnya. Itu bisa saja membuatnya tidak senang.

“Waktu aku bilang itu nggak benar, dia bilang aku terlalu muda untuk mengerti dan bahwa betapapun bergunanya Mister, perbedaan stat itu tetap tidak bisa diabaikan. Dia bahkan membandingkan Mister dengan Myungwoo!”

Yerim mendesis, jelas kesal. Tapi jujur saja, sudut pandang seperti itu bukan hal yang langka. Bahkan hanya kekayaan atau kekuasaan saja sudah cukup membuat orang meremehkan orang lain, dan Hunter S-Rank memiliki bukan hanya itu, tapi juga kekuatan nyata. Tidak mengherankan jika orang biasa terlihat tidak berarti bagi mereka.

Korea Selatan relatif stabil soal ini, tetapi banyak negara di mana Hunter S-Rank bertindak seperti raja. Hanya sedikit negara yang berhasil membangun sistem sebaik negara kami.

“Mister nggak marah?”

Yerim mendekat, wajahnya hampir menempel padaku. Aku hanya tertawa kecil. Untuk hal seperti itu? Ayolah. Dibandingkan sebelum regresi, itu bahkan tidak terasa seperti hinaan. Aku bahkan tidak merasa tersinggung.

“Yang lebih penting, kenapa Guild Leader Sesung masih di luar sana melakukan entah apa?”

Aku melirik area kolam renang, sekarang penuh dengan lantai retak dan air yang mengalir. Si pemilik pesta berdiri di sana, dan di dekatnya ada dua orang terbaring di lantai.

“Waktu aku lempar orang yang kulawan ke laut, dua orang itu menyerangku. Aku nggak tahu mereka temannya atau cuma cari gara-gara. Lalu Guild Leader Sesung muncul dan menanganinya. Dia bilang, ‘Bahkan tanpa tali, harus ada ketertiban dasar.’”

Yerim meniru nada bicara Seong Hyunjae saat mengulang perkataannya. Sama sekali tidak cocok dengannya.

Lalu, apa yang akan terjadi sekarang? Kapalnya besar, jadi pasti ada aula pesta lain yang masih utuh. Apakah mereka akan mengumumkan bahwa kami akan dipindah? Aku melirik sekitar dan melihat Song Taewon tidak jauh, menulis sesuatu di buku catatan. Oh tidak.

“Chief Song, kau tidak berniat…”

“Ya.”

Dia memotongku, mengonfirmasi dugaanku tanpa ragu. Hhh. Sama seperti tahun lalu di Sesung, sepertinya Yerim akan menghadapi tindakan disipliner. Apa akan ada denda juga? Denda untuk Hunter S-Rank tidak main-main. Dia baru saja melunasi hutangnya!

“Dia yang mulai duluan! Dan dia juga menghina aku! Bukankah lebih buruk bagi orang dewasa memprovokasi anak kecil? Ada perbedaan umur setidaknya dua puluh tahun!”

“Lima belas.”

“Wow, orang dewasa yang sudah hidup dua kali lebih lama daripada Yerim! Ini layak dapat keringanan. Jujur, 90% itu salah orang itu. Yerim cukup dapat skorsing sehari untuk belajar mengendalikan emosinya. Itu adil menurutku.”

Aku bisa merasakan tatapan tidak percaya dari orang-orang di sekitar, tapi aku mengabaikannya.

[Sepertinya sistem siaran masih berfungsi.]

Saat itu, suara Seong Hyunjae menggema di aula.

[Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah hadir di sini hari ini.]

Seong Hyunjae berbicara dengan nada elegan seperti tuan rumah pesta biasanya. Terlepas dari kenyataan bahwa aula pesta hancur, beberapa tamu dilempar ke laut, dan beberapa lainnya terkapar tak sadarkan diri—darinya tetap muncul kesan acara sosial kelas tinggi.

…Yah, secara teknis, semua yang hadir memang golongan elite. Masalahnya adalah, bersama kekayaan, kekuasaan, dan kekuatan mereka, datang pula kecenderungan tinggi terhadap kekerasan.

[Sepertinya kalian semua bersenang-senang, yang sebagai tuan rumah… Ah, tapi sepertinya aku sudah mengatakannya sebelumnya.]

Tiba-tiba, dia menghela napas.

[Aku rasa saat itu bukan di area kolam.]

Tak seorang pun mengerti apa yang ia bicarakan—kecuali aku. Kemungkinan besar, pada pesta kapal sebelum regresi, pertarungan juga terjadi di aula pesta. Waktu itu, Yerim belum ada, jadi dia pasti mengucapkan kalimat yang sama di dalam aula, bukan di dekat kolam.

Jelas bahwa susunan acara dan alurnya sama seperti sebelumnya. Berkat Yerim, sedikit hiburan yang dinikmati Seong Hyunjae telah berubah menjadi kecut. Tapi apa ini benar-benar masalah besar? Memangnya kenapa kalau dia harus mengulang pesta yang sama? Bukan seolah dia sudah melakukan ini ratusan kali.

[Hunter Han Yujin, aku ingin tahu apakah kau ingat.]

Tiba-tiba, perhatian tertuju padaku.

[Banyak sekali air di sini, bukankah begitu?]

Perkataannya, meski sederhana, disampaikan dengan nada yang anehnya penuh makna. Tentu saja ada air—ini kapal yang mengapung di lautan.

‘…Tunggu sebentar.’

Bukankah air laut menghasilkan hidrogen melalui elektrolisis? Seluruh tubuhku merinding, dan notifikasi fear resistance berkedip di benakku.

Jangan-jangan. Jangan bilang dia berniat… Aku tidak merasa dia sudah mendapatkan semua ingatannya, tetapi jika dia mencoba sesuatu yang gila di sini, bahkan Seong Hyunjae tidak akan lolos tanpa cedera. Ini kapal—jika semuanya meledak, itu benar-benar bunuh diri.

Para tamu lain hanya terlihat bingung, seolah tidak mengerti apa yang ia ocehkan. Namun di dalam diriku, semuanya membeku.

‘Sepertinya dia belum mendapatkan semua ingatan pra-regresinya. Mungkin hanya fragmen dari pertarungan di dunia mental yang kembali.’

Peristiwa itu mungkin lebih mudah diingat karena secara teknis dialami oleh Seong Hyunjae versi sekarang. Tetap saja, dia tidak mungkin benar-benar berniat meledakkan semuanya… kan? Seberapa kuat itu waktu itu? Ketika dia meledakkan sungai, itu berbahaya bahkan baginya, meskipun saat itu stat-nya jauh lebih tinggi dari siapa pun.

‘Dengan sihir ditambahkan ke ledakan, hampir tak ada Hunter S-Rank saat ini yang bisa bertahan. Bahkan jika sihir Seong Hyunjae sekarang lebih lemah daripada di dunia mental, volume air di sini dan fakta bahwa kapal dapat memperkuat tekanan ledakan membuatnya jauh lebih berbahaya.’

Jika seseorang fokus hanya pada pertahanan, mungkin mereka bisa bertahan, tapi tetap saja… Dia tidak mungkin benar-benar melakukan hal gila itu. Tidak mungkin dia ingin mati hanya karena bosan.

“Apa maksudmu barusan?!”

Aku memutuskan bertanya langsung. Seong Hyunjae tersenyum tipis.

[Sulit mendengar suaramu.]

Seolah-olah itu benar!

[Aku menantikan hadiah yang sudah kau siapkan, Hunter Han Yujin. Yang kau kirim lebih awal hari ini juga sangat menyenangkan.]

Dengan itu, dia mengeluarkan bola benang pink terang dari Inventory-nya. Itu syal rajut yang cukup besar.

“Apa yang harus kita lakukan? Sepertinya Guild Leader Sesung bisa merajut.”

Yerim bergumam cemas. Maaf, Yerim, tapi hadiah yang kamu bawa sudah rusak. Itu tadi di meja, dan sekarang pasti hanyut ke laut.

[Mengapa tidak datang ke sini dan memberikannya langsung?]

Aku menghela napas pendek. Hanya karena dia menyebut ingatan dan air, bukan berarti dia pasti akan meledakkan semuanya. Aku tidak berpikir dia akan sejauh itu… tapi aku tetap harus bersiap.

Untungnya, aku punya rencana cadangan. Setelah menatap Seong Hyunjae sebentar, aku berbalik dan menghampiri Myungwoo.

“Myungwoo, kalau kita masuk ke forge, serangan luar tidak bisa masuk, kan?”

“Karena itu ruang terpisah, biasanya tidak bisa. Kecuali seseorang punya kemampuan mengganggu dimensi. Ismuar bilang sejauh ini tidak ada orang di dunia ini yang bisa melakukan itu.”

“Berapa banyak orang yang bisa masuk sekaligus?”

“Mereka harus menyentuhku secara fisik, tapi seperti saat kita memindahkan barang dulu, kita bisa pakai tali untuk menghubungkan semua orang. Tunggu sebentar.”

Myungwoo menghilang dan kembali lagi setelah sesaat.

“Ada batas energi untuk memindahkan orang, jadi untuk orang dewasa, sekitar lima puluh orang bisa masuk sekaligus. Itu batas maksimal.”

Lima puluh cukup untuk menampung semua orang di sini. Aku sempat khawatir akan terjadi kekacauan di dalam, tapi Hunter tingkat atas tidak bodoh. Jika Seong Hyunjae menggunakan skill-nya, mereka pasti langsung menyadari besarnya ancaman. Transfer dimensional bersifat instan, dan melihat ukuran kapal, kami punya lebih dari cukup waktu untuk kabur sebelum ledakan menghantam.

Aku meminta Myungwoo mengeluarkan tali panjang. Setelah memberikannya kepada Yuhyun dan Yerim, aku berkata:

“Kalau, misalnya, Seong Hyunjae menggunakan skill berbahaya, pindahkan semua orang.”

Lalu aku menggunakan skill Teacher pada Myungwoo dan membagikan skill sensorik Yuhyun padanya. Yuhyun akan dapat mendeteksi bahaya lebih cepat.

“Aku mengandalkanmu.”

“Lalu bagaimana denganmu, Yujin?”

Wajah Myungwoo menegang, menyadari bahwa aku berencana pergi sendiri. Yuhyun langsung mengerutkan dahi.

“Kau tidak berencana pergi sendirian, kan? Aku ikut.”

Yuhyun mencengkeram lenganku. Tidak, kamu juga tidak boleh ikut.

“Aku bisa teleport, jadi lebih baik aku saja!”

Yerim ikut menyela.

Yerim, kamu juga tidak boleh. Meskipun dia mungkin bisa menghindari bahaya, lebih baik dia tetap aman di dalam forge. Ketika aku sedang berusaha menenangkan Noah juga, Seong Hyunjae menambah tekanan.

[Barang milikku tampaknya terlalu lambat. Mungkin aku harus mengambilnya sendiri.]

“Kau boleh datang mengambil—! Tidak, tunggu. Tetap di sana dan diam!”

Lebih baik menjauhkannya dari anak-anak. Jika dia mendekat dan—dalam kemungkinan kecil—menyerang Myungwoo, itu akan berakhir buruk.

“Aku hanya akan menyerahkan hadiah dan bicara sebentar, jadi jangan khawatir, Yuhyun. Kita di tengah lautan; tidak ada tempat untuk pergi. Dan kamu tahu Seong Hyunjae tidak punya skill terbang. Bahkan kalau dia punya, Noah jauh lebih cepat.”

“Lalu apa gunanya mempersiapkan kabur masuk forge?”

“Orang itu sudah bosan akhir-akhir ini. Dia mungkin melakukan sesuatu yang gila, jadi kita berjaga-jaga saja. Ini murni pencegahan—kemungkinannya kecil.”

Yuhyun masih tidak puas, tapi karena aku tetap terlihat di tempat yang sama, dia akhirnya mengangguk. Aku tahu, kalau keadaan berbahaya, dia akan langsung melepaskan tali dan berlari mengejarku. Dengan link sensorik yang kuberikan, aku hanya bisa berharap Myungwoo bisa menanganinya.

Aku menjelaskan situasinya pada Moon Hyunah dan Song Taewon juga. Meski itu informasi yang cukup membuat panik, mereka tidak tampak terlalu terkejut—mungkin karena mereka sudah mengenal Seong Hyunjae. Saat tali dilempar ke Hunter lain, sebagian menerimanya dengan tenang, sebagian lagi protes.

“Apa-apaan ini sok tinggi tanpa penjelasan?!”

“Kalau tidak mau mati, pegang saja talinya dan diam.”

“Dasar F-Rank tidak tahu diri—!”

Ucapan pria itu terhenti karena beberapa tatapan tajam menghujaninya. Dengan beberapa S-Rank menatapnya, dia langsung bungkam.

Anak-anak sudah aman. Berbalik, aku bersiap turun ke bawah… kecuali tidak ada tangga yang utuh. Dengan hati-hati melewati puing-puing, aku sudah setengah jalan ketika terdengar suara logam beradu. Tiba-tiba, rantai emas muncul, berkilauan. Ini terasa familiar.

“…Hei, tunggu dulu!”

Kalau aku diseret oleh ini, bukan cuma disuruh bersih-bersih—pakaian ini pasti hancur! Meski aku memprotes, rantai itu membelitku dan mengangkatku ke udara. …Oh, ternyata mereka bisa mengangkatku? Kuat juga. Kenapa tidak dilakukan waktu itu?

Saat aku melayang, Seong Hyunjae menatapku dari bawah dengan ekspresi terhibur. Oke, jujur, posisiku saat ini lumayan nyaman—tapi tetap saja.

“Turunkan aku.”

“Baiklah.”

Dia menurunkanku dengan lembut, kedua kakiku menjejak lantai. Baik, sekarang.

“Jadi, apa sebenarnya maksudmu soal air tadi?”

“Aku dengar kau alergi air laut. Aku khawatir.”

…Dia benar-benar mengingat itu?

“Tidak ada maksud lain?”

“Sepertinya ada maksud lain bagimu, Hunter Han Yujin.”

“Aku tidak terlalu pandai berenang.”

“Jangan khawatir, aku perenang yang sangat baik.”

Jadi benar-benar tidak ada maksud terselubung? Aku mencoba membaca ekspresinya, tapi yang kulihat hanya senyum sopan, seolah dia benar-benar menantikan hadiahnya.

‘…Haruskah aku memberikannya atau tidak?’

Jika dia belum mendapatkan ingatannya, mungkin lebih baik menyembunyikan alur sihir terkait elektrolisis. Mengingat Sungai Han ada di Seoul… Tapi yah, pria ini tidak butuh itu untuk melakukan hal-hal mengerikan.

“Ulurkan tanganmu. Dan jangan melawan skill-nya.”

Seperti tadi pagi, Seong Hyunjae menurut dan mengulurkan tangan. Aku menggenggamnya dan mengaktifkan skill Teacher.

“Aku tidak punya cukup mana untuk menggunakannya dengan benar, jadi kau yang harus menggunakannya.”

Melalui skill itu, aku membimbingnya. Dia tidak akan bisa seahli dirinya lima tahun dari sekarang—dia hanya mengikuti sisa jejak samar. Meski begitu, wawasan ini akan sangat membantunya.

Begitu Seong Hyunjae mulai menarik mana, itu terjadi.

“…!!”

Penglihatanku menjadi gelap. Aku pikir aku mendengar suara Yuhyun samar-samar, tapi ketika aku sadar, ada rasa manis tertinggal di mulutku.

“Kau baik-baik saja, hyung?”

“Kau tidak mendengarkan ketika aku bilang jangan ikut.”

Yuhyun setengah menopang tubuhku.

“Hunter Myungwoo meminjamkan item pembatalan damage. Apa kau pikir aku akan diam saja?”

…Myungwoo, terima kasih banyak. Sungguh, kau sangat perhatian.

“Apa yang barusan terjadi?”

Aku menegakkan diri dan menatap Seong Hyunjae. Dia mengangkat botol potion mana kosong dan menunjukkannya padaku.

“Itu potion mana rasa cokelat buatan Swiss.”

“Bukan itu yang kutanya…”

Apa aku pingsan karena manaku tersedot habis? Pernah terjadi hal mirip sebelumnya—waktu mana stone menyerap sihir Seong Hyunjae, itu juga mengonsumsi manaku. Sekarang setelah kupikirkan, ada sensasi geli samar di dadaku.

“Jadi memang terhubung denganku dalam beberapa cara.”

“…Apa maksudmu, hyung?”

…Aku ingin menanyakan hal yang sama pada pecahan sialan itu. Kali ini bahkan tidak ada mana di sekitar, tapi tetap saja ia mengisap sampai aku pingsan. Apakah benar-benar tidak bisa memengaruhi mana stone, atau apakah ia menyembunyikan sesuatu?

Chapter 186 - Mister Seong’s Birthday (4)

“Ini sudah ketiga kalinya. Apa kali ini aku akhirnya akan mendapat jawaban yang benar?”

Seong Hyunjae berbicara seolah-olah dia sedang dengan murah hati memberiku pilihan, meskipun itu terdengar konyol mengingat bagaimana dia sebelumnya menekanku untuk menjawab.

“Aku yakin aku sudah menjelaskannya padamu.”

“Aku membiarkannya berlalu hari itu.”

Meski curiga, dia tidak menekan lebih jauh waktu itu. Sekarang, mata emasnya menatapku tajam, seolah menantangku untuk mencoba melarikan diri lagi. Angin laut, tajam dengan aroma garam dan luar biasa dingin untuk musim panas, menyapu tubuhku dengan tiba-tiba.

Angin itu sedikit mengacak rambut Seong Hyunjae. Sinar bulan pucat jatuh di atas rambut berwarnanya terang, berpadu sehingga menciptakan kilau keperakan. Seperti biasa, dia menunggu dengan santai jawaban dariku, ekspresinya tenang dan terkendali.

Arogan, mungkin seseorang akan berkata. Tapi sial, Guild Leader Sesung memang punya hak untuk bersikap begitu. Itu bukan pura-pura—itu hanya sikap yang wajar. Dia memang sekemampuan itu, pada akhirnya.

Sebaliknya, aku…

“…Kau bilang akan memperlakukanku dengan baik, tapi sepertinya itu hanya kata-kata kosong.”

“Dan tetap saja, di sini aku menanyakannya padamu hanya dengan kata-kata, bukan begitu?”

Sungguh perhatian sekali, ya? Bagaimana aku harus menjelaskan diriku? Alasan apa yang bisa kupakai agar lolos dari ini? Aku menelan ludah gugup, saat lengan Han Yuhyun melingkar dari belakangku.

“Hyung.”

Menarikku dekat seolah hendak melindungiku, adikku berbicara lembut.

“Aku di sini.”

Berbeda dari nada tajamnya sebelumnya, suaranya sekarang lembut. Kecemasan yang menyesakkan yang membelit tubuhku perlahan mengendur mendengar kata-katanya. Yuhyun bukanlah seseorang yang mudah merasa inferior. Dan ditambah lagi, aku sudah bilang padanya bahwa aku mempercayainya. Dia menerima kepercayaan itu. Tidak apa bersandar padanya. Adikku tidak akan pernah meninggalkanku. Dia tidak pernah melakukannya sebelumnya.

“…Seong Hyunjae.”

Sedikit bersandar pada Yuhyun untuk mendapat dukungan, aku kembali menatap Seong Hyunjae. Ekspresinya tidak berubah. Tatapannya tetap setajam sebelumnya, menatapku dari atas.

Sejauh apa aku bisa pergi? Pikiran itu muncul tiba-tiba.

Memang benar bahwa Seong Hyunjae telah cukup murah hati padaku. Aku ini berharga, menarik, dan cukup berguna. Yang paling penting, untuk sebagian besar, aku tidak berbahaya baginya.

Tentu saja, aku bisa menjadi ancaman jika aku jatuh ke tangan orang lain. Tapi dia bukan tipe penakut yang menghancurkan sesuatu yang berguna hanya karena takut benda itu mungkin jatuh ke tangan yang salah. Bahkan jika dia kehilangannya sepenuhnya, dia adalah tipe yang akan menemukan cara untuk mengambilnya kembali dalam keadaan utuh.

Dia tampaknya berpikir bahwa dia sudah setengah memiliki diriku. Atau bahwa dia bisa memiliki aku kapan pun dia benar-benar memutuskan untuk itu. Jadi, selama aku tidak melewati batas tertentu, dia akan terus mentoleransiku. Seperti anak anjing manja yang menggigit tumit seseorang, tetapi dipandang sebagai sesuatu yang menggemaskan daripada berbahaya.

“Baiklah, karena kau sangat ingin tahu, akan kuberitahu yang sebenarnya.”

Tapi bagaimana kalau anak anjing itu sudah selesai tumbuh gigi? Bagaimana jika dia sudah menancapkan giginya dalam-dalam tanpa si pemilik sadari?

“Itu memang berhubungan denganmu.”

Tidak ada reaksi berarti darinya, seolah dia sudah menduganya.

“Rasa déjà vu yang kau alami itu, Seong Hyunjae, berkaitan dengan kebosananmu.”

Akhirnya, tatapannya bergeser. Senyum kebiasaan di matanya menjadi dingin. Aku merasakan tangannya hendak meraihku, tapi Yuhyun bergerak. Lengannya terulur, menarikku lebih dekat sementara tangan lainnya menggenggam pedangnya.

“Aku berdiri di sini.”

Meskipun resistansi ketakutanku memblokir sebagian, aku bisa merasakannya dengan jelas—aku sedang berdiri di tepi jurang. Aku bisa melangkah maju atau mundur.

Mungkin lebih baik jika aku terus menundukkan kepala pada Seong Hyunjae. Lagi pula, dia sangat mampu. Selama dia berada di pihakku, dia bisa diandalkan dan sangat membantu. Segalanya berjalan relatif mulus sejauh ini karena itu. Jika aku mundur sekarang, semuanya akan tetap mudah.

Tidak ada alasan nyata untuk memprovokasi dia. Hubungan kami sudah cukup baik. Bahkan jika dia mendapatkan kembali ingatannya dan kehilangan minat padaku, skill-ku masih berguna, jadi dia tetap akan memperlakukanku cukup baik. Ditambah lagi dengan hubungan dengan dua bersaudara yang suka bikin masalah, mungkin tidak banyak yang akan berubah.

Jadi sebenarnya tidak perlu melakukan ini. Sama sekali tidak.

Namun.

“Kau tidak akan mengingatnya. Karena aku mengambilnya. Ketika aku mengunjungi rumahmu, kenangan yang hilang saat itu. Tidak, bukan hanya kenangan—dirimu sendiri dari waktu itu. Aku membutuhkannya untuk menggabungkan magic stone. Dan jangan coba-coba mengambilnya kembali. Itu hanya bagian kecil, dan itu sudah menjadi milikku sekarang.”

Aku menggigitmu, mengunyahmu, dan menelannya habis-habisan. Apa yang akan kau lakukan?

Clang!

Percikan api menyambar di depan mataku. Seong Hyunjae bergerak, tapi pedang Yuhyun memblokirnya. Bilah panjang itu memotong pandanganku secara diagonal, mencegat tangan yang hendak meraihku. Tangannya mundur tanpa banyak perlawanan.

Meski Yuhyun memblokirnya, tatapan emas Seong Hyunjae tetap terkunci padaku. Warnanya menggelap, menusuk seperti hendak menembusku.

“Kau mau melawanku? Kebetulan sekali cooldown skill-ku baru saja berakhir.”

Aku berbicara seolah santai. Jika aku tidak lagi tidak berbahaya, apa yang akan dia lakukan?

Walau suaraku terdengar tenang, pikiranku benar-benar kacau. Jika Seong Hyunjae memutuskan untuk berpaling dariku sekarang, semuanya akan berakhir. Tidak ada lagi toleransi. Dia akan datang mengambil magic stone itu, dan aku akan kesulitan menghentikannya. Semua hal yang telah kubangun selama ini akan hancur.

“Kenapa tiba-tiba kau menunjukkan taringmu?”

“Karena terlalu lama menundukkan kepala membuat leherku sakit. Sesekali penting untuk meregangkan otot.”

Ini terasa seperti tindakan sia-sia. Jika aku membiarkannya tadi, mungkin dia akan mengabaikannya. Tapi aku tidak ingin terus duduk patuh di kaki Seong Hyunjae. Aku sudah selesai diam-diam menahan dan menginternalisasi segalanya, selalu mengawasi tanda bahwa pihak lain mungkin ingin menyudahi hubungan.

“Aku bukan milikmu. Aku bisa menggigit balik seperti ini lagi, atau mungkin bahkan memutus hubungan sepenuhnya.”

Kali ini, suaraku sedikit bergetar. Lengan Yuhyun yang melingkari tubuhku mengencang sedikit, seolah menstabilkanku.

“Dan aku juga bisa membantumu dengan déjà vu itu, Seong Hyunjae. Bukan untuk kau gunakan aku, tapi sebagai bantuan yang kuberikan dengan keinginanku sendiri.”

Bibir Seong Hyunjae sedikit terbuka, seolah hendak berbicara, tetapi kemudian dia menutupnya kembali. Sebagai gantinya, dia tersenyum pelan.

“Benar-benar… hadiah ulang tahun yang tak terduga.”

“…Hadiah ulang tahun? Yah, kurasa aku tidak terlalu menyesal membuatmu kesal di hari ulang tahunmu.”

Awalnya, aku berencana hanya menyuapnya dan pergi dengan tenang. Tapi hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Aku menatap balik langsung pada matanya, seolah berkata, Lalu apa yang akan kau lakukan?

Aku tahu hal-hal tentang dirinya yang bahkan dia sendiri tidak ingat. Itu saja sudah cukup menggelisahkan, tetapi aku juga mengatakan langsung bahwa sebagian dirinya telah kuambil tanpa sepengetahuannya.

…Mungkin aku sudah melampaui batas. Rasanya seperti aku secara terang-terangan menantangnya.

“Sejujurnya, Han Yujin, aku sangat tergoda untuk menarik magic stone itu dari dadamu sekarang juga dan melihatnya.”

Begitu kata-kata itu keluar, Iryn memanjat pedang Yuhyun. Kadal kecil itu bertengger di atas bilah tersebut, berkedip-kedip dengan api.

“Dan aku juga berkeinginan menggunakan beberapa metode yang kurang menyenangkan untuk mendengar sedikit lebih banyak.”

Gambaran singkat tentang metode “kurang menyenangkan” itu muncul di pikiranku.

“Melihat dari seberapa banyak kau bicara, kau mungkin sebenarnya tidak berniat melakukannya.”

“Itu karena aku sangat peduli padamu, Han Yujin. Aku pasti sudah mengatakannya berkali-kali.”

“‘Peduli’ yang seperti itu hanya berlaku jika kau berpikir aku milikmu, bukan? Aku bukan milikmu, dan aku tidak berniat menjadi milikmu.”

“Yah, pikiran orang bisa berubah kapan saja.”

“Pikiranku tidak akan berubah. Jadi, apa yang akan kau lakukan?”

“Pertanyaan bagus. Apa yang seharusnya kulakukan?”

Seong Hyunjae menghela napas, berpura-pura tampak bingung.

“Aku ingin meraihmu, tapi pada saat yang sama, aku tidak ingin.”

Suara rantai beradu terdengar samar. Wajahnya benar-benar tampak berpikir, dan melihat itu membuat jantungku berdebar. Aku tak bisa menahan tawa kecil. Jadi aku cukup berharga sampai dia ragu-ragu, ya?

“Apakah aku harus mulai menghindarimu mulai sekarang atau tidak tergantung pada keputusanmu, jadi akan bagus kalau kau bisa memutuskan dengan cepat.”

“…Menghindariku? Itu juga kedengarannya tidak menyenangkan.”

“Main kejar-kejaran mungkin menyenangkan sebentar, tapi kau pasti cepat bosan.”

“Benar.”

Dia sedikit merentangkan tangannya, lalu merapatkan salah satu dan menundukkan kepalanya dalam gestur sopan. Pakaian formalnya yang elegan membuatnya tampak seperti adegan dari film klasik lama.

“Bagaimana mungkin seorang S-rank biasa berani melukai Han Yujin?”

“…Apa kau tidak bosan dengan kalimat itu?”

“Setiap kali aku pikir aku mungkin bosan, seseorang selalu berhasil mengingatkanku lagi.”

Seong Hyunjae tertawa kecil, melangkah beberapa langkah ke belakang. Sikapnya yang ringan bertolak belakang dengan ketegangan yang masih menggantung.

“Cooldown skill-nya belum berakhir, bukan?”

“Sepertinya belum. Sepertinya aku salah baca.”

Tentu saja dia sudah tahu. Tapi hanya karena aku tidak punya skill ofensif, bukan berarti aku tidak punya pilihan melawannya. Masih ada My Kid Is the Best, skill yang meningkatkan stat dan efek skill berdasarkan jumlah makhluk hidup berakal di sekitar yang mendengar kata kuncinya.

Di sini ada sekitar lima puluh orang penonton. Itu bukan maksimal 100%, tapi 50% sudah sangat cukup. Aku ingin menghematnya jika memungkinkan karena skill itu mudah diketahui orang lain, tapi jika terpaksa, aku tak punya pilihan lain.

Seong Hyunjae memandangku sejenak, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis.

“Aku tidak pernah berada di posisi harus menundukkan kepala.”

“Itu baru dan menyegarkan. Tapi kalau kau berubah pikiran, kau akan mencekikku tanpa ragu, bukan?”

Pertunjukan berjalan di tali terus berlanjut. Aku hanya mengambil satu langkah lebih jauh, tapi aku bisa jatuh kapan saja.

“Namun, bukan sifatku membiarkan sesuatu tidak terselesaikan, terutama jika itu tidak membuatku nyaman.”

Sebelum aku sempat menyuruhnya menunggu sebentar, sebuah ledakan mengerikan meledak dari bawah kapal.

Boom!

Suara memekakkan telinga mengguncang kapal dengan hebat. Berkat koneksi melalui skill Teacher dengan Seong Hyunjae, aku menyadari apa yang terjadi. Pria itu berhasil memahami sebagian teknik pengendalian mana berbasis elektrolisis sebelum aku pingsan.

Kapal pesiar raksasa itu terombang-ambing seperti perahu layar kecil yang tertangkap badai. Sesuai rencana, para penumpang telah dievakuasi ke forge demi keselamatan.

“Berapa banyak hadiah ulang tahun yang akan kau bawa pulang? Jangan harap dapat apa pun tahun depan!”

“Itu bahkan bukan hadiah yang pantas. Jelas, aku butuh jauh lebih banyak latihan ke depannya.”

Seperti yang dia katakan, kekuatannya masih kurang. Mana tampaknya belum bercampur sepenuhnya, tetapi tetap saja… kapal pesiar raksasa itu…

Crash! Boom! Bang!

Ledakan terus terjadi, melahap kapal dengan api. Dek kapal terbelah dengan suara retakan yang keras.

“Hyung, kita harus bergerak. Ledakannya mungkin bisa ditangani, tapi jika terkena dampaknya, tidak akan berakhir baik.”

“Ah, ya.”

Saat itu, sebuah suara familiar memanggil dari atas.

“Mister!”

Itu Yerim.

“Kenapa kau tidak bergerak?”

“Kukira tetap di udara akan baik-baik saja. Aku sudah cukup tinggi dari tadi. Hei, Han Yuhyun! Akan kutangkap kau.”

“Tidak perlu.”

Dengan Blue Willow Leaves aktif, Yuhyun mengangkatku dan melompat ke udara. Seong Hyunjae juga mengaktifkan sebuah item. Itu tidak memberinya kemampuan terbang penuh, tetapi memungkinkan dia melayang di udara. Tipikal dirinya—item sekali pakai itu harganya tidak masuk akal, tapi dia punya uangnya.

…Dia memang tipe yang akan menghancurkan kapal pesiar hanya karena frustasi. Membayangkannya membuatku ingin menangis—betapa sayangnya.

Suara gesekan logam yang keras terdengar di antara ledakan-ledakan saat lambung kapal terpelintir dan melengkung. Satu ledakan besar lagi meletus di atas kapal yang mulai tenggelam.

“…Bisa kau berhenti?”

“Yang terakhir itu bukan aku. Sepertinya mana yang seharusnya awalnya bercampur dengan ledakan hidrogen justru mengamuk sedikit terlambat.”

“Maaf, apa?”

Sebelum aku bisa bertanya lebih jauh, gelombang udara panas menghantam kami. Hampir seperti tornado, dan kami berempat tersapu dalam sekejap.

“Ah, sial. Merepotkan sekali.”

Kami berakhir di suatu pantai yang tidak diketahui. Bahkan Yerim, yang punya skill terbang, tidak bisa bertahan melawan pusaran angin yang mengamuk. Begitu pula Yuhyun dan Seong Hyunjae, yang tidak memiliki kemampuan terbang penuh. Badai itu melempar kami cukup lama sampai kami tidak bisa mengetahui arah mana yang kami tuju.

Di tengah laut, kami tidak bisa membedakan depan dan belakang. Ponselku mati, kelebihan muatan oleh listrik liar dari badai. Seong Hyunjae, dengan resistansi elemental yang berguna, sayangnya tidak membawa ponsel sama sekali. Bukan berarti itu akan membantu—komunikasi hampir pasti mustahil dalam kondisi begitu.

Pada akhirnya, kami harus mengandalkan bintang-bintang untuk menentukan arah dan menuju daratan. Karena Seong Hyunjae tidak memiliki skill terbang dan Blue Willow Leaves milik Yuhyun terlalu boros mana untuk digunakan terus-menerus, kami harus berimprovisasi. Berbeda dengan skill terbang biasa, Blue Willow Leaves menciptakan daun fisik dari mana, sehingga tidak bisa dipakai lama.

Sebagai gantinya, kami prioritaskan skill terbang sederhana dan mengumpulkan mana potion kami untuk Yerim. Maka, kami bertiga—Yuhyun, Seong Hyunjae, dan aku—mengapung di laut sambil berpegangan pada tali, sementara Yerim menyeret kami menuju pantai.

“Untungnya, kita masih di Korea.”

Yerim melihat papan tanda restoran seafood yang sudah tutup saat dia mengumumkannya. Seperti yang diduga, aku, Yuhyun, dan Seong Hyunjae tampak seperti tikus basah. Sementara itu, Iryn, yang jelas-jelas membenci air, bertengger di atas kepala Yuhyun sepanjang waktu, mengibas-ngibaskan ekornya dengan kesal.

“Aku capek sekali rasanya mau mati. Hei, Seong Hyunjae, apa kau memang harus bikin kekacauan seperti ini?”

“Itu lingkungan yang sempurna untuk mencobanya, bukan begitu?”

Seong Hyunjae yang tidak pernah goyah menjawab dengan wajah tak tahu malu. Aku seharusnya memang membiarkannya tenggelam di tengah laut tadi. Meneteskan air laut, aku mencoba naik ke jalan, tapi terpeleset. Yuhyun segera menangkapku.

“Kau tidak apa?”

“…Sejujurnya, bilang aku baik-baik saja itu bohong. Sekarang jam berapa? Kita bahkan belum makan malam dengan benar. Ada tempat yang masih buka tidak?”

Kami juga perlu menelepon Haeyeon atau Asosiasi. Tapi semua restoran seafood yang kami lewati sudah tutup.

“Ada convenience store di sana! Lampunya masih nyala!”

Yerim, yang memindai sekeliling dari atas, menunjuk sebuah toko di kejauhan.

Syukurlah. Pertama, kami akan ke sana, meminjam ponsel untuk melakukan panggilan, dan membeli sesuatu untuk dimakan agar perut kami terisi—meskipun hanya makanan instan.

Chapter 187 - Mister Seong’s Birthday (5)

“Mister, apa Mister nggak bakal masuk angin seperti itu? Akhir-akhir ini cuacanya mulai dingin, dan anginnya lumayan menusuk.”

Yerim berbicara dengan nada khawatir. Dengan September yang tinggal menghitung hari, panas memang sudah jauh mereda. Pakaian yang kupakai selalu berakhir rusak entah bagaimana, jadi aku membawa pakaian cadangan di Inventory, tapi berganti pakaian di luar begini tetap saja agak canggung. Setidaknya mengganti bagian atas mungkin layak dipertimbangkan.

“Guild Leader, tidak bisakah Anda melakukan sesuatu? Bisa tidak, pakai api buat mengeringkan dia?”

Atas usulan Yerim, Yuhyun menaikkan alis.

“Kalau Hyung punya resistansi api mungkin bisa, tapi mengeringkan dia seketika itu tidak mudah. Dan kau, Park Yerim, mengeringkan air saja itu kemampuanmu?”

Dia menyerahkan Iryn padaku saat berbicara, membuat Yerim manyun.

“…Aku mencoba memakai skill yang kupakai buat mencuci boneka, tapi bonekanya langsung hancur berkeping-keping.”

“Tidak berguna.”

“Dan kau, Han Yuhyun! Kalau bukan karena aku, kita tidak akan sampai sini!”

Mereka berdua saling menyindir, sebentar berhenti untuk memastikan aku baik-baik saja, lalu melanjutkan pertengkaran mereka. Melihat mereka seperti itu membuat ujung bibirku terangkat. Ada rasa hangat geli yang menyebar di dadaku.

Saat aku bangun di pagi hari, aku mendengar suara-suara yang sudah kukenal dan melihat wajah-wajah familiar. Mereka selalu menyapaku duluan, berebut mengucapkan selamat pagi. Kami makan bersama, saling mengantar, dan jika tidak ada hal lain, kami bahkan makan siang bersama juga. Kadang Yuhyun datang sendirian, bilang Yerim ada kelas tambahan. Kadang Yerim muncul duluan, bilang Yuhyun sibuk. Pada hari ketika tidak ada yang bisa datang, mereka tetap menelepon.

Hari-hariku terisi oleh mengurus monster kecil, mengunjungi Noah bersama Myungwoo, atau mendengarkan laporan tim Seok Hayan tentang eksperimen lapangan. Dan menjelang sore, rumah menjadi ramai lagi.

Selalu ada orang yang melihatku, tersenyum padaku, dan tampak benar-benar senang. Satu hari, dua hari, lalu hari berikutnya, dan seterusnya—semuanya berlanjut tanpa putus.

Aku masih punya banyak beban, masa depanku tetap tidak pasti, dan ada hal-hal yang takkan pernah bisa kulepaskan. Namun, hatiku mulai sedikit demi sedikit menjadi lebih ringan.

Mungkin itulah alasan sikapku terhadap Seong Hyunjae mulai menggangguku.

‘Dulu aku sangat terbiasa menundukkan kepala.’

Jika aku sendirian seperti sebelumnya, mungkin aku tidak akan merasa keberatan. Tapi semua orang di sekelilingku bilang mereka menyukaiku. Tentu, Seong Hyunjae memang luar biasa—tapi orang-orang yang peduli padaku tidak kalah luar biasanya. Dan dengan Yuhyun yang berdiri kokoh di belakangku, aku tidak ingin sembarangan membuang diriku lagi seperti itu.

Itu pembangkangan impulsif—baik yang tadi maupun yang sekarang. Aku masih gelisah, tetapi…

‘Dia mundur juga, pada akhirnya.’

Aku sudah menyiapkan diri untuk hal yang lebih buruk, jadi itu mengejutkan. Bahkan aku sampai memilih kata-kata seolah-olah aku mencuri fragmennya alih-alih mendapatkannya lewat persetujuan, semuanya demi memprovokasinya. Aku tidak menyangka dia menerima perlawananku semudah itu.

Menoleh, aku melihat Seong Hyunjae sedang memandang ke arah laut. Bahkan dalam keadaan basah kuyup, dia sama sekali tidak terlihat berantakan, seolah kata itu tidak berlaku padanya. Merasakan tatapanku, dia menoleh dan tersenyum diam-diam.

Ekspresi itu… bagaimana aku harus menggambarkannya? Untuk pertama kalinya, Seong Hyunjae terlihat manusiawi bagiku. Tentu saja, dia tetap sosok yang jauh, berada di ujung spektrum yang berlawanan denganku. Tapi sekarang, dia terasa… sedikit berbeda. Sedikit baru.

Aku mendapati diriku merasa sedikit penasaran. Orang seperti apa dia sebenarnya? Aku tahu banyak tentang skill-nya, kemampuannya, statusnya sebagai Hunter S-rank dan Guild Leader. Tapi selain itu? Hampir tidak ada. Bahkan setelah beberapa bulan sering bertemu dan memiliki semacam hubungan, aku tahu sangat sedikit tentang sisi biasa dalam hidupnya. Dia pasti pernah punya orang tua. Dia pasti pernah punya masa kecil. Pasti ada masa-masa sulit dalam hidupnya, meski itu tampak tidak cocok dengan dirinya.

“Jangan tersenyum. Bisa-bisa aku jadi menyukaimu.”

“Bukankah kau sudah cukup menyukaiku?”

“Sedikit pun tidak.”

“Tapi aku menyukaimu.”

Apa-apaan itu? Aku tidak sanggup membalas ucapannya saat dia tersenyum seperti itu, jadi aku memalingkan wajah. Ah, aku lelah dalam begitu banyak cara.

Kami memasuki sebuah convenience store yang terang benderang di tepi jalan gelap dan sepi. Tempatnya kecil, dengan satu meja di salah satu dinding untuk makan. Pegawai toko yang sedang menyusun rak langsung membeku melihat kami. Wajar saja, mengingat betapa berantakannya kami terlihat. Dari balik meja kasir, dia berusaha pura-pura tidak mengintip, tapi jelas sekali dia melakukannya.

“Tidak banyak yang tersisa, mungkin karena sudah larut.”

Yerim mengambil satu hot bar sambil bicara. Tidak ada bento tersisa, dan hanya beberapa kimbap segitiga yang tersisa. Saat aku menyapu habis sisa kimbap ke dalam keranjang, Yerim mengambil udon dan mi instan sambil mengeluh kurangnya keju.

Untung dompetku tidak hilang, meski tentu saja basah. Dengan ponselku mati, kemungkinan kartu kreditku bekerja sangat kecil. Dengan hati-hati, aku mengeluarkan dua lembar uang 50.000 won, berusaha tidak merobek kertas yang lembap, dan meletakkannya di meja kasir.

“Sisanya ambil saja untuk ongkos bersih-bersih. Boleh aku pinjam ponselnya sebentar?”

Pegawainya dengan baik hati meminjaminya. Aku menekan nomor Haeyeon dan segera tersambung dengan Seok Gimyeong. Aku menjelaskan situasi kami dan menanyakan tentang yang lain yang berlindung di forge.

[Ya, semua orang sudah diselamatkan.]

Ternyata tim penyelamat dikirim segera setelah kapal tenggelam. Aku sempat bertanya-tanya bagaimana mereka memindahkan semua orang dari tengah laut, tapi sepertinya Liette berubah menjadi naga untuk mengangkut orang-orang. Dengan Noah yang juga bisa terbang, seharusnya tidak sulit menyelamatkan semua orang bahkan tanpa bantuan tambahan dari tim penyelamat.

Aku meminta lokasi toko pada pegawai dan menyampaikannya pada Seok Gimyeong. Syukurlah, kami tidak terlalu jauh dari Seoul.

“Mereka bilang akan sampai dalam satu jam. Mereka juga akan memberi tahu pihak Sesung.”

Akan lebih aman menunggu di convenience store daripada berjalan-jalan. Saat Yerim menuangkan air panas ke mi instannya, aku menata kimbap segitiga di meja dan memberikan satu kepada Seong Hyunjae. Sejujurnya, aku ingin berkata: itu salahmu sendiri, jadi biarlah kau kelaparan. Tapi ini tetap hari ulang tahunnya.

‘…Tapi apa dia pernah makan kimbap segitiga sebelumnya?’

Penasaran, aku menatap Seong Hyunjae. Kimbap segitiga yang begitu kecil di tangan besar itu tampak aneh sekali. Sudah pasti ini pertama kalinya. Apa dia tahu cara membuka bungkusnya?

Tiba-tiba aku merasa bersemangat aneh.

“Itu bisa dimakan, jadi silakan.”

Cepat buka. Saat pandangannya bergeser dari aku ke kimbap, aku menatapnya tanpa berkedip. Ayo, buka bungkusnya. Harusnya aku mengambil popcorn dan memanaskannya di microwave untuk momen ini.

Tangan lainnya meraih kimbap. Ia memutar bagian bawahnya, meneliti diagram instruksi.

Tidak masuk akal.

“Kau benar-benar membaca petunjuknya?”

“Bukankah memang itu tujuannya?”

Secara teknis benar… tapi tetap saja! Dia tidak perlu sepatuh itu! Dengan rasa dikhianati, aku menonton dia menarik label merah dan membuka lapisan plastiknya dengan sempurna. Seperti itu saja, kimbapnya berhasil dibuka tanpa cacat. Aku mendesah kecewa. Lalu suara Yerim terdengar, penuh godaan.

“Han Yuhyun, kau bahkan tidak bisa membuka kimbap segitiga?”

Eh? Kenapa Yuhyun?

Aku menoleh dan melihat sesuatu yang tak kusangka—nasi putih polos, tanpa rumput laut. Yuhyun menatap kimbap yang kopong itu, wajahnya terlihat jelas panik.

“Tidak apa, biar aku yang buka.”

“Kenapa kau tidak tahu? Guild Leader, apa Anda juga tidak pernah makan kimbap segitiga?”

“Hyung selalu menyuruhku makan makanan yang layak.”

Yerim memiringkan kepala, dan Yuhyun menjelaskan.

“Sebelum awakening, bukankah kau hanya anak SMA biasa? Kimbap segitiga itu cemilan umum. Bagaimana dengan makanan lainnya? Jangan bilang kau belum pernah makan mi instan.”

“Aku belum pernah.”

Atas jawaban Yuhyun, mulut Yerim terbuka lebar. Lalu ia tertawa kaget.

“Wow, Mister! Serius? Han Yuhyun belum pernah makan mi instan?”

“Tidak sepenuhnya tidak. Aku pernah masak mi paket di rumah beberapa kali, tapi itu tidak sehat. Dan saat masa remaja, penting makan yang benar.”

Bagaimanapun, itu masa pertumbuhan. Lebih baik makan yang bergizi kalau bisa.

“…Tapi apa kau tidak penasaran? Rak-raknya sudah hampir kosong, jadi aku bahkan tidak bisa memperkenalkan cita rasa convenience store pada Guild Leader.”

Yerim cemberut, lalu mendorong mangkuk udon ke arahku.

“Setidaknya minum kuah hangat.”

“Terima kasih.”

“Han Yuhyun, mau mi? Akan kubuatkan. Kau tahu kan, mi cup harus didiamkan sebentar setelah dituang air?”

“Tidak, terima kasih.”

“Kau tahu bibim-myeon? Harus ditiriskan dulu lalu tambah bumbu—itu resep level lanjut. Bagaimana dengan rabokki? Kau pernah makan tteokbokki? Atau jangan bilang kau bahkan belum pernah makan hamburger?”

Hamburger… apa dia pernah memakannya? Aku tidak ingat pernah membelikannya. Tapi kami pernah memesan pizza atau ayam sesekali.

“Guild Leader, mau ramen juga?”

Sepertinya bukan jenis makanan yang pernah ia coba juga. Setidaknya dia berhasil menghabiskan kimbap segitiga tadi. Dia memang membalikkan kapal pesiar, tapi ini tetap ulang tahunnya. Ada sedikit rasa iba tersisa—kimbap dan ramen jelas bukan makanan ulang tahun. Bahkan untuk orang sefrustasi dia, ulang tahun seharusnya tidak se-suram ini.

“Tunggu sebentar.”

Aku menghentikannya sebelum dia menjawab dan berbalik ke rak. Masih ada satu kue tersisa—sepotong tiramisu. Aku mengambilnya dan bertanya apakah toko punya lilin. Tidak ada lilin ulang tahun, tapi ada lilin biasa. Itu cukup.

Aku membuka kue, meletakkannya di meja, dan menancapkan lilin di tengah. Meski tampak enggan, Yuhyun menyalakan lilin itu untukku. Kelihatannya konyol, tapi itu tetap kue dengan lilin.

“Selamat ulang tahun untukmu~ Selamat ulang tahun untukmu~ Selamat ulang tahun, Seong Hyunjae yang menyebalkan~ Selamat ulang tahun untukmu~”

Kenapa tidak ada yang ikut bernyanyi? Ini memalukan sekali. Yerim, berhenti menatapku seperti itu—ini sudah cukup memalukan!

“Buat permohonan dan tiup lilinnya.”

“Permohonan?”

“Kau tidak punya?”

“Tidak juga.”

“Kalau begitu pikirkan saja sesuatu yang kau inginkan sekarang atau apa pun lalu tiup lilinnya.”

Seong Hyunjae menatapku sejenak sebelum mencondongkan tubuh dan meniup lilinnya. Tolong tepuk tangan sedikit. Aku hampir mati karena malu. Apa ini keputusan yang salah?

Tidak lama kemudian, mobil-mobil datang berbondong-bondong—Haeyeon, Sesung, dan bahkan Asosiasi. Di antara mereka, aku melihat wajah Chief Song Taewon, dan rasa bersalah langsung menyergapku. Memang ledakannya bukan salahku sepenuhnya, tapi kalau aku bertindak seperti biasanya, mungkin tidak akan ada hal seperti ini. …Mungkin. Tapi kalau dipikir-pikir, mengenal Seong Hyunjae, dia mungkin tetap akan meledakkan sesuatu hanya untuk bersenang-senang.

“Akhir-akhir ini aku merasa sering mengatakannya, tapi kalau kau butuh bantuan, jangan ragu.”

Atas kata-kataku, Song Taewon menggeleng pendek.

“Tidak apa. Karena tidak ada korban non-awakened, tidak banyak yang perlu kulakukan. Setelah laporan lapangan diajukan, Asosiasi akan menetapkan tindakan disipliner yang tepat.”

“Syukurlah ini terjadi di laut.”

“…Itu memang melegakan.”

Jawaban singkat itu diikuti oleh bayangan berat kelelahan yang melintas di wajah Song Taewon. Tatapannya beralih pada Seong Hyunjae. Ya, hanya dengan melihatnya saja pasti melelahkan. Aku paham rasanya.

“Chief Song, saya rasa Anda mengenal Guild Leader Sesung jauh lebih baik daripada saya?”

Aku bertanya tiba-tiba. Setelah hampir tiga tahun berurusan, tidak mungkin tidak mengenalnya, bahkan jika seseorang berusaha. Dan pada akhirnya, dia bahkan memberikan sebuah skill padanya. Mengapa dia melakukannya? Aku masih tidak mengerti, dan aku masih penasaran.

“Aku tidak mengenalnya dengan baik.”

“Tapi setidaknya Anda pasti punya kesan.”

“Bahkan jika aku mengamatinya selama sepuluh tahun lagi, aku tidak akan yakin bisa memahaminya.”

Tatapan Song Taewon kembali padaku. Matanya sedalam dan setenang biasanya.

“Kau juga sulit, Han Yujin, meski dalam cara yang berbeda.”

“Aku relatif biasa saja. Terutama dibandingkan dia.”

Apa yang kuinginkan sederhana dan biasa saja. Aku tidak pernah merasa diriku istimewa. Tidak pernah. Satu-satunya alasan aku berusaha sangat keras adalah karena orang-orang yang ingin kupertahankan luar biasa. Aku berjuang agar bisa mengikuti. Karena aku tidak ingin kehilangan mereka.

“Han Yujin.”

Seong Hyunjae mendekat, memegang ponsel di tangan. Ia menampilkan layar ponsel itu padaku, nomor teleponku tertera di sana. Namun kolom nama masih kosong.

“Apa ada sesuatu yang kau inginkan?”

“…Kau menanyakannya padaku?”

“Kalau bukan padamu, pada siapa lagi?”

Bagian di mana sebelumnya tertulis “Item” sekarang telah terhapus. Tatapannya tertuju padaku, tenang dan mantap. Meski nada suaranya ringan, matanya terasa berat. Jika aku bukan objek yang ia miliki atau rencanakan untuk dimiliki, perlakuannya padaku bisa lebih buruk daripada sebelumnya. Satu kesalahan bisa berujung tindakan balasan yang cepat dan kejam.

Berdiri sejajar dengannya berarti menerima risiko itu. Kedermawanan dan toleransi hanya diberikan pada mereka yang berada di bawahnya.

Aku mengambil ponselnya. Jika aku memasukkan label lama di sana, kami mungkin akan kembali seperti sebelumnya.

Aku menoleh. Yuhyun sedang berbicara dengan Seok Gimyeong. Di sampingnya, Yerim menendang-nendang tanah tanpa tujuan. Saat melihatku, dia tersenyum cerah.

“Nih.”

Aku mengetik beberapa kali dan menyerahkan ponselnya kembali pada Seong Hyunjae.

“Kita sebut saja rekan bisnis. Aku menantikan kerja sama denganmu, Seong Hyunjae.”

“Aku juga akan menantikannya.”

Menantikannya, katanya. Pilihan kata yang mengerikan. Seong Hyunjae melihat layar ponselnya, lalu melakukan sedikit perubahan pada label itu.

My Partner.

“…Kenapa harus ditambah kata itu?”

Aku protes, tapi dia tidak menjawab dan hanya berbalik. Aku menghela napas panjang, dan saat itu, Song Taewon menatapku dengan ekspresi rumit. Seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya diam dan pergi.

Chapter 188 - The Creator (1)

Saat aku terbangun, waktu sudah lewat tengah hari. Mengingat aku pulang larut malam dalam keadaan benar-benar kelelahan dan langsung tumbang di tempat tidur, bangun kesiangan sudah sepantasnya. Ketika aku mengangkat tubuh bagian atas, seluruh badanku terasa pegal.

“Ugh… Rasanya seperti mau mati.”

— Ciap.

Entah sejak kapan, Chirp sudah tergulung di atas selimutku. Lalu, pintu terbuka, dan Peace masuk. Tanpa mengeluarkan suara, dia berjalan cepat mendekat dan melompat ke atas tempat tidur. Dia menggosokkan kepala dan tengkuknya ke kakiku sebelum berguling telentang.

— Kyang!

“Ya, Peace. Kamu tidur nyenyak juga?”

Setelah membelai Peace, aku bangkit dari tempat tidur. Rumah terasa sunyi; kemungkinan besar Yuhyun dan Yerim sudah keluar. Sepertinya ada banyak hal yang harus dibereskan setelah kejadian kemarin. Yuhyun tidak banyak berbuat, tapi Yerim… dia mungkin akan kena denda atau semacamnya.

‘Yang paling bikin masalah tetap saja Seong Hyunjae.’

Bahkan mengingatnya kembali membuatku frustrasi.

Aku mandi, memberi makan anak-anak, dan sarapan ringan. Ketika menyalakan TV ke saluran terkait Hunter, mereka sudah membahas kejadian tadi malam. Meskipun kapal itu tenggelam, tidak ada disebutkan bahwa itu perbuatan Seong Hyunjae.

“…Kenapa Yerim ada di sana?”

Layar menampilkan Yerim mengapung di laut, membantu proses pembersihan. Dengan kemampuannya, masuk akal jika dia menangani reruntuhan atau tumpahan minyak. Apakah ini kerja sosial sebagai pengganti disiplin? Itu bisa membantu citranya, jadi bukan langkah yang buruk. Asosiasi menanganinya dengan baik.

Di ponsel baruku, ada pesan dari Yuhyun dan Yerim yang mengatakan mereka sudah berangkat duluan. Setelah membalas bahwa aku baru bangun dan mengingatkan mereka untuk makan siang, aku melihat daftar kontakku. Karena aku selalu mencadangkan data ponsel, daftar kontaknya masih sama.

‘Haruskah aku mengubah ini sekarang?’

Setelah berpikir sebentar, aku keluar dulu dari daftar itu.

“Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan ini dengan baik, Peace.”

— Purrr.

Peace menyandarkan tubuhnya di lututku saat aku mengelusnya. Meski aku tidak menyesal, tetap saja ada rasa tanggung jawab yang berat. Seberapa banyak yang bisa benar-benar kulakukan?

“Ada banyak hal yang kurang dariku.”

Selama ini, aku dengan percaya diri menerobos berbagai situasi. Tapi sebenarnya, bukan diriku sendiri yang kupercaya—melainkan skill yang kuandalkan.

Aku memakai Fear Resistance seperti baju zirah dan menggunakan berbagai skill berguna sebagai senjata. Dan aku sering memperlakukan diriku seperti alat. Sebuah item, sebuah produk, umpan. Sesuatu yang bisa dibuang jika tidak lagi berguna. Pada saat yang sama, cara itu membuatku menjaga jarak dari yang terjadi.

Itu lebih nyaman. Bahkan dengan Fear Resistance, aku secara naluriah ingin menjaga jarak.

Lagipula, aku benar-benar tidak berharga, hanya menjadi beban, dan seharusnya lebih baik kalau aku tidak ada—sampah.

Itu benar atau tidak, aku bahkan tidak yakin lagi. Kalau dipikirkan kembali, setidaknya aku tidak terlihat sengaja menyakiti orang lain secara berlebihan. Aku tidak tanpa kesalahan—ada hal-hal yang bisa dikritik, seperti berbohong—tapi aku tidak sampai sampah tak termaafkan yang pantas dihancurkan sepenuhnya.

Tapi pendapatku tidak penting. Dengan hanya tiga orang saja, rumor bisa menciptakan harimau yang tidak pernah ada. Ke mana pun aku pergi, orang mengatakan aku mengerikan. Apa yang bisa kulakukan?

Jadi aku ikut saja. Aku terbiasa, menerimanya sebagai hal yang normal. Lima tahun lebih dari cukup untuk itu.

“…Ini tidak akan berubah begitu saja.”

Menghela napas, aku menonaktifkan skill Fear Resistance. Tanpa itu—dan bahkan dengan itu—aku berusaha agar pikiranku tidak melayang terlalu jauh. Terlalu banyak hal yang lebih baik dilupakan. Beruntung atau tidak, aku sudah sangat mahir mengubur kenangan.

Tapi sekarang, aku memutuskan untuk menggali kembali.

Aku membuka kembali daftar kontak ponsel dan melihat nama-nama di sana. Si Terkutuk. Hanya melihat namanya saja membuat tulang punggungku merinding. Tanpa Fear Resistance, mengingat kejadian kemarin membuatku kewalahan dengan rasa takut. ‘Apa yang kupikirkan? Orang seperti aku, mencoba melakukan hal seperti itu?’

— Geram.

— Ciap.

Merasakan ada yang salah denganku, Peace menatapku cemas. Chirp juga mengeluarkan suara kecil.

“…Tidak apa-apa. Aku tidak baik-baik saja, tapi tidak apa-apa.”

Tidak masalah merasa takut. Tidak masalah merasa ngeri. Bukankah itu wajar? Kalau dipikir, ini masih cukup ringan. Mengingat siapa yang kuhadapi, ini sudah sangat alami. Meski aku mencoba menenangkan diri, jariku tetap gemetar.

Mungkin lebih baik mundur sekarang. Mengatakan bahwa aku akan berdiri setara dengan Guild Leader Sesung—siapa pun yang mendengarnya akan mengira aku sudah gila. Seorang mantan F-rank yang berkutat di dasar, dibandingkan S-rank di puncak dunia. Menggelikan. Mustahil.

Meski aku sudah berbeda dari sebelum regresi, kenangan itu mencengkeramku, membuatku sulit bernapas. Aku bisa membayangkan dengan sangat jelas bagaimana orang-orang akan mengkritik dan merobek-robekku. Betapa nyatanya gambaran itu membuatku tertawa pahit.

Saat aku terengah-engah, ponselku berdering. Kaget, aku hampir menjatuhkannya. Di layar, muncul nama adikku. Dengan tangan yang masih gemetar, aku menjawab panggilan itu.

[Baru lihat pesan Hyung. Tadi aku sedang mencoba item pinjaman dari MKC, jadi ponsel ditinggal di luar. Hyung sudah makan?]

“Sudah.”

Suara serakku sedikit mengkhawatirkanku, jadi aku berdeham. Seketika, suara khawatirnya terdengar.

[Hyung sakit? Perlu aku bawakan obat?]

“Tidak, aku baik-baik saja. Ada obat di rumah. Kamu sudah makan siang?”

[Sudah. Mungkin aku seharusnya makan di rumah saja. Oh iya, Hunter Park Yerim sepertinya akan sulit dihubungi. Dia pasti masih di air sekarang.]

“Aku lihat dia di TV. Asosiasi tidak bilang apa-apa ke kamu?”

[Tidak ada. Pelaku utamanya kan Guild Leader Sesung. Dia saja cuma kena denda dan skors tiga hari.]

“Skors tiga hari? Itu ringan sekali, berapa pun dendanya.”

[Tidak ada gunanya membiarkan Hunter S-rank menganggur lama. Lagipula sulit memanfaatkan orang itu, jadi lebih baik peras uang sebanyak-banyaknya.]

“Benar juga. Kalau ada yang macam-macam dengan Guild Leader Sesung, Chief Song Taewon yang bakal kewalahan. Syukurlah Asosiasi tidak serakah. Semoga dendanya super besar.”

Sesak di dadaku mereda, dan bibirku tersenyum tipis. Siapa yang tidak bangga punya adik sebagus itu? Suaranya saja menenangkan.

“…Hei, Yuhyun.”

[Ya?]

Bagaimana kalau aku membuat pilihan yang salah? Bagaimana kalau akhirnya aku menyakitimu lagi?

Aku membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Tidak perlu ditanyakan. Bahkan jika aku membuat kesalahan atau gagal, adikku akan tetap di sisiku. Sampai akhir.

“Terima kasih.”

[Untuk apa?]

“Untuk semuanya.”

Semuanya. Aku menggenggam ponsel dengan tangan yang kini stabil.

“Untuk tetap di sisiku. Terima kasih, Yuhyun.”

Ada jeda singkat sebelum Yuhyun menjawab lagi.

[…Tidak, terima kasih juga, Hyung. Karena tetap bersamaku.]

Padahal aku yang mengatakannya duluan, tapi mendengarnya dari adikku membuatku canggung. Setelah beberapa kata tambahan, panggilan berakhir, dan sebuah pikiran terlintas di benakku.

“Tadi itu kayak suasana tukar jam tangan.”

Gumamku sambil tertawa kecil. Entah kenapa terasa lucu, sampai aku benar-benar tertawa. Lalu, aku mengetuk layar ponsel. Tanpa ragu, aku mengetik.

[Partner]

Baiklah.

‘Saatnya membersihkan fasilitas penangkaran.’

Baik gedung maupun fasilitasnya secara teknis memang milikku, tapi selama ini nyaris kutinggalkan. Selain beberapa penyewa, seluruh keamanan dan manajemennya dikelola oleh guild lain. Pada kenyataannya, aku hampir seperti penyewa di gedungku sendiri, hanya memegang akta di atas kertas.

Tapi sekarang, aku harus mengambil kembali otoritas itu. Aku tidak bisa mengubah semuanya sekaligus, tapi aku bisa mulai sedikit demi sedikit.

“…Orang-orang yang bisa kupercaya.”

Mereka yang tidak mengkhianatiku, tapi tetap pergi. Aku teringat satu panggilan telepon yang pernah kulakukan pada salah satu dari mereka. Bibirku menegang, dan sesak muncul di perutku, membuatku mengaktifkan kembali Fear Resistance.

Aku tidak benar-benar tidak peduli bagaimana keadaan mereka sekarang. Sebenarnya, aku ingin melihat mereka. Tapi semuanya telah kukubur. Aku tidak cukup kuat untuk merasakan sakit itu dua kali.

Mereka semua adalah orang-orang berperingkat rendah sepertiku dulu. Tidak seperti Yuhyun, Yerim, Myungwoo, atau Noah—orang-orang kuat dengan skill langka—mereka tipe orang yang bisa hilang sewaktu-waktu jika aku tidak hati-hati. Karena itulah aku pura-pura tidak peduli, seolah semuanya telah kulupakan.

‘Untuk sekarang, aku hanya akan menemui mereka.’

Meski tidak melibatkan mereka dalam rencanaku, setidaknya aku bisa melihat mereka. Dengan sisa rasa perih yang lembut di dada, aku tersenyum pada Peace dan Chirp yang menatapku cermat.

“Suatu hari nanti, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa Fear Resistance.”

Itu tidak akan terjadi sekaligus. Dan menertawakan diriku sendiri dengan pikiran bahwa itu hanya soal kemauan adalah hal yang konyol. Kalau itu benar, aku tidak akan sampai regresi. Tapi setidaknya aku bisa mulai dengan bulat tekad.

Karena ini sebelum Awakening Center didirikan, tidak seorang pun dari mereka yang akan terbangun. Aku juga belum mendengar kabar bahwa salah satu dari mereka mendatangi Awakening Broker…

“Oh.”

Park Hayul. Tentu saja dia ada. Aku bermaksud memeriksanya nanti tapi sepenuhnya lupa setelah mengelompokkannya ke dalam hal-hal yang ingin kulupakan. Aku merasa sedikit bersalah, tapi karena aku sudah menyelamatkan nyawanya, dia seharusnya baik-baik saja dengan kariernya.

SNS… pesan yang menumpuk terlalu banyak. Saat aku mengecek akun SNS Park Hayul, tidak ada pembaruan terbaru. Apa terjadi sesuatu? Masak dia ditakdirkan mati tidak peduli apa pun? Khawatir, aku mencari namanya di portal. Deretan artikel lama muncul.

[Aktor Baru Park Hayul Ditangkap karena Menyelinap Masuk ke Ruang Khusus Rumah Sakit Umum Sesung]

[Park Hayul Membuat Keributan di Depan Gedung Fasilitas Penangkaran Monster]

[Aktor Terobsesi Hunter? Apa Niat Sebenarnya Park Hayul?]

…Sepertinya ini salahku. Karena tidak ada yang tahu hubunganku dengan Park Hayul, orang-orang pasti mengira dia hanya anak yang terobsesi Hunter dan membuat keonaran. Kejadian seperti ini tidak jarang terjadi di fasilitas penangkaran, Haeyeon, atau bahkan Sesung, jadi wajar kalau aku tidak mendengarnya.

Aku sempat ragu untuk menghubungi dia segera, tapi artikel yang lebih baru menarik perhatianku.

[Park Hayul Menandatangani Kontrak dengan KBay Contents, Cina]

Hah? Cina? Menurut artikelnya, dia bahkan tidak berada di Korea lagi. Sejak munculnya dungeon, Cina hampir bersikap isolasionis, dan kerja sama mereka dengan Korea—terutama hiburan—banyak menurun. Aku tidak tahu detailnya, tapi sesekali aku melihat berita soal pasar mereka.

“Yun Yun juga hilang di Cina, sekarang Park Hayul…”

Nah, dalam kasus Park Hayul, dia hanya pindah agensi. Tapi perasaanku tidak enak. Aku meninggalkan pesan singkat di SNS Park Hayul. Karena dia ada di Cina, tempat SNS kemungkinan besar diawasi, aku menuliskan pesan samar, hanya mengatakan bahwa aku mengingatnya dan berharap dia baik-baik saja.

‘Lalu bagaimana dengan Yun Yun?’

Tanpa diundang, wajah Seong Hyunjae muncul di kepala. Tapi aku tidak boleh begitu saja mengandalkannya seperti dulu. Untuk saat ini, sulit terlibat dengan Cina bahkan dengan bantuan Haeyeon. Mungkin lebih baik menunggu sedikit. Goblin King tidak mungkin dalam bahaya. Jika aku bisa menghubungi Park Hayul, mungkin aku bisa mendapatkan informasi darinya.

Baru saja aku memikirkan mencari orang-orang di Korea, Seong Hyunjae kembali muncul di kepalaku. Kalau aku meminta, dia akan mencari mereka dan memberitahuku seketika—memang nyaman, tapi sangat menjengkelkan. Aku terlalu terbiasa bergantung padanya. Tapi yang ini bisa kutangani sendiri. Aku sudah punya sebagian informasi pribadi mereka, jadi aku bisa minta bantuan Do Hamin atau menyewa agensi detektif yang bagus.

Keluar dari kepalaku, Seong Hyunjae. Baru saja terpikir begitu, ponselku berdering. Partner. Jangan-jangan dia bisa membaca pikiranku?

“Bukannya kamu sedang diskors? Ada apa?”

[Aku perlu mengatur pertemuan dengan partnerku.]

Mengatur pertemuan terdengar formal sekali. Rasanya aneh. Sampai sekarang, semuanya serba santai—dia muncul tiba-tiba atau menarikku tanpa peringatan.

Ketika aku meminta penjelasan, Seong Hyunjae langsung ke intinya. Ini tentang dungeon Jepang.

“Kamu ingin menyesuaikan pembagian keuntungan? Kenapa tiba-tiba? Bukannya itu sudah disepakati?”

[Saat itu, dasarnya adalah item milikku. Jika kamu mengambil 70%, setengahnya akan diberikan ke Haeyeon juga, dan jika digabungkan dengan bagian dari item milikku, 50% itu wajar. Tapi sekarang sudah bukan begitu lagi, kan?]

“Kamu sudah bilang Haeyeon bisa memakai dungeon slime sebagai umpan. Bukankah meminta banyak hanya untuk biaya perantara itu rakus?”

[Ini bukan sekedar biaya perantara. Kami mengerahkan Hunter S-rank, dan kami juga akan menangani dampaknya. Selain itu, tidak seperti sebelumnya, kami butuh setidaknya pengarahan dasar. Kamu harus memberi tahu tujuan, potensi keuntungan, dan alasan kerja sama. Itu sudah sewajarnya.]

…Dia tidak salah, jadi aku tidak bisa membantah. Kami bahkan belum menulis kontrak tepat. Aku terlalu memercayainya dan terlalu bergantung padanya. Saat aku terdiam, tawa rendah terdengar dari ponsel.

[Kalau kamu mau, aku bisa kembalikan semuanya ke awal.]

“Tidak perlu. Bagaimanapun kamu diskors tiga hari, jadi kita tunggu saja. Aku akan menunggu.”

[Aku akan urus tempat pertemuannya. Pakaianmu yang biasa tidak cocok. Sebagai saran, pertimbangkan mempekerjakan staf profesional. Kamu tidak bisa selamanya mengandalkan Haeyeon, dan kamu tidak sendirian lagi.]

Dia mungkin mengacu pada Myungwoo, tim Seok Hayan, dan Noah. Karena tim Seok Hayan akan segera mempresentasikan hasil eksperimen lapangan mereka, aku juga perlu memperhatikan itu.

“Akan kuingat sarannya.”

[Kalau begitu, sampai jumpa, Han Yujin.]

Panggilan berakhir. Han Yujin. Namaku sendiri, tapi entah kenapa terasa asing kalau diucapkan olehnya. Yang lebih penting, berapa banyak yang dia rencanakan untuk diambil? Masih 50%? …Kalau begitu aku masih bisa hidup. Tapi mengenalnya, kalau dia melihat celah, dia akan meraup lebih banyak. Sungguh, langsung melompat ke urusan ini tanpa latihan? Betapa pelit. Jangan mengubah-ubah kesepakatan sesudahnya.

Aku keluar, berniat menemui Do Hamin. Peace tetap di rumah karena hamster belakangan stres, jadi aku hanya membawa Chirp. Belum jauh dari gedung, Noah melayang turun menyambutku.

“Semalam semuanya baik-baik saja?”

Terlalu lelah tadi malam, aku tidak sempat mengecek. Mendengar pertanyaanku, Noah mengangguk.

“Ya, semuanya aman, tapi… Myungwoo terlihat agak kesal.”

“Myungwoo? Benarkah?”

“Saat aku masuk ke forge, suasananya… menakutkan.”

Menakutkan? Itu mengejutkan. Suasana di forge Myungwoo biasanya hangat—aroma kayu dan api, penuh cahaya lembut, seperti adegan dalam dongeng.

“Itu di basement.”

“Basement?”

“Dia pindah ke basement yang luas. Tempatnya sendiri biasa saja.”

Jadi ternyata ada basement di sana. Noah mengingat semalam, bahunya mengecil sedikit.

“Dengan begitu banyak Hunter peringkat tinggi berkumpul, tentu saja berisik. Ada yang minta keluar, dan ada juga yang bikin masalah.”

Itu tepat seperti kekhawatiranku. Bahkan dengan Ismuar, mengatur begitu banyak Hunter tidak mudah. Meski demikian, karena Myungwoo yang memimpin, kupikir dia bisa mengusir siapa pun yang membuat masalah, jadi aku tidak terlalu khawatir.

“Lalu Myungwoo bilang semua orang diam dan duduk, dengan suara dingin dan memerintah.”

…Itu tidak kuduga—bahkan jauh dari yang kubayangkan. Sulit membayangkannya.

“Uh, bukannya ada banyak yang keberatan?”

Meski Myungwoo adalah pembuat senjata yang sangat berharga, Hunter top tidak akan menerima perintah begitu saja, terutama S-rank. A-rank mungkin, tapi S-rank? Aku menyuarakan keraguanku, dan Noah mengangguk.

“Ada. Beberapa bahkan mengeluarkan senjata. Tapi lalu Ismuar muncul. Api meledak, dan orang-orang yang memegang senjata terpental seketika. Salah satunya S-rank, tapi tetap saja dilempar seperti tidak ada apa-apanya.”

Noah berkata Ismuar tampaknya minimal SS-rank. Saat aku melihatnya dulu, aku kira paling A-rank, mungkin S-rank.

“Apinya benar-benar luar biasa. Melihat Myungwoo mengendalikannya dengan mudah agak menakutkan juga. Setelah itu, mereka dipindahkan dari forge, tapi Myungwoo terlihat kesal sepanjang waktu.”

Noah menyarankan sebaiknya aku mengeceknya. Dia menambahkan bahwa Myungwoo tidak muncul di forge gedung hari ini, padahal dia biasanya bekerja setiap hari, termasuk akhir pekan.

Mungkin dia kesal dengan Hunter yang kasar, tapi mengingat sifatnya, ini aneh. Aku mengatakan pada Noah aku mengerti dan mempercepat langkahku.

Chapter 189 - The Creator (2)

“Aku pikir aku perlu menemui Hunter Kang Soyeong nanti sore… Apakah itu tidak apa-apa?”

Saat kami melangkah masuk ke dalam gedung, Noah ragu-ragu sebelum berbicara. Kalau dipikir-pikir, hari ini adalah ulang tahun Kang Soyeong. Dengan insiden kapal pesiar kemarin, guild leader dan seluruh Sesung pasti kena tindakan disipliner. Sepertinya suasana ulang tahunnya tahun ini akan sama suramnya dengan tahun lalu.

“Ya, tentu saja tidak apa-apa. Jangan khawatir, ada banyak Hunter lain di sini.”

Yerim sedang keluar, tapi Yuhyun ada di gedung sebelah, dan Seonghan juga ada di sekitar.

“Kamu sendiri akan baik-baik saja, Noah? Liette mungkin ada di sana, dan itu mungkin tidak nyaman bagimu, kan?”

“Karena insiden kemarin, sulit untuk berkumpul bersama. Kami akan bertemu secara terpisah. Kebanyakan orang yang dikenal Hunter Kang Soyeong adalah Hunter peringkat tinggi, jadi waktu kunjungan dijadwalkan berbeda-beda.”

Ah, masuk akal. Yerim dan Moon Hyunah terlihat dekat juga dengan Kang Soyeong, jadi mereka mungkin ingin merayakan ulang tahunnya. Itu saja sudah empat Hunter S-rank. Berkumpul seperti itu setelah kejadian semalam bukan hanya akan menarik perhatian, tapi mungkin juga membuat Chief Song Taewon sakit kepala.

…Tapi tetap saja, bertemu berdua seperti itu terasa agak seperti kencan. Refleks, aku menatap Noah. Sebenarnya, mereka berdua terlihat cocok. Meskipun Noah cenderung membangun dinding, fakta bahwa dia bersedia pergi untuk ulang tahunnya menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya keberatan.

‘Dan yang terpenting, Soyeong menyukainya.’

Aku pernah bertemu Kang Soyeong beberapa kali karena Comet, tapi sejujurnya, dia tidak terlihat punya ketertarikan pada Yuhyun. Menyedihkan bagiku sebagai kakaknya, tapi itu membuatku bertanya-tanya apakah rumor sebelum regresiku hanya gosip belaka. Yuhyun bahkan tidak pernah menyebutkan namanya.

“Noah, kamu terlihat lucu—atau keren—pakai apa pun, tapi kamu harus berpakaian rapi untuk acara itu.”

“Hah? Oh, baik.”

“Untuk ulang tahun, buket bunga itu wajib.”

“…Bunga?”

“Kamu pasti terlihat bagus memegang buket besar, Noah.”

Buket mawar merah raksasa yang memenuhi lengannya pasti sangat cocok. Pas sekali. Dan pakaiannya? Setelan putih pasti ideal… Meskipun mungkin itu terlalu jauh. Itu lebih cocok untuk pernikahan, lamaran, atau setidaknya acara formal besar.

Aku mengusirnya sambil menyuruhnya segera bersiap. Aku bahkan menyarankan agar dia meminta bantuan Haeyeon, lalu mengirimnya pergi sebelum aku masuk sendirian ke elevator. Aku mencoba menelepon Myungwoo, tapi dia tidak mengangkat. Mungkin ponselnya rusak karena air.

Elevator tidak bisa langsung membawaku ke hunian di lantai teratas. Aku harus pindah elevator setelah melewati pos keamanan. Tiga lantai paling atas telah direnovasi menjadi hunian, tapi kurang dari seperempatnya yang ditempati.

Rumah Myungwoo berada di lantai paling atas dan tidak terlalu besar. Dia memiliki ruang kerja terpisah dan bisa mengakses Golden Forge kapan saja, jadi dia bilang memiliki tempat yang lebih besar malah menyusahkan. Satu-satunya hal yang dia minta hanyalah dapur yang besar.

‘Haruskah aku menekan bel?’

Aku ragu di depan pintu. Aku tahu kode akses, tapi kalau dia sedang tidak mood, menerobos masuk terasa tidak sopan. Tapi menekan bel juga terasa canggung. Saat aku masih ragu, pintunya terbuka.

“Apa yang kau lakukan, berdiri saja di sana?”

“Oh? Tidak, tidak ada.”

Dia tidak terlihat berbeda dari biasanya. Menurunkan Chirp dari kepalaku, aku masuk. Aku harus berhati-hati di rumahnya; mana stone atau pecahannya sering berserakan.

Sinar matahari memenuhi ruang keluarga yang luas, terasa lebih luas lagi karena ukuran rumahnya sendiri. Baru saja aku duduk di sofa, Chirp mulai mengepakkan sayapnya.

— Chirp chirp!

“Tidak. Kamu baru saja makan.”

— Cheep! Chirp!

Dia mengepakkan sayap ke arah mana stone di meja, persis seperti anak kecil yang mengulurkan tangan ke sesuatu yang mereka inginkan. Tingkahnya begitu lucu sampai aku hampir menyerah sedetik. Tapi tidak bisa. Itu mana stone A-grade, Chirp.

“Nih, makan ini saja.”

Aku mengeluarkan pecahan mana stone D-grade dari Inventory dan meletakkannya di paruhnya. Dia masih menatap meja itu, tapi setidaknya dia tenang.

“Soal kemarin.”

Sambil melihat Myungwoo membawa camilan, aku dengan hati-hati membuka pembicaraan.

“Hunter lain bikin masalah banyak di forge?”

“Tidak juga.”

Camilan di piring itu adalah daging kering tipis dan buah kering. Buahnya terlihat seperti apel yang dipotong, tapi daging buahnya merah. Bukan kesemek. Apa ini?

“Itu buah dari dungeon. Sudah dinyatakan aman dikonsumsi, jadi aku mencoba membuat sesuatu dengannya. Karena aman, bisa disimpan di Inventory juga.”

“Yang jerky juga?”

“Tidak, itu tidak. Ada monster yang bisa dimakan, tapi…”

Semakin tinggi grade, semakin besar kemungkinan ada racunnya, tapi monster grade rendah sering kali justru enak. Meski awalnya orang-orang jijik memakannya, perlahan-lahan monster itu dianggap bahan premium. Karena bisa disimpan di Inventory, mereka juga digunakan sebagai bekal raid.

Sekarang pun, kebanyakan air minum untuk raid berasal dari dungeon. Termasuk harga botol, 500 ml air dungeon dijual 10.000 won. Dengan biaya transportasi, inspeksi, dan penyucian healer, katanya itu sudah murah.

“Ini enak.”

Aku memang tidak pernah tidak suka makanan buatan Myungwoo, tapi meski hanya buah kering, ini sangat enak. Jerky-nya lembut dan terasa seperti daging panggang sempurna. Tidak ada bandingannya dengan apa pun yang pernah kucoba.

“Tapi Noah bilang—bukan untuk mengadu, dia hanya khawatir—katanya kamu terlihat kesal.”

“Bagaimana aku tidak kesal?”

Dia mendengus pelan saat duduk.

Aku berhenti mengunyah, lalu menatap Myungwoo. Tatapan kami bertemu saat dia bersandar di sofa, ekspresinya sama beratnya dengan suaranya tadi.

“Aku menyesal membuat Grace untukmu.”

“…Apa?”

“Aku membuat Grace karena aku ingin melindungimu, Yujin. Aku tidak membuatnya supaya kamu bisa sembarangan melemparkan diri ke bahaya.”

“Itu—”

“Kalau kamu tidak punya Grace, kamu tidak akan turun tangan. Kamu pasti berlindung di forge.”

Itu benar. Tentu saja. Aku bukan tipe yang bertindak gegabah tanpa cara melindungi diri.

“Bagaimana aku bisa merasa tenang melihat orang yang ingin kulindungi berada di luar sana, terpapar, sibuk melindungi orang lain? Terutama jika itu karena sesuatu yang kubuat.”

“Itu jelas bukan salahmu!”

Aku bicara cepat, hampir putus asa.

“Aku sudah banyak sekali terbantu olehmu. Dan kamu membuat item itu persis seperti yang kuminta. Jujur saja, ada beberapa kali aku memang mengandalkan Grace dan melangkah ke bahaya. Tapi tanpa item-item darimu, aku bahkan tidak akan duduk di sini sekarang dalam keadaan hidup.”

Bahkan jika aku hidup tenang, Venom and Curse Dragonkin King, Diarma, tidak akan membiarkanku. Dia sudah tahu betapa pentingnya aku bagi Yuhyun. Sesuatu yang mirip pasti akan terjadi, dan tanpa item anti-kerusakan, mustahil mengalahkan Dragonkin itu.

“Aku tahu juga,” kata Myungwoo sambil menghela napas lembut.

“Tapi aku tetap bertanya-tanya—kenapa harus kamu?”

“…Apa?”

“Pertanyaan itu terus muncul. Kamu bisa saja tetap aman di fasilitas penangkaran, dilindungi. Banyak orang, termasuk aku, akan lebih suka itu, dan kami bisa mengaturnya dengan mudah.”

“Itu karena aku…”

Ada hal-hal yang harus kuambil kembali. Dan lebih dari itu, hal-hal yang telah diberikan kepadaku. Kebanyakan skill yang kumiliki—hampir semuanya—adalah…

“…Aku sudah bilang sebelumnya, kan? Tingkat kesulitan dungeon akan meningkat, dan kita harus bersiap. Dan jujur saja, aku mungkin akan tetap membesarkan monster kapan pun bisa.”

“Aku benar-benar berharap itu benar.”

Sepertinya ada yang ingin dia katakan, tapi setelah melihat ekspresiku, dia berhenti dan menutup mulut. Keheningan singkat menyusul. Saat aku mencoba mengusir pikiran yang meluap-luap di kepala, aku berkata santai, seolah bukan apa-apa:

“Kalau tidak ada yang mendesak, bagaimana kalau kita masuk dungeon sebentar?”

Aku penasaran bagaimana perkembangan si bola voli, dan ada pertanyaan yang ingin kutanyakan. Ini juga waktu yang pas bagi Myungwoo untuk bertemu bola voli itu. Meskipun aku sudah menjelaskan beberapa hal tentang sistem Ismuar dan forge, melihat langsung akan lebih mudah dipahami.

Aku juga ingin tahu tentang ucapan si ubur-ubur: bahwa seorang blacksmith mungkin menjadi target yang harus diselamatkan. Itu perlu dipastikan.

“Dungeon peringkat rendah… sebentar saja.”

Aku menghubungi Haeyeon untuk mengecek apakah ada dungeon grade rendah yang bisa kami masuki segera. Kalau dungeon itu di bawah pengelolaan guild, kami bisa melewati proses lelang dan langsung masuk.

Ternyata ada dungeon E-grade yang bisa digunakan, jadi aku minta izin masuk. Tidak lama kemudian, ponselku berdering—adikku.

[Hyung mau masuk dungeon?]

“Ya, sama Myungwoo. Aku sekalian mau cek si bola voli.”

Karena dungeon E-grade, seharusnya tidak masalah hanya berdua, tapi untuk jaga-jaga… Noah tidak bisa, Yerim juga tidak. Dan otomatis pikiranku melayang ke Seong Hyunjae lagi. Aku benar-benar harus berhenti memasukkannya ke dalam rencana, tapi dia selalu muncul. Dulu, aku bisa saja meneleponnya dan bilang, ‘Kasih aku dungeon.’ Dia akan menyiapkan semuanya hanya dengan satu kata dan bahkan datang menjemputku.

‘Perubahan tidak terjadi dalam semalam, jadi ini pasti masih terus terjadi untuk sementara.’

“Aku pikir akan membawa Peace dan Blue. Bellare bisa tinggal… Dua cukup.”

Bellare masih muda dan sangat cepat. Kalau dia terlalu semangat dan mulai berlari ke sana-ke mari, itu bisa membahayakan Myungwoo. Dia tidak punya resistansi racun. Meski aku bisa menetralisirnya, tetap lebih baik mencegah situasi berbahaya.

[Perlu aku ikut?]

“Tidak apa-apa. Bukannya kamu sibuk dengan urusan MKC? Kamu bilang sedang menguji item juga.”

[Iya, tapi…]

“Aku pulang sebelum makan malam, jadi jangan terlalu khawatir.”

Yuhyun ragu sebentar sebelum bilang dia mengerti. Dia tidak langsung mencoba menghentikanku seperti dulu, tapi jelas dia masih khawatir. Yah, aku juga begitu padanya.

Tidak lama kemudian, Haeyeon menghubungiku lagi, mengatakan mereka sudah menyiapkan dungeon dan kendaraan. Karena Blue ikut, mereka mengirim van dengan ruang kargo yang luas. Untuk sekarang cukup, tapi nanti kalau Blue membesar, mungkin kami butuh truk kargo.

‘Haruskah aku punya kendaraan dan sopir pribadi juga?’

Sepertinya itu bisa diatur lewat kontrak dengan Haeyeon. Daripada sering meminta tolong begitu saja, akan lebih baik kalau semuanya ditulis secara formal.

Aku juga butuh akuntan dan pembukuan. Saat ini, aku bahkan tidak punya catatan jelas tentang asetku. Bagaimana status registrasi fasilitas penangkaran? Aku menyerahkan semuanya ke Haeyeon…

‘Aku tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Aku butuh orang. Orang yang baik.’

Sambil menunggu, aku memberi tahu Do Hamin bahwa aku ingin mencari seseorang. Sayangnya, karena aku baru mengganti ponsel, bahkan kemampuan Do Hamin tidak bisa melacaknya. Sebagai gantinya, dia bilang akan menghubungkanku dengan detektif swasta tepercaya.

Selain itu, aku perlu mempekerjakan lebih banyak orang. Sulit menemukan orang yang bisa dipercaya dengan cepat, tapi aku harus mulai.

Memasuki bangunan dungeon E-grade, aku mengetuk gerbang tiga kali. Begitu kami melangkah masuk, Blue langsung melompat maju.

— Kyaaaaooo!

Blue, terkejut oleh salju di bawah kakinya, sempat mundur sebelum mencakar-cakar kepingan salju yang berjatuhan. Rasa terkejutnya hanya sebentar—kemudian dia mulai berlarian seperti anak anjing yang melihat salju pertama kalinya. Di sebelahku, Peace memperhatikan tingkahnya, ekornya bergerak perlahan seperti mendesah.

“Kamu kedinginan?”

“Yang begini tidak masalah.”

Jawab Myungwoo tanpa mengenakan jaket luar yang kami bawa.

“Tapi tempat ini… agak aneh.”

“Ini memang bukan dungeon biasa.”

“Bukan itu maksudku.”

Myungwoo menyipitkan mata, mengamati sekitar.

“…Memikirkan bahwa sesuatu seperti ini bisa dibuat.”

“Hah?”

“Ibaratnya… seperti bangunan atau item. Aku tidak bisa memahami semuanya, tapi melihatnya begini membuatku sadar bahwa sesuatu seperti ini memang mungkin.”

Apa maksudnya? Saat itu juga, bola voli melompat mendekat. Blue melihat bola putih itu dan langsung melompat dengan riang—hanya untuk terpental balik.

— Kyaaa!

[Honey! Kau membawa blacksmith hari ini! Halo!]

Bola voli itu mengapung ke arah Myungwoo, berputar mengelilinginya.

“Ini…”

[Aku Rookie! Aku yang membuat tempat ini!]

“Oh, begitu.”

Myungwoo menjawab sopan.

“Kualitas pengerjaanmu mengesankan.”

[Iya, kan? Bahkan senior-seniorku terkejut betapa bagus hasil pekerjaanku.]

Bola voli itu seperti membusungkan dada—kalau dia punya dada. Aku sudah mendengar bahwa tempat ini dibuat khusus untukku, tapi mendengar percakapan mereka membuatku melihat sekeliling dengan perspektif baru. Kelihatannya seperti hutan bersalju biasa, tapi ternyata ini dibangun. Lebih tepatnya, seluruh ruang ini diciptakan oleh bola voli itu.

‘Kita memang punya set film untuk syuting, tapi…’

Ini terasa seperti versi transendental dari konsep itu. Tapi bagaimana Myungwoo bisa langsung menyadarinya?

[Um, Honey, ini belum waktu pertemuan kita. Ada apa kau datang sekarang?]

Bola voli itu berputar cemas di sekitarku, seperti kontraktor yang takut diminta percepatan jadwal oleh klien. Kepribadiannya benar-benar aneh. Untuk entitas yang jauh lebih kuat dariku, ia terasa… terlalu manusiawi.

…Kecuali saat membicarakan Yuhyun.

“Ada yang ingin kutanyakan.”

Aku melihat bola voli itu dan menunjuk dadaku.

“Mana stone di dadaku. Ada fragmen rantai milik Seong Hyunjae yang tertanam. Apakah kamu benar-benar yakin itu tidak berbahaya?”

Atas pertanyaanku, bola voli itu miring sedikit, seolah memiringkan kepala.

[Iya. Fragmennya sangat kecil, jadi tidak akan memberi dampak apa pun. Biasanya begitu—kalau rantainya memang benda manusia.”]

Chapter 190 - The Creator (3)

“Jika Chain manusia,” katanya.

“Apa maksudmu? Apa kau bilang itu mungkin punya efek kalau bukan milik manusia?”

[Belum tentu. Maksudku, hanya fragmen rantai saja tidak akan cukup untuk memengaruhi mana stone yang sudah kau pelihara jika itu milik manusia. Ah, tapi kalau rantai itu milik seseorang yang punya skill khusus terkait hal ini, maka bahkan manusia pun bisa memengaruhinya. Tapi itu membutuhkan setidaknya grade SSS. Namun, sejauh yang kuketahui, rantai itu tidak punya skill seperti itu…]

Bola voli itu tiba-tiba berhenti di tengah kalimat, seolah menyadari ia sudah bicara terlalu jauh. Tunggu dulu.

“Kau tahu skill-skill Seong Hyunjae? Yah, kurasa kau tahu skill-ku juga. Dan skill Myungwoo, kalau begitu.”

[Tidak, tidak, bukan begitu—]

“Bicara.”

Aku menangkap bola voli itu dan mengguncangnya. Ayo cepat keluarkan semuanya. Skill Promising Talent milikku hanya bisa menunjukkan beberapa skill awal, tapi benda ini jelas tahu semuanya.

[Honey, honey! Bukannya kami tahu semuanya! Kami hanya memantau orang-orang tertentu atau skill tertentu yang sedang kami fokuskan! Dan itu pun ada biayanya. Informasi sistem hanya lewat begitu saja, dan itu terlalu banyak untuk kami lacak satu per satu. Kau tahu berapa banyak orang yang punya nama yang sama? Kalau kami bisa mengidentifikasi semuanya, kami juga sudah membagikan info tentang semua Hunter S-rank lainnya!]

“Kau pasti menyembunyikan fakta bahwa kalian sebenarnya tahu siapa saja mereka. Kalian memang selalu mencurigakan seperti itu, penuh rahasia.”

[Bukan begitu…!]

“Mulai dari semua yang kau tahu tentang Seong Hyunjae. Ucapan samar seperti ‘kalau rantainya manusia’—jangan memberiku omong kosong tak berarti itu. Apa, dia bukan manusia atau semacamnya?”

[Dia manusia! Dia sudah pernah datang ke sini, tentu saja kami tahu itu. Bahkan jika dia regresi, ada jejak koneksinya dengan Crescent Moon, yang membuatnya sedikit aneh, tapi dia jelas manusia.]

Jadi dia manusia, ya? …Bisakah aku mempercayai itu? Dari semua makhluk transenden yang kutemui, bola voli memang yang paling terus terang, tapi bukan berarti aku harus menelan mentah-mentah semua ucapannya.

“Lalu kenapa mana stone-ku terus menyerap kekuatan magis Seong Hyunjae?”

[Itu, aku tidak tahu. Itu bukan bidangku. Mana stone itu sendiri sejak awal tidak normal, jadi mungkin ada variabel tak terduga.]

“Jadi apa yang kau tahu, sebenarnya?”

Atas jawabanku, bola voli itu tampak mengempis, seolah memasang ekspresi merajuk.

[Aku ingin memberitahumu lebih banyak, tapi rantainya hanya pernah bertemu Crescent Moon. Aku hanya mendengar bahwa rantai itu sepertinya tidak terlalu menyukai Crescent Moon.]

“Jelaskan lebih detail.”

[Hanya itu.]

“Apa sebenarnya yang kau tahu, serius.”

Aku mengguncang bola voli itu lagi. Mengetahui sifat Seong Hyunjae, tidak mengherankan dia tidak menyukai makhluk transenden seperti Crescent Moon. Tidak ada yang baru di situ.

“Apakah Crescent Moon dan Mermaid Queen masih tidur? Dan kau benar-benar tidak bisa memberitahuku informasi tentang skill rantai itu?”

[Iya, mereka masih tidur. Dan privasi itu penting! Honey, kau sendiri tidak ingin orang lain tahu info skill-mu juga, kan? Kalau kami mulai membocorkan informasi orang lain, kau juga harus siap datamu dibagikan sama mudahnya.]

Masuk akal, tapi tetap menjengkelkan. Kapan Crescent Moon akan bangun? Dengan begini, Seong Hyunjae mungkin bisa mendapatkan kembali ingatannya lebih cepat daripada mereka.

[Ngomong-ngomong, aku sedang bekerja keras membuat dungeon khusus untukmu, Honey! Dirancang supaya semua orang bisa mendapatkan setidaknya satu item yang mereka inginkan! Dari grade minimum S sampai maksimum L!]

“Benarkah? L-grade juga?”

[Itu tidak mudah, tapi kurasa item-item SS akan lumayan umum. Kau bisa memilih apa yang kau suka!]

“Berapa banyak orang yang bisa masuk?”

[Sekarang, sekitar empat. Tapi aku bisa coba menambahnya!]

Betapa pengertian. Walaupun begitu, bola voli memang yang paling baik di antara semua makhluk itu. Aku mengulurkan tangan dan mengusap bagian “kepalanya.”

“Keren juga. Bisa membuat dungeon seperti itu.”

[Itu keahlianku~]

“Terima kasih sudah berusaha.”

Bola voli itu berubah merah, seolah-olah sedang malu. Tampak seperti ada crayon digoreskan ke permukaannya.

[Tidak apa-apa kok, Honey. Tapi kalau kau ingin jumlah peserta ditambah, aku butuh waktu sedikit lebih lama. Bisakah kau memberiku dua minggu lagi?]

“Tentu, semakin banyak orang bisa ikut semakin baik.”

Bola voli itu berputar-putar dengan gembira. Sejujurnya, cukup lucu. Sulit dibayangkan bagaimana bentuk aslinya nanti.

“Ngomong-ngomong, kalau kau bisa membuat dungeon, berarti dungeon lain juga…”

[Bukan aku.]

Nada bola voli itu berubah tajam, memotong kalimatku.

[Kami administrator sistem. Hanya itu saja, Honey.]

Penghalang pelindung yang mengelilingiku menghilang, dan bola voli itu memantul menjauh. Blue, yang tadi sedang berlari-lari di salju, langsung mengejar dengan penuh semangat. Seperti biasa, ia terpental lagi, tapi tidak menyerah dan terus melompat.

[ kembali ke dungeon asli dalam tiga menit! ]

Bola voli itu berputar besar, seolah mengejek griffin muda itu, lalu menghilang begitu saja. Blue mengeluarkan pekikan kecewa, paruhnya terbuka lebar sambil mengentakkan kaki.

“Aku ingin bertanya apa yang kalian bicarakan, tapi kurasa aku tidak boleh ikut campur.”

Myungwoo datang bersama Peace, menatapku penuh tanya.

“Tidak ada yang penting hari ini… setidaknya untuk sekarang.”

Aku menghindari topik soal dungeon.

“Bagaimana kau bisa tahu tempat ini dibuat seseorang? Buatku, ini tampak seperti hutan biasa.”

“Mmm, bagaimana menjelaskannya… Aku sudah membuat item terlalu lama, jadi aku jadi lebih peka terhadap struktur dasarnya. Bagi orang lain, item mungkin terlihat seperti benda biasa. Tapi bagiku, aku bisa merasakan kerangka dasarnya.”

Saat ia bicara, Myungwoo bergerak ke arah dahan pohon yang tertutup salju. Jari-jarinya yang gelap menyentuh lembut dahan itu, hampir seperti sedang menangkap detailnya satu per satu. Gerakannya pelan dan hati-hati, seolah benar-benar merasakan struktur dari benda itu.

“Aku bisa merasakan kekuatan dasar yang membuat ini, mana, kurasa? Aku bisa memahami strukturnya. Aku tidak akan bisa meniru sesuatu sebesar ini, tapi aku bisa sedikit mengintervensi. Kalau aku sedikit menyesuaikan konstruksinya—”

Dengan satu goyangan lembut, dahan itu bergetar, dan di antara daun-daun tipis bersalju, muncul kuncup bunga berwarna merah muda. Tidak masuk akal untuk musim ini, membuatku terpaku sesaat. Bunga bermekaran di pohon musim dingin—benar-benar mustahil.

“Kau bisa melakukan hal seperti itu?!”

“Tidak, ini hanya mungkin karena pembuat tempat ini sangat luar biasa. Aku bahkan tidak bisa membayangkan menirunya dalam waktu dekat—”

[Hei! Jangan lakukan itu! Itu tidak sopan dan tidak profesional! Tolong jaga etika kerja!]

Bola voli mendadak muncul dan mulai marah-marah, kali ini dengan gambar wajah marah tercoret di permukaannya. Ia memantul dengan heboh. Terkejut, Myungwoo membungkuk.

“Maaf. Aku tidak sadar.”

[Kau tidak boleh mengubah karya pembuat lain tanpa izin! Kecuali kau mau mengajak berkelahi, kau harus bertanya dulu!]

“Aku benar-benar minta maaf. Aku ceroboh.”

[Karena kau terlihat seperti junior di profesi ini, aku maafkan kali ini! Tapi tolong hati-hati ke depannya.]

Bola voli yang masih jengkel itu lenyap, dan lingkungan berubah. Sekarang, hamparan panas gurun membentang di depan kami. Aku buru-buru melepas jaket. Blue, yang tadi sibuk menyingkirkan salju, menatap sekeliling bingung lalu menjerit.

“Pekerjaanku menguraikan dan menyusun kembali produk dungeon, jadi aku menyentuhnya tanpa sadar.”

Myungwoo menggaruk kepalanya canggung.

“Bagiku, ini tetap terasa seperti hutan biasa, bukan karya seseorang. Tapi kurasa bahkan merusak dahan di hutan milik orang lain pun tidak sopan.”

— Grrr.

Saat itu juga, Peace tiba-tiba melompat maju. Ia memasukkan cakarnya ke celah batu dan menarik keluar makhluk berbulu bulat. Tanpa ragu, ia menggigit lehernya dengan bunyi keras. Makhluk itu seukuran anjing sedang. Anakannya menjerit, dan induknya keluar.

— Kyaaaak!

Seekor monster besar, sebesar anak sapi, muncul. Monster berkamuflase tanah itu menunjukkan taringnya, mirip campuran serigala dan babi hutan.

Ground Burrow Oplo. Monster yang menggali tanah dan menyamarkan pintu masuknya untuk menyergap mangsa. Cukup umum; aku pernah melawannya beberapa kali.

— Grrr.

Peace menatap monster yang menyerbu itu seperti memandang sampah, sama sekali tidak terpengaruh. Monster itu menyerbu Flame Horned Lion tanpa ragu—

— Kueek!

Tetapi sebelum mencapai kami, cakar besar menukik dari atas dan menancap ke tubuhnya. Debu beterbangan saat tubuh besar itu diangkat. Sayap mengepak.

— Kyaa kyak!

Blue menangkap monster itu, memainkan tubuhnya, bahkan melemparkannya ke udara lalu menangkapnya lagi.

Monster lain mulai muncul dari persembunyian. Mereka menunjukkan diri dengan berani.

‘Ah.’

Mana stone-ku. Mereka tidak mendekat karena Peace ada di sini, tapi tatapan mereka terpaku padaku. Mereka seperti saling memberi sinyal, dan jumlah mereka bertambah. Kalau dibiarkan, seluruh monster dungeon akan berkumpul.

“Peace dan Blue bisa menangani mereka, tapi kau perlu naik level. Bisa kau habisi?”

Myungwoo bukan tipe pemburu monster. Dia kesulitan saat pelatihan Hunter pemula dan bahkan saat raid pertamanya. Meminta Peace dan Blue untuk membiarkan monster sekarat agar bisa ia bunuh bukan ide bagus. Haruskah aku turun tangan? Ini dungeon E, aku bisa mengatasinya dengan perlengkapan saja.

“Bisa kupinjam Grace sebentar?”

Myungwoo mendekat dan bertanya. Aku menonaktifkan Grace dan menyerahkannya, tapi bukannya mengambilnya, ia menggenggam tanganku lembut.

“Setel damage nullification ke A-grade atau lebih tinggi dan ubah bentuknya menjadi busur.”

“Busur?”

Aku mengikuti instruksinya. Muncul busur kristal transparan dengan motif biru elegan, seperti safir terpolish. Ornamen-ornamennya berdering lembut. Grace memang selalu punya selera estetika.

“Ismuar.”

Myungwoo memegang busur dan memanggil lembut. Ruang terbuka, dan api turun, menyelimuti busur, berubah menjadi anak panah.

“Peace tidak apa-apa, tapi Blue harus mundur.”

“Baik.”

Aku memberi sinyal. Setelah semuanya siap, Myungwoo menarik busur. Anak panah api melesat, menembus monster paling depan.

Fwoosh! Monster itu berubah menjadi abu bahkan sebelum sempat menjerit. Api menyebar, menyapu seluruh rombongan seperti ombak merah panas. Bau asap memenuhi udara.

Sebagian kecil monster di pinggir saja yang tersisa—sisanya rubuh seluruhnya sebagai abu hitam.

“…Kau bisa memanggil Ismuar keluar begini?”

Aku bertanya terpukau. Myungwoo menggeleng.

“Itu hanya sebagian kecil kekuatannya. Aku sudah menangani api Ismuar begitu lama sampai bisa menarik sedikit darinya. Tidak terlalu kuat—levelnya mungkin sekitar skill B atau A. Hanya terlihat spektakuler karena kita melawan monster E-grade.”

“Masih mengagumkan. Seperti punya skill serangan.”

“Tidak persis begitu.”

Myungwoo tampak malu.

“Aku hanya bisa mematerialkan kekuatan lewat senjata. Dan tidak sembarang senjata bisa. Ismuar punya sifat yang bisa melarutkan atau merusak item. Harus minimal SSS-grade supaya tidak merusak senjatanya.”

“Oh… jadi tidak bisa dipakai sering. Sayang sekali. Spirit adikku, Iryn, juga melelehkan dan menelan apa pun. Apa semua spirit api seperti itu?”

“Mereka agak berbeda. Iryn adalah spirit alam, sedangkan Ismuar dibuat khusus untuk tujuan tertentu.”

“Oh? Kau dapat skill baru?”

Myungwoo menatap ke udara, seolah melihat Skill Window. Dia pasti naik lima level. Akhirnya muncul.

“Apa skill-nya?”

“Master of Hammering. Kurasa aku bisa mengadaptasinya menjadi skill serangan. Katanya bisa digunakan pada makhluk hidup.”

“Bagus? Berguna?”

Myungwoo tersenyum puas.

“Iya. Ini akan sangat membantu pekerjaanku.”

Bagus. Dia menyukainya.

Blue mengejar monster sisa, gerakannya cepat seperti kilat, dan kami berjalan santai.

“Menurutmu dungeon ini juga buatan seseorang?” tanyaku.

“Yang ini jauh lebih kompleks. Aku tidak berani menyentuhnya.”

Aku teringat pesan-pesan yang pernah muncul. Itu pasti dari bola voli. Dia bilang dia menemukanku pertama kali.

‘Dan dia memanggil Myungwoo junior dalam profesinya.’

Apa spesialisasinya memang menciptakan sesuatu? Apakah prajurit mainan dan ksatria-ksatria itu juga ciptaannya? Jika demikian, masuk akal dia yang paling sering ikut campur di dungeon.

Kalau dungeon ini lebih kompleks, berarti pembuat dungeon yang muncul di dunia ini jauh lebih tinggi kedudukannya daripada bola voli.

Siapa mereka? Origins? Senior-senior dari para makhluk transenden?

“Myungwoo, kau kira suatu hari kau bisa membuat dungeon seperti ini?”

Myungwoo tersenyum malu.

“Kadang kau melebih-lebihkan aku, Yujin. Bahkan dungeon sebelumnya tidak akan bisa kutiru meski diberi waktu seratus tahun.”

“Tapi tidak mustahil. Itu sendiri sudah luar biasa.”

“Tidak ada jaminan aku bisa mencapainya bahkan setelah seratus tahun.”

“Kau tidak pernah tahu. Aku saja terkesima melihatmu membuat kuncup bunga mekar tadi.”

Semakin kupikirkan, semakin kutahu para makhluk transenden pasti ingin merebut Myungwoo. Tidak perlu ditebak—keselamatannya sudah pasti dijaga. Jika aku jadi mereka, aku pun tidak akan melepaskannya.

Setelah berjalan sebentar, muncul monster besar—boss dungeon. Blue berseru excited dan mulai bermain dengannya seperti kucing mengerjai tikus. Bahkan melemparkan dan menangkapnya di udara.

“Ngomong-ngomong… ini pertanyaan aneh.”

Aku melirik Myungwoo.

“Apa?”

“Kau tahu… Kalau orang dapat gaji pertama, biasanya mereka belikan hadiah untuk keluarga. Semacam itu.”

Agak aneh bicara begini pada Myungwoo, tapi dia tidak canggung dan mengangguk.

“Mungkin aku juga seharusnya memberimu sesuatu.”

“Aku sudah dapat Grace. Apa lagi yang bisa kuminta? Itu sudah lebih dari cukup.”

“Tapi kenapa kau tanya? Kau—uh…”

Myungwoo terhenti. Aku tidak sensitif soal orang tua kami yang meninggal muda.

“Kalau misalnya hadiahnya terlambat bertahun-tahun dari waktunya, bagaimana biasanya memberikannya? Misalnya kalau orangnya sempat jauh dari keluarga dan rujuk lagi.”

Sudah bertahun-tahun. Tiga tahun di sini, delapan tahun bagiku. Kalau tidak ada masalah, hadiah gaji pertama akan diberikan sesuai “timeline”-ku. Bahkan kalau Yuhyun dapat pekerjaan lebih awal, tetap saja bukan sekarang—itu terjadi di garis waktu asli.

“…Biasanya di rumah, kurasa. Di ruang tamu. Kalau mau lebih spesial, mungkin di restoran yang bagus.”

“Jadi restoran, ya.”

Lalu kenapa dia belum memberikannya?

“…Kau bicara tentang adikmu?”

“Huh? Oh. Ya. Kurasa dia sudah menyiapkan sesuatu.”

Kami makin dekat, dan dia sudah memberiku banyak hal. Tapi hadiah pertama yang dia siapkan sendiri adalah jam tangan itu. Meskipun terbuat dari material dungeon, itu tetap item sehari-hari.

“Tapi rasanya dia menundanya terus.”

“Kenapa tidak tanya saja?”

“Itu tidak sopan, kan? Hadiah, lalu aku tanya ‘kenapa belum kau kasih?’ itu aneh…”

Ini mungkin pertama dan terakhir kali ada hal seperti itu. Apa karena aku mengusulkan makan bersama? Mungkin aku harus menunggu.

“…Mau kubantu singgung-singgungkan hal itu?”

“Hm… aku tunggu sedikit lagi.”

Kalau kami makan bersama, Yerim pasti ngamuk kalau tidak diajak. Mungkin aku harus menunggu dia sedang raid. Lalu secara tak sengaja bilang aku tidak punya rencana makan malam…

“Bilang saja kapan pun. Aku bisa singgung kalau mau.”

“Terima kasih, aku menghargainya.”

Tidak lama lagi, kurasa. Sementara itu, Blue akhirnya menyelesaikan boss monster. Gerbang muncul, dan kami keluar dungeon.

Keesokan harinya, aku menerima telepon dari Do Hamin.

Chapter 191 - Chief Song (1)

“Mereka memanggilnya Camar Gunung Belakang, dan kemampuannya cukup solid. Dia terutama berfokus pada pencarian anggota keluarga atau anak-anak yang hilang, dan dia sudah beberapa kali datang padaku untuk meminta bantuan. Sekarang ini, bahkan anak-anak pun membawa ponsel, jadi melacak mereka jadi lebih mudah. Dia juga menggali informasi tentang orang lain, tapi dari apa yang kulihat, dia hanyalah orang kaya yang melakukan ini sebagai hobi.”

Do Hamin mendorong kacamatanya naik dengan ujung jarinya saat berbicara.

“Jadi, kemungkinan dia menjual kembali informasi sangat rendah. Lagipula, dia berutang banyak padaku. Kalau hubungan kami putus, dia yang akan rugi.”

Jika aku menyerahkan penyelidikan orang-orang yang kucari pada sembarang orang, ada kemungkinan besar rumor akan menyebar di kemudian hari. Aku memang sudah memasukkan beberapa nama palsu sebagai umpan, tapi tetap saja lebih aman jika seseorang yang benar-benar dapat dipercaya menangani penyelidikan itu.

“Dia bisa dipercaya, kan?”

“Yah, dia belum pernah menjual informasiku. Kami sudah bekerja sama cukup lama, jadi dia tahu tentang kemampuanku.”

Di timeline sebelumnya, Do Hamin tidak pernah mengumpat orang Camar itu, yang berarti orang itu tidak mengkhianatinya sampai akhir. Itu berarti aku bisa mempercayainya.

“Sampaikan pesan agar dia melakukan penyelidikan sedetail mungkin, dari berbagai sudut.”

Bahkan jika mereka adalah orang-orang yang pernah kutangani sebelumnya, keadaan bisa berubah tergantung lingkungan saat ini. Mereka bisa dimanipulasi oleh ikatan emosional atau diam-diam diancam. Kadang, menjadi orang baik justru membuat seseorang jatuh ke dalam jebakan dan dipaksa untuk mengkhianati orang lain.

Untuk mencegah hal-hal seperti itu, penting untuk memberikan lingkungan yang aman dan membangun kepercayaan. Jika mereka memiliki gaji yang layak, tunjangan bagus, dan jaminan stabilitas seumur hidup, mereka tidak akan mengkhianati kepercayaan itu—bukan demi perusahaan, tetapi demi kenyamanan hidup mereka sendiri. Kecuali mereka sangat serakah atau berkepribadian bengkok, kebanyakan orang dengan kecenderungan rata-rata akan memilih kenyamanan keamanan yang stabil dibanding tantangan sembrono yang menusuk hati nurani.

Pertama, identifikasi bahaya sekitar, hilangkan jika perlu, lalu tempatkan mereka dalam sarang yang hangat dan aman. …Mungkin akan banyak pekerjaan, tapi yah. Ini pada dasarnya startup untuk saat ini.

“Kapan hamster emas itu datang?”

“Oh, sepertinya sebuah guild luar negeri mencoba menjinakannya baru-baru ini, tapi karena timnya terdiri seluruhnya dari hunter peringkat tinggi, mereka tidak bisa mengendalikan kekuatan mereka dan malah membunuhnya.”

Mendengar ucapanku, rahang Do Hamin ternganga shock.

“Goldie kita!”

…Nama itu agak norak, bukan?

“Jangan terlalu khawatir. Itu hanya monster bos dari dungeon yang akan dirazia berulang kali. Sampai berhasil dijinakkan, itu pada dasarnya tidak ada bedanya dengan hama berbahaya.”

“Tetap saja…”

“Mereka mungkin akan berhasil pada percobaan berikutnya. Akan butuh sedikit waktu, mempertimbangkan periode reset dungeon.”

Semakin rendah peringkat dungeon, semakin pendek biasanya waktu resetnya, jadi seharusnya tidak terlalu lama. Ini bahkan mungkin menjadi permintaan pertama dari guild luar negeri untuk tunggangan monster. Kudengar beberapa guild luar negeri sudah mendapatkan monster bayi, jadi mereka mungkin akan membawanya segera.

Blue seharusnya akan tumbuh sepenuhnya setelah aku menerapkan ulang skill My Kid Is the Best, dan aku juga perlu membesarkan Comet dan unicorn secepat mungkin. Aplikasi kata kunci Belare juga sudah selesai.

‘Kalau Blue sudah dewasa sepenuhnya, aku penasaran apakah tetap aman memeliharanya di taman.’

Sekarang saja kami sesekali menerima keluhan, dan ukurannya masih akan lebih dari dua kali lipat, jadi orang-orang akan merasa semakin terintimidasi. Haruskah aku membangun fasilitas terpisah untuk monster dewasa dekat pusat pelatihan hunter tingkat lanjut? Area itu hampir tidak memiliki rumah tinggal dan banyak gunung, jadi mereka bisa berkeliaran lebih bebas. Mengetahui kepribadian Blue, dia mungkin akan akrab juga dengan para hunter yang berlatih di sana.

Tentu saja, skenario idealnya adalah dia menemukan rekan hunter dan pergi merazia dungeon bersama. Atau, seperti Peace, memperoleh skill materialisasi.

“Baiklah, aku serahkan padamu.”

“Baik, Pak.”

Do Hamin berdiri, tapi ketika ia berbalik, ia tiba-tiba berteriak.

“Minui! Sudah kubilang berhenti mengganggu Chiksun!”

“Sunie kita memberi sinyal kalau dia ingin keluar.”

“Apa yang barusan kau sembunyikan? Kau memberinya tetes lagi, ya!”

Kenapa Minui melakukan kerja paruh waktu secara sukarela di sini? Menurut rumor, memelihara hamster mulai populer di kalangan hunter yang mengunjungi gedung ini. Bahkan Seok Hayan kabarnya telah mengadopsi satu.

Do Hamin bahkan mengambil alih satu ruangan kosong di dekatnya, mengatakan bahwa mereka perlu menyediakan “layanan hotel” untuk hamster-hamster yang diadopsi itu selama raid dungeon. Mengingat kebiasaannya mengambil hamster terlantar dengan dalih mencarikan rumah baru, tidak buruk juga bahwa dia mengirim mereka untuk diadopsi.

“Kurangi ancaman soal bagaimana hunter yang tidak bisa merawat hamster tidak boleh menggunakan tunggangan atau mendapatkan peralatan dari Myungwoo.”

“Ancaman? Aku tidak pernah memaksa siapa pun untuk mengambil satu! Kalau mereka sukarela mengadopsi, itu tanggung jawab dasar untuk merawatnya. Lagipula, mereka tidak hidup lama!”

Yah, ini mungkin cara yang cukup bagus untuk menilai karakter seseorang.

“Kau mencatat semua hunter yang mengadopsinya, kan?”

“Tentu saja. Setiap kali mereka membawa mereka untuk layanan hotel, aku mencatat kondisi hamster dan sikap mereka terhadapnya.”

“…Itu agak menyeramkan.”

Tetap saja, hunter dengan penilaian bagus mungkin cukup dapat dipercaya. Aku harus merujuk catatan Do Hamin saat merekrut hunter untuk fasilitas pembiakan.

Untuk urusan hukum terkait fasilitas pembiakan, aku menyerahkannya pada Seok Gimyeong, jadi aku pergi ke Haeyeon untuk menemuinya. Ketika aku memberi isyarat bahwa aku ingin mengoperasikan fasilitas pembiakan monster secara mandiri, reaksi Seok Gimyeong justru mendukung. Kupikir dia mungkin ingin menggabungkannya dengan Haeyeon.

“Karena wajar untuk memihak kelompok sendiri.”

“…Maaf?”

“Lebih baik memiliki dua keranjang untuk menampung telurmu. Secara resmi, fasilitas pembiakan ini didaftarkan sebagai pusat pembiakan tunggangan.”

“Bukan monster?”

“Sudah ada banyak fasilitas di seluruh dunia yang didedikasikan hanya untuk membiakkan monster. Selain itu, dengan Breaker baru-baru ini mempercayakan monster S-Class kepadamu, aku sarankan mengambil kesempatan ini untuk melakukan perombakan citra. Alihkan persepsi monster dungeon yang berbahaya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan ramah manusia. Kudengar Jepang bahkan mengembangkan berbagai merchandise karakter berdasarkan konsep ini.”

Seok Gimyeong menyarankan bahwa mempromosikan merchandise karakter resmi adalah strategi yang bagus. Yah, boneka Peace memang lucu.

“Tapi yang lebih penting, kau harus mulai dengan membuat kartu nama.”

Seok Gimyeong mengeluarkan ponselnya dengan senyum licik.

“‘Han Yujin, Direktur Pusat Pembiakan Tunggangan.’ Ada perusahaan yang mengkhususkan diri membuat produk kertas dari byproduct dungeon. Kartunya harusnya siap besok.”

Judul ‘Direktur’ terasa agak berat. Mendengar penunjukan formal seperti itu langsung membuat bahuku terasa lebih berat. Apakah itu sebabnya dia bersikeras mulai dengan kartu nama?

“Kau juga akan membutuhkan beberapa pegawai sipil.”

“Aku sudah punya beberapa kandidat. Walaupun aku masih perlu merekrut spesialis secara terpisah.”

“Untuk saat ini, Haeyeon akan terus mendukungmu, jadi jangan terburu-buru merekrut. Pastikan kau menilai dengan teliti apakah mereka bisa dipercaya. Dan Direktur Han Yujin, kau juga perlu mulai menangani urusanmu dengan lebih serius.”

“Aku? Oh, maksudmu merekrut seseorang untuk menangani koordinasi keseluruhan?”

“Itu penting juga, tentu saja, tapi yang kumaksud adalah kau sendiri, Han Yujin.”

Seok Gimyeong menunjuk wajahnya.

“Penampilanmu.”

…Apa aku benar-benar harus?

“Untungnya, kulitmu bersih dan tidak banyak yang perlu diperbaiki, tapi mempertahankannya butuh usaha. Akan lebih baik untuk citramu jika kulitmu sedikit lebih cerah dan bersinar.”

“…Secara pribadi, kupikir warna kulit yang sedikit lebih gelap dan sehat lebih cocok untukku.”

“Tidak.”

Seok Gimyeong memotong kata-kataku tanpa ragu.

“Dan hal yang sama berlaku untuk fisikmu. Dengan bantuan profesional, jaga tubuhmu tetap dalam kondisi baik. Ini bukan soal kecantikan—ini tentang apakah kau merawat dirimu dengan baik atau tidak. Hal pertama yang orang perhatikan saat bertemu seseorang adalah penampilan. Sadar atau tidak, mereka akan membuat asumsi tentang kepribadian, latar belakang, dan kompeten tidaknya seseorang berdasarkan penampilan mereka.”

Tidak salah, tapi rasanya melelahkan. Bukankah aku pernah berpikir untuk hidup santai setelah kembali? Yah, dibanding sebelumnya, hidupku memang jauh lebih mudah, baik mental maupun fisik.

“Jadwal pertemuanmu dengan Guild Leader Sesung lusa, kan?”

“Iya.”

“Untuk saat ini, Haeyeon akan memberikan dukungan, tapi kau perlu menyewa kendaraan khusus dan pengawal. Karena ini industri hunter, kendaraan yang dibuat menggunakan byproduct dungeon wajib. Untuk pengawal, pastikan ada setidaknya dua hunter peringkat tinggi. Hunter Noah sangat ideal secara visual, tapi tidak mungkin dia selalu tersedia. Kau butuh personel tambahan.”

“Ah… baiklah.”

“Tidak perlu merasa kewalahan. Setelah kau punya tim sekretaris, mereka akan mengurus semuanya. Tapi kau tetap harus memahami dasar-dasarnya. Dengan begitu, kau bisa tahu apakah bawahanmu menangani masalah dengan benar. Kau tidak mau menjadi orang yang tidak tahu apa-apa dan membiarkan dirimu dimanipulasi, bukan?”

Dia benar. Masuk akal, tapi entah kenapa aku malah teringat pada Chief Song Taewon. Mungkin karena rasa sesama korban kerja berlebihan…

“Yuhyun beruntung punya Manager Seok di sisinya.”

Berkat dia, adikku pasti lebih mudah melalui semuanya. Mendengar itu, Seok Gimyeong tersenyum malu.

“Sejujurnya, tidak akan jadi masalah siapa pun yang bekerja dengannya. Guild Leader Han sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk mengurus banyak hal sendiri.”

“Tetap saja, memiliki seseorang yang dapat dipercaya dari awal pasti sangat membantu. Boleh aku tahu bagaimana Anda akhirnya membantu Yuhyun?”

Aku selalu penasaran. Sebelum dia terbangun, Yuhyun hanyalah siswa SMA biasa. Berbeda dengan hunter S-Class lain yang sudah dewasa dan memiliki fondasi sosial, titik awalnya sangat berbeda. Bahkan guild besar yang didirikan hunter S-Class pun biasanya mendapat dukungan konglomerat besar, kecuali Seong Hyunjae.

“Singkatnya, aku yang mendekatinya lebih dulu. Dunia telah berubah drastis, dan aku tidak bisa duduk diam. Sebelumnya, aku sudah menemui semua hunter S-Class lain.”

“Apa yang membuat Anda memilih Yuhyun dari semuanya?”

“Alasan pertama tentu saja potensinya. Guild Leader Sesung tidak membutuhkan bantuan siapa pun, dan hunter S-Class lain sudah setengah jalan membangun fondasi mereka. Jika aku mau berusaha, aku ingin bertujuan tinggi. Dan… alasan lainnya adalah kau, Han Yujin.”

“Aku?”

Jawaban tak terduga itu membuatku terhenti. Yuhyun bertindak seolah benar-benar memutus hubungan denganku, jadi kenapa aku menjadi salah satu alasannya? Jangan bilang itu karena ketegasan adikku dalam memutus hubungan dengan keluarga atau semacamnya.

“Meski memiliki kekuatan lebih besar dari kebanyakan hunter, dan menggunakannya tanpa ragu, dia tampak kesepian. Kau tak akan menyangka dari tingkahnya biasanya, tapi kadang-kadang, dia hanya menatap ponselnya dengan kosong atau melamun.”

Seok Gimyeong tersenyum sendu, mengingat masa lalu Yuhyun.

“Jadi aku pikir dia seseorang yang layak dibantu. Waktu itu, kupikir itu hanya sisi mudanya saja. Itu adalah sifat yang membantu meredakan rasa keterasingan yang dirasakan orang-orang di sekitarnya. Menenangkan mengetahui bahwa bahkan seseorang seperti dia—seseorang yang tampak hampir tidak manusiawi—bisa merasa kesepian, khawatir tentang hal-hal, dan kadang terlihat sedih. Momen-momen rentan itu membuat pembangunan dan pemeliharaan guild jadi jauh lebih mudah. Tidak mungkin membangun organisasi yang sehat hanya dengan rasa takut.”

Karena ada emosi kecil tapi dapat dipahami, dan karena pemuda yang tampak sempurna itu menunjukkan retakan kecil, memperlihatkan bahwa dia sebenarnya membutuhkan orang lain. Itulah mengapa mereka bisa membentuk ikatan yang lebih kuat, jelas Seok Gimyeong.

“Menyenangkan rasanya ketika seseorang yang luar biasa membutuhkan bantuanmu. Dan di atas itu semua, dia masih sangat muda. Usia Guild Leader Han bisa dianggap sebagai kelemahan, tapi juga kekuatan. Sayangnya, hal itu membuat lebih banyak orang menyimpan perasaan negatif terhadapmu, Han Yujin. Banyak yang mengira kau salah satu alasan dia kesulitan.”

Seok Gimyeong menundukkan kepala padaku.

“Dalam hal itu, aku sungguh minta maaf.”

“Tidak apa-apa, Manager Seok, kau tidak tahu, dan kau bertindak demi kebaikan Yuhyun.”

Dan pada titik waktu ini, keadaan sebenarnya tidak terlalu buruk. Hal-hal baru menjadi benar-benar parah setelah aku terbangun. …Sejujurnya, meski begitu, aku masih menyimpan sedikit kebencian karena aku mengingat semua itu. Tapi, karena itu untuk Yuhyun…

Memikirkannya begitu, aku tersenyum.

“Terima kasih sudah merawat adikku dengan baik.”

“Yah, aku seharusnya yang berterima kasih. Akhir-akhir ini, siapa pun bisa melihat bahwa Guild Leader benar-benar bahagia.”

“Benarkah?”

“Aku sudah melihat dia tersenyum lebih banyak dalam setengah hari bersamamu daripada dalam tiga tahun terakhir. Aku benar-benar lega kalian berdua sudah berdamai. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalian bisa bertahan tiga tahun berpisah.”

Ekspresi puas itu membuat senyumku meredup. Itu bukan tiga tahun—itu delapan tahun. Delapan tahun penuh.

“…Pasti berat untuknya.”

“Tidak mudah. Tapi pada akhirnya, semuanya kembali seperti sekarang, bukan? Dan sekarang, bahkan Direktur Han Yujin akan menjadi pendukung kuat baginya.”

“…Ya. Aku akan melakukan yang terbaik.”

“Aku menantikan itu. Dan tentu saja, aku percaya Direktur Han tidak akan pernah mengabaikan Guild Leader Han.”

Dengan itu, Seok Gimyeong berdiri.

“Sudah waktunya makan siang. Mari kita makan sesuatu yang sederhana dan lanjutkan percakapan kita.”

“Baik.”

Alih-alih keluar, kami memutuskan makan di kafetaria guild. Dalam perjalanan ke sana, kami membahas berbagai aspek kerja sama dengan Haeyeon.

“Ngomong-ngomong, Chief Song Taewon sepertinya sangat sibuk belakangan ini, bukan?”

Aku ingin menanyakan keadaannya, tapi aku belum berhasil menghubunginya. Dia juga belum membalas pesanku sampai hari ini. Dia bilang tidak banyak kerusakan sipil kali ini, jadi seharusnya tidak terlalu berat.

“Dia kemungkinan sibuk memantau para hunter S-Class luar negeri yang kembali.”

“Ah, masuk akal.”

Dan dia mungkin juga harus mengawasi peserta pesta ulang tahun Seong Hyunjae. Tidak bisakah mereka mengadakan pesta berikutnya di luar negeri? Beri Song Taewon istirahat, tolonglah.

“Mister!”

Saat itu, Yerim melompat mendekat padaku dengan langkah ringan penuh energi. Yuhyun juga ada di sana.

“Kamu ada di Haeyeon? Aku mau pulang buat makan siang!”

“Aku cuma mau makan di sini dengan Manager Seok…”

…Tunggu, kapan Seok Gimyeong menghilang dari sisiku? Apa-apaan?

“Kalau begitu aku makan sama Mister!”

Yerim merangkul lenganku sambil nyengir. Yuhyun, yang mendekat tanpa suara, memegang lenganku yang lain.

“Kalian berdua selalu menempatkanku di tengah.”

“Aku nggak suka terlalu dekat dengan S-Class lain.”

Yerim mengangguk setuju dengan ucapan Yuhyun.

“Rasanya ceroboh kalau bersentuhan langsung. Rasanya nggak nyaman. Yah, aku nggak keberatan kalau itu orang yang bisa dipercaya, seperti Hyuna atau… Guild Leader Han akhir-akhir ini lumayan, tapi—”

“Aku nggak suka siapa pun kecuali kakakku.”

Yuhyun memotongnya tegas, dan ekspresi Yerim langsung kusut.

“Hahhh, Han Yuhyun, serius.”

“Yerim, turunkan jarimu.”

Kupahami dia kesal, tapi gerakan seperti itu tidak pantas.

“Park Yerim mungkin bilang orang lain oke, tapi bagiku, hanya kakakku.”

“Ughhh, aku bakal hilang nafsu makan sebelum makan.”

Hahaha, astaga.

“Aku lapar. Ayo makan.”

Karena ini kafetaria yang dipakai banyak orang, kuharap mereka tidak memulai pertengkaran di sana.

Chapter 192 - Chief Song (2)

Whoosh─

Sebuah pisau membelah udara malam. Hunter Lucas, seorang A-Class, memutar kakinya dengan cekatan untuk membiarkan pisau yang diarahkan ke pergelangan kakinya meleset di bawah sepatunya. Meskipun pisau itu hanya menyambar sedikit, sol sepatu A-Class-nya terkelupas bersih dalam sebuah sayatan panjang. Pisau itu menancap dalam di dinding dengan suara keras, meninggalkan jejak benturan besar dan bergerigi.

“Sialan!”

Lucas mengumpat dan mengulurkan tangannya. Sebuah penghalang tembus pandang muncul di depannya, tetapi sebelum bisa terwujud sepenuhnya, seorang pria menerjangnya, melayangkan sebuah tinju.

Boom!

Suara seperti ledakan menggema, dan penghalang itu hancur menjadi serpihan seolah tidak pernah ada. Skill pertahanan itu cukup kuat untuk menahan sebagian besar serangan dari monster S-Class. Namun, penghalang itu hancur tanpa perlawanan.

Lucas mengatupkan giginya saat melihat bayangan hitam mengikuti tinju yang berhenti tepat di depan wajahnya. Ia mencoba menunduk, tetapi lawannya, Song Taewon, sudah mengantisipasi itu. Ia mengangkat lututnya dan menghantam dada Lucas tepat sasaran.

“Ugh!”

Hantaman lutut itu segera diikuti dengan pukulan menyapu, yang kemudian berubah menjadi tangan terbuka yang mencengkeram bagian belakang kepala Lucas. Song Taewon menariknya ke depan dan menghantamkan sikunya yang lain tepat ke tulang punggung Lucas. Suara retakan tulang yang mengerikan bergema di lorong. Bagi orang biasa, serangan semacam itu sudah cukup untuk membunuh. Namun bagi Lucas, seorang hunter tipe pertahanan A-Class, itu hanya membuatnya tidak bisa melanjutkan pertempuran.

Song Taewon mengikat hunter yang masih sadar itu dengan kawat dan menjatuhkannya begitu saja ke tanah. Lucas memuntahkan darah dan menatap tajam pria yang berdiri di depannya.

“Semua ini cuma karena aku sedikit menggebuki─ ugh─ warga sipil tak berdaya?! Itu pun tidak parah! Di negaraku, ini bahkan bukan masalah─”

“Ini Korea.”

Song Taewon berbicara tenang, nadanya dingin dan profesional. Suaranya melanjutkan dengan datar.

“Di Korea, sangat dilarang bagi individu terbangun untuk melukai orang yang tidak terbangun. Selain itu, melawan penangkapan dan mencoba melarikan diri sebagai hunter peringkat tinggi dianggap sebagai kejahatan serius.”

Jika luka yang diberikan benar-benar kecil, masalah itu bisa diselesaikan melalui kesepakatan bersama. Namun penolakan hunter peringkat tinggi untuk mematuhi hukum adalah masalah yang jauh lebih berat. Dengan kemampuan negara yang terbatas untuk mengekang mereka, satu tindakan pembangkangan saja dapat berkembang menjadi situasi yang buruk.

Meski sudah dijelaskan, wajah Lucas tetap terdistorsi oleh rasa tidak terima.

“Mereka semua sudah mati kalau bukan karena kami! Sial, para bajingan tak tahu terima kasih itu pasti sudah punah kalau tidak ada hunter!”

Makian Lucas terhenti ketika ia menyadari tatapan dingin Song Taewon yang menusuknya. Untuk sesaat, ia menutup mulut. Namun tidak lama. Ketika Song Taewon tidak bereaksi atau bergerak, Lucas, merasa berani, kembali memuntahkan makian.

“Aku dengar orang-orang bilang Song dari Korea itu bajingan gila, tapi melihatmu langsung, kau lebih parah! S-Class macam apa yang membungkuk pada warga sipil tak berdaya?! Kalau kau punya kekuatan, wajar saja kau memakainya! Apa kau ini anjing yang sudah dikebiri? Bagaimana mungkin seorang hunter peringkat tinggi─!”

Crash!

Sebuah ledakan keras memotong ucapannya. Suara itu berasal dari tidak jauh. Song Taewon, yang sebelumnya mengabaikan hinaan Lucas, mengerutkan alisnya sedikit dan menoleh ke arah sumber suara. Untungnya, tidak ada suara lanjutan. Sebagai gantinya, terdengar suara gedebuk ketika seorang pria jatuh pingsan ke tanah di dekat mereka. Itu adalah seorang hunter A-Class asing lainnya.

“Dia masih hidup.”

Sebuah suara terdengar dari atas. Seorang pemuda muncul, melangkah ringan menuruni sesuatu yang tampak seperti tangga dari pusaran dedaunan. Han Yuhyun mendarat dengan anggun di dinding tempat pisau tadi tertancap. Tatapannya sekilas mengarah ke Lucas, yang langsung diam. Hanya tatapan sambil lalu dari Yuhyun saja sudah membuat tubuh hunter A-Class itu mengecil tanpa sadar.

“Terima kasih atas kerja samanya.”

Han Yuhyun mengangguk kecil, lalu mengeluarkan ponselnya. Menekan nomor panggilan cepat, ia menunggu sambungan terhubung. Begitu seseorang menjawab, suasana di sekitar Han Yuhyun berubah jelas.

“Halo, hyung. Baru selesai.”

Sosok predator yang tak seorang pun berani tantang berubah dalam sekejap menjadi kucing jinak yang menggesekkan pipinya pada tangan pemiliknya. Perubahan itu tidak luput dari mata tajam Song Taewon.

“Aku pulang sekarang. Perlu sesuatu? Tidak, jangan menunggu kalau kamu ngantuk. Tidak apa-apa.”

Han Yuhyun tersenyum hangat, sepertinya karena kakaknya berkata akan menunggunya. Ia menenangkannya bahwa ia tidak akan lama dan menutup telepon dengan tawa kecil. Ketika ia menoleh kembali ke Song Taewon, ekspresi lembut itu hilang, berganti wajah datar tanpa emosi.

“Kalau Anda butuh tumpangan, saya bisa antar.”

Itu jelas sesuatu yang diminta Han Yujin untuk ia tawarkan. Song Taewon menolak dengan sopan. Begitu mendengar penolakan itu, Yuhyun melompat turun dari dinding dan pergi tanpa ragu. Fakta bahwa ia menawarkan saja sudah luar biasa. Tawaran kedua jelas tidak akan datang.

Song Taewon menatap punggung Han Yuhyun yang menjauh sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya. Sebuah pesan baru masuk.

[Terima kasih atas kerja keras Anda, Chief Song. Anda tidak perlu membalas. Jika ada masalah terkait adik saya, saya akan sangat menghargai jika Anda bisa memberi tahu saya. Anda pasti lelah, jadi tolong istirahatlah.]

Pikiran Song Taewon melayang kembali ke malam itu. Seong Hyunjae, menyerahkan ponselnya kepada Han Yujin. Monster itu, yang selalu menonjol bahkan di antara para predator, adalah seseorang yang tidak pernah ia bayangkan akan dengan rela menjaga Han Yujin di sisinya. Bisa saja itu hanya lelucon atau keisengan—sesuatu yang bisa ia buang kapan pun.

Namun kenyataannya adalah Seong Hyunjae yang melangkah mundur lebih dulu dan mengulurkan tangannya.

Setelah ragu sejenak, Song Taewon mematikan ponselnya tanpa membalas.

“Ini kartu namaku.”

Aku menyerahkan salah satu kartu nama baru yang tiba pagi ini kepada Myungwoo. Yuhyun, Yerim, dan Noah masing-masing mengambil satu juga. Karena penasaran, aku memberikan satu juga kepada Peace dan Chirp. Peace langsung kehilangan minat, sementara Chirp membawanya ke sarangnya. Nomor kontak di kartu itu adalah nomor baru yang kuseiapkan untuk urusan pekerjaan. Sekarang aku punya tiga ponsel. Yang pertama hampir tidak kupakai lagi—mungkin harusnya kubuang saja.

“Kelihatannya cukup resmi, ya? Tapi rasanya agak berlebihan.”

Aku tidak pernah punya alasan membuat kartu nama di timeline sebelumnya. Dan sekarang, dengan jabatan resmi tertera, rasanya semakin canggung.

“‘Direktur Han Yujin,’ ya?”

“Yah, untuk sekarang, begitu.”

Aduh, canggung sekali. Berhenti menatapku begitu.

“…Bagaimana kalau kau sekalian merapikan sistem di forge? Sekarang, kamu pada dasarnya menyerahkannya pada para relawan yang datang demi sisa-sisa bahan.”

“Sekarang memang tidak merepotkan, tapi mungkin kau benar. Lama-lama bisa jadi masalah. Mungkin aku juga harus membuat kartu nama.”

“Mau aku berikan kontak tempatnya?”

“Boleh.”

Aku mengirim nomor kontak dari Seok Gimyeong kepada Myungwoo. Tim Seok Hayan tampaknya juga mengurus hal-hal mereka dengan baik, jadi tidak ada masalah di sana.

“Ngomong-ngomong, Myungwoo, soal Sharlos’s Orb. Kamu belum mengambilnya kembali, kan?”

Item penangkal kerusakan yang dipinjam Yuhyun—ia masih menyimpannya, rupanya. Myungwoo mengatakan tidak perlu dikembalikan.

“Iya. Kubilang padanya pakai saja kalau dalam bahaya. Dia sering masuk dungeon.”

“Tapi tinggal sedikit sekarang, kan? Dan kamu tidak bisa membuatnya lagi…”

Orb itu dibuat menggunakan magic stone L-grade dan material luar biasa bernama Dragon Heart. Myungwoo mengeluarkan satu Sharlos’s Orb dari sakunya dan melemparkannya padaku.

“Untuk berjaga-jaga, kau simpan satu juga.”

“…Hah?”

“Sebagai cadangan. Kau bisa saja kehilangan Grace, atau manamu habis, atau seseorang di dekatmu bisa dalam bahaya.”

“Tapi bagaimana denganmu, Myungwoo?”

“Aku masih punya satu. Lagipula, aku tidak sering masuk dungeon berbahaya. Dan kalau terjadi apa-apa, aku bisa melarikan diri ke forge.”

Tetap saja, dunia ini tidak dapat diprediksi. Dungeon S-Class bisa muncul tiba-tiba, atau seorang hunter peringkat tinggi bisa menyerang. Memberikan item sepenting ini—yang setara dengan satu nyawa cadangan—hingga hanya tersisa satu sangatlah tidak mudah.

“…Kalau kamu juga menganggap Yuhyun, aku merasa terlalu bersalah untuk menerima ini.”

“Tidak usah. Dan kamu tidak bisa hidup tanpa adikmu, kan? Ini akan membuatmu lebih tenang, kan? Itu sudah cukup bagiku. Sebenarnya, aku seharusnya memberikannya lebih awal.”

Mendengar dia mengatakan itu sambil tersenyum membuat tengkukku terasa hangat. Aku tidak percaya pada dewa mana pun, tapi kalau mereka ada, mungkin pertemuanku dengan Myungwoo adalah hadiah yang mereka berikan karena aku sudah bertahan melewati begitu banyak penderitaan. Kami bahkan bisa saja tidak pernah bertemu. Jika aku langsung pergi ke Pusat Kebangkitan pada hari aku kembali, aku tidak akan pernah tahu nama atau wajahnya.

Benar-benar beruntung kami bertemu.

“…Kamu juga penting bagiku, Myungwoo. Jadi jangan berikan yang terakhir. Simpan itu untuk dirimu sendiri.”

Bukan hanya Myungwoo, tapi semua orang. Kali ini, aku berharap tidak kehilangan siapa pun. Mungkin itu egois, tapi tetap saja.

“Jangan khawatir. Sebenarnya, aku mungkin orang paling aman di sekitar. Kamu, sebaliknya, sekarang seorang Direktur, jadi tetaplah dekat fasilitas pembiakan.”

“Andai saja aku bisa.”

Betapa bagusnya kalau aku hanya mengurus bayi monster dan menunggu semua orang pulang dengan selamat. Akan lebih baik lagi kalau Yuhyun dan Yerim bukan hunter. Mungkin aku harus memberi Sharlos’s Orb kepada Yerim. Timnya sedang terbentuk, dan ia akan segera mulai menantang dungeon S-Class.

“Kira-kira boleh tidak kalau aku meminjamkan orb itu kepada Yerim? Hanya untuk raid dungeon.”

“Terserah kamu. Pastikan saja kamu mengatur Grace dengan hati-hati.”

“Terima kasih. Benar-benar.”

Beban pikiranku terasa lebih ringan. Tentu saja, akan lebih baik kalau orb itu tidak pernah dipakai. Jika seorang hunter—terlebih seorang S-Class—membutuhkan item penangkal kerusakan, itu berarti anggota tim lainnya mungkin… sudah tidak bisa diselamatkan.

Semoga hal seperti itu tidak pernah terjadi. Benar-benar.

“Senang bertemu dengan Anda, Direktur Han Yujin.”

Seorang wanita berusia sekitar empat puluhan, mengenakan setelan rapi yang pas tubuh, mengulurkan tangannya padaku.

“Halo, Ketua Tim Kim Hayun.”

Aku membalas jabat tangan sambil sedikit menundukkan kepala. Tangannya agak kokoh dan besar. Tubuhnya cukup kuat. Aku tahu dia bukan individu terbangun, tapi kalaupun iya, stat-nya pasti tidak rendah.

Kim Hayun, kepala tim hukum Haeyeon, duduk di sofa dan meletakkan sebuah boneka di meja. Itu adalah replika boneka bayi Flame Horned Lion. Boneka? Bukankah dia datang untuk membahas kontrak hukum antara Fasilitas Pembiakan Tunggangan dan Haeyeon?

“Ini barang tiruan yang sedang dijual di pasaran.”

“Ah, begitu.”

“Aku dengar dari Manager Seok bahwa Anda sedang mempertimbangkan untuk memproduksi merchandise karakter resmi.”

“…Yah, tidak sepenuhnya kutolak.”

“Bagaimana kalau menambahkan cetakan telapak kaki Peace pada tag keasliannya?”

Kim Hayun mengatakan itu dengan serius. Cetakan telapak kaki… kedengarannya lucu juga.

“Kita bisa membuatnya menonjol dengan warna emas. Mungkin gunakan teknik cetak khusus sehingga tag-nya terasa sedikit lembut saat disentuh.”

“Kedengarannya bagus, tapi… Anda tidak datang hanya untuk membahas merchandise, kan?”

“Aku memang datang untuk itu.”

Ia menjawab tanpa ragu sedikit pun.

“Jangan khawatir soal aspek lainnya; tim hukum sedang menanganinya. Aku pribadi suka Peace. Ini kesempatan langka untuk menggabungkan pekerjaan dengan hobi pribadi, jadi aku memutuskan menangani langsung.”

Ternyata, Kim Hayun biasanya menangani urusan yang jauh lebih berat. Lebih khusus, ia menggarap berbagai proyek terkait undang-undang hunter, bekerja sama dengan berbagai tim legal guild lain. Fokusnya adalah memastikan semuanya tetap dalam batas hukum.

Untuk fasilitas pembiakan, ini bukan jenis kasus yang memerlukan keterlibatan langsungnya. Namun di sinilah dia, mengusulkan cara mendesain boneka Peace ukuran asli agar Chirp bisa bertengger di atasnya.

“Figur dekorasi kecil atau snow globe juga pasti menggemaskan,” tambahnya.

“Tentu imut sekali. Versi dewasa juga sangat keren. Aku ingin melihat merchandise berdasarkan bentuk dewasanya.”

Kami membahas berbagai ide tentang monster lainnya juga. Selain merchandise karakter, ia membagikan beberapa informasi penting yang perlu diperhatikan. Meski, sejujurnya, lebih dari setengah percakapan berkisar pada betapa lucunya Peace dan Chirp. Tapi anak-anakku memang lucu, jadi mau bagaimana lagi.

“Rakun itu, Manager Seok, terlihat sangat bersemangat,” kata Kim Hayun saat ia berdiri hendak pergi.

“Sepertinya dia menemukan mangsa bagus setelah sekian lama, jadi jangan terlalu terseret. Dia suka menciptakan citra untuk orang-orang. Tapi karena dia ahli, selama Anda tidak membiarkannya mengambil alih sepenuhnya, dia akan sangat membantu.”

“Ah, begitu. Terus terang, aku sendiri agak… tentang seluruh urusan ‘perawatan diri ketat’ itu.”

“Anda tetap harus melakukannya. Direktur Han, Anda akan banyak berdiri di antara para hunter S-Class. Setidaknya, Anda tidak boleh terlihat lusuh.”

…Yah, itu benar. Kepercayaan diriku langsung menurun. …Mungkin aku memang perlu mulai merawat diri.

Keesokan harinya, aku menghabiskan sebagian besar waktuku lagi di Haeyeon, bekerja mengatur fasilitas pembiakan. Tentu saja, itu berarti harus menahan ocehan tanpa henti dari Seok Gimyeong sebagai bonus. Tidak peduli seindah apa pun suaranya, kalau terlalu sering tetap saja melelahkan.

Akhirnya, waktunya pertemuanku dengan Guild Leader Seong Hyunjae semakin dekat.

Chapter 193 - Chief Song (3)

Aku lebih suka pakaian yang nyaman. Longgar, sedikit kebesaran, dan tanpa hiasan yang tidak perlu. Bahan yang ringan dan lembut bahkan lebih baik. Pokoknya, aku tidak suka pakaian yang membatasi gerak.

‘Aku benci setelan.’

Setelan khusus yang dibuat untuk menonjolkan bentuk tubuh. Tentu, hasilnya terlihat cukup bagus. Tapi kemudian mereka bilang aku harus menata semua pakaian harianku juga, memastikan semuanya pas. Meski mereka tidak ikut campur soal pakaian rumah, aku ternyata tetap harus terlihat rapi bahkan ketika pergi ke toko kelontong dekat rumah.

Memang benar aku memakai pakaian ketat saat masuk dungeon supaya tidak tersangkut apa pun, tapi di luar itu aku hanya ingin hidup nyaman. Belum lagi, walau sudah bulan September, cuacanya masih panas. Berpakaian formal dalam cuaca seperti ini melelahkan secara fisik dan mental.

‘Atmosfernya saja sudah menguras energi.’

Duduk sendirian di kursi belakang mobil berat dan formal, pikiranku melayang. Pengemudi dan pengawal di kursi depan sama-sama mengenakan setelan hitam. Keduanya adalah hunter A-Class yang dikirim oleh Haeyeon.

Awalnya aku berencana membawa Noah, tetapi Seok Gimyeong menyarankan agar tidak membawa hunter S-Class untuk bertemu hunter S-Class lainnya. Katanya, itu bisa terlihat seperti provokasi—seolah aku memamerkan kemampuan untuk memerintah S-Class.

Akibatnya, suasana di dalam mobil tenggelam dalam keheningan. Rasanya canggung untuk memulai percakapan.

Aku mengeluarkan ponsel dan mengecek waktu padahal tidak ada alasan khusus. Masih lebih dari tiga puluh menit sebelum waktu janji. Karena aku masih muda, berperingkat rendah, dan tidak punya kedudukan sosial, aku diberi tahu bahwa lebih baik aku tiba lebih awal dan menunggu.

‘Seong Hyunjae tipe orang yang datang tepat waktu, kan?’

Seok Gimyeong bilang dia bukan tipe orang yang mencoba menunjukkan dominasi lewat ketepatan waktu. Masih saja, ia memperingatkanku agar berhati-hati—kalau Seong Hyunjae kebetulan datang terlambat, itu kemungkinan besar adalah tindakan disengaja untuk menempatkanku di posisi bawah.

Meskipun ia mengajariku hal-hal kecil seperti itu, Seok Gimyeong sepertinya berpikir bahwa Seong Hyunjae tidak akan menganggapku serius. Aku sedikit setuju dengan pendapat itu.

Jika dia datang hanya untuk mengatakan bahwa ini semua hanya keisengan dan dia sudah bosan, aku tidak akan terkejut. Bahkan ada kemungkinan dia tidak datang sama sekali.

‘…Ini terasa seperti pergi ke wawancara kerja.’

Seperti lulusan SMA yang kurang memenuhi syarat akhirnya berhasil masuk ke tahap akhir dan harus berdiri di depan CEO sebuah perusahaan besar—bukan untuk posisi staf biasa, tetapi untuk posisi tinggi. …Kalau kupikir lagi, situasinya memang tidak jauh berbeda. Memikirkan hidupku sebelum kembali membuatku semakin gentar.

Saat aku tiba di hotel, seorang staf sudah menunggu untuk menyambutku. Lobi mewah itu kosong kecuali barisan staf yang berdiri sempurna. Jangan-jangan dia menyewa seluruh hotel? Bahkan di hari kerja, pasti ada tamu lain.

Namun ketika aku diantar menuju elevator, aku tidak melihat satu pun orang yang tampak seperti tamu. Tidak di lorong, tidak di restoran—tidak ada. Apa ini benar-benar sewa penuh?

‘…Tapi ini pria yang pernah menenggelamkan kapal pesiar.’

Tetap saja, ini berlebihan. Berapa biaya semua ini? Bisakah dia bertindak sedikit lebih masuk akal?

“Mulai dari sini, hanya Han Yujin yang boleh masuk.”

Setiba di lantai tujuan elevator, seorang anggota guild Sesung yang menunggu di koridor berbicara padaku.

“Pengawalnya tetap di sini.”

Bahkan anggota Sesung sendiri tidak diizinkan masuk lebih jauh. Hanya beberapa staf hotel yang tidak terbangun dan telah diperiksa ketat yang berada di dalam area itu. Merasa sedikit gugup, aku berjalan sendirian menyusuri lorong. Pencahayaan lembut dan karpet yang empuk meredam suara langkahku, menciptakan suasana yang hampir menyeramkan. Masih sekitar dua puluh menit sebelum waktu pertemuan.

‘Masuk dulu, duduk, dan tunggu. Ketika Seong Hyunjae datang, berdirilah secara alami dan sapa dia.’

Aku mengulang instruksi Seok Gimyeong dalam hati sambil membuka pintu. Sebuah lounge luas dan senyap terbentang di hadapanku, dengan dinding jauh berupa kaca penuh. Di luar, langit mulai gelap menjelang malam.

Aku melangkah beberapa langkah, lalu berhenti total.

‘…Ini tidak ada dalam rencananya.’

Seorang pria sedang duduk di dekat jendela besar yang terbuka. Ia bersandar santai pada sandaran kursi, tatapannya sudah tertuju padaku. Satu kakinya bertumpu ringan di atas kaki lainnya.

Tidak seperti aku, dia tampak terlalu santai—cukup membuatku kesal. Tapi kenapa dia di sini begitu awal? Aku kembali berjalan sambil berpikir cepat. Haruskah aku minta maaf karena terlambat? Tapi aku tidak terlambat. Haruskah aku bertanya apakah dia sudah menunggu lama? Tapi aku tidak terlambat—aku datang lebih awal.

Aku sampai di meja. Seong Hyunjae sedikit memiringkan kepala dan menatapku dengan senyum tipis.

“Kau tampaknya punya banyak waktu luang.”

Kata-kata itu lolos begitu saja. Jujur saja, dia terlihat seperti tidak punya hal lebih baik untuk dilakukan. Mungkin aku seharusnya mengatakan sesuatu seperti, “Anda sangat rajin.” Tidak, itu terdengar sarkastik. Mungkin, “Anda datang lebih awal,” lebih aman. Sebenarnya, aku seharusnya hanya memberi salam biasa.

“Guild Leader Seong Hyunjae.”

Mengatakan “Apa kabar?” terasa aneh karena belum lama sejak terakhir bertemu. “Semoga Anda sehat” terdengar kaku. “Menikmati masa skorsing Anda?” terlalu menusuk. Kenapa dia hanya menatap dan tidak bicara?!

“Aku dengar Anda biasanya tidak datang lebih awal. Ini mengejutkan.”

“Aku tidak boleh meremehkan pertemuan pertama dengan partner.”

“Jadi Anda menyewa seluruh hotel?”

“Isyarat ketulusan yang kecil.”

Sepertinya definisi “kecil” kami berbeda galaksi. Aku menahan diri untuk tidak membalas ketus. Sepertinya aku semakin terbiasa bicara blak-blakan belakangan ini.

Setidaknya aku tidak diabaikan. Bahkan, dia datang lebih awal dariku bisa dianggap sinyal positif. Tapi tentu saja, aku tidak boleh lengah. Saat aku duduk di kursi di seberangnya, Seong Hyunjae meluruskan posisi duduknya.

“Akhir-akhir ini, aku sedang mengerjakan fasilitas pembiakan…”

Di tengah kalimat, aku tiba-tiba ingat kartu namaku. Aku berencana mengalihkan pembicaraan ke fasilitas pembiakan sambil menyerahkan kartu itu. Tapi agar rencana itu berjalan lancar, seharusnya dia datang setelah aku… Sudahlah. Menyewa seluruh hotel mungkin memang caranya menunjukkan dominasi sejak awal.

“Biar kuberikan dulu kartu namaku.”

Aku mengeluarkan kartunya dari Inventory dan menyerahkannya. Maaf, Seok Gimyeong, aku benar-benar tidak cocok untuk ini. Mengikuti semua instruksimu secara sempurna tidak mungkin. Jujur saja, tidak ada cara aku tiba-tiba berubah menjadi pengusaha yang cakap dan bermartabat dalam semalam.

“Direktur Han Yujin, begitu.”

“Dan Guild Leader Seong, bukankah Anda juga harus memberiku satu?”

Bukankah kartu nama seharusnya saling ditukar? Seong Hyunjae menyerahkan kartunya. Desainnya bersih dan elegan. Nomor kontak di sana berbeda dari nomor yang sudah kuketahui.

“Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, aku sedang menata ulang Fasilitas Pembiakan Tunggangan. Sehubungan dengan itu, aku ingin merevisi beberapa poin kontrak yang sudah ada.”

Dengan Haeyeon tidak ada masalah, dan Breaker melalui Moon Hyunah sudah memberi tanggapan positif. MKC sudah bubar, menyisakan Sesung dan Hanshin. Jika aku mendapat persetujuan Sesung, Hanshin tidak akan bisa menolak.

“Tidak ada perubahan besar. Penyesuaian utamanya adalah memindahkan keamanan yang saat ini ditangani setiap guild menjadi langsung di bawah fasilitas pembiakan.”

Aku menyebutnya penyesuaian kecil, tetapi pada dasarnya ini berarti mengurangi campur tangan guild. Dengan keamanan fasilitas pembiakan dikelola oleh hunter dari mantan lima—kini empat—guild besar, kebocoran informasi tak terhindarkan. Mereka tahu persis siapa yang kutemui dan apa yang kulakukan.

Perubahan ini untuk mencegah hal itu.

“Aku menolak.”

Aku hampir mengatakan, Apa tadi?, tapi menahannya. Suaranya yang santai melanjutkan.

“Tidak ada alasan bagiku menyetujui revisi kontrak yang merugikanku.”

Itu benar. Masalahnya, aku tidak punya umpan yang cukup kuat untuk membuatnya menerima. Bahkan setelah berdiskusi dengan Seok Gimyeong, kami tidak menemukan ide bagus.

“Kalau begitu beri tahu aku apa yang Anda inginkan.”

“Seperti dugaan, kau terlalu terburu-buru, Han Yujin.”

“…Apa?”

“Duduklah dengan benar.”

Pada kata-kata Seong Hyunjae, aku refleks meluruskan punggung. Rupanya, tadi aku condong ke depan.

“Saat kau masuk, di depan meja dua kali, dan tiga kali setelah duduk—ekspresimu goyah total enam kali dalam waktu singkat.”

Aku menyentuh pipiku tanpa sadar. Aku memang beberapa kali terkejut, tapi apa seterlihat itu?

“Jadi, apakah itu berarti aku gagal?”

“Aku tidak sekejam itu untuk menendang burung kecil yang belum tumbuh bulu keluar dari sarangnya. Partnert-ku masih muda dan kurang berpengalaman.”

Ia tersenyum lembut, seolah menenangkanku. Yah, setidaknya dia menganggapku begitu.

“Tapi dengarkan baik-baik, Han Yujin. Tidak penting seperti apa barang-barangku. Mau berantakan, mau murahan—itu tidak memengaruhiku. Bahkan jika aku memegang pensil promosi murah alih-alih pena mahal, orang tidak akan mengubah pandangan mereka. Semua orang tahu bahwa Guild Leader Sesung mampu membeli puluhan, bahkan ratusan pena mahal. Jika ada, nilai pensil itu justru meningkat karena aku yang memegangnya.”

Tangannya bergerak anggun, seakan menunjuk ke arahku.

“Namun, partner-ku berbeda.”

Kursi bergeser pelan saat ia berdiri. Ia memang tinggi, tetapi melihatnya berdiri dari posisiku yang duduk membuatnya tampak jauh lebih mengintimidasi.

“Kau berdiri setara denganku. Kita diakui sebagai partner. Itu berarti, jika kau terlihat kurang—”

Ia mulai berjalan memutari meja ke arahku. Aku memaksa tatapanku tetap stabil, menahan dorongan untuk mengikuti setiap geraknya. Ujung jasnya keluar dari pandanganku, lalu sebuah tangan menempel ringan di bahuku.

“—itu juga akan tercermin padaku. Dan yang paling penting, Yujin, kau adalah satu-satunya partner-ku. Jika orang yang kuakui dan kuterima sebagai setaraku ternyata tidak memadai, maka penilaianku sendiri akan dipertanyakan. Seperti kata pepatah, serupa menarik serupa.”

Tawa rendah terdengar di atas kepalaku. Hanya memikirkan berdiri sejajar dengannya di depan orang lain saja sudah membuatku pusing. Jika aku tidak punya resistance terhadap rasa takut, mungkin aku sudah teriak ingin menyerah saat itu juga. Jelas saja aku tampak tidak memadai—bagaimana mungkin tidak?

Entah ia tahu apa yang kupikirkan atau tidak, ia melanjutkan.

“Jadi, kalau kau gagal memenuhi standar minimum saja—”

Tangan di bahuku bergeser, jari panjangnya menyapu ringan leherku.

“Aku tidak punya pilihan selain menyingkirkanmu dari posisi yang tidak pantas untukmu.”

Aku mengembuskan napas tajam, seperti baru menyadari aku menahannya. Cara menekan orang yang begitu mengancam ini… luar biasa.

“Haruskah aku mulai khawatir tentang hidupku mulai sekarang?”

“Oh, apakah aku membuat kesalahpahaman? Jangan khawatir—perhatianku padamu tidak berubah. Hanya posisimu yang akan berubah.”

“Seperti sebelumnya? Atau bahkan lebih rendah kali ini?”

“Akan ada beberapa perubahan. Aku tidak ingin kerepotan karena tali yang putus lagi.”

Ah, jadi dia akan memastikan aku tetap berada di bawah kontrolnya, memastikan aku tidak bisa melawan. Rupanya dia belum sepenuhnya menerimaku. Dia hanya memberiku kesempatan.

Itu masuk akal. Baginya, ini mungkin seperti hewan peliharaan yang tiba-tiba mengaku sebagai manusia dan menuntut hak. Fakta bahwa dia memberi sejauh ini saja sudah luar biasa.

Tapi tetap saja…

“Aku minta maaf, Seong Hyunjae.”

Aku menyandarkan kepala sedikit ke belakang, duduk lebih nyaman, dan menatapnya langsung.

“Walaupun aku mungkin kurang dibandingkan Anda, tidak ada jalan kembali ke keadaan sebelumnya.”

Mata emasnya berkilat, senyum tipis menghiasi bibirnya seolah memintaku melanjutkan.

“Soalnya, aku tidak sendirian. Kalau Anda mencoba mengambil alihku sembarangan, tidak peduli seberapa hebat Anda sebagai Guild Leader Sesung, Anda pasti akan digigit. Mungkin bahkan terluka parah.”

Aku tidak ingin menyakiti orang-orang yang menyayangiku. Jika aku bentrok dengan Seong Hyunjae, entah aku menang atau kalah, akan ada akibat besar. Itu keputusan yang mahal, terutama saat memikirkan masa depan. Bertarung di antara kami saat ada ancaman luar adalah kebodohan. Menghabiskan tenaga untuk konflik internal adalah strategi yang kalah.

Jadi langkah terbaik adalah aku menunduk. Memberikan apa yang diinginkan Seong Hyunjae sambil menenangkan orang-orang di sekitarku tampak seperti langkah paling rasional. Aku sudah berulang kali membisikkan itu pada diriku sendiri.

‘Tapi pada akhirnya, itu hanya jalan yang lebih mudah bagiku.’

Aku ingin mengorbankan diri—karena itu terasa lebih mudah. Itu cara tercepat.

Tapi aku sudah terlalu sering melihatnya. Kekhawatiran, rasa sakit, penderitaan orang-orang yang menggenggam dadanya karena aku. Mereka adalah orang-orang yang, apa pun yang terjadi, akan mengangkat senjata untukku, atau menempa senjata untukku. Orang-orang yang merasa lebih bahagia berada di sisiku dan berjuang bersamaku.

Jadi, apa pilihanku? Yang bisa kulakukan hanyalah menggenggam tangan mereka dan berjuang bersama, berpikir dan bertarung bersama hingga akhir. Mungkin nanti, di saat terakhir ketika benar-benar tidak ada pilihan, aku akan goyah. Aku tidak cukup kuat untuk menjamin tidak. Tapi untuk saat ini, aku baik-baik saja.

“Setidaknya, tidak mungkin mendapatkanku tanpa meninggalkan goresan. Baik aku… maupun Anda.”

“…Sungguh merepotkan ketika kau menggoda seperti itu.”

gumam Seong Hyunjae. Apa omong kosong ini lagi? Jangan bilang dia justru merasa tertarik dengan kemungkinan pertarungan besar. …Haruskah aku menarik ucapanku? Bilang aku tidak bermaksud seperti itu? Peace adalah yang terbaik. Mari selesaikan ini lewat pembicaraan saja.

“Direktur Han yang terhormat, aku sarankan Anda mulai dengan masuk universitas.”

“Apa?”

“Kuduga Seok Gimyeong sudah menyarankannya. Mengurangi kekurangan sebanyak mungkin adalah langkah bijak.”

Seong Hyunjae berkata sambil berjalan kembali ke meja.

“…Orang tidak akan memandangku dengan baik kalau aku masuk lewat jalur khusus.”

“Keistimewaan adalah bentuk kekuatan. Orang mungkin mengeluh, tetapi menjadi lulusan SMA akan mendapat penilaian yang lebih keras. Baik lewat proses maupun jalur khusus—selama itu posisi yang kau peroleh dengan kekuatanmu sendiri, orang-orang sangat cepat menerimanya.”

Ia berdiri di seberang meja dan menatapku seolah menilai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Kalau begitu, mari mulai dengan menilai kondisi dirimu saat ini.”

Nada suaranya seperti guru yang hendak memberi pelajaran. Bisa tidak aku absen saja dari kelas ini? Tidak bisa? Ya, tentu saja.

Chapter 194 - Chief Song (4)

Di luar jendela, langit sudah sepenuhnya gelap. Pemandangan malam yang berkilauan tampak memukau. Dessert yang namanya tidak kuketahui tetapi disajikan dengan indah itu sangat lezat. Pasti mahal. Saat aku makan dengan sungguh-sungguh, aku teringat nasihat Seok Gimyeong tentang tidak terlalu fokus pada makanan. Tapi nasi sudah menjadi bubur, jadi biarkan saja untuk hari ini.

‘…Tapi bukankah agak berlebihan sampai ikut campur soal cara makanku?’

Lagipula, Seong Hyunjae tidak pernah ikut campur dalam detail perilaku seperti itu. Dia bahkan mengatakan bahwa menahan diri itu boleh kalau memang dari kemauan sendiri, tapi jangan menahan diri karena khawatir penilaian orang lain.

“Apakah Anda memberi nasihat serupa pada Yuhyun juga?”

Tiba-tiba penasaran, aku bertanya pada pria yang duduk di seberangku. Meskipun Seok Gimyeong juga hadir, hubungan antara bawahan dan pemimpin guild jelas berbeda. Seberapa besar pengaruh Seong Hyunjae pada Yuhyun? Entah kenapa itu membuatku penasaran. Bahkan kalau tidak banyak yang bisa dipengaruhi, mereka pasti sering bertemu, jadi rasanya mustahil tidak ada pengaruh sama sekali.

“Tidak ada kebutuhan untuk itu.”

Seong Hyunjae melepaskan jemari yang saling terkait sambil berbicara.

“Sama halnya dengan para Hunter S-Class lain, kecuali beberapa orang bodoh tertentu. Mereka memiliki keyakinan yang kuat pada diri mereka sendiri, sampai-sampai tidak mudah goyah oleh hal-hal kecil.”

Saat mengatakan itu, dia mengambil sebuah botol wine yang belum dibuka. Lebih tepatnya, dia meraihnya—gerakan yang ceroboh dan kasar.

“Mereka berdiri dengan kokoh.”

Clack!

Leher botol menghantam meja dan terpotong bersih. Cork yang terbebas ditangkap ringan oleh tangan lain Seong Hyunjae dan dilempar santai ke belakangnya.

“Dan jadi, meskipun mereka bertindak sembrono seperti ini—”

Wine mulai mengalir ke dalam gelas. Dia menuangkannya secara asal, membiarkannya meluap dan membasahi meja. Dengan suara thud, botol wine itu diletakkan kembali ke meja dengan kasar. Berantakan. Dilihat dari tindakannya saja, dia tampak seperti pemabuk yang sedang mengamuk. Jika yang ada di depannya adalah botol soju dan gelas soju, gambarnya akan sempurna.

“Itu masih terlihat mengesankan, bukan begitu?”

Jari-jari Seong Hyunjae menyusuri tepi gelas wine yang meluap sebelum mendorongnya hingga terguling. Riak emas menyebar di atas meja saat dia tersenyum tipis.

“Bergerak tanpa ragu dan melakukan apa pun sesuka hati itu jauh lebih sulit daripada yang kau kira. Pada akhirnya, seseorang akan menyimpan rasa takut tak sadar: ‘bagaimana jika terjadi kesalahan?’ Ketakutan itu membuatmu mengkerut, dan mengkerut membuatmu merasa kecil dan tidak memadai.”

Aku menatap Seong Hyunjae, yang sama sekali tidak melihat kekacauan yang dibuatnya. Sikapnya memancarkan bukan hanya kepercayaan diri, tetapi keyakinan alami bahwa apa pun yang ia lakukan memang benar.

Tanpa sedikit pun keraguan atau penyesalan. Mungkin dia pernah merenungkan tindakannya, tetapi aku meragukan dia pernah benar-benar menyesalinya.

“…Jujur saja, menurutku penampilan Anda juga berperan dalam hal itu.”

Mendengar komentarku, Seong Hyunjae tertawa kecil.

“Itu memang sangat membantu. Aku memang memiliki penampilan yang memikat secara alami.”

‘Yah, Yuhyun-ku juga sangat tampan. Apa pun yang dia lakukan, dia selalu terlihat keren.’

“Bahkan yang termuda, Park Yerim, tidak membutuhkan intervensi apa pun dalam hal pola pikir atau perilaku. Dia hanya butuh nasihat urusan sosial. Gadis itu sudah percaya diri dan memiliki keyakinan kuat dalam dirinya. Namun, Han Yujin—”

“Aku sepenuhnya sadar akan kekuranganku.”

Satu-satunya hal yang benar-benar kupercaya dari diriku adalah skill-ku. Itu pun, sebagian besar bahkan bukan sepenuhnya milikku.

“Mungkin akan butuh waktu lama untuk berubah. Sejujurnya, aku jauh lebih rusak daripada yang Anda kira, Seong Hyunjae. Aku hanya bisa berfungsi dengan bersandar pada orang lain.”

Memintaku untuk langsung berjalan sendiri sekarang seperti mengambil tongkat dari orang berkaki patah. Aku telah diangkat oleh orang-orang setelah jatuh ke titik terendah dan meringkuk dalam ketakutan, tetapi aku masih belum bisa berjalan sendiri.

“Jadi akan sangat kuapresiasi jika Anda memberiku banyak waktu. Aku tidak ingin berkonflik dengan Anda, Seong Hyunjae. Aku mungkin belum sepenuhnya percaya diri, tapi aku suka dengan sebutan ‘partner.’”

Seperti yang Seong Hyunjae katakan, Orang-orang Terbangun S-Class pada dasarnya sangat luar biasa. Tidak ada cara aku bisa menyamai mereka dengan tubuh ini. Jujur saja, itu tindakan nekat. Aku seperti kucing di antara harimau. Bukankah seharusnya itu dianggap prestasi bahwa aku belum dimakan?

“Anda tidak memaksakan hal ini, dan aku yang menerimanya. Jadi Anda juga harus mempertimbangkan itu.”

“Aku tidak terburu-buru, jadi jangan khawatir.”

‘Bisa dipercaya tidak, ya?’ Aku masih tidak tahu apakah dia serius atau hanya bermain-main untuk hiburan. Aku ingin tahu niat sebenarnya Seong Hyunjae. Jika suatu hari nanti aku tidak hanya bisa berdiri di sampingnya tetapi juga cukup mempercayainya untuk menyerahkan punggungku padanya, tidak ada yang lebih meyakinkan daripada itu.

Meskipun, hari itu terasa sangat jauh.

“Kita tidak perlu memanggil seseorang untuk membersihkan meja ini?”

“Kenapa tidak pindah meja saja?”

kata Seong Hyunjae santai sambil berdiri. Benar-benar solusi khas seseorang yang punya segalanya. Kenapa tidak pindah rumah saja daripada membersihkan? …Walau sebenarnya dia memang bisa melakukannya.

Saat wine menetes dari meja ke lantai, aku berdiri cepat-cepat.

“Sejujurnya, aku tidak berniat ikut campur dalam urusan internasional.”

Aku berbicara sambil mengikuti Seong Hyunjae. Itu topik yang muncul saat makan malam tadi. Dia menyarankan bahwa karena urusan dalam negeri mulai stabil, aku sebaiknya mulai melihat ke luar negeri.

Awalnya, aku tidak berniat mengambil hal sebesar itu, apalagi percaya diri melakukannya. Urusan yang sekarang saja sudah cukup membuat kewalahan.

“Hanya mengelola dungeon dalam negeri tidak akan cukup untuk menunda semuanya.”

Seong Hyunjae berhenti berjalan dan menatapku. Jangan bicara sambil berdiri begitu dekat—leherku pegal.

Seperti yang dia katakan, untuk menunda kehancuran dan mencegah ditelan, dungeon luar negeri juga harus ditangani dengan baik. Jika semua dungeon di dunia meledak dan planet ini dipenuhi monster, Korea tidak akan bisa bertahan sampai akhir.

“Kupikir mendistribusikan Monster Mounts sudah cukup, mengingat tidak kekurangan orang berkemampuan di luar negeri.”

Memang mungkin dengan hanya lima puluh orang, tetapi… sekarang aku tidak seoptimis itu. Awalnya aku percaya karena para administrator sistem mengklaim mereka akan membantu menghentikan dungeon.

‘Lebih baik berhati-hati sampai mereka menjelaskan motif mereka dengan jelas.’

Apa yang mereka rencanakan dengan lima puluh orang yang memiliki keyword Nurturer sebenarnya? Dan lebih penting lagi, mereka yang berada di bawah keyword-ku sangat berharga bagiku. Dengan semakin besarnya kecurigaanku pada Para Penyembah Bakti, aku ragu untuk menargetkan lima puluh orang secara gegabah. Jika aku terus membesarkan monster dan mencapai lebih dari empat puluh orang sementara mereka tetap memberi jawaban samar, aku mungkin mempertimbangkan menghapus keyword itu sama sekali.

Meskipun, melihat betapa efektifnya skill itu sekarang, keputusannya tidak mudah.

“Kau berniat pergi ke luar negeri, bukan? Dengan Noah dan Evelyn saja, kau sudah lebih dari cukup menyiapkan fondasinya.”

“Tidak perlu tetap berada di wilayah yang sudah stabil, bagaimanapun juga.”

Dia pada dasarnya bilang bahwa tempat ini sudah membosankan jadi dia akan pergi. Itu masuk akal. Apakah itu juga alasan dia pergi sebelum regresiku? Atau ada alasan lain waktu itu?

Saat aku berjalan melewatinya dan duduk, aku berkata,

“Apakah Anda berencana meninggalkan Korea di tangan Haeyeon saat Anda pergi?”

“Aku mempertimbangkannya. Lebih tepatnya, aku mempertimbangkannya antara Moon Hyunah dan Han Yuhyun. Young Master itu memiliki satu masalah besar, kau tahu.”

Masalah? Yuhyun? Masalah apa yang mungkin dimiliki Yuhyun-ku?

“Masalah apa yang Yuhyun-ku bisa miliki?”

Aku mengucapkannya begitu saja karena spontan. Namun serius, masalah apa? Dan menyebutnya masalah besar pula.

“Kebiasaanmu yang langsung terbakar begitu nama Young Master disebut, itu harus kau perbaiki.”

“…Itu sulit dilakukan.”

“Kelihatannya memang begitu.”

balas Seong Hyunjae dengan nada yang terdengar seperti sudah pasrah. …Apa aku memang seterlihat itu? Dia menerimanya begitu saja sampai rasanya seperti penghinaan. Saat dia duduk, dia melanjutkan.

“Tentu saja, Haeyeon menunjukkan banyak potensi untuk berkembang dalam berbagai hal. Itu sebabnya aku lebih condong pada Young Master.”

Tentu saja, Moon Hyunah juga kompeten, tetapi Yuhyun-ku jelas luar biasa. Dia bahkan berhasil menumbuhkan guild independen sampai ukuran sekarang.

“Tapi aku tidak bisa mengabaikan alasan Han Yuhyun mendirikan guild itu. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, itu bukan sifatnya. Jika alasan itu hilang, dia bisa meninggalkan guild itu kapan saja. Itu yang jadi kekhawatiran.”

Benar juga. Akan merepotkan jika aku menyerahkan Korea padanya lalu Yuhyun memutuskan pergi begitu saja.

“Jadi meski aku lebih condong ke Haeyeon, aku mempertimbangkan untuk beralih ke Breaker jika alasannya tidak jelas. Moon Hyunah punya cukup kemampuan untuk memimpin guild sendiri. Kalau diberi sedikit bantuan untuk melepaskan diri dari sponsor, dia bisa berdiri sendiri.”

“…Apa Anda tidak mempertimbangkan merekrut Hunter Moon Hyunah?”

Aku sempat berpikir membawa dia ke Haeyeon.

“Jika Moon Hyunah memilih menjadi hunter lepas atas kemauannya sendiri, mungkin. Tapi peran sebagai guild leader lebih cocok untuknya dan lebih menguntungkan baginya.”

Begitu. Sejujurnya, aku belum terlalu menyelidiki Breaker atau Moon Hyunah sebagai pemimpinnya. Aku hanya berpikir, ‘Yah, guild itu nantinya runtuh, jadi sebaiknya kutarik saja.’

Dilihat dari sikap Yerim, dia tampak orang yang baik, dan dia dekat dengan Kang Soyeong. Jaringannya luas dan dia aktif mendukung hunter perempuan. …Sepertinya dia memang cocok menjadi guild leader, seperti kata Seong Hyunjae.

“Kalau begitu bagaimana dengan Guild Leader Hanshin, Park Mingyu? Apa pendapat Anda tentang dia?”

“Dia seseorang yang bisa kau percaya untuk urusan di luar dungeon. Aku sarankan kau mengunjungi rumahnya langsung.”

Jadi dia tidak akan memberikan semua rinciannya secara cuma-cuma, ya. Sepertinya aku harus menyelidiki Moon Hyunah dan Park Mingyu dengan benar… Tidak, tunggu. Bukankah aku awalnya hanya berniat fokus pada fasilitas pembiakan? Kenapa pekerjaan yang harus kulakukan semakin banyak?

Mengabaikan hal itu untuk sementara, aku kembali ke topik awal.

“Kalau Anda tidak bisa mengetahui alasan Yuhyun mendirikan guild-nya, apa yang akan Anda lakukan?”

“Meski disayangkan, aku tidak bisa mendukung guild yang fondasinya bisa hilang kapan saja. Aku akan memindahkan dukungan ke Breaker.”

Tapi sebelum regresi, Breaker runtuh, dan Korea akhirnya berada di bawah Haeyeon. Dengan kata lain, Seong Hyunjae pasti menemukan alasannya.

‘…Apa dia mengetahuinya karena aku?’

Untuk memastikan, aku bertanya lagi.

“Bagaimana dengan sekarang? Maksudku, jika Anda tahu bahwa aku masih tidak terbangun dan bahwa Yuhyun mendirikan guild itu untuk melindungiku, apa pendapat Anda?”

“Itu akan sangat sempurna.”

Bibir Seong Hyunjae melengkung membentuk senyum puas.

“Anjing penjaga yang setia pada garis darahnya, memelihara guild dan melindungi Korea dalam prosesnya.”

“Hentikan omong kosong menyebut adik laki-lakiku yang berharga sebagai anjing penjaga.”

Aku mengerutkan kening, tapi itu memastikan kecurigaanku bahwa Seong Hyunjae memang menyadari sesuatu tentangku sebelum regresi. Kapan tepatnya? Mungkin sebelum Breaker runtuh. Tidak terlalu penting sih.

…Dia tidak mungkin mencoba memeras Yuhyun dengan menggunakan aku, kan? Dia tidak terlihat seperti orang yang akan memakai cara sekotor itu. Lagipula, hanya keberadaanku saja mungkin sudah cukup baginya untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan dari Yuhyun.

“Satu hal lagi. Kenapa Anda memutuskan melindungi Korea? Apakah karena tanah kelahiran? Sebenarnya, aku penasaran apakah ini memang tanah kelahiran Anda.”

“Perlukah sebuah alasan?”

Seong Hyunjae memiringkan kepala perlahan saat menjawab.

“Kalau harus mencari alasan, karena Korea adalah yang paling stabil. Respons awal pemerintah cepat, dan ada faktor unik Song Taewon. Di dunia ini, Korea punya peluang paling besar untuk bertahan hingga akhir, jadi aku menilai paling baik untuk mempertahankannya.”

Dari semua hal yang dia katakan, penyebutan nama Song Taewon adalah yang paling mengena.

“Menurut Anda bagus bahwa Chief Song ada di Korea? Bahkan dengan kepemimpinan Hunter Association yang tidak berubah?”

“Kau selalu bisa membuat Hunter Association baru. Tapi Song Taewon hanya satu.”

Begitu mendengar itu, aku langsung yakin. Seong Hyunjae bukan orang yang membunuh Song Taewon. Tentu saja mungkin saja Song Taewon sebelum regresi berubah menjadi buruk. Tapi jika dia tetap seperti sekarang, tidak mungkin Seong Hyunjae akan membunuhnya—karena dia akan menyesal telah kehilangan seseorang sepertinya.

Apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka? Atau mungkin antara mereka dan Crescent Moon?

‘Pasti bukan kejadian biasa. Rasanya ingin mengobrak-abrik kepala orang itu lagi.’

Kapan kenangan praregresiku akan kembali? Haruskah aku pukul belakang kepalanya dan lihat apa yang terjadi? Menggerutu dalam hati, aku akhirnya kembali ke tujuan awal pembicaraan ini, yang sudah terdorong jauh ke belakang.

“Bagaimana status dungeon Jepang sekarang? Kalau Anda ingin menuntut bagian, Anda seharusnya berbagi perkembangan juga. Tentu saja, aku juga akan memberikan nilai dari pihakku.”

“Oh, aku benar-benar lupa.”

Seong Hyunjae terkekeh pelan sambil melirik arlojinya. Sebuah arloji…

“Mungkin mereka sudah menunggu sekitar dua jam sekarang.”

“Menunggu? Siapa yang Anda bicarakan?”

“Seorang perwakilan dari Jepang.”

“Apa?!”

Tunggu, maksudnya dia membuat seseorang dari luar negeri menunggu selama dua jam penuh? Dengan santai seolah itu bukan masalah, Seong Hyunjae berdiri.

Seok Gimyeong, tolong hapus semua informasi yang Anda punya tentang pria ini soal ketepatan waktu. Dia benar-benar hanya mengikuti kemauannya sendiri!

Chapter 195 - Chief Song (5)

“Dua jam? Bukankah kita yang membutuhkan kerja sama mereka? Apa itu benar-benar tidak masalah?”

“Itu tergantung nilai dungeon-nya. Untuk apa kau membutuhkan dungeon Jepang? Aku ingin tahu sebelumnya.”

“Aku bukan datang untuk dungeon-nya. Berhenti mencoba menyelipkan pertanyaan untuk mengorek informasi dariku.”

“Tidak mungkin bernegosiasi tanpa tahu apa pun, bukankah begitu?”

Dia tidak salah, tapi tetap saja, omong kosong macam apa itu. Aku tiba-tiba berhenti melangkah. Tidak mungkin dia “lupa.” Jelas dia melakukan ini dengan sengaja, mencoba menciptakan situasi terburu-buru agar aku tidak sempat merespons dengan benar.

“Kalau begitu, mari kita selesaikan percakapan ini dengan benar sebelum kita pergi.”

“Bukankah kau baru saja mengeluh tentang membuat seseorang menunggu begitu lama?”

“Dua jam atau tiga jam, apa bedanya? Jika Anda ingin menambah porsi bagian Anda, maka tolong jelaskan investasi dan hasil yang Anda berikan dalam negosiasi ini. Harus ada nilai yang cukup untuk membenarkan pemberian porsi lebih.”

Seong Hyunjae berbalik menghadapku. Seperti yang kuduga, berdiri dan menatapnya secara langsung bukan pengalaman yang menyenangkan. Bahkan tanpa hal seperti peringkat, dia adalah tipe orang yang secara alami membuat orang lain merasa terintimidasi. Berkat Resistance terhadap Rasa Takut, aku masih baik-baik saja, tapi kalau memikirkan hari ketika aku harus menghadapinya tanpa itu, rasanya seperti target yang sangat jauh dan hampir mustahil.

“Pertama-tama, aku ingin menekankan bahwa secara resmi memindahkan hak dungeon ke individu asing itu belum pernah terjadi sebelumnya.”

“Baru tiga tahun sejak semua ini dimulai, tentu saja itu belum pernah terjadi. Lagipula, di negara-negara dengan sistem yang tidak stabil, pasar gelap dungeon pasti merajalela. Bahkan di negara kita sendiri, bukankah sebuah dungeon ilegal baru saja ditemukan? Pasti lebih buruk di luar negeri. Transaksi dungeon ilegal terlepas dari itu, transaksi resmi akan menjadi hal biasa nanti.”

Aku berbicara dengan nada seolah mengatakan dia tidak perlu membesar-besarkan; ini hanya terjadi sedikit lebih awal daripada jadwal. Faktanya, transaksi hak dungeon di tingkat negara akan menjadi hal umum dalam dua atau tiga tahun. Ketika jumlah dungeon bertambah, mereka semakin sulit dikelola, menyebabkan dungeon biasa dijual dengan harga sangat murah.

“Namun Jepang tidak terlalu tidak stabil.”

“Tapi juga tidak sepenuhnya stabil, kan? Untuk negara maju, Hunter terlalu berkuasa.”

“Meski begitu, mencapai meja negosiasi saja sudah cukup sulit. Terutama jika dungeon tertentu diinginkan, pasti akan timbul kecurigaan soal alasannya, yang membutuhkan banyak usaha untuk diatasi.”

Dia menjelaskan lebih rinci mengenai usaha yang diperlukan untuk mencapai tahap ini. Dari kedengarannya, tampaknya memang banyak kerja yang dilakukan—meskipun, tentu saja, sebagian besar pekerjaan itu mungkin dilakukan oleh bawahannya, bukan oleh Seong Hyunjae sendiri.

“Pengelolaan ke depannya juga akan sulit. Setelah mereka menyadari nilai sebenarnya dari dungeon itu, mereka pasti akan mencoba merebutnya kembali.”

“Atau bisa saja itu hanya dungeon biasa yang tidak peduli bagi Jepang.”

“Aku tidak akan membuang waktu untuk mengatakan hal-hal yang tidak perlu.”

Ah, ya. Tentu saja. Yang dia maksud adalah tidak mungkin aku melalui semua usaha ini hanya demi dungeon biasa. Terima kasih atas kepercayaan terhadap penilaianku.

“Sekarang giliranmu, Han Yujin.”

“Enam puluh empat puluh. Tentu saja enam puluh bagianku. Ini dengan syarat Anda menangani seluruh pengelolaan di masa depan dengan sempurna.”

“Padahal Sesung yang akan melakukan sebagian besar pekerjaan sebenarnya? Kalau kebalikannya, mungkin akan kupertimbangkan.”

“Dungeon ini untukku. Dungeon ini muncul atas permintaanku.”

Lebih tepatnya, itu adalah dungeon yang sudah dijadwalkan muncul, tapi aku hanya memajukan waktunya. Tidak perlu Seong Hyunjae tahu itu.

“Pada dasarnya, bisa dibilang ini properti milikku. Dan yang bisa didapat dari dungeon adalah bahan untuk Stamina Potions.”

“Stamina Potions, kau bilang.”

“Secara sederhana, itu adalah ramuan pemulih kelelahan. Mereka memungkinkan seseorang kembali ke kondisi puncak hanya dengan istirahat singkat. Salah satu faktor risiko utama selama raid dungeon yang panjang adalah kehabisan stamina dan energi mental. Tidak mudah beristirahat dengan nyaman di dalam dungeon.”

Kau harus bertarung sambil terus dikelilingi monster. Hunter sering kelelahan setelah melawan monster biasa, lalu harus menghadapi boss monster terkuat dalam kondisi setengah mati. Bahkan Hunter berperingkat tinggi tidak bisa menghindari kelelahan dalam pertempuran panjang tanpa henti. Meskipun mereka bisa bergantian berjaga dan beristirahat, situasinya membuat mustahil mendapatkan tidur yang benar-benar memulihkan.

Bagi Hunter menengah dan rendah, situasinya lebih buruk. Meskipun dungeon yang mereka tangani lebih pendek, mereka lebih cepat lelah dan lebih lambat pulih. Bahkan jika mereka menemukan tempat aman untuk beristirahat, kecemasan terus-menerus membuat istirahat tidak efektif. Hunter baru yang tidak berpengalaman bahkan sering hanya duduk, gelisah menoleh ke sana-sini sebelum bangkit lagi. Bahkan dengan pengalaman, jauh lebih sulit bagi Hunter menengah dan rendah menghilangkan perasaan tidak aman itu dibandingkan Hunter berperingkat tinggi.

“Namun, penggunaan Stamina Potions secara signifikan mengurangi kelelahan yang menumpuk dan memaksimalkan efek istirahat. Dengan tidur ringan satu atau dua jam saja, rasanya seperti tidur lebih dari delapan jam di tempat yang nyaman dan damai.”

Tentu saja, itu bukan berarti bisa menghindari tidur sepenuhnya dengan menggunakan Stamina Potions. Istirahat tetap mutlak diperlukan. Menurut eksperimen, bahkan ketika Stamina Potions dosis tinggi digunakan, batas waktu seseorang dapat mempertahankan kondisi normal tanpa istirahat adalah sekitar satu minggu untuk Hunter F-rank. Setelah itu, efek potion berhenti bekerja dan kondisi tubuh memburuk dengan cepat.

Sangat disarankan agar Hunter beristirahat minimal satu atau dua jam setiap hari dan mempertahankan pola hidup normal sebisanya saat berada di luar dungeon.

“Tergantung konsentrasi bahan, potion ini juga dapat bertindak sebagai stimulan, dengan efek yang tidak dipengaruhi Resistance terhadap racun. Dan efeknya jauh lebih kuat dari biasanya. Ini meningkatkan fokus tempur, menjadikannya barang wajib sebelum melawan boss monster. Ia akan menjadi potion ketiga yang penting, bersama dua lainnya yang selalu dibawa di Inventory.”

Saat aku menjelaskan, aku mulai merasa seperti salesman murahan. Mungkin karena terlalu banyak menerima telepon spam belakangan ini.

“Yang paling penting, potion ini bisa dimonopoli setidaknya selama enam bulan hingga satu tahun. Tidak perlu kuceritakan betapa besar keuntungan dari monopoli barang habis pakai yang sangat berguna bagi Hunter.”

Dungeon berikutnya yang memiliki bahan untuk stamina potion baru akan muncul sekitar satu setengah tahun lagi. Bahkan jika frekuensi kemunculan dungeon meningkat, setidaknya butuh enam bulan lagi.

“Yah, secara teknis, ini bukan monopoli.”

“Itu tergantung bagaimana Anda menanganinya. Semua bisa diatasi dengan perjanjian sederhana dengan Haeyeon. Istilahnya, monopoli semu.”

Aku menatap Seong Hyunjae seolah meminta pendapatnya. Begitu nilai stamina potion diketahui, Jepang pasti akan ribut. Sesung harus turun tangan untuk menahannya, itulah sebabnya aku dengan murah hati memberinya 40%, bukan 30%.

“Selain itu, fakta bahwa aku bisa membuat dungeon muncul juga berarti aku bisa mencegah dungeon muncul. Jangan coba-coba mengambilnya.”

Bahkan dungeon yang muncul tidak sesuai jadwal—yang Noah dan Liette taklukkan—telah dihapus oleh Para Penyembah Bakti. Itu berarti dungeon bahan stamina potion juga bisa dihilangkan.

“Ini hanya mungkin karena aku. Walaupun aku mengakui usaha Anda, aku tidak akan mentoleransi keserakahan.”

Dengan itu, aku mengeluarkan kontrak. Itu kontrak Hunter bersertifikat dari Association, dibuat sepasang sehingga kedua pihak bisa menyimpan satu salinan.

“Jujur saja, bahkan pada 30%, itu sudah tawaran menarik. Keuntungannya akan lebih dari cukup untuk membayar usahanya.”

Seong Hyunjae mengulurkan tangan.

“Sepertinya akan ada cukup banyak hama menyebalkan yang harus ditangani. Ini akan sedikit merepotkan.”

“Buah tanpa hama hanya buah beracun yang tampak bagus dari luar.”

Dia menerima kontrak itu dan mengeluarkan pena. Setelah membaca cepat isinya, dia tersenyum samar, menandatanganinya tanpa komentar tambahan, dan menyerahkan satu salinannya padaku.

“Seperti yang kau bilang, bahkan pada 30% atau kurang pun terlalu berharga untuk dilewatkan. Namun, kontraknya sudah menetapkan 40%. Apakah telepon yang kita lakukan waktu itu membuatmu merasa tidak nyaman?”

“Aku sedang bersikap murah hati. Bagaimanapun, Anda adalah rekan bisnis yang akan bekerja denganku untuk waktu lama.”

Jujur saja, aku memang terintimidasi. Tapi juga benar bahwa Seong Hyunjae, sebagai partner, pantas menerima tambahan 10%.

Saat aku menatapnya diam-diam, menanyakan dengan tatapan apakah dia punya keluhan, dia terkekeh pelan. Apa dia menertawakanku?

“Ngomong-ngomong, Jepang tidak mengirim perwakilan non-awakened, kan? Dan sepertinya juga bukan Hunter S-Class, bukan? Chief Song sudah lembur cukup banyak, jadi jangan menambah pekerjaannya.”

Tidak peduli seberapa hebat Guild Leader Sesung, tidak mungkin Hunter S-Class mau menunggu dua jam.

“Itu A-Class.”

“Yah, syukurlah. Tetap saja, tolong perlakukan mereka dengan hati-hati. Sejak pesta ulang tahun kemarin, Chief Song bahkan tidak menjawab telepon Anda.”

“Dia tidak menjawab?”

Seong Hyunjae yang hendak bergerak langsung berhenti.

“Ya. Sepertinya dia sangat sibuk. Bukankah beberapa Hunter A-Class dari luar negeri juga membuat keributan baru-baru ini?”

“Itu terdengar tidak benar.”

“Apa yang tidak terdengar benar? Chief Song terlalu banyak bekerja itu bukan hal baru. Dan kurasa setidaknya separuh dari itu karena seseorang bernama Tuan Seong.”

“Ini karena hari itu?”

Seong Hyunjae, yang sempat tenggelam dalam pikirannya, perlahan melengkungkan bibirnya membentuk senyum.

“Chief Song Taewon benar-benar punya sisi yang mengejutkan menggemaskan.”

…Chief Song, lari. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sebaiknya hindari dia untuk sementara.

“Apa pun yang Anda pikirkan, hentikan.”

“Aku perhatikan kau cukup peduli pada Chief Song, Yujin.”

“Karena aku punya hati nurani normal. Tolong biarkan pria malang yang kelewat bekerja itu bernapas, ya?”

Soal Chief Song, hati nuraniku sudah seperti jarum peniti—penuh rasa bersalah. Apa obat penguat tubuh akan bekerja padanya? Sesuatu yang sehat… sayangnya, undang-undang tidak mengizinkannya. Kenapa Chief Song begitu? Bahkan stamina potion pun akan mahal kalau untuk dia.

“Kau menyebutkan bahwa Jepang curiga kenapa kita tertarik pada dungeon itu, bukan?”

Aku memeriksa waktu di ponselku sambil berbicara. Andai aku punya arloji untuk dilirik.

“Mereka menduga kita menargetkan dungeon tersebut untuk menangkap Monster Mounts.”

“Monster Mounts? Ada monster yang menarik di dalamnya?”

“Kudengar stats-nya rata-rata, tapi tingkat kemunculan juvenile cukup tinggi.”

Tampaknya juvenile memang sering muncul di antara monster biasa. Tujuh juvenile ditemukan selama raid dungeon. Kebanyakan monster itu berperingkat B-Class ke bawah, tapi sesekali A-Class muncul, yang berarti juvenile bisa tumbuh menjadi A-Class.

“Sepertinya mereka menganggap dungeon itu cocok untuk memperoleh juvenile beast-type biasa untuk dungeon tingkat atas.”

Mereka tidak cocok untuk bertarung bersama Hunter S-Class, tetapi cukup baik sebagai tunggangan bagi anggota tim A-Class ke bawah. Karena juvenile A-Class dan S-Class sangat sulit didapat, dungeon dengan kemunculan banyak juvenile jelas menarik.

Tentu saja, tanpa aku, dungeon itu kehilangan sebagian besar nilainya. Mungkin itulah sebabnya dungeon itu tidak disadari sebelum regresiku.

“Meski begitu, aku menghargai mereka memberi kita alasan. Jadi, apa syarat yang mereka ajukan?”

“Pertukaran dengan slime dungeon. Mereka menganggap itu pertukaran yang adil.”

“Tanpaku, itu hanya dungeon biasa. Omong kosong macam apa itu. Aku memang berencana menggunakan slime dungeon sebagai umpan, tapi sekarang aku malah tersinggung.”

Dungeon stamina potion jauh lebih berharga daripada slime dungeon, tapi tawaran itu tetap membuatku kesal. Tetap saja, aku harus mendapatkannya.

“Yah, kurasa aku harus menunjukkan diriku sebagai partner yang layak bagi Guild Leader Sesung yang perkasa, meski itu agak tidak sesuai dengan karakaterku. Akan mengecewakan Anda kalau aku bersikap terlalu lembut?”

“Seperti yang sudah kukatakan, aku tidak mendorongmu berubah dalam semalam. Lagipula, bahkan jika Han Yujin menunjukkan sisi yang berbeda sekarang, dunia tidak akan mudah menerimanya. Gambar publikmu sudah terlalu kuat.”

Gambaran publikku adalah korban lemah yang polos. Itu cukup berguna dalam banyak hal. Seperti yang Seong Hyunjae katakan, kecuali aku tiba-tiba mendapatkan stats S-Class, sulit mengubah itu dalam sekejap.

“Kalau begitu, mari kita gunakan itu sekali lagi.”

Gunakan apa yang bisa digunakan selama masih bisa.

“Dan, partner bisnisku yang terhormat.”

Aku mengangkat pandanganku, mempersempit mata untuk membuat nadaku setegas mungkin.

“Ini sangat tidak pantas bahwa Anda gagal memberitahuku perkembangan urusan dungeon Jepang, apalagi kedatangan perwakilan Jepang. Ini masalah kerja sama bersama, tapi aku sama sekali tidak diberi informasi. Bukankah perilaku seperti ini sangat tidak sopan? Tolong pastikan ini tidak terjadi lagi.”

Maksudku, serius—kita partner. Tidak masuk akal aku baru diberi tahu setelah semuanya terjadi.

“Aku melakukan kesalahan. Akan kuingat itu, partner terhormat.”

Wajah tersenyumnya itu—apa dia sedang menggodaku, atau memang itu wajah biasanya? Aku tidak bisa membedakannya.

“Kalau begitu, mari kita pergi, Chief Han?”

“Kita sudah membuat mereka menunggu cukup lama, Guild Leader Seong.”

Kami berjalan berdampingan setelah saling mengangguk. Suasana berjalan di sampingnya masih terasa sangat canggung.

Dua jam empat puluh satu menit. Itulah waktu sejak perwakilan Jepang ditunjukkan ke ruang rapat hingga pintu tertutup itu akhirnya terbuka.

Nakajima, Hunter A-Class dari Jepang, menatap kami berdua saat kami masuk, pandangannya tidak begitu ramah. Namun ekspresinya tetap tenang, dan dia berdiri dengan sopan dari kursinya. Hunter yang duduk di sebelahnya melakukan hal yang sama.

Meski telah menunggu begitu lama, lawan mereka adalah Hunter S-Class. Bagi Hunter, peringkat lebih berat daripada kebangsaan, jadi menundukkan kepala bukan hal sulit.

“Senang bertemu dengan Anda, Guild Leader Seong dari Sesung.”

“Aku membuatmu menunggu.”

Suara rendah itu bergema. Berkat item penerjemah, tidak ada masalah komunikasi. Selain kalimat itu, Seong Hyunjae tidak menunjukkan penyesalan atau permintaan maaf. Sikapnya kasar, tapi kedua Hunter Jepang itu menerimanya seolah itu hal biasa.

“Ini Han Yujin, Chief dari Monster Breeding Facility. Anda pasti pernah mendengarnya.”

Pada kata-kata Seong Hyunjae, Nakajima mengangkat kepalanya. Berdiri di samping sosok menjulang Seong Hyunjae, yang tingginya lebih dari 190 cm dan bertubuh besar, ada seorang pemuda yang jauh lebih kecil. Meskipun sebenarnya aku lebih tinggi dari rata-rata, nasib burukku adalah berdiri di samping orang seperti dia.

Lebih buruk lagi, stats F-class-ku berteriak “rentan.” Di mata Hunter A-Class, aku pasti tampak sepenuhnya tidak signifikan.

“Tentu saja, aku pernah mendengarnya.”

Nakajima tersenyum lebar saat menatapku. Aku berdiri patuh di antara dua sosok raksasa itu, tidak berani menyela atau melangkah maju.

Chapter 196 - Chief Song (6)

“Halo.”

Han Yujin menyapa mereka dengan lembut. Suara, ekspresi, dan sikapnya semuanya berteriak gugup. Untuk seseorang dengan stats F-Class yang dikelilingi Hunter berperingkat lebih tinggi, itu reaksi yang sepenuhnya wajar, dan kedua perwakilan Jepang tidak punya alasan untuk curiga saat mereka membungkuk sebagai balasan.

“Guild kami, Amaterasu—guild nomor satu di Jepang—sangat tertarik pada kemampuan Monster Breeding milik Direktur Han Yujin.”

“Ah, ya. Terima kasih.”

“Direktur Han Yujin pasti menginginkan dungeon ‘Forest of the Black Cow’ untuk memperoleh riding beast, benar begitu?”

“…Ya.”

Jawabannya terdengar enggan, dan Nakajima tidak melewatkan cara Han Yujin melirik Seong Hyunjae dengan gelisah.

“Karena persiapan dasarnya sudah selesai, tidak perlu memperpanjang percakapan ini.”

Ucap Seong Hyunjae sambil duduk. Han Yujin ragu sejenak sebelum duduk sedikit menjauh darinya. Melihat raut wajah Han Yujin yang terlihat muram, Nakajima berbicara dengan nada paling ramah yang bisa ia keluarkan.

“Yang membutuhkan Forest of the Black Cow adalah Direktur Han Yujin, dan Slime Dungeon adalah milik Haeyeon Guild, benar? Karena itu, kami percaya pendapat Direktur Han lah yang paling penting dalam masalah ini.”

Dari luar, kalimat itu terdengar seperti ia sedang membela Han Yujin. Namun di balik kata-katanya terselip niat untuk memanipulasi seseorang yang tampak lebih mudah ditangani. Pada saat yang sama, ia ingin meninggalkan kesan baik pada pemilik Monster Breeding Facility.

Jika rumor benar bahwa si Beast Breeder ditekan oleh para Hunter S-Class di sekitarnya, mungkin mereka bahkan bisa membujuknya untuk membelot. Melihat apa yang tampak jelas di depan matanya sekarang, Nakajima semakin yakin bahwa rumor itu tidak sepenuhnya tanpa dasar. Pikiran itu membuat senyumnya semakin ramah.

“Bukankah begitu, Han Yujin?”

Pertanyaan santai dari Seong Hyunjae membuat pandangan Han Yujin jatuh ke meja.

“Aku hanya…”

“Silakan bicara bebas, Direktur Han.”

Didorong oleh kata-kata Nakajima, Han Yujin sedikit mengangkat kepala. Matanya bergerak gelisah ke sana kemari sebelum akhirnya singgah sebentar pada Seong Hyunjae. Dia ragu-ragu, bibirnya bergetar seolah ingin bicara tetapi tak bisa. Nakajima kembali mendorongnya.

“Tidak apa-apa. Jangan khawatir dan bicaralah—aku, Nakajima, akan mendengarkan dengan saksama.”

“Seperti yang Anda sebutkan, Slime Dungeon adalah milik Haeyeon Guild.”

Han Yujin mengepalkan tangannya erat-erat saat berbicara. Ia masih tampak kecil hati, tetapi sepertinya berhasil mengumpulkan sedikit keberanian.

“Dan juvenile monster yang diperoleh dari dungeon Jepang juga berada di bawah yurisdiksiku.”

“Benar sekali, tentu saja.”

Nakajima mengangguk sambil melirik Seong Hyunjae. Namun Guild Leader Sesung itu tidak menunjukkan reaksi berarti.

“Jadi, mengenai negosiasi ini…”

Untuk sesaat, suara Han Yujin terdengar lebih kuat, tetapi segera kembali melemah. Ia menarik napas panjang, bahunya melemas. Melihat itu, Nakajima menegang sedikit dan mengalihkan pandangannya kepada Seong Hyunjae.

“Guild Leader Seong, bolehkah saya meminta Anda untuk keluar sebentar? Saya percaya Direktur Han Yujin mungkin akan lebih nyaman berbicara jika Anda tidak ada di sini.”

Meminta seorang Hunter S-Class meninggalkan ruangan adalah tindakan berani yang menuntut tekad besar, terlebih bagi Nakajima, yang berasal dari Jepang, negara di mana peringkat dianggap mutlak. Bahkan tindakan kecil untuk menunjukkan perlawanan ini sudah cukup membuat bulu kuduknya meremang. Namun lawannya adalah Hunter asing, dan ini demi guild negaranya sendiri.

Seong Hyunjae sedikit menyipitkan mata sebelum berbicara.

“Direktur Han terlalu berharga dan penting. Tidak mungkin aku membiarkan dia sendirian dengan Hunter dari negara lain, tanpa kehadiran walinya.”

“Bahkan jika aku memiliki sepuluh nyawa, aku takkan berani menyakiti seseorang yang berada di bawah perlindungan Guild Leader Seong. Andai satu helai rambut Direktur Han Yujin saja terluka, aku tak perlu membuat Anda mengotori tangan—aku akan menggorok perutku sendiri di sini juga.”

“Tidak perlu sejauh itu…”

Gumam Han Yujin pelan ketika Nakajima memberinya senyum menenangkan.

“Saya sekali lagi memohon pengertian Anda, Guild Leader Seong. Tolong beri Direktur Han kesempatan untuk berbicara.”

Seong Hyunjae, yang sebelumnya menopang dagunya dengan jari, perlahan mengalihkan tatapannya kepada Han Yujin.

“Apa pendapatmu, Direktur Han?”

“Aku…”

“Jangan khawatir dan jawab dengan jujur.”

Dorongan Nakajima membuat Han Yujin menggigit bibir bawahnya. Setelah lama ragu, ia bangkit dari kursinya.

“Guild Leader Seong, bisakah Anda ke sini sebentar?”

Han Yujin membawa Seong Hyunjae ke sudut ruangan dan membisikkan sesuatu padanya dengan suara begitu pelan hingga bahkan Hunter A-Class dari Jepang tidak bisa mendengarnya. Lalu, menatap Seong Hyunjae dengan mata penuh permohonan, ia berbicara dengan sungguh-sungguh.

“Tolong, aku mohon.”

“Aku akan mengingat apa yang baru saja kau katakan.”

“Ya.”

Tanpa kata-kata tambahan, Seong Hyunjae berbalik dan keluar dari ruangan. Saat Han Yujin menatap punggungnya yang menjauh, ia kembali ke kursinya dengan wajah penuh kelelahan. Nakajima, dengan ekspresi sangat prihatin, membuka suara.

“Aku harap Anda tidak memaksakan diri.”

“…Tidak apa-apa. Guild Leader Seong tahu batas dirinya, jadi dia tidak akan bertindak terlalu jauh.”

Bahkan saat berbicara, Han Yujin meremas-remas tangannya di atas meja, jelas-jelas gelisah. Akhirnya, ia menghela napas berat.

“Aku akan jujur. Aku tidak menginginkan dungeon Forest of the Black Cow.”

“…Apa?”

Nakajima dan Hunter Jepang di sebelahnya tampak jelas kebingungan.

“Membesarkan juvenile monster membutuhkan banyak waktu dan usaha. Tidak bisa dilakukan dengan cepat atau dalam jumlah banyak sekaligus. Namun Guild Leader Seong… meminta agar aku membesarkan beberapa ordinary riding beast dengan cepat. Jika kita mendapatkan dungeon Jepang, memperoleh juvenile monster memang akan lebih mudah.”

Wajah Han Yujin penuh kecemasan.

“Dan yang lebih buruk lagi, dia menggunakan dungeon milik Haeyeon sebagai umpan. Di permukaan, dia bilang itu menguntungkan Haeyeon dan peluang bagus untuk memperluas Monster Breeding Facility, tapi kenyataannya, itu tidak berbeda dari Sesung yang mengeksploitasiku. Dia bahkan mengatakan mereka akan membuat tim raid S-Class yang dilengkapi riding beast dalam waktu tercepat.”

“Ah… begitu rupanya.”

Nakajima dan rekannya saling bertukar pandang gelisah. Ini berbeda jauh dari perkiraan mereka. Han Yujin tampaknya tidak menginginkan dungeon Jepang sama sekali. Sebaliknya, baginya itu beban.

“Tapi bukankah memiliki pasokan stabil juvenile monster A-Class akan membantu di masa depan?”

“Aku sudah lebih dari cukup hanya memenuhi permintaan yang datang. Tidak—jujur saja, itu sudah berat. Aku tidak punya keinginan untuk menangkap juvenile monster sendiri. Jadi kalau bisa, bisakah kita menganggap negosiasi ini tidak pernah terjadi?”

Nada suara Han Yujin begitu tulus, membuat Nakajima mengernyit. Membatalkan negosiasi sama sekali? Tidak mungkin. Mereka tidak bisa melewatkan kesempatan mendapatkan slime dungeon, sumber penting untuk memproduksi berbagai item. Jepang belum pernah mendapat slime dungeon, jadi semua bahan slime harus diimpor sepenuhnya dari luar negeri.

“…Sepertinya kecil kemungkinan Guild Leader Seong akan menyetujuinya.”

“…Ya, kupikir begitu.”

Han Yujin mengangguk lemah, dan Nakajima segera memanfaatkan kesempatan itu untuk membujuknya.

“Bagaimanapun juga, negosiasi ini tidak bisa dibatalkan begitu saja. Jadi—”

“Tidak, terlalu cepat untuk menyerah.”

Tiba-tiba Han Yujin meluruskan punggungnya, menatap langsung Nakajima. Ia menegakkan bahu dan menatap mata pria Jepang itu dengan penuh tekad.

“Aku tidak bisa terus bersikap pengecut ketika Hunter dari negara lain mendukungku seantusias ini. Itu memalukan, bukan?”

“Ah, yah, itu…”

“Nakajima, kau ada di pihakku, ‘kan?”

Tanyanya dengan senyum malu-malu, membuat Nakajima tergagap. Mengamankan slime dungeon sangat penting, tapi mendapatkan kepercayaan Han Yujin juga krusial. Haruskah ia menggunakan wibawa A-Class untuk menekannya, atau terus membujuk dengan lembut? Setelah bingung sejenak, Nakajima mengangguk kuat-kuat.

“Tentu saja.”

“Terima kasih. Kalau begitu, tolong bantu aku.”

“Tentu, aku akan membantu. Namun, Direktur Han, melanjutkan negosiasi bukanlah ide buruk.”

Nada Nakajima lembut dan menenangkan, seolah sedang mencoba meredakan ketakutan seseorang. Bahkan Hunter S-Class pun takkan bisa mendengar percakapan di dalam ruang rapat ini dengan volume sepelan itu.

“Melawan Guild Leader Seong secara langsung terlalu berisiko, bukan? Sebaliknya, bagaimana kalau berpura-pura menurut sambil diam-diam mengambil keuntungan dari situasi?”

“Memanfaatkan situasi?”

“Benar. Harada.”

Panggilan Nakajima membuat Hunter di sebelahnya mengeluarkan sebuah kontrak dan setumpuk dokumen dari inventory-nya.

“Sejujurnya, tanpa campur tangan Direktur Han Yujin, dungeon Forest of the Black Cow tidak begitu berharga. Karena itu, kami menyiapkan beberapa bonus jika negosiasi berjalan sulit.”

Ini adalah insentif untuk melicinkan proses negosiasi.

“Guild Leader Seong tampaknya puas dengan transaksi sederhana, jadi mengapa tidak mengambil ini diam-diam, Direktur Han?”

Tatapan Han Yujin berpindah ke dokumen-dokumen yang kini terbentang di meja. Daftar item ditulis dalam bahasa Jepang dan Korea.

“…Aku tidak bisa bahasa Jepang, jadi aku agak ragu apakah terjemahannya benar.”

“Itulah gunanya kontrak ini. Jika Anda menandatangani kesepakatan bahwa item-item yang Anda pilih akan diberikan—”

“Bagaimana dengan kontrak berbeda saja? Yang menyatakan bahwa selama 30 menit ke depan, Anda akan menjawab semua pertanyaanku tentang item-item ini dengan jujur.”

“Ah, baik, itu juga bisa.”

Nakajima mulai menyusun kontrak baru, melirik Han Yujin dengan rasa penasaran. Berdasarkan catatan, Han Yujin putus sekolah, lulus ujian kesetaraan, bekerja berbagai pekerjaan kecil, lalu menjadi Monster Breeder di usia 25. Seharusnya seseorang dengan latar belakang begitu akan kikuk dalam negosiasi formal.

Namun entah kenapa, dia tampak tidak asing dengan hal semacam ini.

‘Tapi pada akhirnya, dia tetap F-Class yang berada di bawah tekanan S-Class.’

Bahkan saat ini, Han Yujin tampak ragu, sesaat terlihat bertekad namun langsung kembali menunduk.

“Saya sangat menghargai pertimbangan Anda, tapi… aku tidak bisa tidak merasa khawatir tentang Haeyeon Guild.”

“Haeyeon Guild?”

“Ya. Sesung mengambil slime dungeon untuk kepentingan mereka sendiri membuatku tidak tenang. Ada… beberapa alasan rumit yang tidak bisa kuberitahukan, tapi ini kesepakatan yang buruk baik dari luar maupun dalam. Jadi, jika memungkinkan, aku masih merasa sebaiknya semuanya dibatalkan—”

Nakajima mengklik lidahnya dalam hati saat melihat Han Yujin kembali melemah. Baru saat ia tampak mudah dipengaruhi, ia kembali berubah pikiran. Saat ia memikirkan pendekatan selanjutnya, mata Nakajima berkilat licik.

“Kalau begitu bagaimana dengan ini? Di Jepang, saat ada konflik antar Hunter, kami menyelesaikannya dengan duel antara Hunter yang peringkatnya sama. Pemenang mengambil semuanya.”

“Duel?”

Mata Han Yujin melebar kaget.

‘Akhirnya keluar juga.’

Dalam hati aku bersorak, tetapi di luar aku pura-pura bingung. Nakajima—atau apa pun namanya—mengangguk dengan ekspresi puas.

Di Jepang, tempat pengaruh Hunter sering mengalahkan hukum dan peringkat dianggap seperti kelas sosial di zaman feodal, perselisihan soal hak dungeon atau kepemilikan item sering diselesaikan lewat pertarungan antar guild atau duel individu. Sistem di mana yang kuat mengambil semuanya.

Barbar dan tidak masuk akal, namun dalam kasus ini, aku sangat senang.

Biarkan mereka bertarung—semua menguntungkanku.

“Benar. Karena Slime Dungeon adalah milik Haeyeon Guild, duelnya akan antara Hunter dari Haeyeon dan salah satu Hunter kami. Alih-alih barter, pemenangnya mengambil dungeon milik pihak lain.”

“…Kalau begitu dari pihak Haeyeon…”

“Hunter Park Yerim akan menjadi pilihan tepat. Dia baru bangkit tiga bulan lalu, jadi meski kalah, itu tidak akan dianggap kekurangan. Bahkan jika pertarungannya ketat dan ia tampil baik, itu akan meningkatkan reputasinya sebagai talenta masa depan.”

Seperti dugaan, target mereka Yerim. Hunter pemula yang belum memiliki pengalaman dalam dungeon S-Class—mereka pasti menganggapnya lawan mudah.

“Tapi bukankah pada akhirnya Haeyeon akan kehilangan dungeon tanpa imbalan apa pun?”

“Tentu saja kami akan memberikan kompensasi. Di belakang layar, Direktur Han dan Haeyeon akan menerima kompensasi, sementara Sesung tidak akan mendapat apa-apa. Bagaimana? Bukankah ini solusi terbaik? Di permukaan, Anda seolah tetap mengikuti arahan Guild Leader Seong, jadi Anda tidak perlu khawatir tentang backlash.”

Aku membalas dengan senyum kikuk saat menatap wajah puasnya. Jujur saja, dia membantu begitu banyak sampai aku hampir merasa bersalah. Hampir.

“Itu ide bagus, tapi… nilai Slime Dungeon tidak kecil. Bisakah Anda memberikan kompensasi yang layak?”

“Kami sudah menyiapkan ini.”

Dengan ekspresi serius, Nakajima mengeluarkan sesuatu dari inventory-nya. Sebuah pakaian hitam, setengah antara jubah dan mantel. Sabuknya dihiasi simbol-simbol aneh dan ornamen berbentuk bulu.

Begitu aku melihatnya, aku hampir sulit menahan senyumku agar tidak melebar. Aku mengenali peralatan itu.

‘Apa itu benar? Yang asli?’

Aku yakin itu milik guild leader Jepang, tapi tak pernah terpikir mereka akan membawanya sebagai kompensasi.

“Ini adalah ‘Blue Thunderbird’s Formal Wear,’ diperoleh saat raid pertama dungeon S-Class Jepang. Item grade SS.”

“SS-grade?”

“Ya. Apakah Anda ingin memeriksanya sendiri?”

Nakajima berdiri dan menyampirkannya ke bahuku. Tentu saja, ia tetap memegang ujungnya agar aku tidak memasukkannya ke Inventory.

“Itu meningkatkan base stats, meningkatkan kecepatan gerak sementara, memperkuat pertahanan semakin banyak damage yang diterima, dan… memiliki resistance S-grade terhadap serangan elektrik!”

Aku tersenyum lebar, tanpa perlu berpura-pura bersemangat. Aku tahu gear ini—ini adalah peralatan yang sering digunakan Guild Leader Amaterasu selama ranking match. Dia selalu membanggakan bagaimana resistance-nya membuatnya satu-satunya yang bisa menghadapi ranking satu dunia, Seong Hyunjae.

Tentu saja, dia tidak pernah menang sekalipun. Tapi kalau Yuhyun memakai ini? Ceritanya lain. Resistance lainnya juga sangat bagus, dan punya set equipment atribut berbeda untuk situasi berbeda adalah hal yang sangat diinginkan.

“Item SS-grade pasti langka bahkan di Jepang.”

“Tentu, tapi guild leader kami punya satu lagi coat SS-grade yang lebih cocok untuknya. Thunderbird’s Formal Wear tidak terlalu sesuai dengan kemampuan dan atributnya. Tapi untuk Haeyeon Guild, ini bisa sangat berguna, terutama mengingat potensi konflik mereka dengan Sesung di masa depan.”

Belum ada ranking match dunia untuk S-Class saat ini, jadi masuk akal mereka mau memberikan ini sekarang. Tetap saja, memiliki coat SS-grade cadangan? Mengejutkan. Bahkan jika Jepang dua kali lebih maju dari Korea, seharusnya item SS bisa dihitung dengan jari. Mereka pasti mengerahkan semua sumber daya top guild—betapa besarnya kekuasaan sang guild leader.

“Jadi, Anda sungguh menawarkannya sebagai kompensasi?”

“Tentu. Saya yakin Haeyeon akan puas.”

Yuhyun! Kakakmu berhasil! Aku mendapatkan gear untukmu! Rasanya ingin mencium mantel ini—saking indahnya.

“Dengan ini, Haeyeon Guild bisa tetap menjaga harga diri. Meski Slime Dungeon sangat berharga, keputusan ini pasti tidak mudah. Terima kasih atas kemurahan hati Anda.”

“Tidak sama sekali. Kami sudah mengantisipasi penolakan dari Haeyeon dan mempersiapkan diri. Kami berharap hubungan kita semakin kuat ke depannya.”

Awalnya aku berencana mengambil tiga atau empat item S-grade, tapi ini jackpot. Meski tidak terpakai, menyerahkan item SS-grade kepada guild asing? Otoritas Guild Leader Amaterasu pasti luar biasa.

Cara dia memberikan item yang tidak terlalu dibutuhkan demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan… jelas dia punya ambisi pribadi juga.

Mendapatkan Slime Dungeon A-Class akan memperkuat posisinya di Jepang. Mungkin itu tujuan akhirnya. Apa pun itu, aku bersyukur.

“Tidak akan ada guild leader Jepang yang bertarung sendiri dalam duel ini, kan? Park Yerim masih muda, aku agak khawatir.”

“Tentu tidak. Kami memilih Hunter dengan pengalaman dua tahun. Untuk menenangkan hati Anda, kita bisa membuat kontraknya sekarang juga. Ah, apakah Anda perlu izin dari Guild Leader Haeyeon?”

“Tidak, aku diberi wewenang penuh untuk ini. Karena itu aku sangat berhati-hati. Ini dokumennya. Jika memungkinkan, aku ingin lokasinya dekat laut. Pertarungan yang terlalu sepihak bisa melukai hati seorang gadis muda.”

“Kami akan mengakomodasi permintaan itu sebisanya.”

Jawab perwakilan Jepang dengan percaya diri. Yerim, terserah kau mau menenggelamkan arena. Bebas. Ini bahkan bukan tanah kita.

‘Kalau dekat laut, kekuatannya bisa menyaingi Yuhyun.’

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Meski aku sebenarnya berharap mereka memilih Yuhyun sebagai lawan, tapi jelas pihak Jepang tidak akan mengambil risiko itu.

Aku dan Yerim sudah membahas semuanya. Dia kecewa tidak bisa ikut ranking match, jadi dia pasti senang.

Aku mengeluarkan kontrak dengan tanda tangan guild leader. Secara resmi, ini hanya duel dengan taruhannya.

Kontrak itu dibuat dua rangkap, dan bersama Blue Thunderbird’s Formal Wear, aku juga mendapatkan gelang S-Class untuk Yerim. Kesepakatan yang secara otomatis membuatku tersenyum.

“Ini mungkin tidak disukai Guild Leader Seong, tapi apakah Anda yakin tidak apa-apa?”

Tanya perwakilan Jepang dengan pura-pura prihatin sambil merapikan kontrak. Seolah mereka tidak menginginkan Seong Hyunjae menekanku karena ini.

“Jangan khawatir.”

“Jika Anda mengalami kesulitan kapan saja, jangan ragu menghubungi kami. Direktur Han akan selalu disambut.”

Dengan itu, ia memberiku kartu namanya. Kenapa tidak sekalian mengundangku untuk membelot saja? Mereka jelas ingin mendapatkan slime dungeon, memecah hubunganku dengan Sesung, memperkuat relasi dengan Haeyeon, dan menyisipkan beberapa rencana lainnya.

Aku menerima kartunya, memasukkannya ke Inventory, dan mengirim pesan singkat lewat ponsel sebelum berdiri.

Saat itu, pintu terbuka dan Seong Hyunjae masuk. Ia melangkah mendekat dengan langkah besar dan percaya diri, lalu menyerahkan sesuatu padaku.

“Ini iced café latte Anda, sesuai pesanan.”

“Terima kasih sudah memenuhi permintaanku.”

“Memenuhi keinginan partnerku adalah hal yang wajar.”

Aku menyeruput dengan sedotan saat kedua perwakilan Jepang menatap kami, tampak benar-benar tercengang.

“Kau bilang akan mengingat apa yang kukatakan, tapi ini manis sekali. Bukankah aku bilang tanpa whipped cream?”

Medium iced café latte, tidak terlalu manis, tanpa whipped cream. Tapi ini manis, dan bahkan ada whipped cream dengan taburan bubuk cokelat.

“Bukankah enak?”

“Enak. Kopi hotel ini memang bagus.”

Mungkin karena hotelnya sangat mahal?

Setelah urusan selesai, aku berbalik tanpa ragu untuk pergi. Lalu aku berhenti, mengeluarkan kartu namaku, dan meletakkannya di meja sambil tersenyum profesional.

“Aku menantikan kabar dari Anda, para pelanggan terhormat. Tolong persiapkan secepat mungkin.”

“T–Tunggu, Direktur Han!”

“Ya?”

“E—eh, tentang kalian berdua…”

Nakajima tergagap, tak bisa merampungkan kalimatnya saat ia menatapku dan Seong Hyunjae bergantian. Aku hampir bisa mendengar otaknya berputar. Pria itu tampak benar-benar kebingungan.

“…Tidak apa-apa. Kami akan segera menghubungi Anda lagi.”

Setelah berpikir sekian lama, akhirnya dia hanya memasukkan kartu namaku ke sakunya. Untuk saat ini, mereka pasti berpikir bahwa yang perlu dilakukan hanyalah mengalahkan Yerim.

Silakan terus berharap.

Chapter 197 - Breaker Guild (1)

Berjalan menelusuri lorong, aku menjelaskan secara singkat kepada Seong Hyunjae tentang kontrak dengan pihak Jepang. Apa saja yang kudapatkan, kupendam sendiri. Aku hanya menyebutkan bahwa kesepakatannya adalah memperoleh hak atas dungeon melalui duel, dan bahwa aku menerima beberapa item sebagai imbalan. Mengejutkannya, Seong Hyunjae tidak banyak bertanya soal item-item itu.

“Mereka pasti yakin bisa mengalahkan Hunter Park Yerim dengan mudah. Mereka mengirim Hunter S-Rank Iwahata Gakuto, kalau tidak salah. Kau mengenalnya? Sepertinya dia sudah aktif selama dua tahun.”

Aku belum pernah mendengarnya, yang berarti dia tidak terlalu tinggi peringkatnya dalam ranking hunter sebelum regresi. Sejauh ini, Jepang hanya memiliki total lima hunter S-Rank.

“Setidaknya aku pernah mendengar namanya, karena dia seorang hunter S-Rank.”

“Tidak perlu dikhawatirkan, bukan?”

“Bukankah duel dilakukan di tepi laut? Hasilnya sudah ditentukan.”

Aku juga berpikir begitu, tapi tetap saja tidak bisa menahan rasa cemas. Yerim masih muda, bagaimanapun juga.

‘Kalau keadaan memburuk, aku bisa saja memberikan buff dengan skill-ku.’

Kalau ketahuan, itu diskualifikasi otomatis, tapi lebih baik daripada dia terluka. Yang ideal tentu saja tidak ketahuan, dan aku bisa saja mengucapkan sesuatu yang terdengar seperti semangat penyemangat bagi siapa pun yang mendengarnya.

“Persiapan untuk Jepang akan banyak memakan… tidak, lupakan saja.”

“Aku bisa memberikan beberapa saran, kalau kau mau.”

“Kau sudah memainkan peran penasihat yang terlalu membantu bagiku. Biar aku yang mengurus sisanya.”

Pertama, aku perlu melapor ke Kantor Manajemen Awakener dan Asosiasi Hunter. Jadwal bisa diputuskan setelah Jepang memberi kabar. Haeyeon bisa menangani persiapan Yerim. Apakah Yuhyun akan bersikeras ikut juga? Dengan Seonghan di sana, tidak apa-apa meninggalkan keadaan sebentar. Tapi kalau dia ingin ikut, kami perlu menyelesaikan setidaknya satu dungeon terlebih dahulu, jadi keberangkatan paling cepat dalam seminggu.

Jepang pun tidak akan bisa menyelesaikan persiapan dalam satu dua hari. Sambil mengatur pikiranku, aku melirik Seong Hyunjae.

“Apakah Guild Leader Sesung juga akan pergi?”

“Mengingat pentingnya, aku seharusnya hadir secara langsung. Tapi aku sudah punya jadwal raid dungeon mulai besok, jadi aku tidak yakin apakah waktunya cocok.”

“Sebagai partner bisnismu, aku akan menyemangatimu, tapi kalau kau terlambat, aku pergi tanpa menunggumu. Semoga beruntung.”

“Aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak ditinggalkan oleh satu-satunya partnerku.”

Kalau mendengar itu, orang akan mengira akulah yang pegang kendali di sini.

Sebelum pergi ke Jepang, aku perlu membereskan urusan di Breeding Facility, meski hanya secara kasar. Aku juga harus mengumpulkan informasi tentang Breaker dan Hanshin.

“Meski kau bilang tidak butuh saran, izinkan aku memberi satu peringatan.”

Seong Hyunjae tiba-tiba mengeluarkan sesuatu yang terdengar mengkhawatirkan. Peringatan, dari semua hal.

“Untuk sementara waktu, hindari bertemu Song Taewon sendirian. Juga, aku sarankan untuk tidak menghubunginya lebih dulu.”

“…Apa?”

“Akan lebih aman bagimu berada di ruang dengan banyak non-Awakener atau hunter berperingkat rendah dibanding berada dalam kelompok kecil hunter berperingkat tinggi. Dalam situasi biasa, dia mungkin lebih mudah menahan diri.”

“…Cara bicaramu seolah Chief Song bisa membahayakanku.”

“Aku hanya menyarankan agar kau tidak memprovokasinya.”

Tatapan Seong Hyunjae menyiratkan senyum misterius, membuatku tak yakin apakah itu ditujukan padaku atau pada Song Taewon.

“Chief Song bukan tipe yang mudah goyah. Tapi ketika dia benar-benar pecah, suara yang ditimbulkannya pasti lebih keras. Kalau semua berlalu dengan tenang, yah, itu juga bisa cukup menghibur.”

Itu akan merepotkan kalau partnerku terluka. Seong Hyunjae berbicara dengan suara rendah dan tenang, dan aku refleks menelan ludah.

“Apakah ini karena hubunganku denganmu sedikit berubah?”

“Aku tidak bisa mengaku tahu isi hati terdalam orang lain. Mungkin hubungan kita berperan, mungkin juga tidak. Aku tidak bisa memastikan gejolak seperti apa yang sedang dialami Chief Song.”

Ini tak terduga. Kupikir jika posisiku di mata Seong Hyunjae meningkat sedikit saja—meski kami belum setara—Song Taewon akan merasa lebih tenang daripada sebelumnya. Lagi pula, Yuhyun adalah adik laki-lakiku, Yerim masih muda, dan Noah adalah mantan supporter A-Rank dengan tingkah yang agak kekanakan.

Masuk akal jika Song Taewon ragu padaku. Tapi kalau bahkan Seong Hyunjae sudah mengakui diriku, aku pikir situasinya akan berubah lebih baik.

“…Chief Song memang orang yang sulit dimengerti.”

“Seekor serigala yang berpura-pura berada di pihak domba sambil memakan rumput tidak akan diterima oleh siapa pun. Bahkan aku bertanya-tanya apakah dia sendiri pernah mempertanyakan tindakannya.”

Memakan rumput—analogi yang sangat tepat. Baik hunter berperingkat tinggi maupun hunter berperingkat rendah atau non-Awakener pasti bertanya-tanya mengapa Song Taewon menekan dirinya sejauh itu.

Dia benar-benar rumit.

Aku merasa ingin langsung mendatanginya dan bertanya, tapi… mungkin lebih baik kutahan dulu. Saat itulah sebuah pesan masuk di ponselku. Dari Yuhyun.

“Adikku datang menjemput.”

Dia mengirim pesan menanyakan apakah aku sudah selesai bekerja, bilang sudah malam dan dia akan menjemputku. Aku membalas bahwa aku sudah selesai. Memikirkan item-item yang kudapat, aku tak bisa menahan tawa puas. Ah, ini benar-benar luar biasa.

Yuhyun pasti sudah berada dekat hotel ketika mengirim pesan itu. Saat aku turun ke lobi dengan elevator, dia sudah ada di sana, bersama staf yang menemaniku tadi.

“Yuhyun~”

Kakakmu ini mendapatkan sesuatu yang luar biasa! Rasanya ingin berteriak, tapi aku menahan diri karena belum waktunya mengungkapkan kejutan itu. Ini kesepakatan rahasia, bagaimanapun juga. Tidak bisa sembarangan mengumumkannya di depan umum. Jadi, aku memeluk adikku erat-erat, menuangkan seluruh kegembiraanku ke dalam pelukan itu.

“Adikku yang jenius!”

“Kali ini, ayo bidik posisi pertama! Kalau rekrutan baru terus tampil bagus dan kita berhasil mendapatkan satu lagi perlengkapan SS-Rank atau lebih tinggi, itu benar-benar bisa terwujud. Aku penasaran apa ada item untuk membantu spirit tumbuh? Mungkin saja. Lin bilang dia akan mencapai L-Rank saat dewasa penuh, bukan? Masalahnya cuma… itu butuh seribu tahun.”

“…Hyung.”

“Hm? Ada apa?”

“Kau… mabuk?”

Yuhyun bertanya dengan suara rendah penuh kekhawatiran, cukup keras untuk hanya kudengar sendiri.

“Kau tidak mematikan Poison Resistance lalu minum, kan?”

“Tentu saja tidak!”

Mungkin aku memang agak berlebihan.

“Aku tidak mabuk, aku baik-baik saja. Aku hanya sedang sangat bahagia. Rasanya seperti mabuk, sih.”

Apa boleh buat? Tawa ini terus menggelitik untuk keluar. Yuhyun melirik tajam melewatiku, kemungkinan besar ke arah Seong Hyunjae.

“Kau yakin tidak ada apa-apa? Ada zat yang bisa melewati Poison Resistance, kau tahu.”

“Aku bilang aku baik-baik saja. Ayo pulang.”

Aku tidak bisa bicara tentang ini di sini. Aku melambaikan tangan santai pada Seong Hyunjae dan menarik lengan Yuhyun.

“Aku sudah bernegosiasi agar pemenang duel bisa mendapatkan dungeon Jepang. Taruhannya, seperti yang kita bahas, adalah Slime Dungeon.”

Begitu aku duduk di kursi penumpang, aku memberitahunya hasil negosiasi.

“Seperti yang kita duga, mereka memilih Yerim.”

“Lawan?”

“Hunter dengan dua tahun pengalaman. Duelnya di tepi laut.”

“Kalau begitu selesai sudah.”

Yuhyun menyimpulkan seolah itu hal yang sudah pasti. Baik Yuhyun maupun Seong Hyunjae telah melihat Yerim bertarung saat insiden Hong Kong. Yuhyun bahkan pernah bertarung dengannya sendiri, jadi dia paling tahu kemampuan Yerim.

Mendengar keduanya yakin akan kemenangan itu membuatku tenang.

“Yerim pasti menang, kan? Dia tidak akan terluka, kan?”

“Tidak akan.”

“Sebegitu yakinnya?”

“Kalau di tepi laut, itu benar-benar seperti ikan kembali ke air. Bahkan hunter S-Rank yang baru bangkit pun tidak akan punya peluang.”

Yerim kita—dia baru bangkit tiga bulan. Ah, aku tersenyum lagi. Aku memalingkan kepala ke jendela, mencoba menahan tawa yang tidak pantas ini. Lampu-lampu toko dan papan nama berkelap-kelip di luar. Gedung itu kelihatannya kantor—kenapa lampunya masih menyala? Pulangkan karyawanmu, woee.

“Hunter Park Yerim tentu harus pergi. Hyung, apa kau juga berniat ikut?”

“Tentu. Aku juga ingin masuk sendiri ke dungeon itu. Aku akan bilang penemuan material itu didapat dari monster-monster yang kubawa.”

Awalnya memang ditemukan karena ada monster yang memakannya. Karena buah akar itu tetap berkhasiat meski dimakan mentah, penjelasan itu seharusnya cukup. Itu berarti Peace harus ikut, dan Chirp tentu saja.

“Kapan kau berencana pergi?”

“Aku minta mereka bersiap secepat mungkin. Kalau mereka masuk untuk percobaan kedua, buahnya bisa ditemukan.”

Pada percobaan pertama keadaan terlalu kacau untuk menemukan apa pun, tapi pada percobaan kedua, dengan informasi lebih banyak, kemungkinan itu ada. Dalam timeline sebelum regresi, penemuannya jauh lebih lambat, tapi sekarang siapa yang tahu? Bahkan waktu kemunculan dungeon saja sudah berubah, jadi lebih baik berhati-hati.

“Kalau begitu aku juga harus bersiap.”

“Kau ikut juga, ya? Kita tidak pergi lama, tapi ini ke luar negeri, jadi pastikan kau siap.”

Untungnya, dengan Seonghan di sini, aku merasa tenang.

Setelah sampai di Breeding Facility, aku tidak langsung pulang. Aku membawa Yuhyun ke ruang tamu di lantai satu. Karena klien utama di sini adalah hunter berperingkat tinggi, ruangan itu sangat kedap suara.

“Jujur, Slime Dungeon jauh lebih berharga daripada dungeon Jepang. Dan para bajingan Jepang itu mengira Yerim akan kalah.”

Dengan itu sebagai penekan, aku berhasil menipu mereka untuk memberikan beberapa item. Dengan bangga, aku mengeluarkan Blue Thunderbird Regalia, memberitahunya untuk merahasiakannya dulu karena ini transaksi di bawah meja.

“Itu perlengkapan SS-Rank!”

“SS-Rank?”

“Ya! Sampai sekarang, satu-satunya outerwear SS-Rank di negara ini adalah Silekia’s Wings, kan? Ini yang kedua!”

Tentu, akan lebih baik jika yang pertama, tapi menjadi yang kedua pun sudah luar biasa. Melihat mata Yuhyun membesar terkejut, membuat dadaku penuh kebanggaan.

“Opsi-opsinya juga luar biasa. Coba pakai.”

Saat aku membentangkan pakaian itu, kenangan lama menyeruak. Meski aku tidak membelinya sendiri, sudah lama aku tidak melakukan hal semacam ini.

Yuhyun menyampirkan mantel itu di pundaknya. Kain hitam itu beriak lembut seperti air mengalir, namun tetap mempertahankan bentuk yang tegas. Menurutku itu terlihat mengesankan pada guild leader Jepang itu, tapi ini? Ini jauh lebih baik. Sungguh cocok. Benar-benar memukau.

“Ada resistensi terhadap atribut listrik?!”

“Ya. Dan itu resistensi S-Rank! Plus skill peningkatan kecepatan sesaat—ini sempurna untukmu, kan?”

Kalau aku mengingat dengan benar, guild leader Jepang itu lebih ke tipe defensif, ahli bertahan dalam pertempuran. Wajar saja perlengkapan ini tidak cocok dengannya. Tapi Yuhyun berbeda.

“Skill Blue Willow Leaves bukan skill terbang umum; itu skill pergerakanku sendiri. Ini akan sangat membantu. Opsi penumpukan pertahanan juga bagus…”

Yuhyun terdiam sesaat, mungkin sedang menimbang berbagai cara menggunakan perlengkapan itu. Lalu, senyum cerah merekah di wajahnya.

“Terima kasih banyak, Hyung.”

“Kenapa berterima kasih? Sekarang kau punya resistensi atribut, pastikan kau menang kali ini!”

“…Kali ini?”

Ekspresi Yuhyun membeku sesaat. Dia terlihat bingung, hampir panik. Sadar akan keceplosanku, aku buru-buru menjelaskan.

“Aku cuma berpikir kau mungkin pernah harus bertarung melawan Seong Hyunjae suatu saat. Chief Song bilang bahwa saat dungeon break sering terjadi dulu, hunter S-Rank sering bentrok. Bukan berarti aku bilang kau lemah, tapi pria itu agak curang, kan? Kau masih muda, dan ada perbedaan perlengkapan juga.”

“…”

Wajah Yuhyun langsung meredup. Jadi memang dia pernah kalah. Jujur saja, skill Combat Prediction itu tidak adil. Belum lagi Seeker’s Chain. Itu senjata yang satu peringkat lebih tinggi dari pemiliknya—pada dasarnya memakai senjata SS-Rank sejak awal. Siapa yang bisa menang melawan itu?

“Itu sudah lama. Jangan terlalu dipikirkan. Dari awal, Seong Hyunjae berada di level yang berbeda. Dia adalah orang pertama yang mengklaim dan menaklukkan dungeon level tinggi. Sementara kau waktu itu masih pelajar.”

“…Kalau aku lebih tua, apa kau tidak akan bergantung pada Seong Hyunjae?”

“Hah?”

“Itu menggangguku. Meski aku tahu perbedaannya tidak bisa dihindarkan, aku tetap merasa cemburu. Kalau aku dua puluh, atau tidak, tiga puluh ketika dungeon pertama muncul, semuanya bisa berbeda.”

…Ya, benar. Semuanya pasti berbeda.

“Mungkin. Tapi Yuhyun, orang yang paling kuandalkan adalah kau. Itu tidak berubah kapan pun atau di mana pun.”

Baik kau berusia dua puluh atau tiga puluh.

“Aku tidak bisa hidup tanpa kau. Karena kau, aku bisa bekerja sama dengan orang lain.”

Kalau bukan karena kau, Yuhyun, aku bahkan tidak akan berdiri di sini seperti ini.

“Dan selain itu, aku juga cemburu, tahu?”

“…Kenapa kau cemburu?”

“Kenapa tidak? Aku merasakannya juga. Saat kau tidak ada, Seong Hyunjae membantuku ini dan itu.”

“Itu bukan apa-apa. Aku sudah membalasnya.”

Nada Yuhyun terdengar sedikit merengut. Tetap saja, dia menerima bantuan. Dan bantuan itu pasti berdampak cukup besar. Bagaimanapun, keduanya S-Rank bawaan. Dan Seong Hyunjae selalu menjadi dewasa yang tidak bisa kusamai—secara usia atau kemampuan.

“Ada hal-hal yang tidak bisa kulakukan untukmu. Jadi ya, aku cemburu dan iri. Aku ingin menjadi orang yang menolongmu. Meski aku bilang lebih baik ada seseorang daripada tidak ada sama sekali, tetap saja rasanya menyakitkan.”

Rasanya pahit mengucapkannya.

“Itu benar-benar bukan hal besar. Kau tidak perlu memikirkannya. Lagi pula, aku juga tidak bisa mengurus semuanya tanpamu. Lihat saja, kau masih merawatku sampai sekarang. Kau yang terbaik, Hyung.”

Yuhyun menarikku ke dalam pelukan, berbicara dengan nada penuh kasih dan sedikit manja. Adikku ini benar-benar anak baik. Aku membalas pelukannya erat.

“Baiklah. Ayo kita buat Guild Leader Sesung itu turun satu peringkat dalam ranking match.”

“Kau benar-benar berencana ikut S-Rank ranking match?”

“Aku ingin membuatnya menjadi acara tingkat dunia.”

Tidak akan mudah, dengan Combat Prediction dan senjata SS-Rank itu… Haruskah aku menggunakan skill buff milik anak-anakku? Meski menang secara adil pasti paling memuaskan. Apa lagi yang bisa dipersiapkan? Apa ada cara agar Yuhyun bisa mendapatkan skill seperti Combat Prediction? Kalau bisa menetralkannya, dia punya peluang nyata.

Ketika Yerim mendengar duel melawan hunter S-Rank di Jepang, dia begitu bersemangat sampai-sampai langsung memotong meja menjadi dua. Itu membuat Yuhyun mencibir dan bertanya apakah dia masih tidak bisa mengontrol kekuatannya, nyaris memicu duel antar hunter S-Rank di rumah sendiri.

Keesokan harinya, Guild Leader Seong Hyunjae memasuki dungeon untuk raid, dan Moon Hyunah datang ke Breeding Facility.

Chapter 198 - Breaker Guild (2)

“Tolong, kecil Sorok, lihat aku sebentar, ya? Hmm?”

Anak rusa putih yang tergeletak di lantai itu mengedipkan mata besarnya ke arahku. Bahkan bukan berbaring normal—kakinya terentang lurus, seluruh tubuhnya benar-benar tergeletak seperti kain basah.

“Kamu harus bangun. Kamu nggak bisa terus tiduran di sini seperti ini.”

Telinganya berkedut, ekor pendeknya bergoyang. Tapi hanya itu gerakannya.

“Sorok…”

Padahal aku bahkan belum menyuruhnya melakukan sesuatu yang berat. Aku cuma berniat menunjukkan ruang latihan, tapi dia sudah begini bahkan sebelum kami sampai. Jujur saja… apa Hyunah ditipu? Anak ini malas sekali! Kuharap ini hanya karena dia masih kecil dan membutuhkan banyak tidur.

“Kalau begini, bagaimana kamu mau tumbuh nanti?”

Masalahnya, dalam kondisi seperti ini aku bahkan tidak bisa mulai melatihnya. Memang dia tetap akan tumbuh kalau kuberikan buff pertumbuhan, tapi akan butuh waktu beberapa kali lipat lebih lama dibandingkan kalau dia aktif berlatih. Dan sebentar lagi aku akan punya stamina potion yang akan mempercepat proses pertumbuhan.

“…Aku tidak menyangka justru stamina si bayi monster yang jadi masalah, bukan stamina aku.”

Anak-anak lain semuanya penuh energi, bahkan lebih semangat dariku. Aku tidak pernah terpikir kemungkinan ada monster yang… pemalas. Dan ini rusa, bukan kura-kura.

“Ayo, bangun ya? Atau kita pulang saja. Ini lorong, tahu.”

Aku mencoba mengangkatnya, tapi tak ada gunanya. Tubuhnya sudah cukup besar dan berat, bahkan menyeretnya pun sulit bagiku. Mungkin aku harus memanggil orang lain untuk membantu.

Aku mengulurkan tangan dan menggaruk bulu putih lembut di antara sisi tubuh dan kakinya. Meregang seolah merasa nyaman, Sorok menggulingkan tubuhnya ke sisi lain.

“Kamu benar-benar nggak mau bangun, ya?”

— Beeeeeh.

Sorok merengek manja, seolah mengeluh. Jadi sekarang aku punya bayi monster yang nokturnal dan juga beraktivitas rendah. Biasanya, untuk kasus seperti ini, kamu memancingnya dengan sesuatu yang dia sukai supaya bergerak—tapi aku belum tahu apa yang disukai Sorok. Makanannya hanya tumbuhan dungeon biasa yang dikirim Breaker Guild setiap pagi.

Tidak seperti unicorn yang omnivora, Sorok hanya memakan tumbuhan dan menjadikan mana stone sebagai camilan. Sebaliknya, dia melahap buah dan rumput seperti gajah. Tubuhnya seukuran anak sapi, tapi tingkat pencernaan dan penyerapannya sangat tinggi sehingga dia bisa terus makan tanpa henti.

“Yah, kalau kamu suka di sini, kita duduk saja bareng di sini.”

Aku duduk di samping Sorok, mengambil posisi di lantai. Sorok mengangkat kepalanya dan plop, menaruhnya tepat di pangkuanku. Ekor pendeknya bergoyang pelan.

“Nggak apa-apa. Nggak buru-buru. Blue juga hampir selesai tumbuh. Blue tidak pemalu, akrab dengan Hyunah, dan suka masuk dungeon, jadi dia bisa mengisi kekurangan sementara Sorok tumbuh.”

Bahkan setelah Sorok dewasa nanti, Hyunah tetap bisa membawa Blue masuk dungeon sesuai kebutuhan. Blue bisa terbang, lagipula. Dan Hyunah bukan tipe yang pilih-pilih masalah resistansi elemen.

“Yang penting kamu makan yang banyak dan sehat waktu kecil. Tentu, jangan merepotkan orang lain, tapi kamu anak baik, Sorok.”

Lebih baik punya monster yang kalem dan low-energy daripada yang terlalu agresif sampai susah dikendalikan. Memang untuk mount-type monster, terlalu jinak setelah dewasa bisa jadi masalah, tapi aku rasa tidak apa-apa. Bagaimanapun, dia boss monster—kalau waktunya tiba, dia pasti bisa diandalkan.

“Haruskah aku cari tahu makanan apa yang kamu suka? Mungkin ada yang menarik buatmu. Dari dungeon apa kamu asalnya? Haruskah aku baca strategi Snowfield Reindeer?”

Sepertinya yang ada di guide hanya cara berburu mereka, jadi mungkin tidak terlalu berguna. Mungkin aku harus memanggil ahli perilaku hewan? Meski monster, mereka pasti lebih paham daripada aku.

Saat aku mempertimbangkan untuk menyortir makanan berdasarkan jenis untuk menguji preferensinya, terdengar langkah kaki mendekat. Bukan Yuhyun atau Yerim di jam segini—pasti Moon Hyunah atau Kang Soyeong. Aku menoleh dan melihat Moon Hyunah membawa sebuah kotak yang tampak seperti berisi kue.

“Kenapa kamu duduk di lantai lorong, Direktur Han?”

“Seperti yang kamu lihat, Sorok tidak mau bergerak.”

“Kelihatannya dia memang suka tidur.”

“Yah, katanya banyak tidur waktu kecil itu bagus buat tumbuh.”

Aku berdiri, dan Sorok kembali merengek. Menyadari aku tidak akan duduk lagi, dia bangkit dengan susah payah dan berdiri—hanya untuk mulai menggigiti ujung bajuku. Itu tingkah mirip unicorn.

“Kita pulang saja?”

Kubujuk dengan ceria, “Ayo,” tapi dia sama sekali tidak bergerak, tetap menggantung pada bajuku. Kayaknya dia memang suka lorong ini.

“Nih, coba ini, Direktur.”

“Apa itu?”

“Apple pie.”

Moon Hyunah menyerahkan kotak apple pie itu padaku dan mengangkat Sorok dengan mudah. Meski Sorok meronta kecil, dia sama sekali tidak goyah.

— Beeeeh!

“Kuat juga anak satu ini, ya?”

Moon Hyunah tertawa kecil sambil menggendong Sorok menuju ruang pemeliharaan. Lorong menuju ruang pemeliharaan punya satu sisi dinding yang terbuka, menghubungkannya dengan halaman latihan. Meskipun desain ruangannya sudah dibuat senyaman mungkin, tetap saja ruang tertutup bisa terasa menyesakkan, jadi kami menanam rumput dan pepohonan di halaman luas itu, dan menutupinya dengan pagar tinggi agar para bayi monster bisa berlari bebas.

Dua anak unicorn yang sedang berjemur dan bermain langsung menengok ketika melihatku dan berlari menghampiri.

“Anak-anak unicorn juga tumbuh cepat ya. Blue lagi di taman rooftop—boleh nggak kita keluarin dia?”

“Aku sudah mengajarinya untuk tidak menyerang apa pun.”

Dengan bantuan Peace, aku menghabiskan setengah hari mengajari Blue kata “Tidak.”

“Meski begitu, untuk berjaga-jaga, setiap kali halaman dibuka, kami selalu menempatkan hunter A-Rank untuk mengawasi.”

Saat kami melewati halaman latihan, aku mengangguk ke arah hunter yang berjaga sebagai salam. Bahkan jika Blue sudah dewasa penuh sekalipun, hunter A-Rank tipe pertahanan masih bisa menanganinya. Selain itu, Blue cukup jinak terhadap orang yang dikenalnya meski tidak memegang token pemiliknya. Yah, lebih tepatnya bukan “patuh”—lebih seperti “Ayo main!”

— Neigh!

— Snort.

Unicorn hitam dan putih melirik Moon Hyunah sambil menyenggol bahuku dengan kepala mereka. Moon Hyunah, yang baru saja memasukkan Sorok ke kandang, menatap unicorn-unicorn itu.

“Namanya Whitey dan Blacky, ya?”

“Iya, benar.”

Walaupun itu bukan nama asli mereka. Waktu pertama menyerahkan Sorok, Moon Hyunah sempat menyarankan agar aku tidak menamai bayi monster sendiri. Tapi Sorok juga sederhana sekali. Secara harfiah artinya “rusa kecil”. Meski huruf Hanja-nya mungkin berbeda, di telinga tetap sama.

“Kamu bilang Blue hampir selesai tumbuh, berarti dua ini juga tidak jauh lagi, kan?”

“Iya, benar…”

Aku menggantung kalimatku, dan Moon Hyunah tersenyum seolah mengerti.

“Aku dengar Haeyeon sedang merombak tim raid S-Rank di sekitar para mount. Katanya tim kalian nanti sangat kecil.”

“Anggota yang tersisa akan gabung tim Hunter Kim Seonghan. Mereka akan jadi tim raid S-Rank tercepat di dunia.”

Tim kecil berpusat pada Peace dan Yuhyun, dengan dua unicorn dan beberapa anggota tim. Bahkan di dungeon S-Rank, hanya sedikit monster darat yang bisa menyamai kecepatan unicorn. Karena Kim Seonghan adalah tanker, memindahkan para attacker ke timnya berarti tidak perlu rekrut atau memecat siapa pun. Satu-satunya kekurangan adalah supporter dan healer, dan mereka akan datang dari MKC.

“Menarik juga. Terakhir kali, cuma kamu dan Peace saja sudah memecahkan rekor, kan? Kalau dungeon S-Rank darat level bawah, aku tak akan kaget kalau kalian bisa selesaikan dalam tiga hari.”

“Dengan firepower yang cukup, bisa. Kecepatannya pasti luar biasa.”

Dengan buff lengkap, mereka bisa menyapu jalan sambil berlari. Monster biasa akan terselesaikan dalam sekejap. Peace juga unicorn subspecies yang punya skill sprint, jadi kalau kecepatan lari sama dengan kecepatan bersihannya, dua hari pun mungkin.

Untuk dungeon S-Rank level tinggi, tentu butuh strategi lebih hati-hati, tapi setidaknya sampai level menengah pasti bisa.

“Comet ada di bagian yang tertutup tirai itu, kan? Soyeong pamer terus soal betapa cepat dia tumbuh.”

“Ukuran Comet sekarang mirip Blue. Kalau sudah dewasa, kemungkinan lebih besar.”

“Satu per satu anak-anak pindah ke dunia luar. Kita harus cepat juga cari mount A-Rank. Kerja yang bagus ya, Direktur.”

Moon Hyunah tersenyum hangat ke arah Sorok, matanya penuh harapan. Seperti MKC yang tiba-tiba ambruk jauh lebih awal dari masa lalu, Breaker pun mungkin akan berjalan berbeda dari yang kuingat sebelum regresi. Bahkan punya mount S-Rank saja tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Sekalian kamu sudah ke sini, mampir ke tempatku sebentar? Kamu bawa pie, aku minimal harus menyuguhi teh.”

“Oh iya, sebelum lupa, ini.”

Moon Hyunah menyerahkan portable mini-portal key dan satu set kunci.

“Kamu masih belum ganti portal key-mu ya?”

“Aku sudah ganti pintu dalam. Tapi asosiasi anehnya keras kepala soal portal utamanya.”

Bahkan Seong Hyunjae bilang dia baru akan mempertimbangkan kalau asosiasi menyetujui dulu. Hanshin juga begitu.

“Ya, mungkin karena situasinya sedang rumit belakangan ini.”

Moon Hyunah berjalan di depan sambil berkata. Langkahnya panjang dan ringan, tapi tidak terlalu cepat—dia sengaja menyesuaikan denganku.

“Setelah MKC ambruk, Yeouido jadi kosong. Asosiasi sekarang panik mencari siapa yang akan menempatinya.”

MKC Guild berbasis di Yeouido. Breaker dekat Blue House, Hanshin di antara Seoul Station dan City Hall, Haeyeon di Gangnam antara Asosiasi Hunter dan pengadilan, dan Sesung… entah kenapa di dekat National Cemetery.

“Mereka menyarankan Haeyeon atau Breeding Facility pindah ke Yeouido. Meskipun bukan guild, Breeding Facility punya pengaruh besar. Ada hunter S-Rank, monster, dan banyak hunter high-rank. Sudah sangat signifikan.”

“Team Leader Seok bilang abaikan saja. Katanya mereka juga nggak akan danai pindahannya.”

Bangunan Breeding Facility dan markas Haeyeon pun tidak murah. Dan Haeyeon baru memulai proyek ekspansi.

“Benar, tapi mereka hanya butuh alasan untuk menyulitkan kita. Sama seperti urusan portal key.”

Jadi ini cuma birokrasi rewel, ya. Meski kepemimpinan asosiasi sudah berubah, tetap tidak bisa mengabaikan tekanan dari luar, seperti saat ranking match A-Rank. Makanya mereka menolak permintaanku.

“Mungkin kita harus ganggu Sesung saja.”

“Kalau itu memungkinkan, Sesung sudah pindah ke Yeouido dari dulu. Dulu ada negosiasi gila-gilaan soal lokasi Sesung—politisi, chaebol, semua ikut campur. Katanya alasan dia akhirnya tinggal dekat National Cemetery itu karena dia muak. Semua orang membanggakan diri bilang mereka harus melindungi seseorang sepenting dia.”

Jadi intinya, kalau mau dianggap layak dilindungi, harus cukup penting sampai layak dimakamkan di National Cemetery? Siapa tahu. Tapi Seong Hyunjae memang bukan tipe yang mau dipindah seenaknya.

“Sebenarnya, tidak perlu memaksa guild dengan hunter S-Rank pindah. Dungeon tetap bisa break meski hunter S-Rank tidak ada. Dan semua orang punya helikopter sekarang.”

“Meski begitu, gedungnya tidak bisa dibiarkan kosong, jadi aku rekomendasikan Woods Guild—yang baru merger dengan Water Spray Guild. Tapi para idiot itu bilang tidak bisa percaya guild leader perempuan, walaupun itu guild A-Rank. Bisa percaya?! Sudah tiga tahun dunia berubah, otak mereka masih busuk begitu!”

Moon Hyunah mengomel penuh kekesalan. Woods dan Water Spray adalah guild yang dipimpin juara satu dan tiga ranking match A-Rank terakhir. Mereka bergabung untuk menargetkan hak pengelolaan dungeon S-Rank.

“Dengan juara satu dan tiga bergabung, mereka jauh lebih andal daripada guild A-Rank lainnya. Alasan itu benar-benar mengada-ada.”

Seorang hunter yang berjaga di dekat mini-portal menyapa Moon Hyunah dengan anggukan saat kami lewat. Begitu memasuki rumah, Peace langsung datang melompat gembira dengan ekor bergoyang.

— Kyaaaow!

“Iya iya, Peace. Chirp sama Belare di mana?”

Mencurigakan sekali mereka tidak muncul menyambutku. Peace memiringkan kepala, lalu berjalan duluan. Dia berhenti di depan pintu dapur dan duduk sambil menatapku.

“Belare!”

Kunci pintu dapur sudah meleleh terkena racun. Ada lubang besar dan bulat di tempat kunci dulu berada. Dari bentuknya, tampaknya mereka berniat membuka pintunya, tapi menyerah dan langsung melubanginya.

“Chirp, kamu suruh Belare melakukan ini?”

Aku membuka pintu dan melihat sebuah botol kecil terguling di atas meja makan. Tutupnya juga meleleh terkena racun, dan isinya habis. Harusnya aku tahu lebih baik daripada meninggalkan botol mana stone di dapur.

Di mana dua biang kerok itu bersembunyi?

“…Chirp, Ayah pergi nih!”

— Chirp!

Chirp turun dari atas kulkas dan mendarat di meja makan. Cara dia berdiri kikuk sambil menatap botol mana stone itu benar-benar seperti pelakunya. Meski akhir-akhir ini Glutton Chirp makin pintar, aku masih belum yakin apakah ini akting atau bersalah sungguhan.

“Dan Belare di mana?”

— Chirp-chirp.

Chirp menunjuk microwave dengan salah satu sayap kecilnya.

“Anak pintar. Kamu layak dapat hadiah.”

Aku tersenyum lebar dan mengeluarkan mana stone dari inventory. Chirp berbunyi riang dan berlari kecil ke arahku. Ya, jelas dia pelakunya.

“Ayah kan bilang jangan masuk dapur sendirian, kan?”

— Chirp.

“Dan Ayah bilang racun itu berbahaya! Kamu tidak boleh suruh Belare pakai racun, mengerti? Racun itu dilarang!”

Aku mengangkat Chirp dan memeriksanya untuk memastikan tidak terluka. Sementara itu, Belare mengintip dari belakang microwave. Saat mata kami bertemu, dia merayap keluar dan mengibaskan ekornya, mirip Peace.

“Belare, Ayah bilang jangan pakai racun tanpa izin, kan?”

— Ssss.

“Sini.”

Kuharap mereka tidak mengoleskan racun di tempat lain. Aku membersihkan meja dan pintu dengan tangan dulu, lalu menyekanya dengan tisu basah. Moon Hyunah, yang menyaksikan semuanya dari pintu dapur, menggeleng sambil tersenyum kecil.

“Repot juga ya, Monster Dad?”

“Biasanya mereka baik… tapi hari ini kenapa harus bikin masalah.”

Aku serius, berhenti tertawa, Hyunah…

Aku menata apple pie di piring, membawa jus ke ruang tamu, dan duduk. Pie-nya enak sekali. Yerim dan Soyeong selalu berhasil menemukan camilan enak tiap datang.

“Kalau tidak merepotkan, bisakah kamu cerita lebih banyak soal Breaker Guild?”

“Guild kami?”

“Iya. Aku dengar terhubung ke banyak tempat.”

“‘Terhubung ke banyak tempat’, ya.”

Moon Hyunah tersenyum licik, mengetuk piringnya dengan garpu.

“Mau lihat sendiri?”

“Hari ini?”

“Oh, tapi beberapa fasilitas hanya untuk perempuan. Kamu harus berdandan jadi perempuan untuk masuk.”

“…Aku lewat.”

“Bercanda. Kecuali sauna.”

Moon Hyunah menelan potongan pie terakhir, berdiri, dan merenggangkan tubuh.

“Aku kasih tur yang benar. Ikut aku, Direktur Han.”

Chapter 199 - Breaker Guild (3)

“Ada baiknya kalian tidak bikin masalah lagi. Kalian berdua harus bersikap baik. Dan Belare, terutama kamu—jangan pakai racun.”

— Chirp.

— Ssss.

Aku tidak yakin apakah mereka benar-benar mengerti, tapi setidaknya mereka merespons. Demi keamanan, sebenarnya lebih aman jika Belare dimasukkan ke kandang, tapi mereka berdua terlalu lengket satu sama lain, jadi memisahkan mereka terasa tidak tepat. Biasanya burung dan ular adalah musuh alami, tapi entah kenapa, mereka akur. Lebih tepatnya, Chirp mendominasi Belare.

…Liette tidak akan marah besar, kan? Walaupun, jujur saja, anaknya sendiri yang menyerang duluan.

“Peace, kalau terjadi hal aneh, tolong cegah mereka, ya? Aku mengandalkanmu.”

— Kyang!

“Kamu ingat di mana obat penawar, kan?”

Peace berjalan ke laci, membuka dengan kakinya, lalu menoleh padaku. Benar-benar Peace—pintar sekali. Meskipun kontrol racun Belare bagus, aku tetap menyediakan obat penawar untuk berjaga-jaga. Memang tidak cukup kuat untuk menetralkan racun A-Rank sepenuhnya, tapi dengan stats Peace, ini sudah memadai.

Masalah sebenarnya adalah Chirp.

‘…Aneh juga, dia tidak pernah keracunan.’

Hari ini saja dia masuk lewat lubang pintu dapur yang jelas sudah terkena racun, tapi dia baik-baik saja. Begitu juga dengan botol mana stone. Apa mungkin dia punya skill poison resistance tingkat A-Rank atau lebih tinggi?

‘Mengingat dia bisa teleportasi, tidak aneh kalau punya skill lain.’

Aku tidak keberatan kalau memang begitu. Tapi tetap harus dirahasiakan dari para brengsek kecil itu. Lihat saja reaksi mereka soal ubur-ubur waktu itu—kalau ada hal aneh, mereka akan mencoba mencederainya sambil menyebut itu bug.

“Aku akan pergi sebentar, jadi kalian bertiga tolong bersikap baik.”

“Kenapa tidak pasang kamera pengawas hewan peliharaan saja?”

Saat aku hendak pergi, Moon Hyunah menyarankan itu.

“Tidak efektif. Belare itu ular, dan Chirp terbang ke mana-mana.”

Kalau aku tidak menempel kamera di seluruh langit-langit dan sudut tanpa celah, yang terekam hanya ruangan kosong. Atau Peace yang tidur.

“Dan kalau kameranya bergerak, mereka serang. Jadi aku hanya memasang kamera statis di ruang tamu, tempat monster-monster itu sering berkumpul.”

Aku memang sudah mengajari mereka untuk tidak menghancurkan barang-barang yang sudah terpasang, tapi benda baru—seperti robot vacuum—langsung dihancurkan. Aku sudah lupa berapa robot vacuum yang rusak, tapi aku tetap beli baru karena bulu Peace.

“Nih, lint roller. Bulu-bulunya nempel semua di kaus kaki.”

Saat aku keluar, aku mengirim pesan pada Yuhyun bahwa aku sedang pergi ke Breaker Guild bersama Hunter Moon Hyunah. Tidak lama kemudian dia menelepon, menanyakan apakah dia perlu ikut.

“Kamu harus bersiap untuk masuk dungeon, ‘kan? Bukannya kamu bilang ada dungeon S-Rank yang harus kamu selesaikan?”

[Hanya Peace dan aku lagi, jadi tidak banyak yang harus dipersiapkan─]

“LAGI?!!”

Anak kurang ajar satu ini! Refleks aku membentak, dan Yuhyun langsung melunakkan suaranya, seolah menenangkanku.

[Ini hanya pemeriksaan awal sebelum perombakan tim. Dungeon mudah, jadi jangan khawatir.]

“Masih lebih baik kalau kamu tunggu sampai kita balik dari Jepang.”

Dengan stamina potion, tim raid kecil sekali pun akan jauh lebih aman. Tetap saja, komposisi tim yang benar itu penting. Setelah beberapa menit mencoba meyakinkan dia, aku menutup telepon.

“Kamu benar-benar lucu sekali, tahu. Jepang—itu dungeon yang sedang diutak-atik Sesung, bukan?”

“Iya. Kamu sudah dengar rupanya.”

“Mereka bilang itu dungeon bagus untuk mencari mount A-Rank. Jadi, rencananya apa?”

Setelah sedikit ragu, aku memberitahunya. Lagipula, aku harus melapor ke Asosiasi juga.

“Kami putuskan pemenang duel antar hunter S-Rank akan mengambil semuanya. Yerim yang akan maju.”

“Yerim? Kapan? Aku mau nonton kali ini.”

Moon Hyunah memang menyesal tidak bisa menonton ranking match A-Rank. Aku bilang jadwalnya belum ditentukan saat kami menuju parkiran. Saat itu Noah mendarat tidak jauh, menatap Moon Hyunah dengan gugup sebelum menyapaku.

“Selamat jalan.”

Dia terlihat sangat gelisah sampai aku bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi. Moon Hyunah tersenyum dan menjawab untuknya.

“Aku bilang kalau aku menangkap dia, aku akan ajak dia naik.”

“Jangan ganggu anak itu.”

“Itu barter, bukan gangguan.”

Entah barter macam apa itu. Yang jelas, Noah memang populer. Menjadi naga pasti berpengaruh. Tapi tetap saja—Noah itu orang.

Seperti biasa, Moon Hyunah tidak memakai sabuk pengaman. Tentu saja, aku memakainya. Walaupun sedikit tegang—mengingat dia di medan perang seperti lancer, mirip Dragon Rider Kang Soyeong—mobilnya bergerak sangat mulus. Bahkan patuh rambu lalu lintas.

“Aku dengar kamu cukup populer di kalangan hunter, terutama hunter perempuan.”

Walau reputasinya terdengar mirip Yuhyun dan Seong Hyunjae dulu—sama-sama dianggap berbahaya—Moon Hyunah tampak sangat disukai. Yah, dulu Yuhyun masih remaja labil.

“Yerim dan Soyeong bilang hal bagus soal aku?”

“Tanpa bertanya pun kelihatan kalian dekat. Dan kamu kelihatannya menjaga mereka dengan baik.”

“Yah, aku juga sudah melalui banyak hal.”

Mobil berbelok mulus, dan Moon Hyunah melanjutkan.

“Meski dungeon muncul dan para Awakener ada, tidak ada yang berubah. Umur, gender, ras—semua itu masih jadi beban. Kamu sendiri sering diremehkan karena umurmu, kan? Kamu laki-laki, masih mending. Bayangkan jadi gadis di bawah umur tanpa wali. Habis sudah.”

Mendengarnya saja bikin merinding.

“Bahkan Seong Hyunjae pasti sering dipanggil ‘anak kecil’. Meskipun dia terlihat tenang, waktu itu orang hilang saat dungeon break itu umum. Siapa tahu apa yang dia alami.”

“Memikirkannya saja sudah menyeramkan. Waktu itu memang mudah sekali menghilangkan seseorang. Bahkan sekarang, kalau hunter mati? Tinggal bilang ‘wafat saat raid’.”

“Aku dan teman-teman termasuk gelombang awal Awakener. Kamu pernah dengar? Yang kami bangun bersama-sama itu.”

“Iya, aku pernah dengar ada grup seperti itu.”

Waktu itu sampai muncul di berita—tim atlet perempuan profesional, semuanya terbangun sekaligus. Hanya Moon Hyunah yang S-Rank, tapi banyak A dan B, paling rendah C-Rank. Tidak aneh, mengingat mereka atlet tingkat dunia.

“Itu keberuntungan kami. Kalau terbangun terpisah, kami sudah tercerai-berai. Saat kami tetap bersama, membuat guild jadi lebih mudah, tapi diakui? Itu lain ceritanya. Tidak ada yang mau menganggap kami serius.”

Moon Hyunah mengernyit kecil.

“Pada akhirnya kami menerima sponsor. Kalau aku sendirian, mungkin aku akan hancurkan semuanya sampai mereka mengaku. Tapi ini bukan hanya tentang aku. Aku tidak menyesal… tapi ya, kadang terasa pahit.”

Dia tersenyum.

“Itulah kenapa aku suka membantu orang lain. Bukan cuma anggota guildku. Tidak susah, toh.”

Dia menambahkan bahwa dia senang Yerim berjalan di jalur yang baik.

“Aku agak khawatir waktu dengar Haeyeon mengambil S-Rank muda tanpa orang tua. Situasi ideal untuk dieksploitasi.”

Benar juga—dia memang mencurigai aku dari awal. Waktu itu aku kesal.

“Memang aku tidak mengira kamu tipe seperti itu. Tapi kita tidak pernah tahu. Untung Monster Dad ini menjaga dia dengan baik, jadi aku bisa tenang.”

“Aku juga senang kamu ada, Hyunah. Jujur, aku cuma pernah merawat adikku. Sekarang pun aku kadang takut apakah aku melakukan yang benar.”

“Kalau mau tanya sesuatu, tanya saja kapan pun.”

“Terima kasih.”

Mobil melintasi Jembatan Banpo, Sungai Han terlihat dari jendela. Saat ini hanya dungeon low-rank yang muncul di bawah sana, tapi suatu hari dungeon S-Rank juga akan muncul. Waktu itu, salah satunya bahkan pernah break. Kalau sekarang ada Yerim, itu tidak akan terjadi.

“Aku dengar mayoritas hunter Breaker itu perempuan.”

“Oh, itu? Tidak disengaja. Karena tim awal kami perempuan semua, otomatis manajemen juga begitu. Jadinya hunter pria menjauh, hunter wanita ingin masuk. Lucu ya? Di dalam dungeon, umur dan gender sama sekali tidak penting. Korea agak lebih baik soal ras dan kelas sosial, tapi tetap saja… healer Sesung itu orang India, kan? Aku dengar dia diperbudak karena kasta rendah, dan keluarganya disandera.”

“Aku dengar banyak kasus perdagangan Awakener. Aku sendiri pernah hampir masuk daftar itu.”

“Kamu beruntung punya latar belakang kuat, Direktur Han. Kalau stats-mu F-Rank tapi skill-mu bagus, kamu sudah ‘menghilang’ sejak lama.”

Tanpa regresi, aku mungkin akan memamerkan skill pemeliharaan monster tanpa berpikir panjang. Kalau beruntung, ditindas salah satu guild besar. Kalau tidak, dijual ke luar negeri.

Bahkan di timeline sebelumnya, ada banyak orang gelap mendekatiku hanya karena aku kakak S-Rank hunter. Beberapa murni penasaran sekalipun tidak ada keuntungan. …Tidak usah mengingat hal buruk.

Percakapan beralih ke Jepang, lalu ke Cina. Aku bertanya apakah mungkin membuat jaringan lewat Yun Yun, tapi Moon Hyunah berkata pengawasan semakin ketat.

“Ada rumor tentang kelompok Awakener anti-pemerintah, tapi aku tidak tahu detailnya. Kalau ada yang tahu, itu pasti Seong Hyunjae.”

Dia lagi.

“…Sebenarnya Guild Leader Sesung itu siapa sih sebelum awakening?”

“Yang jelas, dia punya koneksi sejak dulu. Di pesta ulang tahun pertamanya saja, hunter kelas atas dari luar negeri datang. Bahkan Evelyn—yang baru masuk Sesung—sudah kenal dia sejak dulu.”

“Ulang tahun pertamanya? Maksudnya apa?”

“Jadi kamu sudah kenal Hunter Evelyn juga?”

“Iya. Jangan terlalu dekat dengan ular. Mereka suka menggigit.”

Moon Hyunah mengerutkan alis. Sepertinya rumor permusuhan mereka memang benar.

“Kamu tidak terlalu suka dia ya.”

“Kepribadian kami bertentangan. Nada bicaranya juga menyebalkan. Aku suka hunter jarak jauh, tapi kalau dia yang menembak dari belakang… aku benci.”

Sepertinya semua tentang Evelyn membuatnya kesal.

Kami masuk ke parkiran Breaker. Bahkan sebelum mobil berhenti, seorang hunter perempuan mendekat. Saat Moon Hyunah turun dari mobil, dia berkata:

“Ada apa?”

“Guild Leader Lee Hyoyeon dari Woods Guild sudah datang. Dia tiba beberapa saat lalu.”

“Begitu ya?”

Moon Hyunah menoleh padaku.

“Bagaimana, Direktur Han? Mau bertemu dia?”

“Boleh aku ikut?”

“Tentu. Dia pasti senang bertemu kamu. Meninggalkan kesan baik itu selalu bagus.”

“Dia sudah memberikan kesan luar biasa waktu ranking match.”

Sebagai pemenang ranking match, Lee Hyoyeon memang sangat mengesankan. Moon Hyunah berjalan lebih dulu.

Saat melewati area keamanan menuju ruang tamu, beberapa hunter menyapa dengan ramah dan penasaran. Ada yang bertanya kenapa aku tidak membawa Chirp atau Peace, ada yang bercanda minta aku upload lebih banyak foto Rok.

Begitu masuk ruang tamu, seorang hunter perempuan berdiri menyambut kami. Hunter Lee Hyoyeon—hunter jarak dekat dengan rambut panjang yang diikat ponytail tinggi. Aku tidak memperhatikan saat ranking match, tapi sepertinya dia punya skill terkait rambut.

“Selamat datang, Guild Leader Breaker. Senang bertemu dengan Anda, Hunter Han Yujin.”

“Maaf membuatmu menunggu, Guild Leader Woods. Aku membawa Direktur Han Yujin—semoga tidak apa-apa?”

“Tidak masalah sama sekali.”

Lee Hyoyeon tersenyum nakal, lalu melihat ke arahku.

“Terima kasih sudah mengadakan ranking match. Negosiasi kami dengan Asosiasi jadi jauh lebih mudah.”

“Oh, tidak, aku tidak melakukan banyak.”

Memang aku pemicunya, tapi Seong Hyunjae yang menjalankan semuanya. Masih, bagus kalau itu membantu A-Rank guild.

“Jadi, apa keperluanmu hari ini? Soal pindah ke Yeouido?”

“Ya. Tapi Woods Guild tidak akan pindah ke Yeouido.”

Jawabannya tegas, membuat Moon Hyunah mengangkat alis.

“Pindah ke Yeouido itu banyak untungnya. Demi keamanan mereka sendiri, pasti mereka akan dukung habis-habisan. Woods memang bukan kurang, tapi S-Rank guild pernah ada di sana. Mereka pasti akan menyiram dana supaya kalian menutup kekosongan itu. Nilai nama kalian juga naik.”

Mereka tidak mau membiayai Haeyeon atau Breeding Facility, tapi untuk A-Rank guild mereka pasti berlinang kekhawatiran dan uang. Menyebalkan.

“Aku tahu. Tapi kami memutuskan pindah ke Daejeon.”

“Daejeon?”

“Ya. Itu juga kampung halaman Wakil Guild Leader Park Bora. Kami meminta hak pengelolaan dungeon S-Rank yang sebelumnya ditangani MKC di Daejeon.”

Dungeon biasanya muncul sesuai kepadatan populasi. Jadi daerah rural punya sedikit dungeon—levelnya juga rendah. Hong Kong runtuh cepat karena padat—banyak dungeon level tinggi, tapi hunter-nya dibajak Cina.

Karena itu, pemerintah ingin desentralisasi. Tapi S-Rank hunter berkumpul di Seoul—sulit.

“Tujuan akhir kami adalah mengelola semua dungeon S-Rank di sekitar Daejeon.”

Wajahnya penuh keyakinan.

“Dibanding Busan atau Daegu, Daejeon tidak punya guild menengah yang solid. Dungeon level tinggi biasanya ditangani guild Seoul. Kami ingin mulai dari awal dan membangun fondasi kami di sana.”

“Kamu yakin? Tidak akan mudah. Fasilitas hunter juga kurang.”

“Ada senior yang memulai dari nol juga, kan.”

Lee Hyoyeon menatap Moon Hyunah, yang tertawa kecil.

“Baiklah. Kalau butuh bantuan, bilang saja.”

“Aku akan berusaha tidak butuh.”

“Lalu, siapa yang akan pindah ke Yeouido?”

Moon Hyunah bergumam, dan aku menyahut:

“Bukankah bisa dibiarkan kosong dulu?”

“Kosong?”

“Iya. Tidak mendesak, kan? Seoul sudah punya banyak guild besar. Yeouido juga dekat—naik helikopter sebentar. Tidak perlu paksa guild lain pindah. Orang-orang tinggal di sana juga.”

Kalau guild baru, bagus. Tapi menyeret guild mapan? Konyol.

“Buat mereka menunggu. Sampai mereka tidak bisa pilih-pilih lagi.”

“Bagaimana caranya?”

Mata Lee Hyoyeon bersinar. Sepertinya dia kesal karena ditolak.

“Mudah. Cukup buat seolah Breeding Facility dan Haeyeon sedang mempertimbangkan pindah. Kalau bisa, tarik Sesung juga. Efeknya luar biasa.”

Moon Hyunah meledak tertawa, tampak puas.

“Sayang Breaker tidak bisa ikut campur. Tapi ide itu bagus—biarkan politikus itu gelisah, beri waktu untuk cari guild baru yang layak.”

“Lokasinya memang bagus, seperti yang kamu bilang.”

“Betul! Aku harus mulai cari guild baru yang menjanjikan.”

Sebelum pergi, aku dan Lee Hyoyeon bertukar kartu nama. Dia bilang bakal bagus kalau Woods bisa dapat mount juga suatu hari، dan meminta dukunganku.

“Secara pribadi, menurutku pindah ke Yeouido juga tidak buruk,” gumamku pelan saat pintu tertutup. Kalau kami menunda sedikit, mereka mungkin berubah pikiran.

“Berdiri tanpa bergantung pada kekuatan luar punya keuntungannya sendiri. Kalau kamu menerima sesuatu, suatu hari kamu harus mengembalikan.”

Nada Moon Hyunah terdengar pahit. Breaker pasti salah satu guild yang terikat pada kekuatan luar. Tiga tahun… pasti jaringannya sangat dalam. Bisakah mereka lepas sepenuhnya? Kali ini?

“Hyunah.”

Aku sendiri belum benar-benar berdiri sendiri. Bisakah aku membantu? Meski ragu, aku membuka mulut.

Chapter 200 - Breaker Guild (4)

“Kau pernah bilang bahwa Breaker dan MKC itu pada dasarnya guild boneka, bukan?”

“Benar. Itulah sebabnya MKC runtuh begitu mudah ketika guild leader mereka hilang. Setidaknya Sudam masih bisa bertahan karena wakil guild leader mereka yang mengambil alih. Tapi MKC itu praktis sudah di ambang pembubaran. Dengan hilangnya guild leader, mana mungkin para hunter berperingkat tinggi yang masih muda mau menerima sekelompok orang tua non-Awakener yang mencoba memerintah mereka?”

Tidak mungkin mereka mau menerimanya. Terlebih lagi kehilangan seorang hunter S-Rank saja sudah membuat peringkat guild merosot. Jika orang-orang yang bahkan belum pernah masuk dungeon mulai ikut campur, berapa banyak hunter yang mau tetap tinggal?

“Bahkan dengan penalti untuk memutus kontrak, lebih baik pergi. Apalagi sekarang Haeyeon sedang membentuk dua tim S-Rank baru, dan Sesung sedang merekrut untuk tim S-Rank baru mereka. Hunter A-Rank yang cukup kuat pun bisa membuat guild sendiri. Siapa yang mau tetap tinggal di MKC dalam kondisi begini?”

Sebagian besar kontrak hunter terikat langsung pada guild leader, sehingga lebih mudah untuk memutus kontrak jika guild leader hilang. Moon Hyunah terkekeh, mengatakan bahwa investor MKC bahkan telah mendekati Yerim, Noah, dan Liette karena putus asa.

“Kalau Liette yang mengambil alih jadi guild leader, pasti akan jadi tontonan luar biasa. Maaf untuk Chief Song, tentu saja.”

“Itu akan benar-benar bencana.”

Dengan lokasi guild itu, mungkin gedung Majelis Nasional juga ikut hancur. Seekor naga hitam raksasa muncul di Yeouido, Chief Song begadang tanpa henti… ya, Liette pasti tidak akan bertahan sehari pun dalam posisi itu dengan temperamennya.

“Bagaimana denganmu, Hyunah? Apa pendapatmu tentang keadaan Breaker saat ini?”

Atas pertanyaanku, Moon Hyunah duduk di tepi meja dan memberi isyarat agar aku duduk juga. Alih-alih meja, aku memilih kursi.

“Apa pendapatku? Aku hanya menunggu kontraknya berakhir. Kontraknya lima tahun.”

Masuk akal. Tidak mungkin dia setuju terikat seumur hidup. Moon Hyunah mengayunkan satu kaki sambil melanjutkan.

“Sisanya kurang dari setengah masa kontrak, dan syarat-syaratnya tidak buruk. Dulu, kita tidak tahu banyak tentang item. Fakta bahwa mana stone bisa digunakan sebagai sumber energi ditemukan dengan sangat cepat. Jadi kontraknya menetapkan pembagian mana stone 50-50, sementara semua item menjadi milik penuh tim raid.”

Setelah dipikir, nilai mana stone memang cepat diketahui setelah munculnya dungeon. Tidak ada informasi siapa yang pertama kali menemukannya. Apa itu ulah para atasan brengsek itu? Tanpa sistem imbalan yang menggoda, tidak mungkin struktur hunter dan guild bisa terbentuk secepat itu.

“Tentu saja, begitu nilai item meningkat, mereka langsung mengamuk. Tapi mau bagaimana? Kalau mereka tidak suka, seharusnya mereka bisa membersihkan dungeon sendiri.”

“Hanya duduk nyaman dan untung dari mana stone saja sudah lebih dari cukup. Pastinya ada klausul keselamatan juga.”

“Tentu ada! Jika dungeon break, para anggota guild berperingkat tinggi wajib merespons terlebih dahulu. Gedung guild juga dapat digunakan sebagai tempat evakuasi. Mereka bahkan mencoba membuat hunter menjadi bodyguard untuk liburan luar negeri mereka, tapi kami hentikan karena kontrak hanya berlaku untuk operasi domestik.”

Ia menjelaskan bahwa bahan sampingan dari dungeon yang memerlukan pemrosesan dibagi dengan syarat guild menangani pengelolaan dan pembuangannya.

Mungkin karena kontraknya dibuat sebelum banyak hal tentang dungeon diketahui, syarat-syaratnya terasa cukup masuk akal. Walaupun ada gangguan kecil seperti permintaan kerja sama atau pencitraan, manajemen hunter sepenuhnya ada di tangan guild leader dan para anggota pendiri.

“Dengan syarat begitu, tidak terdengar seperti kau adalah pemimpin boneka.”

“Yah, aku tidak memiliki banyak saham guild. Wewenangku terbatas pada raid dungeon. Memang, raid adalah inti dari guild hunter, tapi kalau aku pergi, aku bahkan tidak bisa memakai nama Breaker lagi.”

Sisa kontraknya sekitar dua tahun lebih sedikit. Tapi dalam hidupku sebelumnya, Breaker tidak pernah menjadi independen. Aku tidak tahu detail lengkapnya, tapi tampaknya mereka tidak bisa mengakhiri kontrak dengan baik. Mengingat guild itu runtuh segera setelahnya, syarat-syarat kontraknya pasti memburuk.

“Kau pikir mereka akan membiarkan kontrak itu berakhir begitu saja? Mereka bahkan mungkin mencoba merundingkan ulang, termasuk mengambil bagian dari hak item.”

“Itu tidak akan mudah. Tapi kalau keadaan memaksa, aku tinggal mengganti nama guild. Kami cukup mapan sekarang untuk memulai dari awal jika diperlukan.”

Moon Hyunah berbicara ringan. Dia mungkin bisa lepas dan bangkit lagi dengan cepat kali ini. Tapi di masa lalu…

‘…Apakah itu karena kontroversi Awakening Center?’

Pernah ada masa ketika banyak hunter berperingkat rendah yang menjalani kebangkitan paksa meninggal, menyebabkan kemarahan publik terhadap hunter berperingkat tinggi, terutama para guild leader. Haeyeon menderita parah saat itu, dan aku pun sempat terlibat.

Untuk guild yang terikat dengan perusahaan seperti Breaker atau MKC, pengaruh guild leader pasti melemah setelah kontroversi itu. Renegosiasi kontrak Breaker mungkin memiliki faktor lain juga, tapi skandal Awakening Center pasti berperan besar.

‘Tapi hal itu tidak akan terjadi kali ini.’

Awakening Center sedang dibangun ulang dengan rencana sistem baru. Pimpinan baru memutuskan untuk tidak memaksa kebangkitan lagi. Jika semuanya lancar, Breaker mungkin benar-benar bisa mengakhiri kontrak secara damai dan berdiri sendiri.

“Meski begitu, kau tidak pernah tahu bagaimana mereka mungkin mencoba menahanmu, jadi lebih baik bersiap lebih awal. Idealnya, Breaker bisa mengambil alih posisi mereka sepenuhnya dan membalikkan keadaan.”

Moon Hyunah mengangguk, ekspresinya menunjukkan dia sudah memikirkan hal yang sama.

“Itu benar. Kalau bisa, kami akan mengambil semuanya. Tidak ada gunanya melakukan setengah-setengah.”

“Sayang sekali kalau membuang gedung yang sudah mapan, fasilitas, dan koneksi lainnya.”

Mendengar itu, Moon Hyunah mencondongkan tubuh ke depan, menyandarkan dagu pada tangannya. Bahkan sambil membungkuk, dia tetap terlihat tinggi—mungkin karena dia menatap ke bawah padaku dari posisi itu.

“Gedung dan fasilitas guild sebenarnya bukan milik guild. Semuanya disediakan para investor. Tentu saja, aku punya dana untuk membeli semuanya, tapi masalahnya mereka tidak akan mau menjual.”

“Bagaimana dengan staf biasa?”

“Aku hanya mengurus para hunter, seperti yang kukatakan.”

Itu masalah lain. Tidak ada cara untuk benar-benar memutus hubungan? Aku tidak tahu banyak tentang hal-hal seperti ini, dan pengetahuanku terbatas, jadi kecil kemungkinan aku bisa memikirkan ide brilian.

Tetap saja, aku mencoba berpikir.

“Tidak bisakah kau menyingkirkan mereka diam-diam atau memeras mereka?”

“Kau cukup agresif juga, Direktur Han.”

“Breaker terikat dengan tiga perusahaan besar di permukaan, bukan?”

“Ada beberapa politisi juga. Dan beberapa pejabat tinggi. Kudengar mereka berencana bergabung sebagai anggota dewan setelah pensiun.”

Para bajingan dewan itu. Adakah cara legal untuk menyingkirkan mereka? Mungkin tidak. Butuh sedikit ilegalitas. Sambil aku memikirkannya, Moon Hyunah menatapku dan tersenyum.

“Kau benar-benar memikirkan ini dengan serius. Padahal ini bahkan bukan masalahmu.”

“Yah, ini tidak sepenuhnya tidak ada hubungannya denganku, bukan?”

“Tapi bukankah kau sudah cukup sibuk mengurus Breeding Facility-mu sendiri?”

“Benar, aku memang sibuk.”

Tapi Breeding Facility tidak dalam bahaya runtuh atau terancam. Bahkan jika ada hambatan dalam upaya independen, fasilitas berada atas namaku, dan campur tangan dari guild lain bersifat jangka pendek, membuatnya lebih mudah berdiri sendiri. Lebih mudah mencabut sesuatu yang dangkal daripada yang berakar dalam.

“Aku hanya berharap Breaker Guild, dan kau, Guild Leader Moon, bisa tetap stabil dan bertahan lama.”

“Itu perasaan pribadi? Atau ada alasan lain?”

“Keduanya.”

Awalnya, aku pikir Haeyeon bisa mengambil alih semuanya seperti sebelumnya. Dengan seorang hunter S-Rank seperti Moon Hyunah, aku pikir itu cukup untuk menariknya. Tapi itu pandangan dangkal yang hanya fokus pada para hunter.

Tentu, hunter S-Rank tetap sangat penting, dan itu tidak akan pernah berubah. Namun tiga tahun yang dihabiskan Moon Hyunah membangun guildnya dan seluruh jaringannya sangat berharga. Tak peduli seberapa hebat seseorang, mereka tidak bisa melakukan semuanya sendirian.

‘Sebagai guild leader, sebenarnya Moon Hyunah luar biasa.’

Adikku juga luar biasa, tapi dia masih muda. Dia belum pandai merawat orang lain. …Seok Gimyeong banyak membantunya. Sebagai seorang hunter, Yuhyun sangat hebat, tapi sebagai pemimpin…

Sementara itu, Moon Hyunah tampaknya memiliki bakat dalam membina dan mengelola hubungan. Fakta bahwa guild leader Woods Guild datang menemuinya langsung membuktikan itu. Aku harus melihat suasana guildnya lebih dekat, tapi objektifnya, Moon Hyunah memang lebih cocok memimpin.

…Yah, anakku masih muda. Bahkan Seong Hyunjae pernah mengatakan bahwa menjalankan guild bukanlah sesuatu yang cocok untuk kepribadian Yuhyun. Ada yang namanya bakat. Tidak semua orang bisa unggul dalam segalanya. Memiliki kekurangan juga membuat seseorang lebih manusiawi dan mudah didekati… Yah, kau mengerti maksudnya.

“Tempat ini tidak disadap, kan?”

“Tentu saja tidak. Ruangan ini tempat kami menerima tamu penting.”

“Jika kita gagal menghentikan dungeon break, dunia akan berakhir.”

Aku menjelaskan, menambahkan konteks dari apa yang diungkapkan para atasan. Jika Moon Hyunah akan tetap menjadi guild leader, dia harus tahu hal-hal ini.

“Tentu saja, dunia berakhir jika semua dungeon break bukanlah hal mengejutkan.”

Moon Hyunah memiringkan kepala sedikit, tidak tampak terlalu terkejut.

“Jadi yang kau maksud adalah kau ingin aku mempertahankan sebanyak mungkin kekuatan Breaker?”

“Ya. Itu jauh lebih menguntungkan. Tentu saja, ini dengan asumsi kau bersedia bekerja sama.”

“Kenapa tidak? Banyak orang yang ingin kulindungi juga. Kebanyakan orang punya keinginan itu. Tapi aku tidak yakin tentang si bajingan Seong Hyunjae.”

Ya, aku juga tidak yakin. Bisa saja dia membangun guildnya demi kenyamanan sendiri—itu memang lebih mudah. Tapi apakah dia benar-benar ingin melindungi dunia? …Tapi dia sudah memutus hubungan dengan Pemujamu, jadi mungkin.

“Jadi, tujuan utamamu menyelamatkan dunia, Direktur Han?”

“Cara kau mengatakannya membuatnya terdengar terlalu agung. Aku hanya membantu, sungguh. Tujuan jangka pendekku adalah stabilisasi domestik.”

Dalam satu tahun, semua guild besar di Korea seharusnya sudah memiliki tunggangan. Blue dan Comet akan selesai tumbuh dalam waktu dekat, memberi kami tiga mount S-Rank, ditambah unicorn-unicorn. Dengan potion stamina, prosesnya bisa dipercepat.

Saat itu, Myungwoo juga akan memproduksi item S-Rank dan yang lebih tinggi secara stabil. Awakening Center akan beroperasi berbeda dari sebelumnya. Jika aku bekerja keras, jumlah individu dengan skill unik akan meningkat. Dan dengan Yuhyun, Yerim, Kim Seonghan, dan Moon Hyunah menerima buff-ku, pertumbuhan mereka akan semakin cepat. Yun Yun juga akan sangat membantu—entah di mana mereka sekarang.

Bagaimanapun, kami akan melampaui level kami sebelum regresi jauh lebih cepat.

“Dan setelah itu…”

Tanpa sadar, aku menyentuhkan tangan ke dadaku.

Hari itu semakin dekat. Penyelesaian monster yang mengandung mana stone L-Rank. Setidaknya SS-Rank. Mungkin SSS-Rank atau lebih tinggi. Kemungkinan besar jenis Venom and Curse Dragon.

Kalau begitu, itu kekuatan dua kali lipat, lalu dua kali lipat lagi.

Tujuh hari bersama L-Rank. Mereka bilang F-Rank seperti aku tidak akan bertahan hidup di dunia ini. Tapi selama tujuh hari itu, saat-saat terakhirku, aku akan bisa pergi mencarinya sendiri.

‘…Akan menyenangkan kalau ternyata itu monster jenis kadal dewasa.’

Jadi aku tidak merasa bersalah. Dragonkin juga tidak apa-apa. Sudah pasti tidak akan muncul dalam bentuk bayi, kan? Dan fragmen Seong Hyunjae tidak akan bisa mengganggunya.

“Untuk saat ini, kurasa semuanya berjalan dengan baik.”

Bahkan dengan keberadaan Filial Duty Addicts yang mencurigakan dan si ubur-ubur itu bersama mereka, mereka tidak bisa banyak mengganggu. Ubur-uburnya sendiri tidak bisa melakukan apa pun tanpa medium.

Jika aku bisa melindungi Korea dengan kokoh, haruskah aku juga… Tidak, apa aku sungguh harus mengurus urusan luar negeri juga? Pasti ada guild leader yang andal di luar negeri. Semoga menjalin kerja sama saja sudah cukup. Tolong, semoga itu cukup.

‘Setiap negara harus mengurus masalahnya sendiri.’

“Kalau memang ada batasan waktu tertentu, mungkin lebih baik memutus hubungan dan memulai dari awal? Aku harus memikirkannya.”

Moon Hyunah turun dari meja dan menepuk bahuku.

“Ayo makan siang! Sup rumput laut sauna guild kami itu enak banget.”

“Bukankah kau bilang pria tidak boleh masuk?”

“Ada bagian terpisah, jadi tidak apa-apa. Pintu masuk langsung ke sauna saja yang dibatasi.”

Ia menarikku sambil berbicara.

“Masih terasa agak tidak nyaman, jadi aku menolak saja. Lebih baik menghindari apa pun yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.”

Dan lagi, masakannya Myungwoo juga luar biasa. Aku tidak gampang tergoda hanya dengan iming-iming makanan.

“Kau ini benar-benar ketat, Direktur Han. Tapi aku benar-benar ingin makan sup rumput laut sekarang.”

Saat kami berbelok di lorong, kami bertemu seseorang yang tampaknya seorang hunter. Wajahnya familiar.

“Ini Choi Gaeun, leader tim A-Rank Breaker. Gaeun, ini Direktur Han Yujin dari Breeding Facility.”

Moon Hyunah memperkenalkanku dengan ceria. Choi Gaeun, hunter A-Rank, kalau ingatanku benar, dia adalah salah satu Awakener pertama yang bangkit bersama Moon Hyunah. Dia mengangguk sedikit, dan aku membalasnya.

“Mau ikut makan siang? Bagaimana kalau sup rumput laut?”

“Meski itu fasilitas eksternal, apa tidak apa-apa?”

Choi Gaeun menatapku saat bertanya. Lihat kan? Aku tahu akan jadi masalah.

“Oh, ini rahasia, tapi sebenarnya Direktur Han itu perempuan.”

“Maaf?”

“Apa?”

Aku dan Choi Gaeun menatap Moon Hyunah tak percaya. Apa yang sedang dia katakan? Dengan wajah iseng, Moon Hyunah meneruskan kebohongan itu tanpa malu.

“Itulah sebabnya dia datang ke guild kami. Untuk konsultasi soal hal-hal tertentu.”

“Ah…”

Choi Gaeun menatapku bingung. Apa dia benar-benar mempertimbangkan hal itu? Jangan bilang dia percaya?

“Masuk akal.”

“Tidak, tidak masuk akal!”

Jangan asal percaya! Saat Moon Hyunah tertawa, aku buru-buru mencoba menjelaskan. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku merasa perlu menjelaskan.

“Aku jelas laki-laki! Lihat saja aku—siapa pun bisa tahu.”

“Dilihat dari postur dan bentuk tulangmu, aku pikir begitu, tapi siapa tahu.”

“Maaf?”

“Bisa saja itu efek skill atau item. Ada skill yang bisa mengubah sedikit ciri fisik, jadi aku mempertimbangkan kemungkinan itu.”

Choi Gaeun berbicara serius. Kedengarannya cukup masuk akal sehingga aku tanpa sadar mengangguk.

“Memang mungkin ada skill atau item begitu, tapi aku sudah laki-laki sejak lahir.”

“Begitu ya. Maafkan aku.”

“Tidak apa-apa. Guild Leader Moon Hyunah hanya bercanda.”

Bisakah kau berhenti tertawa!? Moon Hyunah menaruh lengannya seenaknya di pundakku.

“Jadi, Direktur Han, ingin makan apa? Aku traktir yang enak!”

“Apa saja yang sederhana. Asal bukan makanan sauna.”

“Kau tidak marah kan?”

“Aku tidak!”

Moon Hyunah, yang berusaha menghiburku, membawaku ke restoran terdekat yang katanya terbaik di sana, dan memang makanannya enak. Setelah makan siang, dia memberiku tur guild Breaker dengan benar.

Salah satu tim sedang berada di dungeon, dan karena itu jam makan siang, tidak banyak orang, tapi suasana guild terasa sangat bagus.

Yang paling mencolok adalah rasa hormat dan kepercayaan yang jelas dari para anggota guild terhadap leader mereka.

Setelah tur Breaker Guild selesai, aku menuju Asosiasi Hunter untuk mengurus urusan dungeon Jepang. Aku tadinya berencana kembali ke Breeding Facility untuk mempersiapkan perjalanan bersama Noah dan mungkin satu hunter A-Rank lagi, tapi Moon Hyunah menawarkan diri mengurus semuanya, jadi aku langsung pergi ke asosiasi.

Di lantai satu dekat meja resepsi, beberapa hunter berkumpul, dan aku melihat Song Taewon di dekat sana. Dia melihatku dengan tenang ketika aku mendekat. Dari luar, dia terlihat baik-baik saja.

“Halo, Chief Song.”

Aku menyapanya ringan, dan dia mengangguk membalas. Dia tampak benar-benar normal. Kenapa Seong Hyunjae membuat masalah besar tentang dia?

 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review