Rabu, 02 Juli 2025

Chapter 326-350

Chapter 326 - Heart of the Black Dragon (1)

Young Chaos. Itu adalah sebuah title yang sudah tidak cocok lagi dengan bentuknya sekarang, tetapi ia menggenggam pedang putih murni di tangannya. Wujud naga hitam yang menggulung tubuhnya terlihat samar-samar. Meski Chaos berdiri tegak dengan bahu dan punggung lebar, dibandingkan dengan naga itu, sosoknya kecil—begitu kecil hingga bisa disebut rapuh. Namun tidak sedetik pun terasa seolah ia sedang ditekan.

Sebaliknya. Tekanan mengerikan dari naga hitam itu justru terasa memantul, seolah menabrak dinding tak terlihat—bahkan mundur. Chaos berdiri seakan sedang jalan-jalan santai, ringan dan rileks, tanpa sedikit pun ketegangan.

“…Yuhyun.”

Aku memiringkan tubuhku, yang sejak tadi melindungi adikku, ke samping. Agar Yuhyun bisa melihat apa yang terjadi di depan kami.

“Perhatikan baik-baik.”

“…Hyung.”

“Kalau sulit menatapnya, pertajam pikiranmu dan rasakan dengan tubuhmu saja. Kekuatan makhluk yang tak lagi dibatasi apa pun, dari luar dunia ini.”

Berbeda denganku, Yuhyun suatu hari nanti bisa mencapai ranah itu. Bahkan jika hanya merasakan sepotong kecil dari kekuatan sejauh itu, itu akan membantunya. Baik dalam kemampuan nyata maupun kesiapan mental. Dia mungkin akan ketakutan dan menciut, tetapi adikku bukan orang lemah. Dan sekalipun dia mundur, aku selalu bisa membantunya berdiri lagi. Kapan saja, sebanyak apa pun dibutuhkan.

Yuhyun, yang tadi bersandar padaku untuk bertahan, meluruskan tubuhnya. Wajahnya hampir kembali normal. Tidak seperti aku, dia bahkan tidak punya fear resistance, tapi masih mampu bertahan—keren juga.

“Kau baik-baik saja, Hyung?”

“Jelas tidak.”

Meski sudah lebih baik, rasanya tetap seperti leherku dicekik. Lebih dari apa pun, ada rasa takut kalau aku akan kehilangan adikku lagi. Aku hanya bertahan karena kalau aku menyerah pada rasa takut, itu adalah akhir.

—Krrrrrr.

Gemeraman mengancam keluar dari tenggorokan naga itu, dan rahangnya terbuka. Secara naluriah, aku menarik Yuhyun lagi ke dalam dekapanku. Lewat taringnya, bahkan lidah hitam legamnya, tenggorokan gelap bak jurang itu terbuka.

Di dalamnya, sebuah badai terbentuk, berputar, membelit—dan dimuntahkan sekaligus.

KWAAAAA—!!

Danau yang beberapa saat lalu masih penuh langsung menguap lenyap seketika. Bahkan uapnya pun tak tersisa—hilang total. Meski serangannya tidak langsung mengenai kami, seluruh tubuhku bergetar. Serangan itu tidak akan membiarkan kami hidup sedetik pun.

Tapi pria yang berdiri di depan kami sama sekali tidak terpengaruh.

Srrrk. Di hadapan napas naga yang melelehkan segala yang disentuhnya, tangan yang memegang pedang putih itu bergerak. Lengan bajunya yang longgar terhembus ke belakang. Seperti menggoyangkan sehelai rumput foxtail di depan anak kucing, gerakan ringan pedang itu bertemu langsung dengan panas yang mengamuk.

GU GU GUUNG—

Udara bergetar seperti ribuan genderang ditabuh serempak. Nafasku tersangkut. Aku menahan dorongan untuk menutup telinga dan memejamkan mata, memaksa mataku tetap terbuka.

Bisakah itu disebut sekadar gerakan sihir? Apa yang kupikir sebagai pemecah gelombang yang berdiri menghadang ombak, berubah menjadi gunung raksasa yang runtuh sekaligus. Satu ayunan menyapu tanah yang hancur dan meleleh, mengeraskannya di tempat.

Saat lengannya bergerak, lagi lengan bajunya mengalir turun mendekati punggung tangannya, dan pedang putih itu berputar dalam lingkaran. Cahaya pucat berlari di sepanjang bilahnya.

“Aku cukup kesulitan menghadapinya waktu itu.”

Ucap Chaos, melangkah ringan ke depan, seolah sedang menari.

“Aku masih muda waktu itu. Tanahnya mendidih panas dan suhunya tidak tertahankan.”

Tapi sekarang. Meski wajahnya tidak terlihat, nadanya jelas mengandung senyum.

“Sekarang ini cuma kadal.”

Chaos lenyap. Sepertinya dia tidak memakai skill apa pun. Mataku saja yang tak mampu mengikuti gerakannya. Dalam kabur dan goyahnya pandanganku, wujud hitam memasuki jangkauan. Kepala raksasa yang tingginya seperti hendak mencapai matahari, menghantam tanah dengan gedebuk! Tanduk patahnya terlempar oleh hentakan itu dan menancap dalam ke tanah.

Kepala naga itu ditebas seketika.

Meski begitu, tubuh naga itu masih bergerak. Seolah dalam kejang terakhir, sayapnya terkembang luas dan hembusan angin luar biasa menerjang kami.

“Ugh!”

Aku cepat melindungi Yuhyun dan membentuk barrier, tetapi itu sama saja seperti menahan badai dengan sehelai daun. Barrier itu hancur saat itu juga, dan Yuhyun membuka protective suit-nya untuk menaungiku. Bahkan dengan lapisan pertahanan bertumpuk, itu tidak mampu menahan hembusan angin. Seolah dihantam keras, kami berdua terlempar dan tergulung bersama. Aku buru-buru memakai healing skill pada adikku.

“Uh… Yuhyun, kau ba—”

KWA-RRRRUNG!

Sebelum aku bahkan bisa menstabilkan tubuhku, tanah kembali bergetar. Langit berkedip seperti puluhan ribu kilat menyambar sekaligus lalu menggelap. Matahari yang barusan terbit kini ditelan bayangan tak berujung. Udara bau terbakar dan darah. Aku merasa seperti warga sipil tak bersenjata yang dijatuhkan ke tengah medan perang.

Dalam pusaran kekuatan yang nyaris tak mampu kami tahan, adikku membantuku berdiri. Protective suit miliknya berkibar dalam angin yang masih mengamuk. Tubuh berlumur darah, tanah, dan rambutnya berantakan—dia terlihat seperti pengungsi, tetapi ekspresinya kembali tenang.

Dengan tatapan mantap, ia menatap melampaui tanah yang hangus dan hancur. Ia menggigit bibir tipis sebelum bicara.

“Ini benar-benar menakutkan.”

“Yuhyun.”

“Aku tidak akan bisa melindungi Hyung dari itu, kan?”

Suaranya tenang dan stabil—bukan suara keputusasaan. Dia tahu betul betapa lemahnya dirinya sekarang, dan tetap saja aku tahu pasti bahwa adikku akan berdiri di depanku sampai akhir.

“…Jangan pernah berpikir kau kurang. Ini cuma soal waktu, soal tahun. Kau sudah cukup kuat, dan suatu hari nanti, kau juga akan mencapai mereka.”

Yuhyun mengangguk kecil. Meski aku bicara begitu, sebenarnya akulah yang merasa terintimidasi. Bukan Yuhyun—aku. Chatterbox tidak mungkin bisa menerobos dengan kekuatan aslinya, tetapi sial. Bicara soal balas dendam ketika Light Minimum dan Heavy ada jauh di atas kami itu tidak tahu diri.

Tanah bergetar keras lagi, dan langit berputar seolah hendak runtuh. Ini bukan seperti gempa biasa—ruang itu sendiri bergetar, dan kami terpelanting kembali ke tanah. Killing intent pekat, tajam hingga menusuk kulit, menyebar—

Lalu, semuanya sunyi.

Langit cerah seolah baru dicuci bersih, dan dari kejauhan terdengar suara air mengalir yang jernih. Tekanan mencekik yang memenuhi dunia ini, juga arus mana besar yang mengguncang segalanya, hilang seluruhnya.

Sudah selesai?

Aku akhirnya menghembus napas yang kutahan selama ini ketika merasakan seseorang mendekat. Seseorang melompati medan yang hancur itu dengan ringan dan mendatangi kami. Tentu, aku pikir itu Young Chaos—

“Hah?”

Ternyata seorang anak. Bentuk sebelumnya lenyap total, dan seperti saat pertama bertemu, ia menyeret jubah longgar di belakangnya. Wajahnya masih mirip Yuhyun saat kecil.

“…Orang itu.”

Yuhyun menoleh padaku setelah melihat Young Chaos.

“Hyung benar-benar suka bagaimana aku terlihat saat kecil, ya?”

Dia bicara seolah sudah pasti Young Chaos mengambil bentuk itu karena aku.

“Bukan begitu, maksudku…”

Aku memang suka, tapi… ya, itu memang lucu. Aneh kalau tidak suka. Saat aku bingung mencari kata, Young Chaos berjalan cepat dan sampai di depan kami. Kupikir aku harus mengucapkan terima kasih dulu, jadi aku membuka mulut—

“Ack!”

Tangan kecil langsung mencubit kupingku dan memutarnya dengan tajam.

“Hyung!”

“AW! Aw, lepaskan—AAAH!”

Padahal cuma cubitan kuping, tapi sakitnya cukup membuat air mataku keluar. Secara naluriah aku memegang lengannya untuk melepaskannya, tapi tidak bergeser sama sekali. Seperti mencengkeram besi padat. Yuhyun terkejut, langsung berusaha membantuku—tapi sebelum sempat menyentuhnya, pedang putih itu, masih dalam sarungnya, menepis tangan Yuhyun.

Young Chaos mengerutkan dahi dan menatapku.

“Kau benar-benar tidak tahu bagaimana menghargai hidupmu.”

“Itu—AAACK—!”

“Hyung! Ugh!”

Saat Yuhyun terus mencoba menghalangi, sarung pedang putih itu menusuk ke samping tubuhnya. Meski tidak meninggalkan memar, Yuhyun meringkuk dan jatuh ke tanah.

“Kau memukul adik orang—ugh—kenapa begitu?!”

“Kau pakai skill tanpa benar-benar mengerti, sambil berpura-pura jadi pelindung.”

“Tidak—ugh, tunggu sebenta—!”

Sakit sekali. Air mata keluar tanpa kusadari. Aku mencoba memakai skill, tapi entah apa yang ia lakukan, manaku tidak bergerak sama sekali. Karena tubuhnya lebih pendek, aku harus menunduk sambil tersiksa tanpa daya.

“…H-Hyung!”

Yuhyun tampak tak tahu harus bagaimana, wajahnya meringis sementara ia mencoba mengangkat tubuhnya meski seperti lumpuh. Ia berteriak, menyuruhnya melepaskanku, tapi Young Chaos tidak menanggapi.

“Kalau itu bukan pedangku, kau bahkan tidak akan bisa masuk ke sini.”

“Aku minta—hik—minta maaf, ack! Argh!”

“Kau tipe yang bakal tetap memakainya apa pun yang terjadi, jadi apa pun yang punya catatan mencurigakan harus dicabut, tanpa pengecualian.”

“B-Baik! Mengerti!”

Setelah aku meminta maaf beberapa kali lagi, akhirnya ia melepas telingaku. Aku terduduk sambil memegang kupingku yang panas, dan Yuhyun langsung bergerak untuk melindungiku sambil menatap tajam ke Young Chaos.

“Kau baik-baik saja? Sakit banget ya?”

“Aku ba—ah. Ugh… Serius, bagaimana bisa cubitan kuping lebih sakit daripada ditusuk?”

Biasanya aku cukup tahan rasa sakit, tapi itu… beda. Bukan seperti sakit yang mengancam nyawa—lebih seperti ia memaksakan konsep “sakit” langsung ke otakku. Seperti hipnosis aneh: ‘Ini cuma telinga, tapi rasanya harus sakit. Banget.’

“…Pokoknya, terima kasih. Sudah menolong kami.”

Aku mengusap kasar air mataku dan berkata begitu. Aku juga mencoba menenangkan Yuhyun yang masih sangat kesal.

“Dia yang memberimu pedang. Jangan melawannya. Lagi pula dia baru saja menyelamatkan kita.”

Bukan seolah kami bisa melakukan apa pun padanya anyway. Kupingku yang terasa mau copot itu pun segera pulih. Saat aku berdiri, aku memandangi bocah yang mirip Yuhyun itu.

“Kau tadi orang dewasa—kenapa kembali jadi versi anak?”

“Itu semacam kutukan.”

“Tapi kau tidak perlu mengambil rupa adikku. Ini bahkan bukan dunia nyata.”

Mendengar itu, Young Chaos menaikkan satu alis.

“Ini memang wujud asliku.”

“…Maaf, apa?”

“Itu salahmu sendiri memakai skill tipe mental sambil membawa prasangka. Lihat baik-baik.”

Seperti yang ia bilang, Young Chaos memang bukan persis seperti adikku. Aku bergumam sambil mengedip beberapa kali. Hmm… meski begitu, masih mirip. Mata merahnya sama, ikal rambutnya sedikit berkurang. Fitur wajahnya juga agak beda, dan mungkin dia sedikit lebih pendek? Saat dewasa, dia tampak lebih tinggi dari Yuhyun.

“Kau tetap mirip sekali dengannya. Apa kau kebetulan menyerupai adikku?”

“Adikmu itu menurun dariku.”

Lalu ia menoleh ke Yuhyun.

“Meski aku lebih tampan.”

Apa barusan dia bilang apa?
Chaos memiringkan kepala setelah memperhatikan Yuhyun sesaat. Masih sangat mirip Yuhyun—justru itu membuatnya kelihatan cute.

“Ini menarik.”

“Apa ya—”

Chaos menghilang. Hampir bersamaan, Yuhyun mengeluarkan erangan rendah. Aku langsung menoleh—dan melihat tangan kecil itu mencengkeram leher Yuhyun dan membantingnya wajah duluan ke tanah.

“Apa yang kau lakukan?!”

Dasar kakek tua sialan dalam tubuh anak kecil! Aku segera bergerak, membentuk hand seal untuk menyerang. Tapi sebelum aku sempat bergerak, sebuah kain dari jubahnya menampar tanganku dengan smack. Itu juga sakit—sampai aku berteriak lagi. Aku memaksa tubuhku yang mengecil karena refleks untuk maju dan menangkap ujung kain itu. Chaos, yang sedang menunduk menatap Yuhyun, menoleh padaku.

“Dasar kecil.”

Entah kenapa ia terkekeh dan dengan cepat melilitkan kain itu ke pergelangan tanganku. Aku bahkan tidak punya waktu untuk melawan—dalam beberapa gerakan cepat, kedua pergelangan tanganku terikat kuat. Aku bahkan tidak mengerti apa yang barusan terjadi.

“Aku tidak berniat mencelakai adikmu.”

Young Chaos berdiri, melepaskan Yuhyun, dan mendorongku ringan. Aku kehilangan keseimbangan dan jatuh. Dia menyuruhku diam di tempat, lalu kembali menatap Yuhyun. Yuhyun ikut berdiri, menghadap Chaos langsung. Bekas cekikan tampak jelas di lehernya.

“Seperti yang kuduga.”

Gumam bocah itu singkat, lalu ia bergerak. Bahkan sekarang, sulit mengikutinya. Ia mengayunkan pedang bersarung itu. Yuhyun nyaris menahan serangan ke dadanya dengan lengannya—

Thud!

“Yuhyun!”

Tapi pertahanan itu tidak berarti apa pun—tubuh Yuhyun terlempar ke udara lebih dari sepuluh meter dan menghantam tanah.

“Hey! Hentikan!”

Kakek sialan itu sedang mencoba membunuh anak orang! Masih terduduk, aku buru-buru memakai teleportation. Aku muncul di sisi Yuhyun—tapi sebelum bisa melakukan apa pun, tendangan Chaos datang. Itu bukan serangan, lebih seperti dorongan, tapi tetap saja—bagaimana dia bisa bergerak lebih cepat daripada teleport?!

Saat aku menggelinding, suara shring yang dingin terdengar. Dia mencabut pedangnya. Sial—apa yang mau dia lakukan sekarang?!

“Kau gila! Kalau sesuatu terjadi pada adikku, aku juga mati!”

“Jaga ucapanmu.”

Tsk. Bersamaan dengan klik lidahnya, kain yang mengikat pergelanganku terbelah bersih. Aku bangkit terburu-buru dan melihat Yuhyun sudah duduk. Dia tidak terluka parah, tapi ada garis merah di belakang lehernya. Tergores bilah pedang. Aku mendekat dan berdiri melindunginya.

“Bicaralah! Bicara baik-baik! Apa masalahnya sebenarnya?!”

“Bukan masalah, lebih tepatnya…”

Young Chaos menyarungkan pedangnya dan mendongak menatapku.

“Kau membuat sesuatu yang bukan manusia bertingkah seperti manusia.”

“…Apa?”

“Adikmu, maksudnya.”

…Wajahku langsung berubah masam. Jadi dia bahkan tak mengakui seseorang yang begitu berharga bagi orang lain sebagai manusia.

Chapter 327 - Heart of the Black Dragon (2)

“Wh… apa maksudmu dengan itu?”

Aku bertanya, memaksa kesopanan dalam suaraku. Dia adalah salah satu dari sedikit transenden yang mungkin bisa kami anggap sebagai sekutu. Aku masih belum bisa bilang aku benar-benar mempercayainya, tapi dia yang memberiku pedang dan memeriksa kondisiku. Dia juga tidak terlihat menyukai para transenden lain yang memakai sistem semaunya.

Jadi aku harus berusaha tetap berada dalam hubungan baik dengannya. Bahkan kalau aku baru saja mengumpat kepadanya beberapa detik lalu.

“Itu penjelasan panjang.”

“Kalau panjang, lebih bagus. Aku bisa memberimu beberapa poin juga.”

Dibandingkan para transenden di luar sana, kami hampir tidak punya informasi apa pun. Kami harus mengais bahkan setitik pun kalau bisa.

Young Chaos sedikit mengerutkan alisnya dan mengetuk tanah dengan ujung kakinya. Lalu, sebagian tanah tiba-tiba terangkat. Dia duduk di atas bongkahan tanah itu, sekarang seperti batu besar, dan mulai berbicara perlahan.

“Sudah kukatakan soal Source-Bearers?”

“Kau bilang mereka hidup lama dan kuat, tapi lebih sulit bagi mereka untuk melewati batas dibanding orang biasa.”

“Kau tahu tentang Origin, kan?”

“Ya.”

“Ada banyak pendapat, tapi yang pasti Origin adalah entitas yang menciptakan dunia-dunia kita. Dengan kata lain, itu berarti setiap makhluk di dunia mengandung sedikit kekuatan Origin. Biasanya, itu sangat kecil.”

Young Chaos mengetuk permukaan tanah yang terangkat tadi dengan ujung jarinya.

“Sebesar satu butir tanah, tercampur di sini.”

“Jadi pada dasarnya tidak ada.”

“Teori paling umum adalah bahwa Origin menaburkan kekuatannya seperti butiran tanah, dan ketika butiran itu tumbuh sebesar batu besar, ia memanennya. Tapi ada pendapat lain.”

Jadi seperti peternakan lepas? Aku tiba-tiba memikirkan Seong Hyunjae. Dia tampak lebih tertarik pada proses daripada hasil panen itu sendiri. Sedangkan Origin, mungkin lebih mirip pada model ‘lepas dan biarkan’. Bisa dibilang mereka berlawanan.

“Tapi sesekali, sangat jarang, ada makhluk yang lahir dengan kekuatan Origin jauh lebih banyak daripada yang lain. Mereka itulah yang paling dekat dengan Source—Source-Bearers.”

Secara refleks aku menoleh pada Yuhyun. Adikku, yang sudah berdiri dan sekarang berada di sisiku seolah hendak melindungiku, menatapku balik.

“Kalau itu banyak, maksudnya setengah dari bongkahan tanah itu?”

“Lebih seperti tiga atau empat butir.”

“…Hah? Itu banyak?”

“Itu sekitar tiga atau empat kali lipat jumlah yang dimiliki manusia rata-rata. Tentu saja itu banyak.”

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membuat ekspresi bingung. Satu-dua butir di bongkahan sebesar itu? Kelihatannya sedikit sekali. Young Chaos terlihat sangat kesal dengan ekspresiku.

“Ini bukan bidang keahlianku. Ini adalah kekuatan fundamental yang memungkinkan kehidupan cerdas bisa ada. Dalam istilah duniamu… anggap saja seperti sel pertama. Atau sel telur yang dibuahi. Walaupun sebenarnya itu bahkan lebih mendasar, tapi pahami saja begitu.”

Jadi semacam benih. Yang S-rank adalah benih pohon, F-rank adalah benih rumput. Tapi tidak seperti benih asli, ini bisa melampaui batas bawaan, jadi bahkan rumput pun bisa tumbuh menjadi pohon raksasa—sesuatu seperti itu?

“Dan contoh satu butir itu hanya untuk orang biasa. Source-Bearers berbeda.”

Chaos menggeser satu kaki yang menjuntai dan mengetuk gundukan tanah itu ringan. Sebuah retakan muncul di tengahnya, dan tanah itu terbelah rapi menjadi dua.

“Jumlah sebenarnya hanya beberapa butir, tapi perbandingannya seperti yang kau katakan.”

“…Setengah?”

“Setidaknya setengah atau lebih. Mereka sudah memiliki keberadaan beberapa kali lipat daripada makhluk lain, jadi tidak perlu menambahkan ‘kotoran’ lain ke dalamnya. Itulah sebabnya Source-Bearers sangat dipengaruhi oleh sifat kekuatan yang mereka lahirkan. Mereka juga bebas menggunakan kekuatan itu sesuai sifat dasarnya.”

Kekuatan Yuhyun adalah api. Seong Hyunjae listrik. Liette… tidak yakin—mungkin gaya pemotong? Mermaid Queen kemungkinan air, kalau dia Source-Bearer. Bagaimana dengan si rookie?

“Dalam hal skill, orang normal mungkin punya Fire Spear, Fire Sword, Arrows, Shield—hal-hal seperti itu. Tapi adikmu hanyalah api.”

Secara teknis, itu flame hitam, tapi seperti yang Chaos bilang, dia menggunakan api itu sendiri. Yerim, sebaliknya, sebelum mendapatkan kekuatan Mermaid Queen, hanya memiliki skill berbasis elemen dalam bentuk tetap—seperti Pale Rain dengan panah es, atau Cold Sigh yang membuat kabut es.

“Meskipun begitu, Source-Bearers tetap manusia. Dibandingkan yang lain, mereka mungkin menunjukkan banyak sifat tidak manusiawi karena karakter kekuatan mereka, tapi mereka tetap manusia. Kalau ingin dikategorikan lebih khusus, mereka bisa dianggap sebagai ras tersendiri—Source-Bearers.”

“Lalu bagaimana dengan adikku?”

“Lebih dari 90%.”

Young Chaos melompat turun dari gundukan tanah dan melambaikan tangan kanannya ringan. Lengan bajunya yang panjang berkibar, dan pecahan tanah yang terbelah tadi tersapu angin—menyisakan satu bongkahan kecil sebesar kepalan tangan.

“Inilah sejauh mana sisi manusianya. Mungkin bahkan kurang.”

“…Apa maksudmu…”

“Itu kadang terjadi. Ketika kekuatan Origin terlalu dominan, dan alih-alih menjadi Source-Bearer, seseorang hanya menjadi Source. Dalam kasus adikmu, dia adalah api. Dia memakai kulit manusia, tapi tidak bisa bertingkah seperti manusia. Kepalanya mungkin tajam, jadi dia bisa pura-pura demi bertahan hidup—tapi dia tidak punya emosi.”

“…Ada orang yang memang tumpul secara emosional. Psikopat, contohnya. Dan ada spirit juga. Mereka dibilang adalah elemen mereka.”

“Jangan bicara omong kosong. Spirit hanyalah ras lain. Mereka bukan elemen itu sendiri. Bahkan sebenarnya lebih emosional daripada banyak ras lain.”

Melihat Iryn, memang begitu tampaknya. Para spirit air juga berisik sekali.

“Tapi adikmu kemungkinan tidak tertarik pada apa pun selain bertindak sesuai sifatnya. Jika dia api, maka dia hanya akan membakar. Jadi tentu saja, dia suka bertarung.”

Aku ingin membantah, tapi aku tidak bisa menyangkal bahwa Yuhyun memang tidak begitu tertarik pada orang lain. Tapi di depanku, dia hanyalah adik lelaki biasa. Saat bersama, dia selalu menikmati apa pun yang kami lakukan—dia tertawa, menangis, marah, bahkan merengek.

Karena itu aku dulu pikir dia hanya sangat pemalu sebelum awakening. Aku memang khawatir karena dia sulit berteman, tapi bagaimana aku bisa berpikir bahwa adik kecil yang tersenyum dan bilang dia paling suka bersama hyung-nya itu tidak punya emosi? Kalau pun ada, justru sebaliknya.

“…Dia dulu anak yang sangat lembut dan manis. Aku banyak khawatir waktu membesarkannya. Tepat setelah dia awaken, rasanya aku hampir gila. Bagiku, dia benar-benar…”

“Itu sebabnya ini menarik.”

Chaos melangkah maju. Refleks aku berdiri menghalangi jalannya menuju Yuhyun. Apa dia mau menyentuhnya lagi?

“Bicara. Cuma bicara!”

“Bahkan kalau aku memotong lenganku sekarang juga, orang itu tidak akan merasa marah atau sedih. Dia hanya akan tenang mencari solusi logis. Dia tidak bereaksi secara emosional. Di sisi lain…”

Sebuah tangan kecil tiba-tiba mencengkeram pergelangan tanganku. Aku merasakan tubuh Yuhyun menegang di belakangku.

“Lihat tatapan itu. Reaksi orang itu hanya muncul lewat dirimu.”

Yuhyun langsung memelukku dari belakang. Aku bisa mendengar giginya bergemeletuk. Meskipun tahu tak ada perbandingan dalam kekuatan, dia tampak siap menerkam Chaos kapan saja. Mata merah Chaos menyipit, tampak terhibur.

“Pernahkah dia menunjukkan reaksi emosional pada apa pun atau siapa pun yang tidak berhubungan denganmu? Tidak termasuk pertarungan.”

“Yah…”

Aku melirik Yuhyun. Wajahnya semula datar, tapi saat menyadari aku melihatnya, dia menatap balik dengan mata penuh kekhawatiran. Emosinya terpampang jelas.

“…Tidak, kan?”

“Tidak.”

Adikku menjawab seolah itu hal paling alami di dunia.

“Kau bisa menganggap semua emosi yang dia rasakan berpusat padamu. Aku pun tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi.”

Dia menatapku seolah bertanya, Kau yakin tidak tahu? Aku menggeleng cepat. Aku benar-benar hanya membesarkannya sebaik mungkin. Sebagian besar masa bayi tidak kuingat, tapi saat dia lima atau enam tahun, dia mulai menunjukkan reaksi. Dia selalu terlalu tenang untuk ukuran anak kecil, tapi jelas jangkauan emosinya berkembang.

“…Kalau dia berubah karena pengasuhanku, mungkin kalau dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang lain, dia bisa mulai merasakan emosi terhadap mereka juga.”

“Mungkin. Tapi dia hidup berapa? Dua puluh tahun? Maka akan butuh setidaknya sepuluh lagi.”

“Asal aku punya hyung, aku baik-baik saja.”

“Setidaknya seratus.”

Chaos mengubah jawabannya.

“Kenapa tiba-tiba jadi sepuluh kali lipat, bukan dua kali?!”

“Dia tidak berniat mencoba, itu sebabnya.”

Sepuluh tahun terasa masuk akal, tapi seratus tahun jelas kejam. Dan itu pun minimal. Young Chaos menatapku sebentar, lalu berbalik.

“Ini pertama kalinya aku melihat kasus seperti ini. Belum pernah dengar. Ini bukan cuma perubahan—kau menciptakan sesuatu yang tidak pernah ada.”

Aku mengikuti si bocah itu. Yuhyun berjalan sangat dekat di sampingku.

“Apakah itu bisa menimbulkan masalah? Maksudku, ini keadaan yang bertentangan dengan sifat dasarnya.”

“Mana aku tahu? Ini pertama kalinya aku melihatnya.”

“Tapi kau pasti punya banyak pengalaman hidup. Kalau pengaruhku malah membawa dampak negatif pada adikku, atau semacamnya—ugh!”

Betisku ditendang. Yuhyun menangkapku, wajahnya mengeras pada Chaos.

“Jangan sentuh hyung-ku…”

“Hentikan kekhawatiran yang tidak berguna. Kau tidak suka adikmu menjadi manusia?”

“Bukan begitu…”

“Lalu apa masalahnya?”

Young Chaos kembali berjalan. Dasar kakek tua sialan, kenapa kuat sekali tendangannya untuk ukuran tubuh sekecil itu?

“Aku tetap khawatir! Bahkan kalau Yuhyun bilang dia baik-baik saja… kami cuma tidak tahu.”

“Aku juga tidak tahu. Tapi kalau kau mau jawaban dari pengalaman—hidup itu tidak punya cara yang salah.”

Jubahnya berkibar saat tubuh kecilnya melayang naik ke tebing tinggi seperti melawan gravitasi.

“…Hah? Tidak, aku yakin ada orang yang hidup dengan cara yang salah.”

Aku naik menyusul Chaos. Pemandangan di bawah membuatku terdiam sejenak. Itu laut. Danau telah hilang, dan lautan yang tadinya jauh kini menggantikannya.

Massa gelap muncul dari ombak yang bergolak. Tubuh Black Dragon, kini tanpa kepala, sayap, atau ekor.

“Hidup hanyalah hidup. Apa standar yang menentukan benar atau salah? Ada yang jalannya mulus, ada yang kasar, ada yang berputar, ada yang lurus—semuanya tetap sebuah jalan. Untukmu, dan adikmu.”

“Jadi kita hanya perlu terus hidup?”

“Kalian pikir kalian akan?”

…Tidak ketika kau mengatakannya seperti itu. Aku tidak berencana mati atau apa, tapi jangan bilang dia sudah mengoceh tentang kondisiku pada Yuhyun.

“Dari sudut pandang moral, selama kalian tidak pergi merusak jalan hidup orang lain, kalian baik-baik saja. Itu saja sudah kurang dari sepuluh persen populasi. Beberapa ras bahkan rusak dari sananya.”

“Kau ternyata cukup dermawan.”

“Yang lebih penting—apa yang akan kau lakukan soal itu?”

Young Chaos menunjuk kepala naga, yang kini dipukul ombak keras-keras.

Apa yang akan kau lakukan soal itu?—itu maksudnya. Namun tepat saat itu, mata naga yang tadinya tertutup tiba-tiba terbuka. Mata hitam bersemburat merah memelototi kami. Bahkan dengan resistance terhadap fear, dadaku menegang—aku meraih lengan Yuhyun.

“M-Masih hidup?!”

“Kalau mati, Ruler’s Blade juga mati. Pedang itu tidak akan bisa tumbuh melewati rank saat ini.”

Itu sudah SS-rank, memang bagus, tapi mengecewakan. Aku sudah menyiapkan cara untuk membuatnya tumbuh, jadi aku benar-benar tidak bisa menyerah.

“Tapi apakah makhluk itu akan mau bekerja sama? Skill ini tidak bisa dilepas kecuali semua pihak setuju.”

“Itu sebabnya aku bertanya. Kau mau membunuhnya, atau mencoba membujuknya?”

“…Menurutmu membujuk memungkinkan?”

“Aku tidak bisa.”

Chaos mengangkat satu telapak tangan. Dia adalah orang yang menaklukkan naga itu dan menjadikannya pedang—tidak mungkin naga itu mau mendengarnya. Lalu apa yang harus kulakukan? Membunuhnya lalu keluar mungkin cara paling mudah. Pandanganku melirik pedang di pinggang Chaos.

“Umm, bisakah kita… tukar saja?”

“Hah?”

“Pedang itu—ditukar dengan Ruler’s Blade.”

Young Chaos menatapku seperti tidak percaya. Aku agak merasa bersalah, tapi itu pedang adikku—kami tidak bisa begitu saja menyerah.

“Belum sebulan sejak kami mendapatkannya, jadi bukannya masih dalam masa pengembalian? Masih bagus kondisinya. Kalau tidak bisa diperbaiki, minimal tukar barang, tolong? Tidak ada masa garansi? Serius, harganya gila mahal. Setidaknya harus ada servis gratis dua tahun?”

“…Sudah lama sekali aku tidak dibuat tidak bisa berkata-kata.”

“Di tempat kami, masa garansi panjang. Apalagi barang premium. Aku bisa bayar ekstra—sekali ini saja, kumohon, Pak.”

“Dasar bocah sialan. Kau pikir bisa membeli pedang buatanku dengan poin menyedihkan itu? Lagi pula, pedang itu jauh melampaui apa yang bisa ditangani adikmu.”

…Tch. Jadi jawabannya tidak. Tidak punya pilihan selain menatap kepala naga yang masih menatap sinis pada kami.

“Kalau begitu aku setidaknya akan mencoba bicara padanya. Kau bantu, kan?”

“Kau bilang aku harus memberi after-sales service, kan?”

Young Chaos mengangguk setengah malas. Lalu dia bertanya,

“Black Dragon’s Heart?”

“Hah? Oh, ya, aku masih punya.”

“Kelihatannya kau belum menggunakannya. Mungkin kau bisa pakai itu untuk membujuknya. Tapi kenapa belum kau gunakan?”

Mata merahnya bergerak antara aku dan Yuhyun. Yuhyun memiringkan kepala, jelas tidak mengerti. Tidak, aku akan menjelaskan…

Chapter 328 - Heart of the Black Dragon (3)

“Tubuhku waktu itu memang lagi nggak bagus.”

“Kau mengamuk seperti sedang berusaha mati.”

“…Hyung?”

“Maksudku matamu yang nggak berfungsi, penglihatanmu. Kakek tua itu cuma melebih-lebihkan. Penglihatanmu sekarang sudah jauh lebih baik, kan?”

Lord Chaos, Mister, tolong! Untungnya, Chaos tidak mengatakan apa-apa lagi dan menyilangkan kedua lengannya. Tapi Yuhyun masih menatapku dengan curiga.

“Membantu Pemimpin Guild Sesung—apa itu terlalu berat untukmu?”

“Tidak. Maksudku, memang tidak mudah, tapi itu hanya kerja berlebihan. Kayak lembur, tidak ada yang aneh.”

Mata hitam itu menyipit. Mata merah itu juga menyipit. Karena Chaos terlihat seperti Yuhyun, rasanya seperti punya dua adik yang sedang mengomeliku.

“A-Aku harus menyelamatkan orang, bagaimanapun…”

“Orang macam apa Pemimpin Guild Sesung itu.”

“Ah, itu…”

“Dia orang yang mengganggu Hyung.”

“Kalau dia boleh berkeliaran, berarti dia pasti juga seorang source-bearer.”

“Ya. Tapi dia akan pergi ke luar negeri sebentar lagi.”

Yuhyun berbicara seolah sedang menyingkirkan gangguan. Rasanya aku harus membelanya, tapi… apa aku benar-benar perlu membela Seong Hyeonje? Tetap saja, aku membuka mulut.

“Dia sebenarnya berguna. Semacam rekan bisnis atau kolaborator. Kepribadiannya agak bermasalah, tapi wajahnya—tidak, kemampuannya bagus. Dan… dia membuat roti yang enak.”

Begitu aku menyingkirkan pesonanya, yang tersisa di pikiranku hanyalah makanan. Mungkin benar apa yang orang bilang, makanan itu yang paling bertahan lama. Dia juga tidak perlu jago merajut, tapi entah kenapa dia memang jago.

“…Pokoknya, dia… bukan orang yang buruk. Tidak buruk.”

Mencoba memuji Seong Hyeonje malah membuat wajah Chief Song muncul di kepalaku. Chief Song, maafkan aku. Young Chaos menatapku dengan ekspresi aneh.

“Sudah berapa lama kau kenal orang itu?”

“Aku? Sekitar empat bulan, kurasa. Kalau dihitung waktu dunia palsu juga.”

“Empat bulan? Dan kau sudah bicara begitu… Apa kau terlalu gampang terikat pada orang, atau orang itu tidak begitu seperti source-bearer?”

“Hyung tertipu.”

Yuhyun menjawab dingin untukku dan menambahkan,

“Hyung terlalu mudah terikat pada orang.”

“Terlalu mudah? Aku tidak seperti itu. Tidak banyak orang di sekitarku.”

“Kau memang selalu seperti itu, jadi tidak bisa diapa-apakan. Tapi tetap saja, hati-hati. Bahkan saat aku tidak melihat, jumlahnya terus bertambah. Sejak kapan kau dekat dengan… orang itu?”

Aku merasa agak tidak adil. Sebenarnya kebalikannya. Aku menghabiskan lima tahun selalu curiga setiap kali orang asing mendekatiku. …Meski memang pernah tertipu beberapa kali, jadi Yuhyun tidak sepenuhnya salah. Tapi apa boleh buat kalau seseorang berpura-pura jadi orang baik, berpura-pura mengerti dirimu? Yang jahat itu para penipu yang memanfaatkan kelemahanmu.

“Aku baru bertemu Chaos-sensei dua kali. Kami tidak dekat. Dan Mister, aku juga tidak sedekat itu dengan Seong Hyeonje, Pemimpin Guild Sesung. Dia sendiri bilang dia tidak punya satu pun teman. Dan dari yang kulihat, dia tidak akan pernah punya. Hubungan ‘pertemanan sementara’ itu sudah lama kedaluwarsa.”

“Tentu, tentu. Tapi kau menyebut seorang source-bearer yang kau kenal empat bulan sebagai ‘bukan orang buruk’. Kau dengar dirimu sendiri? Kau lahir seperti ini, atau membesarkan anak itu membuatmu jadi begini?”

Young Chaos melangkah ke tepi tebing dan melanjutkan.

“Orang itu tampaknya manusia biasa pada dasarnya, jadi kenapa dia begitu. Baru hidup tiga puluh tahun, dan sudah begini.”

“Bagaimana kau tahu dia tiga puluh? Rookie yang memberitahumu?”

“Kau bisa lihat dari tampangnya.”

Apa memang begitu jelas? Yah, dia juga langsung tahu kondisi fisikku. Bahkan si ubur-ubur itu juga bisa mendiagnosa sekali lihat. Tiba-tiba aku penasaran tentang Young Chaos. Bahkan di antara para transcendent, tampaknya ada banyak ragam.

“Um, dari cara Mister memperlakukan rookie, sepertinya Mister… cukup berperingkat tinggi? Lagipula, Mister bilang yang lain itu ‘tipe baru’, jadi Mister pasti sudah hidup jauh lebih lama, kan?”

“Aku sudah hidup cukup lama.”

Tubuh Chaos melayang ringan di udara. Kakinya turun melewati tepi tebing dan menyentuh permukaan air. Plup, riak bulat menyebar, dan laut langsung surut. Seperti time-lapse air laut yang mundur. Seluruh laut menghilang dengan suara gemuruh, menyingkap dasar laut yang basah dan tubuh-tubuh naga yang terpenggal.

Dia tidak terlihat memanipulasi air seperti Yerim, jadi bagaimana dia melakukan itu? Bahkan melihat dari dekat, aku tidak mengerti. Walaupun sama-sama transcendents, kalau aku melawan Young Chaos bukannya Raja Harmless, aku tidak akan menang. Bahkan kalau statku lebih tinggi.

Aku mencoba mengikutinya turun, tapi Yuhyun memegang pinggangku. Dengan daun willow berjatuhan, kami melangkah lembut ke tanah yang kini kering, seperti menuruni tangga.

“Aku bisa turun sendiri sekarang.”

“Masih, tidak perlu Hyung menggerakkan tubuh. Lebih penting… jujur saja, Hyung. Skill tipe mental ini—apa tidak membebani Hyung?”

Yuhyun bertanya dengan campuran kekhawatiran dan kecurigaan.

“Sejujurnya, dulu memang memberatkan. Menggunakan skill menghabiskan mana, dan pool manaku kecil bahkan dengan penguat dari gear. Kalau aku pingsan, aku tidak bisa minum mana potion. Tapi sekarang, berkat Grace, aku baik-baik saja.”

Tidak seperti saat bersama Seong Hyeonje, aku tidak merasa kekurangan mana sama sekali. Aku menatap Chaos dengan bangga.

“Benar, Mister?”

“Kalau bukan karena aku dan kadal brengsek itu, mungkin.”

“Apa?”

“Kau akan terbaring di ranjang selama sehari.”

Dia mengatakannya seakan aku hanya akan sakit sehari, tapi mata merah yang menatapku tajam. Rasanya dia sengaja meremehkan demi Yuhyun. Itu saja sudah cukup membuat adikku panik.

“Hyung…!”

“Apa boleh buat, sudah terlanjur terjadi. Aku akan lebih hati-hati lain kali, seperti Mister bilang.”

Sambil aku menenangkan Yuhyun, Chaos mendekati kepala naga hitam yang terpenggal. Mulut naga yang tertutup terbuka lebar, memperlihatkan deretan gigi runcing. Geraman rendah keluar dari sela fangs raksasa itu.

“Berisik.”

Chaos menendang sebuah batu. Batu itu melayang, menghantam moncong naga, dan mulutnya tertutup seketika seperti dipukul palu.

“…Mister lebih kuat daripada Raja Harmless, kan?”

“Aku yang terkuat.”

“…Maaf?”

Uh, tunggu.

“Maksudnya di antara para transcendent? Yang terkuat? Lebih kuat dari Crescent Moon?”

“Ya.”

Dia menjawab dengan datar, seperti menyatakan fakta biasa. Aku tidak yakin harus percaya atau tidak. Dia jelas bukan orang biasa, tapi yang terkuat? Aku melirik naga hitam itu, lalu mendekati Chaos.

“Permisi, Mister. Kalau begitu, bisakah Mister membantu kami? Tolong. Kalau saja para transcendent tidak ikut campur seenaknya, kami bisa bertahan tanpa masalah. Kami tidak bisa memberi hadiah yang sepadan, tapi kami akan melakukan apa pun yang Mister mau. Anggap saja amal untuk anak-anak miskin─”

“Hyung! ‘Apa pun’? Aku saja yang melakukannya!”

“Apa? Apa maksudmu, kau saja?!”

“…Kalian berdua, diam.”

Young Chaos berbicara sambil mengernyit. Suaranya pelan, bahkan bukan memarahi, tapi kami berdua langsung diam. Tak satu pun dari kami berani membantah.

“Aku tidak bisa menyerang kecuali seseorang menyerangku dulu. Lagipula, kalau aku campur tangan sekarang, situasinya akan makin kacau.”

Aku memang tidak berharap banyak, jadi ya, itu memang tidak bisa. Dia tidak mungkin berhadapan dengan semua transcendents sendirian.

“Untuk sekarang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Chaos mengklik lidahnya.

“Begitu dua kelompok itu selesai bernegosiasi, tidak ada pihak yang bisa langsung ikut campur di dunia ini. Mereka masih akan mencoba trik kotor, tapi hmm.”

Meski terlihat seperti bocah dua belas tahun, dia menyilangkan tangan dengan sikap seperti orang tua sekali, lalu menatap kepala naga hitam itu.

“Pertama-tama, mari kita urus yang satu ini.”

Naga hitam menggeram rendah dengan frustrasi. Bagaimana aku harus membujuknya? Mungkin mulai dari perkenalan.

“Halo, Tuan Naga Hitam. Aku Han Yujin. Ini adikku, Han Yuhyun.”

Pupil merah tipis itu bergerak ke arahku. Mereka seperti lava cair yang mengalir dari tebing hitam.

“Aku yakin Anda sudah hidup lama, tapi tetap saja, bukankah hidup lebih baik daripada mati di sini? Adikku merawat senjatanya dengan baik. Kami bisa memperlakukan Anda dengan nyaman. Inventory pasti sempit—ingin kami biarkan Anda tinggal di luar? Kami bahkan bisa memasangkan wireless earbuds agar Anda bisa mendengar musik atau audiobook.”

Aku dengar kualitas suaranya bagus sekali.

– Kau bilang hidup lebih baik?

Sebuah suara kasar dan parau keluar, menggores udara. Gelombang panas menyapu kami.

– Kau menyebut itu hidup? Terperangkap dalam pedang yang terbuat dari tubuhku sendiri, dengan hanya kesadaranku yang tersisa?

“Uh… aku tidak punya bantahan untuk itu. Tapi tetap, menurutku lebih baik bertahan beberapa tahun lagi untuk mempersiapkan diri daripada mati mendadak di sini. Kami akan membantumu menikmati hari-hari terakhir.”

– Beberapa tahun? Bagaimana aku bisa percaya? Bukankah itu cuma berarti kalian membuang senjata kuat yang tidak bisa dipulihkan?

Naga hitam itu mendengus. Jujur saja, siapa orang gila yang rela membuang senjata yang bisa tumbuh sampai L-rank? Aku juga tidak akan percaya. Lalu Yuhyun angkat bicara.

“Aku bisa berjanji padamu.”

– Janji kosong.

“Aku punya skill yang bisa melelehkan pedang apa pun yang diambil dari Inventory. Tapi karena sifat Sword of the Sovereign, yang tidak bisa meleleh di bawah api peringkat L, skill-ku tidak bekerja pada pedang itu.”

Deskripsi skill Sword Devourer memang bilang bisa melelehkan senjata apa pun tanpa memandang rank, tapi tampaknya trait Sovereign Sword-lah yang diutamakan. Yah, Sword of the Sovereign memang pada dasarnya level L-rank, sementara Sword Devourer lebih rendah.

“Jika Sword Devourer atau apiku semakin kuat, mereka juga bisa mengonsumsi Sword of the Sovereign.”

– Jadi kau akan melelehkannya?

“Kalau itu untuk melindungi Hyung, aku tidak akan ragu meski itu senjata langka.”

Yuhyun berkata dengan tenang, seolah benar-benar akan melakukannya. Dalam hati, aku ingin berteriak, “Kau benar-benar mau melelehkan pedang L-rank?!” tapi aku tetap diam.

“Bahkan kalau kau mati di sini, pedang yang dibuat dari tubuhmu tetap ada. Tidak ingin meleleh bersih saja? Kalau aku sih ingin.”

“Hei! Apa maksudmu ‘kalau aku’!”

“Kalau aku tidak punya alasan hidup tanpa Hyung. Iryn akan menanganinya, pasti.”

Cara ia mengatakannya begitu santai membuat napasku tercekat. Aku benar-benar harus hidup seratus tahun lagi entah bagaimana.

Naga hitam itu diam sejenak. Mulutnya bergerak seolah ingin bicara, tapi tertutup lagi. Young Chaos yang mengamatinya maju selangkah.

“Kelihatannya dia sebenarnya tidak mau mati, sekarang pilihan itu betulan ada.”

– Itu…

“Mister benar. Kalau dipikir-pikir, kalau dia benar-benar ingin mati, dia bisa bunuh diri sebelum Mister datang. Kau memang ingin hidup, kan, Tuan Naga Hitam.”

Ikut mendorong dengan Chaos, aku berusaha membuatnya jujur. Naga hitam bergumam rendah.

– Aku hanya tidak ingin hidup terperangkap dalam pedang, tapi kalau ada cara untuk keluar, tentu aku mau!

“Bagaimana kalau ada cara untuk mendapatkan tubuh baru?”

Mendengar kata-kata Chaos itu, naga hitam langsung terdiam lagi. Mata gelapnya berubah curiga.

– Kau cuma lelaki tua yang bisa membuat pedang dan mematahkan benda.

“Kau lima ribu tahun lebih tua dariku.”

Pertarungan umur yang tidak penting. Chaos menggenggam lenganku dan menarikku ke depan.

“Dan yang akan membuat tubuhmu adalah orang ini.”

“Eh?”

– Apa?

“Jangan libatkan Hyungkuku. Itu pedangku dan tanggung jawabku.”

Yuhyun menarik lenganku yang lain sambil mengerutkan kening. Naga hitam memandangku atas-bawah, heran.

– Tidak seperti source-bearer di sampingmu, kau hanya manusia biasa.

“Dia nurturer. Dalam hal membesarkan sesuatu, dia bahkan mengalahkan tukang kebun profesional. Hanya ada satu potongan hatimu yang tersisa, jadi tubuh barumu tidak akan mendekati tubuh asli, tapi kamu tetap bisa bergerak bebas. Jadi, bagaimana?”

Sekarang siapa tukang kebun? Itu tidak terdengar seperti pekerjaan biasa. Kata-kata Chaotic membuat naga hitam ragu sebelum akhirnya bertanya,

– Apa itu benar-benar mungkin? Hanya dengan sepotong hatiku?

“Masih ada orang itu. Seorang source-bearer dengan sifat yang mirip denganmu.”

“Mirip sifat? Maksudmu naga hitam dan Yuhyun?”

Chaos mengangguk menjawab pertanyaanku.

“Ya. Dia jelas source-bearer tipe api. Bedanya, tingkat asalnya hanya sedikit lebih dari setengah.”

Aku kembali menatap naga hitam itu, terkejut. Sesama source-bearer tipe api, ya.

“Kalau begitu dia seperti kerabat Yuhyun.”

“Kau jauh lebih dekat daripada dia.”

“Apa maksudnya? Bahkan kalau kita kerabat darah, rasanya beda.”

Benar. Aku menoleh ke Yuhyun dan menatapnya.

“Sekarang, kau sama denganku. Menggunakan kekuatan yang sama persis.”

Kekuatan yang sama? Karena itu? Aku memberi Chaos penjelasan singkat tentang skill Perfect Nurturer. Setelah mendengarnya, Young Chaos membuat wajah seperti baru melihat sesuatu yang benar-benar aneh.

“Pokoknya, adikmu itu source-bearer murni tingkat tinggi, jadi dia bisa dipakai sebagai material tanpa banyak pemurnian.”

“M-Material?! Kenapa orang sehat harus dijadikan material?! Jangan bilang itu alasan para transcendents mengincar Yuhyun?”

Si ubur-ubur juga tertarik. Aku buru-buru memeluk Yuhyun, panik, tapi Chaos menyuruhku tidak lebay dan melanjutkan.

“Itu cuma soal mempermudah kerja. Dia tidak berharga secara alami, jadi tenang saja. Bahkan manusia biasa punya kekuatan origin. Seorang transcendent lebih memilih memurnikan sepuluh ribu makhluk hidup daripada merobek seorang source-bearer. Lebih mudah daripada memburu yang langka. Untuk yang rata-rata, mungkin seratus sudah cukup.”

“…Sebesar itu bedanya?”

“Saat menyaring impurity, kekuatan origin juga hilang. Yang tidak bisa memurnikan akan menganggapnya berharga, tapi orang-orang seperti itu tidak akan bisa menangkap source-bearer. Dan kalau pun bisa, mereka tidak akan tahu cara mengolahnya.”

Tetap saja, aku pernah dengar ada yang mencoba membuat ramuan keabadian dari source-bearer. Untung kita hidup di zaman modern… walau banyak manusia zaman modern akan kehilangan akal kalau diberi kesempatan hidup selamanya. Kalangan awakener saja penuh takhayul aneh.

“Kesadaran naga hitam itu mungkin terbangun sempurna karena ia diinfus dengan sumber api murni yang sangat mirip sifat aslinya. Jadi kalau kau tambahkan sumber api itu ke fragmen jantungnya, tubuh baru yang cukup layak bisa terbentuk.”

Atas dorongan Young Chaos, naga hitam itu mengedip pelan. Lalu menjawab,

– Baik, aku menerimanya.

Chapter 329 - Heart of the Black Dragon (4)

“Kalau begitu sudah beres, cepat selesaikan.”

Young Chaos melambaikan tangan ke arah kami dengan ekspresi yang jelas-jelas menunjukkan bahwa ia sudah tidak bisa lebih kesal lagi. Cepat selesaikan, katanya.

“Apa… bagaimana, tepatnya?”

“Apa yang sudah kau dengarkan dari tadi.”

“Uh… apa aku harus mematikan skill-nya dulu?”

Karena ini bukan dunia nyata, mungkin kami harus melakukannya di luar. Tapi Chaos menggeleng.

“Kalau kau pergi begitu saja, kadal itu akan tertidur lagi. Meski ini skill mental, tetap terhubung dengan realitas, jadi kita harus memindahkan kesadarannya ke sini dulu.”

– Keluarkan pecahan hatiku.

Mengikuti Chaos, si naga hitam berbicara. Aku melakukan seperti yang diperintahkan dan mengeluarkan pecahan hati itu dari Inventory. Bentuknya seperti serpihan obsidian yang patah tajam, sedikit lebih kecil dari telapak tanganku. Cahaya merah samar berkilau di permukaan hitam legamnya.

‘…Ini terasa sangat mirip seperti kasus Changeling?’

Waktu itu, aku masuk ke ruang mental Seong Hyeonje dan menerima sebuah pecahan. Rookie itu bilang, “Manusia biasa tidak akan terpengaruh~,” tapi Seong Hyeonje bukan manusia biasa, dan pada akhirnya, Changeling lahir.

“Awalnya ini skill penggabungan binatang, tapi maksudnya daripada hanya menumbuhkan hati untuk mengembangkan pedang, naga hitamnya akan terlahir?”

“Anggap saja seperti mengambil peliharaan. Dengan pecahan itu, kau mungkin hanya mendapat F-rank.”

– Peliharaan, katamu.

“Bagaimana kalau aku menambahkan mana stone S-rank?”

“Rank-nya akan naik, tapi egonya akan bercampur.”

Tetap saja, kalau F-rank, itu akan merepotkan. Mengurus tubuhku sendiri saja sudah cukup sulit, dan sekarang aku akan direpotkan dengan seekor naga tua. Aku juga tidak bisa membiarkannya begitu saja, karena ini pedang Yuhyun.

“Tuan Naga Hitam, F-rank akan menyulitkan banyak hal. Daripada kesusahan, bagaimana kalau kita naikkan rank-nya dengan mana stone? Aku akan memberimu mana stone S-rank gratis. Unsurnya juga akan kupasangkan yang cocok.”

Naga hitam itu ragu sejenak, lalu menjawab.

– Kalau cuma mana stone S-rank, tidak akan banyak berpengaruh juga.

“Kelalaian seperti itulah yang membuatmu mati.”

– Tidak aneh meremehkan manusia yang baru hidup sebentar! Dan bahkan bukan source-bearer!

Naga hitam itu berteriak penuh dendam pada kata-kata Chaos.

“Kau bukan source-bearer?”

“Aku sudah bilang, source-bearer dulu lebih langka di antara para transcendent. Ah, Crescent Moon adalah source-bearer, kurasa.”

“Crescent Moon? Bisa beri tahu atributnya apa?”

“Aku tidak tahu. Aku hampir tidak pernah bertemu dengannya.”

Berarti mereka tidak dekat. Yang sebenarnya cukup melegakan bagiku. Tetap saja, memikirkan bahwa Young Chaos bukan source-bearer. Meski begitu, dia pasti sudah luar biasa sejak awal. Mungkin tidak lahir sebagai S-rank, tapi setidaknya bangkit pada level S-rank. Naga hitam itu mengembuskan napas panas dan menggerutu.

– Mereka memanggilku Bencana Benua Tengah, tapi bagiku, dialah bencananya. Aku bersusah payah melindungi dunia, lalu bajingan itu muncul entah dari mana!

“Kau melindungi dunia? Dari origin?”

– Semua monster yang dilepaskan origin lebih lemah dariku.

Si naga hitam berkata bangga. Ya, dengan monster seperti itu menjaga wilayah, origin pun tidak bisa membanjiri dunia dengan monster. Memang artinya dunia bisa dilindungi jika ada satu awakener L-rank. Asalkan para transcendent tidak mengamuk.

“Untuk apa kalau kau melindunginya. Dunia tetap hancur. Kadal sialan itu cuma duduk di Benua Tengah, melelehkan gunung, mengisi sungai dengan logam cair, dan menyebabkan kekeringan tanpa henti dengan panasnya.”

“Benar-benar bencana, kalau begitu.”

Jadi bahkan kalau mereka lolos dari origin, tetap ada efek samping seperti itu. Pahlawan yang menyelamatkan dunia menjadi penyebab kehancuran berikutnya. Sepertinya lebih baik ada tim. Setidaknya ada kontrol.

Bagaimanapun, karena naga hitam ini menyelamatkan dunia, aku memasang wajah hormat dan bertanya lembut,

“Apakah monster-monster kiriman origin sulit ditangani? Apa Anda L-rank waktu itu? Bagaimana dengan rank monster lainnya? Anda tidak menanganinya sendirian, kan?”

– Monster yang kuat kutangani sendiri.

Saat naga hitam itu membual lagi, Young Chaos menyiramkannya dengan air dingin.

“Tidak akan ada informasi berguna darinya. Dia bahkan tidak tahu dia sedang menyelamatkan dunia—dia hanya berburu.”

Karena dia juga beratribut api, mungkin dia hanya berkeliaran membakar segala yang dilihatnya tanpa sekutu. Young Chaos berbisik padaku dengan suara pelan, tapi cukup keras untuk didengar si naga.

“Dia agak bodoh untuk ukuran source-bearer. Jika makhluk naga yang kuat juga kebetulan source-bearer, kadang ada kasus seperti ini. Eksistensi mereka terlalu berlebihan, dan mereka dimakan egonya sendiri sampai berubah jadi monster tanpa akal.”

Sekarang setelah diingat, Diarma juga terlihat sedikit lebih bodoh dibanding transcendent lain. Naga hitam itu, setelah mendengar semua ucapan Chaos, menggeram sengit. Tapi ia tidak membalas, dan akhirnya hanya menutup mata. Pada saat yang sama, pecahan hati di telapak tanganku menjadi panas. Cahaya merah menyala sebentar, lalu lenyap seperti terserap, menyisakan kilau hitam pekat.

“…Sudah berpindah?”

Begitu aku bertanya, kepala naga hitam mulai runtuh perlahan. Tubuh yang berada agak jauh—kaki dan ekornya—juga mulai hancur. Seperti salju meleleh di bawah matahari musim panas, semuanya larut. Di luar tubuh raksasa itu, tanah luas yang mengarah ke laut mulai terlihat.

“Ketika kau menanam hati itu di punggungmu, campurkan sedikit esensinya. Sedikit darah sudah cukup.”

Pada kata-kata Chaos, ekspresi Yuhyun yang sudah muram semakin mengeras.

“Kenapa selalu Hyung.”

“Yuhyun.”

“Tidak bisakah aku saja?”

“Kelihatannya itu akan berhasil? Kalau kau tidak mau, tinggalkan saja pedangnya.”

Meninggalkan?! Aku cepat-cepat menghentikan Yuhyun sebelum dia melakukan sesuatu yang gegabah.

“Itu cuma aku memakai salah satu skill-ku. Skill saja. Mungkin akan meninggalkan bekas, tapi aku juga Hunter. Dibanding mempertaruhkan nyawa masuk dungeon, ini tidak ada apa-apanya. Kalau soal lama berkarier, secara teknis aku lebih berpengalaman darimu—”

“Karier?”

Suara Yuhyun turun tajam.

“Karier, katamu, Hyung. Jangan bilang—kau masuk dungeon sebelum regresi? Kau bilang skill-mu tidak banyak waktu itu.”

“Tentu saja aku masuk.”

Jantungku sempat melompat, tapi aku menjawab dengan tenang, santai.

“Ayolah, kau pikir aku cuma duduk diam dengan kepribadianku yang seperti ini? Sekarang saja aku masih begini. Jadi ya, kau juga susah waktu itu.”

“…”

“Tapi aku tidak mati.”

Mendengar itu, Yuhyun akhirnya melonggarkan ekspresinya, dan aku menghela napas lega. Aku harus lebih hati-hati bicara.

“Tolong. Kau dengar sendiri naga hitam tadi. Kalau satu L-rank bisa menghentikan monster sendirian, berarti butuh banyak SSS-rank untuk melakukan hal yang sama. Kita tidak bisa membuang senjata yang bisa tumbuh sampai L-rank.”

“…Aku tahu. Kalau bukan karena itu, aku sudah menyerah.”

Yuhyun bergumam muram. Masih, mungkin karena kami baru saja bertarung, penolakannya tidak sekuat yang kukira. Meski ini bukan dunia nyata, dia sudah menusukkan pedang ke tubuhku, bagaimanapun.

“Mister, terima kasih untuk semuanya.”

Ketika aku membungkuk sopan, bersiap untuk pergi, Chaos menatap kami datar sebelum melangkah maju. Dan tiba-tiba—

“Yuhyun?!”

Adikku langsung ambruk tak sadarkan diri seketika. Chaos, entah bagaimana sudah ada di sampingnya, menangkap Yuhyun dari belakang leher dengan satu tangan sebelum dia jatuh ke tanah, lalu menyerahkannya padaku. Aku hampir tidak sanggup menangkapnya dan ikut jatuh ke tanah sambil terhuyung. Pasti karena stats-ku kembali ke F-rank—tubuhku terasa lemah.

“Dia cuma pingsan sebentar.”

“Kenapa tiba-tiba?!”

“Dia tidak suka mendengar hal seperti ini, kan.”

Young Chaos menjawab singkat.

“Kau bajingan nekat. Kau ada niat hidup lama atau tidak?”

“Ada.”

Aku mendongak menatapnya dan menjawab. Dahi Chaos berkerut dalam.

“Kau omong besar.”

“Kalau dunia sudah aman, aku yakin bisa hidup tenang. Aku juga akan berusaha hidup lama. Targetku seratus tahun, jadi berapa banyak waktu yang tersisa?”

Alih-alih menjawab, tangan kecilnya menekan kepalaku seperti ingin meremasnya. Sakit, tapi sentuhannya hangat.

“Kau anak bodoh, seperti kuda liar.”

“Dari sapi jadi kuda sekarang? Kalau begini terus, nanti aku jadi anjing.”

“Anjing setidaknya mendengarkan. Yang lebih penting, kalau kuda liar pertama lari, yang kedua akan mengikutinya.”

“Itu kekhawatiranku paling besar.”

Aku menatap Yuhyun dalam pelukanku. Karena anak inilah, kekhawatiranku tidak pernah habis.

“Tapi ada beberapa orang yang cocok dengannya. Ada yang ketiga juga di rumah.”

“Apa? Satu lagi seperti kalian? Dunia benar-benar mau kiamat.”

“Dia anak baik!”

“Kau bilang yang kedua juga baik.”

Yah, Yuhyun memang baik… dengan caranya sendiri. Aku tiba-tiba merasa bersalah pada Yerim.

“Pokoknya, dia akur dengan Peace juga. Perlahan semuanya akan berubah. Kau bilang masih ada kesempatan, kan, Mister?”

“Sekalipun dia berubah, intinya tetap sama. Dia tetap hanya akan melihatmu. Memang begitu dirinya. Bahkan kalau kau membuangnya, dia akan tetap mengejarmu seperti dupa abadi untuk arwah.”

“Aku tidak membuangnya…”

Aku bergumam dan mengganti topik sambil mengertakkan gigi.

“Mister, gaya bicaramu makin kuno. Kau bahkan pakai idiom klasik Tiongkok sekarang. Ngomong-ngomong, kau bicara bahasa Korea lancar—apa kau punya skill bahasa?”

“Itu bukan skill, sistem yang menyinkronkan. Dan aku jadi tua? Itu kata si kelinci brengsek itu?”

“Kalau yang kau maksud rookie, dia lebih mirip anak anjing. Hanya karena telinganya panjang bukan berarti dia kelinci. Memang ada kelinci lop, tapi melihat giginya, dia lebih mirip karnivora atau omnivora.”

“Apa yang bocah yang belum pernah lihat kelinci karnivora tahu.”

“Semua orang bisa lihat dia anjing!”

“Dia kelinci.”

Perdebatan tidak berguna itu berlangsung sebentar. Tak ada kesimpulan. Mengabaikan omong kosong itu, aku kembali bertanya soal Yuhyun. Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin—siapa tahu kapan aku bisa bertemu Chaos lagi.

“Mister, kau sudah pernah melihat source-bearer lain seperti Yuhyun, kan? Bisakah kau jelaskan lebih banyak? Ada yang bilang dia terlihat seperti akan mati muda, tapi ada yang hidup lama juga, kan?”

“Delapan puluh persen mati saat masih anak-anak.”

“…Sebanyak itu?”

“Menjadi source-bearer sudah cukup menakutkan, tapi jika mereka adalah source itu sendiri, sebagian besar akan dibuang bahkan saat baru lahir. Mereka hanya bisa bertahan di masyarakat dengan sistem atau etika yang melindungi anak kecil.”

…Bahkan S-rank berbakat pun tidak bisa bertahan kalau dibuang sebelum bisa berjalan. Syukurlah di zaman modern—setidaknya di negara kami—tidak mudah menelantarkan anak. Aku beruntung dia tidak berakhir di panti asuhan.

“Ada kasus penjaganya juga source-bearer? Aku merasa sesama source-bearer bisa cocok.”

“Kebanyakan source-bearer mengikuti keinginannya sendiri. Tipe itu tidak akan repot-repot membesarkan anak yang tidak merespons mereka. Meski awalnya penasaran, mereka akan meninggalkannya cepat atau lambat.”

Ya, bahkan Seong Hyeonje hanya tertarik sebentar saat menyadari Yuhyun tidak biasa, lalu segera kehilangan minat. …Memikirkannya lagi membuatku kesal. Jangan macam-macam dengan anakku lagi. Kalian juga. Jangan bilang dia sekarang mengincar Yerim. Dia bukan Hunter S-rank biasa. Mungkin aku harus bilang padanya untuk menjauh dari Breeding Facility dan Haeyeon Guild.

“Pernah ada kasus langka seseorang mengenali bakatnya dan membesarkannya untuk dimanfaatkan, tapi sebagian besar dibunuh oleh source-bearer itu sendiri. Mereka bukan tipe yang bisa dijinakkan. Sejauh yang kutahu, adikmu adalah yang pertama.”

Dan Young Chaos menambahkan bahwa semuanya mati sebelum mencapai lima puluh, apalagi seratus.

“Makhluk dengan satu sifat naluriah tanpa keinginan tidak bisa hidup lama. Adikmu berbeda, jadi ceria sedikit. Selama kau hidup lama, anak itu juga akan hidup lama.”

“…Ya.”

Dengan tidak ada satu pun hal positif dari cerita itu, aku tidak bisa menyembunyikan wajah muramku. Chaos memandangku seperti aku memberinya sakit kepala.

“Setiap kali kau buka mulut, isinya adikmu.”

“Aku bisa bicara tiga hari tiga malam.”

“Bicarakan dirimu.”

“Aku?”

Kisahku, ya. Yah.

“Aku berusaha hidup sebaik mungkin.”

Aku mencoba hidup dengan baik sambil membesarkan adikku, tapi gagal. Jadi sekarang aku mencoba untuk tidak gagal kedua kalinya. Itu saja.

“Aku berusaha hidup sebaik mungkin.”

“Begitu.”

“Dan kau, Mister.”

Aku menatap ke arah Yuhyun. Wajah yang mirip miliknya masuk dalam pandanganku. Ia tampak acuh, tapi tetap menatapku. Ini baru ketiga kalinya kami bertemu. Namun—

“Bisakah aku mempercayaimu?”

“Itu keputusanmu.”

“Kenapa kau membantu kami sejauh ini? Kau peduli… kan?”

“Sangat konyol melihat bocah lemah menyeret dirinya, bahkan tidak sadar tubuhnya sendiri robek.”

“Kau membantuku karena kasihan?”

Kasihan tidak apa-apa. Tersinggung adalah kemewahan bagi orang yang bisa bertahan hidup. Jika seseorang ingin menolong karena kasihan, aku akan menerimanya dengan syukur.

“Kau pikir kau satu-satunya yang menyedihkan di dunia? Kau hanya kebetulan menarik perhatianku, dan aku merasa ingin melakukannya.”

Chaos menepuk kepalaku lagi dengan lembut.

“Itu saja.”

Tangan yang berada di kepalaku turun dan menepuk pipi Yuhyun. Mendengar itu, mata adikku terbuka.

“…Hyung?”

“Nanti ketika keluar, bawa adikmu langsung ke rumah sakit.”

Pada kata-kata Young Chaos itu, Yuhyun langsung duduk tegak seperti disiram air dingin.

“Rumah sakit?”

“Ya. Jangan gunakan potion atau healing skill—itu justru akan menjadi racun. Gunakan metode tanpa mana atau energi magis untuk membantunya pulih.”

“Ada hal lain yang harus diperhatikan?”

Yuhyun bertanya serius. Tidak ada sedikit pun keluhan meski dia baru saja dijatuhkan pingsan.

“Bahkan dalam kondisi normal, hindari mengandalkan hal-hal itu. Cukup beri dia makan yang baik dan biarkan dia tidur dengan benar. Kuda liar pertama sulit ditangani, dan yang kedua—”

Chaos mengusap dagunya dengan mata menyipit saat menatap Yuhyun.

“Mau belajar dariku?”

Chapter 330 - He Is a Teacher

Untuk sesaat, aku tidak bisa mempercayai telingaku. Lalu jantungku mulai berdegup kencang. Itu, maksudku itu. Itu pasti berarti bahwa Teacher Chaos ingin mengajari Yuhyun. Sudah pasti itu bukan sesuatu yang acak seperti memasak, melukis, matematika, atau sains—tentu saja dia bermaksud mengajarinya cara bertarung.

“Oh ya ampun, Elder! Guru! Anda benar-benar punya mata yang luar biasa!”

Sungguh, bukan hanya tingkat nasional atau global—dia adalah nomor satu di seluruh alam semesta yang menawarkan pelajaran privat. Memang dia sendiri yang mengklaim bahwa dia adalah yang terkuat di antara para Transcendent, jadi aku tidak bisa percaya seratus persen, tapi tetap saja, dia sangat kuat sampai tak masuk akal.

Apa yang harus kulakukan, apa yang bisa kutawarkan sebagai balasan? Semoga dia mau mengajari dia banyak hal, untuk waktu yang lama. Mungkin aku bisa menempel terus, entah bagaimana…

“Aku menolak.”

“Yuhyun-ahhhh!”

Adikku mengucapkan sesuatu yang benar-benar absurd. Hey! Kamu—apa kamu tahu ini kesempatan macam apa?!

“Tidak, Teacher! Adikku hanya keliru bicara—”

“Hyung.”

…Untuk alasan tertentu, suara Yuhyun terdengar tegas. Kali ini, aku benar-benar tidak mengerti alasannya. Dia terlihat bersikap patuh, tapi mungkin dia tidak menyukai Young Chaos?

“Hyung lupa? Kita sudah bilang bahwa seseorang sekuat itu masuk ke dalam realm mental akan memberi beban pada Hyung. Aku tidak mau menjadi lebih kuat jika itu berarti membuat keadaan Hyung lebih sulit. The Sword of the Sovereign saja sudah cukup… Menyebalkan. Frustasi.”

Ah… benar juga.

“Tidak, aku tidak berpikir sejauh itu. Kalau dipikir-pikir, kita harus memakai skill tipe mental untuk bertemu Elder.”

Mendengar perkataanku, ekspresi Yuhyun melunak. Tapi sayang sekali. Ini benar-benar disayangkan. Apa tidak ada cara lain? Saat aku sedang memikirkan hal itu, Yuhyun tiba-tiba menatap Young Chaos tajam.

“Jadi aku tidak membutuhkannya.”

“Yuhyun! Tunggu sebentar!”

“Bagaimana kalau aku coba mengajarimu dengan paksa?”

Chaos tersenyum tipis. Seketika, auranya berubah. Rasanya seperti puluhan jarum menusuk seluruh tubuhku. Bahkan resistance terhadap ketakutan tidak berguna, dan aku mengertakkan gigi sambil memegangi Yuhyun. Apa dia marah karena niat baiknya ditolak? Tidak, sepertinya bukan itu. Lalu…

“Hyung itu, benar-benar…”

Bahkan saat ia berjuang melawan tekanan mengerikan Chaos, Yuhyun menggeram.

“Bocah kecil.”

Mata merahnya tenggelam berat.

“Tidak apa-apa kalau kau ingin melindunginya, tapi apa yang bisa kau lakukan?”

“…”

“Di dunia kecilmu yang sempit itu, kau mungkin tidak pernah punya banyak lawan yang sebenarnya. Kau pasti bertindak seperti harimau, padahal kau hanya seekor rubah di lubang kelinci.”

Sebuah tangan terulur dan meraihku. Itu bukan lagi tangan seorang anak kecil, tetapi tangan seorang dewasa yang tiba-tiba tumbuh besar. Aku diangkat begitu saja tanpa bisa melawan sama sekali. Yuhyun, yang tertinggal sendirian saat aku dibawa pergi, membelalakkan mata. Dia tidak bisa berdiri, tapi menekan lantai dengan kedua tangan dan menatapku dengan putus asa.

“Salah satu Transcendent menargetkan kakakmu.”

Chaos berbicara terus terang. Aku bahkan tidak bisa membuka bibir untuk merespons.

“Bagaimana kau berencana menghentikannya?”

“Hyung itu…”

“Sama seperti sekarang, yang bisa kau lakukan hanyalah membiarkannya dibawa tanpa mengangkat satu jari pun.”

Jari-jari Yuhyun melengkung, mencakar lantai. Itu tidak salah. Itu benar-benar menyakitkan. Tapi tetap saja, kata-kata itu terlalu kejam.

“Tapi aku berbeda.”

Masih memegangku, Chaos melangkah mundur selangkah. Yuhyun tersentak. Lalu Chaos mundur selangkah lagi.

“Kalau kau sangat ingin melindungi kakakmu, bagaimana? Haruskah aku membawanya bersamaku?”

Nada suaranya lebih ringan dari sebelumnya. Tapi tubuh adikku bergetar seperti tertusuk pisau.

“Di First Origin World, tidak ada batasan yang hanya mengizinkan serangan balasan setelah diserang. Melindungi satu orang ini akan mudah. Aku bisa meninggalkannya di dunia yang damai dan membiarkannya hidup nyaman melampaui umur alaminya.”

Nada lembut, membujuk, terus berlanjut. Yuhyun menelan ludah pelan.

“Kalau begitu, aku…”

“Tapi kau tidak bisa ikut. Ini bukan sekadar menyeberang ke dunia lain. Ini melangkah melampaui origin-mu. Bahkan dengan kekuatanku, aku hanya bisa membawa satu orang. Kau bisa tumbuh menjadi Transcendent dan menyeberang origin sendiri, tapi tidak ada jaminan dia masih hidup saat itu.”

Dengan tegas.

“Tidak ada Transcendent lain selain aku yang bisa melangkah ke First Origin World.”

Chaos sedang mengucapkan selamat tinggal selamanya. Mengatakan bahwa kami tidak akan pernah bertemu lagi. Yuhyun berkedip perlahan. Tubuhnya bergetar halus.

Dia adalah adik yang memilih pergi demi melindungiku. Kalau dia masih anak yang tersenyum sambil mati, mungkin dia akan menjawab tanpa ragu: biarkan aku pergi.

Tapi adik yang ada di depanku sekarang tidak bisa membuka mulut. Wajah pucatnya basah.

“…Tidak.”

Suaranya menempel padaku, penuh air mata.

“Tidak, Hyung… jangan pergi, maafkan aku…”

Tubuhku, yang seolah terbelenggu, akhirnya bisa bergerak. Aku bergegas mendekati Yuhyun dan memeluknya.

“Hey, apa yang perlu kamu sesali…”

“Kalau Hyung bisa aman… tapi tetap saja…”

Secara rasional, dengan pikiran jernih, mengikuti perkataan Young Chaos adalah pilihan yang benar. Sangat bodoh berjudi pada masa depan yang tak pasti ketika ada cara untuk aman sepenuhnya. Apalagi ada Transcendent yang memusuhi kami. Dan tetap saja.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Aku juga tidak mau meninggalkanmu.”

Aku menenangkan adikku, yang merasa bersalah karena tidak bisa melepaskan keinginannya untuk membuatku aman. Berbalik dari jalan mudah untuk melangkah ke jalan penuh duri—mungkin terlihat bodoh. Tapi mau bagaimana lagi.

“Aku tidak akan bahagia hanya tetap hidup sendirian, terisolasi. Aku berjuang karena aku ingin kita semua hidup bersama.”

Meski adikku menangis, aku tak bisa menahan senyum kecil. Sekarang, dia benar-benar tidak akan menekan dirinya lagi atas nama melindungiku. Yuhyun menyeka air matanya dan mendongak menatap Young Chaos. Entah bagaimana, Chaos sudah kembali ke wujud anak kecil. Bagaimana hal itu terjadi?

“Seberapa besar beban yang ditanggung Hyung?”

“Tidak ada.”

…Huh? Tunggu sebentar, itu berbeda dari sebelumnya.

“Bukankah si kelinci itu membuat sebuah ruang? Kalau aku membantu mempertahankannya, durasinya bisa diperpanjang, jadi aku menawarkan untuk mengawasinya seminggu sekali selama beberapa jam.”

Benar-benar terdengar seperti les privat. Yuhyun menatap Chaos kosong, lalu menghela napas lega. Ugh, kenapa kamu lega duluan? Bukankah kamu harusnya sedikit marah? Aku menggerutu dalam hati menggantikan dirinya.

“Jadi Anda hanya iseng jahat tanpa alasan?”

“Kalau seseorang tanpa kemampuan hanya mencoba melindungi secara membabi buta, keduanya hanya akan mati. Kau harus tahu kapan harus melepaskan sesuai batasanmu. Menghasilkan hasil sempurna tanpa satu pun pengorbanan—itu hanya bisa dilakukan orang seperti aku.”

“Itu benar. Yuhyun terlalu sering menutupi aku, dan—auw!”

Dia memelintir telingaku lagi!

“Apa yang benar-benar kamu lakukan, anak sapi keras kepala, hanya bertahan hidup berkat tekad? Karena kamu tidak menjaga dirimu, yang kecil jadi begini. Ketahui batasmu—batas yang benar.”

“Y-ya, situasinya selalu… Aku salah. Aku minta maaf.”

Aku cepat-cepat menutupi telingaku dan meminta maaf. Tapi alih-alih memarahi lebih lanjut, si elder menurunkan tangannya dan memasang ekspresi getir.

“Walau itu salah para bajingan di luar sana juga, yang bahkan tidak tahu menghormati batasan. Yang kedua, kemari.”

Young Chaos melangkah maju. Yuhyun berdiri dan mengikutinya dengan diam. Chaos berhenti, berbalik, dan menatap Yuhyun dari atas ke bawah. Lalu dia mengayunkan pedang bersarung. Mengarah ke ulu hati, Yuhyun memutar tubuhnya untuk menghindar. Pada saat yang sama—

Whap!

Sarung pedang meluncur ke atas, menyerang dagu Yuhyun. Terkejut, Yuhyun menarik napas tajam dan membungkukkan tubuhnya ke belakang. Sarung pedang itu hanya menyentuh ujung dagunya. Dia jatuh ke satu lutut, menumpu dengan satu tangan di lantai, lalu melancarkan tendangan rendah hampir sambil berbaring. Serangan balik yang bagus, tapi Chaos tidak bergerak sedikit pun dan hanya menendang kaki yang datang itu.

Dengan suara thud, tubuh Yuhyun terlempar lebih dari satu meter. Chaos, sementara itu, dengan tenang menurunkan kaki yang tadi ia angkat tanpa goyah sedikit pun.

“Apa ada seseorang di dekatnya yang mahir dalam close combat?”

“Ada, seorang Awakened S-rank bernama Song Taewon. Katanya mereka sudah beberapa kali sparring.”

Mendengar itu, Chaos mengangguk kecil. Lalu ia menyentil sarung pedang yang jatuh dengan ujung kakinya dan melemparkannya ke arah Yuhyun. Yuhyun menangkapnya dan melompat berdiri.

“Jangan berpikir untuk menerima serangan dengan tubuhmu. Kamu tidak akan kuat menahannya.”

Sebilah pedang putih murni membelah udara. Yuhyun menahan serangan itu dengan sarung pedangnya. Mungkin Chaos mengendalikan kekuatannya—setiap benturan terasa tajam dan seimbang, menyerang dan meluncur dalam tempo cepat.

“Tidak ada yang menggunakan pedang?”

“Pernah ada satu di antara para Awakened S-rank.”

Walau dia sudah mati sekarang.

“Kalau dia tidak memberi pengaruh apa pun, maka dia sama saja tidak ada.”

Young Chaos tiba-tiba meluncur maju secepat kedipan mata, muncul tepat di depan Yuhyun. Pedang di tangannya masuk ke sarung dengan bunyi snap. Meski pedangnya direbut begitu saja, Yuhyun hampir tak bereaksi. Bahkan merebut permen dari anak kecil saja pasti lebih sulit dari ini.

Chaos melanjutkan beberapa serangan dengan gaya lain. Tidak hanya jarak dekat, tetapi juga menengah, jauh, dan bahkan menggunakan sabuknya dengan cekatan.

“Selain itu, semuanya cukup bersih. Untuk seseorang dengan fire origin, sepertinya dia kebanyakan berburu monster.”

“Dia bilang selain Director Song Taewon, dia tidak punya banyak pengalaman bertarung.”

“Tidak ada pengaruh dari siapa pun. Hanya sedikit kebiasaan dari pertarungan jarak dekat. Tinggi sekitar 193? Bingkai tubuh lebar, dan berat—mungkin dia bisa mengendalikan berat badannya. Tipe attacker tapi punya nuansa pertahanan kuat. Pasti hidup dengan sangat tertekan.”

…Wow, dia seperti peramal. Bagaimana dia bisa tahu semuanya dengan begitu akurat?

“Total, sekitar 70% dari kebiasaannya berasal dari kakaknya.”

“Hah? Aku? Ini pertama kalinya aku bertarung dengan Yuhyun.”

“Kau pikir kehidupan sehari-hari tidak mempengaruhinya? Dia hidup hanya dengan melihatmu dan menyesuaikan diri denganmu. Tentu saja itu tertanam dalam. Sekitar 20% dari kebiasaan bawaan, sisanya campuran berburu monster dan Song Taewon.”

Itu tidak hanya tak terduga—itu mengejutkan. Aku pikir aku hampir tidak punya pengaruh pada Yuhyun sebagai Hunter, tapi sampai 70%?

“Hampir tidak ada kebiasaan bertarung yang buruk. Kalian berdua tampak hampir tidak terpisahkan—jadi kenapa kalian berpisah begitu lama?”

“Hah? Anda bisa melihat itu juga?”

“Tidak ada kebiasaan mencoba melindungi seseorang yang jauh lebih lemah dari dirinya. Sepertinya kalian berpisah tepat setelah dia Awakening.”

“Bahkan jika kami tinggal bersama, kebiasaan semacam itu tidak akan terbentuk jika aku tidak masuk ke dungeon.”

“Aku bilang kehidupan sehari-hari. Perilaku harian meresap dengan sendirinya. Dia benar-benar hanya mengenalmu. Tidak ada jejak siapa pun lainnya, bahkan kalau aku menggosok mataku. Si kaku itu juga tidak peduli pada siapa pun di luar pertarungan. Berkat itu, mengajarinya akan lebih mudah.”

Chaos menambahkan bahwa jika kebiasaan-kebiasaan bercampur, pekerjaan menjadi lebih banyak dan progres jadi lebih lambat. Sepertinya ketidakpedulian Yuhyun pada orang lain ternyata bermanfaat kali ini.

“Permisi, Elder. Bolehkah Anda melihat seseorang lagi? Bahkan jika Anda tidak punya waktu untuk mengajar dengan benar, sekedar pemeriksaan singkat akan sangat membantu.”

Dia tahu begitu banyak hingga saran sederhana pun pasti sangat berguna.

“Ada lagi yang memakai pedang?”

“Tidak. Yerim—dia anggota ketiga keluarga kami—dia bisa menggunakan kekuatan Mermaid Queen. Kekuatan air. Dia S-rank alami. Bukan Origin-holder, tapi tetap seorang Awakened S-rank.”

“The Mermaid Queen… itu yang disebut si kelinci? Kalau begitu, lebih baik tanya langsung pada sang mermaid daripada padaku. Aku tidak menangani tipe grappling.”

Grappling, katanya. Tetap saja, dia bilang aku bisa membawanya jika ingin, karena dia bersedia melihat. Kalau itu ruang Rookie, aku bisa membawa siapa pun, jadi aku harus minta dia memeriksa yang lain juga. Seong Hyunjae… apa dia juga bisa membaca kondisinya seketika? Akan berbahaya kalau para Transcendent mengetahui tentang Seong Hyunjae.

‘Apa Elder akan aman?’

Aku ingin mempercayainya. Tentu saja, aku harus mendapatkan persetujuan Seong Hyunjae dulu. Aku harus bertanya apakah dia ingin bertemu kakek Transcendent yang baru kukenal ini—dia sangat terampil. Kami harus menyambungkan system sebelum pergi ke luar negeri.

Mengatakan bahwa tinggal terlalu lama akan memperburuk kondisiku, Young Chaos hanya mengajari Yuhyun cara mengisi pedangnya dengan magic. Menginfuskan magic ke senjata adalah teknik dasar yang digunakan sebagian besar Hunter, tetapi dia mengatakan ini adalah metode yang lebih efektif yang cocok dengan sifat sebuah pedang.

“Aku akan berada dalam perawatanmu mulai sekarang.”

Yuhyun memberi sedikit salam canggung kepada Young Chaos.

“Yuhyun, pastikan jelaskan kondisiku baik-baik pada Yerim supaya dia tidak terlalu syok.”

“Ya.”

“Elder, berapa lama aku harus menghindari penggunaan potion?”

“Tidak terbatas.”

“Apa?”

Itu agak berlebihan. Bagaimana aku bisa hidup tanpa potion?

“Kalau kamu berjanji tidak akan memaksakan diri menggunakan skill lagi, maka istirahat dua atau tiga hari sudah cukup. Tapi itu tidak akan terjadi, jadi artinya kamu harus merawat tubuhmu setiap hari. Potion dan healing skill langsung mempengaruhi tubuh, jadi jika tubuhmu sudah rentan terhadap magic overload, itu bisa membuatnya semakin lemah. Anggap saja seperti sistem imunmu semakin buruk. Untuk kondisi normal, beberapa potion tidak akan membuat magic resistance melemah, tapi kamu bukan normal.”

…Di sanalah impianku tentang stamina potion lenyap. Tapi tetap lebih baik daripada memforsir tubuh tanpa tahu apa yang terjadi. Dia menambahkan bahwa aku juga harus menghindari skill lain yang langsung meresap ke tubuh sebanyak mungkin.

Akhirnya, aku berterima kasih pada Chaos dan menarik kembali skill itu. Penglihatanku gelap, dan sesaat aku kehilangan semua rasa di tubuh, sebelum sensasi kembali—panas membara.

“…Ugh.”

“Mister?”

Aku mendengar suara Yerim. Aku membuka mata dengan susah payah, dan dunia berputar di sekitarku. Tubuhku terasa panas. Pikiran terakhirku adalah, ‘Pasti demam tinggi,’ sebelum kesadaranku menghilang.

Chapter 331 - The Third

Boneka kelinci besar berwarna merah muda dengan bulu lembut dan keriting terletak nyaman di dalam pelukan Han Yujin. Di sebelahnya, Han Yuhyun memiliki boneka kuda poni berwarna biru langit dengan surai panjang yang bersandar padanya. Di antara keduanya duduk boneka anak anjing berbintik besar.

Park Yerim mengarahkan ponselnya pada kedua bersaudara yang setengah terkubur di antara boneka-boneka. Ia hati-hati menyesuaikan sudut dan mencoba berbagai filter sambil mengambil foto. Suara jepretan kamera terus terdengar, tetapi tak satu pun dari mereka menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

“Chirp, naik ke atas kepala Han Yuhyun.”

-Chirp.

Chirp, yang sebelumnya duduk di atas kepala Han Yujin, melayang perlahan lalu mendarat di atas remote TV. Ia dengan terampil menekan tombol daya menggunakan jari-jari kecil kakinya. Ketika ia mulai mengganti-ganti saluran, Park Yerim cepat-cepat merebut remote itu dan mematikan TV. Chirp menatap Park Yerim dan mengeluarkan cicitan protes.

“Tidak. Mister bilang kurangi nonton TV.”

-Chirp!

“Pergi main sama Belare dan mainannya.”

-Chirp chirp!

Burung kecil itu sempat protes sebentar, lalu menyerah dan terbang pergi. Peace menggulung tubuhnya tenang di dekat kaki Han Yujin. Keheningan menyelimuti ruangan, dan Park Yerim, yang sejak tadi menatap kedua bersaudara yang duduk berdampingan, berjalan menuju kamar mandi pribadinya. Di meja rias sebelah kamar mandi, beberapa kosmetik berserakan, masih baru dikeluarkan dari kotaknya. Itu adalah hadiah yang ia terima, dipilih karena kemasannya yang cantik untuk efek promosi.

Park Yerim mengambil dua lipstik dan juga beberapa jepit rambut serta ikat rambut untuk boneka.

“Aku selalu ingin mencoba ini setidaknya sekali~”

Sejak dungeon muncul, karyawisata sekolah menghilang. Alasan utamanya adalah sulitnya mengelola keselamatan anak-anak jika terjadi dungeon break di daerah lain. Sekarang, situasinya sudah jauh lebih terkendali, tetapi selain pengawasan ketat selama perjalanan sekolah, beberapa orang bahkan ragu mengirim anak mereka ke sekolah. Banyak akademi tutup karena kekurangan murid. Meskipun beberapa tempat justru menjadi lebih sukses daripada sebelumnya dengan mempromosikan diri sebagai alternatif yang lebih aman—menyediakan fasilitas perlindungan dan bahkan mempekerjakan Hunter berlevel rendah daripada membiarkan anak-anak sendirian di rumah.

Park Yerim melayang ringan kembali ke ruang tamu. Kedua bersaudara itu masih tertidur pulas, tidak menyadari apa pun. Ekspresi mereka terlihat cukup mirip. Pada awalnya, orang-orang mengatakan mereka tidak begitu mirip. Meskipun fitur wajah mereka jelas menunjukkan hubungan keluarga, hawa yang mereka pancarkan terlalu berbeda.

Seorang Hunter S-Rank yang dingin dan kuat yang berdiri di puncak meski masih muda, dan seorang non-Awakened yang lemah, tidak stabil, dan menarik diri. Ketika keduanya sesekali muncul bersama dalam artikel berita atau siaran, kebanyakan orang akan berkata, “Walaupun keluarga, S-Rank memang beda kelasnya.”

Tapi sekarang, lebih banyak orang berkata mereka mirip. Han Yujin tampak lebih rileks, dan Han Yuhyun melunak. Wajah yang tersenyum dengan cara serupa benar-benar terlihat seperti kakak beradik.

Kalau begitu bagaimana denganku? Park Yerim menekan pipinya dengan telapak tangan sambil melamun. Katanya, bahkan orang yang sama sekali tidak berhubungan darah akan mulai menyerupai ekspresi satu sama lain jika tinggal bersama. Ia teringat siaran Chuseok. Apakah mereka tampak mirip? Ada banyak komentar yang mengatakan mereka terlihat seperti keluarga sungguhan. Orang-orang bilang itu terlihat bagus dan mereka tampak menyatu.

Park Yerim mengangkat bahu dan membentuk setetes air kecil di ujung jarinya. Dengan sentilan sederhana, tetesan itu terbang dan menyiprat tepat ke pipi Han Yuhyun. Biasanya, bahkan jika sedang tidur, ia akan bangun dan menguapkan air itu sebelum menyentuh kulitnya—tetapi kali ini tidak ada reaksi.

“Baiklah, kali ini kamu bahkan tidak akan berkedut.”

Sambil tersenyum lebar, Park Yerim membawa jepit rambut pita berlapis-lapis dengan pusat kubik merah ke rambut hitam keritingnya. Ia menjepitnya sedikit ke kanan dan menatap hasilnya dengan puas.

Ia baru saja memasang jepit rambut pada orang yang sedang tidur. Tapi ini Han Yuhyun. Selain dirinya dan Mister, tidak ada orang lain yang bisa memasang pita di rambut itu. Itu membuatnya merasa sangat bangga.

“Apa dia bakal ngamuk pas bangun nanti?”

Haruskah ia menyiapkan seember air lebih dulu? Dia pasti membencinya. Tapi itu saja. Pitanya mungkin terbakar, tapi Park Yerim akan tetap ada. Bahkan jika ia mengerjai seperti ini, hubungan mereka tidak akan retak atau runtuh. Tidak perlu berjalan di atas kulit telur. Mereka hanya akan duduk di sofa seperti biasa, menonton TV, dan makan malam.

Park Yerim kemudian membuka tutup lipstik dan melihat Han Yujin. Rasa sayangnya pada Yujin jelas jauh lebih besar daripada pada Yuhyun. Tidak ada bandingannya. Ia telah menerima banyak kasih sayang dan membalasnya secara alami.

Namun hubungannya dengan Han Yujin selalu membawa sedikit kegelisahan. Itu adalah kasih yang tiba-tiba jatuh dari langit. Menjadi seorang S-Rank saja bukan alasan yang cukup. Ditambah lagi, Han Yujin dikelilingi oleh orang-orang luar biasa. Meskipun ia jelas menyayangi Park Yerim, sulit bagi Yerim untuk percaya bahwa dirinya adalah seseorang yang benar-benar istimewa baginya.

Sesuatu yang didapat secara tiba-tiba bisa saja hilang secara tiba-tiba.

Dan yang paling ironis, orang yang meredakan kecemasan itu bukan Han Yujin—melainkan Han Yuhyun.

Han Yuhyun dulunya tidak menyukai Park Yerim. Karena kakaknya menyukainya. Han Yuhyun menerima Park Yerim. Karena Yerim menyukai kakaknya. Han Yuhyun mengakui Park Yerim. Karena Yerim memiliki kemampuan untuk melindungi kakaknya.

Semua hubungan Park Yerim berpusat pada Han Yujin, tetapi itu justru membuatnya merasa lebih aman dan nyaman. Han Yujin adalah segalanya baginya, dan Han Yuhyun—kalau menyangkut kakaknya—sangat pilih-pilih dan paling sulit dihadapi. Namun pria berduri itu menerima keberadaan Park Yerim di sisi kakaknya.

“Warna ini cocok nggak ya?”

Park Yerim membandingkan shade lipstik dengan sangat hati-hati. Meski hanya untuk iseng, ia tetap ingin memakai yang paling bagus.

Han Yuhyun akan lebih peduli pada lipstik di bibir kakaknya daripada pita di rambutnya sendiri. Ia akan menggerutu, tetapi tidak akan mendorong Yerim menjauh. Ia mempercayainya sampai-sampai menyerahkan bukan hanya keselamatan Han Yujin, tapi juga dirinya sendiri.

Dan Park Yerim pun bisa berkata tanpa ragu: kalau itu Han Yuhyun. Mereka adalah rekan yang paling dapat dipercaya satu sama lain. Bersama Peace, ketiganya bergerak dengan tujuan dan hati yang sama.

Untuk melindungi Han Yujin, untuk menjaga kehidupan yang mereka miliki sekarang. Jika Han Yujin berada dalam bahaya, ketiganya akan meninggalkan dua lainnya tanpa ragu demi melindunginya. Seperti itulah rasa saling percaya dan solidaritas mereka.

Mungkin bahkan lebih dari sebuah keluarga, rasa kebersamaan yang kokoh itulah yang memberi Park Yerim ketenangan. Ia tahu betul bahwa kedua bersaudara itu selalu memprioritaskan satu sama lain di atas apa pun. Ada saat-saat ia bertanya-tanya apakah ia benar-benar pantas berada di antara mereka.

Tapi tempat Park Yerim, posisinya, aman, dan dunianya berkembang dengan cepat. Karena ia memiliki rumah yang dapat ia kembali kapan saja, ia bisa melangkah maju tanpa ragu. Menerima perjalanan ke Jepang tanpa banyak pertimbangan pun karena rasa aman itu.

“Hasilnya bagus! Kan, Peace?”

Peace memiringkan kepala seolah berkata, apa sih yang kamu lakukan? Park Yerim ragu sejenak, lalu kembali dengan cat kuku. Ia membuka tangan kanan Han Yujin dan dengan hati-hati mengoleskan warna pink pastel lembut dengan sedikit kilau mutiara.

Lalu ia mengecat salah satu tangan Han Yuhyun juga, meletakkan keduanya berdampingan, dan mengecat salah satu tangannya sendiri agar serasi.

“Peace, mau dicat juga? Sini, kasih aku cakar kamu.”

Peace ragu sebentar sebelum mengangkat satu kaki depannya. Ia mengoleskan sedikit cat pada ujung kukunya. Ia sempat bertanya-tanya apakah aman mengecat kuku hewan, tetapi ia pikir itu tidak masalah karena Peace adalah monster S-Rank, jauh lebih kuat daripada manusia.

“Sama warnanya kayak Mister.”

-Grrmph.

“Sekarang, bagian yang paling penting.”

Spidol. Menahan tawa yang ingin muncul, Park Yerim membuka tutup spidol besar itu dengan khidmat.

“Mau nulis apa ya? Mulai dengan ‘Bodoh Kakak’ di dahinya. Nggak, dia mungkin malah suka.”

Dia mungkin dengan tanpa malu mondar-mandir tanpa menghapusnya. Kalau itu Han Yuhyun, sangat mungkin. Lalu apa yang harus ia tulis? Kalimat apa yang bisa membuat Yuhyun kesal? Ia sedang berpikir keras ketika—

-Beep! Kadal jahat!

Tiba-tiba, burung biru itu melompat keluar, mencicit marah. Lalu Iryn memanjat ke bahu Han Yujin dan berteriak.

-Cabut!

-Beep! Beep!

Grace mengepakkan sayapnya dan melesat maju, menggigit ekor si kadal merah dengan keras. Iryn berputar dan menerjang Grace, mencoba menggigit balik. Keduanya terjerat dan terguling jatuh ke pangkuan Han Yujin.

“...Kalian ngapain?”

-Dia yang mulai duluan!

-Beep! Kadal jahat!

“Jangan berantem, jangan! Kenapa tiba-tiba begini?”

Tidak tahu apa yang terjadi, Park Yerim mencoba memisahkan mereka. Setelah beberapa dengusan dan teriakan kecil, Grace dan Iryn kembali ke pemilik masing-masing. Dan tak lama kemudian—

“Hyung!”

Mata Han Yuhyun terbuka seketika, dan kemudian Han Yujin juga sadar. Namun berbeda dari Han Yuhyun yang langsung duduk, Han Yujin kembali pingsan. Park Yerim berseru panik.

“Mister? Mister! Kenapa?!”

-Nnggh!

“Ambil kotak P3K. ...Bib... bibirnya, itu pakai lipstik?”

Kata Han Yuhyun sambil cepat memeriksa kondisi Han Yujin. Peace mondar-mandir gelisah, dan Chirp serta Belare juga mendekat. Meski panik, Park Yerim cepat-cepat mengambil kotak P3K dan bertanya,

“Ada apa? Apa yang terjadi?!”

“Dia kelewatan batas.”

“Apa?”

“Ada seseorang yang lebih kuat dari kami—bukan aku—menyusup… Hyung, hyung! Bertahan sedikit lagi. Aku harus menonaktifkan poison resistance.”

Sambil membuka kotak itu, Han Yuhyun mengeluarkan obat penurun demam berbentuk suntikan dan melanjutkan,

“Katanya dia bakal sakit sekitar sehari.”

“Sehari? Mister bakal baik-baik saja?”

“Untuk sementara. Dia bilang jangan pakai potion atau healer, dan rawat di rumah sakit biasa.”

Han Yuhyun menyuntikkan obat itu pada Han Yujin. Itu adalah antipyretic khusus yang menggunakan bahan yang bisa melewati poison resistance, tapi akibatnya tidak terlalu kuat. Park Yerim, yang sempat terpaku, tersadar dan mengeluarkan ponselnya.

“Rumah sakit biasa… Tapi bukannya rumah sakit khusus Hunter lebih baik? Aku hubungi Guild Leader Sesung.”

“Guild Leader Sesung?”

Masih mencoba membangunkan Han Yujin, Han Yuhyun bertanya bingung.

“Park Yerim, kamu punya kontaknya?”

“Itu untuk keadaan darurat. Katanya kalau ada apa-apa sama Mister, hubungi dia. Lagipula, Sesung General Hospital yang paling aman.”

“Aku telepon ya,” katanya, sambil menekan nomor itu. Tidak lama kemudian sambungan diangkat.

“Guild Leader Sesung!”

[Ada apa, nona kecil?]

“Apa maksudnya ada apa! Mister harus dibawa ke rumah sakit! Tapi kita nggak boleh pakai healer atau potion!”

Setelah hening sejenak, sebuah desahan pelan terdengar dari ponsel.

[Aku kirim helikopter. Tunggu di rooftop garden. Rinciannya nanti dijelaskan di rumah sakit.]

“Ya, terima kasih. Han Yuhyun, cepat pergi!”

Han Yuhyun mengangkat kakaknya dalam gendongannya. Mungkin obatnya mulai bekerja—Han Yujin membuka mata dengan susah payah.

“Yuhyun, ah. Yerim…”

“Mister! Aku di sini!”

“Hyung, poison resistance!”

“Itu bukan sesuatu yang serius, jangan khawatir.”

“Sulit untuk tidak khawatir, tapi aku akan mencoba tidak memaksakan diri. Kamu juga jangan khawatir, Mister.”

Han Yujin mengangguk kecil, menonaktifkan poison resistance-nya, dan kembali tertidur. Peace, Chirp, dan Belare mengikuti keduanya saat mereka keluar rumah. Park Yerim mengangkat Chirp dan Belare dalam pelukannya.

“Dia nggak sakit parah… kan?”

“…Aku nggak tahu.”

“Apa maksudmu nggak tahu?!”

“Ada seorang transcendental yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak tahu apakah dia bisa dipercaya.”

Han Yuhyun mengerutkan alis. Young Chaos. Han Yujin tampaknya sudah cukup percaya padanya, tapi bagi Han Yuhyun, itu membuatnya gelisah. Dia akan menerima bantuan jika perlu, tetapi tidak memberikan kepercayaan. Bahkan, ia merasa semakin waspada.

Makhluk itu bisa membawa kakaknya pergi kapan saja. Ditambah rasa bersalah karena sempat menyerah pada keselamatan Han Yujin, membuat Han Yuhyun semakin berhati-hati terhadap Young Chaos.

“…Mister kena masalah aneh lagi ya?”

“…Iya.”

Tak perlu kata lain. Keduanya menghela napas bersamaan. Sambil menunggu helikopter di rooftop garden, Han Yuhyun melihat Park Yerim dengan sedikit gelisah.

“Kamu punya kontak pribadi Guild Leader Sesung…”

“Aku sudah bilang, itu untuk keadaan darurat. Mister sering bikin masalah, tapi kamu, Han Yuhyun, nggak pernah angkat telepon dari orang asing atau menghubungi siapa pun sendiri. Selalu lewat sekretariat. Aku juga punya nomor Chief Song. Dan tentu saja, nomor Hyunah unnie.”

Park Yerim mengangkat ponselnya seolah berkata, jangan samakan aku dengan kamu.

“Mau kulihatin daftar kontakku?”

“Nggak perlu.”

“Hah, kalau bukan aku, siapa lagi yang mau berurusan sama Guild Leader yang kaku itu? Park Yerim memang malaikat.”

“Aku hanya butuh hyung.”

“Ya, ya. Harusnya aku ukir itu di telingamu. Mau kutulis di dahimu? Atau ditato? Bagaimana menurutmu, Mister?”

“Demamnya sudah turun sedikit.”

Saat itu juga, helikopter muncul. Orang-orang yang turun ke rooftop garden sempat terpaku ketika melihat Han Yuhyun. Menyadari ke mana arah tatapan mereka, Park Yerim terkejut dan cepat-cepat menyambar jepit pita dari kepala Han Yuhyun. Krek—pita itu hancur tak berbentuk di tangannya.

“…Apa itu.”

“Bukan apa-apa. Ada sesuatu nyangkut di rambutmu, aku nggak sadar.”

Han Yuhyun memberinya tatapan yang mengatakan ia tahu tapi tidak peduli, lalu melangkah maju. Tak lama kemudian, helikopter itu terbang kembali ke langit.

Chapter 332 - Second, Third (1)

Segala sesuatu telah dipersiapkan sepenuhnya di atap rumah sakit untuk pasien. Namun, Han Yuhyun sama sekali tidak berniat menyerahkan kakaknya kepada orang lain. Bahkan di antara para awakener, Han Yuhyun memancarkan kehadiran yang membuat peringkat lebih rendah bahkan tak sanggup menatap matanya. Karena itu Park Yerim maju menggantikannya.

“Dia nggak luka atau apa, jadi kita bisa pergi begini saja. Jangan biarkan healer mendekat kalau tidak perlu, cukup antar kami ke ruangannya. Kalian juga bilang tidak boleh pakai potion, kan?”

Mendengar perkataan Park Yerim, staf rumah sakit memimpin mereka dari jauh menuju elevator khusus untuk ruang istimewa. Itu adalah ruang perawatan yang pernah ditempati Han Yujin sebelumnya. Sambil menuju ruangan, Park Yerim melakukan beberapa panggilan. Setelah memberi tahu Haeyeon tentang situasinya, ia menjelaskan secara singkat pada Yu Myungwoo dan Noah.

“Perlu kasih tahu Breaker juga?”

“Cukup ketua guild-nya saja.”

“Dan kita juga harus kasih tahu Chief Song, kan?”

Han Yuhyun mengangguk. Sementara itu, elevator berhenti. Bahkan sebelum pintunya terbuka, Han Yuhyun mengerutkan alis. Peace juga mengeluarkan geraman rendah. Park Yerim melangkah keluar lebih dulu dan memberi isyarat cepat agar mereka mengikuti.

“Aku tahu kamu nggak suka, tapi kita nggak punya pilihan. Mister juga bukan sakit biasa.”

Park Yerim bergumam pelan. Satu-satunya rumah sakit khusus Hunter saat ini masih berada di bawah Sesung. Rumah sakit besar lainnya mungkin memiliki healer serta sistem detoks dan pemulihan, tetapi mereka tidak terspesialisasi. Yang terpenting, pemahaman mereka tentang cedera khusus yang disebabkan oleh dungeon dan skill sering kali kurang memadai. Bahkan tanpa faktor-faktor itu, tempat ini tetap pilihan yang paling aman.

Namun, tidak lama kemudian Park Yerim juga ikut mengerutkan kening. Di ujung koridor panjang, dua orang berdiri seolah sedang menunggu. Staf rumah sakit yang mengikuti dari belakang langsung menegang dan berhenti pada jarak yang aman. Belare tersentak dan menggulung dirinya erat di lengan Park Yerim. Hanya Chirp yang mengepakkan sayap kecilnya dengan santai seolah menyapa.

“Han Yujin.”

Suara pelan bergema sepanjang lorong. Mata emas itu menatap langsung pada Han Yujin. Kalau hanya sekadar melihat, itu tidak aneh. Tapi atmosfer menekan yang memenuhi lorong jelas sedang memulai pertikaian. Ketegangan yang membuat seolah-olah senjata bisa terhunus kapan saja menyebar di udara.

Park Yerim berdiri di depan Han Yujin seolah melindunginya dan menatap langsung ke arah Seong Hyunjae. Tatapannya bertemu dengan tatapan pria itu tanpa sedikit pun mundur.

“Mister tidak menerima tamu sampai beliau bangun. Apalagi kalau kamu datang dengan tangan kosong. Kamu seharusnya membawa susu kedelai minimal.”

“Aku berangkat buru-buru, jadi tidak sempat menyiapkan apa pun.”

“Kalau begitu, tolong menyingkir.”

“Aku sudah menyingkir.”

Lorong itu cukup lebar sehingga mereka bisa lewat dengan mudah. Seong Hyunjae dengan sopan mengangkat tangan dan menunjuk ke ruangan di ujung koridor. Han Yuhyun, yang sempat berhenti sejenak, kembali melangkah. Suara langkah kakinya bergema lembut di sepanjang lorong.

Seiring Seong Hyunjae dan Han Yuhyun—serta Han Yujin—semakin dekat, udara di sekitarnya menjadi semakin tegang. Seolah percikan kecil saja bisa menyebabkan ledakan, di tengah atmosfer itu, Seong Hyunjae menutup matanya. Seketika, ketegangan mereda, dan Han Yuhyun melewatinya. Park Yerim menarik napas pendek dan mengikuti Han Yuhyun bersama Peace. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu dibuka dan ditutup.

“Apa tadi itu?”

Kang Soyeong, yang sejak tadi berdiri diam, bertanya dengan wajah bingung.

“Kamu tidak datang untuk berkelahi, dan tidak ada hal baik yang akan terjadi kalau kamu menantang duluan. Tadi kamu mengeluh soal keadaan Mister, tapi tindakanmu sekarang justru kebalikannya.”

Senyum perlahan muncul di bibir Seong Hyunjae. Kang Soyeong berkedip dan mendongak menatap wajahnya. Mata emasnya yang perlahan terbuka memancarkan cahaya yang begitu tidak duniawi sampai rasanya sudah tidak terlihat seperti manusia. Ia tiba-tiba teringat saat pertama kali bertemu dengannya. Waktu itu, ia berpikir pria itu bukan manusia. Jika seekor naga terkuat dan terindah mengenakan kulit manusia, apakah akan terlihat seperti ini?

Naluri kewaspadaannya sempat berbunyi keras, tetapi Kang Soyeong tetap memilih melompat ke bahaya itu. Dan hasilnya memuaskan. Belakangan ini, ia bahkan merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Tapi ia tetap tidak bisa memahami atasannya. Ia memang manusia seperti dirinya, tetapi naga-naga asli di sekitarnya justru terasa lebih dekat.

“Kalau aku bilang tadi itu aku sudah menahan diri sekuat mungkin, kamu percaya?”

“Apa?”

“Apa lagi yang dia lakukan kali ini, ya.”

Seong Hyunjae membuka kepalan tangannya. Beberapa tetes darah menetes dari jarinya. Kang Soyeong menatapnya dengan mata terbelalak.

Itu adalah emosi yang rumit. Kuat sampai-sampai sulit menahan dorongan naluriah. Yang paling penting, bagi Seong Hyunjae saat ini, Han Yujin adalah keberadaan berbahaya. Dia mengancam keunikan Seong Hyunjae sebagai manusia dan bahkan telah mencuri sebagian dari dirinya. Dan bagian itu masih ada di tubuh Han Yujin.

Itu bagian dari diriku. Nalurinya berbisik untuk merebutnya kembali saat itu juga dan menancapkan gigi untuk merenggutnya. Namun untuk saat ini, ia masih bisa menahan diri. Sensasi tajamnya bahkan agak menyenangkan. Kapan lagi ia bisa merasakan sesuatu yang seaneh ini?

Tapi beberapa saat yang lalu, Han Yujin bahkan lebih memprovokasi. Sesaat saja, seluruh tubuhnya bergetar. Bagian dirinya yang masih terhubung dengan Seong Hyunjae memberi tahu bahwa Han Yujin baru saja bertemu sesuatu yang benar-benar besar.

Apa yang sebenarnya terjadi kali ini? Keinginan untuk menyelidikinya saat itu juga hampir tak tertahankan. Jika Han Yujin berdiri sendirian tadi, mungkin ia tidak akan bisa menahan diri. Ia tidak ingin kehilangan pria itu, tapi pada saat yang sama, ia ingin merobeknya dengan tangan sendiri.

“Kamu selalu membuat jantungku berdebar seperti ini—bagaimana aku bisa tidak menyukaimu?”

“Aduh, mulai lagi. Untuk sekarang, kamu di sini menjenguk orang sakit.”

Tekanan menakutkan itu sudah lenyap, dan staf rumah sakit yang sejak tadi mengintip dari jauh mulai berani lewat. Mereka menempel sedekat mungkin ke dinding seberang dan menunduk kikuk—pemandangan yang cukup konyol. Kang Soyeong memberi mereka senyum minta maaf.

“Memang menguntungkan bagi kita kalau Mister mendapat perhatian dari guild leader, tapi tolong hati-hati sedikit. Aku mohon. Dia itu direktur Breeding Facility dan kakak dari ketua guild Haeyeon. Aku cinta damai, tahu?”

“Itu benar. Aku seharusnya lebih memperhatikan tuan muda itu.”

Jarang sekali terdengar nada menyesal dari suaranya, dan Kang Soyeong tampak terkejut lagi, lalu cepat menjadi serius.

“Sekarang sudah terlambat. Kalau kamu macam-macam dengan ketua guild Haeyeon, Mister tidak akan diam saja.”

“Aku tidak tertarik sekarang. Aku bicara soal tiga tahun lalu.”

Han Yuhyun terbangun beberapa bulan setelah dungeon pertama kali muncul, dan saat itu Seong Hyunjae sudah melebarkan pengaruhnya ke luar negeri. Ia mendengar kabar munculnya awakener S-rank baru di Korea ketika masih berada di luar negeri. Kemudian, di pertemuan S-rank pertama dan terakhir yang diselenggarakan oleh Hunter Association, ia melihat Han Yuhyun dan memperhatikan sifat aslinya, tapi tidak terlalu peduli.

Bagi Seong Hyunjae, pria itu bahkan tidak pantas menarik perhatiannya. Lebih independen daripada Liette, tak ada alasan untuk terlibat.

“Kalau waktu itu aku teliti lebih jauh, mungkin aku sudah mengetahui sesuatu soal Han Yujin.”

Tapi ia tidak melakukannya. Bahkan ketika Han Yuhyun, di luar kebiasaan, mulai membangun guild dan mengembangkannya, ia masih tidak tertarik. Karena ketekunan itu cukup lama bertahan, Seong Hyunjae sempat melirik, tapi kembali kehilangan minat ketika melihat betapa acuhnya ia terhadap orang lain. Akhirnya, ia malah bersenang-senang dengan Seok Gimyeong.

Ia bahkan mempertimbangkan Han Yuhyun sebagai kandidat untuk mengambil alih tanggung jawab Korea—jadi kenapa ia tidak menyelidiki keluarganya? Pikiran itu sempat terlintas, tapi sebenarnya, bahkan sekarang hubungan antara Han Yujin dan Han Yuhyun adalah teka-teki total. Kasus yang terlalu unik, wajar saja terlewatkan. Namun tetap saja, ia menyesal.

Bagaimana kalau ia sudah mengenal Han Yujin tiga tahun lalu? Hubungan mereka sekarang pasti akan sangat berbeda.

“Kalau setelah mereka berdua terpisah, itu pasti mudah untuk menyelinap masuk.”

Akan sangat menghibur dalam banyak hal. Kang Soyeong menatap atasannya dengan tajam.

“Kamu sungguh menyesal karena tidak menyiksa Mister yang waktu itu pasti lagi susah hidupnya? Kamu ini benar-benar…”

“Breeding Facility pasti sudah jadi bagian dari Sesung.”

“Kenapa kamu nggak lakukan itu! Sayang banget. Aku bisa bolak-balik kerja ke Facility!”

“Kemarin saja kamu bolos kerja buat kencan sama Liette…”

“Yah, lihat aku sekarang—aku bayar semuanya dengan tubuhku. Aku dapat tugas paling dihindari di Sesung: menemani guild leader. Kalau Mister bagian dari Sesung, tugas ini bisa aku lempar ke orang lain!”

Kang Soyeong menghela napas panjang penuh sesal. Meski seorang Hunter A-rank, ia punya afinitas yang lumayan baik dengan para dragonkin kuat, jadi ia bisa menghadapi Seong Hyunjae tanpa banyak masalah. Akibatnya, dia sering berakhir harus mengurus bosnya yang merepotkan. Meski begitu, ada juga keuntungan—keberadaan Han Yujin sangat ia syukuri. Begitu pula Chief Song Taewon.

Kang Soyeong melirik sekitar lalu menurunkan suaranya.

“Kamu bilang begitu, tapi apa kamu benar-benar akan pergi ke luar negeri sementara Mister begini? Kudengar semua tempat masih kacau.”

Korea mengalami kerusakan paling sedikit dari serangan monster masal. Hanya beberapa dungeon tingkat rendah yang pecah, dan semuanya ditangani dengan cepat sehingga kehidupan kembali normal dalam waktu singkat. Bahkan, dengan peningkatan sistem deteksi dan keamanan dungeon, situasinya lebih baik daripada sebelum krisis monster.

Namun negara lain berbeda. Ada tempat yang masih belum membersihkan monster yang muncul. Rusia dan Tiongkok, meski tidak separah Jepang, masih kesulitan menghadapi banyak monster peringkat cukup tinggi.

Karena itu, sulit bagi Seong Hyunjae untuk tetap di Korea lebih lama. Jika tidak hati-hati, pengaruh luar negeri yang ia bangun selama tiga tahun terakhir bisa melemah.

Seong Hyunjae menghela napas berat secara dramatis.

“Mungkin aku harus menculiknya saja.”

“Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun pada Chief Song?”

“Chief Song Taewon tercinta kita itu seharusnya segera melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri juga. Dia sudah terlalu lama tinggal di Korea. Mungkin aku akan menyumbangkan jet pribadi ke Government Bureau.”

Kang Soyeong berkata “Maaf, Chief Song,” dengan nada setengah bercanda dan tanpa ketulusan. Tapi kalau keduanya pergi, hidup orang-orang yang tersisa pasti lebih tenang.

“Kasih kami peringatan saja supaya bisa bersiap. Salah langkah sedikit, gedung guild bisa terbakar. Perusahaan asuransi mana pun nggak mau menanggung kerusakan kebakaran padahal kita punya banyak Hunter peringkat tinggi.”

“Aku harus mencoba satu tawaran lagi untuk menemaniku. Kira-kira merek lipstik apa yang paling populer belakangan ini? Pasanganku sepertinya dapat hobi baru.”

Han Yujin pasti akan ngamuk kalau mendengarnya. Kang Soyeong terkekeh dan berkata, “Dia juga dicat kukunya,” sambil mengeluarkan ponselnya.

Ketika aku membuka mata, yang pertama kulihat adalah langit-langit asing. Walau sebenarnya, tidak sepenuhnya asing. Aku pernah dirawat di tempat ini juga sebelumnya.

“Hyung, kamu nggak apa-apa?”

Suara Yuhyun terdengar. Aku berkedip, dan wajahnya muncul. Sepertinya aku melihat sesuatu yang aneh menempel di kepalanya sebelum aku pingsan lagi ketika sempat bangun sebelumnya.

“Mister, kamu baik-baik saja?”

Suara Yerim menyusul. Peace, Chirp, dan Belare juga ada di sana. Aku mencoba bangun, tetapi tubuhku sama sekali tidak punya tenaga.

“Tetap berbaring. Mereka bilang kamu bakal sakit sehari.”

“Sudah berapa lama?”

“Satu malam saja. Sekarang sudah pagi.”

Mereka pasti tidak berjaga semalaman… Mereka masih memakai pakaian kemarin.

“Yuhyun, dan kamu juga, Yerim—kalian berdua tidak tidur sama sekali?”

“Bagaimana bisa tidur? Dan semalam itu bukan apa-apa. Bahkan non-awakeners seumuranku masih bisa begadang semalaman.”

Masa muda memang luar biasa. Walaupun aku juga masih muda. Itu hanya satu malam, tapi aku bertanya apakah ada kejadian. Mereka bilang Myungwoo dan Noah datang semalam. Tapi keduanya tidak bisa tinggal lama karena fokus utama masih pada laboratorium Seok Hayan.

Sambil mendengarkan ocehan Yuhyun dan Yerim, aku membuka Inventory.

[Shard of the Black Dragon’s Heart — ?

Energi api yang kuat terkandung di dalamnya.]

Deskripsinya sudah berubah dari sebelumnya. Batu sihir monster atribut api—Haeyeon sepertinya punya beberapa.

“Yuhyun, siapkan beberapa magic stone. Kita punya yang S-rank kan? Tidak ada yang SS-rank, ya?”

Mendengar itu, ekspresi Yuhyun langsung masam. Ia tampak benar-benar tidak senang. Yerim, yang tidak tahu situasinya, juga mengerutkan dahi.

“Mister, kamu mau ngapain lagi?”

“Kamu tahu pedang yang baru Yuhyun dapat itu? Aku mau meningkatkannya.”

“Hah? Kamu yang kerjakan?”

“Itu pedang yang agak spesial. Oh iya, Yerim, nanti kita pergi ke dungeon bareng. Ada seseorang yang ingin kukenalkan padamu.”

“Kudengar kamu mengumpulkan weirdo baru lagi.”

Weirdo, ya. Apa sebenarnya yang Yuhyun katakan soal dia? Pokoknya, dia akan jadi guruku. Haruskah aku beli keranjang buah nanti? Harusnya aku tanya dulu apa yang dia suka.

“Lakukan setelah kamu pulih. Kamu saja belum bisa bangun.”

“Rasanya cuma lemas sedikit kok, aku baik-baik saja.”

Aku bilang akan istirahat, jadi mereka juga harus istirahat, lalu aku menutup mata. Tubuhku lemas, dan masih banyak sekali pekerjaan menunggu, tapi entah kenapa pikiranku terasa jauh lebih ringan. Aku kekurangan informasi dan juga kekuatan tempur nyata. Kalau saja pihak luar tidak ikut campur, aku yakin kami bisa bertahan sendiri. Tapi tidak ada cara menghentikan campur tangan itu.

Lalu, setelah si rookie, muncul satu transcendental yang bisa dipercaya—Young Chaos. Dan katanya yang terkuat di antara mereka semua. Rasanya seperti menemukan kapal setelah terombang-ambing di lautan tak berujung.

Aku belum bisa sepenuhnya mengandalkannya, tapi tetap saja. Setidaknya, pada akhirnya, mungkin aku bisa menitipkan anak-anak padanya. Aku mengembuskan napas pelan dan kembali terlelap.

Chapter 333 - Second, Third (2)

Yuhyun memang enggan, tapi pada akhirnya, dia setuju untuk menyiapkan mana stone atribut api. Itu bukan sesuatu yang bisa ditunda selamanya, dan dia berhasil diyakinkan oleh argumen bahwa kalau terjadi apa-apa, lebih baik berada di rumah sakit. Haruskah aku sekalian menambahkan Black juga ke dalam hati Black Dragon? Cukup sampai Black saja, titik. Aku tidak mau berakhir compang-camping seperti Diarma. Lagipula tubuhku tidak akan kuat menahannya.

“…Grace, ini agak berlebihan.”

– Beep!

Burung biru itu memekik keras, seolah memprotes. Lalu Grace—lebih tepatnya tubuh utamanya—memeriksa dirinya dengan saksama. Seakan-akan ear cuff yang sudah mencolok tidak cukup, ada rantai dekoratif lain yang ditambahkan. Kalau cuma sampai telinga, masih mending, tapi ear cuff itu tersambung dengan rantai panjang yang menjulur sampai ke lehernya. Itu terlihat seperti kalung yang cocok dipakai di pesta dansa Istana Versailles.

Grace menghabiskan hampir satu jam membuat aksesori rumit itu. Dia menuangkan seleranya sepenuhnya. Karena aku tidak menyukainya, biasanya dia menahan diri dengan hanya satu atau dua batu kecil dan beberapa rantai, tapi sesekali, aku membiarkannya membuat yang hambur-hamburan seperti ini. Tentu saja hanya di rumah. Tapi hari ini, ini sangat mencolok dan butuh banyak waktu serta tenaga.

Apa karena pertengkarannya dengan Iryn? Sepertinya dia sedang mencoba melepas stres.

‘Pasti Iryn yang mencegah Grace masuk ke mental realm.’

Menurut Yerim, mereka tiba-tiba saja bertengkar. Grace masih tidak bisa bicara dengan baik, dan Iryn bungkam total, jadi keadaan pastinya tidak jelas. Tapi tidak ada alasan bagi Grace untuk menyerang dulu. Itu si Iryn, harusnya dia bisa minimal menghalangi Black Dragon. Tidak, kalau dia melakukan itu, Young Chaos tidak akan berakhir mengajar Yuhyun. Dan kalau Grace ada di sana, Yuhyun tidak akan melukai dirinya sendiri, dan Black Dragon tidak akan bangkit. Nyaris saja, tapi pada akhirnya, semuanya berjalan baik.

“Mister, kamu kelihatan keren banget.”

Yerim, yang duduk di kursi di sebelah tempat tidur, berkata sambil menahan tawa. Sudut bibirnya terus bergetar. Sudah, ketawalah.

“Grace benar-benar baik, ya. Dia bahkan tidak meminta baju yang cocok dengan dirinya. Benar, Grace?”

– Beep.

Grace mencolek ujung paruhnya dan sedikit menata ulang kalung mewah itu. Lalu ia mengepakkan satu sayap, seolah menyuruhku melihat diriku baik-baik di cermin. Memang sangat silau.

– Beep?

– Chirp!

– Beep.

Grace dan Chirp berkicau bolak-balik seolah sedang mendiskusikan aksesori itu. Apa mereka benar-benar bisa berkomunikasi? Bahkan Belare menatap Grace dengan cukup tertarik. Hanya Peace yang duduk diam di bawah tempat tidur, seolah memilih menjauh dari keributan. Karena aku sedang tidak enak badan, dia bahkan tidak naik ke pangkuanku. Anak baik sekali.

“Akan kelihatan lebih bagus kalau kukunya masih dicat.”

“Kalau Yuhyun tidak menghapus punyaku, dia berniat membiarkan kukunya juga tetap begitu. Tidak pantas membiarkan dia berkeliaran dengan keadaan seperti itu.”

Syukurlah staf rumah sakit Hunter tingkat atas wajib menjaga kerahasiaan. Meski begitu, tetap terasa aneh memakai kuteks.

“Mereka harusnya biarkan aku menonton TV.”

“Kamu boleh membaca dan jalan-jalan.”

Aku dilarang menonton berita atau acara terkait Hunter sampai besok karena katanya hanya akan membuatku stres. Masih saja mereka khawatir walau aku tidak menonton.

“Aku harus menghadiri acara perilisan boneka Peace.”

“Mereka menundanya sampai Mister keluar dari rumah sakit. Kamu tahu kan mereka mulai renovasi kafe di lantai satu gedung itu?”

“Ya, kudengar. Mereka menambah toko boneka di sebelahnya, dan kabarnya minimarket juga akan buka. Dan bank.”

“Bank?”

“Hunter banyak membawa uang tunai. Mereka menghubungiku beberapa waktu lalu. Ada bank lain di dekat situ, tapi punya satu di dalam gedung lebih menguntungkan.”

Bahkan bagiku, bank itu kemungkinan besar akan jadi bank utamaku. Mungkin aku tidak perlu sering pergi sendiri, tapi tetap saja praktis kalau dekat.

“Kamu kapan rencananya pergi ke Jepang?”

“Semakin cepat semakin baik. Tadinya aku mau berangkat besok. Tapi Mister masuk rumah sakit.”

“Kamu tetap bisa pergi. Atau tidak. Memang dekat, tapi rasanya tetap tidak enak melepasmu pergi sendirian.”

“Aku tidak sendirian. Tim lengkap ikut. Kalau Mister khawatir soal Jepang, bagaimana nanti saat aku pergi ke AS atau Eropa atau Timur Tengah?”

“Apa?!”

Petir dari langit cerah!

“Ya, kenapa kamu harus pergi ke sana, Yerim? Dan Timur Tengah masih tidak aman! Banyak konflik Hunter juga!”

“Bukan sekarang. Nanti, kalau sudah dewasa.”

Yerim berkata sambil menepuk-nepuk kaki meja dengan ujung kakinya.

“Bahkan kalau sudah dewasa pun, tidak perlu pergi kalau tidak wajib.”

“Aku bisa pergi sesukaku, kenapa tidak? Dan tidak seperti aku akan dalam bahaya.”

“Tetap saja… tunggu, jangan-jangan… kamu ingin mandiri setelah dewasa?”

“Hah? Tidak, bukan itu~”

Yerim menggeleng kuat-kuat.

“Kebalikannya malah.”

“Kebalikannya?”

“Iya. Karena aku punya rumah yang bisa selalu aku pulangi, aku akan pergi ke mana pun aku mau. Aku akan melakukan semua yang ingin kulakukan. Dan kalau aku menimbulkan masalah yang tidak bisa kutangani sendiri, Mister ada di pihakku, kan?”

“Tentu saja. Tidak cuma aku—semua orang, semuanya ada di pihakmu, Yerim.”

Mendengarnya, Yerim tersenyum sangat lebar sampai muncul lesung pipit. Senyum yang sangat indah.

“Bahkan kalau itu perang?”

…Agak ekstrem juga.

“Y-ya. Mister akan berusaha. Tapi kalau bisa, selesaikan secara damai dulu.”

“Baik, sir!”

Yah… bahkan Chief Song pernah meluluhlantakkan satu batalion tank. Bukankah itu sudah perang kecil?

“Melakukan apa yang kamu mau memang bagus, tapi tetap saja, Mister sudah merasa sedikit kesepian.”

“Aww, itu tidak jauh berbeda dari masuk dungeon. Terbang ke sana bahkan tidak sampai seharian.”

Benar juga. Serangan dungeon bahkan bisa sampai seminggu. Tapi tetap saja, pergi ke luar negeri terasa jauh. Aku menurunkan pandanga dari cermin tangan dan menatap kembali Yerim. Yerim jadi dewasa, ya.

‘Rasanya pasti sangat berbeda.’

Aku pernah melihatnya sekali. Tapi Yerim yang kulihat dan Yerim yang ada di depanku sekarang berbeda. Dia tumbuh kuat dengan usahanya sendiri, sudah menjadi Hunter yang sangat kompeten, tapi waktu itu jelas dia lebih kering, lebih letih. Aku hanya melihatnya beberapa kali di siaran, tapi dia tidak pernah tersenyum seterang ini.

Meskipun bukan aku, bahkan kalau orang tuanya masih hidup, dia mungkin akan terlihat seperti ini juga. Yerim sedikit memiringkan kepala.

“Ada sesuatu di wajahku?”

“Uh, kecantikan?”

“…”

…Eh? Kenapa.

“Kalau itu Han Yuhyun, dia pasti sudah mengibas-ngibaskan ekornya yang tidak ada dan akan senang sekali, tapi aku bukan Han Yuhyun. Maafkan saya.”

Yerim menunduk sopan saat meminta maaf. Apakah benar itu terdengar aneh? Kami mengobrol hal-hal acak seperti bagaimana Blue sedang sangat populer akhir-akhir ini, kapan kami akan memberi nama breeding center, dan bahwa aku harus meng-update akun sosialku. Aku sedang merekam Chirp, Belare, dan Grace untuk SNS ketika seorang tamu datang. Bahkan sebelum mengetuk pintu, Yerim sudah cemberut. Tidak perlu melihat siapa.

“Kita tidak bisa menghalangi dia karena dia pemilik rumah sakit. Bukankah guild kita berencana membangun rumah sakit sendiri?"

“Sesung hanya membeli rumah sakit besar yang sudah ada dan menambahkan bangsal khusus Hunter. Mereka juga melatih dokter yang sudah ada agar ramah Hunter.”

Membangun gedung sebesar ini dari awal tidak mudah. Memiliki rumah sakit Hunter lain bukan ide buruk. Tidak harus milik Haeyeon juga.

Tidak ada jawaban, tapi pintu terbuka. Seong Hyunjae masuk dan meletakkan hadiah yang dibawanya di meja. Satu tas belanja—entah isinya apa. Yang satu lagi…

“…Susu kedelai?”

Seong Hyunjae membawa susu kedelai. Memang hadiah standar rumah sakit, tapi tetap saja—Seong Hyunjae dengan susu kedelai? Dan ini bahkan bukan merek mahal, hanya merek reguler yang dijual di minimarket. Jangan bilang dia beli sendiri. Aku membayangkan Seong Hyunjae membeli satu kotak susu kedelai di minimarket depan rumah sakit dan buru-buru menghapus gambaran itu dari pikiranku. Kenapa susu kedelai?

“Uhm… apa Sesung sedang menerapkan penghematan karena renovasi gedung guild atau bagaimana?”

“Sepertinya selera Han Yujin berubah cukup eksentrik belakangan ini.”

Ngomong apa dia… Ack! Grace!

“Ini bukan aku! Grace, hei, Grace!”

– Beep.

Grace memiringkan kepalanya, lalu menghilang begitu saja. Pura-pura tidak tahu? Sementara itu, Seong Hyunjae mengeluarkan sesuatu dari tas belanja. Dia membuka kotak berbungkus rapi, dan yang muncul adalah—

“Hadiah.”

“…Yerim tidak pakai makeup.”

Itu makeup. Dari bentuknya, sepertinya lipstik. Apa yang sedang direncanakan pria itu, membawa barang begini saat menjenguk? Menggoda Yerim? Apa dia pikir boleh melakukan trik konyol hanya karena kami sedang di rumah sakit dan aku mungkin pingsan karena kaget? Aku menatapnya tajam, penuh tekad memotong lehernya sebelum leherku, kalau perlu. Seong Hyunjae berkata sambil membuka lipstik itu,

“Tentu saja, ini hadiah untuk Han Yujin.”

“…Yerim, jangan bergaul dengan orang mesum sepertinya.”

Apa dia sudah hilang akal? Mendengar itu, Seong Hyunjae malah tampak tersinggung.

“Han Yujin yang—”

“Mister!”

Yerim tiba-tiba berseru.

“Sekarang cowok juga pakai makeup.”

“U-uh?”

“Karena Mister sedang dirawat, wajah Mister kelihatan pucat. Dia mungkin membawanya supaya bibir Mister terlihat lebih segar.”

Tetap saja. Aku memang memakai makeup ringan untuk siaran… Yerim berdiri dan memeriksa isi tas itu.

“Ada lebih dari satu. Aku lihat mana yang cocok untuk Mister.”

“Tidak perlu…”

“Cowok zaman sekarang harus punya satu produk bibir biar kelihatan muda!”

…Bahkan lima tahun kemudian, kecuali selebritas, cowok jarang pakai lipstik. Tapi aku memang jarang ke tempat ramai. Yerim mengambil beberapa lipstik dan menarik tanganku. Lalu dia menggoreskan warna satu per satu di punggung tangan. Kenapa di punggung tangan, bukan di wajah?

“Bagaimana menurut Mister?”

“Mana aku tahu…”

“Aku juga tidak terlalu mengerti.”

Ya, harus dicoba di wajah. Dia memanggil Seong Hyunjae untuk mendekat.

“Tundukkan kepala sedikit. Tutup mulut. Atau buka sedikit?”

Dia menempelkan lipstik berwarna pink ke bibir Seong Hyunjae. Lalu dia dan aku menatap wajah pria itu yang kini memakai lipstik.

“Wajahnya tidak membantu.”

“Iya kan? Wajah itu cocok dipasangi garis arang sekalipun.”

“Menyebalkan.”

“Yang jelas Mister pasti cocok. Pasti.”

“Yuhyun pasti lebih cocok dariku. Chief Song mungkin mengejutkan kalau dipulas juga.”

“Bagaimana dengan Noah oppa? Pakai merah terang? Myungwoo oppa bakal kelihatan canggung, tapi mungkin bisa juga.”

Noah pasti terlihat sangat cantik.

“Pokoknya, terima kasih sudah datang. Susu kedelainya akan kunyatakan nikmati.”

“Sama-sama. Itu memang seharusnya kulakukan sebagai partner-mu. Karena kamu dirawat, berarti janji sebelumnya ditunda?”

“Tidak. Akan kuhubungi segera. Aku tidak lama di rumah sakit.”

Rumah sakit hanya benar-benar membantu untuk pemulihan kelelahan. Tapi dengan perawatan yang benar, lebih baik daripada di rumah. Seong Hyunjae mengangguk dan menoleh ke Yerim. Sepertinya dia ingin bicara sesuatu, tapi Yerim membalas tatapannya dengan ekspresi ‘kenapa lihat-lihat’, jelas tidak berniat pergi keluar.

“Kalau begitu aku akan menunggu.”

“Ya—tunggu dulu!”

Apa-apaan, dia mau pergi begitu saja?! Memang cocok dengan sifatnya, tapi tetap saja!

“Mister, infusnya! Jarumnya mau lepas!”

Aku menarik Seong Hyunjae saat dia hendak pergi dan mengelap lipstik dari bibirnya. Yuhyun begitu, dan sekarang dia juga—apa para S-class itu lahir tanpa kelenjar malu? Kenapa melakukan hal-hal paling konyol seperti itu?

Menjelang malam, aku menerima telepon dari perwakilan Hunter Market. Jam tangan yang kupesan akan selesai dalam satu atau dua bulan.

[Biasanya pengerjaannya sangat lama karena tingkat presisinya, tetapi salah satu pengrajinnya kebetulan seorang awakener dengan skill terkait, jadi prosesnya jauh dipercepat.]

Skill membuat jam, huh. Mungkin mereka awakened saat bekerja. Tetap saja, ada banyak preorder, dan biasanya butuh hampir enam bulan, tapi punyaku diberi prioritas khusus supaya lebih cepat selesai.

“Aku merasa agak tidak enak memotong antrean.”

Ini barang mewah super premium yang hanya bisa dibeli segelintir orang, jadi rasa bersalahku tidak terlalu besar.

[Kalau Anda berniat memberi hadiah juga, silakan menghubungi kami. Contohnya Hunter Park Yerim, Hunter Yu Myungwoo, dan Hunter Noah.]

“Hunter Myungwoo bukan S-class. Aku juga bukan, jadi tidak memenuhi syarat.”

[Kata mereka, itu bentuk kehormatan antar pengrajin.]

Mereka juga memberi isyarat bahwa ada sedikit kompetisi merek. Seperti halnya dengan Yuhyun, tapi sepertinya ada arti juga kalau Yerim, Noah, dan Myungwoo memakai jam mereka sebagai yang pertama. Sesuatu seperti, “Jam tangan pilihan para Hunter S-class terbanyak!” Semacam begitu mungkin.

Meskipun ini makanan rumah sakit, makan malam disajikan hampir sekelas restoran mewah. Setelah selesai makan, aku jalan-jalan di taman indoor untuk olahraga ringan ketika Yuhyun muncul. Adikku tampak sangat tidak senang dan membubarkan Hunter berperingkat tinggi yang tadi mengawalku.

“Sudah bawa mana stone-nya?”

“…Sudah.”

“Coba longgarkan wajah itu sedikit. Ayo ke kamar.”

Aku melambaikan tangan menyuruhnya maju dan berjalan duluan, dan adikku mengikuti dengan bahu terkulai. Ekspresi itu pernah kulihat beberapa kali ketika bekerja paruh waktu di rumah sakit hewan. Biasanya dari anjing besar yang lembut, yang mengawasi pemiliknya dengan hati-hati sambil menyeret langkah berat, ekor terselip rendah. Ketika mereka berputar balik dan menenggelamkan kepala ke kakiku seakan ingin bersembunyi—itu begitu lucu. Aku bertanya-tanya bagaimana keadaan Mongi, Cookie, Choco, Momo, Bori, Darongi, Baeksulgi, dan semuanya sekarang.

Kami sampai di kamar rumah sakit, dan aku memastikan mengunci pintu baik-baik. Nanti orang bisa salah paham. Saat aku duduk di tempat tidur, Yuhyun menghela napas dan mengeluarkan mana stone dan Ruler’s Sword dari Inventory.

Chapter 334 - Second, Third (3)

“Kau ingat caranya, kan? Buat sayatan di atas jantung. Lebih baik melakukannya di kamar mandi.”

Itu berlaku untukku, tapi karena Yuhyun juga harus mengeluarkan darah, kamar mandi memang lebih baik. Kalau ada noda darah di tempat tidur, akan repot menjelaskannya. Lagi pula, Peace pasti akan kaget juga.

“Peace, ini tidak serius, jadi tetap di sini dengan tenang, oke?”

– Kkiang.

Kataku sambil mengelus Peace. Chirp dan Belare sudah pulang bersama Yerim. Aku enggan membiarkan Belare di rumah sakit terlalu lama karena racunnya, dan Chirp merindukan TV. Chirp sebenarnya sudah teleport pulang bahkan sebelum Yerim membawanya, mungkin karena bosan sendirian, tapi dia kembali tidak lama setelah itu. Apa yang harus kulakukan kalau Belare pergi nanti?

Aku berdiri, melepas atasan baju pasien. Kamar mandi yang terhubung dengan kamar rumah sakit itu besar dan luas. Bahkan ada bathtub khusus pasien. Aku mengeluarkan hati Black Dragon dan menyerahkannya kepada Yuhyun.

“Obat penghilang rasa sakit.”

Yuhyun bertanya sambil menerima pecahan hati itu.

“Tidak ada gunanya minum obat. Tidak terlalu sakit kok. Aku sudah pernah melakukannya sendirian sebelumnya.”

“Tapi tetap sakit, kan.”

“Memangnya kenapa.”

Belum terlalu lama sejak kami benar-benar saling mengayunkan pedang sungguhan. Maksudku, ini memang tubuhku yang asli sekarang, tapi tetap saja. Aku meyakinkan dia lagi bahwa aku baik-baik saja dan berbalik. Cermin besar memantulkan wajah Yuhyun yang mengernyit. Dia akan dapat kerutan kalau begitu terus. Meskipun mungkin S-class tidak memikirkan hal begituan.

“Semakin dekat ke jantung semakin baik.”

Saat aku mengingatkan untuk tepat mengenai lokasinya, Yuhyun menghela napas dan menghunus Ruler’s Sword. Dari belakangku, terdengar suara dingin bilah pedang meluncur keluar dari sarungnya. Seluruh tubuhku bereaksi secara refleks, saraf-sarafku menegang. Bukan ketakutan—berkat resistensiku—tapi respons terlatih dari pengalaman panjang. Suara dimulainya pertarungan. Rasanya seperti aroma darah sudah menyebar di lidahku.

Ujung jari menyentuh punggungku. Kalau aku tidak melihat pantulan Yuhyun di cermin, mungkin aku sudah menepis tangannya secara refleks. Entah kenapa, sensasinya terasa sedikit lebih tajam.

‘Apa karena pertarungan kami waktu itu?’

Sudah lama sejak kami benar-benar bergulingan dan bertarung seperti itu. Bahkan setelah regresi, hidupku tidak bisa dibilang mudah, tapi segalanya relatif lebih lancar. Yuhyun, Yerim, dan yang lainnya selalu bilang agar aku menjaga diriku, tapi jujur saja, secara luar aku terlihat baik-baik saja.

Jarinya menyusuri kulitku perlahan seolah mencari lokasi jantung. Tidak, pasti dia menemukannya dengan cepat—dia hanya terlihat ragu.

“…Tanda itu, tidak masalah?”

“Ya. Elder juga sudah mengeceknya. Ini sedikit terlalu berlebihan untuk kupakai langsung, jadi aku akan meminta Myungwoo membuat item pengatur…”

Belum ada masalah apa-apa sejauh ini, jadi mungkin aman saja. Tapi kalau ingin memakainya dengan benar, aku tetap harus membuat sesuatu. Karena ukirannya hampir tertutup, satu-satunya efek saat ini hanyalah sedikit mempermudah kontrol sihir.

“Kau bisa masuk angin. Cepat lakukan.”

Aku sama sekali tidak kedinginan, tapi tetap ku desak dia. Tangan di punggungku menjauh, dan Ruler’s Sword berputar setengah lingkaran. Rasa dingin menyentuh kulitku, dan punggungku sedikit perih.

“Kau benar-benar menusuknya dengan benar?”

Alih-alih menjawab, pedangnya ditancapkan ke lantai. Bilah itu menembus ubin putih seolah memotong krim kocok. Lalu Yuhyun mengeluarkan pecahan hati itu dari Inventory dan mendekatkannya ke punggungku. Benda panas dan keras itu menekan kulitku. Aku perlahan menggerakkan mana dan mengaktifkan skill Diarma. Kehadiran kuat yang membakar merembes masuk ke dalam luka.

Setelah itu, mana stone diserap ke dalam luka, dan akhirnya, Yuhyun menggulung lengan bajunya. Dia mengambil pedangnya lagi dan mengarahkannya ke lengan bawahnya yang terpapar.

“Hanya sedikit—”

Sebelum aku selesai bicara, dia mengirisnya tanpa ragu. Dengan suara mengerikan, darah muncrat sampai ke cermin. Sebagian bahkan mengenai pipiku saat aku menoleh refleks.

“Hey! Aku bilang luka kecil saja!”

Darah mengalir deras dan meresap ke dalam luka di punggungku. Bocah sialan ini! Aku menggerutu tapi tetap fokus menggunakan skill itu. Pecahan hati Black Dragon, mana stone, dan darah Yuhyun. Ketiganya berpadu dan menetap stabil. Semoga kali ini cepat selesai dibandingkan dengan Changeling.

“Kenapa kau melakukan itu!”

Begitu proses penggabungan mana stone selesai, aku berbalik dan memeriksa lengan adikku. Dia bahkan belum menggunakan potion, dan pendarahannya belum berhenti. Apa ini protesnya? Aku mengernyit dan cepat-cepat mengeluarkan potion untuk menyembuhkan lukanya.

“Itu tidak sakit apa, serius.”

“Tidak terlalu.”

“Omong kosong.”

Dia menggulung lengan bajunya untuk hal yang sia-sia, dan sekarang bajunya basah darah. Punggungku bukan hanya lembap—basah sampai ke pinggang. Tentu saja lantai kamar mandi berantakan total. Setidaknya ini kamar mandi, jadi tidak terlalu fatal.

“Bagaimana aku menjelaskan ini nanti? Ayo bersihkan dulu. Aku punya baju tidur cadangan, tapi mungkin kekecilan untukmu. Hubungi Haeyeon dan minta mereka membawakan pakaian. Kantor sekretaris 24/7, kan?”

Dungeon break tidak kenal siang malam, jadi guild besar biasanya punya staf yang berjaga sepanjang waktu. Meskipun sekarang seharusnya situasi sudah lebih longgar.

“Kau baik-baik saja?”

Bahkan setelah mengiris lengannya sendiri tanpa ampun, Yuhyun tetap mengkhawatirkanku dan menyentuh dahiku. Tidak ada demam, gumamnya—dan aku benar-benar ingin menepuk belakang kepalanya.

“Aku baik-baik saja, jadi kau urus dirimu dulu. Kau selalu memarahiku, tapi kau sendiri tidak lebih baik. Kau tahu tidak, betapa aku…”

Adegan tertentu melintas di kepalaku tanpa sengaja, dan aku langsung menutup mulut. Yuhyun memiringkan kepala dan berkata,

“Kalau dipikir-pikir, skill-ku dulu memang skill yang harus melukai diri dulu untuk dipakai. Tapi sekarang tidak lagi.”

“…Y-ya.”

“Tapi aku tidak banyak menggunakannya, kan? Waktu itu, aku tidak mungkin masuk dungeon level tinggi bersamamu.”

“Kita memang tidak masuk dungeon bersama, tapi. Ada ranking match. Itu juga ditayangkan.”

Sambil melepas bajunya, Yuhyun menatapku dengan mata penasaran.

“Aku selalu penasaran—bagaimana aku waktu di ranking match?”

“Kamu? Kamu selalu forfeit.”

“Apa?”

“Kamu bersikeras tidak mau ke luar negeri. Kalau cuma dari win rate, kamu peringkat dua dunia, tapi posisi terbaikmu peringkat empat. Sampai babak perempat final, pertarungan direkam di dalam dungeon, tapi mulai semifinal disiarkan langsung di luar negeri. Biasanya di pulau tak berpenghuni di tengah laut. Kalau ada pertandingan ranking sekarang, Yerim mungkin akan menghabisi semuanya.”

Bahkan mencapai empat besar itu karena panitia benar-benar berusaha mengakomodasi Yuhyun. Lawannya selalu harus datang ke Korea.

“Guild master Sesung yang peringkat satu, kan?”

“Sampai dia menghilang. Setelah itu, semua orang menganggap kamu nomor satu. Tapi banyak juga yang omong kosong…”

Mengingatnya saja sudah membuatku kesal sedikit. Orang-orang bilang dia hanya menang secara default dan bukan yang terkuat sebenarnya, segala macam ocehan. Adikku punya skill luar biasa tapi tidak bisa memakainya, itu saja! Aku sampai menyimpan rasa tidak suka yang tidak perlu terhadap Seong Hyunjae karena itu. Setelah ranking match pertama, bracket diatur agar kontestan kuat tidak bertemu terlalu awal, dan Yuhyun selalu forfeit, jadi mereka tidak pernah benar-benar bertanding. Tetap saja, semua orang bilang pria itu yang terkuat.

“Bahkan tanpa menggunakan skill Sword Predator, kamu menghabisi banyak S-class dengan mudah. Begitu banyak orang kecewa kamu tidak pergi ke luar negeri.”

Karena Seong Hyunjae sudah menghilang juga, kalau aku tidak regresi, mereka mungkin akan berusaha mengadakan semifinal berikutnya di Korea bagaimanapun caranya. Orang-orang sampai menuntut agar dia tidak forfeit lagi, bilang tidak perlu disiarkan langsung pun tidak apa.

Mungkin terlihat aneh begitu bersemangat soal semacam olahraga di dunia yang makin berbahaya, tapi kekuatan yang ditampilkan para Hunter kuat adalah sejenis harapan. Harapan bahwa kami bisa selamat.

“Kalau ada ranking match lagi nanti, ayo rebut peringkat satu.”

Saat aku menepuk bahunya ringan, Yuhyun tersenyum. Melihat aku baik-baik saja pasti benar-benar menenangkan pikirannya. Yerim masih di bawah umur dan tidak bisa ikut beberapa tahun lagi, jadi ini kesempatan emas. Begitu Ruler of Water jadi dewasa, ya sudah, tamat semuanya. Bumi ini planet biru, bagaimana pun.

Kami mandi di kamar mandi dan, setelah mempertimbangkan, membakar habis pakaian yang berlumuran darah. Aku sedang menenangkan Peace, yang gelisah karena bau darah kami, ketika Haeyeon mengirimkan pakaian untuk Yuhyun. Staf yang mengantarkan terlihat bingung, bertanya-tanya apa yang terjadi sampai perlu ganti pakaian. Kalau mereka bertanya, apa harus kubilang kami menumpahkan susu kedelai? Atau mungkin: “Aku mencoba mengeringkannya di udara, tapi panasnya terlalu kuat dan terbakar.”

Aku menyuruh adikku pulang dan istirahat, tapi Yuhyun tetap tidak pergi sampai pagi, setelah Yerim datang dan kami sarapan bersama. TV masih dilarang, jadi aku membolak-balik buku yang dibawa Yerim ketika Moon Hyunah datang menjenguk.

“Hey, boss. Kau kelihatan bagus.”

Moon Hyunah menyerahkan keranjang buah dan sebuah tas belanja kecil. Logo di tas itu… aku pernah melihatnya.

“Uh, Hyunah. Ini…”

“Akhir-akhir ini Chief Han lagi suka makeup, jadi Soyeong—”

“Tidak! Jangan bilang—ini lipstik lagi?”

“Itu nail polish.”

“Hyunah!”

Moon Hyunah tertawa kecil dan menaruh tas itu ke samping.

“Penampilan bukan masalah utama, manajemen kesehatan lebih penting buatmu. Tapi serius, masuk rumah sakit lagi?”

“Aku sudah baik sekarang. Mereka hanya merawatku supaya aku benar-benar istirahat. Di rumah, aku malah cari kerjaan.”

Aku dijadwalkan keluar besok.

“Kau tidak berencana ke Jepang, kan? Aku yakin kau sudah cukup sibuk dengan urusan di sini.”

“Aku ingin ikut sebenarnya, tapi Yerim bilang dia berangkat lusa.”

“Ya. Memang dekat, tapi tetap saja aku khawatir.”

Kalau Hyunah ikut, aku pasti lebih tenang. Moon Hyunah menarik kursi dan duduk.

“Apa sih yang begitu kau khawatirkan?”

“Dia masih muda. Dan sekarang dia bilang begitu dewasa, dia akan pergi ke belahan dunia lain. Dungeon memang berbahaya, tapi… aku tetap merasa tidak tenang. Seperti Yerim ingin melakukan semuanya sendirian.”

Seperti saat insiden kerang. Tidak seperti Yuhyun yang menempel padaku, Yerim seolah sudah mempersiapkan diri untuk mandiri.

“Aku merasa akan lebih baik kalau dia lebih banyak bergantung pada kami.”

“Itu mudah diucapkan, boss. Tidak peduli seberapa dekat kalian sekarang, pada akhirnya, kalian dulunya orang asing.”

“Hah?”

“Kalian bertiga memang akrab, benar—tapi itu baru beberapa bulan. Dan Yerim adalah awakener berperingkat tinggi di usia itu. Kau tahu berapa banyak anak kabur dari rumah?”

“Apa? Kabur?”

Moon Hyunah mengangguk serius.

“Mereka merasa bisa melakukan apa pun sekarang. Bahkan lebih kuat dari kebanyakan orang dewasa. Jadi, bahkan anak SMP atau SMA, begitu mencapai mid– atau high-rank, banyak yang bilang, ‘Aku bisa mengurus diri sendiri!’ lalu pergi. Lumayan umum. Lebih jarang di Korea, tapi sangat sering di luar negeri. Adikmu sendiri kabur waktu itu, kan?”

“Yah, kasus Yuhyun agak berbeda…”

“Kau tahu Yerim bersikap seperti kepala keluarga kalian?”

Senyum nakal muncul di wajah Hyunah.

“Kepala keluarga?”

“Akhir-akhir ini, Yerim sering bilang, ‘Mereka tidak bisa berfungsi tanpa aku,’ tahu tidak. Kau harus lihat ekspresinya waktu bilang itu. Bangga sekali karena dia menjaga kalian berdua lagi kali ini. Bahkan dia menyombong bahwa dia menahan Guild Master Sesung saat dia mencoba bikin keributan.”

Aku dengar Yerim menelepon sana-sini menggantikan Yuhyun, tapi Seong Hyunjae mencoba memulai pertengkaran?

“Rasa dibutuhkan itu besar artinya. Itu keinginan untuk diakui—apalagi oleh orang yang kau sayangi.”

Aku mengangguk otomatis mendengar ucapan Moon Hyunah. Aku juga pernah merasakannya. Ketika dulu aku merasa tidak bisa melakukan apa pun untuk Yuhyun, itu menyakitkan luar biasa.

“Percaya diri bahwa kau bisa mengurus banyak hal sendirian—itu bukan hal buruk. Justru bagus. Dan sekarang, Yerim sedang berada di fase itu. Dia diperlakukan seperti tidak ada di rumah selama bertahun-tahun. Tentu saja dia ingin diakui.”

“…Bahkan sekarang, aku masih ingin pergi membalik rumah pamannya itu.”

“Itu akan merusak reputasimu. Bagaimanapun, mereka yang membesarkannya.”

Memang benar, tapi tetap menyebalkan.

“Jadi, memanjakannya itu bagus, tapi sesekali, mintalah bantuannya. Bukan urusan rumah, tapi sesuatu yang kau benar-benar tidak bisa lakukan. Bukan memanfaatkannya, tapi sesuatu yang membuatnya merasa bahwa kau sungguh membutuhkannya.”

“Tapi bukankah itu terlalu membebani?”

“Dia S-class. Ada berapa banyak hal yang benar-benar akan membebaninya? Kalau kau meminta bantuan mengangkat beban penting—akan berat, tapi dia bahagia. Menyingkirkan seseorang hanya karena dia masih muda masuk akal hanya kalau dia benar-benar tidak bisa berkontribusi. Kalau itu sesuatu yang akan membuatnya merasa tidak berdaya, ya, sembunyikan. Tapi kalau dia mampu, tidak perlu mengecualikannya. Dan anak-anak itu peka, tahu?”

“…Benar juga.”

Di usia Yerim, dia pasti paham semuanya. Aku merasa mantap bahwa aku harus menceritakan tentang regresi kepadanya juga. Selama ini aku ragu, takut membebani Yerim yang masih muda secara tidak perlu. Tapi setelah mendengar kata-kata Hyunah, aku merasa berbagi rahasia sepenting itu justru akan memberinya lebih banyak rasa senang—karena itu berarti dia dipercaya dan diandalkan—daripada rasa terbebani.

“Tetap saja, aku hanya berharap dia tidak mencoba menyelesaikan semuanya sendirian. Dia bilang dia akan mengandalkan kami kalau benar-benar sulit, tapi dia sangat mampu dalam segala hal.”

“Itu cuma harapan kosong, boss. Ini baru beberapa bulan. Kalau kau tetap seperti ini, nanti dia akan datang sendiri. Lagipula, dia sering melihat adikmu. Kalau dia makin nyaman, mungkin dia akan berpikir, ‘mungkin aku juga bisa begitu.’”

Mungkin. …Kalau soal menempel seperti Yuhyun, aku akan senang, tapi selain itu—tidak, terima kasih. Tapi Yerim sepertinya bukan tipe yang begitu.

“Aku selalu berpikir, aku benar-benar senang kau ada, Hyunah.”

“Tidak bertanggung jawab kalau kau jatuh cinta padaku.”

Moon Hyunah menyeringai lebar. Ah, bukan begitu maksudku.

“Kau menggoda lagi. Standarmu tinggi juga. Bukankah kau bilang kau suka wajah seperti Guild Master Sesung?”

“Kamu juga lucu. Aku suka kamu.”

“…Tunggu, kalau dibilang begitu terdengar aneh!”

Aku memeluk Peace, yang duduk di dekatku, tanpa alasan.

“Bagaimana kabar Breaker?”

“Masih tenang untuk sekarang. Aku sedang mencoba menarik Liet masuk. Kontrak jangka pendek saja sudah cukup. Dua Hunter S-class selalu lebih baik.”

“Kalau Guild Master Sesung pergi ke luar negeri, itu kesempatan bagus untuk menarik perhatian.”

Moon Hyunah tiba-tiba mengernyit.

“Kalau Seong Hyunjae pergi ke luar negeri, Evelyn pasti akan jadi acting guild master, kan? Lalu aku harus berurusan dengannya. Ugh, itu sudah menyebalkan.”

“Kamu tidak suka dia sampai segitunya?”

“Kami tidak cocok. Aku dan dia. Kalau bukan karena Soyeong dan Comet, dia hanya nyaris S-class. Tidak bisakah dia menjauh saja?”

Aslinya, Kang Soyeong-lah yang akan mengurus semuanya. Aku masih belum benar-benar mengerti kenapa hubungan antara Hyunah dan Evelyn begitu buruk. Evelyn tidak terlihat seperti orang jahat.

“Ah, ngomong-ngomong, bisa kau mampir ke lab Seok Hayan nanti? Aku ingin memanggil Myungwoo ke rumah sakit.”

Noah ada, tapi untuk urusan melindungi data penelitian dan bekerja dengan orang-orang, tidak ada yang lebih cocok daripada Myungwoo. Bahan paling penting tetap disimpan di bengkel. Tapi dengan begitu banyak orang luar yang datang dan pergi, aku ragu memanggilnya.

“Aku memang berencana ke sana.”

Hunah langsung setuju. Karena tubuhku sudah baik, aku merasa harus memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta Myungwoo memeriksa mana stone Black dan menyelesaikan proses sintesis. …Dan soal ukiran mana itu juga.

Chapter 335 - Second, Third (4)

Aku sedang minum air kelapa yang Hyunah dengan baik hati sudah ditusukkan sedotan ketika Myungwoo tiba. Apa sebenarnya daya tarik rasa ini? Camilan yang mengandung kelapa memang enak, tapi aku benar-benar tidak bisa memahami seharusnya airnya sendiri itu terasa seperti apa.

“Myungwoo~”

Aku tersenyum duluan. Wajah tersenyum membuat orang lebih sulit marah, bagaimanapun juga. Myungwoo meletakkan kotak minuman yang ia bawa ke atas meja.

“Kau tidak perlu membawa apa-apa, aku bilang aku baik-baik saja.”

“Tidak enak datang dengan tangan kosong. Bagaimana kondisimu?”

“Sangat baik! Benar-benar. Tidak ada masalah sama sekali, dan aku akan keluar besok.”

Aku terus menekankan betapa baik-baiknya keadaanku. Aku akan bilang luka di punggungku hanya cedera acak, dan penggunaan potion atau skill penyembuhan tidak bagus untuknya, makanya masih ada. Mungkin aku bisa bilang kalau mana engraving itu sebenarnya bagus untuk tubuh.

“Maaf memanggilmu saat kau sibuk.”

“Aku tidak masalah dipanggil kapan saja, tapi akan lebih baik kalau bukan ke rumah sakit.”

Dia mengatakan itu sambil tersenyum, tapi ada sengatannya. Saat itu juga, Grace muncul dan terbang ke arah Myungwoo. Lalu mulai mencicit padanya sambil memprotes.

“…Kau mengerti apa yang dia bilang?”

“Tidak. Tapi aku bisa menebak kau melakukan sesuatu lagi.”

“Itu—benar! Sepertinya karena Grace bertengkar dengan Iryn!”

“Iryn? Roh api itu?”

Aku mengangguk cepat.

“Ya, mereka berdua bertengkar. Mereka memang tidak terlalu akur dari awal. Frasa favorit Grace adalah ‘kadal jahat.’”

“Benarkah? Kenapa? Dia tidak ada masalah dengan Ismuar.”

“Iryn sepertinya sedikit berbeda dari Ismuar. Ismuar lebih tenang.”

“Itu tidak sepenuhnya benar. Dia kadang mengejutkan juga, agak manja. Mungkin karena perbedaan usia. Juga, aku pemilik kedua Ismuar.”

“Sharlos adalah yang pertama, kan? Kau dengar cerita tentang dia?”

Untuk bisa menciptakan ruang khusus seperti Master of the Golden Forge dan memasukkannya sebagai hadiah skill, dia pasti bukan pengguna kemampuan biasa.

“Aku dengar sedikit, kebanyakan tentang apa yang dia buat dan bagaimana caranya. Dia bahkan tahu tentang Corroding Ruler’s Sword.”

“Apa? Benarkah? Apa katanya?”

“Katanya dalam pembuatan pedang, orang itu yang terbaik. Jika Ismuar, yang memuja penciptanya setiap kali membuka mulut, mengatakan begitu, maka dia pasti luar biasa. Jadi tentang mana stone SSS-grade yang kau berikan padaku waktu itu, kau benar-benar berencana membuatnya jadi pedang?”

“Kenapa?”

“Kau ingin memberikannya pada adikmu, kan? Tapi karena dia sudah punya Ruler’s Sword, mungkin lebih baik kau membuat sesuatu yang lain.”

Punya pedang SS-grade lagi memang tidak buruk, tapi setelah dia menyebutkannya, aku jadi berpikir. Itu mungkin hanya akan jadi senjata kedua. Yuhyun bisa dual-wield, tapi lebih baik kalau satu tangan dipakai untuk mengendalikan api daripada memegang dua pedang SS-grade.

“Apa masih bisa diganti sekarang?”

“Tepat waktunya. Proses penempaan hampir selesai. Aku membutuhkan waktu lebih lama agar hasilnya pasti keluarnya SS-grade atau lebih.”

“Hmm, aku bingung. Akan bagus kalau Yerim punya senjata SS-grade juga, tapi apakah aku harus mengandalkan dia tidak butuh equipment umpan untuk ranking match? Tapi senjata cadangan juga tidak buruk.”

Yang paling menahanku adalah fakta bahwa skill Sword Predator bisa diterapkan. Menggunakan senjata SS-grade sebagai item sekali pakai itu gila, tapi mungkin akan ada situasi yang membutuhkannya. Namun selain itu, senjata itu hanya akan duduk di inventory…

“Kau masih punya beberapa hari. Pikirkan dulu.”

“Ya. Tapi bukankah kau bilang sebelumnya kalau trait-nya cocok dengan pedang?”

“Trait monsternya, iya. Tapi mengejutkannya, itu juga memiliki elemen air yang kuat.”

“Air?”

Telingaku langsung tegak. Kalau dipikir-pikir, garis keturunan King of Harmless, klan Mist Sea—itu atribut air mau dibaca dari mana saja.

“Kalau begitu mungkin memang harus kuberikan pada Yerim.”

“Kalau itu untuk Park Yerim, kau juga bisa meningkatkan tombak aslinya.”

“Benarkah?”

“Aku yang membuatnya, bagaimanapun.”

Wow, aku tidak tahu itu mungkin. Aku harus tanya Yuhyun dulu. Awalnya memang ingin kuberikan padanya, dan dia mungkin tetap perlu senjata cadangan.

“Mana stone SS-grade dari Jepang juga sedang ditempa. Salah satu pistol baru saja selesai. Mau lihat? Hanya D-grade, sih.”

“Sudah? Tentu aku mau lihat!”

Dia sudah membuatnya? Meski gradenya rendah, itu memang untuk perlengkapan standar Hunter peringkat rendah, jadi D-grade sudah lebih dari cukup.

“Peace, aku akan segera kembali. Tetap di sini seperti anak baik.”

– Kkuuung.

“Kalau ada yang datang, bilang aku pergi ke bengkel Myungwoo.”

Aku meninggalkan catatan di pad meja saat mengatakannya. Peace mengibas ekornya dengan sedikit tidak puas.

Bengkel itu masih berbau sama: campuran kayu dan api. Ismuar melambaikan tangan padaku.

“Selain fungsi charging dan rapid-fire, ini senjata biasa. Selama ada cukup mana, kau bisa menangani monster E-grade dengan mudah.”

Myungwoo menyerahkan pistol hitam yang tampak biasa saja sekilas, dan memberi isyarat pada Ismuar. Api kecil berbentuk burung beterbangan. Aku mengarahkan pistol dan menarik pelatuk. Dengan suara pop, burung api itu menelan peluru mana dan tercerai-berai.

“Bahkan dengan reservoir mana F-grade, kau bisa menembakkan sekitar dua tembakan langsung. Ini akan sangat populer di luar negeri sebagai senjata pertahanan diri. Di sini senjata api dilarang, tapi tidak di luar negeri.”

Bahkan awakener FF-grade yang tidak diakui sebagai Hunter bisa menggunakannya. Korea mungkin aman sekarang, tapi luar negeri berbeda. Permintaannya pasti luar biasa besar.

“Dan karena daya tembaknya mirip dengan pistol biasa, tidak ada yang bisa mengeluh bahwa ini terlalu berbahaya.”

Alasan senjata api biasa tidak bekerja baik pada monster adalah karena mereka melindungi tubuh mereka dengan mana. Monster peringkat rendah masih bisa ditangani dengan senjata modern, tapi perbedaan efisiensinya besar. Monster yang bisa dibunuh dengan satu tusukan oleh Hunter F-rank masih memerlukan banyak peluru untuk ditumbangkan.

Pada ucapanku itu, Myungwoo menggelengkan kepala.

“Aku tidak bisa memproduksinya massal sendirian. Bahkan tidak akan bisa memenuhi permintaan Hunter peringkat rendah. Biaya material tidak terlalu buruk, tapi masalahnya tenaga manusia.”

“Ya, benar juga. Bagaimana murid-muridmu?”

“Mereka cukup bagus untuk membuat pistol seperti ini kalau aku ajari. Tapi jumlahnya sedikit.”

Jadi masalahnya kekurangan personel.

“Ayo coba kumpulkan orang-orang terampil dari seluruh negeri. Pekerja bengkel sekarang tidak punya skill crafting, kan? Kalau kita lempar mereka ke dalam dungeon dan bilang, ‘kalian hanya bisa keluar kalau cepat membuat alat yang diberikan sementara monster mengancam kalian,’ dan mereka awaken… apakah itu akan jadi masalah hak asasi manusia?”

“Hanya terima orang yang benar-benar ingin membuat senjata.”

Myungwoo mengangguk, bilang itu ide yang lumayan. Perjanjian kerahasiaan pasti wajib.

Kami membicarakan soal memperluas bengkel sambil minum teh dan memakan camilan yang disediakan Myungwoo. Menggunakan gedung sebagai markas utama dan membuka lokasi kedua di dekatnya terdengar seperti ide bagus. Asalkan bisa mendapatkan cukup orang.

“Tapi kenapa kau memanggilku? Sepertinya bukan soal senjata.”

“Oh, benar…”

Akan lebih baik memulai dengan menunjukkan mana stone Black. Aku sedang mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan mana engraving ketika Myungwoo, yang memperhatikan keraguanku, bicara duluan.

“Apa ini tentang Noah?”

“…Hah?”

“Dia terlihat banyak pikiran sejak pulang dari Jepang.”

Aku mengangguk dalam-dalam mendengar kata-kata Myungwoo.

“Aku tidak bisa bertanya langsung, jadi aku khawatir. Dia tidak bilang apa pun padamu?”

“Akhir-akhir ini dia bahkan lebih sedikit bicara daripada sebelumnya. Kalau dulu hanya soal kakaknya, sekarang sepertinya dia memikirkan sesuatu yang lebih mendasar.”

“Sesuatu yang mendasar?”

“Bahwa posisinya itu samar. Bahwa tidak ada hal yang benar-benar dia ungguli.”

Aku sudah tahu Noah kurang percaya diri. Tapi secara pribadi, agak sulit memahaminya sepenuhnya. Bagiku dia sudah sangat luar biasa.

“Noah itu Hunter yang hebat, bahkan secara objektif. Jadi aku tidak tahu harus bagaimana lagi.”

“Bagi orang lain, itu mungkin terdengar seperti kekhawatiran penuh privilese. Tapi merasa berada di posisi samar itu lebih berat dari kelihatannya. Dia Hunter S-rank, tapi lemah untuk S-rank. Dia hanya punya satu skill penyembuhan, jadi bahkan tidak bisa benar-benar disebut healer. Dan support type itu, seperti namanya, support.”

Peran support itu penting juga. Tapi ya, persepsi publik memang cenderung seperti itu. Bahkan di luar dunia Hunter, kalau suatu hal diberi label "support", orang cepat meremehkan. Selalu ada pemisahan antara apa yang dianggap esensial dan tidak.

Mungkin apa yang dia alami di Medsang membuat kenyataan terasa lebih keras. Dia belajar bahwa support type bisa luar biasa juga, tapi itu berbeda dari mengubah dunia nyata. Dan jujur, Medsang hanya mungkin karena adanya sosok spesial seperti Myu. Sebagian besar kota lain tetap berpusat pada tipe combat.

“Salah satu opsinya adalah menyerah dan terus dilindungi olehmu. Tapi sepertinya dia tidak ingin menyerah semudah itu.”

“Kalau begitu skill barunya pasti Intangibility atau Miniaturization.”

Apakah dia akan memakai skill itu atau tidak mungkin jadi titik balik Noah. Tetap dalam kenyamanan sambil dikagumi, atau mengejar yang lebih tinggi sebagai Hunter. Itu pilihannya. Mungkin itu alasan dia menghindariku belakangan ini. Untuk mengambil keputusan sendiri.

‘Yerim bilang dia bisa pergi ke mana saja karena dia punya rumah untuk kembali.’

Tapi sepertinya Noah tidak mempercayaiku sejauh itu. Jujur, itu normal. Kami belum saling kenal lama, dan semuanya bermula karena efek title. Yerim itu pengecualian. Mungkin, seperti kata Hyunah, aku juga harus menunjukkan pada Noah bahwa aku lebih bergantung padanya. Sulit, sih.

Aku menghabiskan tehku dan menghela napas.

“Hubungan itu memang tidak mudah.”

“Bahkan kalau kau membesarkan seseorang dari kecil dengan penuh perhatian, mereka tetap bisa melenceng. Tidak peduli seberapa banyak kau peduli, ada batasnya. Kadang bahkan bantuan yang ingin kau berikan malah memperburuk keadaan.”

“Itu benar.”

Yuhyun dan aku saling menyakiti meski niat kami baik. Hanya karena kau melakukan sesuatu untuk orang lain bukan berarti itu akan berhasil. Kita bukan peramal. Kau membuat kesalahan, lalu memperbaikinya.

“Kalau jalan terbaik untuk Noah adalah menjadi seperti aku, itu tidak mudah juga.”

“Maksudmu seperti kamu?”

“Ya. Aku banyak berubah.”

Itu benar. Dia berubah begitu banyak sampai hampir sulit dikenali. Aku memandang Myungwoo di seberang meja lagi.

“…Kurasa kau tumbuh lebih tinggi?”

“Mungkin satu sentimeter. Aku bicara soal kepribadian, bukan penampilan.”

“Kau benar-benar tidak tampak seperti orang yang pertama kali kutemui.”

“Yang paling penting adalah soal kepercayaan diri.”

Myungwoo tersenyum lembut.

“Kepercayaan diri bahwa aku yang terbaik. Bahwa aku nomor satu di dunia tanpa tandingan. Tidak ada yang bisa menggantikanku.”

Suaranya tenang, tapi juga penuh keyakinan. Seperti yang dikatakan Myungwoo, memang tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya di dunia ini. Bahkan jika orang harus memilih antara Hunter S-class dan Myungwoo, seratus dari seratus akan memilih si pandai besi. Dengan Myungwoo ada di sini, menarik S-class akan sangat mudah. Tunggu sampai dia menyelesaikan senjata SS-grade—orang-orang akan gila.

Rasanya seperti cahaya bercahaya muncul dari belakang Myungwoo.

“…Kau agak keren barusan.”

“Kamu juga, Yujin.”

“Tidak, aku…”

Aku berbeda dari Myungwoo. Meski aku membantunya, skill Golden Forge itu, keahlian itu—itu semua kemampuan miliknya sendiri. Tapi aku… bukan sesuatu yang kudapat dengan usahaku sendiri. Kekuatan itu bukan sesuatu yang bisa kumiliki sendirian sejak awal.

“Hmm, yah. Jadi kalau Noah jadi yang terbaik di dunia dalam kelas support, mungkin dia akan merasa lebih baik?”

“Masalahnya, itu juga masih samar. Selain itu, aku mencapai puncak dengan melakukan sesuatu yang kusukai. Aku tidak berencana jadi pembuat senjata, tapi tetap saja, aku meraih tujuan hidup terbesar yang bisa dicapai seseorang.”

Myungwoo tersenyum, bilang tidak banyak orang hidup sepuas dirinya.

“Kecuali soal mengkhawatirkanmu, Yujin.”

“…Aku tidak bisa membantah itu.”

Terutama sekarang, aku benar-benar tidak punya alasan. Aku meliriknya, lalu perlahan mengeluarkan botol kaca dari inventory dan meletakkannya di atas meja.

“Itu mana stone. C-grade. Bisa kau cek kondisinya?”

“C-grade?”

Myungwoo mengambil mana stone Black dan memandanginya.

“Kelihatannya dragonkin. Dan teracuni, dengan kutukan?”

“Ya. Trait-nya masih terlihat utuh?”

“Ya. Lumayan, tapi kau mau membuat apa dengan ini? Bahkan kalau ini dragonkin langka, tetap saja C-grade terlalu rendah.”

“Tidak, aku tidak benar-benar membuat sesuatu dari ini… Maksudku, semacam membuat, tapi…”

Pada akhirnya, aku menjelaskan skill fusion beast. Ekspresi Myungwoo langsung berubah menjadi cemberut.

“Ke dalam tubuhmu? Kau memasukkan ini ke tubuhmu?”

“Yah, itu tidak terlalu masalah. Hanya meninggalkan sedikit luka. Dan aku tidak berencana melakukan fusion apa pun setelah ini.”

Setelah aku memberitahunya tentang bagaimana Black membantuku, Myungwoo menghela napas dan mengeluarkan mana stone dari inventory-nya.

“Itu mana stone SS-grade. Pakai ini.”

“Apa? Tapi…”

“Yang ini terlalu tua untuk digunakan membuat item. Aku bisa memakainya sebagai support core, tapi kau bilang beast ini melindungimu, kan? Dengan C-grade, kau bahkan beruntung kalau mendapatkan hasil A-grade dari penggunaan mana stone S-grade. Kau butuh minimal A-grade agar aman.”

“…Terima kasih, Myungwoo.”

“Masih saja, aku bahkan tidak bisa mengenali trait-nya, jadi aku tidak tahu monster seperti apa asalnya.”

Aku berterima kasih lagi saat menerima mana stone SS-grade itu. Aku akan kembali ke rumah sakit dan melakukan fusion segera.

“Dan… ada satu hal lagi…”

Mendengar nada ragu-raguku, Myungwoo kembali mengernyit.

“Katakan.”

“Itu disebut mana engraving. Tidak berbahaya untuk tubuh. Ini membantuku.”

“Engraving?”

“Ya, di punggungku.”

Aku menaruh mana stone ke inventory dan melepas bajuku.

“Ini. Kelihatan?”

“…”

Ada hening singkat. Lalu terdengar suara kursi bergeser, dan Myungwoo berdiri. Tiba-tiba, dia mencengkeram tengkukku dan menekanku ke meja. Aku mencoba melepaskan diri dari posisi tertelungkup, tapi perbedaan stat itu tak terbantahkan.

“Hey, apa-apaan!”

“Apa ini. Pekerjaan sinting macam apa yang kau lakukan?!”

Uhh… yeah. Dia marah.

Chapter 336 - Second, Third (5)

“Ismuar.”

Atas panggilan Myungwoo, roh api itu mendekat. Gelombang panas menyebar di kulitku.

“Engraving ini, ini pengaturan dasar sirkuit mana, kan?”

“Ya. Benar.”

Pengaturan dasar? Aku sama sekali tidak tahu apa maksudnya, tapi Myungwoo berbicara dengan suara yang hampir tidak bisa menahan amarah.

“Bukan berarti ini tidak bisa diterapkan pada manusia.”

“Uh, bisa jelaskan sedikit…?”

“Itu dipaksakan, atau kau memilihnya sendiri?”

Pertanyaannya menusuk lebih dingin dari baja. Aku tidak bisa menjawab langsung. Aku hanya melirik-lirik tanpa suara, dan sebuah helaan napas berat jatuh di punggungku. Lalu—

SMAK!

“Aduh! Itu sakit!”

“Sakit? Kau punya nyali bilang sakit? Dengan penampilan begini?”

“Tunggu, ack! Grace!”

– Beep!

Grace terbang ke depan wajahku, memiringkan kepalanya seperti bertanya kenapa aku memanggilnya.

Suruh ayahmu tenang! Aku terpikir memanfaatkan Grace, tapi itu mungkin hanya akan membuatnya makin marah. Lagipula memang salahku, tapi tetap saja!

“Semua orang di tempat itu melakukannya!”

Aku bukan satu-satunya, jadi kenapa menyalahkan engraving-nya? Aku diberi tahu itu umum dan aman.

“Maksudku, ya, aku memang masuk dungeon secara fisik dan sebagainya, tapi semua orang melakukannya. Itu tidak sembrono! Kami bahkan pakai anestesi yang benar, dan aku hanya mati sekali—ack!”

“Kau pikir itu membuatnya lebih baik?!”

“Tapi setelah dapat mana engraving, kau bisa mengendalikan mana lebih baik, dan—tunggu sebentar, tanganmu naik lagi, tunggu!”

“Kalau kau membebani sirkuit mana melebihi gradenya, kau tahu apa jadinya? Barang sekali pakai! Rusak setelah beberapa kali pakai!”

Oh, jadi begitu cara mereka membuat barang konsumsi.

“Aku tahu itu berat, makanya aku menguncinya. Bahkan Elder yang membuat pedang itu memarahiku!”

“Hapus.”

Kata Myungwoo tegas. Aku ingin meloncat bangun mendengarnya, tapi aku masih belum bisa bergerak.

“Tunggu, tunggu! Itu sayang sekali! Aku tidak bisa melakukannya lagi! Aku berencana menyesuaikannya perlahan dan pakai item pengatur! Itu sebabnya aku datang untuk memintamu membuatnya! Dan lagipula, menghapusnya juga pasti tidak mudah!”

“Mematikan sirkuitnya tidak sulit.”

“Tidak! Ayolah, bukankah memiliki ini lebih baik daripada tidak sama sekali? Aku akan menggunakannya dengan aman! Sumpah!”

“Bagaimana aku bisa mempercayai itu?”

Ya… tidak terlalu bisa dipercaya.

“Walaupun kau bilang akan memakainya dengan aman, aku sudah bisa membayangkan kau melewati batas begitu keadaan jadi buruk.”

“Tapi Myungwoo, kalau aku tidak memaksakan diri, aku bisa mati saat itu juga. Bukankah lebih baik punya satu opsi tambahan? Situasi kita… memang begitu.”

Selama aku punya sesuatu untuk digenggam, aku setidaknya bisa terus bertahan. Meskipun sembrono, tidak melakukannya sudah membuatku mati tiga kali. Suara memohongku disambut helaan napas Myungwoo lagi.

“…Serius, kenapa harus kau, Yujin.”

“Aku juga ingin memulai hari dengan bilang aku tidak mau berangkat kerja.”

Mungkin suatu hari nanti aku bisa sampai ke titik itu. Atau jadi pengangguran kaya. Tangan yang menekan leherku akhirnya terlepas. Saat aku bangun, Myungwoo memberi isyarat ke meja kerja.

“Kau bilang butuh item pengatur. Naik.”

Aku cepat-cepat berbaring di meja kerja. Ketika aku sedikit menoleh untuk meliriknya, wajah Myungwoo masih kaku. Bahkan dengan resistance terhadap rasa takut, entah kenapa berada di depan Myungwoo selalu membuatku gugup.

“Aku akan membuat cetakan, jadi jangan bergerak.”

“Oke, tapi…”

“Jangan bicara.”

Aku langsung menutup mulut. Tanpa perlu diperintah, Ismuar melelehkan cairan entah apa dan membawanya. Lalu Myungwoo mengangkat sebuah pelat tipis dan menahannya di atas punggung bagian atasku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, tapi karena aku tidak merasakan apa-apa di punggungku, sepertinya cairan itu sedang dituangkan di atas pelat.

Beberapa saat kemudian, Myungwoo mengelupas lembaran tipis seperti lilin dari pelat tersebut. Mana engraving itu bersinar samar kebiruan.

“Aku akan memasang safety lock. Jangan matikan kecuali benar-benar perlu. Aku akan membuatnya supaya aku tahu kalau kau melanggarnya.”

“Oke.”

“Kau boleh bangun.”

Aku duduk di atas meja kerja, dan Ismuar membawa pakaianku. Saat kupakai kembali, aku bertanya,

“Hei, apa menurutmu kau bisa memberi mana engraving ke orang lain juga? Dalam batas aman.”

“Sekarang tidak mungkin. Item ditempa dengan panas mana, tapi tubuh manusia tidak. Jadi kau harus menciptakan lingkungan penuh mana dalam jumlah sangat besar, dan kita tidak punya cara menarik sebanyak itu sekaligus.”

“Tempat aku dapat engraving itu punya mana hole, lokasi yang meluap dengan mana. Apa Grace tidak bisa mengatasinya? Grace dapat Fountain of Young Mana berkat mana hole itu.”

“Itu hanya berhasil untukmu. Bahkan kemampuan menghapusnya itu karena Grace. Kalau mana hole seperti itu muncul di dunia kita, mungkin kita bisa memberi engraving ke orang lain juga. Kalau tingkatnya sesuai rank, itu akan berguna. Tapi kau.”

Tatapan tajamnya menusuk. Sayang sekali. Grace, tidak bisakah kau membuat pengecualian? Untuk Yuhyun dan Yerim saja, karena mereka keluarga. Keluarga seharusnya berbagi hal-hal seperti ini.

“Adikmu akhir-akhir ini juga jadi lembek. Dia dulu bertingkah seperti dia akan mengurungmu kalau perlu.”

“Kau tidak bisa mengurung orang.”

“Kau bisa.”

Aku ini punya hak asasi, tahu.

“Sama untuk yang lain. Dia terlalu lembut untuk seseorang yang sangat peduli padamu. Bukan berarti aku tidak mengerti. Semua orang butuh kau.”

“Sepertinya kau bilang kau tidak.”

“Karena akulah yang butuh kau. Tidak ada alasan untuk menahan diri.”

“Bijak sekali.”

Memang, aku membantu Myungwoo mendapatkan skill-nya, tapi dia sudah membalas berkali-kali lipat. Grace saja sudah lebih dari cukup. Plus, tidak seperti yang lain, dia bahkan tidak butuh kemampuanku. Hunter lain mendapat hal-hal seperti tunggangan monster, buff pertumbuhan, koneksi dengan Myungwoo, potion stamina, dan segala jenis informasi dariku, tapi Myungwoo tidak. Kalau kami berpisah, aku yang akan menyesal.

“Mungkin karena itu aku merasa begitu kecil di hadapanmu.”

“Aku tidak akan ke mana-mana.”

“Kau tidak pernah tahu dengan orang. Aku tidak pernah membayangkan aku akan berpisah dari adikku selama itu. Kupikir paling lama kami terpisah hanya saat wajib militer.”

“Aku bilang aku tidak.”

Seolah berkata berhenti bicara yang aneh-aneh, Myungwoo menyodoriku camilan.

“Tapi camilannya agak beda dari sebelumnya?”

“Mereka bilang jangan memberimu yang manis sebelum makan karena kau tidak makan dengan benar. Dan jangan terlalu banyak. Itu yang terakhir.”

Tetap enak meskipun hambar… Anak-anak zaman sekarang.

“Ah, kau ingin bertemu Elder? Dia sedang mengajari Yuhyun pedang, sepertinya.”

“Mengajarinya?”

“Ya. Di dungeon bersama si pemula. Sekitar seminggu sekali.”

Mendengar itu, Myungwoo tampak tertarik.

“Kalau begitu aku ingin belajar juga?”

“Hah? Maksudmu, kau memakai pedang?”

“Tidak. Dari si pemula.”

Si pemula… Aku menatapnya sedikit terkejut.

“Maksudmu, tentang sistem?”

“Tidak sepenuhnya tentang sistem. Lebih tentang produksi secara keseluruhan. Kau lihat bagaimana si pemula membuat dungeon sendiri. Aku memang pandai besi, tapi tindakan mencipta itu tidak terbatas pada satu hal. Lihat.”

Myungwoo memberi isyarat ke bengkel, ke pepohonan di luar jendela.

“Ruang ini juga, dan dunia kecil itu—semuanya diciptakan oleh pandai besi Sharlos. Tidak ada alasan aku tidak bisa juga.”

Angin sepoi masuk. Ini memang ruang kecil. Tapi seperti dungeon, itu ruang mandiri sepenuhnya.

“Membuat item itu menyenangkan, tapi melihat dungeon si pemula membuatku ingin lebih. Bahkan kalau aku yang terbaik di dunia ini, aku ingin melangkah lebih jauh. Dan kalau aku belajar lebih banyak tentang dungeon dan sistem, itu akan membantu kau juga.”

“Yah, tentu saja. Pasti!”

Entah kenapa hatiku berdebar sedikit.

“Aku akan bicara baik-baik dengan si pemula. Dia baik, mungkin dia akan bilang iya. Harus bawa makanan lain waktu… walaupun mungkin dia tidak bisa makan karena dia bola voli.”

Mungkin aku harus membawa polish kulit sebagai hadiah.

“Tapi tidak pakai tentakel.”

“Hah?”

“Mereka memang praktis, tapi tetap saja.”

Tentakel belakangan ini memang sedang tren, agak mengkhawatirkan. Lebih baik aku memperingatkan si pemula agar tidak memberi Myungwoo ide-ide aneh.

Kembali ke kamar rumah sakit, setelah mengantar Myungwoo, aku mengeluarkan dua mana stone. Ditaruh di samping mana stone SS-grade, mana stone Black tampak kecil dan tidak mencolok. Tetap saja, Black akan menjadi bagian utama.

‘Kali ini harus ditaruh di mana?’

Sudah ada bekas di depan dan belakang torso-ku. Pinggang? Perut? Mungkin bahu atau lengan? Saat aku memikirkan itu, mataku jatuh ke telapak tanganku. Dia dulu suka saat aku mengelusnya.

‘Apa pakai telapak tangan saja?’

Kalau kupotong hati-hati, mungkin tidak terlalu terlihat.

Saat aku masuk ke kamar mandi, Peace mengikuti. Meski kusuruh menunggu di luar, kali ini dia tidak menurut.

“Kalau begitu jangan kaget, oke? Daddy cuma pakai skill.”

– Kyawng.

“Aku sedang membuat adik kecil untukmu.”

Peace tidak suka kalau monster baru ditambahkan.

Saat aku mengeluarkan belati, Peace langsung berdiri dari duduknya. Untuk menenangkannya, aku menyembunyikan tanganku di dalam bak cuci agar dia tidak melihatnya. Hanya luka kecil, tapi saat bau darah tercium, dia mulai merengek. Aku cepat-cepat memasukkan kedua mana stone, lalu menunjukkan lukanya pada Peace.

“Tuh kan? Tidak apa-apa, kan?”

– Kkang.

Peace menjulurkan lidah dan menjilat luka kecil yang tersisa. Black mungkin akan lahir lebih cepat daripada Changeling. Aku sudah penasaran bentuk apa yang akan dia ambil. …Lalu bagaimana aku menamai Changeling? Apa aku harus pergi ke pusat penamaan atau semacamnya?

“Kau seharusnya istirahat sedikit lebih lama.”

“Ya, hyung. Tiga hari lagi saja. Lebih bagus lagi seminggu. Sebulan juga tidak apa-apa, atau perawatan jangka panjang setahun pun oke.”

“Itu benar, Mister. Guildmaster, bagaimana kalau sekalian mendirikan fasilitas perawatan di bawah Haeyeon? Dengan keluarga kecil dan masyarakat menua, prospeknya sangat bagus.”

“Hei, aku masih dua puluhan.”

Mendengar mereka, kau akan mengira mereka membicarakan perawatan orang tua lanjut usia. Yuhyun dan Yerim memang khawatir, tapi aku tetap keluar rumah sakit sesuai rencana. Kondisi fisikku sudah membaik, dan penglihatanku hampir pulih sepenuhnya—tidak ada alasan tetap berbaring.

“Aku akan menjaga kesehatanku dan bekerja dengan santai, jadi jangan khawatir. Aku juga akan merekrut staf.”

“Kau bilang akan mengunjungi mereka sendiri? Kenapa ambil kerjaan tambahan? Biarkan Haeyeon menanganinya. Atau paling tidak, suruh mereka datang untuk wawancara.”

Itu bukan sesuatu yang harus kulakukan, tapi aku ingin pergi sendiri. Bukan wawancara formal, aku hanya ingin menyapa mereka langsung.

“Ini cuma untuk jalan-jalan sebentar. Aku terkungkung di rumah atau rumah sakit terus. Ngomong-ngomong, Yerim, kau berangkat besok pagi, kan?”

“Ya. Kali ini dungeon A-rank, jadi harusnya cepat selesai. Kalau dapat S-rank, mungkin sedikit lebih lama.”

Dia bahkan bilang akan membawa Blue untuk membantu lingkungan sekitar danau besar itu, jadi paling hanya beberapa hari.

“Blue sangat cepat, jadi aku bisa pulang keesokan harinya.”

Karena tujuannya menunjukkan kemampuan Haeyeon dalam mengelola dungeon, Yerim akan masuk sendirian dan berusaha clear secepat mungkin. Rencananya menekankan kecepatan menyapu yang luar biasa dan menghindari keluhan. Tentu saja, anggota dewasa akan tetap menemaninya ke Jepang.

“Akan ada banyak Hunter asing mengunjungi lab, jadi hati-hati selama aku pergi. Saat merekrut staf baru, pastikan Hunter S-class dan Peace ikut bersamamu. Han Yuhyun, urus semua.”

“Jangan khawatir.”

Seperti kata Hyunah, Yerim sudah menjadi penjagaku. Aku bertanya-tanya apakah itu benar, tapi jika itu membuatnya lebih nyaman, tidak apa-apa. Bahkan sekarang dia menikmati mengomeliku dan Yuhyun, mencari hal lain untuk ditegur.

Keesokan harinya, setelah mengantar Yerim, aku keluar rumah dengan daftar kontak yang diberikan Do Hamin.

“Aku mengandalkanmu, Noah.”

Orang yang akan melindungiku tidak lain adalah Noah. Belakangan ini dia agak menghindariku, dan karena bangunan serta lab mulai kedatangan lebih banyak pengunjung, aku tadinya ingin meminta Yuhyun atau Seonghan, tapi dia yang menawarkan diri duluan. Mungkin Myungwoo memberinya sedikit nasihat.

Bagaimanapun juga, aku senang ini bisa berjalan dengan baik.

Chapter 337 - Nice to Meet You (1)

— Ini terjadi di masa lalu relatif terhadap timeline saat ini.

“Mister, kali ini kita benar-benar harus pergi mengurus lisensi kita!”

Yerim berkata,

“Aku dengar aku harus dapat lisensi baru yang sesuai dengan rank Hunter-ku.”

Myungwoo berkata,

“Aku juga perlu mengurus lisensi lagi di Korea.”

Noah berkata. Begitulah empat orang tanpa SIM berkumpul, sehingga secara alami butuh seseorang yang bisa menyetir. Tentu saja banyak orang yang bisa menyetir.

“Aku akan mengantar kalian.”

Yuhyun menyela. Dan Peace melakukan protes di depan pintu. Chirp menatapku bersama Belare. Tempatnya tidak berbahaya dan itu fasilitas khusus Hunter, jadi tidak apa-apa.

Jadi aku keluar rumah sambil menggendong Peace, dengan Chirp di atas kepalaku dan Belare melingkar di pergelangan tangan.

“Yerim, bukannya kamu bilang kamu belum latihan nyetir sama sekali? Kamu yakin tidak apa-apa?”

“Aku hebat dalam situasi nyata, jadi jangan khawatir!”

Dia sudah lulus ujian teori dan belajar dasar-dasar mengoperasikan mobil, tapi tetap saja, aku khawatir. Yuhyun menimpali di samping kami.

“Aku juga lulus di percobaan pertama tanpa latihan apa pun. Bahkan kalau kamu melakukan kesalahan, paling parah mobilnya rusak, jadi jangan stres. Tapi kamu yakin baik-baik saja, hyung? Aku menawarkan untuk bantu latihan, tapi kamu nolak.”

“Aku cuma belum punya SIM, bukan berarti aku belum pernah nyetir. Aku dulu pindah-pindahin kendaraan di tempat kerja lamaku, seperti parkir atau memindahkan kendaraan di lokasi.”

Selama bukan di jalan umum, dia bilang itu tidak masalah. Tentu saja, alasan sebenarnya aku percaya diri sekarang karena aku sudah punya SIM sebelum aku regresi.

“Meski begitu, tempat tes SIM Hunter katanya lumayan sulit.”

“Seberapa beda sih?”

“Aku tidak bisa bilang banyak karena itu rahasia, tapi katanya hampir mustahil bagi orang non-awakened lulus tes Hunter tingkat lanjut. Level menengah tidak terlalu sulit, katanya.”

Apa medannya se-sulit itu? Tapi aku bukan pemula, jadi harusnya cukup baik.

Saat kami tiba di gedung itu, Myungwoo dan Noah sudah menunggu.

“Myungwoo, kamu yakin baik-baik saja? Aku dengar tes Hunter tingkat lanjut itu parah.”

Tidak seperti aku, Myungwoo secara resmi diakui sebagai Hunter A-rank, jadi dia harus ikut tes tingkat lanjut. Aku berjalan ke sebelahnya dan menepuk lengannya.

“Kamu diam-diam punya SIM kan? Buat jaga-jaga, pastikan bawa potion. Ada healer yang siaga kan di pusat tes?”

“Ya. Katanya ada. Dan berkat trait skill-ku, aku boleh pakai item. Tapi hanya item yang kubuat sendiri.”

“Masih saja, hati-hati. Jangan sampai terluka.”

Noah, sebagai Hunter S-rank, seharusnya tidak ada masalah. Aku hanya bilang padanya untuk melakukan yang terbaik, tapi dia langsung merosot layu. Sial.

“Noah, kamu hati-hati juga ya. Katanya mudah untuk Hunter S-rank, tapi tetap saja, jaga-jaga.”

“Ya! Terima kasih, Yujin.”

Baru setelah itu dia tersenyum cerah. Hari ini pun berkilau.

Pusat tes menyetir khusus Hunter cukup jauh. Dan anehnya, parkiran depan dipenuhi mobil-mobil mewah luar negeri. Seperti pameran mobil. Begitu orang-orang bersetelan yang berdiri di antara mobil-mobil mencolok itu melihat kami, mata mereka langsung berbinar.

“Semoga sukses tesnya!”

“Kami mendukung kalian, Hunters!”

Jangan bilang…

“…Apa mereka itu dealer mobil?”

Apa mereka dengar rumor dan langsung berdatangan? Bahkan ada yang bawa banner. Kebanyakan dari mereka menyemangati Yerim, dengan Noah di posisi kedua. Myungwoo dan aku punya jauh lebih sedikit pendukung. Mungkin karena kami lebih mungkin gagal?

Di tengah sorakan para dealer mobil impor, kami masuk ke pusat tes. Seorang staf yang gugup menghampiri.

“Hunter Park Yerim sudah menyelesaikan ujian teori.”

“Ya!”

“Kalau begitu kami akan mulai dengan tes keterampilan mengemudi. Course A adalah course standar. Di Course A, penggunaan skill dan item dilarang. Course B adalah road test khusus Hunter, di mana penggunaan skill diperbolehkan. Hanya Hunter Yoo Myungwoo yang boleh menggunakan item.”

Pengawas tes menyuruh Yerim mengikutinya.

“Aku akan kembali dengan hasil lulus~”

Yerim pergi ke area tes mengemudi, dan saat kami hendak menuju area ujian teori—

“Halo!”

Suara ceria terdengar. Kang Soyeong muncul dengan Liette, dan di belakang mereka muncul Song Taewon. Setelah memastikan siapa kami, Song Taewon berbicara kepada staf.

“Apakah Hunter Park Yerim sedang menjalani tes keterampilan?”

“Ya. Karena dia sudah lulus ujian teori, dia langsung masuk tes keterampilan.”

Song Taewon mengangguk kecil. Sepertinya dia datang untuk berjaga-jaga kalau terjadi kecelakaan, karena banyak S-rank yang datang untuk tes SIM. Masalahnya tidak ada pengganti untuk tugas-tugas Song Taewon. Rasanya aku ingin mencari Hunter S-rank lain di bawah pemerintah entah dari mana.

…Dari sudut pandang Song Taewon, ini mungkin seperti dapat sakit kepala baru. Bahkan kalau ada S-rank yang kepribadiannya sama persis seperti duplikat dirinya, dia tetap akan tidak nyaman.

“Hai, sayang~ Noah, kamu juga datang untuk SIM?”

“Ya, Bu.”

Balasannya singkat dan netral. Tidak ada kehangatan seperti keluarga, tapi tidak ada permusuhan juga. Tidak semua masalah sudah selesai, dan tidak semuanya bisa berakhir dengan ‘kami semua akur~.’

“Soyeong, kamu pasti sudah punya SIM, dan Liette, kamu tidak punya SIM Korea?”

“Itu dicabut. Jadi ini ujian ulang~”

Apa yang kamu lakukan. SIM S-rank tidak dicabut semudah itu.

Selain Yuhyun dan Kang Soyeong, kami semua masuk ke ruang ujian teori. Peace dan Chirp ditinggal sementara dengan Yuhyun. Belare setengah dalam bentuk gelang anyway. Karena ini pusat tes untuk Hunter tingkat menengah ke atas, tidak banyak meja dan kursi.

“Tes teori terdiri dari total 60 soal, 40 di antaranya sama dengan ujian umum. 20 sisanya soal khusus Hunter. Hunter Liette dan Hunter Noah, silakan duduk di sini.”

Kertas ujian terpisah diberikan pada dua orang yang tidak fasih bahasa Korea. Lalu ujian dimulai. Soal umum mudah, soal khusus Hunter juga tidak sulit. Isinya seperti penggunaan sabuk pengaman, poison resistance, pengecualian DUI berdasarkan level stat, dan kontrol lalu lintas saat dungeon break.

Semua orang lulus teori. Tinggal tes mengemudi.

“Hunter Han Yujin, silakan ikut saya ke sini.”

Karena aku satu-satunya Hunter level menengah, tempat tesku berbeda. Yuhyun menyerahkan Chirp padaku dan berkata,

“Hati-hati, hyung. Untuk jaga-jaga, bawa Peace juga.”

“Aku tidak akan nabrak cuma demi dapat SIM. Apa boleh bawa Peace?”

Pengawas bilang boleh. Tapi kalau aku mendapat bantuan dari monster mount, itu langsung gagal. Skill boleh dipakai, tapi tidak boleh pakai kemampuan orang lain. Aku harus lulus murni dengan kekuatanku sendiri.

Yang lain diarahkan ke arah yang sama dengan Yerim. Kang Soyeong berteriak “Semangat Liette unnie!”, lalu memanggil keras Noah.

“Noah! Kalau lulus, besok kita─!”

“Maaf.”

“Tidak apa! Semoga berhasil!”

Gigih juga. Mereka berdua memang cocok sih.

Aku mengikuti pengawas ke lokasi tes. Sesampainya, aku mendapat pesan dari Seong Hyunjae, yang pasti sudah dengar berita.

[Ayo semangat^^]

Ya sudah, terima kasih. Di pintu masuk Course A, dua kendaraan tes terparkir. Aku naik ke truk untuk SIM kelas 1 dan langsung mulai mengemudi. Course dasar tidak sulit. Sudah lama aku tidak pakai transmisi manual, tapi aku sudah review sebelumnya, jadi tinggal mengingat feel-nya.

Setelah lulus dengan aman, aku langsung diarahkan ke Course B.

“Mobilnya… agak tidak biasa.”

Itu SUV besar dan berat, dan jelas bukan model komersial biasa. Pasti kendaraan khusus dari byproduct dungeon. Nomor pelatnya juga menunjukkannya.

“Course B dirancang untuk mensimulasikan dungeon break. Tata letak berubah secara berkala, tapi rute dasar sama, jadi mohon jangan bocorkan detailnya sebelum mendapatkan SIM Hunter.”

“Kalau begitu tidak boleh mengulang tes?”

“Kalau mengulang, ambang kelulusannya naik. Kalau gagal tiga kali berturut-turut, Anda tidak boleh ikut tes lagi.”

Ketat juga. Tapi karena bisa mengulang, aku harus mengingat medannya dengan baik kalau ternyata sulit.

“Jika ingin berhenti di tengah tes, tekan tombol merah di sebelah setir. Healer dan tim penyelamat akan segera dikirim.”

“Oke.”

Meski simulasi dungeon break, tidak mungkin ada monster beneran keluar—mengapa sampai ada tim penyelamat? Ya, mungkin saja pemula bisa kecelakaan.

Setelah mendengar semua instruksi, aku masuk mobil. Peace duduk di kursi penumpang.

“Chirp, duduk di sebelah Peace.”

— Chirp.

Tidak seperti Course A, yang ini butuh kecepatan lebih tinggi, jadi mungkin berbahaya. Aku meninggalkan Chirp dengan Peace dan menyalakan mobil. Pintu yang sebelumnya tertutup terbuka, memperlihatkan jalan yang sebagian rusak.

“Ini cukup realistis.”

Ada juga model bangunan di sepanjang jalan. Aku berkendara di jalan empat lajur.

‘Tentu saja ada halangan.’

Di sana-sini ada mobil mogok. Tiang listrik roboh dan puing bangunan menghalangi jalan. Karena bukan situasi nyata, course yang dibuat rapi ini lumayan menyenangkan. Jadi ini alasan biaya tes mahal.

‘Harusnya pelan atau cepat ya?’

Ini misi dengan batas waktu untuk mencapai titik dungeon break, dan mereka bilang waktunya ketat. Kalau waktu habis, apa aku harus balik di tengah jalan? Aku tidak menanyakan itu. Pokoknya, aku tancap gas.

Halangan semakin banyak, dan aku baru saja berpikir bahwa pemula tidak mungkin tepat waktu ketika—

“Tolong!”

“Whoa!”

Seseorang melompat ke jalan. Aku injak rem, tapi—

Thud!

“Ugh!”

Pria yang tertabrak terbang ke udara. Lalu berguling-guling dan berhenti. Apa-apaan itu. Aku cepat buka pintu dan lari mendekat.

“Apakah Anda tida—”

“Anda gagal menghindari warga sipil. Itu potong 5 poin.”

Pria itu duduk bangun dan berkata tenang.

“Tanggapan pasca-tabrakan Anda juga kurang. Tambah potong 2 poin.”

“…Maaf?”

“Area ini dekat lokasi dungeon break, jadi Anda tidak pernah tahu kapan monster muncul. Bahkan jika terjadi kecelakaan, Anda tidak boleh lengah dari sekitar.”

Itu… tidak salah. Tapi tetap saja.

“…Anda benar-benar baik-baik saja, kan?”

“Jangan khawatir. Saya Hunter tipe defense C-rank. Tapi, Hunter Han Yujin.”

Pria itu ragu, lalu melirik ke belakangku.

“Boleh saya foto dengan Chirp? Saya penggemar berat. Timer sedang dihentikan.”

Saat aku menoleh, Peace sudah mendekat dengan Chirp di kepalanya. Ya sudahlah. Aku meletakkan Chirp di kepala penguji dan mengambil foto menggunakan ponselnya. Dia mengucapkan terima kasih berkali-kali dan memintaku melakukan yang terbaik sebelum pergi.

“…Terlalu realistis ya.”

Kalau aku tidak punya fear resistance, rohnya pasti sudah melayang. Menggerutu, aku kembali ke mobil. Simulasi memang sedekat mungkin dengan kenyataan. Tapi mereka tidak akan benar-benar keluarkan monster… kan?

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengemudi lagi. Aku tidak bisa sekencang sebelumnya, dan bahkan menerobos lampu merah. Tidak ada pengurangan poin untuk pelanggaran lalu lintas. Dalam situasi yang bahkan tidak bisa mempertahankan jalur, tentu saja. Saat berbelok—

“Ah!”

Sesuatu melompat lagi. Melihat gumpalan gelap itu, aku injak rem. Kali ini aku melaju lebih pelan dan siap, jadi aku berhenti sekitar tiga puluh sentimeter jauhnya.

“Apa itu. Minggir.”

Yang menghalangi jalan adalah seseorang dengan kostum maskot. Aku tekan klakson berulang kali, tapi tetap tidak bergerak.

— Shiiik.

Melihat aku menekan klakson, Belare menjulurkan kepala. Lalu dia melilit setir dan membunyikan klakson keras-keras.

“Hentikan itu, dasar kecil.”

Aku menyuruh anak-anak menunggu dan turun dari mobil. Peace langsung melompat keluar juga. Aku kali ini melihat sekitar dengan sangat hati-hati saat maskot itu mendekat.

“Itu potong 10 poin.”

“Maaf?”

“Kamu seharusnya menabrak monster level rendah. Dan karena kamu mendekat tanpa perlindungan, tambahan potong 3 poin—”

Vrooom— tiba-tiba, mobil melesat. Mobil itu ngebut dan menabrak model bangunan sebelum berhenti. Aku dan penguji kostum monster sama-sama terpaku menatap mobil itu.

“…Chirp!”

Kamu yang lakukan? Atau Belare? Atau dua-duanya? Aku bergegas dan membuka pintu. Chirp, yang duduk di kursi pengemudi, menatapku. Belare melilit tuas persneling. Pemandangan itu membuatku menghela napas panjang.

“Chirp, ini bukan mobil mainan! Dan Belare, aku bilang jangan asal ikut apa pun yang Chirp mau!”

— Chirp.

— Shiiik.

“Bagaimana kalau kalian terluka? Dan kalau ini bukan tempat tes, orang lain bisa terluka. Tidak, ini salahku karena meninggalkan kalian berdua sendirian. Harusnya aku ambil dulu kuncinya.”

Sejak Chirp sering bermain dengan Belare, dia makin berani melakukan kenakalan. Untungnya, hanya Chirp yang bisa teleport sejauh ini.

“Tuan anak-anak… maksud saya, Hunter Han Yujin.”

Penguji kostum monster mendekat dan berkata,

“Tidak ada kategori relevan, jadi tidak ada pengurangan poin, tapi mohon hati-hati ke depannya.”

“Oh, ya. Maaf. Aku akan hati-hati.”

Aku cepat membungkuk dan minta maaf. Rasanya lulus hari ini benar-benar mustahil. Tapi tetap aku masuk mobil lagi untuk menyelesaikan course. Meski mobil menabrak model bangunan, berkat material yang diperkuat, hanya baret sedikit.

“Sepertinya aku harus mengulang.”

Biaya tes sayang sih, tapi sudahlah. Karena aku akan gagal, aku menginjak gas dengan santai. Aku menabrak orang berkostum monster lain yang melompat, menghindari pohon tumbang, melewati genangan air dan bahkan trotoar.

Pada titik di mana jalan dan trotoar benar-benar tertutup, aku ragu sebentar, lalu menabrak pintu kaca model bangunan. Keluar dari sisi lain, jalan muncul lagi.

“Kalau begini, aku mungkin bisa lulus lain kali.”

Mengikuti penanda rute, aku belok kiri di perempatan. Tepat saat itu—

Rumble.

Suara runtuhan terdengar dari speaker. Model-model bangunan mulai roboh ke jalan—ke arah mobil.

“Kalau aku tertimpa, gagal ya?”

Ini mensimulasikan pertarungan Hunter level tinggi di dekatnya? Atau dungeon A-rank yang pecah? Aku injak gas penuh. Jalan yang retak bergetar di bawah ban. Suara efek rekaman mengaum dari belakang.

Sebuah truk terbalik menghalangi jalan. Aku membanting setir ke trotoar, memantul dari papan nama, menabrak kios, lalu kembali ke jalan. Saat aku berbelok—

GRAAAAH!

Sesuai rekaman, makhluk raksasa tiup berdiri menghalangi jalan. Apa itu? Haruskah aku menabraknya juga? Tapi sebesar itu, kalau nyata, aku yang jadi pancake.

Ya sudah, mundur saja.

Suara runtuhan berhenti, jadi tanpa ragu aku masukkan gigi mundur.

Thunk!

“…Hah?”

Begitu aku mulai mundur, jalan yang tadinya utuh langsung ambles. Bagian belakang mobil jatuh, dan bagian depan terangkat tinggi.

— Chirp!

Chirp terguling ke depan, tapi Peace menangkapnya dengan cakarnya. Apa-apaan ini!

GRAAAAH!

Suara monster masih berbunyi, disertai langkah berat semu. Apa yang seharusnya aku lakukan?

“Kita keluar dulu.”

Aku buka pintu dan naik ke jalan. Peace ikut keluar sambil membawa Chirp di mulutnya. Bagian belakang mobil benar-benar masuk ke lubang. Tanpa crane, tidak mungkin keluar.

GUAAAH!

“…Apa maumu sebenarnya.”

Haruskah aku lari? Tapi ini tes SIM, kan? Mereka bilang harus mencapai tujuan dengan mobil untuk lulus. Apa mundur itu dilarang?

Saat aku bingung, balon monster itu meledak tiba-tiba. Serbuk putih beterbangan, dan pengumuman terdengar dari speaker.

[Hunter Han Yujin, Anda dinyatakan gagal.]

…Sudah kuduga aku gagal, tapi ayolah. Bahkan tidak mencapai akhir.

“Anda bisa kembali sekarang.”

Penguji muncul entah dari mana. Lalu, dengan kedua tangan, dia menarik mobil dari lubang dan meletakkannya kembali di jalan.

“…Bagaimana seharusnya melewati bagian itu?”

“Kalau Anda menarik mobil keluar dan memindahkannya sepuluh meter dalam waktu yang ditentukan, monster raksasa itu akan hilang.”

“Kau ingin aku menarik mobil?”

“Ya.”

“…Dengan tangan kosong?”

“Skill boleh dipakai.”

Apa-apaan. Apa aku harus membisikkan sesuatu ke mobil? Yang jelas—aku tidak mungkin lulus tes level menengah.

“Hyung!”

Yuhyun, yang menunggu di pintu masuk lokasi tes intermediate, lari ke arahku. Aku melambai lemah.

“…Aku gagal.”

Hanya ujian SIM, tapi tetap merasa malu. Yuhyun menyapu serbuk di pundakku.

“Kamu tidak terluka kan?”

“Tidak terlalu bahaya. Semua bangunannya model. Tapi untuk orang dengan stat F-grade, agak kebangetan.”

Aku menggerutu saat kami berjalan ke ruang tunggu bersama.

“Sulitnya sudah cukup dengan orang-orang yang tiba-tiba melompat. Tapi bagaimana aku harus mengangkat mobil dari lubang? Kalau aku punya kekuatan untuk angkat mobil, apa aku masih F-grade?”

Bahkan kalau aku mengulang sepuluh kali, pasti gagal. Aku tidak bisa lulus.

“Jadi tes intermediate punya lubang. Yang advanced punya jembatan runtuh.”

“…Apa?”

“Itu tidak sepenuhnya runtuh, masih ada beberapa kabel menggantung.”

…Jadi harus menyeberang sambil menggendong mobil melewati kabel?

“Mister!”

Yerim melambai ceria saat melihatku masuk ruang tunggu. Myungwoo dan Noah juga di sana. Sepertinya mereka bertiga sudah selesai. Aku paling lama.

“Kamu lulus?”

“…Tidak. Aku memutuskan menyerah dapat SIM.”

Aku tidak bisa. Mustahil. Tanpa curang pun tidak mungkin. Mereka bertiga menatapku dengan ekspresi iba.

“Pasti sangat sulit. Jangan khawatir.”

“Banyak kok orang yang tidak punya SIM. Jangan stres.”

“Kamu punya aku, Yujin. Tidak perlu kamu menyetir.”

Mereka sangat baik. Saat kutanya apakah mereka berhasil, mereka menjawab dengan bangga bahwa mereka lulus. Cuma aku yang gagal.

“Katanya di course advanced ada jembatan rusak. Bagaimana kalian menyeberang?”

“Aku tinggal terbang sambil bawa mobil.”

Yerim berkata. Dia punya skill terbang, jadi mudah.

“Saat aku tes dulu, aku belum bisa pakai Blue Willow Leaves sebagai pengganti skill terbang, jadi aku lempar mobilnya.”

Yuhyun bilang kalau dia menyeberang sambil membawa mobil, kabelnya akan putus, jadi dia harus melempar mobilnya. Kalau melempar, impact-nya harus di bawah ambang tertentu.

“Aku juga terbang sambil memegang mobil.”

Noah menggunakan cara yang sama.

“Mobil itu benda mati. Aku tinggal masukkan ke forge dan menyeberang sendiri.”

Tentu saja Myungwoo lolos dengan mudah. Semua orang sangat mampu. Tidak mungkin aku lulus. Tapi dengan semua kekacauan itu, apa pentingnya menyetir saat dungeon break? Bukankah lebih baik terbang atau berlari?

Saat itu, getaran keras mengguncang tanah.

“…Apa itu Liette lagi tes?”

Belum selesai aku bicara, pengumuman terdengar.

[Getaran ini disebabkan oleh Hunter Liette yang sedang menjalani tes keterampilan mengemudi. Untuk keamanan, individu non-awakened dan awakener di bawah E-rank diminta meninggalkan gedung.]

Apa yang dia lakukan? Setelah beberapa guncangan lagi, Liette muncul dengan Kang Soyeong. Song Taewon mengikuti dengan wajah lelah.

“Secara teknis, itu lulus kan?”

“Ini ujian mengemudi. Kamu tidak boleh menggendong mobil dari awal sampai akhir.”

“Aku lebih cepat dari mobil! Chief Song, kalau dungeon break, dia lebih baik berlari!”

“…Course-nya hancur total.”

“Ayo lah, pak pegawai negeri. Bukannya Korea bilang ‘asal sampai Seoul, caranya tidak penting’?”

“Tidak boleh menghancurkan Seoul.”

Jawab Song Taewon datar. Chief Song, kamu bekerja keras hari ini. Aku khawatir mereka akan bertengkar, tapi untungnya Liette hanya menggerutu dan mundur. Kang Soyeong menghela napas, katanya dia ingin membelikan unnie-nya mobil baru.

“Mister, aku antar ya!”

Begitu kami keluar, Yerim berdiri di samping mobil sport mengilap dan menawarkan. Wajah dealer mobil langsung berbinar.

“Kamu langsung beli mobil? Kamu yakin?”

“Oh ayolah, ini receh. Tapi yang untuk Hunter tingkat lanjut yang agak mahal.”

Lalu dia bertanya mobil mana yang kubilang bagus.

“Yang hitam ini cantik juga. Bagaimana menurutmu?”

“Semua terlihat bagus.”

Semuanya mahal, bahkan sekilas. Lalu, Myungwoo berjalan ke SUV besar.

“Bagaimana kita mau naik sesuatu sekecil itu dengan anak-anak?”

Oh, benar—Peace juga. Mendengar itu, Yerim berkata akan membeli mobil besar juga.

“Pilih apa pun yang kamu suka, Yerim. Itu mobil pertamamu.”

“Yang ini besar dan terlihat kokoh.”

“Um, Yujin.”

Noah yang sejak tadi diam akhirnya bicara. Dia melihat Yerim dan Myungwoo sebelum melanjutkan.

“Menurutku berbahaya kalau pemula menyetir. Tapi aku sudah menyetir terus-menerus.”

Itu benar. Myungwoo hanya punya SIM diam-diam, dan Yerim pemula total. Keduanya terlihat sedikit kaget.

“Aku yakin aku bisa menyetir dengan aman…”

“Aku akan latihan lagi. Aku tahu aku bisa melindungimu, Yujin, tapi lebih baik tidak ada kecelakaan sama sekali. Mungkin aku akan coba membuat item terkait menyetir.”

Saat Myungwoo mundur, Yerim juga mengalihkan pandangannya dari mobil sport dengan berat hati. Noah yang menang tersenyum cerah.

“Mobil besar lebih nyaman, kan?”

Kata Noah, berjalan ke mobil berlogo bersayap dari Perusahaan B. Cara dia membeli langsung tanpa ragu sangat mengesankan. Yerim dan Myungwoo juga memilih mobil mereka. Para dealer yang tidak terpilih menatapku penuh harapan. Aku gagal, semuanya. Bahkan kalau lulus pun aku pasti pilih mobil lokal… meski aku tidak akan lulus juga.

“Yujin.”

Noah memanggilku. Lalu—

“Hyung.”

Rintangan terakhir muncul.

“Aku tidak mau pulang sendirian.”

Adikku menatapku seolah aku akan meninggalkannya. Maksudku, tapi. Yerim yang memilih mobil sport navy mencemooh bahwa Guild Leader pelit.

“Kalau begitu kita naik bersama. Kamu bisa minta Haeyeon kirim orang untuk ambil mobilmu, kan?”

Aku tidak bisa menolak Noah, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan adikku. Padahal cuma masalah naik mobil berbeda, tapi tetap saja. Yuhyun melirik Noah dan mengangguk kecil. Wajah Noah sempat mengeras, tapi dia kembali tersenyum dan membuka pintu untukku.

“Makan siang dulu sebelum pulang. Aku yang traktir.”

Makan siang penghiburan karena gagal.

Hari setelah tes SIM.

“Aku dengar beritanya.”

Seong Hyunjae muncul. Tidak ada kerjaan lain selain datang jauh-jauh cuma karena seseorang gagal ujian SIM? Aku tetap jongkok di rumput dekat Chirp dan Belare yang sedang bermain dan menatapnya.

“Kalau kamu datang buat mengucapkan selamat karena aku gagal, kamu terlambat. Hyuna sudah terlalu banyak melakukannya, dan aku belum selesai merenung.”

Dia mulai dengan ‘Wah, sayang sekali, oppa~’ dan berakhir dengan ‘Tidak apa, telepon aku kapan saja!’ Seong Hyunjae tersenyum lembut dan berkata, “Sayang sekali.” Matahari di belakangnya membuatnya tampak bercahaya tanpa alasan.

“Aku bawa hadiah untuk partnerku yang patah hati.”

“Aku tidak patah hati. Banyak yang antre untuk mengantar aku. Naik mobil orang itu paling nyaman.”

“Hubungi aku kapan saja.”

“Antri di paling belakang.”

Jadi apa hadiahnya. Aku tidak ingin, tapi penasaran. Dia tidak membawa apa pun, jadi pasti di inventory? Kalau item, aku senang. Di bawah tatapanku yang tidak sabar, Seong Hyunjae mengeluarkan yang disebut hadiah itu.

“…Sepeda?”

“Itu custom yang bisa masuk inventory. Tidak perlu SIM. Bagus juga untuk olahraga.”

Sepeda dengan keranjang depan. Chirp terbang dan mendarat di dalam keranjang. Sepertinya dia suka.

Sepeda dari byproduct dungeon yang bisa disimpan di inventory akan jadi umum nanti, tapi seharusnya belum ada sekarang. Dan dia langsung memberiku sehari setelah tes? Artinya—

“…Kamu berdoa agar aku gagal atau apa?”

Pesanmu berkata “semoga sukses,” tapi kamu jelas memesan ini karena mengira aku akan gagal!

“Aku hanya bilang itu tak terhindarkan.”

“Sejujurnya, seharusnya tingkat kesulitan tes itu berdasarkan grade stat, bukan rank Hunter.”

Aku mengomel sambil memeriksa sepedanya. Bagus karena bisa dimasukkan inventory, tapi tetap saja, sepeda? Apa aku akan memakainya? Inventory tidak tak terbatas, nanti malah memenuhi.

“Tapi terima kasih sudah memikirkanku.”

“Kamu bisa naik sepeda?”

“Tentu.”

Aku memasukkan Belare ke keranjang dan memegang stang. Sudah lama aku tidak naik sepeda, tapi setelah ragu sebentar, aku mengelilingi rooftop garden dan kembali. Chirp tampak sangat senang, mengepakkan sayap.

“Tuh kan? Walau stat-ku F-rank, bukan berarti aku tidak bisa naik sepeda.”

Sepertinya lumayan bagus untuk olahraga sambil membawa anak-anak. Lari-lari bareng mereka terlalu lambat dan melelahkan bagiku.

“Sebagai layanan spesial, aku akan buatkan teh.”

Aku parkir sepeda dan menuju lift. Aku benar-benar ingin SIM. Hanya aku yang tidak punya. Tapi sepertinya bahkan Peace akan lulus duluan daripada aku.

Noah membukakan pintu mobil. Terbang memang paling cepat, tapi hari ini kami akan merekrut seseorang, jadi kami pilih naik mobil biasa. Aku juga harus membeli hadiah.

“Bulu Peace masih ada di sini. Maaf ya.”

Walau mobil baru, bulu merah sudah menempel. Aku menatap Peace di pelukanku. Akhir-akhir ini dia makin banyak rontok. Sudah ada bekas cakaran di jok juga—hasil permainan Chirp dan Belare di tes pertama.

“Tidak apa. Silakan nyaman saja.”

Noah berkata sambil memasang sabuk pengaman. Meski Hunter S-rank, dia tetap melakukan prosedur dengan benar.

“Kamu mau beli hadiah dulu?”

“Ya. Ada department store yang kuhubungi lewat Haeyeon.”

Aku bisa minta orang lain membeli, tapi aku ingin melakukannya sendiri. Saat kami tiba, mereka sudah menyiapkan ruang dengan sampel set hadiah. Aku mencoba mengingat kesukaan orang itu dan membeli beberapa set berbeda.

Saat kami mendekati tempat tujuan pertama, jantungku mulai berdebar. Bukan rasa takut, jadi fear resistance tidak membantu. Mungkin seharusnya aku minum sesuatu untuk menenangkan. Aku harus terlihat tenang. Tidak boleh tampak aneh saat bertemu orang pertama kali.

Tidak lama kemudian, navigasi berkata kami sudah sampai.

“Peace, tunggu di sini.”

— Kkiang.

Meninggalkan Peace di mobil, aku keluar membawa salah satu set hadiah.

“Aku bawa saja.”

“Aku bisa bawa ini.”

“Tapi kamu baru saja keluar dari rumah sakit. Aku diperintahkan untuk menjaga kamu, Yujin.”

Noah merebut set ikan kuning kering itu dari tanganku. Aku membelinya karena orang tua itu suka ikan bakar, tapi harganya hampir setara daging premium.

“Mereka bilang lantai tiga.”

Tanpa alasan, aku merapikan dasi dan mulai berjalan. Gedung itu lima lantai tanpa lift. Katanya perusahaan kecil yang ‘seperti keluarga’—diucapkan dengan nada sarkas. Saat menaiki tangga sempit, Noah menatapku cemas. Ayolah, aku lelaki muda dua puluhan. Walau batinku tiga puluhan, tetap saja ini bukan masalah.

Sesampainya di lantai tiga, aku membuka pintu kaca dengan nama perusahaan dan masuk. Kantor kecil biasa dengan beberapa staf menyambutku.

“…Ah?!”

Salah satu staf yang pertama melihatku membelalak.

“F-fasilitas penangkaran!”

“Apa?”

Suara kaget menyusul satu demi satu. Ketika mereka melihat Noah di belakangku, mereka terkejut lagi. Agak memalukan juga.

“Halo, saya Han Yujin, direktur Monster Mount Breeding Facility. Ini Hunter Noah Luhir.”

“Itu benar-benar dia, gila.”

“W-kenapa kalian kemari? Ini syuting atau apa?”

Semua begitu gugup sampai tidak bisa menyapa dengan benar. Seorang pria paruh baya keluar dari kantor kecil bertuliskan “President.”

“Ada keperluan apa? Ah, maksud saya, halo.”

“Aku datang mencari Deputy Manager Seo Kyunghoon. Sepertinya tidak ada di sini—bolehkah kami bertemu dengannya?”

“Ah, ya. Dia sedang pertemuan dengan vendor. Tolong tunggu sebentar!”

President cepat-cepat menelepon. Sementara itu, staf yang sudah lebih tenang menawarkan kursi. Saat seorang bertanya apakah kami mau kopi, Noah langsung menolak.

“Maaf, tapi kalau kopi instan, Director Han tidak boleh minum.”

Kenapa tidak? Memang kopi instan tidak sehat, tapi terlalu selektif sekali. Staf itu langsung mengangguk dan pergi. Semua menatapku seperti menatap singa kebun binatang—penasaran tapi tidak berani mendekat.

Tak lama pintu kaca terbuka, dan seorang pria awal tiga puluhan masuk. Wajah yang familiar tapi bingung membuatku berdiri tanpa sadar.

“Senang bertemu Anda.”

Dia—Kyunghoon—juga membungkuk canggung.

“Saya Deputy Manager Seo Kyunghoon… tapi boleh tahu ini tentang apa?”

“Begini sebenarnya.”

Aku menarik napas. Lalu, sambil tersenyum seolah tidak ada apa-apa, aku melanjutkan.

“Aku datang untuk rekrutmen baru Monster Mount Breeding Facility.”

“…Maaf? Rekrutmen? Tapi saya tidak melamar apa-apa…”

“Ini berdasarkan rekomendasi. Yang paling kami prioritaskan adalah kepercayaan, dan Anda, Deputy Manager Seo Kyunghoon, termasuk salah satu nama yang direkomendasikan.”

Aku menambahkan bahwa karena anonimitas, aku tidak bisa mengatakan siapa penganjurnya. Kyunghoon mengedip bingung. President menyela.

“Kalian tidak bisa begitu saja datang dan bicara begitu pada karyawan saya—”

“Kalau Deputy Manager Seo memutuskan pindah dan Anda, President, memprosesnya cepat, tentu kami akan memberi kompensasi yang sesuai. Cukup untuk memuaskan Anda.”

Dia bukan bos yang baik, tapi sepertinya cukup peka membaca situasi, karena dia langsung tutup mulut. Aku mengalihkan pandanganku kembali ke Kyunghoon.

“Mari pindah ke ruang lain dan membahas detailnya. Tidak masalah kan, President?”

“…Y-ya, ya.”

Aku memimpin jalan, dan meski ragu, Kyunghoon mengikutiku. Aku masih baik-baik saja. Aku bisa bertindak tenang. Tapi tetap saja, di dalam hati, ada sedikit perih.

Chapter 338 - Nice to Meet You (2)

Jika memungkinkan, aku lebih memilih lokasi yang lebih layak, tetapi tempat aku duduk bersama Seo Kyunghoon tidak lain adalah area istirahat di rooftop. Tidak ada tempat di dekat situ yang cocok untuk percakapan tenang, dan pergi terlalu jauh membuat Kyunghoon tampak jelas tidak nyaman. Yah, situasinya memang tiba-tiba.

Area istirahat di sudut rooftop memiliki beberapa pohon yang ditanam di taman kecil. Cuaca sudah jauh lebih dingin, tetapi beberapa unit AC luar ruangan masih berdengung. Melihat asbak setengah penuh di samping meja, sepertinya tempat itu terutama dipakai untuk istirahat merokok.

Karena Noah adalah S-rank, meskipun menekan kehadirannya, dia tetap akan terasa menekan bagi orang non-awakened, jadi aku memintanya untuk menunggu di dekat pintu masuk rooftop dan mencegah orang lain naik. Dia khawatir soal keselamatanku, tetapi jaraknya dekat, dan aku bisa menangani orang non-awakened dengan mudah. Kyunghoon punya grade stat lebih tinggi dariku, tetapi dia belum terbangun.

“Aku Han Yujin, direktur Monster Mount Breeding Facility.”

Aku memperkenalkan diri lagi dengan formal dan menyerahkan kartu nama. Pertama kali aku bertemu hyung adalah di tim penyerang dungeon irregular. Semuanya berantakan dari awal sampai akhir, dan kami bahkan sempat bertarung. Kami minum bersama dengan wajah penuh memar, dan sekarang aku menyerahkan kartu nama seperti orang kantoran—rasanya aneh.

“Sejujurnya, aku tidak benar-benar mengerti kenapa kamu datang jauh-jauh mencariku.”

Seo Kyunghoon berkata, tidak bisa menyembunyikan kebingungannya. Wajar bagi seseorang yang menganggap dirinya hanya pegawai kantor biasa untuk berpikir begitu. Untuk berjaga-jaga, aku mencoba memakai skill Promising Talent, tetapi mungkin karena sistemnya belum stabil, status window tidak muncul dengan benar.

“Bahkan sekadar masuk dalam daftar rekomendasi saja sudah misteri bagiku.”

“Sejujurnya, aku tidak sedang mencari seseorang yang luar biasa.”

Ketika aku menjelaskan bahwa ini bukan karena dia hebat, Kyunghoon justru tampak lega.

“Posisi yang kosong sekarang cuma pekerjaan administrasi dasar. Orang-orang yang akan kamu hadapi memang bukan orang biasa, tapi pekerjaannya sendiri tidak sulit.”

Pada dasarnya, ini hanya fasilitas kecil untuk pelatihan dan pembiakan monster. Nilai transaksinya memang besar, tapi jumlah transaksinya kecil.

“Tapi lebih dari itu, aku butuh seseorang yang bisa kupercaya. Dalam banyak hal, itu lebih sulit ditemukan daripada talenta tingkat atas. Karena itu bukan kemampuan yang terlihat.”

Sebenarnya tidak sulit menemukan orang yang kompeten. Selama syaratnya tepat, siapa pun bisa direkrut. Tapi seseorang yang bisa dipercaya, yang tidak akan mengkhianatiku—bagaimana aku bisa menemukan orang seperti itu? Jawabannya adalah waktu. Itu kualitas yang hanya bisa dipahami setelah lama bersama seseorang.

“…Kamu bilang kamu bisa mempercayaiku?”

“Aku percaya orang yang merekomendasikan Deputy Manager Seo Kyunghoon.”

Kyunghoon menggaruk tengkuknya, jelas tidak bisa menebak siapa yang merekomendasikannya. Itu aku. Akulah yang melakukannya.

“Bagaimanapun juga, aku ingin merekrutmu, Deputy Manager Seo. Jadi aku jelaskan syaratnya. Pertama, gaji pokoknya 2 juta won per bulan.”

Kyunghoon mencoba menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Setelah semua itu, hanya dua juta? Wajar jika dia kaget. Apalagi hal-hal yang berhubungan dengan Hunter high-rank biasanya identik dengan pendapatan besar.

“Dan tunjangan risiko sepuluh juta won per bulan.”

“…Maaf?”

“Terasa agak rendah, ya?”

Saat aku menatapnya dengan wajah menyesal, Kyunghoon menggeleng cepat.

“Karena ini tempat yang berhubungan dengan monster high-rank dan Hunter high-rank, mungkin terasa tidak cukup, tapi aku berencana sangat berhati-hati soal keselamatan staf. Kamu tidak akan pernah berhadapan satu lawan satu dengan monster high-rank, dan untuk Hunter high-rank juga akan kubatasi ketat.”

Kantornya di gedung, bukan fasilitas pembiakan, jadi dia hanya akan sesekali bertemu Hunter high-rank.

“Tetap saja, kecelakaan tidak bisa sepenuhnya dicegah, jadi tentu ada kompensasi. Jika kamu diancam tidak adil oleh Hunter high-rank, kamu akan menerima lima juta untuk A-rank, dua puluh juta untuk S-rank sebagai uang penghiburan. Jika cedera, semua biaya pengobatan ditanggung, ditambah lima puluh juta untuk ancaman A-rank dan dua ratus juta untuk S-rank. Tentu saja, sanksi juga akan diberlakukan pada Hunter terkait. Untuk kasus kematian… yah, semoga tidak terjadi, tapi kamu akan dikompensasi penuh.”

A-rank, S-rank, tidak ada yang boleh menyentuh stafku. Lonjakan angka yang mendadak membuat Kyunghoon terdiam. Dia hanya menatapku kosong.

“Tentu saja, empat asuransi utama termasuk. Oh, kalau pekerjaanmu sering bersinggungan dengan Hunter high-rank, beberapa perusahaan asuransi mungkin menolak menanggungmu. Karena itu semua biaya medis kami tanggung sepenuhnya. Selain itu, tunjangan makan terpisah—seratus ribu won per hari.”

“Per hari? Bukan per minggu?”

“Kamu kerja supaya bisa makan, jadi kamu harus makan dengan baik. Makan yang baik bikin tubuh sehat, dan kalau tubuh sehat, kerja juga lebih baik. Begitu kan? Kalau ada sisa, bisa dipakai buat suplemen atau tonik kesehatan. Pada akhirnya, investasi makanan selalu menguntungkan.”

Apa lagi ya. Ah, itu.

“Tapi kami tidak menanggung biaya transportasi.”

“Tidak apa…”

“Kami menyediakan tempat tinggal kantor sebagai gantinya. Kalau rumahmu jauh, perjalanan bolak-balik melelahkan. Apa pun kata orang, tinggal dekat tempat kerja itu paling nyaman. Lihat-lihat daerah sekitar dan pilih tempat yang kamu suka, nanti kami proses. Tentu saja bukan penthouse, tapi tergantung jumlah anggota keluarga, 20 sampai 40 pyeong bisa.”

“Maaf? Maksud saya, um…”

“Karena pindah-pindah itu merepotkan, kalau bisa ambil opsi beli, bukan sewa.”

Kira-kira begitu paketnya.

“Gaji pokok juga akan dinaikkan. Aku juga ingin meminta agar segala hal di luar gaji pokok dan tempat tinggal dirahasiakan.”

Gaji pokok sengaja dibuat rendah. Dengan tempat tinggal gratis, nilainya sebenarnya tidak kecil. Bahkan untuk pekerjaan administrasi, tempat kerjanya memang seperti itu, jadi perhatian akan datang. Terutama dari orang-orang yang penasaran soal gaji. Kalau ada yang bertanya, “Gajimu berapa?” dan jawabannya “dujuta sebulan,” itu posisi yang ambigu. Dari sisi Kyunghoon itu sedikit, tapi kalau ditambah “akan naik sebentar lagi” dan “tempat tinggal gratis,” akan terasa “Oh, lumayan juga.”

Itu level yang pas. Real estate dekat guild besar mahal, tapi selama tidak berbentuk uang tunai langsung, tidak akan dilebih-lebihkan. Kalau seseorang tanpa kemampuan khusus tiba-tiba menerima ratusan juta, mereka pasti menarik orang-orang aneh. Dan kalau kelihatannya dia digaji terlalu besar, orang mungkin mengira itu jabatan penting, dan itu lebih merepotkan.

Selain itu, meskipun tunjangan risiko atau uang penghiburan diketahui, itu bisa dibenarkan dengan penjelasan yang tepat. “Masih ada monster liar, jadi kompensasinya wajar.” Kalau ada yang bilang, “Taruhannya nyawa!” orang-orang akan berkata, “Ah, masuk akal.” Padahal sebenarnya tidak ada bahaya seperti itu.

“Sulit membayangkan menolak ini.”

Kata Seo Kyunghoon, tampak linglung.

“Kelihatannya bagus sekilas, tapi mungkin sulit dijalani. Untuk orang non-awakened, terus-menerus berhadapan dengan Hunter high-rank bisa sangat menekan. Selain itu, karena ini tempat kerja unik, kamu mungkin menarik perhatian di awal.”

Tentu saja, Kyunghoon tidak apa-apa. Dia beradaptasi dengan cepat saat bekerja sebagai Hunter, dan yang terpenting, dia adalah seseorang yang tetap berada di sisiku. Sudah lebih dari sekali atau dua kali dia mendapat ancaman hanya karena berada denganku. Beberapa dari mereka bahkan Hunter mid-rank dan high-rank.

Tapi meski begitu, dia tidak pernah meninggalkanku. Itu saja sudah lebih dari cukup sebagai bukti.

“Selama aku tidak dipecat, kurasa aku bisa menjalani.”

Kata Kyunghoon sambil tertawa kecil, seolah mulai rileks. Maksudnya bercanda, tapi karena aku tahu dia benar-benar pernah diberhentikan, aku sulit tertawa. Secara teknis, perusahaannya bangkrut.

Dia punya ibu dan adik perempuan yang jauh lebih muda. Sebagai kepala keluarga, ketika dia tiba-tiba kehilangan pekerjaan, dia pergi ke pusat awakening untuk berjaga-jaga selama mencari kerja dan ditentukan sebagai awakener E-rank. Bahkan bukan F-rank, tapi E-rank, jadi dia mulai bekerja sebagai Hunter.

Dan kemudian.

“Soal tempat tinggal kantor… apakah harus dekat fasilitas pembiakan? Aku punya adik perempuan, jauh lebih muda, masih SMA. Tahun depan masuk universitas. Kalau bisa, aku ingin pindah dekat sekolahnya. Dan dekat universitas juga.”

“Ya, tentu saja boleh. Tapi soal universitas, meskipun perjalanannya agak jauh, aku tetap sarankan tinggal dekat guild besar. Meski dungeon sudah lebih aman, tetap saja ada kemungkinan sesuatu terjadi. Dan tentu, dekat fasilitas pembiakan juga bagus. Kalau kamu terlihat terhubung, orang akan lebih mau membantu saat darurat.”

“Ah, masuk akal.”

“Kamu terlihat sangat dekat dengan adikmu.”

“Ya. Kurasa karena ayah kami meninggal lebih awal.”

Dia menjawab dengan sedikit malu. Aku pernah bertemu adiknya, Kyungha, beberapa kali.

“Aku dengar Director Han juga punya hubungan sibling yang sangat dekat.”

“…Hah? Y-ya, benar.”

Aku gagap tanpa sengaja. Tenggorokanku terasa sesak oleh emosi. Setelah semua kesulitan yang dia lalui membesarkanku, aku masih bisa mendengar dengan jelas suara yang bilang betapa kejamnya diriku. Dia bilang aku harus melupakan Yuhyun, tapi dia juga bilang dia mengerti kenapa aku tidak bisa. Bahwa dia mungkin akan sama kalau di posisiku.

“…Kami sangat dekat, ya.”

Saat aku terlihat khawatir pada adikku atau mencoba melindunginya, dia selalu menegurku untuk memikirkan kondisiku sendiri, tapi tetap menunjukkan kekhawatiran. Aku akhirnya bisa bilang di depan hyung itu bahwa kami sekarang dekat. …Mataku sedikit panas juga.

“Aku dan adikku hidup terpisah lebih dari tiga tahun karena dia takut membahayakanku. Kamu mungkin sudah tahu.”

“Ya, aku lihat di TV.”

“Aku sama sekali tidak tahu, jadi aku sempat marah padanya. Tapi dia adalah seseorang yang benar-benar kubesarkan dengan penuh perhatian. Saat dia bilang ingin menjadi Hunter… itu sangat berat. Dia masih sangat muda, bahkan belum dewasa, dan harus melakukan pekerjaan berbahaya seperti itu…”

“…Aku akan merasa sama. Bahkan jika adikku sudah dewasa, aku akan mencoba menghentikan.”

Dia mengatakan hal yang sama seperti di kehidupanku sebelumnya, meskipun ini pertama kalinya kami bertemu hari ini. Aku tahu betapa konyolnya menangis sambil membicarakan hidupku di depan seseorang yang baru kutemui hari ini. Tapi aku tidak bisa menahannya. Jika sebelum aku mati aku memberitahunya bahwa semua itu hanya kesalahpahaman dan aku sudah baikan dengan adikku, dia pasti akan benar-benar bahagia untukku. Dia akan menuangkan minuman dan berkata aku pasti sudah melalui masa sulit.

“Kamu pasti sudah sangat menderita.”

“…Ya.”

Bercak air mulai muncul di meja kayu. Dari luar, pasti terlihat menyedihkan dan membuat orang bertanya apa-apaan yang kulakukan. Memalukan dan canggung.

“…Ini.”

Dia menyodorkan sapu tangan. Itu sapu tangan yang kukenal. Dia pernah bilang itu hadiah dari Kyungha yang dibeli dengan gaji paruh waktunya yang pertama. Aku bilang akan mencucinya dan mengembalikannya, tapi pada akhirnya, sapu tangan itu kukembalikan bukan kepada sang kakak, melainkan kepada sang adik. Di pemakamannya.

“…Terima kasih. Akan kucuci dan kukembalikan langsung, jadi tolong ambil sendiri nanti.”

“Maksudmu aku harus mulai bekerja di breeding facility.”

Dia tersenyum saat mengatakan itu, dan entah bagaimana aku bisa tersenyum kembali. Tenggorokanku masih terasa panas dan sesak, tapi di dalam, rasanya seperti simpul yang sudah lama kusimpan akhirnya terlepas.

“Ini benar-benar memalukan. Aku datang untuk merekrut seseorang tapi malah menunjukkan sisi menyedihkan. Maaf.”

“Tidak apa. Siapa pun bisa begitu.”

“Untuk detailnya, tolong hubungi tim HR Guild Haeyeon. Mereka menangani semua administrasi fasilitas saat ini, jadi pelatihan awalmu juga melalui mereka. Ini nomor kontak HR. Silakan hubungi kapan saja.”

“Baik.”

“Kalau begitu, aku menantikan kabar baik.”

“Aku rasanya ingin menelepon sekarang juga.”

Aku bilang aku akan menyambutnya dengan senang hati. Aku memberikan hadiah yang sudah kusiapkan dan pergi. Masih ada orang lain yang harus ditemui—apa aku meninggalkan noda air mata? Mungkin aku harus mencari tempat untuk mencuci muka.

“…Kamu tidak apa-apa?”

Saat aku kembali ke mobil, Noah bertanya dengan cemas. Kalau dipikir-pikir, dia mungkin mendengar semuanya. Aduh, memalukan!

“A-aku baik-baik saja. Hanya emosional sedikit karena situasi keluarga kami mirip.”

Selain sama-sama mengurus adik, sebenarnya situasinya berbeda, tapi tidak apa. Merasa malu, aku memeluk Peace erat-erat dan mengelusnya. Bagaimanapun, awalnya berjalan baik. Kurasa tadi tidak terlihat terlalu aneh. …Walau mungkin iya, tetap saja.

Tempat kedua juga perusahaan kecil. Saat aku memberi tahu Lee Yushin bahwa membawa newbie tidak masalah, dia menulis “PENGUNDURAN DIRI” dengan spidol besar di map plastik dan melemparkannya ke wajah bosnya. Katanya dia sudah ingin berhenti sejak lama tapi tertahan karena memikirkan anak yang lebih muda itu, dan dia juga sempat mengacungkan jari tengah.

Dia dulu bekerja dengan newbie itu, Kim Hyewon, sebagai Hunter. Dia juga tipe yang menjaga orang lain. Aku ingat dia pernah bercanda bahwa nama kami mirip dan bilang aku harus melupakan adik yang meninggalkanku dan menjadi saudara dengan dia saja.

Pemberhentian berikutnya adalah kafe anjing. Part-timer itu, Choi Suryeon, terkejut mendengar tujuanku, tapi dengan senang bertanya apakah dia boleh melihat Peace. Saat aku tunjukkan Peace yang menunggu di mobil, dia sangat senang dan tidak berhenti tersenyum. Dua tahun lebih muda dariku, Choi Suryeon sedang cuti kuliah setelah selesai wajib militer.

Kami berdua pernah berguling sebagai supporter F-rank, tapi dia memperoleh skill healing C-rank. Itu saja sudah membuatnya mudah masuk ke guild kecil, tapi dia bilang tidak bisa meninggalkan kakaknya. Satu skill healing C-rank tidak cukup untuk menjadi healer rank rendah, tapi di dungeon level rendah, itu tetap kemampuan yang disambut. Jadi pada akhirnya, aku memaksanya pergi.

…Dia tidak akan pergi dengan sendirinya dalam keadaan normal, jadi kami tidak berpisah dengan baik. Tapi itu tidak akan terjadi kali ini.

“Ini tempatnya.”

Aku parkir dekat apartemen koridor tua. Aku meminta maaf pada Peace, yang harus tetap menunggu di mobil, dan turun. Aku memulai hari ini sambil menangis, tapi setiap kali bertemu wajah yang kukenal, hatiku terasa lebih ringan.

Kali ini akan berbeda, dan mengetahui aku bisa membuatnya berbeda berarti segalanya.

“Lantai empat. Tidak ada lift lagi.”

Banyak jalan hari ini. Sepertinya aku tidak perlu olahraga. Itu apartemen kecil, hampir satu kamar, dan karena siang hari kerja, daerah itu sepi. Kudengar hari ini tidak ada kelas, tapi aku tidak yakin apakah dia di rumah.

“Yujin.”

Aku sedang berdiri di lorong, menghitung pintu karena banyak yang nomor ruangannya hilang, ketika Noah berbicara. Saat aku berbalik secara refleks, ada bayangan dalam di wajahnya.

“Ada apa?”

Noah ragu, menggigit bibir keras-keras sebelum akhirnya bicara.

“Aku seharusnya tidak ikut denganmu.”

“…Apa?”

Hah? Kami memang banyak berjalan, tapi dia tidak mungkin lelah. Apa aku membuatnya terlalu banyak menyetir? Tapi aku tidak punya SIM. Kalau punya, tentu aku akan ambil giliran. Atau ada masalah lain…

“Aku pikir… seperti kata Myungwoo, aku tidak bisa terus lari. Jadi aku ikut…”

Suara Noah bergetar, hampir menangis.

“Tapi semakin aku lakukan, aku semakin merasa… kecil.”

Chapter 339 - Nice to Meet You (3)

“…Kenapa kamu bilang begitu, Noah?”

Aku hendak berkata bahwa itu sama sekali tidak benar, bertanya kenapa dia berpikir begitu, tetapi aku menutup mulutku. Noah berbicara lebih dulu. Setelah berhari-hari memikirkannya dalam-dalam. Jadi daripada mendesaknya, aku menunggu.

“Aku tahu bahwa aku, maksudku, aku bukan tidak berguna. Aku bisa mendirikan guild lagi kapan saja, aku bisa bergabung ke mana pun. Jadi aku tahu ini hanya keserakahan, keserakahan yang tidak masuk akal…”

Noah mulai dengan sebuah alasan, mengatakan bahwa dia sudah tahu. Itu adalah sikap yang sangat defensif.

“Tapi sekarang bukan hanya para Hunter S-rank di sekelilingmu yang membuatku iri, Yujin, aku mulai merasa iri pada orang-orang non-awakened juga. Aku tahu aku tidak seharusnya merasa begitu. Aku tahu aku tidak punya hak untuk itu. Tapi aku sudah mengenalmu lebih lama. Selisihnya memang tidak banyak, tapi aku tetap merasa aku bisa lebih membantu. Namun.”

Mata abu-abu pucatnya menatapku dengan putus asa. Dia bahkan terlihat sedikit takut.

“…Kamu pergi mendatangi mereka sendiri, mengatakan bahwa kamu membutuhkan mereka. Kamu bahkan membuka dirimu pada mereka. Dan sekarang mereka akan menjadi bagian dari breeding facility. Aku tahu ini bukan sesuatu yang harus dibandingkan. Kamu memperlakukanku dengan baik, kamu memperhatikanku, dan aku sudah menerima lebih banyak darimu. Tapi tetap saja, aku terus merasa iri, dan aku membenci diriku karena berpikir begitu…”

“Noah.”

“…Kenapa aku seperti ini?”

Sulit membuka mulut. Bisakah aku mengatakan padanya bahwa itu tidak apa-apa, bahwa perasaan semacam itu wajar? Menghiburnya bukan pendekatan yang buruk, tetapi rasanya itu tidak akan membantu Noah saat ini.

Terlebih lagi, Noah sangat merendahkan dirinya sendiri. Secara objektif, sama sekali tidak perlu begitu, dan itu justru membuatnya semakin sulit. Jika dia non-awakened, dia bisa beralasan “Aku lemah, jadi tidak apa-apa,” dan menjadikan itu pelarian. Tapi dia adalah Hunter S-rank. Dia luar biasa. Seharusnya dia seperti S-rank lain di sekitarku, dan karena dia tidak bisa, dia merendahkan dirinya semakin dalam.

“Yah, semua orang kadang merasa iri. Aku juga.”

“Tidak, ini berbeda. Aku hanya mengagumi dari jauh. Aku hanya duduk di sini tidak melakukan apa-apa dan berharap. Menyedihkan… bahkan sekarang, yang kulakukan hanya mengeluh…”

“Noah, bagaimana kamu bisa bilang kamu tidak melakukan apa-apa? Kamu sudah membantuku berkali-kali. Dan bahkan Liette mengakui kamu sudah berubah. Dia memanggilmu Noah sekarang. Bahkan di tempat tes SIM, dia melewatimu tanpa masalah.”

Dia jelas sudah berubah banyak. Banyak orang tetap terjebak, tapi dia berhasil mulai melonggarkan hubungan buruk sekalipun. Itu berarti dia melangkah maju.

Mendengar kata-kataku, tatapan Noah turun lebih jauh, ke kakinya.

“…Tidak.”

Dia menarik napas kecil dan berkata,

“Aku tidak melakukan apa pun sendiri!”

Dia berteriak seperti menjerit.

“Maaf, aku minta maaf… karena membentak…”

“Tidak apa, Noah. Tidak apa.”

“Tapi aku… meskipun aku Hunter S-rank, aku tidak melakukan apa pun sendiri! Ini pun, semua ini, adalah sesuatu yang diciptakan kakakku untukku. Bahkan ketika aku mencoba melepaskan diri darinya… aku mendapat bantuan dari Guild Leader Seoseong. Dan kamu, Yujin, kamu membayar harganya dan menarikku keluar.”

Suaranya yang bergetar terus bergetar saat dia melanjutkan.

“Bahkan pertengkaranku dengan kakakku, kamu membantu dalam semuanya, bukan? Aku ragu, aku menghindar, dan bahkan ketika akhirnya aku datang menemuimu, itu hanya karena Myungwoo mendorongku.”

“Noah, tapi tetap saja, kamu mengambil langkah itu—”

“Aku bahkan tidak tahu apa yang ingin kulakukan lagi!”

Noah berjongkok seakan tubuhnya ambruk, air mata jatuh tanpa henti. Dia membungkukkan punggungnya dan terisak seperti anak kecil.

“Aku mencoba memikirkan sesuatu, hik, maksudku, aku berpikir… karena aku S-rank, mungkin aku bisa melakukan sesuatu…”

Aku ingin menghiburnya, tetapi aku tidak bisa mendekat begitu saja. Tanganku menggantung di udara dengan canggung. Mungkin membiarkannya mengeluarkan semuanya lebih baik. Apa yang harus kulakukan?

“Seperti Medsang, aku ingin… hik, sesuatu seperti itu… tapi aku bukan Mew. Aku tidak akan bisa melakukannya sendirian… bahkan kalau kamu bilang tidak apa-apa, Yujin… aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, atau apa yang benar-benar kuinginkan… aku bahkan tidak tahu lagi…”

…Sudah berapa lama dia bergumul dengan ini sendirian? Setelah melihat Medsang, setelah berdiri di tempat Mew berdiri, sepertinya Noah sempat berpikir apakah dia juga bisa melakukan sesuatu seperti itu. Tapi pastinya terasa putus asa. Dia tidak akan tahu harus memulai dari mana.

Dia mungkin banyak ragu ketika menukar poin untuk skill. Apakah dia harus mengambil sesuatu yang membuatnya tumbuh sebagai Hunter S-rank tipe support, atau melepaskan beban itu dan beristirahat. Banyak orang akan bilang pilihan pertama benar, tetapi pilihan kedua juga bukan salah. Tidak ada alasan Noah harus berkembang atau mengorbankan dirinya demi para Hunter tipe support.

‘…Tapi aku tidak bisa sekadar mengatakan padanya untuk tidak merasa tertekan.’

Aku sudah mengatakan padanya bahwa dia boleh bergantung pada orang lain. Aku sudah mengatakan padanya untuk pulang. Namun Noah terus berpikir. Jika aku memotong proses berpikirnya hanya untuk membuatnya merasa sedikit lebih baik, itu tidak benar. Menghiburnya tanpa syarat bukan selalu jawabannya.

Tetap saja, aku tidak ingin meninggalkannya begitu saja, aku tidak bisa, dan saat aku masih ragu hendak melakukan apa, pintu apartemen tiba-tiba terbuka.

“Permisi.”

Seorang wanita berusia awal dua puluhan mengintip dan melihat kami. Orang yang datang untuk kutemui, Min Sohwan. Aku dan Noah sama-sama menoleh ke arahnya.

…Benar, ini lorong apartemen. Dia pasti mendengar semuanya. Aku segera menundukkan kepala minta maaf.

“Maaf. Kami akan segera pergi—sebenarnya, aku datang untuk menemui Anda, Saudari Min Sohwan.”

“Aku?”

“Ya.”

“…Kamu direktur breeding facility itu, kan? Dan itu Hunter Noah.”

Ketika aku mengangguk, Min Sohwan berkata “Tunggu sebentar,” menutup pintu, lalu muncul kembali tak lama kemudian.

“Masuk dulu saja.”

“Terima kasih. Noah, kamu juga—”

“…Aku tunggu di luar.”

“Masuk.”

Min Sohwan melambaikan tangan malas. Noah melirikku, kemudian perlahan bangkit. Meski bagian luar bangunan tampak tua, bagian dalam apartemen sudah direnovasi dan cukup bersih. Aku menyerahkan hadiah yang kubawa terlebih dahulu, dan dia melihatnya dengan curiga.

“Kamu yang kirim daging sapi Korea waktu Chuseok juga, ya?”

“…Apa? Ah, bukan.”

“Kayaknya memang kamu.”

Dia bergumam bahwa tidak ada orang lain yang mungkin mengirimnya. Masih sama tajamnya. Dia berkata kursinya tidak cukup dan menyuruh kami duduk di lantai, lalu ragu-ragu saat hendak mengambil minuman. Sepertinya belum mencuci piring. Mungkin dia menumpuk semuanya di sudut saat ada tamu. Mungkin seprai dan selimut juga diselipkan ke lemari built-in. Saat aku bilang tidak apa-apa dan tidak perlu minuman, dia mengangguk dan duduk di lantai.

“Pertama-tama, ini rumah perempuan lajang. Kalian memang terkenal, tapi tetap saja, dua pria tidak bisa asal masuk seperti ini.”

“Aku minta maaf.”

Benar, ini bukan kantor. Ini rumahnya. Aku tidak memikirkannya tadi. Aku satu-satunya yang merasa dekat dengannya; baginya, kami orang asing.

“Dan aku juga minta maaf. Aku tidak bermaksud menguping, tapi aku dengar semuanya.”

Min Sohwan mengangguk kecil ke arah Noah. Noah menggeleng, wajahnya sedikit memerah dan matanya masih berkaca-kaca.

“Tidak… pasti tadi berisik.”

“Aku tahu ini sebenarnya bukan urusanku, tapi karena aku sudah dengar.”

Min Sohwan memiringkan kepala, menatap Noah saat dia bicara.

“Sebagian besar orang memang begitu.”

“…Maaf?”

“Melakukan apa yang orang dewasa bilang, dan tidak tahu apa yang benar-benar ingin mereka lakukan. Aku tidak tahu soal negara lain, tapi biasanya sampai kuliah, orang tidak punya visi besar. Mereka cuma bilang ingin jadi guru, dokter, atau streamer. Tujuannya dapat nilai bagus dan lulus ujian masuk universitas. Dan saat daftar universitas, kebanyakan hanya bilang ingin masuk SKY atau minimal universitas di Seoul. Jurusan pun diputuskan setelahnya, berdasarkan nilai.”

Noah berkedip. Setetes air mata jatuh seperti manik-manik. Aku—uh, aku tidak punya tambahan apa pun. Apa mimpiku waktu itu?

“Dan sebenarnya, saat masih muda, tidak salah mengikuti apa kata orang dewasa. Itu soal akses informasi. Kamu harus tahu sesuatu dulu sebelum bisa membuat rencana sendiri. Bukan karena kamu kurang kendali diri, kamu hanya masih muda.”

Min Sohwan berkata rumahnya terasa kosong lalu menuang segelas jus dan meletakkannya di depan Noah. Sepertinya itu satu-satunya gelas bersih.

“Aku dengar Hunter Noah usianya sekitar anak kuliah, benar begitu?”

“Aku sudah dewasa, tapi ya. Sekitar itu.”

“Maka tidak tahu mau melakukan apa juga normal. Tidak tahu apa yang ingin dilakukan selanjutnya juga normal. Aku dan teman-temanku terus bilang hal-hal seperti, ‘Setelah lulus aku ngapain?’”

“Tapi aku…”

“Tidak terlambat untuk mulai memikirkannya sekarang. Jujur saja, kamu malah lebih cepat daripada anak-anak lain.”

Noah memainkan gelas jusnya, melirik ke sekeliling dengan gugup.

“Aku Hunter S-rank…”

“Ya tetap saja, kekhawatiranmu mirip seperti kami. Isinya mungkin lebih berat, tapi orang seusiamu melalui ini juga. Dan kamu juga tidak lahir sebagai Hunter. Baru berapa tahun sih kamu jadi Hunter? Bahkan belum empat tahun, kan?”

“…Semua orang seusia saya begitu?”

“Orang tuaku yang belikan apartemen ini juga. Aku bahkan tidak kerja paruh waktu. Hidup dari uang bulanan. Memang ada orang-orang yang harus mandiri sejak kecil, tapi kebanyakan orang tetap di bawah perawatan wali sampai dewasa. Bahkan setelah kuliah.”

Noah menatap Min Sohwan, terpana.

“Tapi kalau aku lemah… kalau aku tidak berguna, aku tidak boleh—”

“Siapa sih bajingan yang bilang begitu pada anak umur dua puluh?”

Liette dan Seong Hyunjae. Bukan aku. Min Sohwan, yang baru saja meninggikan suara, merapikan rambutnya ke belakang telinga, tampak sedikit malu.

“Aku tidak tahu seperti apa hidupmu, Hunter Noah, jadi aku tidak akan bicara sembarangan, tapi itu jelas tidak benar. Kamu masih dalam usia yang wajar untuk dilindungi.”

“Ya, betul sekali.”

Aku ikut menimpali setuju. Dipikir-pikir, Noah memang tidak punya orang yang mengatakan itu padanya. Tidak aku, tidak Yuhyun, tidak Yerim—kami semua mandiri sejak kecil. Myungwoo berjuang tapi berhasil dengan kekuatannya sendiri, dan para peneliti tidak perlu dibahas lagi.

Mendengar orang-orang yang sudah mapan berkata, “Kamu juga akan baik-baik saja,” mungkin terasa seperti tekanan tambahan. Membuatmu berpikir, “Aku harus bisa seperti mereka secepatnya.”

“…Tapi aku tetap tidak benar-benar tahu.”

“Ya aku juga tidak. Aku cuma bilang apa yang kupikirkan. Aku bukan ahli. Aku cuma ikut campur karena aku sudah dengar. Dan juga karena Hunter Noah ganteng. Kalau tidak, mungkin aku akan bilang ‘berisik’ dan kembali tidur.”

Yah, dia memang tampan. Kalau orang seperti itu menangis, wajar ingin membantu.

“Jadi aku tidak bilang aku pasti benar. Tapi aku juga tidak salah. Kebanyakan orang hidup begini. Anggap saja sebagai referensi. Mau cuci muka? Kamar mandinya di sana. Cuci muka setelah menangis membuatmu sedikit lebih lega, kan?”

Noah mengangguk dan berdiri. Min Sohwan lalu menatapku, bertanya kenapa aku datang.

“Well, sebenarnya, aku ingin tahu apakah kamu tertarik dengan pekerjaan.”

“Hah? Tapi aku belum lulus.”

Min Sohwan menjalani kuliah seperti biasa tanpa masalah. Untuk saat ini. Alasan dia menjadi Hunter adalah kecelakaan ayahnya. Dia tidak ingin membahas apa yang sebenarnya terjadi, jadi aku tidak pernah tahu. Andai aku tahu aku akan kembali, aku pasti memaksa dia cerita.

Ayahnya dirawat dalam jangka panjang, dan karena keadaan keluarga memburuk, dia pergi ke pusat awakening secara impulsif dan menjadi Hunter—jalur yang cukup umum.

“…Kamu tahu aku sudah awakening?”

Min Sohwan bertanya curiga. Awakening?

“Kamu awakening?”

Saat aku menggunakan skill Promising Talent, status windownya muncul. Sistem masih tidak stabil, jadi tidak ada info optimal, tetapi statnya E-rank. Dia mengangguk dengan ekspresi menyesal karena menyebutkannya.

“Itu waktu monster muncul. Aku awakening saat bersembunyi untuk menghindar.”

Ah, waktu itu. Itu tidak terjadi sebelum regresiku. Berarti ada orang lain yang awakening lebih awal juga.

“Tapi skillnya tidak berguna untuk Hunter. Pricked Ears, Double Liver, Stealth—bagus untuk sembunyi, pokoknya.”

Pricked Ears (F) membuat pendengaran lebih tajam. Double Liver (E) menurunkan kecemasan dan menekan ketegangan—mungkin itu sebabnya dia tetap tenang meski Noah, S-rank, ada di depannya. Stealthily (E) benar-benar skill untuk menyembunyikan keberadaan.

“Kalau dungeon break terjadi, aku mungkin bisa sembunyi, tapi kan tidak akan terjadi lagi sekarang?”

Dia mengangkat bahu, mengatakan skill itu tidak berguna. Di regresiku pun dia punya skill yang sama. Dia juga punya satu skill ofensif dan suka mengintai orang. Tapi dungeon raid memang bukan untuknya.

Saat itu, Noah sudah kembali setelah mencuci muka. Dia terlihat agak segar. Min Sohwan bilang menangis membuatmu haus dan menyuruhnya minum jus.

“Aku minta maaf. Pasti aku terlihat menyedihkan. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku terus menangis.”

“Kamu tidak menyedihkan. Kamu harus menangis saat memang perlu. Aku tidak suka orang bilang menangis itu kelemahan. Dan jujur, Hunter Noah tetap tampan meski sedang menangis.”

Sepertinya dia memang suka wajah Noah.

“Kamu bisa datang setelah lulus, jadi setidaknya dengarkan penawarannya dulu.”

Aku tidak bisa mencegah kecelakaan ayahnya, dan dengan banyak yang berubah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi jika keadaan keluarganya memburuk dan dia datang padaku, aku bisa membantu. Ketika aku menjelaskan syarat kerja, Min Sohwan menatapku seperti aku penipu.

“Ini acara hidden camera?”

“Tidak, bukan.”

“Kamu bisa kena tipu kalau terus memberikan hal-hal seperti itu.”

…Kenapa mahasiswa lebih waspada dibanding orang-orang yang sudah bekerja? Tapi yah, begitu mulai bekerja, seseorang akan cepat belajar bahwa tawaran bagus tidak boleh disia-siakan. Aku memberinya kartu nama dan pergi.

“Apa yang harus kulakukan?”

Tanya Noah saat kami menuruni tangga apartemen. Dia masih tampak banyak berpikir, tapi sepertinya tidak ingin menahan semuanya sendiri lagi setelah mendengar kata-kata Min Sohwan.

“Seperti katanya, Noah, kamu punya waktu. Kamu bisa pelan-pelan. Coba banyak hal.”

“…Bagaimana kalau aku gagal?”

“Kalau begitu aku akan menolong. Dan begitu juga yang lain.”

Ada orang selain aku yang akan menjaga Noah.

“Sekarang, aku semacam walimu. Kalau sesuatu berjalan salah saat kamu mencoba sesuatu, tidak apa. Aku bisa membereskan sebagian besar masalahnya. Dan kita punya Myungwoo juga. Orang-orang di lab tidak akan menutup mata, dan Soyeong pasti langsung turun tangan membantu.”

Dan Liette tidak akan tinggal diam. Meski dia bilang akan mengakui kemandirian Noah, dia bukan tipe yang akan diam saja jika adiknya terluka.

“Kamu mungkin belum bisa sepenuhnya percaya sekarang. Itu menakutkan.”

Yerim juga pernah bilang hal serupa. Akan butuh waktu lama sampai Noah benar-benar yakin bahwa dia tidak akan ditinggalkan. Apa pun yang dikatakan orang, satu-satunya cara untuk tahu adalah mengalaminya sendiri… Apa lebih cepat kalau kubiarkan dia melakukan kesalahan sekali?

Yuhyun atau Yerim akan menabrak semuanya dengan berani… Noah bukan tipe seperti itu, tapi mungkin tidak masalah jika dia membuat satu kesalahan kecil. Yang tidak menyakiti orang lain terlalu banyak—lebih baik kalau hanya merusak secara finansial.

“Tapi untuk sekarang, aku hanya bisa bilang ini: Apa pun yang ingin kamu lakukan, atau bahkan jika kamu tidak punya keinginan tertentu, kalau kamu ingin mencoba sesuatu, maka coba saja.”

Noah ragu sebentar, lalu mengangguk kecil. Semoga ini sedikit membuatnya lebih baik. Hmm.

“Mau pergi ke akuarium?”

“Apa?”

“Akuarium. Itu tidak jauh dari breeding facility. Aku belum pernah ke sana. Dan kita belum pernah pergi bersenang-senang berdua. Kira-kira Yerim sudah pernah ke sana belum ya? Yuhyun pasti belum. Haruskah kita pergi bersama?”

“Oh, bersama semua orang? Aku juga belum pernah.”

“Ayo pergi hari ini—hanya berdua.”

Mata Noah membesar.

“Hanya berdua?”

“Ya. Kalau kita mau pergi dengan semua orang, kita harus telepon dulu, koordinasi keamanan. Mereka tidak akan membiarkan kita dekat apa pun yang berbahaya kalau ada risiko merusaknya. Tapi kita baik-baik saja. Kita punya skill menyelinap. Selama tidak ketahuan~”

Aku tersenyum nakal.

“Kita bisa bersenang-senang tanpa memikirkan orang lain. Kamu dan aku.”

“…Ya. Benar juga.”

Noah tersenyum kecil.

Chapter 340 - Unexpected Visitor

Aku duduk di atas sebuah gedung hotel tinggi dekat COEX. Peace menguap pelan di pangkuanku. Karena tak ada yang bisa melihat kami di sini, aku menonaktifkan skill stealth dan mengambil sesendok es krim orb yang kucuri dari akuarium. Tentu saja, aku meninggalkan uang. Mungkin akan terlihat seperti seseorang menjatuhkannya.

“Kau jangan makan terlalu banyak.”

Saat aku kembali menyendok gundukan es krim bulat itu, Noah mengomel. Aku harus membujuk dan menenangkannya cukup lama hanya untuk membawa satu cup dari akuarium setelah dia berbisik bahwa kami tidak boleh makan di sana.

“Tidak banyak. Nih.”

Noah menyodorkan sesendok untukku juga. Akhir-akhir ini, semua orang terlalu ketat soal makanan. Aku tahu lebih baik mengurangi camilan dan makan tiga kali dengan benar, tapi tetap saja.

“Tank Guild Leader Sesung memang mengesankan, tapi akuarium ukuran penuh memang berbeda.”

Kalau dipikir-pikir, di mana Seong Hyunjae tinggal sekarang? Apartemennya itu hanya tempat sementara, dan rumah aslinya sudah benar-benar runtuh. Dia mungkin punya beberapa mansion cadangan, sih.

“Ikannya banyak sekali.”

Kata Noah sambil tersenyum. Kami sibuk menghindari pengunjung lain, tapi tetap banyak yang bisa dilihat. Menghindari kerumunan juga menyenangkan dengan caranya sendiri. Saat segerombolan orang berlari masuk, Noah meraihku dan terbang ke atas. Semua orang terlihat bingung ketika angin tiba-tiba bertiup kencang.

Saat itulah sebuah pesan masuk. Dari Min Sohwan.

[ Bisakah aku kerja paruh waktu? Sambil tetap kuliah. ]

Gayanya sebelumnya seperti tidak tertarik sama sekali.

[ Bisa. Apa kamu berubah pikiran? ]

[ Syaratnya bagus, tapi aku terus kepikiran. ]

Kepikiran, ya. Apa dia bicara soal Noah? Mungkin dia khawatir aku akan ditipu atau semacamnya. Bagaimanapun, kerja paruh waktu tidak masalah. Aku membalas agar dia menghubungi tim HR Guild Haeyeon dan menoleh ke Noah.

“Min Sohwan juga akan bergabung dengan Breeding Facility.”

“Orang tadi itu?”

“Ya. Kurasa lebih karena kamu daripada aku.”

Dia bilang itu merepotkan, tapi sebenarnya dia suka mengurus orang. Bersamaan dengan jawaban bahwa dia setuju bergabung, Min Sohwan juga bertanya apakah pekerja paruh waktu juga mendapat tempat tinggal. Tentu saja dapat, dan dia bilang ingin tempat kecil karena malas bersih-bersih. Aku memberitahunya untuk cukup menjaga lantai tetap bersih dan memakai robot vacuum. Kami punya peralatan bagus. Aku akan memastikan ada dishwasher dan pengolah limbah makanan, dan bilang padanya untuk pindah ke tempat yang memudahkan daur ulang.

Tempatku agak merepotkan untuk membuang sampah, dan waktu aku mengeluh, Yuhyun pernah mencoba membakarnya. Sekarang, limbah dungeon sudah banyak menyelesaikan masalah sampah, tapi tetap harus daur ulang.

“Dia bilang masih akan tetap kuliah dan hanya kerja paruh waktu. Ngomong-ngomong, kampusnya punya jalur Hunter. Noah, apa kamu berencana masuk kuliah tahun depan?”

Waktu ini muncul sebelumnya, ada sesuatu yang terjadi, jadi aku tidak pernah mendengar jawabannya.

“…Aku tidak tahu. Dulu, aku sempat keluar.”

“Kau masuk sebelum awakening kan?”

Noah mengangguk pelan.

“Kalau begitu tidak apa-apa. Hunter peringkat tinggi bisa mengganti dengan kontribusi dungeon. Kita tidak bisa meminta orang yang berdiri di garis depan saat kekacauan kenapa mereka tidak masuk kelas. Yuhyun juga hampir tidak sekolah setelah awakening. Melindungi negara lebih mendesak.”

Tetap saja, aku penasaran apakah dia akan kuliah, jadi aku mengeceknya beberapa kali, tapi kami tak pernah bertemu. Tidak seperti sekarang, dulu dungeon sering pecah, dan tidak mungkin mereka menyuruh Hunter S-Class duduk di ruang kelas. Tahun pertama dungeon muncul, sekolah sering tutup, dan bahkan ada perdebatan apakah ujian masuk perguruan tinggi harus tetap diadakan. Aku ingat beberapa anak dihujat online karena memposting kalau mereka berharap dungeon break terjadi di dekat lokasi ujian sehari sebelum tes.

“Kau juga tidak sering masuk kelas sekarang. Akan bagus kalau kamu masuk.”

“…Kalau kamu bagaimana, Yujin?”

“Aku?”

“Guild Leader Breaker bilang bagus punya ijazah. Apa kamu mau kuliah tahun depan?”

“Uh… Kurasa aku akan daftar minimal.”

Kalau aku tidak mau pun, seseorang mungkin tetap memaksaku. Terutama Seok Gimyeong.

“Kalau kamu pergi, aku juga akan pergi.”

“Tapi aku cuma mau ambil ijazahnya, jadi mungkin aku tidak akan benar-benar masuk kelas.”

Aku menanyakannya karena berharap Noah bisa menikmati kehidupan kampus normal. Kalau Noah masuk, Kang Soyeong pasti ikut juga, dan kalau Sohwan masuk ke sekolah yang sama, dia bisa membantu juga. Di mana ya Minui bilang dia sekolah?

“Kalau kamu masuk kelas, mungkin Guild Leader Haeyeon akan muncul juga.”

“Itu…”

B-Benarkah dia akan? Tapi kalau Yuhyun daftar, aku akan jadi juniornya. Bukan berarti dia mengharapkan aku memperlakukannya seperti senior… Apa sih yang orang lakukan di kampus? Aku tahu ada festival dan semacamnya. Kegiatan klub, mungkin.

“Aku akan daftar, jadi aku akan minta penerimaan khusus untukmu juga, Noah.”

Soyeong pasti suka. Kalau dua orang itu kuliah bersama, pasti seperti lukisan. Es krim habis setelah beberapa suapan. Noah mengecek waktu dan mengeluarkan termos dari tas selempangnya. Seharusnya aku makan obat sebelum es krim.

“Aku tidak memaksa, tapi… kurasa kamu mungkin tertarik, jadi aku menanyakannya.”

Aku menerima obatnya dan melanjutkan bicara.

“Bagaimana kalau bertemu dengan Team Leader Seok Gimyeong?”

“Team Leader Seok Gimyeong, yang dari Guild Haeyeon itu? Pamannya Seok Hayan?”

“Ya. Dari apa yang kulihat sebelumnya, dia memperhatikan Hunter tipe support. Jujur saja, mencoba menangani kerja Hunter support sendirian jelas akan sulit. Itu pasti terasa berat.”

Ini semacam gerakan sosial, jadi tentu tidak mudah. Bahkan dengan upaya panjang untuk mengatasi diskriminasi berdasarkan ras, gender, status, agama, dan lainnya, tetap ada banyak masalah. Bahkan ada tempat di mana sistem kelas sosial masih ada.

Selain itu, ini masalah yang secara fundamental sulit diselesaikan sepenuhnya. Kecuali semua orang menjadi santo mental sempurna, semakin jelas perbedaan kemampuan, semakin mudah orang tanpa sadar mendiskriminasi. Jadi tujuannya adalah terus meningkatkan kesadaran dan terus mencoba memperbaiki keadaan.

“Jadi alih-alih memulai sesuatu sekarang, bukankah lebih baik mengambil waktu dan belajar perlahan? Seperti kata Sohwan, Noah, kamu punya banyak waktu. Kamu masih di usia harus belajar.”

“…Akan kupikirkan. Aku masih belum tahu apa yang benar-benar ingin kulakukan. Kurasa aku hanya serakah karena ingin menjadi seseorang yang penting, seseorang yang hebat. Seperti, kalau aku berhasil melakukan ini, orang-orang akan memujiku. …Kedengarannya kekanak-kanakan.”

“Ayolah, biasanya memang begitu mulai. Tidak ada yang tidak suka dipuji. Semua orang suka mendengar ‘bagus sekali,’ atau ‘kamu hebat.’”

Kalau itu Seok Gimyeong, dia akan memperlakukan Noah dengan sangat baik. Aku agak khawatir dia akan mencoba membujuk Noah untuk bergabung permanen dengan Haeyeon.

“…Kalau kamu memutuskan bertemu Team Leader Seok, pastikan beri tahu aku dulu. Dia baik, tapi dia juga punya sisi gelap. Kalau bisa, jangan pergi sendiri. Ajak aku, atau Myungwoo, atau Hamin. Atau salah satu orang yang kamu temui hari ini—Seo Kyunghun, Lee Yushin, atau Min Sohwan.”

Aku harus memberi peringatan lebih dulu. Jangan mencoba menyeret anak itu melakukan hal bodoh. Kemungkinan dia melakukan sesuatu yang mengacaukan hubungannya denganku kecil, tapi siapa tahu.

Seperti yang direncanakan, staf baru Breeding Facility akan ditangani oleh tim HR Guild Haeyeon, dengan Seok Gimyeong sebagai penanggung jawab. Setelah pelatihan, mereka akan dipindahkan ke Breeding Facility—lebih tepatnya, ke sisi bangunan. Kami sudah menyiapkan kantor luas di gedung itu.

[ Sejujurnya, aku cukup khawatir, tapi kesan pertamaku pada semuanya bagus. ]

Kau tidak bisa benar-benar mengetahui seseorang hanya dari satu pertemuan, tapi menurut Seok Gimyeong semuanya terlihat solid. Yah, mereka bertahan lama di sisiku. Berkemauan keras adalah standar minimal, dan mereka tidak mudah terbujuk atau dipengaruhi pihak luar.

Tidak ada definisi khusus untuk talenta. Orang-orang ini adalah talenta langka.

‘Kalau aku tidak mengalami semuanya sendiri, aku mungkin hanya menganggap mereka orang biasa.’

Kalau kami tidak melewati penderitaan itu bersama, kalau kami tidak kehilangan apa yang kami kehilangan, aku tidak akan pernah tahu. Kenangan yang hanya tersisa sebagai rasa sakit kembali padaku seperti ini. Rasanya aneh.

“Sorok tumbuh sedikit, ya?”

Aku berhenti berjalan di koridor lantai satu Breeding Facility dan mengusap perut putih berbulu anak rusa yang terb sprawled. Sorok lebih suka berkeliaran di gedung daripada halaman latihan yang dihias seperti hutan. Dia tidak banyak berjalan, tapi sepertinya dia suka suara ketukan kuku kecilnya di lantai.

– Meee.

Seekor anak domba hitam berbulu melompat-lompat di sekitar Sorok. Ia melompat seperti bola kecil. Meski seekor monster, mungkin karena mereka sama-sama berkuku genap, keduanya cukup akrab. Atau lebih tepatnya, si domba terus mengganggu Sorok untuk bermain.

“Belum ada kabar dari ayahmu. Dia pasti sangat sibuk akhir-akhir ini.”

– Meeeaa.

“Haruskah aku langsung menerobos saja?”

– Meeng.

Dengan status dungeon yang berubah dan pekerjaan di lab, masuk akal kalau dia sibuk, tapi dia hampir tidak membalas pesan. Urusan dengan Asosiasi sudah selesai. Mereka bahkan mengusulkan siaran langsung upacara penyerahan Monster Mounts, tapi Chief Song menolak, katanya itu tidak bisa diterima untuk penggunaan pribadi.

“Dengan kepribadian Chief Song, kalau kita tidak secara khusus menyatakan bahwa ini untuk penggunaan eksklusif, dia akan mencoba menghindarinya lagi. Mungkin aku harus menekan lebih keras.”

Begitu dia menerima suatu tugas, dia bukan tipe yang mengabaikannya. Aku harus menerobos ketika keadaan sedikit lebih tenang.

Saat aku memaksa Sorok berdiri, aku merasakan seseorang mendekat. Belum waktunya minum obat, jadi mungkin bukan Yuhyun. Siapa ya?

“…Huh?”

Wajah yang muncul benar-benar tidak kuduga. Wajah tampan yang menyilaukan tersenyum padaku.

“Halo, hyung Yujin. Lama tidak bertemu, kan?”

“Ah, ya, halo.”

“Tolong bicara dengan santai.”

Park Hayul tersenyum. …Aku benar-benar lupa. Dia pergi ke Tiongkok, tapi kurasa dia sudah kembali sekarang. Orang yang bersama Park Hayul adalah Hunter peringkat A dari Guild Sesung. Petugas keamanan Breeding Facility minggu ini—tapi kenapa dia masuk bersama Park Hayul?

“Mereka bilang dia dekat dengan Director Han, jadi aku ikut. Ternyata benar.”

“Hah? Uh, yah, kurasa begitu.”

Aku melirik Hunter A-rank itu, agak terkejut. Tunggu, dia membawanya masuk hanya karena itu? Itu tidak boleh. Kecuali seseorang tinggal di sini, mereka seharusnya dihentikan di pintu masuk keamanan dan menghubungiku dulu.

“Terima kasih atas bantuannya~”

Park Hayul berterima kasih pada Hunter A-rank itu. Hunter A-rank menggeleng dengan senyum cerah, bilang itu bukan apa-apa. …Apa dia penggemar Park Hayul atau apa? Reaksinya penuh niat baik. Tetap saja, tidak boleh mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan. Aku memperhatikan Hunter A-rank itu berjalan pergi dengan penuh kecurigaan. Sepertinya seseorang yang bermasalah untuk mengurus keamanan. Aku harus menghubungi Sesung soal ini…

“Hyung, aku banyak mendengar tentangmu akhir-akhir ini!”

“Uh…”

Park Hayul melangkah lebih dekat dan berbicara. Wow, dia benar-benar tampan. Aku tidak ingat dia setampan ini sebelumnya—mungkin lingkungan di Tiongkok cocok dengannya. Selain itu, dia memberikan aura menyenangkan yang alami.

“Aku agak sedih karena kau tidak menghubungiku.”

“Ah, maaf soal itu.”

“Tidak apa. Tidak ada orang lain yang akan datang hari ini, kan?”

“Hah?”

“Kau punya banyak Hunter S-Class di sekelilingmu. Ada yang akan mampir?”

Park Hayul menatap langsung ke mataku saat dia berkata itu. Matanya indah, berkilau aneh seperti ada bubuk mutiara di dalamnya. Apa dia memakai kontak? Rambutnya yang diwarnai biru abu cocok padanya juga.

“Adikku akan datang dalam sekitar dua jam.”

“Benarkah? Tapi kurasa kau biasanya sendirian, ya?”

“Ada banyak orang yang melindungiku. Beberapa Hunter peringkat tinggi, dan Noah juga. Dan meski dia tidak datang denganku hari ini, ada Peace juga.”

“Peace itu monster S-Class, kan? Kau selalu bersamanya?”

“Hampir selalu. Tapi saat aku merawat bayi-bayi monster, kadang aku meninggalkannya di rumah karena anak-anak itu bisa takut.”

Aku berhenti bicara dan memiringkan kepala. Apa aku seharusnya berbagi semua ini? Tapi tidak terlihat seperti sesuatu yang akan menimbulkan masalah.

“Hyung.”

Bahkan suaranya terdengar enak didengar. Mata Park Hayul melengkung lembut.

“Bolehkah aku datang lagi?”

“Tentu saja, silakan.”

“Tapi aku lebih suka kalau kau tidak memberi tahu orang lain bahwa aku datang. Agak membebani. Ada banyak orang menakutkan di sekitarmu, hyung.”

Begitu ya? Yah, Hunter S-Class mungkin memang menakutkan bagi orang non-awakened. Kurasa… aku tidak perlu memberitahu siapa pun. Hanya seseorang yang aku kenal mampir.

“Baiklah.”

“Terima kasih.”

Dia terlihat begitu senang sampai-sampai aku ikut senang. Aku merasa agak bersalah karena melupakannya, tapi begini saja sudah cukup.

“Mau minum teh?”

“Tidak. Aku tidak bisa tinggal lama hari ini. Aku akan datang lagi.”

Meninggalkan permintaan agar merahasiakan kunjungannya, Park Hayul berbalik pergi. Entah kenapa, aku merasa enggan melihatnya pergi. Tetap saja, menyenangkan bertemu lagi setelah sekian lama.

– Beeyang.

Aku tersadar dari lamunan karena suara Sorok. Dia entah sejak kapan sudah berdiri dan menggigit ujung bajuku. Anak domba itu ikut-ikutan dan menarik sisi lainnya.

“…Rasanya seperti aku kerasukan hantu.”

Ada sesuatu yang terasa aneh. Tapi aku tidak mengatakan apa pun sejauh ini, dan dia tidak terlihat seperti orang jahat. Kalau pun ada, kesannya justru sebaliknya… Benarkah?

Saat itu, ponselku berbunyi. Dari Yerim.

[ Mister! Aku selesai raid! ]

“Sudah?”

[ Yup! Blue juga aman. ]

[ Kyauw! ]

Aku sudah menduga ini akan cepat, tapi dia benar-benar cepat. Aku memujinya habis-habisan.

[ Ada wawancara dan beberapa hal lainnya, jadi aku akan kembali besok pagi. Tidak ada yang terjadi kan? Han Yuhyun menjagamu dengan baik? ]

“Tentu saja. Semuanya baik-baik saja. Aku akan menemuimu besok.”

[ Tidak usah. ]

Dia bilang tidak perlu, tapi aku bisa membayangkan dia tersenyum. Kami berbicara beberapa kata lagi dan menutup telepon.

Udara di lorong itu tiba-tiba terasa dingin dan hening.

Ada sesuatu yang jelas tidak beres, tapi aku tidak bisa menemukan apa.

Chapter 341 - It’s a Secret (1)

-Baaah.

Aku menggendong domba kecil itu dalam pelukanku. Dari luar terlihat cukup besar, tapi itu semua hanya bulu, jadi tidak berat. Juga lembut dan fluffy. Aku memandikannya kemarin, jadi bulunya mengeluarkan aroma hangat yang nyaman.

“Lucu banget, kan?”

-Baah.

“Benar, Yuhyun?”

Adikku membukakan pintu mobil untukku alih-alih menjawab. Ketika kami tiba di bandara, tidak sebanyak reporter seperti terakhir kali, tapi beberapa masih berkeliaran. Beberapa mencoba mengarahkan kamera mereka padaku yang sedang menggendong Volcano Black Lamb, tapi cepat mundur setelah menerima tatapan dingin dari Yuhyun.

“Selamat datang, Direktur Han.”

Saat kami memasuki ruang tunggu terbatas, Choi Youngjun, kepala divisi PR Hunter Association, menyambutku dengan hangat. Dia punya ambisi untuk segera membawa Volcano Black Lamb ke dalam asosiasi, menjadikannya maskot dan bahkan memproduksi bonekanya, tapi untuk saat ini terhalang oleh penolakan Chief Song. Kudengar dia juga sudah bertemu dengan Team Leader Kim Hayun.

“Chief Song belum datang?”

“Tentu sudah. Beliau keluar menuju landasan pacu. Meskipun Hunter Park Yerim, berbeda dengan Sesung Guild Leader, kecil kemungkinan menyebabkan masalah, beliau bersikeras menunggu langsung.”

Bisa dibilang itu rajin, tapi… mungkin dia sedang menghindariku? Apa dia sadar aku membawa anak domba ini? Aku memang cukup banyak mengeluh lewat pesan akhir-akhir ini.

“Chief Song tidak harus keluar setiap kali ada Hunter S-Rank pulang dari luar negeri, kan?”

“Tentu tidak. Beliau hanya datang kalau ada isu internasional khusus, seperti terakhir kali atau kali ini. Tapi Sesung Guild Leader…”

“Ah, ya.”

Aku mengangguk dalam. Tidak perlu dijelaskan. Aku mengerti. Orang itu pasti membuat satu atau dua insiden besar setiap kali pulang, itulah kenapa Chief Song selalu turun untuk menyambutnya. Mungkin pernah berakhir di sel tahanan lebih dari sekali. Mungkin juga pernah diseret pulang setelah tertangkap di luar negeri. Membayangkannya saja menyedihkan. Aku penasaran apakah dia pernah diborgol. Aku ingin melihatnya sekali.

Ruang tunggu itu menyediakan cukup banyak hidangan ringan. Aku agak lapar, dan adanya makanan di meja saat berbicara juga etika yang baik. Aku melirik ke arah adikku. Yuhyun tersenyum lembut.

“Tidak. Kita akan makan siang setelah Hunter Park Yerim tiba.”

…Aku bukan tipe yang suka ngemil sebenarnya, tapi ketika diberi tahu tidak boleh makan, rasanya malah ingin makan. Tetap saja, aku menahan diri seperti orang dewasa. Toh aku tidak akan menang kalau memaksa.

“Bagaimana perkembangan terakhir? Kira-kira akan sesuai keinginan kita?”

Atas pertanyaanku, Choi Youngjun mengernyit dalam.

“Tidak ada perubahan. Bahkan, muncul pendapat yang lebih kuat bahwa sebaiknya tetap berada di bawah Hunter Association daripada Directorate. Di sisi lain, kami berargumen bahwa setidaknya harus didaftarkan sebagai Directorate monster mount. Kami.”

“Jadi lumayan banyak yang menginginkannya di bawah Association.”

“Tentu saja. Tapi jika berada di Association, risikonya lebih besar digunakan untuk tugas-tugas tidak penting. Setidaknya, di bawah Directorate, Chief Song akan mencoba fokus pada penggunaan strategis. Association berbeda. Para Hunter Association juga ingin menggunakannya sebagai monster mount, dan itu hanya akan berakhir diseret-seret dan dipamerkan seperti dekorasi.”

Masih banyak orang seperti itu, ya. Jika tidak ada pembersihan besar-besaran, tidak akan ada debat seperti ini. Mereka pasti sudah mencoba mengambil monster mount itu bukan hanya dari Chief Song, tapi bahkan dari Directorate. Bahkan jika sudah diserahkan pada Chief Song, mereka mungkin akan terus mencari-cari alasan untuk merebutnya.

Hanya karena orang-orang di dalamnya sudah diganti, mereka sekarang memperlakukan Chief Song dengan benar.

“Jelas, mendaftarkannya secara resmi sebagai monster mount pribadi milik Chief Song akan sangat menguntungkan dalam banyak hal.”

“Chief Song juga tahu itu, tapi tampaknya beliau punya beberapa kekhawatiran.”

“Kekhawatiran?”

“Beliau tidak bilang, tapi kelihatannya begitu.”

Mungkin aku harus mengatur sesi minum untuk membicarakannya. Bagaimana membuat Chief Song membuka diri? Haruskah aku bilang kalau beliau tidak minum denganku, aku akan mengikuti Seong Hyunjae ke luar negeri?

“Mister!”

Tepat saat itu, Yerim menerobos masuk sambil membuka pintu dengan keras. Dia tampak sehat tanpa luka apa pun.

“Yerim! Selamat datang kembali! Tidak ada masalah?”

“Beres dalam sekejap. Ada sungai besar di lantai satu, jadi aku membuatnya banjir dan membekukannya.”

Yerim menceritakan dengan bersemangat bagaimana dia menyelesaikan dungeon dengan mudah.

“Satu-satunya kekurangannya, Blue kurang punya gear tahan dingin. Dia kelihatan kedinginan. Jadi setelah lantai pertama, aku tidak terlalu banyak membekukan.”

“Gear saja tidak cukup untuk itu. Bagaimana dengan Blue?”

“Dia langsung pergi ke breeding facility. Lion Mister bilang untuk menyampaikan salam padamu. Dia juga mengirim hadiah.”

“…Dia tidak bilang apa-apa lagi?”

“Bilang apa?”

Syukurlah, tampaknya dia tidak mengatakan hal aneh pada Yerim. Aku menepuk punggungnya sebagai penghargaan, lalu melihat sekeliling. Tapi wajah yang kucari tidak terlihat.

“Chief Song tidak datang menyambutmu?”

“Beliau sibuk, jadi cuma cek sebentar lalu pergi.”

Jadi dia benar-benar sadar. Lari untuk menghindari domba ya. Aku menunggu sementara Yerim melakukan wawancara singkat, merasa sedikit kecewa, ketika sebuah pesan masuk.

[Hyung, sepertinya hyung tidak di breeding facility hari ini?]

Itu Park Hayul. Apa dia berencana berkunjung? Aku membalas bahwa aku sedang keluar menyambut Yerim.

[Lalu apakah Hunter Park Yerim akan berada di breeding facility beberapa waktu?]

[Dia mungkin istirahat dua atau tiga hari, jadi ya?]

Bukankah dia sangat menyukai Yerim ketika melihatnya sebelumnya? Ketika kutanya apakah ingin bertemu, dia bilang terlalu berlebihan dan menolak. Apa dia canggung bertemu langsung?

[Sayang sekali. Hyung tidak bilang ke siapa pun kalau aku pergi, kan?]

[Ya.]

[Aku akan berada di Korea untuk sementara, jadi kalau hyung bosan saat sendirian, hubungi aku saja!]

…Aku tidak akan bosan juga. Lagipula, kenapa aku… eh… harus bertemu dia. Bukan berarti ada yang salah. Dia punya tiga skill grade A, jadi aku memang mempertimbangkan untuk membangkitkannya. Haruskah kupasangkan keyword atau tidak. Aku perlu berhati-hati dengan orang, tapi Park Hayul tidak terlihat berbahaya.

“Siapa itu?”

“Uh, seseorang yang baru kami pekerjakan.”

Aku spontan berbohong pada pertanyaan adikku. Hayul bilang jangan bilang siapa pun, tapi… apa alasannya merahasiakan dari Yuhyun? Kalau Yuhyun tahu, dia mungkin akan menghentikan Hayul berkunjung ke breeding facility.

Setelah wawancara Yerim, kami bertiga makan siang dan kembali ke rumah. Lalu—

“Tada, Peace!”

Telepon pribadi Peace sudah tiba. Itu bukan smartphone biasa, tapi perangkat yang mirip blackberry lama dengan tombol fisik. Ada lima tombol besar: atas, bawah, kiri, kanan, dan tombol daya.

“Kau yakin Peace bisa menggunakannya?”

“Ini simpel, jadi mungkin? Nih, lihat, Peace.”

Aku meletakkan telepon itu di depan Peace. Lalu aku memegang kaki depannya dan menekan tombol daya di tengah dengan cakarnya.

“Kalau kau tahan sekitar dua detik seperti ini, teleponnya menyala. Lihat?”

-Kkyang.

“Layarnya menyala, dan kalau kau tekan tombol kanan ini, lagi sekitar dua detik…”

Nada dering berbunyi. Itu teleponku. Telepon Peace disetel default untuk video call. Saat kuangkat, wajahku muncul di layar telepon Peace.

“Ini tersambung ke telepon Daddy. Kau lihat?”

-Kyaaang!

“Tombol kanan untuk Daddy. Wajahmu muncul di telepon Daddy juga, kan?”

-Kkwoooong.

“Dan kalau kau tekan yang ini, tombol di sisi sebaliknya…”

Kali ini nada dering berbunyi dari arah lain. Itu telepon Yuhyun.

“Yuhyun, cepat angkat!”

“…Halo.”

Yuhyun, yang berdiri agak jauh, menjawab dengan enggan. Wajahnya muncul di layar telepon Peace.

-Kheung.

“Ya, itu Paman Yuhyun. Jangan injak teleponnya. Bisa rusak kalau tidak hati-hati.”

Jika Yuhyun tidak mengangkat, telepon akan otomatis menghubungi orang lain. Aku memasukkan Yerim, Haeyeon Guild, Chief Song, Sesung Guild Leader, Breaker Guild Leader, dan Noah sebagai daftar Hunter S-Rank.

“Ayo latihan menyalakan telepon dulu.”

Aku mematikan telepon dan mengetuknya dengan jariku untuk menunjukkan. Peace mengangkat satu kaki depannya dan dengan tepat menekan tombol tengah dengan ujung cakarnya. Seperti yang kuduga, anakku memang jenius!

“Benar, Peace! Bagus sekali! Hebat!”

-Kkiaaang.

“Sekarang coba telepon Daddy. Begitu!”

Wow, baru sekali aku menunjukkan, dia langsung bisa. Kenapa kita tidak punya peternakan monster ya? Aku harus membuatnya.

“Kali ini, Paman Yuhyun, tombol kiri!”

Peace ragu. Mungkin semua tombol membuatnya bingung.

“Sepertinya dia tidak mau menelepon Han Yuhyun.”

-Grrrrng.

Sambil menggeram pelan, Peace menekan tombol kiri. Wow, bagus.

“Yuhyun, jangan angkat kali ini. Aku mau menunjukkan pengalihan ke Yerim.”

Setelah beberapa dering, panggilan berhenti dan dialihkan ke Yerim. Dia teleport ke dapur dan menjawab dengan bersemangat.

“Halo, Peace~ Hai~”

-Kkyong.

“Kau bisa lihat aku jelas? Mister! Boleh aku screenshot dan upload ke SNS?”

“Ya, tentu.”

“Aku juga rekam Peace menelepon!”

Yerim tampaknya paling bersemangat. Lalu kami mengajari Peace cara memutuskan sambungan dan mengenakan telepon itu dengan tali di lehernya.

“Kalau kau tarik seperti ini, talinya memanjang, Peace.”

“Teleponnya cuma bisa buat menelepon?”

“Tidak, ada fungsi lain, tapi mungkin terlalu sulit buat Peace.”

Telepon itu punya semua fungsi dasar ponsel biasa. Secara teknis, itu hanya ponsel biasa dengan beberapa pengaturan dasar yang disesuaikan. Ditambah lagi tombolnya berbeda, jadi fungsi lain mungkin sulit digunakan.

“Kalau kau tahan tombol atas, itu mengambil foto. Tapi hanya ada kamera depan.”

“Peace, ayo selfie pakai teleponmu! Kau daftarkan nomornya atas nama Mister?”

“Peace tidak bisa punya atas namanya sendiri.”

“Boleh aku buat akun SNS untuk Peace? Bisa download aplikasi?”

Aku tidak keberatan, tapi Peace juga tidak akan bisa menggunakannya. Saat itu, Chirp menghampiriku.

-Ppiyak.

“Hm? Ada apa, Chirp?”

-Ppiyakppiiyak.

Apa dia lapar? Aku mengambil batu sihir dan memberikannya, dia menelannya, lalu mencicit tidak puas lagi. Ah masa.

“Chirp, kau mau satu juga?”

-PPIYAK!

Mungkin dia iri karena hanya Peace yang dapat telepon. Sepertinya aku harus membelikannya telepon mainan.

“Mister, Mister, selfie sama Peace!”

“Ah, oke.”

“Han Yuhyun, mau ke mana!”

Yerim menghadang Yuhyun dan berkata, kau pemiliknya, jadi kau harus foto juga! Jangan coba-coba kabur.

Sementara anak-anak itu ribut, aku diam-diam masuk ke kamarku. Aku menutup pintu pelan dan menelepon seseorang. Tidak perlu waktu lama bagi Seong Hyunjae untuk mengangkat.

“Kau ada waktu? Kita harus bertemu sebelum kau pergi dari Korea.”

Di antara rawat inap dan merekrut staf baru, waktu berjalan cepat. Ada sesuatu yang harus kukatakan lebih dulu. Untuk Seong Hyunjae, dan juga Yerim.

[Sayangnya, aku mungkin sibuk sampai besok.]

“Karena persiapan perjalanan?”

[Tidak, hanya berurusan dengan beberapa hama.]

Di balik suara lembutnya, aku mendengar suara berisik samar. Refleks aku mendekatkan ponsel ke telinga.

“Kau tidak sendirian, kan?”

[Hampir sama saja dengan sendirian, jadi jangan khawatir.]

“Kedengarannya serius. Boleh aku tanya apa yang sedang terjadi?”

[Masih belum jelas.]

Setelah hening sejenak, Seong Hyunjae melanjutkan.

[Berhati-hatilah.]

“Hah? Aku?”

[Beberapa Hunter asing tampaknya masuk diam-diam ke Korea. Tujuan pasti mereka belum diketahui, tapi mengingat kau partnerku, tidak aneh kalau kau jadi target.]

“Aku memang cukup populer.”

[Kalau ada orang asing mendekat, segera beri tahu seseorang di dekatmu.]

Nada suaranya membawa peringatan yang kuat. Namun belakangan ini tidak ada orang asing yang muncul. Semua yang datang hanya ke lab atau ke forge.

“Agak mengkhawatirkan. Tapi aku tidak pernah pergi sendirian, jadi kau tidak perlu khawatir. Tidak peduli seberapa tinggi level Hunter ilegal itu, paling tinggi S-Rank. Untuk sementara aku akan selalu bersama Hunter S-Rank.”

Aku juga akan membawa Peace. Jadi ada dua S-Rank bersamaku, pasti aman.

“Jadi, kau tidak mempertimbangkan meminta bantuan orang itu.”

Seperti Yerim, Min Jinsoo punya skill membaca ingatan mayat. Kuharap tidak ada masalah dengannya.

[Kita tidak bisa begitu saja membunuh seseorang hanya karena masuk ilegal, kan? Sebagai orang yang rasional dalam masyarakat modern, aku harus mencoba bicara dulu.]

Dia terdengar begitu benar. Kalau mereka hanya Hunter ilegal biasa, dia tidak akan peduli sebanyak ini.

“Beri tahu aku kalau kau punya waktu. Sebelum kau pergi. Oh, apa kau tidak mengadakan housewarming?”

[Melihatnya di rumah pun tidak masalah. Aku akan menjemputmu sendiri.]

“Kalau begitu, eh… kau tahu… kalau kau datang… itu.”

Aku merendahkan suara, berbisik. Anak-anak pasti menguping.

[Itu?]

“Kau tahu… kalau kau membawa sesuatu… tidak harus itu, hanya… apa saja.”

Kau cepat tanggap, jadi tolong mengerti. Dan tampaknya dia mengerti, karena Seong Hyunjae tertawa kecil.

[Kudengar tuan muda dan nona kecil sangat bersemangat.]

“Aku lebih suka kalau Sesung Guild Leader tidak ikut campur juga.”

[Tapi perhatian tulusku pada kesehatan Han Yujin semata-mata—]

“Oh, ayolah.”

Makan sedikit camilan tidak akan membunuhku. Bagaimanapun, karena Seong Hyunjae bilang dia sibuk, mungkin aku harus bicara dengan Yerim dulu. Ketika kubuka pintu, seperti dugaan, Yuhyun, Yerim, Peace, Chirp, dan bahkan Belare berdiri tidak jauh.

“Ini bukan hal besar, jadi kenapa kalian semua berkumpul di sini? Yuhyun, Haeyeon sudah dengar soal masuknya para Hunter ilegal?”

“Aku dengar, tapi Hunter asing yang menyelinap masuk memang terjadi sesekali.”

“Kali ini agak mencurigakan. Mereka bilang aku harus hati-hati.”

Yuhyun mengangguk. Haeyeon telah banyak berkembang, tapi jangkauannya di luar negeri masih terbatas. Mereka baru mulai bergerak ke Jepang.

“Yerim, kau libur beberapa hari, kan? Jepang berharap kau membersihkan dungeon S-Rank secepatnya.”

“Hanya sampai akhir minggu ini. Aku tetap akan ke sekolah, kok.”

“Bahkan besok?”

“Besok sekolah libur sendiri!”

Kalau begitu mungkin aku harus pergi besok. Aku akan mencari dungeon tingkat rendah di dekat sini.

Chapter 342 - It’s a Secret (2)

“Kamu ingin pergi ke dungeon?”

“Yeah. Ini E-rank. Dungeon-nya bukan poinnya, aku hanya punya sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”

Yerim menaikkan alisnya dan menatapku.

“…Kau harus membawaku sampai ke dungeon untuk itu?”

“Ini cuma… semacam rahasia yang kusembunyikan. Aku sudah bilang ke Yuhyun.”

Melihat dia terlihat sedikit khawatir tentang hal lain, aku menjelaskan, dan ekspresi Yerim kembali cerah.

“Baik! Jadi cuma kita berdua yang pergi?”

“Peace ikut juga untuk jaga-jaga, tapi ya, ini kita berdua.”

“Tidak akan terjadi semacam insiden lagi di dungeon, kan?”

“Sekarang aman.”

Kontak diblokir begitu rapat sehingga tidak mungkin terjadi apa-apa. Yerim, yang bersemangat setelah mendengar itu, mengambil kunci mobil. Harusnya aku juga sudah punya SIM…

Dungeon E-rank yang kureservasi ada di Gangnam. Karena rank-nya rendah, hanya bangunan dungeon yang dibangun sementara pemandangan di sekitarnya tetap sama. Begitu masuk bangunan dungeon, Yerim mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

“Aku pergi kencan sama Mister, cuma kita berdua!”

[Apa? Di mana kau—!]

…Bukankah itu suara Yuhyun? Yerim menutup telepon bahkan sebelum dia selesai bicara dan mematikannya sepenuhnya, lalu menyeringai.

“Ini sebenarnya bukan kencan, sih.”

“Kenapa tidak? Kalau dua orang pergi bersama saja, itu kencan. Orangtuaku juga bilang mereka pergi kencan sama putri mereka. Kalau ayah menelepon, ibu bilang, ‘Aku lagi kencan sama putri kita!’”

Yerim biasanya tidak membicarakan orangtuanya. Mungkin sekarang dia lebih nyaman denganku.

“Baiklah, ayo masuk sebelum Yuhyun datang!”

“Oke~”

Yerim dan aku menaruh ponsel kami, termasuk ponsel Peace, ke dalam kotak penyimpanan dan masuk ke dungeon. Di dalamnya adalah ladang musim gugur. Bunga-bunga mirip cosmos bermekaran dengan melimpah.

“Cuacanya bagus di sini.”

“Monsternya juga cantik.”

“Maka sayang kalau harus kita bunuh.”

“Mungkin tidak.”

Peace melompat turun dari pelukanku dan membesarkan tubuhnya. Tidak lama setelah kami menaikinya, monster muncul di ladang bunga. Mereka adalah bola-bola cahaya seukuran kepalan tangan, dengan sayap kupu-kupu bening yang berkilauan. Puluhan gumpalan bercahaya itu terbang seperti kunang-kunang raksasa.

“Wow, itu monster?”

“Mereka terlihat tidak berbahaya, tapi kilauannya itu racun. Saat diserang, mereka meledak dan menyebarkan debu beracun. Untuk E-rank, mereka kuat, jadi Hunter low-rank kesulitan menghabisinya.”

Yerim mungkin hanya melihatnya sebagai kilau yang indah. Dengan gelang resistansi racun, dia bahkan tidak repot-repot mengambil tombaknya dan cukup melambaikan tangan ringan. Tetes-tetes terbentuk di udara, berubah menjadi puluhan jarum es tipis yang melesat ke arah monster.

Pop, pop!

Bola-bola cahaya itu meledak satu per satu. Seperti kembang api kecil yang pecah. Cahaya berkilau berputar di udara dan jatuh ke kelopak bunga. Ladang luas itu berkilau tertiup angin, menyebarkan cahaya ke mana-mana. Mata Yerim juga dipenuhi pantulan yang berkilauan.

“Cantik banget! Andai kita bisa foto-foto di dalam dungeon.”

“Tunggu sedikit lagi. Mereka sedang mengembangkan peralatannya.”

Katanya perkembangan berjalan lancar. Sebentar lagi, siaran raid dungeon mungkin akan kembali seperti sebelum regresi.

“Jadi apa rahasia yang mau Mister bilang?”

Tanya Yerim sambil memetik bunga.

“Itu tidak boleh dibawa keluar. Bukan soal itu. Sebenarnya, aku…”

Saat akan mengatakannya, aku merasa agak canggung. Aku turun dari Peace dan berdiri menghadap Yerim.

“Uhm, begini. Aku regresi.”

“Hah? Apa?”

“Waktu.”

Yerim memiringkan kepala, jelas bingung.

“Seperti, kau tahu, semacam mesin waktu. Aku kembali dari lima tahun di masa depan ke masa sekarang. Tepat sebelum aku bertemu denganmu.”

“…Whoa, tunggu, kau bisa melakukan itu?”

“Ada item yang bisa memutar balik waktu.”

“Ya ampun, serius, wow sekali. Jadi Mister tahu masa depan? Apa Mister hafal nomor lotre?”

“Itu terjadi tiba-tiba. Aku tidak punya waktu untuk menghafalnya.”

“Kalau begitu saham! Uh, pasti jatuh, ya.”

“…Dunianya tidak persis sama.”

Kenapa arah pembicaraan jadi seperti ini?

“Tidak apa-apa. Mister kaya kok tanpa lotre atau saham. Mister berhasil!”

“Yah, iya. Aku juga bisa bertemu denganmu.”

“Oh, jadi sebelum kembali, maksudnya sebelum regresi, Mister belum kenal aku sama sekali. Masuk akal.”

Yerim ragu sebentar sebelum bicara.

“Aku dulu seperti apa?”

“Yerim, kau Hunter kuat waktu itu juga. Bangkit sebagai A-rank sendirian, dan kau terkenal sebagai Hunter es. Aku cuma pernah melihatmu di TV, jadi aku tidak tahu banyak lainnya.”

“Kau cuma lihat aku di TV? Jadi kita benar-benar tidak saling kenal.”

“Kebanyakan orang juga begitu. Aku lihat Yuhyun karena dia adikku, dan aku berpapasan dengan orang-orang Haeyeon Guild karena dia. Tapi sebelum regresi, aku tidak kenal kau, atau Myungwoo, atau Noah, atau Minui, atau Hayan, atau orang-orang gedung lain, atau Liette, atau Kang Soyeong, bahkan Sesung Guild Leader.”

Orang-orang yang sekarang di breeding facility, di gedung, di sisiku—kecuali Do Hamin, tidak ada satu pun dari mereka yang ada dalam hidupku sebelumnya.

“Kau kesepian?”

“Hah?”

“Aku mungkin bakal begitu.”

Yerim memutar bunga di jarinya saat dia bicara.

“Aku pernah bilang sebelumnya. Mister muncul di depanku seperti cerita dongeng. Tapi aslinya, itu tidak terjadi, kan?”

“…Ya. Sebelum regresi, aku tidak punya kekuatan untuk membawamu pergi bersamaku. Aku bangkit lebih lambat daripada sekarang, dan kudengar kau bangkit saat SMA.”

“Ugh, berarti aku harus tinggal lebih lama di rumah pamanku… Mister, makasih banyak sudah datang.”

Yerim menggeleng seperti membayangkannya saja sudah buruk. Di saat itu, gelombang monster lain muncul. Sekali lagi, mereka tersapu dalam satu gerakan tangan Yerim. Cahaya berkilau menyebar jauh.

“Tapi setidaknya Mister punya Han Yuhyun.”

Bahkan saat tahu dirinya akan menderita lebih lama, dia memikirkan aku dulu. Manis sekali. Jadi aku pun lebih jujur.

“Ini rahasia bahkan dari Yuhyun.”

“Bahkan dari Han Yuhyun?”

“Ya. Sebenarnya, Yuhyun dan aku tidak berdamai secepat kali ini. Jadi… itu berat. Dalam berbagai hal.”

Mata Yerim membesar tak percaya.

“Berpisah selama tiga tahun saja pasti berat sekali. Apa lebih lama dari itu?”

“Keadaannya lebih buruk. Jadi aku jauh lebih banyak dikritik.”

“Dikritik? Kenapa? Kenapa Mister?”

“Selama tiga tahun terakhir pun aku dikritik. Setelah Yuhyun bangkit, aku bahkan tidak tahu dia di mana. Karena dia bangkit sebagai S-Rank, Hunter Association menyembunyikannya demi perlindungan. Dia benar-benar hilang.”

Selama beberapa hari, rasanya aku benar-benar akan mati. Lalu, ketika kupikir dia akhirnya pulang, Yuhyun bangkit—dan pergi lagi.

“Setelah tahu Yuhyun bangkit, aku mencoba segala cara membawanya pulang. Lalu rumor mulai menyebar. Katanya aku berusaha menghambat adikku.”

Kurasa itu ulah Association. Hunter S-Rank terlalu berharga untuk dihentikan aktivitasnya. Tidak separah sebelum regresi, tapi itu tetap menyakitkan. Itu salah satu alasan aku tidak bisa menyentuh uang yang dikirim Yuhyun.

“Bagaimana mereka bisa bilang hal seperti itu tentang Mister.”

“Bagi orang lain, itu mungkin terdengar masuk akal. Terlihat seperti bergantung padanya, bilang jangan menjadi Hunter. Semakin lama semakin buruk… Orang-orang suka membesar-besarkan sesuatu.”

Orang yang suka bicara buruk tentang orang lain seperti bola salju di lereng. Setelah menemukan satu kesalahan, mereka tidak berhenti. Semua ikut-ikutan. Ada yang memang pantas dikritik, tapi ada juga yang hanya melakukan kesalahan kecil atau bahkan tidak salah sama sekali, tapi tetap tertimbun bola salju itu. Sekali kata-kata itu keluar, sudah selesai. Orang yang mengatakannya lupa dan melanjutkan hidup.

“Jadi ya, itu berat sekali. Dan sekarang aku malah menumpahkannya semua padamu, Yerim.”

“Tidak, aku senang Mister cerita. Mister bilang bahkan Han Yuhyun pun tidak tahu, kan?”

“Aku lebih baik dia tidak tahu.”

Itu tidak bisa diubah, dan itu juga bukan salah Yuhyun. Dia sudah mencoba yang terbaik, tapi tetap tidak berhasil. Dunia memang begitu. Kalau semuanya berjalan baik hanya karena kita berusaha, bukankah itu bagus?

Itu sebabnya aku tidak ingin dia tahu sesuatu yang hanya akan menyakitinya.

“Aku akan tutup mulut rapat-rapat. Aku akan kunci, buat password acak, lalu kirim untuk dibuka seratus tahun lagi.”

Yerim menutup mulutnya dengan tangan, lalu bicara lagi.

“Mister sudah bilang rahasia yang bahkan Han Yuhyun tidak tahu, jadi aku juga ingin bilang sesuatu, tapi aku tidak punya apa-apa. Ini bukan rahasia, tapi waktu aku bayi, katanya aku benci merangkak. Aku merangkak sedikit, lalu tidak suka dan menangis, dan setelah itu aku tidak bergerak lagi. Mom dan Dad khawatir, lalu suatu hari, aku tiba-tiba berdiri sambil berpegangan ke dinding.”

“Benarkah? Pasti lucu sekali.”

“Mereka bahkan merekam langkah pertamaku. Tapi sudah tidak ada lagi.”

“…Haruskah kita coba mencarinya?”

“Mungkin sudah dibuang sejak lama. Oh, dan TK—aku masuk Sprout Kindergarten, dan aku punya boneka yang sangat kusukai. Seekor anjing. Segini, dan berbintik.”

Seakan sedang menggali memorinya, Yerim mulai menceritakan potongan-potongan masa kecilnya. Hal-hal menyenangkan, menyedihkan, hal yang membuatnya marah, yang membuatnya senang. Satu per satu seiring dia tumbuh lebih tua—lalu berhenti. Tahun ketika orangtuanya meninggal.

Dia berdiri diam lama, seperti film yang tiba-tiba berhenti.

“…Kadang aku ingin lupa karena mengingatnya terlalu menyakitkan. Tapi sekarang rasanya sayang kalau lupa.”

“Ya. Itu kenangan yang baik.”

“Benar. Dan sekarang tidak terlalu sakit lagi. Aku bilang semua itu tapi aku tidak menangis.”

Walaupun begitu, mata Yerim merah.

“Kalau menangis sedikit juga tidak apa.”

“Memalukan. Menangis.”

“Apa yang memalukan. Menangis ya menangis. Orang bilang harus menangis kalau perlu. Bukan seperti menyakiti siapa pun. Orang yang mengomel soal orang lain menangis, mereka yang salah.”

Itu emosi yang alami, dan tidak ada salahnya.

“Aku juga merasa jauh lebih baik setelah menangis.”

“Tetap memalukan.”

“Kalau begitu ke sini. Aku tidak akan lihat.”

Aku membuka tangan dan memeluk Yerim. Dia memelukku kembali dan menghela napas.

“Mister, Mister kurus sekali. Air mataku menghilang ke tubuh Mister.”

“Aku normal, oke? Semua orang di sekitarku saja yang tidak masuk akal sehatnya.”

“Mister seperti setengahnya Chief Song.”

“Haruskah kau membandingkanku dengan Chief Song, dari semua orang.”

“Kalau begitu Sesung Guild Leader, Han Yuhyun, Myungwoo oppa…”

“…Baik, aku menyerah.”

Dia terkikik, lalu kembali tenang. Bajuku sedikit basah. Tidak banyak. Yerim mundur dan membuat sebuah tetesan air besar untuk membasuh wajahnya.

“Ah, segar! Mister dari masa depan, tidak ada cerita lucu?”

“Cerita lucu? Hmm…”

Tidak seperti sekarang, suasana umum masyarakat tidak terlalu menyenangkan.

“Oh, benar. Yuhyun pernah kena skandal sama Soyeong.”

“…Apa?”

Yerim menatapku kosong. Mulutnya terbuka, membeku di tempat selama beberapa saat.

“Pffft, ha, Han Yuhyun dan Soyeong unni…!”

Dia langsung membungkuk dan tertawa keras. Seperti siap berguling di tanah kehabisan napas. Akhirnya, dia benar-benar jatuh ke tanah dan memukul-mukulnya. Bahkan air mata menetes ke tanah yang cekung.

“Artikel jenis apa, penulis idiot macam apa yang menerbitkan itu?”

Masih duduk, Yerim menghapus air matanya. Matanya sudah merah, dan sekarang makin merah. Tapi beda alasannya.

“Soyeong unni saja sudah satu hal. Tapi Han Yuhyun, Han Yuhyun itu, menyukai Soyeong unni—menyukai siapa pun selain Mister! Membayangkan omong kosong macam itu saja, pfft, bagaimana!?”

…Aku juga membayangkannya sih.

“Yah, orang yang menulis dan mereka yang kegirangan pasti tidak mengenal Yuhyun. Atau Soyeong juga. Mereka tidak akan bicara sebodoh itu kalau tahu. Tidak ada yang berhasil menjinakkan dragonkin high-grade saat itu, jadi orang-orang bahkan tidak tahu Soyeong itu Dragon Rider.”

“Apa, bahkan lima tahun kemudian tidak ada? Soyeong unni hebat sekali!”

“Lalu, soal tampak luar, agak masuk akal. Keduanya.”

Yerim mengangguk setuju.

“Kalau hanya dilihat penampilan, memang cocok. Tapi Han Yuhyun pacaran? Hanya orang yang tidak kenal dia yang akan bilang begitu. Ah, ini lucu sekali! Tidak masuk akal! Soyeong unni berkencan dengan manusia, bukan naga! Han Yuhyun, berkencan, heuheup, keduanya begitu! Itu benar-benar…”

Dia memegang perutnya dan tertawa lagi. Apa benar selucu itu?

“Ah, serius! Lebih masuk akal kalau Sesung Guild Leader dan Hyunah unni berkencan!”

“Hyunah bilang dia suka yang lebih muda.”

“Tapi unni bilang dia suka wajah Sesung Guild Leader, kan?”

“Uh, ya…”

Tidak banyak orang yang tidak suka wajah itu.

“Katanya kalau dia lebih muda sedikit dan lebih lembut, mungkin bisa.”

“Apa? Benarkah?”

Aku membelalakkan mata, dan Yerim melambaikan tangan seolah bilang jangan salah paham.

“Katanya kalau, oke? Oh, dan unni bilang dia pikir Sigma agak lucu.”

Kenapa orang itu muncul tiba-tiba? Di mana dia sekarang? Semoga baik-baik saja.

“Pokoknya, Han Yuhyun berkencan! Kalau terjadi keajaiban dan dia benar-benar berkencan setelah kepalanya ketimpa sesuatu, dia tetap akan menempel pada Mister bukan pada pasangannya. Kau beruntung kalau dapat satu kencan sebulan—tidak, setahun. Dan dia tidak akan merasa bersalah. Tidak, dia akan. Kepada Mister. ‘Maaf sudah menghabiskan waktu dengan seseorang selain Hyung,’ katanya.”

“…Itu buruk.”

“Tidak apa. Han Yuhyun hanya akan berkencan dengan seseorang yang menganggap Mister paling penting. Dengan kepribadiannya, tidak mungkin dia menerima seseorang yang menyukainya lebih dari mereka menyukai Mister. Dia akan langsung putus. ‘Bagaimana kau bisa menyukaiku lebih dari Hyung?’ katanya.”

Yerim menirunya dengan sangat tepat. Tapi apa itu… Meskipun terdengar absurd, sangat masuk akal untuk Yuhyun, dan itu justru membuatnya makin menyebalkan. Kalau seperti itu, mungkin lebih baik dia tidak berkencan—tidak, tetap saja. Selama keduanya sepakat dan cocok, tidak apa-apa… tapi ya, tetap saja itu agak berlebihan. …Tapi kalau keduanya sama saja, mungkin malah cocok?

“Dia bisa bertemu seseorang seperti dirinya, dan kita bertiga bisa pergi kencan bersama. Itu bisa. Lalu mereka menikah—Mister berjalan di antara keduanya di pernikahan, dan Mister ikut bulan madu, dan tinggal bersama di rumah pengantin baru—”

“Tidak, tidak, Yerim! Itu tidak boleh!”

“Kenapa tidak? Bisa saja terjadi. Ada segala macam gaya hubungan di dunia.”

“…Kau nonton drama liar akhir-akhir ini?”

“Aku nonton TV show Amerika.”

…Yang Amerika? Kudengar orang sana lebih liberal soal hubungan.

“Kalau Mister ingin Han Yuhyun berkencan, Mister harus mencari di antara orang-orang yang menyukai Mister. Seseorang yang mengutamakan Mister, sangat menyayangi Mister, dan setidaknya agak diterima oleh Han Yuhyun, seorang ce—”

Suara Yerim terputus. Bahkan wajahnya mulai pucat.

“Yerim?”

“…Ugh.”

“Yerim! Ada apa?!”

Apa ini? Kenapa tiba-tiba dia mual? Kutukan? Racun? Tapi racun monster di sini lemah! Jangan bilang dungeon-nya rusak lagi…!

“Uweeeeegh!”

“Ye-Yerim! Antidot—tidak, aku akan—!”

“Tidak, bukan itu, Miste—ugh. Aku kepikiran hal aneh, uuuuugh, ya Tuhan! Jijik!”

…Pikiran aneh?

Yerim memegangi kepalanya dan berteriak.

“AAAAAH! SERAM! SERAM BANGET! Aku mau hapus otakku! Aku mau kembali! Lima menit yang lalu saja!”

Apa… apa-apaan ini?

“Tenang, Yerim. Kau benar-benar baik-baik saja, kan?”

“Tubuhku baik-baik saja! Pikiranku tercemar!”

…Aneh. Tidak ada monster psikis di sini. Harus kupanggil Healer setelah keluar.

“Ayo pergi. Yuhyun mungkin sudah menunggu di luar. Aquarium dekat sini bagus untuk menyegarkan pikiran, bertiga kita bisa kencan—”

“Misteeeeer!”

“…Apa.”

“Apa itu kencan, hah, kencan?!”

“Tapi Yerim, kau bilang—”

“Batal. Batal total! Batal! Batal!”

Yerim berteriak bahwa itu membuatnya merinding dan menggaruk-garuk lengannya. Mungkin aku harus benar-benar membawanya ke Healer. Ayo habisi monster sisanya dan keluar dari gate.

“Hyung.”

Yuhyun berdiri di sana. Begitu Yerim melihat wajahnya yang muram, dia muntah lagi.

“Han Yuhyun, jauhi aku!”

“…Ada apa dengannya.”

“Aku juga tidak begitu tahu.”

Biasanya Yuhyun yang menyuruh Yerim menjauh.

“Ugh, tidak. Han Yuhyun cuma memikirkan Mister. Jangan bayangkan hal aneh, Park Yerim. Hey, kau akan tinggal bersama Mister selamanya, kan? Kau tetap bersama Mister, kan?”

“…Ya. Kita tidak akan berpisah.”

“Bagus, pertahankan itu selamanya. Mister, ayo ke aquarium! Aku mau cotton candy. Aku butuh gula, sekarang juga! Sesuatu yang manis dan fluffy dan cantik!”

Yerim berteriak minta cotton candy sambil menghentakkan kaki. Tunggu, kita harus ambil ponsel dulu!

Chapter 343 - For Now, It’s Peaceful (1)

Apa yang ada di atas meja terlihat seperti botol parfum mini. Aku pernah melihat Yerim memajang benda-benda seperti itu sebelumnya. Katanya hanya dekorasi dan tidak benar-benar dipakai. Di dalam botol kecil itu ada cairan kebiruan.

‘…Apa ini sesuatu yang diminum?’

Aku yakin aku meminta item untuk penyesuaian mana engraving.

“Tidak.”

Kata Myungwoo sambil mengambil botol kecil itu.

“Yang ada di dalam inilah itemnya.”

“Cairan itu?”

“Itu logam cair.”

Seperti merkuri, mungkin. Ketika tutup botol dibuka, cairan biru di dalamnya bergerak pelan. Gerakannya yang berat jelas bukan gerakan cairan biasa.

“Itu adalah metode yang melapisi engraving. Untuk menghapusnya, cukup tempelkan mulut botol ke titiknya dan itu akan tersedot kembali dengan sendirinya. Dengan kata lain, tanpa botolnya, kau tidak bisa menghapusnya melalui cara normal.”

“Jangan bilang kau tidak akan memberiku botolnya.”

“Tepat sekali.”

Myungwoo tertawa.

“Itu akan menyesuaikan otomatis dalam batas yang bisa ditangani tubuhmu, Yujin.”

“Kalau aku perlu melewati batas itu, guru, apa yang harus kulakukan?”

“Nih.”

Kali ini dia memberiku dua manik kecil.

“Ini akan mengubahnya sementara menjadi kontrol manual. Akan kuberikan padamu, tapi usahakan jangan dipakai kalau tidak benar-benar perlu.”

“Aku akan berusaha.”

Ekspresi Myungwoo tampak sedikit tidak senang saat aku memasukkan manik-manik itu ke dalam Inventory. Lalu, dia menuangkan logam cair itu ke tengkukku, tempat engraving dimulai. Sensasi dingin menyebar sepanjang engraving di punggungku.

“Kau harus memeriksakannya setidaknya sekali sebulan. Aku sudah setel pengingat di ponselmu.”

“Ya, terima kasih.”

“Kau sudah tanya soal senjatanya?”

“Yerim sedang meng-upgrade tombaknya.”

Kami membicarakannya hari itu di depan tank manatee di aquarium. Karena aku tidak bisa selalu berada di sisinya, lebih baik Yerim punya senjata SS-rank. Meskipun jujur saja, aku ingin selalu bersamanya. Tapi itu tidak mudah.

Selain itu, aku tidak membelikannya es krim. Adik kecilku itu, menonton manatee mengunyah kubis, bilang kalau kubis bagus untuk perut. Sepertinya dia mengumpulkan semua jenis pengetahuan tidak berguna untuk seorang S-rank. Apa Seonghan pelakunya? Sebagai bonus, Yerim masuk ke dalam tank besar berisi hiu dan membuat heart dari gelembung. Dia juga foto bareng pari.

“Kalau begitu bilang padanya untuk membawa tombaknya akhir pekan ini.”

“Apakah akan lama? Yerim tidak punya senjata cadangan.”

Senjata bisa rusak saat bertarung, jadi sebaiknya punya setidaknya satu senjata SS-rank cadangan. Tapi mencocokkan atribut dan jenis itu tidak mudah.

“Untuk cadangan, lebih baik bukan tombak. Sesuatu yang bisa dipakai sebagai senjata sekunder. Tanyakan apa yang dia mau.”

“Kau akan membuatnya? Aku merasa tidak enak kalau kau—”

“Bukannya gratis.”

…Yerim, kau tahu, senjata custom itu sesuatu yang tidak bisa dibeli begitu saja dengan uang. Meski menambah hutangmu, kau Hunter S-rank. Sejujurnya aku ingin membantu, tapi dia mungkin tidak akan menerimanya. Tetap saja, dia pasti senang mendengarnya. Kalau jenis senjatanya berbeda, dia bisa mencoba yang cocok di tangan, jadi harus kubilang supaya dia mencoba beberapa dulu.

“Kita masih punya banyak material atribut air dan es, dan aku baru selesai membuat senjata Hunter Evelyn.”

“Hunter Evelyn? Busur?”

“Ya. Tapi aku tidak bisa memberitahumu detailnya.”

“Tentu. Jadi kau menerima permintaan Hunter Evelyn.”

“Secara teknis, itu permintaan Guild Leader Seoseong. Aku juga tidak bisa masuk ke detail itu.”

Aku menepis permintaan maaf Myungwoo dan bilang tidak apa-apa. Saat berurusan dengan para Hunter, menjaga kerahasiaan itu penting. Mungkin itu bagian dari kesepakatan membawa Hunter Evelyn ke Sesung. Aku agak penasaran apa yang diberikan Seong Hyunjae pada Myungwoo sebagai balasan.

“Soal merekrut para pembuat item yang kita bicarakan dulu. Aku berpikir untuk mengumumkannya ke luar negeri juga. Bagaimana sebaiknya struktur proses awakening-nya?”

Tanya Myungwoo. Jika mencakup luar negeri, terlalu banyak orang bisa muncul, tapi kalau seleksi pertama punya syarat ketat, harusnya aman.

“Pertama, mereka tidak boleh diserang langsung oleh monster. Kalau itu terjadi, kemungkinan besar mereka akan awakening dengan skill tipe combat atau combat-support.”

Kalau aman diserang monster, orang bisa pergi saja ke pusat awakening. Meski bangunannya rusak, sistem awakening masih utuh. Tapi kalau awakening saat bertarung dengan monster, 999 dari 1.000 mendapat skill tipe combat. Ada kemungkinan kecil mendapat skill produksi, tapi probabilitasnya terlalu rendah.

“Jadi, harus seperti… ya, escape room. Ada monster yang bersembunyi di balik jeruji besi, penghitung waktu dimulai, dan mereka harus menggunakan alat di depan mereka untuk membuat kunci dan kabur sebelum waktunya habis.”

Agar awakening terjadi karena ancaman dan bukan serangan langsung, rasanya harus sedekat mungkin dengan situasi nyata. Jadi meskipun sebenarnya aman, kita harus membuat mereka menandatangani pelepasan tanggung jawab dan memberikan bel darurat.

“Mereka bisa membuat tangga untuk kabur, memperbaiki rantai yang mengikat monster, atau memilih item yang benar. Strukturkan seperti dungeon spesial.”

“Kedengarannya mungkin seru.”

“Untuk yang belum awakening, itu menakutkan. Dan butuh waktu untuk membuatnya.”

“Akan kucoba.”

“Kau, Myungwoo?”

“Dungeon jenis itu juga, dalam satu sisi, adalah tipe item. Seperti Golden Forge ini. Dengan kemampuan yang kumiliki sekarang, aku tidak bisa membuat ruang terpisah sepenuhnya, tapi aku ingin coba memodifikasi sebuah bangunan.”

Masuk akal, Rookie saja bisa membuat dungeon. Dia Transcendent, jadi ada kesenjangan besar dibanding Myungwoo, tapi suatu hari mungkin Myungwoo bisa mencapai level itu.

Setelah sedikit dinasihati soal menjaga tubuh, aku kembali ke Breeding Facility. Di taman rooftop, Comet yang sudah tumbuh penuh dan Kang Soyeong menunggu. Thornwing Rock Dragon itu, dengan sisik hitam mulus dan sayap panjangnya, menekan kepala besarnya ke tubuhku.

— Grrrnnng.

Dia sudah memperoleh S-rank Stats dan semua skill yang optimal. Kang Soyeong tersenyum begitu cerah sampai terlihat seperti dia bisa melayang.

“Bangunan tempat rumah Comet dulu sepenuhnya runtuh, jadi untuk sementara kami menuju Gyeonggi Breeding Facility.”

“Bangunan lainnya baik-baik saja?”

“Ya, sudah lolos inspeksi keamanan. Untung sekali.”

Kang Soyeong menghela napas panjang.

“Sejujurnya, kalau Guild Leader mau makan bangunan, makan saja bangunan orang lain, seperti aku.”

Baik bangunan orang lain atau punya sendiri, menurutku tetap salah menghancurkannya.

“Tukang besi bilang perlengkapan Comet siap besok, jadi kami berencana masuk dungeon lusa. Sebagai S-rank.”

“Langsung dari awal?”

“Aku masuk sendiri ke dungeon S-rank tingkat rendah. Itu dungeon dengan banyak data, jadi tidak apa.”

“Meski begitu, hati-hati.”

Kang Soyeong mengangguk dan menggenggam tanganku. Matanya yang berkilau sedikit mengintimidasi.

“Director Han, aku benar-benar sangat menyukai Anda.”

“Ah, ya…”

Kalimat yang bisa membuat hati berdebar, tapi kupikir itu hanya rasa terima kasih yang sangat—sangat—sangat dalam karena aku membesarkan Comet dengan baik. Mungkin juga berarti dia berharap padaku di masa depan.

“Kalau Anda butuh apa pun, cukup panggil kapan saja. Kalau itu permintaan Director Han, aku bisa melakukan apa saja! Anda tahu betapa berterima kasihnya aku, kan?”

“Ya, ya.”

“Demi Anda, Director Han, aku bahkan bisa mengincar belakang kepala Guild Leader. Meskipun aku tidak bisa memukulnya sungguhan. Aku hanya A-rank. Dan tolong jaga Guild Leader kami juga.”

Kenapa Seong Hyunjae dibawa-bawa?

“Dia sedang dalam fase kepribadian buruk akhir-akhir ini, tapi dia tidak akan menyentuh Director Han, jadi mohon maklumi dia.”

“…Fase kepribadian buruk?”

“Ada beberapa lalat menyebalkan yang mengganggunya. Guild Leader benci diganggu orang membosankan. Dia boleh mengganggu orang lain, tapi bukan sebaliknya.”

Lalat? Apa itu yang dia tangani saat menelepon? Aku mencoba menggali lebih jauh, tapi Kang Soyeong tutup mulut. Katanya dia bisa melakukan apa saja, tapi tetap tahu menjaga kerahasiaan guild.

Kang Soyeong melompat naik ke punggung Comet. Sayapnya terbentang lebar, dan tubuh raksasa itu terbang ke langit dengan mudah. Siluet naga hitam itu cepat menghilang di kejauhan.

‘Itu membuat tiga monster S-rank sekarang.’

Sekarang, kecuali Belare dan Sorok, hanya A-rank yang tersisa. Sorok mungkin butuh waktu, dan Belare… entah kenapa dia tidak tumbuh. Mungkin sudah waktunya mempertimbangkan mengambil monster S-rank dari luar negeri. Aku sudah menerima permintaan dari dua tempat.

‘AS dan India, ya.’

Mereka belum memberitahuku spesiesnya, hanya rank-nya. Yerim juga butuh Monster Mount, jadi aku ingin tahu apakah salah satunya punya monster yang tahan dingin. Tidak ada yang akan memberikan bayi monster S-rank begitu saja, tapi hanya aku yang bisa membesarkan mereka, jadi negosiasi mungkin saja.

‘Tapi sebelum itu, aku harus bisa memakai skill Promising Talent untuk memeriksa Status Window para bayi monster.’

Kapan sistem akan diperbaiki? Aku menatap langit dan meregangkan badan. Meski sistem mati, rasanya damai. Kalau bukan karena hitungan mundur kiamat, aku bisa hidup seperti ini selamanya.

“Oh, itu Yuhyun.”

Adikku mengirim pesan. Karena aku sudah di luar, dia bilang aku harus jalan-jalan dulu sebelum kembali. Apa dia mengawasiku? Mungkin dari jendela terbuka itu. Ya, sepertinya benar. Aku melambaikan tangan dan dia membalas.

Apa yang harus kami makan untuk makan malam nanti? Yerim kembali sekolah setelah sekian lama, jadi mungkin aku harus menjemputnya—tidak, dia mungkin hangout dengan temannya. Yuhyun dulu selalu pulang langsung setelah sekolah. Kalau aku pulang terlambat, dia menunggu sendirian… astaga, adikku ini.

‘…Mungkin aku harus masuk universitas bersamanya.’

Ternyata di kuliah, kau bisa mengambil kelas di ruangan yang sama meski beda angkatan. Dan kau bisa membuat jadwal sendiri. Jadi bisa hampir seperti sekelas, setahun, satu kelas. Itu agak menggoda.

Dengan Noah dan Soyeong di sana, aku bahkan bisa berpura-pura seperti teman kampus biasa. Setidaknya di permukaan.

‘Pada titik ini, semoga para Transcendent bernegosiasi sepuluh tahun lagi.’

Mereka punya banyak waktu. Biarkan mereka berunding selamanya, sementara kami menghentikan akhir dunia. Bisa tidak begitu? Rookie, tolong tarik waktunya selama mungkin.

Mengikuti saran adikku, aku berjalan-jalan di taman lalu turun ke bawah. Saat itu sudah dekat jam makan siang.

“Hyung.”

“…Oh.”

Itu Park Hayul. Kali ini dia datang benar-benar sendirian. Apa itu tidak apa? Yah, dia mengenalku. Park Hayul tersenyum ramah.

“Hunter Park Yerim pergi sekolah, kan?”

“Ya. Dia memang pelajar.”

“Lalu tidak ada orang lain di sini? Tidak ada yang datang menemui Hyung?”

“Tidak juga, tapi aku mau makan siang dengan adikku sebentar lagi.”

Mendengar itu, Park Hayul terlihat sangat kecewa.

“Tidak bisa dibatalkan?”

Dia menatapku dengan mata lebar, dan aku agak merasa bersalah, tapi tetap menolak.

“Tidak. Kalau kutinggal, adikku makan sendirian atau tidak makan dengan benar.”

Dia menasihatiku supaya makan yang benar, tapi bilang dirinya tidak apa-apa karena dia S-rank. Apalagi kalau sedang bekerja di guild, dia malas keluar, jadi sering makan meal pack dungeon saja. Saat kudengar dari Seok Gimyeong dan marah, dia malah memiringkan kepala dan bilang itu tidak masalah secara nutrisi. Aku tidak bisa membiarkannya seperti itu.

Memang lebih sehat daripada makanan instan, tapi tetap saja. Itu tidak enak! Rasa itu penting!

“…Jadi kalian makan bersama setiap hari?”

“Kalau tidak ada halangan. Dia masih anak-anak. Secara harfiah masih muda. Aku tidak bisa makan siang dengannya hari ini, tapi setidaknya aku bisa membuatkanmu minum.”

Aku memberi isyarat agar dia mengikutiku.

“Hanya kopi dari biji atau kapsul, ya.”

Aku tidak bisa dengan kopi mix. Minuman lainnya juga tidak ada yang manis. Saat kubuka pintu ruang resepsi, Park Hayul ragu-ragu.

“Ada kamera pengawas di sini?”

“Tidak di ruangan ini. Ini dibuat khusus untuk berurusan dengan Hunter S-rank.”

Aku memasukkan kapsul kopi ke mesin dan menyeduh secangkir. Warnanya terlihat menyedihkan. Setelah menambahkan air secukupnya, aku menyerahkannya, dan Park Hayul meneguknya, ekspresinya sedikit berubah. Aku lebih jago membuat kopi mix, sih.

“Masuk begitu saja tanpa menghubungimu dulu…”

“Itu buruk?”

Sebenarnya buruk, tapi kata-katanya tidak keluar. Aku hanya bilang beri tahu dulu lain kali, lalu duduk di sofa.

“Hyung punya skill stealth, kan?”

“Kau tidak bilang ke siapa pun, kan?”

“Tidak. Hyung memakainya waktu kabur dari Haeyeon Guild, jadi pasti bekerja melawan A-rank?”

Sepertinya dia sudah menebaknya, jadi aku mengangguk. Mendengar jawabanku, Park Hayul mengangguk puas.

“Hyung masih kabur sendirian kadang-kadang?”

“Kalau aku lakukan itu, akan jadi heboh.”

“Heboh? Hyung bukannya dikurung. Tidak sesak, ya?”

“Agak?”

Bahkan pergi ke minimarket dekat sini pun ada yang mengikutiku. Repot. Tapi mau bagaimana lagi. Mendengar jawabanku, Park Hayul tampak kesal.

“Itu berlebihan, serius.”

“Tidak separah itu.”

“Parah. Hyung punya stats rendah tapi skill berguna, jadi mereka mengurung dan memanfaatkan Hyung. Bahkan Haeyeon Guild Leader, yang notabene adik Hyung sendiri.”

“Hey, itu bukan—”

Kata “memanfaatkan” membuatku agak meledak, tapi aku tidak bisa marah setelah melihat wajah Park Hayul. Dia bilang begitu karena mengkhawatirkan aku. Tetap saja, itu tidak benar.

“Adikku cuma berusaha melindungiku.”

“Hyung pasti sangat menyayangi Haeyeon Guild Leader.”

“Tentu. Dia seperti adik kecil yang kubesarkan sendiri.”

Aku mengerti, Park Hayul mengangguk.

“Bagaimana dengan Hunter S-rank lainnya? Kudengar Sesung Guild Leader berbahaya, terutama.”

“Meski dia berbahaya, yah.”

“Hyung pernah diancam? Kemungkinan besar, kan? Dia tidak pernah pakai kekerasan ke Hyung atau semacamnya, kan?”

Kenapa dia menanyakan hal begini? Tetap saja, aku tidak bisa mengatakan tidak sama sekali. Dengan rasa tidak nyaman, aku melihat Park Hayul berdiri dari kursi di seberang dan mendekat.

Chapter 344 - For Now, It’s Peaceful (2)

“Aku sudah mempelajarinya sendiri, kau tahu.”

Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari wajah yang menatapku dari atas. Suaranya yang lembut menyentuh telingaku.

“Dulu, sebelum aku bertemu denganmu, aku pikir menjadi Hunter itu cuma keren. Tapi sebenarnya, itu semua cuma citra yang mereka buat-buat. Mereka menyembunyikan semua hal yang dilakukan Hunter peringkat tinggi dari publik.”

“Itu…”

Memang benar. Terutama untuk Hunter S-rank, karena mereka dianggap sebagai personel berkepentingan nasional, sebagian besar insiden disapu bersih. Jika sebuah dungeon S-rank meledak karena tidak ada yang bisa menanganinya, ratusan, ribuan, atau lebih orang bisa mati. Jadi mereka tidak bisa mengambil risiko kehilangan seorang Hunter S-rank hanya karena sesuatu yang relatif kecil.

“Waktu kamu dirawat di rumah sakit karena insiden para Hunter S-rank itu.”

“Aku bukan terseret ke dalamnya. Aku yang sukarela. Kalau dipikir-pikir, para Hunter S-rank malah yang terseret ke dalam masalahku.”

Aku mengatakannya, tapi Park Hayul sepertinya tidak percaya. Yah, bagi orang lain, mungkin aku memang terlihat seperti sedang diseret-seret oleh para S-rank. Siapa yang akan percaya bahwa F-rank memimpin S-rank? Aku bahkan sengaja membuatnya terlihat seperti itu.

“Tidak ada yang mau mendengarkan orang-orang yang tidak terbangkitkan. Seperti waktu soal Breeding Facility. Aku cuma ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja.”

“Well… maaf, duniaku kecil, jadi demi keamanan…”

“Kenapa kamu yang minta maaf? Yang tidak memperlakukanmu seperti manusia itu para Hunter S-rank.”

“Tidak benar begitu.”

“Seperti waktu di kapal pesiar Sesung Guild Leader.”

Park Hayul berbicara seolah dia merasa kasihan padaku. Kapal pesiar? Seharusnya pengamanannya ketat.

“…Bagaimana kamu tahu soal itu?”

“Aku dengar. Aku kenal seseorang. Mereka bilang semua orang memperlakukanmu seperti figuran yang diseret-seret oleh para S-rank. Bahkan bilang kalau Sesung Guild Leader memaksamu naik dan membuatmu pingsan.”

Yah, bagian itu memang benar.

“Kamu tidak marah? Tidak merasa diperlakukan tidak adil?”

“Tidak, mereka memperlakukanku dengan baik dengan caranya sendiri.”

“Aku dengar mereka cuma bermain-main sebentar lalu membuang orang.”

…Jadi itu juga kamu dengar. Meskipun bukan dibuang juga, lebih kayak kehilangan minat. Park Hayul menghela napas, terlihat sedih. Melihat itu, aku juga mulai merasa seperti itu.

“Bahkan sekarang, ketika mereka katanya memperlakukanmu dengan baik, mereka masih melakukan hal-hal seperti itu. Maksudku, mereka bahkan kejam pada Hunter peringkat tinggi lainnya. F-rank pasti lebih mudah diperlakukan seenaknya.”

“…Tidak separah itu.”

“Bahkan kalau kamu memperlakukan anjing peliharaan seperti itu—menyeret-nyeret dengan tali, membuatnya pingsan—kamu pasti dituduh melakukan kekerasan.”

“Yah, iya, tapi…”

Memikirkan diriku sebagai anjing membuat Seong Hyunjae terasa lima puluh kali lebih buruk. Dari segi statistik, jaraknya memang selebar itu. Dia bahkan pernah melemparkanku ke air. Aku harus menghubungi Chief Song… meski dia juga pernah mencekikku. Aku ini manusia, tahu.

“Kenapa kamu bilang tidak separah itu, padahal kamu diperlakukan begitu? Itu namanya sindrom Stockholm. Kamu bahkan tidak bisa memikirkan untuk melawan karena mereka itu figur yang begitu mengintimidasi bagimu. Apa sih yang bisa kamu lakukan, ketika kelangsungan hidupmu bergantung pada mengikuti mereka?”

Apa ada sesuatu yang terjadi? Park Hayul berbisik lembut. Aku ingin mendorongnya, tapi tubuhku tidak mau bergerak.

“Tidak ada yang terjadi. Tidak, itu masa lalu. Sekarang tidak seperti itu.”

“Ah… Hyung. Tapi itu bisa terjadi lagi kapan saja. Terutama dengan Sesung Guild Leader. Setidaknya para peringkat tinggi lainnya bisa melindungi diri mereka sendiri. Tapi kamu tidak bisa. Dia begitu dingin. Dia sudah tertarik padamu cukup lama, kan? Dia mungkin akan cepat bosan. Dia memang terkenal tidak pernah bertahan lama.”

“…Aku tahu. Aku juga sudah dengar.”

Aku memalingkan tubuh untuk menunjukkan bahwa aku tidak butuh dia memberitahuku, tapi Park Hayul memegang bahuku. Lebih kuat dari dugaan, melihat tubuhnya. Padahal aku sudah terbangkitkan dan naik level sedikit, tapi aku benar-benar lemah sekarang.

“Kamu juga cemas karena bergantung pada para S-rank, kan.”

Kalau dia bertanya apakah aku cemas—yah. Sejujurnya, aku selalu merasa tidak tenang di dekat Seong Hyunjae. Aku percaya pada nilainya, tapi itu bukan murni dari kemampuanku sendiri. Itu juga alasan aku ragu untuk mengungkapkan bahwa aku telah regresi.

Karena diriku yang asli tidak istimewa. Mengatakan “Aku sebenarnya tidak punya apa-apa dari diriku sendiri” itu…

“Kamu tidak takut? Bahwa kamu bisa dibuang kapan saja?”

“Aku punya skill. Siapa yang akan membuangku.”

“Bahkan kalau bukan orang lain, kamu tahu berapa banyak orang hebat yang Sesung Guild Leader kelilingi?”

Tentu saja kamu akan takut, kata Park Hayul lembut, menepuk bahuku. Tubuhku sedikit tersentak.

“Bahkan orang biasa merasa cemas akan dikucilkan. Mereka memaksa diri pergi ke makan malam kantor, mengikuti tren, minum dan merokok meski tidak mau. Tapi kamu F-rank dan harus menyesuaikan diri dengan para S-rank. Itu pasti berat. Terutama kalau itu para S-rank yang terbaik dari yang terbaik. Kebanyakan orang sudah takut setengah mati.”

“…Memang dia luar biasa kompeten, orang itu.”

“Dan kamu mungkin banyak dibanding-bandingkan juga, padahal kamu cuma orang biasa.”

Park Hayul duduk di sampingku. Aku merasakan hawa dingin merayap di punggung.

“Ada banyak orang yang menjelekkanmu, bilang kamu cuma F-rank yang kebetulan dapat skill bagus dan menempel pada para S-rank. Padahal kamu tidak melakukan apa pun yang salah.”

“Aku tidak benar-benar melihat hal-hal seperti itu.”

“Lebih baik memang tidak. Orang-orang tidak berani menghina para S-rank, jadi mereka menyerangmu karena kamu terlihat lebih mudah. Mereka tidak melihatmu sebagai sesama Hunter, cuma sebagai barang yang dibawa-bawa.”

Kritik semacam itu mirip dengan sebelum regresi. Meskipun sekarang aku mengatur artikel. Komentar online bisa kuatasi, tapi aku tidak bisa menutup mulut orang.

“Kamu tahu aku bagus dalam menyimpan rahasia. Kalau ada yang mengganggumu, katakan apa saja padaku. Oke?”

Park Hayul berkata sambil tersenyum lembut. Aku mengangguk tanpa berpikir. Tapi ada terlalu banyak hal yang harus kusimpan. Tidak mungkin aku bisa mengatakan semuanya.

“Akan bagus kalau kamu bisa keluar sebentar untuk menyegarkan kepala. Kamu juga punya skill stealth. Tidak bisakah kita, hanya untuk hari ini?”

“Uh… tidak.”

“Tidak ada jeda dua atau tiga jam untuk keluar tanpa ketahuan?”

Dua jam tidak masalah. Hari ini Yerim selesai sekolah jam berapa? Aku mengirim pesan dan langsung dibalas.

[Aku mau pergi ke kafe baru sama teman-teman, kenapa?]

[Tidak apa-apa, tidak ada apa-apa.]

Tunggu, bukannya dia harusnya di kelas? Apa dia boleh pakai ponsel di kelas? Bukannya dikumpulkan?

“Aku rasa aku akan punya waktu luang setelah makan siang.”

“Benarkah? Kalau kamu hubungi aku, aku akan datang segera!”

Kata Park Hayul, jelas bersemangat. Dia juga mengingatkan agar tidak memberi tahu orang lain. Kalau ketahuan, aku sih tidak apa-apa, tapi Park Hayul bisa dilarang masuk Breeding Facility. …Tempat itu memang cukup ketat. Harus begitu, tapi tetap membuatku sesak.

Seharusnya aman kalau keluar sebentar. Hanya dua jam.

Park Hayul pamit dan pergi, lalu aku mendapat pesan dari Yuhyun. Dia pergi sebentar ke Association untuk urusan dungeon Jepang dan mengajakku makan siang di dekat sana. Saat dia bilang sudah mengirim mobil, aku menuju tempat parkir, tapi seseorang yang sama sekali tidak kuduga sedang menunggu.

“…Jangan bilang kamu sudah pindah ke Haeyeon?”

“Aku akan mempertimbangkannya kalau itu Breeding Facility.”

Seong Hyunjae berkata dengan senyum mata yang lembut. Aku melihat sekitar, tapi anggota guild Haeyeon yang dikirim Yuhyun tidak terlihat. Tempat parkirnya kosong total.

“Aku ada janji lain.”

“Aku yakin sudah memperingatkanmu untuk berhati-hati. Lalu kenapa kamu sendirian?”

“Itu…”

Kalau dipikir, kenapa aku keluar sendirian? Orang yang dikirim Yuhyun bukan Hunter S-rank, jadi harusnya aku membawa Noah atau Peace. Yuhyun pasti mengira aku akan melakukannya. Seong Hyunjae melangkah mendekat. Aku mengernyit refleks.

“Kamu bukannya sedang sibuk?”

“Tidak terlalu sibuk sampai tidak bisa makan siang.”

“Aku seharusnya makan dengan Yuhyun.”

Seong Hyunjae terasa luar biasa tidak nyaman hari ini, jadi aku mundur beberapa langkah. Atau mencoba. Sebelum aku bergerak, lenganku ditangkap. Aku ditarik mendekat, dan mata emasnya menatap ke bawah seolah sedang mengamati.

“Adik kecilmu akan lebih sibuk untuk sementara. Karena kalau tidak, aku harus menghentikannya dari membalik meja karena tidak sabar menunggu hyung tercintanya, jadi aku pikir lebih baik aku turun tangan.”

Alih-alih menjawab, aku mengeluarkan ponsel. Aku menghubungi Seok Gimyeong untuk memastikan apa yang dikatakan Seong Hyunjae, lalu mengirim pesan pada Yuhyun bahwa aku akan makan di rumah. Dia menelepon langsung.

[Hyung, aku sebentar lagi selesai. Tidak lama.]

“Jangan bohong. Kamu bilang kamu juga akan makan di sana. Pastikan kamu makan yang benar.”

[Tapi…]

“Aku akan mengirim foto makan siangku juga. Kamu juga kirim balik.”

Yuhyun akhirnya setuju. Aku menutup telepon dan mencoba menarik lenganku. Tentu saja tidak bergerak.

“Aku mau pulang makan siang.”

“Karena jadwalmu batal, aku akan mengantarmu.”

“Tidak, terima kasih.”

Mendengar itu, Seong Hyunjae tampak kecewa.

“Kamu dingin sekali hari ini, partner. Aku dengar kamu punya sesuatu untuk dikatakan padaku.”

“…Tidak ada. Tidak lagi.”

“Han Yujin.”

“Lepaskan aku. Atau kamu mau menyeretku lagi? Toh aku tidak bisa melawan juga—”

Aku terhenti. Rasanya seperti isi perutku terpilin. Aku mulai merasa sedikit mual. Saat aku mengerutkan alis, suara Seong Hyunjae terdengar sedikit lebih dingin.

“Ada apa.”

“Tidak ada. Belakangan ini semuanya sangat tenang.”

Aku bertemu lagi dengan orang-orang yang kusyukuri sebelum regresi, bicara dengan Noah, bahkan menceritakan masa lalu pada Yerim. Semuanya baik-baik saja. Kesehatanku juga baik. Myungwoo menegurku, tapi itu juga berakhir baik. Salah satu Transcendent berpihak padaku, dan aku bilang aku akan mengajar Yuhyun.

Kebanyakan memang hal baik.

“Tidak ada apa-apa.”

“Kalau benar begitu—”

“Berhentilah terlalu memperhatikanku. Aku mungkin tidak akan bertahan lama juga. Kamu akan segera bosan, jadi jangan buang waktumu.”

Aku harus memberitahunya soal Crescent Moon pada akhirnya. Lalu semuanya akan selesai. Dia bilang dia akan pergi ke luar negeri juga, jadi pas. Saat aku tidak terlihat, dia akan cepat lupa. Mendengar kata-kataku, mata Seong Hyunjae mengeras sedikit.

“Kemarin, ya? Atau hari ini?”

“Apa maksudmu?”

“Apa system itu terhubung?”

“Belum.”

“Kalau begitu pasti seseorang. Siapa?”

Seong Hyunjae terus menekan. Apa-apaan—lalu ponselku berdering. Saat aku meraihnya, Seong Hyunjae langsung merebutnya.

“Balikin!”

“Itu young master.”

Dia menekan tombol jawab, dan suara Yuhyun terdengar.

[Hyung, kamu di sana—]

“Aku akan memastikan dia makan siang dengan benar, jadi jangan khawatir.”

Sebelum Yuhyun bisa membalas, Seong Hyunjae menutup telepon. Lalu dia menjulurkan ponsel itu ke arahku.

“Buka kuncinya untukku.”

“…Apa kamu akan membuka punyamu untukku?”

“Kalau begitu tidak ada pilihan.”

Suara berderak terdengar saat ponselku menghitam dan terbakar percikan api. Bahkan SIM-nya pasti tidak selamat. Di tangan Seong Hyunjae, ponsel itu hancur total, dan sisa-sisa gosongnya jatuh ke lantai. Aku begitu terkejut hingga suaraku keluar terlambat.

“Apa-apaan itu!”

“Aku sedang berpikir untuk mengadakan housewarming hari ini. Bagaimana kalau kamu menginap semalam?”

“Sayang sekali ponselku baru saja dihancurkan, jadi aku tidak akan bisa menerima undangan housewarming-mu! Tisu toilet saja sekarang tidak bisa kubeli.”

“Toilet paper?”

Seong Hyunjae memiringkan kepala. Apa dia tidak mengerti? Terserahlah, lepaskan aku. Dia sebenarnya lagi apa sih?

“Kenapa kamu tiba-tiba bertingkah seperti ini?”

“Karena sepertinya ada beberapa serangga menempel pada partner berhargaku. Aku harus melakukan pest control.”

“Apa lagi serangga-serangga ini?”

“Han Yujin, kamu tidak merasa ada yang aneh dengan perilakumu sendiri sekarang?”

Apa yang harusnya terasa aneh? Aku mengernyit, menatap Seong Hyunjae. Dia bilang aku dingin. Biasanya, yah, aku mungkin akan ikut saja kalau dia mengajakku makan siang. …Tunggu, jadi dia melakukan semua ini karena aku bersikap dingin? Dia menghancurkan ponsel orang lain hanya karena itu? Sial, rasanya aku ingin memaki.

“Baik, baik. Tuan S-rank Serba Bisa. Kalau kamu punya masalah, tekan aku lagi seperti sebelumnya. Dapatkan jawaban yang kamu mau.”

“…”

Seong Hyunjae terdiam. Saat dia hendak mengatakannya—

-Grrrrng!

“Peace!”

Peace tiba-tiba membesar dan menerjang masuk. Cakarnya yang garang menyapu, dan Seong Hyunjae melepaskan lenganku sambil mundur. Peace menggeram dan berdiri menyerang di sampingku.

“Bagaimana kamu bisa ke sini?”

[Hyung, kamu tidak apa-apa?]

Peace berbicara! Tidak, tentu bukan. Itu suara Yuhyun. Dari ponsel yang tergantung di leher Peace. Ponselku mati, jadi dia pasti menghubungi Peace. Tapi untuk keluar dari rumah, butuh portal—bagaimana dia membuka pintunya? Dia merusaknya?

“Aku baik-baik saja. Cuma ponselnya saja yang hancur.”

[Aku akan segera ke sana.]

Jadi dia benar-benar membalik meja dan pergi. Aku menghela napas dan menoleh ke Seong Hyunjae. Tatapan kami bertemu. Tatapannya dingin dan kaku. Apa dia marah padaku? Atau tiba-tiba kecewa?

“Kamu akan pergi ke luar negeri sebentar lagi, jadi mari bersikap baik-baik saja. Kita tidak akan bertemu sementara waktu. Tidak perlu berpisah dalam suasana buruk—”

“Ini benar-benar merepotkan.”

“…Apa yang merepotkan?”

“Aku berpikir untuk memaksamu bicara sekarang juga, meski aku tidak ingin melakukannya.”

Mendengarnya mengatakan dia tidak ingin, aku tertawa hambar. Apa-apaan drama mendadak ini? Lalu api tiba-tiba menyala di pintu masuk parkiran. Api itu menembus seperti bilah dan langsung melilit mobil Seong Hyunjae. Sebuah ledakan keras menyusul, dan kendaraan mewah itu berubah seperti ponselku: hancur berantakan.

Nah, itu namanya membalas sepuluh kali lipat.

Chapter 345 - I’ll Be Right Back for a Bit (1)

Pisau hitam itu merobek dengan ganas asap yang memenuhi tempat parkir bawah tanah. Rantai serangan dengan sudut yang tak terduga itu diblokir oleh rantai emas yang tiba-tiba melesat keluar. Dengan dentuman nyaring, percikan api berhamburan.

“Yuhyun!”

Aku memanggil adikku sambil menggunakan skill Perfect Nurturer pada Peace. Hei, kamu tidak boleh melakukan ini di sini! Tapi Yuhyun tidak terlihat berniat mundur. The Ruler’s Sword berbenturan dengan the Seeker’s Chain, mengamuk seperti makhluk hidup. The Seeker’s Chain adalah SS-rank. Tapi begitu juga dengan the Ruler’s Sword. Mungkin terlihat seimbang, tapi mereka adalah tipe senjata yang berbeda. Pedang tajam versus rantai tumpul.

Crack!

Rantai itu tak terhindarkan menerima lebih banyak kerusakan. Retakan halus muncul pada rantai emas di titik di mana ia bertabrakan dengan bilah hitam. Lalu, dengan suara seperti kaca pecah, salah satu mata rantainya patah.

Fragmen emas tersebar saat the Ruler’s Sword memperlihatkan taringnya dengan garang pada pemilik rantai itu. Namun Seong Hyunjae mundur dengan mulus tepat saat mata rantai itu patah. Tempat di mana ia berdiri dihantam oleh chain sword, dan lantai cekung seolah sebuah bom meledak.

“Tenanglah, young master.”

Rantai yang terbelah itu mencoba melilit Yuhyun. Menjatuhkan diri ke satu lutut, Yuhyun dengan cepat merendahkan tubuhnya dan mengayunkan chain sword di atas kepalanya dalam gerakan melingkar seperti cambuk. Rantai yang terbang itu berbenturan dan terjerat dengan the Ruler’s Sword. Pada saat yang sama, api biru gelap terbentuk di tangan Yuhyun yang lain. Sebuah tombak api diluncurkan ke arah Seong Hyunjae.

“Diam.”

Mantel dengan fire resistance, Silekia’s Wings, berkibar seperti jubah matador. Mantel yang membungkus tombak itu tampak menggembung seolah akan robek kapan saja, tapi apinya padam tepat pada waktunya.

“Sesung Guild, rumah sakit, dan sekarang bahkan di depan rumah kami. Tidak ada alasan untuk mengabaikan ancaman berulangmu terhadap kakakku.”

Suara Yuhyun sedingin es. Ada sesuatu yang terjadi di rumah sakit? Bagaimanapun, jelas dia tidak akan membiarkannya begitu saja. Api mulai mengamuk hebat di sekitar Yuhyun. Tidak, hey!

“Yuhyun! Ini gedungku! Propertiku!”

Dan kita ada di parkiran bawah tanah. Sedikit saja salah, seluruh tempat ini bisa runtuh. Mendengar teriakanku, Yuhyun ragu-ragu dan menarik kembali energinya.

“…Kita tinggal beli bangunan baru.”

“Tidak. Lagipula, ada banyak orang non-awakened di lab!”

Memang bisa dievakuasi segera kalau perlu, tapi kenapa buang-buang uang? Yuhyun menarik kembali pedangnya yang terjerat rantai, tampaknya menyerah. The Seeker’s Chain tersambung kembali dan kembali ke pemiliknya. Seong Hyunjae melihat mobilnya yang kini sudah menjadi puing, sambil memasukkan The Seeker’s Chain dan Silekia’s Wings kembali ke Inventory.

“Sayang sekali, ada beberapa barang di dalamnya.”

Katanya menyesal. Itu—apa saja?

“…Apa isinya.”

“Vanilla mille-feuille, coconut panna cotta, Sachertorte, macarons dan truffle chocolates, lemon mousse─”

“Jangan dekati kakakku.”

Yuhyun melangkah mendekat ke sampingku dan berbicara dingin. Apa dia buka toko dessert di dalam mobilnya? Mendengar “lemon” membuatku menelan ludah. Hidungku bergerak refleks, tapi udara parkiran penuh asap, tidak ada aroma manis sama sekali.

Tetap saja, sayang juga.

“Ada orang mencurigakan yang muncul dekat Han Yujin?”

Mendengar perkataan Seong Hyunjae, kerutan di dahi Yuhyun sedikit mereda. Wajahnya masih tidak senang, tapi dia tidak mengabaikan arti dari kata-katanya.

“Tidak, tapi apa maksudmu?”

“Kondisinya aneh.”

Yuhyun menoleh menatapku. Ada apa denganku?

“Aku baik-baik saja.”

“Dia menghindariku. Jelas-jelas menghindar.”

“Memangnya aku harus menyambutmu setiap saat? Kamu pikir aku suka sama kamu? Kalau kamu tiba-tiba muncul ngajak makan siang, aku harus bilang ‘Tentu, aku sudah menunggu~’ dan mengikutimu? Apa yang membuatmu begitu percaya diri?”

Wajahnya sih memang meyakinkan, tapi tetap saja. Yuhyun menutup mulut dan menatapku serta Seong Hyunjae dengan ekspresi rumit.

“…Hyung.”

“Ya?”

“Kau sedikit… menyukai orang itu, meski aku benci mengatakannya.”

“Itu hubungan bisnis.”

“Bagus sih kalau hyung menjauh dari Sesung Guild Master, tapi perubahan ini tetap aneh. Bagaimana dengan orang lain? Seperti aku?”

“Kau adik kecilku yang kusayangi.”

Yuhyun terlihat makin bingung. Kudengar dia bergumam, “Yang ini masih lebih baik,” pelan. Tapi pada kata-kata Seong Hyunjae berikutnya, wajahnya langsung mengeras.

“Waktu kau keluar ke parkiran, Peace dan Noah tidak menemanimu.”

“Hyung, apa yang terjadi padamu?”

“…Tidak terjadi apa-apa.”

“Aku curiga dia secara tidak sadar mulai menghindari orang-orang di sekitarnya, terutama awakener S-rank. Kalau harus menebak tujuannya, itu supaya dia lebih mudah diculik.”

Ekspresi Yuhyun semakin serius.

“Kau pikir ini skill tipe mental?”

“Itu yang paling mungkin. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara kerjanya. Karena Han Yujin F-rank dalam stats, dia lebih rentan.”

“Hyung, benar tidak ada yang aneh? Coba ingat baik-baik.”

Aku mencoba mengingat sesuai perkataan adikku, tapi tidak ada yang terlintas. Skill tipe mental, huh. Aku tidak merasakan apa pun, tapi kalau keduanya bilang begitu, rasanya jadi mungkin.

“…Kalau memang aku terpengaruh, mereka pasti memastikan aku tidak menyadarinya. Tapi bahkan dengan stats rendah, skill tipe mental tidak mudah bekerja. Biasanya punya syarat ketat, dan kontak langsung hampir selalu diperlukan. Apa itu terjadi di stasiun siaran?”

Stasiun siaran adalah tempat paling mudah bersentuhan dengan orang asing belakangan ini. Meski sudah lewat beberapa waktu. Atau mungkin di bandara saat Yerim datang. Tapi tempat itu sangat ketat dalam pengawasan.

“Pasti baru-baru ini, karena saat aku memberi tugas itu, dia masih normal.”

“Hari kau menelepon Sesung Guild Master itu hari yang sama Park Yerim pulang…”

“Breeding facility, atau gedung ini.”

Kesimpulan dari Seong Hyunjae. Aku pergi ke dungeon dengan Yerim dan kemudian bertemu Yuhyun untuk pergi ke aquarium, tapi tidak ada yang mendekatiku di sana. Aku memang menghabiskan sedikit waktu melihat berang-berang dan manatee, tapi bukan berarti mereka menggunakan skill tipe mental. Selain itu, aku tidak pergi ke mana pun selain breeding facility atau gedung ini.

“…Hyung, kita harus periksa log akses.”

“Kita juga harus tarik rekaman panggilan Han Yujin.”

“Dan aku tidak suka bilang ini, tapi aku rasa yang terbaik adalah mengurungnya.”

Dia mengangkat satu tangan sedikit.

“Dia mungkin mencoba kabur sendiri, mengingat dia bahkan tidak berusaha mencari tahu apa yang terjadi atau siapa yang dia temui. Dia harus dicegah keluar sendirian dan selalu ditemani seseorang kalau mau keluar.”

“Ya, hyung. Itu ide bagus.”

Yuhyun mengangguk, dan Seong Hyunjae mendekat.

“Aku juga menyarankan agar dia tinggal di tempat lain sementara.”

“Apa, jangan bilang maksudmu rumahmu?”

Aku selangkah mundur. Kenapa tiba-tiba mendekat? Ada bunyi gemerisik, dan sesuatu didorong masuk ke mulutku. Yuhyun cepat menarikku ke dalam pelukannya.

“Kenapa hyung makan itu?”

“Aku… melakukannya refleks saja.”

Apa isi coklat itu? Lemon cream? Yang lebih penting, aku bahkan tidak mengerti diriku sendiri. Kenapa aku makan sesuatu yang diberikan Seong Hyunjae? Aku mengernyit dan menatapnya. Dia tersenyum tipis.

“Kau sepertinya lupa, Han Yujin. Tapi setidaknya, ada tingkat kepercayaan seperti itu di antara kita.”

“Kepercayaan bahwa kamu tidak menaruh racun di coklat? Kamu tahu kan aku punya poison resistance.”

“Dan kamu tahu aku bisa dengan mudah mendapat zat yang tidak bisa dilawan poison resistance.”

Yah… benar juga. Tapi kurasa tidak sampai separah itu. Seong Hyunjae mundur selangkah. Lalu dia membuat ekspresi kecewa—sangat dramatis.

“Sepertinya aku harus menunda housewarming sampai kita menangkap bug itu.”

…Menunda? Seolah itu sudah dijadwalkan saja. Dia akan pergi ke luar negeri sebentar lagi juga. Setelah dia go international, entah kapan dia kembali. Bahkan sebelum regresi, dia jarang pulang, nyaris menyerahkan cabang Korea pada Kang Soyeong.

Benar-benar tidak akan banyak kesempatan untuk bertemu lagi. Lagipula kami bukan tipe yang menghabiskan waktu bersama juga.

“Aku titip Han Yujin padamu, young master.”

“Tidak perlu aku dengar itu darimu.”

Seong Hyunjae memberiku satu tatapan terakhir, lalu berbalik. Dia tidak punya mobil, jadi mungkin akan naik taksi. Kalau ponselnya baik-baik saja, sekali telepon pasti ada yang datang. Yah, bukan urusanku. Tapi entah karena rasa lemon masih tertinggal di mulutku, aku tidak bisa mengalihkan pandangan dari sosoknya yang menjauh.

“Aku selalu pikir suatu hari seperti ini mungkin datang.”

Myungwoo menatapku dengan ekspresi agak rumit.

“Tapi aku tidak menyangka kamu yang akan memintanya sendiri.”

“…Lalu siapa yang kamu kira akan meminta?”

“Adikmu, atau Chief Song Taewon, atau Sesung Guild Master.”

Saat dia berkata begitu, Myungwoo memegang tali panjang di tangannya. Kedua ujungnya memiliki mekanisme pengunci. Kenangan tentang Solemnise langsung muncul. Bagaimana kabar Sigma ya.

“Atau mungkin negara yang tiba-tiba hilang akal.”

“Kamu tidak mempersiapkannya sebelumnya, kan?”

Fakta bahwa dia membawa itu langsung setelah aku menghubunginya sedikit mencurigakan. Myungwoo tersenyum dan berkata, “Tidak.”

“Itu tidak terlalu kuat. Kamu punya S-rank gun, kamu bisa merusaknya dengan mudah.”

“Yuhyun yang pegang pistolnya.”

Aku tidak sering memakainya, tapi bisa kuminta kembali kalau perlu. Untuk sementara, kami putuskan agar pistol itu disita saja saat aku di rumah.

“Benarkah? Ini tidak rapuh sih, tapi untuk merusaknya dengan tangan kosong butuh stats minimal B-rank. Bisa memanjang sampai 30 meter tergantung gerakan, dan kalau ada yang mencoba memutus atau membuka tanpa kunci, alarm akan langsung berbunyi. Pergerakan pemakainya juga akan dikirim setiap sepuluh menit.”

Ada juga saran agar aku pindah dari breeding facility, tapi itu masih tempat paling aman. Bahkan Hunter S-rank pun tidak bisa masuk sembarangan. Selama aku tidak keluar sendiri, aku akan aman di dalam.

“Aku ingin tetap di sisi hyung…”

“Aku bisa tidak masuk sekolah beberapa hari.”

Kata Yuhyun dan Yerim. Aku mengerti perasaan mereka, tapi—

“Yuhyun, kamu itu guild master. Kamu tidak bisa terus-terusan seperti ini. Yerim, kamu harus sekolah.”

“Yujin-ssi, aku bukan guild master atau siswa.”

“Kita tidak bisa meninggalkan lab tanpa penjagaan. Siapa tahu seseorang menargetkannya dan menggunakan aku sebagai umpan.”

Bisa saja perhatian diarahkan padaku sebagai pengalih agar mereka menyerang lab atau bengkel.

“Selain itu, kalau kita mau menangkap bug yang tidak dikenal ini, lebih baik mencari di luar daripada di dalam. Aku serahkan padamu, Noah.”

“Yes.”

Noah mengangguk, sedikit enggan tapi memahami. Kami memeriksa CCTV di breeding facility dan gedung, serta menginterogasi staf keamanan, tapi tidak menemukan apa pun. Ada nomor asing di riwayat panggilanku, tapi ternyata itu burner phone yang tidak bisa dilacak. Isi panggilannya juga sudah terhapus total.

Akhirnya, kami tidak punya pilihan selain memeriksa langsung setiap orang yang keluar masuk breeding facility dan gedung.

“Mereka pasti bisa menghindari bahkan persepsi A-rank. Mungkin Hunter S-rank.”

“Aku akan mengawasi dengan ketat.”

Noah terlihat sangat bertekad. Siapa pun itu, yang bisa masuk ke breeding facility dan mendekatiku dengan begitu diam-diam, pasti Hunter level tinggi. Tapi melihat mereka tidak langsung membawaku kabur, mungkin penculikan bukan tujuannya.

“Di pergelangan kaki kan yang paling bagus?”

Kata Myungwoo sambil membuka kunci alat pengekang itu. Alarm dan perangkat kunci yang terhubung dibuat tiga salinan, dipegang oleh Yuhyun, Yerim, dan Noah. Hidup dengan tali di pergelangan kaki untuk sementara—cukup menyedihkan. Tapi seperti biasa produk Myungwoo, alat itu nyaman dan ringan.

“Nih, ponselmu.”

Yuhyun menyerahkan ponsel baru. Selain pelacakan lokasi, ponsel itu juga diawasi. Aku benar-benar berharap mereka menangkap bug itu cepat, demi privasiku juga.

“Hubungi kami segera kalau terjadi sesuatu.”

-Kreung.

Peace merespons kata-kata Yuhyun. Saat begini, dia benar-benar terlihat mengerti segalanya.

“Akan cukup menyebalkan untuk sementara.”

“Kami sudah meminta kerja sama dari Special Surveillance Office, dan Sesung serta Breaker bilang mereka akan membantu juga. Tidak akan lama. Bertahan sedikit saja, hyung.”

“Aku akan pulang langsung dari sekolah untuk sementara waktu!”

Padahal boleh saja dia main setelah sekolah.

Akhirnya, aku hidup dalam kondisi semi-dikurung, tapi tidak seekstrem yang kubayangkan. Keamanan breeding facility diperketat lebih jauh—tidak ada yang boleh masuk, bahkan orang yang kukenal, kecuali sudah disetujui oleh kantor keamanan dan Haeyeon Guild.

Bagian tersulit adalah merawat bayi monster. Karena aku harus ditemani Yuhyun, Yerim, atau Noah setiap kali ke kandang, aku akhirnya membawa beberapa ke dalam rumah.

“Milky, Blanc. Aku bilang jangan gigit sofa!”

Anak-anak serigala itu melirikku sekilas, lalu pura-pura tidak dengar dan kembali menggerogoti sofa. Yerim suka mereka ada di rumah, tapi sulit memelihara mereka di dalam rumah terlalu lama. Mereka akan cepat tumbuh besar, dan bulunya rontok luar biasa.

-Grrr!

-Yelp!

-Kyaang!

Peace membesarkan tubuhnya ke ukuran remaja dan menggigit tengkuk anak-anak serigala itu, menarik mereka kasar dari sofa. Anak-anak serigala itu terguling dramatis di lantai sambil merengek. Sorok, yang sejak tadi gepeng menempel di lantai ruang tamu, terinjak salah satu dari mereka dan mengeluarkan bunyi melengking. Melihat itu, bayi domba menanduk bayi serigala.

Ya ampun, kekacauan total. Aku benar-benar terlalu berlebihan membawa semuanya. Harusnya cuma satu atau dua—aku terlalu bersemangat.

Saat itu, panggilan masuk dari Haeyeon Guild. Lebih tepatnya, dari karyawanku, Seo Kyunghoon.

Chapter 346 - I’ll Be Right Back for a Bit (2)

[Halo, Director.]

Suara yang familiar terdengar. Senang mendengarnya, tapi sapaan itu terasa lebih kaku dari yang kuingat, agak membuatku kecewa. Aku ingin bilang, “Kamu boleh bicara santai,” tapi rasanya akan canggung kalau hanya aku yang bersikap akrab. Untuk sekarang, kami berada dalam hubungan atasan–karyawan. Pelan-pelan saja.

“Aku dengar kamu sudah mulai pelatihan. Seharusnya aku mampir, tapi akhir-akhir ini sulit bagiku untuk keluar. Kalau ada yang sulit atau merepotkan, jangan ragu menghubungi.”

Seo Kyunghoon, Lee Yushin, dan Kim Hyewon sudah langsung keluar dari pekerjaan sebelumnya. Choi Suryeon bilang dia butuh beberapa hari lagi untuk serah terima, dan Min Sohwan berencana datang setelah ujian tengah semester.

[Benar-benar tidak masalah. Pelatihan seperti ini tidak ada apa-apanya.]

Mempertimbangkan gajinya, lembur pun tidak masalah, dan pulang tepat waktu malah membuatnya merasa hampir bersalah, kata Seo Kyunghoon sambil tertawa. Kalau pulang tepat waktu saja membuat seseorang merasa tidak enak, berarti memang masyarakatnya yang bermasalah. Seharusnya itu hal normal. Setelah berbicara sedikit soal pelatihan, dia masuk ke topik utama teleponnya.

[Jadi, Monster Mounts Breeding Facility benar-benar tidak punya nama?]

“Apa?”

[Aku tanya ke Team Leader Seok, dan entah kenapa dia cuma menatap jauh sambil bergumam sesuatu.]

…Untung dia tidak langsung menyalahkan seleraku dalam memberi nama.

“Yah, aku belum terpikir nama bagus. Aku memang berencana menamainya. Kalau tidak bisa juga, mungkin aku akan ke pusat penamaan.”

Sudah terlalu lelah untuk menamainya sendiri.

[Kalau begitu bagaimana kalau adakan kontes penamaan?]

“Kontes?”

[Ya. Karena Director punya banyak followers di SNS, sepertinya bisa jadi event ringan yang bagus.]

Kontes penamaan, ya. Kedengarannya bagus juga. Sekalian bisa kupakai untuk promosi boneka Peace. Tinggal pasang hadiah dan beberapa reward. Setelah menutup telepon dari Seo Kyunghoon, aku mengambil laptopku yang sudah berdebu. Laptop dari Haeyeon untuk pekerjaanku, jadi sudah terpasang berbagai program di dalamnya.

“Baik, sepertinya aku tinggal menulis bahwa aku mengadakan kontes penamaan.”

Batas waktunya sekitar tiga hari. Kami mengadakan kontes penamaan untuk Monster Mounts Breeding Facility. Mungkin perlu ditandai merah. Perbesar ukuran huruf, mungkin buat sedikit miring. Perlu digarisbawahi? Hmm, tidak, garis bawahnya kurang bagus. Untuk berpartisipasi, tinggalkan komentar. Ah, aku harus menyebutkan soal hak cipta juga.

Setelah selesai menulis, tampilannya terasa agak kosong. Perlu ditambah border? Bagaimana caranya? Kayaknya… ini program menggambar… bukan, sebentar, mungkin tabel…

Akan lebih mudah kalau dicetak lalu digaris memakai penggaris.

“Bukan berarti aku tidak pernah mengerjakan dokumen.”

Hanya sudah lama saja. Aku membawa laptop ke kamar Yuhyun. Ini ruangan dalam tanpa lalu lintas monster, jadi semua perangkat elektronik dan barang mudah rusak ada di sini. Kamarnya lebih rapi dari yang kuduga, untuk anak seusianya. Spreinya pun rapih. Meski dia tidak tidur di sini semalam karena tidur di kamarku.

Aku pergi ke ruang kerja kecil yang terhubung dengan kamarnya dan mencetak dokumen itu. Setelah digaris, akan ku-scan lalu kuunggah. Aku kembali ke ruang tamu dan membuka laci alat tulis. Peace mengikuti dengan langkah ringan, memiringkan kepala.

“Kita bikin kontes penamaan untuk breeding facility. Tidak ada yang percaya dengan kemampuan menamaiku.”

-Kkiang.

“Kamu suka namamu, kan, Peace?”

Peace mengibas ekornya. Berarti dia suka. Saat aku menarik penggaris dan spidol permanen, aku melihat bantalan tinta yang kami pakai saat Peace membuat cetakan telapaknya. Karena ini Monster Mounts Breeding Facility, mungkin bagus kalau tambahkan jejak telapak Peace juga. Pertama, aku menggambar border pada kertas itu. Garis hitamnya membuat tampilan lebih rapi. Bagian bawahnya sedikit tebal, tapi terlihat seperti sengaja.

“Peace, kita buat cap telapakmu di sini juga. Pakai warna merah?”

Aku bicara sambil menarik bantalan tinta warna-warni. Bordernya membantu, tapi kertas masih terasa kosong, jadi aku memegang telapak Peace dan mencetaknya di kertas.

-Bbeeeng.

-Meeh.

Saat itu, Sorok dan anak domba datang. Mungkin menghindari para serigala. Kudengar sesuatu pecah di ruang monster. Tentu saja, silakan hancurkan semuanya. Aku benar-benar tidak bisa memelihara serigala di dalam rumah. Rasanya seperti Blue versi dua.

“Kalian juga mau cap? Sini, Sorok.”

Cap kuku rusa, cap kuku domba. Karena sama-sama ungulata, hasilnya mirip. Meski mereka monster, mungkin bentuknya berbeda dari rusa atau domba asli. Saat aku asyik mencap, Chirp yang sedari tadi di atas kepalaku melayang turun ke meja.

“Kamu mau cap juga, Chirp? Tunggu sebentar.”

Sebentar saja, biar aku bersihkan kuku mereka dulu—Chirp!

“Tidak! Hei! Chirp!”

-Ppiyak.

Chirp menggulingkan seluruh tubuhnya ke bantalan tinta biru. Aku cepat mengangkat Belare yang tampak ingin menirunya, lalu menangkap Chirp.

“Apa-apaan ini, huh!”

-Ppiyakppiyak.

Sebuah cap bulat muncul di kertas kontes penamaan, biru pekat, seperti dicetak dengan spons. Aku mengambil tisu basah dan mulai membersihkan tinta dari Chirp. Sementara itu, ruang tamu makin kacau. Serigala-serigala itu harus kembali ke kandang begitu Yuhyun pulang.

Setelah mencuci Chirp dan beres-beres, aku mengunggah kontes penamaan Monster Mounts Breeding Facility ke SNS. Tak lama kemudian, telepon berdering. Seok Gimyeong.

[Director Han…]

“Ya?”

Kenapa suaranya begitu? Seok Gimyeong menghela napas panjang sebelum melanjutkan.

[Meskipun kami menyambut ide kontes penamaan, pengumuman resmi akan kami posting dari pihak kami.]

“Ada yang salah dengan isinya?”

[Isinya tidak masalah… tapi meninjau semua peserta dan memilih finalis itu pekerjaan berat, jadi biarkan kami yang tangani. Kami akan mengurusnya dengan bersih dan efisien.]

Saat dia menambahkan bahwa hal seperti ini bukan tugas seorang Director dan aku mempekerjakan staf bukan tanpa alasan, aku akhirnya setuju. Memang benar, kalau peserta banyak, memeriksanya pasti merepotkan. Setelah menutup telepon, aku kembali ke postingan kontes. Di antara komentar yang menumpuk, satu nama menarik perhatianku.

— Park HayulS2: Hyungㅠㅠㅠㅠㅠ

…Park Hayul? Oh, benar. Aku harusnya bertemu dengannya. Dan apa itu S2?

“Aduh, aku lupa total.”

Aku mengirim pesan untuk minta maaf, lalu menghapus postingannya. Balasan datang cepat.

— Kita jadi tidak ketemu lagi?ㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ

— Yah, aku tidak boleh bergerak sendirian bahkan di dalam breeding facility sekarang.

— Ahㅠㅠㅠㅠㅠkenapaㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠbenar-benar tidak bisa? (ㅠ?ㅠ)

— Sepertinya tidak…

— Itu para S-rank yang melarangmu lagi? Keterlaluan ):

— Bukan, kali ini aku sendiri yang tidak akan keluar. Ada yang aneh. Sama aku.

— Apa yang aneh darimu, hyung? Bukannya itu cuma alasan? Temui aku sekali saja!

Sejujurnya, aku sendiri bingung apakah memang ada yang salah denganku. Tapi keselamatan nomor satu.

— Hyeooong~~ o(TヘTo)))

— Tidak lama, tapi mungkin aku bisa kabur sebentar.

Aku melihat pergelangan kakiku. Tali pengekang itu terulur panjang. Peace menatapku tepat dari sebelah. Tidak akan mudah.

— Kapan?

— Besok… pagi.

Karena aku jarang pakai SNS kecuali untuk upload foto, sepertinya mereka tidak memantau DM-ku di sini. Tapi tetap akan kuhapus untuk berjaga-jaga. Park Hayul sangat bersemangat. Memang sesenang itu? Ya sudah, sebentar saja, aku akan keluar cepat. Ini bukan bertemu orang asing.

‘Selama aku bergerak dengan cara yang bahkan Hunter S-rank tidak akan sadari.’

Tidak mungkin ada Hunter SS-rank muncul tiba-tiba. Tidak ada masalah. Sama sekali tidak.

“Berantakan sekali.”

-Kkaeng, ?

-Uuuung, uuung.

Anak-anak serigala merengek saat Yuhyun memegang tengkuk mereka. Mereka meringis dan menatapku minta tolong, tapi melihat ekor mereka, sepertinya tidak takut-takut amat.

“Kamu cuma mengirim dua ini kembali ke kandang?”

“Ya. Sorok dan si anak domba hitam tenang. Aku pikir akan memelihara Sorok di rumah sampai dia sedikit besar.”

Agar dia bergerak lebih bebas. Yuhyun melepaskan tali pengekang dari pergelangan kakiku dan berjalan duluan sambil membawa bayi serigala.

“Tidak ada yang terjadi, kan?”

“Selain ruang tamu porak-poranda, semuanya damai. Tali ini—benar laporannya setiap sepuluh menit?”

Aku tanya detail cara kerjanya, dan Yuhyun menunjukkan kartu berbentuk kunci.

“Anggap kartu ini rumah kita. Titik ini kamu.”

“Dengan skala begini, bolak-balik di ruang tamu tidak akan terlihat.”

“Hunter dengan stats S-rank bisa memahaminya.”

Begitu ya. Jadi mereka bisa tahu cukup tepat di mana aku berada di dalam rumah. Setiap bagian kecil kartu ini tampaknya dipetakan ke area rumah. Adikku memang hebat.

Setelah keluar rumah dan melewati portal, aku melihat Hunter A-rank berjaga. Keamanannya ketat, terdiri dari orang-orang terpercaya dari tiap guild. Katanya skill mental tidak mempan pada A-rank, dan mereka diperiksa tiap hari.

CCTV sepertinya kurang efektif, jadi mereka memakai orang langsung. Untung jadwal raid dungeon sedang longgar. Tentu, kamera keamanan tetap bekerja keras.

Setelah mengantar Milky dan Blanc kembali ke kandang, aku naik ke rooftop garden. Aku melambai ke Noah, yang berdiri seperti patung gagah di puncak gedung. Lalu aku mulai berjalan menyusuri jalur di taman.

“Special Surveillance Office dan Hunter Association sedang memeriksa semua catatan imigrasi. Tapi untuk Hunter level tinggi, mereka bisa menyelinap masuk dengan mudah, jadi tidak mudah dilacak.”

“Kalau aku diculik, pasti pakai kapal, bukan pesawat. Jadi akan mudah menangkapnya saat keberangkatan.”

“Kalau hyung menghilang, semua bandara akan langsung ditutup. Pelabuhan juga.”

Dari rumah ke Bandara Gimpo, kurang dari satu jam kalau traffic lancar. Jadi satu jam pertama itu golden time. Kalau macet, dua jam.

“Jam sibuk akan paling aman. Mereka tidak bisa menculikku waktu itu.”

Nanti malah terjebak macet bersama para penculik sambil mereka menggerutu.

“Kalau aku hilang sekalipun, itu tidak akan terkait dengan system, jadi jangan terlalu khawatir. Kamu ingat yang kubilang, kan?”

“Ya.”

“Aku akan tetap sehat dan menunggu dengan tenang. Tidak ada yang mengincar nyawaku. Bahkan para Transcendent mungkin akan membiarkanku hidup.”

Kecuali Chatterbox. Itu hopeless. Cara terbaik adalah tidak memberi mereka alasan untuk balas dendam, dan kalau terlanjur, hapus buktinya. Siapa sangka Transcendent pendendam juga.

“Yuhyun, kamu ada orang yang dendam sama kamu?”

“Sudah mati.”

“Uh… benar.”

Maksudnya Yun Kyungsu? Mungkin ada yang lain juga.

“Kalau kamu khawatir soal dendam-dendaman, lebih baik awasi Sesung Guild Master dibanding aku. Jangan terlalu dekat dengannya.”

“Aku tidak dekat.”

Seong Hyunjae pasti banyak melakukan hal di luar negeri yang membuat orang mendendam. …Sepertinya memang begitu. Dia bilang sendiri dia meninggalkan banyak orang. Lebih tepatnya, menarik kembali perhatiannya, tapi itu saja bisa melukai harga diri seseorang dan menimbulkan dendam berkepanjangan pada beberapa orang.

“Yuhyun, kamu baik-baik saja?”

“Dengan apa?”

“Seong Hyunjae dulu juga tertarik padamu, lalu berhenti. Meskipun aku ragu kamu merasa tersinggung… tapi tetap saja.”

“Selama dia tidak mengganggumu, tidak ada alasan untuk bersinggungan.”

Jawab Yuhyun datar, lalu menatapku dengan cemas. Dia mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dari sakunya.

“Jangan bilang ke Park Yerim.”

Itu coklat merah. Krim di dalamnya—apel, mungkin? Entah kenapa rasanya peran kami terbalik, tapi terserah. Aku bilang terima kasih dan memakannya.

Hari berikutnya, belum ada perkembangan soal bug itu. Kalau pelakunya mudah ditangkap, mereka tidak akan bisa menyelinap ke breeding facility sejak awal.

-Kreung!

“Apa, kamu tidak suka baunya?”

Peace mengerutkan hidung. Yang kupegang tak lain adalah bath bomb. Yerim membeli banyak jenis, katanya half-bath itu baik untuk kesehatan. Ada berbagai warna dan bentuk, beberapa bahkan berbusa.

Aku membawa bath bomb ke kamar mandi yang terhubung dengan kamarku. Setelah mengirim foto bukti untuk Yerim, dia membalas, Jangan mandi lama-lama! Di bawah 30 menit! Baru-baru ini Peace sedang banyak rontok, jadi dia duduk di depan kamar, karena kamar mandi tidak terlihat dari pintu.

“Si kecil roller, mari bersih-bersih kamarku.”

Aku membawa robot vacuum yang entah ke berapa. Aku jadwalkan untuk membersihkan kamarku dalam 40 menit dan menaruhnya di depan kamar mandi. Lalu aku membuka point store.

‘Agak mubazir sih pakai poin, tapi…’

Aku sudah membuatnya menunggu begitu lama, dan bahkan menelantarkannya, jadi mungkin boleh sedikit berkorban. Aku membeli Master Key dari point store. Bisa membuka kunci apa pun tanpa ketahuan, selama itu S-rank ke bawah. Kupakai master key itu pada pengekang pergelangan kakiku, lalu kulempar pengekangnya ke dalam bathtub.

Aku menunggu sebentar, tapi ponselku tidak berdering. Tidak ada yang sadar. Selanjutnya, aku mengambil seutas tali, mengikat satu ujungnya ke pengekang yang sudah longgar dan ujung lainnya ke robot vacuum. Setelah 40 menit, itu akan terlihat seperti aku bergerak di kamar setelah mandi.

‘Mesin zaman sekarang memang bagus.’

Aku bahkan bisa menentukan jalur bersih-bersihnya. Aku atur agar ia bersih-bersih sebentar lalu berhenti di tempatnya dekat tempat tidur sebagai posisi akhir. Begitu, akan terlihat seperti aku mandi, ganti baju, dan berbaring di kasur.

Kalau tidak terjadi apa-apa yang luar biasa, mereka tidak akan curiga selama sekitar dua jam. Aku tidak berencana pergi selama itu—kurang dari satu jam.

Aku menyalakan air di bak mandi dan melempar dua bath bomb. Aroma kuat memenuhi udara. Dengan bau sekuat ini, Peace tidak akan bisa membedakan kalau aku tidak ada hanya dari bau.

Terakhir, aku mengenakan jaket wildcat dan sepatu. Tinggal keluar saja, dan untuk kabur diam-diam, tidak ada yang mengalahkan Mini Mini Cookie. Aku memakan satu Mini Mini Cookie dan mengaktifkan skill Stealth.

Baik, aku akan segera kembali.

Chapter 347 - I’ll Be Right Back for a Bit (3)

Kafe-kafe Korea memiliki jumlah orang yang mengejutkan banyaknya yang lengah. Termasuk Hunter peringkat tinggi. Karena kafe gedung itu belum buka, Hunter peringkat tinggi kadang mengunjungi kafe di sekitar, dan pemandangan ponsel dibiarkan begitu saja di meja adalah hal biasa. Aku mengambil salah satu ponsel itu. Hunter peringkat tinggi sering merusak ponsel mereka anyway, jadi aku tidak merasa terlalu bersalah. Mereka pasti membuat cadangan seperti aku juga.

Aku membuka kuncinya dengan pola yang sudah kuingat dan menelepon Park Hayul.

“Itu aku.”

[Hyung! Hyung keluar?]

“Ya.”

[Aku dekat, hyung ada di mana?]

Saat kuberitahu lokasinya, dia bilang akan segera datang. Aku bilang aku tidak bisa mematikan skill stealth, jadi kalau dia membuka pintu mobil, aku akan masuk dan menutupnya. Lalu aku menutup telepon, menghapus sidik jariku, dan melempar ponsel itu ke trotoar di seberang jalan.

Tidak lama kemudian, sebuah van mengkilap seperti milik selebritas muncul. Kubuka pintunya dan masuk. Saat kututup pintu, suara yang familiar bertanya,

“Hyung?”

“Ya.”

Aku menonaktifkan skill stealth dan menatap Park Hayul. Dia tersenyum cerah.

“Kalau begitu, hyung ikut aku sekarang.”

“Apa? Aku—”

“Hyung tidak mau?”

“…Enggak.”

Kalau dia memintaku ikut, aku akan ikut. Tapi.

“Aku harus kembali sebelum terlalu lama.”

“Kenapa?”

Pertanyaan itu diiringi tawa kecil, dan mobil mulai bergerak. Selain Park Hayul, ada satu orang di kursi pengemudi, satu di kursi penumpang, dan satu lagi di kursi belakang.

“Apa yakin aman membiarkannya begitu saja? Dia mungkin coba kabur.”

Kata pria di kursi belakang. Bahasa Koreanya agak kaku.

“Hyung tidak akan kabur. Benar, hyung?”

“Kenapa aku harus…”

Aku tidak punya alasan untuk itu. Tapi ada rasa tidak nyaman, seperti duri halus menusuk kulitku. Situasi ini tidak aneh, namun rasanya seperti aku seharusnya menganggapnya aneh. Mati rasa tipis menjalar di kepalaku.

Aku keluar untuk bertemu Park Hayul. Tidak ada yang salah dengan itu. Aku keluar diam-diam, memang, tapi bukan pertama kalinya. Aku juga tidak sedang dalam bahaya. Kalau aku kembali, semuanya akan baik-baik saja.

“Tapi aku memang harus kembali.”

“Hyung.”

“Kalau mereka tahu aku kabur, mereka akan khawatir.”

“Hyung tidak perlu kembali.”

Kata Park Hayul mantap.

“Hyung tidak perlu hidup terkunci lagi. Kalau kembali, hyung cuma akan diawasi para S-rank.”

“Ya, aku memang dikurung, tapi itu karena…”

Itu pilihanku. Aku yang meminta Myungwoo membuat pengekang itu. Aku yang membiarkan mereka memeriksa riwayat panggilanku. Karena seseorang dengan skill tipe mental sepertinya menargetkanku.

“Aku mengurung diriku sendiri. Sepertinya seseorang menggunakan skill tipe mental padaku. Jadi aku mencoba mencegah diriku sendiri keluar tanpa sadar.”

Dan sekarang aku keluar sendirian. Tapi Park Hayul yang menghubungiku. Dia bukan orang asing mencurigakan, kecuali… Aku mengernyit dan memandang Park Hayul. Mobil terus melaju dan berhenti di lampu merah. Kami belum masuk Olympic Highway, tapi kami menuju Sapyeong-daero.

…Kenapa aku mengasumsikan kami akan masuk Olympic Highway?

“…Sial, kita tidak boleh ke arah Dongjak.”

“Apa?”

“Kalau ketahuan, kamu mati. Kalau mau lewat Olympic Highway, keluarlah di Banpo. Tidak, lebih baik ambil Gangbyeonbuk-ro dan hindari semuanya.”

Park Hayul tampak panik, dan para pria di depan menoleh padaku.

“Mereka belum tahu hyung keluar, kan?”

“Mereka tidak bilang apa-apa padaku, tapi aku yakin mereka selalu memeriksa. Mau Gimpo atau Incheon, Olympic Highway itu jalur standar. Dan itu dekat dengan markas Sesung Guild, jadi itu tempat sempurna untuk menempatkan orang. Pergi ke arah Banpo Bridge.”

Tempat-tempat yang sering dikunjungi Hunter peringkat tinggi adalah lokasi berbahaya. Dan selain itu, Kang Soyeong telah menunda raid dungeon dan sedang berkeliaran dengan Comet. Comet bisa mendeteksiku di dalam mobil. Monster S-rank punya indera penciuman yang luar biasa, dan karena Comet nocturnal, penciumannya makin tajam bahkan di siang hari.

“Kalau kalian punya pewangi atau parfum, semprotkan. Terutama yang untuk dungeon. Sial, tapi aku—sial.”

Aku tahu apa yang sedang terjadi. Tapi aku berpura-pura tidak tahu.

“Park Hayul, kamu…”

Jadi, kamu—Park Hayul tampak hampir menangis.

“Hyung, hyung sedang mencoba membantuku, kan? Hyung harus membantuku.”

“Hei, kamu…”

“Hyung tidak bisa melakukan apa pun untuk melukaiku sekarang, jadi langsung ambil Banpo Bridge.”

Mobil berbelok sesuai perkataannya. Kami menuju bandara. Aku tahu itu, tapi otakku menolak menerima. Rasanya menjijikkan. Seperti jawabannya berada di depan mata tapi aku tidak bisa menangkapnya. Aku menggertakkan gigi dan menarik belati dari Inventory lalu menusuk telapak tanganku.

“Hyung!”

“Sialan, kamu, skill mental itu…”

“Hyung tidak boleh!”

Nada perintah samar muncul dalam suaranya, dan kekuatanku lenyap. Belati itu tercabut, dan tanganku langsung sembuh. Tapi kesadaranku tidak hilang.

“Jadi kamu benar-benar menggunakan skill tipe mental padaku?”

“Ya.”

Park Hayul menatapku dengan wajah menyesal. Meski menjengkelkan, bahkan setelah tahu dialah pelakunya, aku tidak merasa sedikit pun permusuhan. Aku tetap ingin membantunya. Membantunya menculikku. Ini benar-benar membuatku gila.

“Apa-apaan ini… Ini terlalu kuat. Skill mental tingkat tinggi pun biasanya tidak seperti ini.”

“Oh, aku A-rank triple stack. Katanya efeknya hampir SS-rank.”

Jawabnya santai. A-rank triple stack, ya. Apa saja itu tadi.

“Kalau orang lihat ‘Feels Comfortable to Watch’ dan ‘Can’t Look Away’…”

“Mereka merasa nyaman saat melihatmu, dan mereka tidak bisa mengalihkan pandangan, kan? Hyung sudah tahu, kan. Katanya hyung bisa menilai kondisi orang bahkan saat masih non-awakened.”

…Apa itu bocor dari Association sebelum reformasi? Dia mendapat ketiga skill Optimized Awakening.

“Apa efek masing-masing?”

“Kita tidak boleh bilang, kan?”

“Aku tidak bisa memberi tahu siapa pun juga. Aku bahkan tidak bilang ke adikku kalau aku bertemu kamu.”

Park Hayul mengangkat bahu. “Benar juga.”

“‘Feels Comfortable to Watch’ membuat orang menurunkan kewaspadaan saat melihatku. Mereka jadi lengah, mental maupun fisik. Tapi hanya berfungsi kalau orang itu menganggapku menarik. Untungnya, aku good-looking, jadi biasanya berhasil~ Cewek sih jelas, cowok juga biasanya merasa sedikit suka.”

Ya, dia memang tampan. Skill itu tampaknya bekerja sebagai pembuka sebelum efek utama aktif.

“‘Can’t Look Away’ adalah skill yang membuat orang sangat terpengaruh oleh tindakanku. Aktivasi pertama butuh kontak mata, tapi begitu aktif, bisa dipicu lewat telepon atau pesan. Dan ‘Perfect Finishing Touch’ memperkuat keduanya.”

Dengan ‘Perfect Finishing Touch’, ‘Feels Comfortable to Watch’ mungkin naik ke level S-rank, dan ‘Can’t Look Away’ dengan semua buff itu bisa jadi SS-rank. Hayul hanya bilang itu memengaruhi orang kuat, tapi itu basically brainwashing.

“Dan ini lebih efektif pada orang yang mengenalku sebelum aku terbangkitkan.”

“…Pantas saja begitu kuatnya padaku.”

Bahkan jika skill mental katanya lemah untuk peringkatnya dan sulit diterapkan, kombinasi ini tidak bisa kulawan sebagai F-rank. Satu skill mental A-rank saja sudah kuat, apalagi triple stack?

“Ada cara untuk mematahkannya atau kelemahan apa? Tidak mungkin kamu akan bilang meski ada.”

“Tentu saja tidak.”

Berarti ada. Jelas Hayul tidak melakukan ini sendirian. Pasti ada seseorang di belakangnya, dan tidak mungkin orang kuat membiarkan awakener mental berada di sekitar tanpa countermeasure.

Itu juga sebabnya Hunter ber-skill mental jarang diketahui. Bahkan kalau skill mereka peringkat rendah, mereka dianggap berbahaya. Kalau Park Hayul bisa bebas berjalan begini, berarti ada cara aman untuk menetralkan skillnya.

“Bisa berfungsi pada Hunter S-rank juga?”

“Kalau syaratnya terpenuhi.”

Itu sangat berbahaya. Mungkin tidak sekuat padaku, tapi tetap saja. Hunter A-rank yang membiarkannya masuk ke breeding facility pasti di bawah skill juga.

“Tapi hyung, meskipun hyung F-rank, hyung lebih tahan daripada kebanyakan orang. Hyung menyadari aku pakai skill mental, kan? Mid-level saja biasanya tidak akan merasa ada yang aneh.”

Ucap Park Hayul kagum. Meski dia bisa menggunakannya dengan mudah, dia tidak mencoba menguasai seluruh breeding facility. Mungkin takut ketahuan, atau mungkin jumlah target terbatas. Kalau tidak terbatas, itu sudah overkill total. Bisa disebut L-rank malah.

Saat itu, pria di kursi belakang terdengar panik.

“Bandara ditutup!”

Cepat sekali. Park Hayul menatapku kaget.

“Mereka menangkap hyung waktu keluar?”

“Tidak. Tapi mereka mungkin lakukan sesuatu yang tidak kuketahui. Orang-orangku pintar. Hei, lepas bajumu.”

Aku melempar sepatuku ke kursi depan.

“Lempar keluar jendela. Mereka tidak mungkin menanam pelacak di tubuhku, jadi sepatu tempat paling mungkin.”

Jaketan dan pakaian juga, untuk berjaga-jaga. Aku memang memakai barang yang jarang kupakai, tapi tidak boleh ambil risiko.

“Jangan lempar sekaligus. Jatuhkan satu-satu supaya terlihat seperti jejak. Biar mereka mengira kita menuju Gimpo atau Incheon. Hei, kubilang lepas bajumu.”

Berikan ke sini. Aku meraih baju pria di belakang dan memakainya. Longgar.

“Kalian bukan cuma bertiga kan? Semua awakener?”

“Ya. Tapi rank kami rendah. Kalau pakai Hunter rank tinggi, terlalu mudah ketahuan, jadi hanya orang Korea atau yang lama tinggal di Korea. Karena hyung F-rank.”

“Pintar juga. Pantas sulit dilacak. Yang lain bagaimana?”

“Mereka bersiap di bandara…”

“Mereka sudah ditangkap semuanya, pasti.”

Begitu aku menghilang, pesawat apa pun yang hendak lepas landas pasti diperiksa. Para Hunter peringkat tinggi pasti berjaga juga. Bahkan kalau tidak yakin, tidak mungkin tidak terlihat mencurigakan. Chief Song mungkin sudah turun tangan.

“Gimpo?”

Park Hayul mengangguk.

“Itu TV, kan? Nyalakan berita. Harusnya mereka siarkan soal aku sekarang. Besarkan volumenya dan pastikan terlihat.”

“Hah?”

“Orang-orang akan kurang curiga begitu. Kalau kita diberhentikan, bilang kalian lihat berita dan berjaga-jaga. Ada kamera? Kalian punya uang kan? Beli kamera dan perlengkapan syuting. Kamu selebritas. Ada kacamata hitam? Yang di depan itu, bertindaklah seperti manajer selebritas. Sebenarnya, kita harus ganti mobil dulu. Tenggelamkan ke air.”

“K—ke air?”

“Mereka akan menelusuri mobil ini dalam sekejap. Ada sidik jari, rambut, segala macam. Tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Atau dibakar. Tiga-tiga awakener, kan? Baik, kalian punya mobil lain?”

“Ya, kami punya beberapa tim selain tim bandara.”

“Cari tempat tanpa CCTV, suruh semua turun kecuali satu orang, dan yang satu itu bawa mobil ini masuk ke Sungai Han. Di jalan menuju Incheon. Pastikan orang-orang melihat mobil itu ditenggelamkan. Karena bandara sudah ditutup, mereka akan mengira kita beralih ke jalur laut. Suruh mobil baru datang dengan gaya mobil selebritas. Lebih bagus kalau modelnya sama. Kebanyakan orang pikir ganti mobil berarti mobil yang berbeda total, jadi pilih yang sama justru lebih tidak mencurigakan. Oh, dan beli peta dan kompas.”

Park Hayul dan yang lainnya panik, tapi mereka bergerak cepat sesuai instruksiku. Aku mengaktifkan Stealth lagi dan turun di gang sepi. Aku berjalan ke titik lain dan masuk mobil baru. Semua orang telah berganti pakaian dan memakai kacamata hitam. Tablet TV menyala di kursi depan.

“Itu muncul sebagai breaking news.”

Layar menampilkan Bandara Gimpo. Sebuah pesawat dengan ekor rusak dan Song Taewon terlihat. Para Hunter peringkat tinggi ditangkap. Wajah Chief Song tegang. Dia memang selalu serius, tapi kini terlihat benar-benar dingin.

“Tujuannya China? Katamu kamu sedang ekspansi ke sana.”

Benar, Park Hayul mengangguk.

“Bandara China terdekat mana? Berapa lama jaraknya?”

“Uh, Dalian Airport. Sekitar satu jam lebih sedikit naik pesawat. Ada juga Dandong. Tapi meluncurkan pesawat sekarang mustahil.”

“Tidak bisa pakai pesawat. Kapal juga tidak. Bahkan kalau kita berangkat diam-diam, kemungkinan besar akan tertangkap di laut.”

“Kalau begitu?”

“Kita pergi ke breeding facility Gyeonggi.”

Aku menarik napas dan melanjutkan.

“Kalau pakai Golden Griffin, pakai Blue, mungkin dua jam sampai Dalian Airport. Dan mereka tidak akan mengira kita menuju breeding facility. Kalau kita cocokkan waktu jalan Blue seperti biasa, kita bisa mendekat tanpa menarik perhatian.”

Selain itu, aku biasanya membawa token pemilik Blue. Bahkan kalau terlihat di tengah jalan, dia akan mendengar kata-kataku dulu, dan di udara, tidak ada Hunter atau monster yang bisa menangkapnya.

“Setelah tiba di China, kita kirim Blue langsung kembali. Kalian tidak berencana masuk dari Dalian awalnya, kan? Jadi mereka tidak pasang pertahanan di sana?”

“Tidak, sepertinya tidak.”

“Jangan hubungi siapa pun sampai kita tiba. Tolong. Toh aku juga tidak bisa kabur sekarang.”

Park Hayul mengangguk dengan ekspresi agak menyesal. Kalau kamu menyesal, lepas aku saja. Tidak lama kemudian, kami mencapai pos pemeriksaan. Masih dalam Stealth, aku memperingatkannya.

“Jangan pakai skillmu, Hayul.”

“Huh? Kenapa?”

“Kalau kita lolos terlalu mudah, justru mencurigakan. Mereka sedang mencari awakener skill mental sekarang.”

Saat itu, TV menayangkan berita mobil yang dibuang di Sungai Han. Timing sempurna. Kami pergi ke arah sebaliknya, jadi pemeriksaan di sini lebih longgar. Seorang Hunter melintasi Sungai Han. …Yerim. Melihat dia membelah air dan mengangkat mobil ke tepi membuat tenggorokanku sedikit kering.

Mungkin Yuhyun ke arah Incheon. Seong Hyunjae juga mungkin. Kalau mereka tahu tujuanku China, mereka pasti menguatkan pemeriksaan di sepanjang pantai barat.

“Halo~ terima kasih atas kerja kerasnya~”

Park Hayul menyapa hangat, melepas kacamata hitam. Kami lewat pos tanpa masalah. Jalan semakin sepi mendekati breeding facility. Pada jam segini, Blue pasti sedang bermain di pegunungan. Kami berhenti di kaki gunung yang sepi dan turun. Aku mematikan Stealth dan menatap langit.

“…Hayul, mulai dari sini kamu tidak bisa ikut denganku.”

“Baik, hyung.”

Tak lama kemudian—

-Kyaaou!

Blue melihatku dan terbang cepat. Dia mengepakkan sayap lebar saat mendarat, menyapaku, lalu memiringkan kepala, penasaran melihat Park Hayul.

“Blue.”

-Kyaa.

“Mau jalan-jalan sama Daddy?”

Aku menaikkan Park Hayul ke punggung Blue dulu. Blue ramah bahkan pada orang asing, jadi tidak ada reaksi penolakan. Aku hendak naik juga ketika—

Chak!

Aku mendengar suara rantai yang familiar.

“Terbang!”

Energi dingin melilit kakiku tepat saat Blue, membawa hanya Park Hayul, terbang ke udara.

Chapter 348 - I’ll Be Right Back for a Bit (4)

Jika aku menghilang atas kemauanku sendiri, aku sudah bilang pada Yuhyun, Yerim, dan Noah untuk tidak mencariku di tempat-tempat yang paling mungkin. Aku belum bisa menjelaskan secara detail, tapi hanya ada beberapa metode yang bisa kupakai kalau jalur kaburku terputus.

-Bbeeek!

Grace beterbangan panik di sekitarku. Kaki kiriku tersentak keras dan aku terjatuh ke tanah, dan sebuah aksesori batu permata biru terlempar di sampingku. Sebelum aku sempat mengatakan apa pun, seseorang yang cepat tanggap langsung berhenti bergerak.

“Kakiku hampir copot. Sekarang aku ini F-rank yang rapuh.”

Mungkin sudah ada bekas-bekas di kakiku. Rantai itu tidak bisa menarik lebih jauh dan akhirnya mengendur. Aku menoleh. Hal pertama yang kulihat adalah seekor wyvern hitam raksasa. Comet, dengan Kang Soyeong duduk di punggungnya. Mereka pasti sedang mengawasi Blue menggunakan Comet, lalu langsung mengejar begitu melihat gerakan mencurigakan.

Kalau mereka sudah memperkirakan aku akan datang ke sini, lebih baik melepaskan Blue dan mengikutinya daripada menghentikannya. Kalau Blue tidak muncul, aku pasti sudah menghilang sama sekali. Sampai titik itu, mereka sudah bertindak dengan baik.

Di depan wyvern hitam itu berdiri Seong Hyunjae. Rambut pucatnya terlihat makin pudar dibandingkan dengan sisik hitam kelam di belakangnya. Tatapan dingin dan tenangnya terpaku pada aksesori batu permata biru itu—Grace. Tanpa memberinya waktu lama untuk ragu, aku membuka mulut.

“Atau kamu bisa ambil saja kakiku. 3, 2.”

Sebelum hitungan mundur selesai, rantai itu terlepas. Bukan yang kuharapkan. Kehilangan kaki tidak akan membunuhku. Seong Hyunjae membuka mulut dengan ekspresi yang sedikit kaku.

“Aku tidak akan menghentikanmu. Ambil Grace dan pergilah.”

Apa-apaan itu. Grace mencicit keras penuh panik. Kenapa dia tidak menghentikanku. Inilah kenapa aku bilang pada yang lain untuk tidak datang. Yuhyun, Yerim, dan Noah sudah jelas tidak bisa. Moon Hyunah berisiko karena aktivasi keyword. Kim Seonghan juga. Meski efek keyword-nya sudah hilang, ingatannya tetap ada.

Jadi hanya tersisa Seong Hyunjae, atau Song Taewon. Kupikir salah satu dari mereka mungkin bisa menghentikanku.

“…Bagaimana aku bisa percaya itu.”

Suara pendek dan ketus keluar dari mulutku. Kalau kakiku tercabut, Park Hayul tidak akan bisa membawaku ke China. Bahkan dengan potion darurat sekalipun, tanpa potion dungeon kelas tinggi, aku tidak akan selamat selama penerbangan dua jam. Mereka tidak berniat membunuhku, jadi pasti menyerah. Bahkan kalau Park Hayul bersikeras, Blue kemungkinan tidak akan patuh. Jika dia menilai aku dalam kondisi kritis, dia akan menolak perintah, prioritaskan perawatan, dan mencari bantuan dari orang-orang yang dikenalnya.

Jadi tahan aku saja sampai akhir.

“Han Yujin.”

Seong Hyunjae berdiri tak bergerak, seolah tertancap di tempat. Dia tidak bergeming sedikit pun, tapi ketegangan di udara cukup tajam untuk menusuk kulit. Haruskah aku melakukannya? Rantai itu memang sudah dilepas, tapi dia bisa menahanku lagi lebih cepat dari aku bisa memakai item. Jadi peluang itu masih ada.

Tapi—

Rantai yang mengendur itu berkelebat pelan saat ditarik kembali. Lalu masuk ke dalam inventory-nya.

“Tolong.”

Seong Hyunjae mundur selangkah. Dia sedikit menundukkan badan, menunjukkan kedua tangan terbuka ke langit, menandakan bahwa dia tidak akan ikut campur.

“Bawa dia.”

Aku tersenyum padanya. Alih-alih mengambil Grace, aku menggunakan item yang kugenggam. Sebuah item teleport sekali pakai. Kalau kupakai saat masih terikat tadi, aku akan mendarat dengan mengenaskan, tapi sekarang aku bisa berpindah tepat di atas Blue tanpa luka sedikit pun. Park Hayul langsung menangkapku seolah sudah siap.

“Hyung! Ayo!”

Dengan pekikan yang hampir seperti sorakan, Blue melesat ke udara. Bahkan sebelum dia mengambil kecepatan penuh, tidak ada serangan apa pun yang datang. Aku tidak punya cara untuk bertahan sekarang. Perisai antingku hanya B-rank. Jika ada serangan yang cukup kuat untuk menghentikan monster S-rank seperti Blue, perisai itu tidak akan sanggup menahannya.

Pada akhirnya, griffin emas itu dengan cepat menambah kecepatan dan melesat di langit tanpa halangan sedikit pun.

“Kukira kita benar-benar ketangkap tadi!”

Begitu bahkan wyvern raksasa itu tak terlihat lagi, Park Hayul berseru lega.

“…Iya.”

Seharusnya memang begitu. Kepalaku kosong. Di mana letak kesalahannya?

“Kukira Sesung Guild Master tidak akan pernah melepaskanmu.”

Aku juga berpikir begitu. Tapi Seong Hyunjae melepaskanku, padahal aku sudah hampir pasti tertangkap. Dia langsung menyadari bahwa aku menggunakan diriku sendiri sebagai sandera untuk melawan, dan memutuskan untuk menyerah.

Tidak seperti yang kuperkirakan.

“…Sial.”

“Hyung?”

Kupikir Seong Hyunjae tidak akan ragu meski aku terluka parah. Tapi dia ragu. Apa aku benar-benar tidak tahu segalanya akan berakhir seperti ini? …Tidak. Dia jelas pernah mengancamku sebelumnya, bahkan memperlakukanku bukan sebagai manusia. Tapi belakangan… belakangan, semuanya jelas berubah.

Begitu juga dengan Song Taewon. Kalau itu Chief Song, dia mungkin bisa menahanku. Tapi lalu apa? Dia seseorang yang memaksa dirinya menghadapi bagian dirinya yang tidak ingin dia lihat, hanya untuk menghindari menyakitiku. Apa pun alasannya, bagaimana bisa aku menganggap itu baik-baik saja untuk menyuruh Chief Song menyakitiku secara serius?

“Seong Hyunjae tidak bisa menyakitiku.”

“Tapi dia menangkapmu. Kakimu baik-baik saja?”

Baru saat itu aku merasa nyeri tumpul di kaki kananku.

“Kamu harus hati-hati dengan Hunter S-rank.”

“Jangan bilang begitu. Aku baik-baik saja.”

“Kamu beruntung. Dari jauh saja kelihatannya mengerikan. Kukira mereka akan langsung menyeretmu.”

“Bukan, maksudku, meski dia S-rank…”

“Kudengar rantai itu SS-rank, dan dipakai sekasar itu pada orang sepertimu yang punya stats rendah? Bukan sekali dua kali juga, memperlakukanmu seperti barang. Aku dengar Sesung Guild Master menakutkan, tapi itu sudah kelewatan.”

Aku diam saja, tahu bahwa kalau aku bicara lagi, aku hanya akan lebih terpengaruh oleh kata-kata Park Hayul. Kalau begini terus, aku mungkin benar-benar akan merasa tak nyaman di sekitar Hunter-Hunter S-rank, atau bahkan memusuhi mereka. Anak-anak masih tidak apa-apa, mungkin karena keyword Nurturer—yang lebih tinggi daripada L-rank—mengambil alih efek skill-nya, tapi tetap saja lebih baik berhati-hati.

Kata-kata makin kuat tiap kali diulang.

“Kasih aku peta dan kompas.”

Aku mengecek arah dan memberi perintah pada Blue. Rasanya pahit di mulut.

‘…Seharusnya tadi aku mengambil Grace.’

Tapi saat itu, aku tidak bisa mempercayai Seong Hyunjae. Rasanya kalau aku mengambil Grace, dia akan menyerang lagi. Secara emosional, aku masih merasa begitu. Hanya karena aku sudah mengalami dia melepaskanku barusan, aku bisa sedikit berpikir jernih.

“…Berantakan sekali. Pada akhirnya aku melakukan semuanya sendiri.”

Atas ucapanku, Park Hayul yang duduk di belakang memberi tawa canggung.

“Yah, setelah Choi Seokwon mati, orang-orang di China sebenarnya sudah menyerah buat mengeluarkanmu. Berapa banyak S-rank yang ada di sekitarmu? Belum lagi monster-monsternya. Tidak ada lagi S-rank Korea yang bakal menyeberang, jadi mereka memang tidak terlalu siap.”

“Jadi kalian menyerbu begitu saja tanpa persiapan buat menculikku?”

“Tidak juga. Karena hyung punya Stealth, kalau hyung muncul sendiri dan kami cuma perlu menyembunyikannya selama dua jam, itu sudah cukup buat bawa hyung kabur. Itu sebabnya mereka mengirimku. Dengan aku, mereka hanya perlu menyiapkan pesawat.”

Tapi kita ketahuan, dan sekarang kita terjebak, jadi kupikir sudah gagal, katanya sambil terus bicara semangat. Kalau saja Seong Hyunjae tidak sadar, kita mungkin terbang pergi tanpa semua kekacauan ini. Memakai banyak Hunter tingkat tinggi justru cuma memperbesar risiko ketahuan. Sebenarnya masuk akal menggunakan Park Hayul dan beberapa Hunter Korea ber-rank rendah.

“Meski begitu, kalau kelihatannya gagal, kalian harus mundur dan nunggu kesempatan berikutnya. Cari kambing hitam, korbankan, lalu coba lagi nanti saat keadaan tenang.”

“Noonaku bilang begitu juga, tapi aku minta-minta buat coba meyakinkan hyung sekali lagi.”

“…Noona?”

Dari mana muncul noona ini? Park Hayul ragu sejenak lalu menjawab.

“Aku belum bisa bilang banyak, hyung, tapi ada noona keren. Dia agak lebih tua, tapi keren banget, jadi aku panggil dia noona.”

Seorang noona keren yang lebih tua? Aku bahkan tidak bisa menebak. Mungkin dia awakener?

“Itu Saintess?”

Kusebut saja Hunter wanita paling terkenal, tapi Park Hayul menggeleng sambil tersenyum. Lalu siapa?

“Bukannya kamu bekerja sama dengan pihak China?”

“Untuk sementara~ Nanti aku jelasin, hyung.”

Jadi ada orang lain di balik Park Hayul. Kemungkinan besar noona itu yang mengirimnya ke China, dan dia hanya pura-pura bekerja sama dengan mereka untuk menculikku. …Yah, secara teknis aku menculik diriku sendiri.

Saat kami naik lebih tinggi, angin yang sudah dingin menjadi jauh lebih menusuk, memukul pipiku. Tubuhku menggigil refleks.

“…Dingin.”

“Oh, iya, stats hyung rendah. Kasih kupinjam jaketku?”

“Tidak. Pakaian…”

Aku punya di inventory. Kutarik keluar sebongkah bulu berwarna pink terang. Itu cardigan panjang. Ditambah syal super panjang.

“Hyung, selera fashionmu agak unik.”

“Itu hadiah.”

“Kalau bisa masuk inventory, pasti buatan tangan. Bagus kualitasnya, selain warnanya. Siapa yang buat?”

“Seseorang yang terlalu hebat dalam segala hal.”

Terbungkus cardigan dan syal itu, tubuhku cepat hangat. Sesak di dada juga sedikit mereda.

‘Benar, aku masih berurusan dengan manusia.’

Mereka bukan Transcendent. Tidak perlu khawatir berlebihan. Inventory-ku penuh perlengkapan darurat, dan aku masih bisa membuka point store. Poin terbatas, jadi harus hemat, tapi di mana pun aku berakhir, aku yakin bisa menjaga diriku sendiri.

Yah, orang-orang yang menculikku mungkin juga akan berhati-hati dengan tubuhku. Asal aku tidak menghancurkan barang seperti di Achates, seharusnya baik-baik saja. Sayang aku tidak membawa Grace, tapi kalau kupakai dia sekali saja, aku pasti ketahuan dan dia akan diambil.

“Kalau seseorang di China mengincarku, pasti mereka sudah menyiapkan beberapa bayi monster dari lini Monster Mounts, kan?”

“Hah? Mungkin.”

Mungkin juga mereka punya monster S-rank yang punya Cold Resistance. China lebih luas dan penduduknya lebih banyak daripada Jepang, jadi kemungkinan besar mereka punya lebih banyak perlengkapan S-rank. Aku harus mengosongkan inventory-ku dan mengisinya ulang sepenuhnya nanti. Apa pun yang kulakukan, pihak penculik tetap pihak yang salah. Kalau kutelusuri otak utama dari semua ini, mungkin aku bisa menemukan celah untuk mematahkan skill Park Hayul. Kalau saja bukan karena skill itu, aku sudah bisa kabur dengan mudah.

‘Semoga anak-anak tidak terlalu khawatir.’

Aku sudah memberi mereka peringatan, jadi harusnya tidak apa-apa. Kalian boleh pelan-pelan saja.

-BBEEEEE! BBEE! BBEEK! BBEEK!

Seekor burung kecil berwarna biru terbang naik turun, menangis menyedihkan. Tidak dapat pergi jauh dari tubuh aslinya, ia berputar-putar di udara, menatap ke atas. Suara langkah sepatu hak mendekat. Ujung jari yang mulus mengambil batu permata biru yang tadi terlempar ke tanah.

-Bbee bbee.

Melihat punggung atasannya, Kang Soyeong bimbang apakah harus kabur. Keinginan untuk membuat Comet terbang mencuat kuat, tapi dia tidak yakin bisa menangani akibatnya. Bibirnya menegang cemas.

Sebagai Hunter yang sudah menghadapi monster tak terhitung jumlahnya, bahkan yang lebih kuat darinya, tetap saja dia merasa seolah berdiri di depan monster sejati—seseorang yang bahkan tak terbayangkan untuk dilawan. Instingnya menjerit sepanjang tulang belakangnya. Jika dia hanya A-rank biasa, dia pasti sudah lari tanpa menoleh.

Bahkan Comet, monster S-rank, meremang dengan duri-duri kecilnya berdiri kaku.

“…Ini yang paling jijik yang pernah aku rasakan.”

Ya, terlihat kok, Kang Soyeong menggerutu dalam hati. Biasanya dia tak kenal takut, tapi kali ini sulit baginya untuk bicara keras-keras. Ketika Seong Hyunjae menoleh, tekanan mengerikan yang menekan udara di sekitar mereka langsung lenyap. Sebuah napas lega lolos dari bibir Kang Soyeong.

Sepertinya dia sudah tenang, setidaknya untuk sekarang.

“Kau seharusnya menangkapnya saja.”

Ada banyak kesempatan. Dari awal, dia bisa menahan Han Yujin sepenuhnya, membuatnya tidak bisa bergerak. Tapi Seong Hyunjae bertindak tidak biasanya—terlalu lembut.

Dia mendekati Comet dan menatap batu permata biru di tangannya. Grace, yang tadi mencicit, perlahan menghilang masuk ke dalam permata, seperti tak bisa berbuat apa-apa. Batu itu lalu kembali ke bentuk aslinya: sebilah pedang kaca dengan cahaya kebiruan.

“Aku tidak bisa mendorong Cinderella jatuh tangga hanya karena dia mencoba kabur.”

“Kalau begitu itu bukan dongeng lagi. Jadinya thriller. Tapi jujur, genre thriller lebih cocok dengan Anda, Guild Master.”

“Aku tidak mau kehilangan poin lagi di depan Han Yujin. Meski skill mentalnya hilang, memorinya tetap ada.”

“Itu semua tidak ada artinya kalau dia tidak ada di sini.”

Komentar Kang Soyeong tentang bagaimana Han Yujin tetap diculik membuat Seong Hyunjae menaikkan sedikit sudut bibirnya.

“Aku harus pergi mengembalikan barang hilang.”

“China kayaknya punya banyak naga. Bawa pulang satu bayi naga.”

Kang Soyeong menjentikkan jarinya santai, ketegangannya hilang. Tidak akan ada masalah serius di dalam negeri, setidaknya.

“Aku agak ingin ikut.”

“Tidak jauh. Kalau kamu bosan menjaga rumah, datanglah bersama Liet.”

“Chief Song tidak ada di China untuk menulis denda buat Anda, kan.”

“Aku tidak bisa menghentikan mereka menangkapku setelah aku kembali ke Korea.”

“Oh, Guild Master. Tidak bertanggung jawab sekali. Tapi Anda memang sudah pernah diborgol beberapa kali sebelumnya.”

Sudah lebih dari sekali Guild Master itu pulang dari luar negeri bukan ke bandara, tapi ke pusat penahanan. Meski selalu dilepas tak lama kemudian.

“Ngomong-ngomong, menurut Anda Director Han akan baik-baik saja?”

“Selama skill mentalnya tidak lebih kuat dari dugaan.”

“Orang yang menunggangi Blue tadi adalah cast-ernya, kan? Kenapa Anda tidak menyingkirkannya saja?”

“Beberapa skill mental tidak hilang meski cast-ernya mati. Kalau itu terjadi dan Han Yujin tetap curiga selamanya pada Hunter S-rank, itu masalah besar.”

Itulah kenapa membiarkan dia pergi dengan cara yang bisa mengurangi kewaspadaannya lebih baik. Han Yujin tidak akan diam saja—dia pasti mencoba mematahkan skill itu sendiri. Seong Hyunjae hanya perlu membantu. Seperti partner yang baik.

Bahkan setelah memutuskan itu, rasa muak yang berat dalam dirinya tidak menghilang.

Melihat atasannya mengernyit, Kang Soyeong cepat-cepat menarik kendali Comet.

“Ayo kembali! Perlu saya hubungi Special Surveillance Office?”

“Tidak, aku sendiri yang akan melapor.”

Seong Hyunjae naik ke punggung Comet. Wyvern hitam itu membuka sayap lebarnya dan terbang perlahan ke langit.

Chapter 349 - In Discussion (1)

Bagasi mobil terbuka dan sebuah kotak berisi barang-barang bawaan terlempar keluar. Seorang Hunter, menggerutu dengan frustasi, bergumam sambil mengemas hanya barang-barang yang benar-benar penting.

“Sial, kenapa kita ikut terseret juga!”

Wajah Hunter lainnya juga terpelintir kesal.

“Kita sudah jungkir balik buat bisa menetap di Korea.”

Korea memiliki lebih sedikit kejadian tirani Hunter peringkat tinggi dibanding negara lain karena Kantor Manajemen Awakener dan Asosiasi Hunter berfungsi dengan baik. Akibatnya, beberapa Hunter asing tingkat menengah hingga rendah pindah ke Korea. Sering kali melalui rute tidak resmi dan ilegal.

Hunter berpengalaman bisa masuk ke negara mana pun dengan relatif mudah, tetapi beberapa tetap memilih jalan ilegal karena tarif pada produk sampingan dungeon. Bukan hanya perlengkapan Hunter, tetapi juga produk sampingan penting dikenai pajak tinggi ketika dibawa ke luar negeri. Berbeda dari barang biasa, impor atau pertukaran setara bebas pajak, sedangkan ekspor dikenai pajak.

Karena itu, banyak kelompok yang masuk secara diam-diam ke Korea—yang relatif aman dan mudah beroperasi—untuk menargetkan dungeon ilegal dan menyelundupkan produk sampingannya yang bernilai lebih tinggi ke pasar luar negeri.

“Katanya semua dungeon ilegal bakal terdeteksi juga pakai pemindai dungeon itu. Bisnis tamat.”

“Nanti juga bakal muncul cara buat mengacaukan itu. Menurutmu cuma beberapa orang yang pakai dungeon ilegal? Tinggal tiarap sebentar lalu muncul lagi.”

Prioritas mereka adalah mempertahankan jalur yang sudah susah payah mereka bangun. Saat salah satu mobil yang sudah dipenuhi barang penting keluar dari area parkir dan hampir mencapai jalan—

Bang!

Sebuah tombak dengan api biru gelap menembus bumper depan dan meledak. Bumper depan menghilang tanpa jejak, dan mobil berputar liar sebelum terlempar mundur. Para Hunter di dalamnya melompat keluar, hampir merusak pintu karena terburu-buru.

“Bakar mobilnya lalu la—”

Kalimat itu tidak pernah selesai. Seorang pria turun dari udara, dan hanya dengan ujung kakinya, ia memutar kepala seorang Hunter dengan ringan. Suara retakan terdengar saat Hunter itu roboh seketika. Sebelum sisa para Hunter sempat memahami situasinya, serangan berikutnya datang.

Tidak—itu bahkan nyaris tidak pantas disebut serangan. Dia bahkan tidak menarik pedangnya, hanya mengetuk ringan. Tetapi dua Hunter yang tersisa terlempar berguling di tanah seperti daun tersapu badai.

“…Mereka tidak mati, kan?”

Seorang staf Asosiasi Hunter yang mengawasi dari kejauhan bertanya cemas.

“Kau kira dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya?”

Seorang anggota guild Haeyeon mengangkat alis mendengar omong kosong itu.

“Pemimpin Guild kami sendiri yang turun tangan. Kau terlalu rewel.”

“Maksudku, jujur saja…”

Staf asosiasi itu menelan kembali kata-kata, ‘Buat kami lebih melelahkan, tapi secara mental lebih aman.’

Bagi pegawai asosiasi, orang tersulit untuk dihadapi adalah Pemimpin Guild Haeyeon. Jika Pemimpin Guild Sesung memandang rendah orang lain secara alami, Pemimpin Guild Haeyeon justru benar-benar tanpa emosi. Tatapannya seperti manik-manik hitam—sekadar bertemu mata dengannya bukan hanya sulit, tapi menakutkan untuk mulai bicara lebih dulu.

Setelah menaklukkan para Hunter, Han Yuhyun segera menuju gedung guild. Melihat mobil pertama dicegat, para Hunter lain segera keluar dari mobil mereka dan berlari masuk ke dalam gedung. Mereka mencoba kabur lewat pintu belakang.

Alih-alih mengejar mereka, Han Yuhyun mengeluarkan Ruler’s Sword dan mendekati bangunan tiga lantai itu. Saat ia melangkah selangkah ke depan, ia mengayunkan pedangnya lebar-lebar.

Crash!

Dinding beton retak seperti tahu. Guncangan menyebar ke seluruh bangunan, dan tak lama kemudian bangunan itu runtuh dengan gemuruh. Awan debu membumbung tinggi.

Sepertinya tidak ada yang lolos. Tanpa ekspresi, Han Yuhyun menyimpan pedangnya kembali ke Inventory. Baginya, ini bahkan tidak cukup untuk disebut jalan-jalan santai.

“Ini yang terakhir!”

Seorang staf asosiasi berteriak sambil memeriksa para Hunter yang tergeletak di jalan. Guild kecil dan menengah yang terlibat dalam penculikan Han Yujin telah diselesaikan dalam sekejap. Tidak seperti guild ini, yang setidaknya punya waktu untuk bersiap kabur, beberapa guild bahkan dimusnahkan tanpa tahu apa yang sedang terjadi.

Bibir Han Yuhyun sedikit bergerak. Dia memang mundur sedikit seperti nasihat kakaknya, tapi dia tidak bisa hanya duduk diam, jadi dia menawarkan diri untuk bersih-bersih. Namun bukannya merasa lebih baik, justru makin tertekan. Saat itu, sebuah pesan masuk.

[Mereka kehilangan dia.]

Itu dari Park Yerim. Dahi Han Yuhyun berkerut. Giginya terkatup otomatis.

Setelah membalas untuk menanyakan harus pergi ke mana berikutnya, ia menyalakan api untuk membakar debu dan mengeluarkan sebuah kontrak dari Inventory. Itu adalah kontrak perlindungan dengan penalti: jika Han Yujin mengalami luka fatal, luka akan muncul di punggung tangan kanan Han Yuhyun.

Han Yujin sempat ketakutan saat mendengar soal luka, tapi akhirnya menyerah pada bujukan adiknya bahwa itu cara termudah untuk tahu.

Kontrak itu utuh, dan tangan Han Yuhyun bersih. Iryn merayap naik ke tangan yang memegang kontrak dan menatap ke atas pada tuannya.

‘…Aku percaya pada kakakku.’

Diculik manusia terasa anehnya lebih meyakinkan dibanding menyelinap ke dungeon. Itu karena Han Yujin memiliki nilai yang tak tergantikan dan permanen. Selain itu, kakaknya mungkin punya stat rendah, tapi jauh dari mudah dijadikan target.

Karena itu ia percaya penuh Han Yujin akan kembali dengan selamat—tapi memulihkannya dalam satu atau dua hari jelas mustahil.

Mulai hari ini, kakaknya tidak akan ada di rumah. Tidak, tempat mana pun tanpa Han Yujin tidak bisa disebut rumah bagi Han Yuhyun. Satu-satunya tempat di mana ia bisa tinggal dan beristirahat dengan nyaman adalah di sisi Han Yujin—tidak ada tempat lain.

Sebuah perlindungan yang tak tergantikan, satu-satunya.

Dia tahu di kepalanya bahwa dia belum benar-benar kehilangan kakaknya, tapi isi dadanya terpuntir. Menahan emosi yang menyeruak, Han Yuhyun berbalik menuju lokasi yang diberi Park Yerim.

“Pemimpin Guild kami akan segera sampai.”

Park Yerim berkata sambil menurunkan ponselnya.

Seong Hyunjae sedang duduk di sebuah ruangan kosong dengan hanya sebuah meja dan kursi. Itu berada di dalam bangunan yang belum selesai di fasilitas penangkaran.

Setelah dihubungi oleh Seong Hyunjae, Kepala Song Taewon memintanya untuk tidak masuk Seoul dan menunggu di fasilitas penangkaran—sebuah tempat yang bahkan jika terjadi bentrokan antara Hunter S-Rank, tidak akan ada korban sipil.

Meski Kang Soyeong datang mengendarai Comet untuk menjemput, Park Yerim menolak ikut dengan Han Yuhyun. Dengan alasan, “Comet sudah cukup stres,” dia lari seperti kabur, menegaskan bahwa sang naga butuh istirahat.

“Sebelumnya, aku ingin tahu dulu—bagaimana kalian bisa sampai kehilangan dia?”

Han Yujin pasti akan menolak, tapi bukan berarti tidak ada cara untuk memaksakan penjagaan ketat. Jika para Hunter S-Rank bergiliran terus berada di sampingnya, itu akan berhasil. Tapi itu tidak bisa berlangsung selamanya, dan karena Han Yujin sudah terkena skill tipe pikiran, penting menemukan pelakunya.

Jadi mereka sengaja meninggalkan celah kecil. Jika mereka tidak melakukan apa pun, penculikan itu akan berjalan mulus, jadi mereka tetap melakukan pengawasan ketat. Sebagai gantinya, untuk memancing pelaku keluar, mereka membiarkan informasi bahwa target sering berada di rumah sendirian bocor, dan perlahan memasang jebakan dengan kedok melonggarkan keamanan—tetapi sebelum itu selesai, Han Yujin kabur.

“Kami memang mempertimbangkan kemungkinan Mister berhasil kabur.”

Jika skill tipe pikiran itu lebih kuat dari perkiraan dan Han Yujin mencoba kabur sendirian, memang tidak ada cara untuk menghentikannya. Bahkan jika seorang Hunter S-Rank ada tepat di sampingnya, hasilnya sama.

Bahkan itu mungkin lebih berbahaya. Jika Han Yujin menggunakan dirinya sebagai sandera untuk mengancam Han Yuhyun, Park Yerim, atau Noah, kemungkinan besar bukan hanya melepasnya, tetapi juga secara aktif bekerja sama dengannya.

Karena itu mereka sudah mempersiapkan skenario itu dengan memantau bandara. Benar saja, tidak lama setelah Han Yujin kabur, aktivitas mencurigakan terdeteksi di Bandara Gimpo.

Segera, Song Taewon mengambil alih Bandara Gimpo, Moon Hyunah menangani Bandara Incheon, dan jalur menuju bandara ditutup oleh Park Yerim dan Noah, yang memiliki skill terbang. Setelah penangkapan cepat di Gimpo, Han Yuhyun ditugaskan membersihkan kelompok yang terhubung, dan Seong Hyunjae menuju fasilitas penangkaran, tempat paling mungkin yang akan dipilih Han Yujin.

“Karena aku ingin Han Yujin keluar dari ini dengan anggota tubuh lengkap.”

Atas jawaban Seong Hyunjae, mata Park Yerim sedikit menyipit.

“Mister sampai sejauh itu?”

“Dalam keadaan begitu, mencoba menahannya secara paksa justru lebih berbahaya. Daripada membiarkannya melakukan sesuatu yang nekat demi melindungi caster, lebih baik mempercayai Han Yujin dan membiarkan dia pergi dulu. Semakin dia merasa terancam oleh kami, semakin kuat skill tipe pikiran itu akan tumbuh.”

Itu adalah skill yang dirancang agar target dengan sukarela mengikuti caster. Tidak ada keuntungan memberi lebih banyak kredibilitas pada pelaku yang mencoba mengadu domba antara Han Yujin dan para Hunter S-Rank di sekitarnya.

Park Yerim mengangguk seolah memahami.

“Kami juga sama. Karena itu Mister bilang kami tidak boleh ikut.”

Sebuah keheningan singkat menyusul, lalu Park Yerim bicara lagi.

“Bahkan tanpa skill tipe pikiran itu, Pemimpin Guild Sesung tidak akan bisa menyentuh Mister.”

Mendengar itu, Seong Hyunjae yang tadinya setengah memejamkan mata tanpa ekspresi, mengalihkan pandangannya.

“Kau cukup murah hati dalam menilai aku.”

“Yah, kalau dia benar-benar merasa boleh menyakiti Mister, hal pertama yang dilakukan Pemimpin Guild Sesung adalah menyingkirkan kami dulu. Benar kan?”

Ia melanjutkan, jelas tidak terkesan.

“Dia tidak begitu menyukai kami, tahu.”

“Kurasa yang paling mengganggunya itu aku dan Han Yuhyun. Salah?”

“Aku bertanya-tanya kenapa kau berpikir begitu. Aku menyayangi nona muda dan tuan muda sama rata.”

“Jangan bohong. Yang kau pedulikan cuma dirimu sendiri dan Kepala Song.”

Park Yerim mendengus.

“Kau cuma memperhatikan kami karena bakal merepotkan kalau sesuatu terjadi pada kami, kan?”

Menghadapi tatapan berani tanpa gentar itu, Seong Hyunjae perlahan mengangkat sudut bibirnya.

“Bukannya aku tidak pernah berpikir, bukankah tidak apa-apa kalau nona muda dan tuan muda hilang?”

Bahkan jika Han Yujin benar-benar hancur, dia mungkin akan menikmati mengumpulkan kepingan-kepingannya dan membantu menegakkan dia kembali. Faktanya, itu lebih cocok dengan sifat asli Seong Hyunjae.

Dia tidak akan merindukan Han Yuhyun ataupun Park Yerim jika mereka hilang. Terutama Han Yuhyun, yang bagi Seong Hyunjae tidak lebih dari produk sampingan yang menempel pada Han Yujin. Langka dan unik, memang—tapi yang benar-benar penting adalah Han Yujin, yang membuatnya seperti itu. Dia hanya bersikap baik karena Han Yujin sangat menyayangi mereka.

Atas ucapannya, Park Yerim tidak mundur dan justru menaikkan sudut matanya.

“Kalau mau cari gara-gara, aku sambut. Mengingat perbedaan pengalaman, anggap saja kau memberiku handicap satu gerakan. Ayo ketemu di laut. Aku selalu ingin lihat Haeundae.”

“Han Yujin akan memarahiku karena tidak bersikap sesuai umur, jadi aku mundur. Sebagai gantinya, akan kupastikan hotelnya dikosongkan untukmu.”

“Aku punya uang—uh, setidaknya cukup buat bayar hotel.”

Keuangannya memang tidak terlalu bagus, dalam banyak hal. Park Yerim manyun.

“Hunter S-Rank lain foya-foya kayak tidak ada apa-apanya!”

“Kau juga tidak jauh berbeda, nona muda.”

“Yah, tentu saja. Lihat saja nanti. Begitu aku dewasa, posisi Pemimpin Guild Sesung itu milikku. Mungkin sebelum itu juga.”

Atas deklarasi percaya dirinya, mata Seong Hyunjae berkilat sedikit tertarik.

“Lebih memilihku daripada Pemimpin Guild Haeyeon?”

“Han Yuhyun sudah puas hanya menjaga Mister di sisinya. Dia tidak serakah. Tapi aku tidak begitu. Sekarang orang bilang Pemimpin Guild Sesung itu Hunter terbaik, tapi beberapa tahun lagi, itu akan jadi Park Yerim.”

Dengan deklarasi beraninya bahwa kondisi mendukung dan tidak ada alasan ia tak bisa melakukannya, senyum Seong Hyunjae sedikit dalam.

“Aku menantikannya, sedikit.”

“Kau tidak akan menginjak tunas yang baru tumbuh hanya karena mendengarnya, kan?”

“Tentu saja tidak.”

Dengan suara kursi digeser, Seong Hyunjae berdiri.

Saat ia berjalan mengitari meja dengan langkah panjang, Park Yerim tersentak tanpa sadar. Tapi ia tidak mundur, malah mengangkat dagu menatap pria yang jauh lebih tinggi darinya.

Seong Hyunjae menundukkan kepala sedikit dan melanjutkan.

“Sebaliknya, kalau kau butuh bantuan, jangan ragu menghubungiku, Hunter Park Yerim.”

“…Kau membuatku ingin memalak atau menendangmu. Aku tidak bisa memutuskan. Atau mungkin aku akan mengadu pada Mister—”

“Itu akan merepotkan. Aku sudah dibenci olehnya hanya gara-gara tuan muda.”

“Benarkah?”

“Bahkan kalau tidak ada efek apa pun, tampaknya itu mengganggunya. Kalau aku tahu akan begini, aku tidak akan menunjukkan ketertarikan sama sekali.”

Seong Hyunjae pura-pura manyun. Saat Park Yerim pertama kali masuk ruangan, dia dikelilingi hawa dingin dan berat yang hampir tak manusiawi, tetapi mood-nya kini tampak lebih ringan.

“Kalau kau bilang tidak tertarik, Mister mungkin akan mengomel lagi, menanyakan bagaimana kau bisa mengabaikan adiknya.”

“Kau cukup mengenalnya.”

“Yah, itu jelas. Mister itu pola Han Yuhyun. Han Yuhyun juga sama.”

Menggeleng pelan seolah keduanya konyol, Park Yerim mendengus. Seong Hyunjae setuju dengan penilaiannya.

Saat itu, pintu terbuka dan Han Yuhyun masuk. Ia melihat ke arah dua orang yang berdiri di depannya.

“…Hunter Park Yerim. Kalau Pemimpin Guild Sesung mengancammu—”

“Itu sebaliknya.”

Aku yang ditantang, kata Seong Hyunjae sambil mundur. Han Yuhyun menatap Park Yerim penuh kecurigaan dan berkata,

“Apa yang terjadi pada kakakku.”

“Dia mungkin sudah berada di atas laut sekarang.”

Seong Hyunjae menjelaskan apa yang terjadi.

“Kita harus menunggu Kepala Song Taewon tiba sebelum membahas detail, tapi untuk saat ini, jangan melakukan sesuatu yang gegabah.”

“Kau menyuruhku duduk diam dan menonton?”

“Kita perlu membuat pengumuman resmi soal penculikan Han Yujin dan mengajukan protes. Kecuali kau ingin melihat perang pertama yang dipicu oleh seorang Hunter.”

“Perang benar-benar bisa terjadi?”

Park Yerim memiringkan kepala dan bertanya.

“Ada perjanjian internasional yang melarang penggunaan Hunter dalam konflik tingkat negara. Jika seorang Hunter S-Rank dikerahkan dalam perang, kerusakannya akan sangat besar.”

Di atas itu semua, masalahnya adalah mobilitas dan penyamaran. Tanpa perlindungan dari Hunter S-Rank lain, seorang Hunter S-Rank bisa menyelinap diam-diam dan melenyapkan pimpinan negara musuh. Itulah alasan semua negara cepat menyetujui perjanjian itu.

“Hunter hanya boleh campur tangan dalam urusan yang berhubungan dengan Hunter lain. Jika aturan itu tidak ditegakkan, dunia akan kacau. Tentu, ada beberapa negara kacau, tapi negara besar umumnya patuh.”

“Kalau begitu Mister itu Hunter, jadi bukannya boleh?”

“Itu baru sebatas dugaan.”

Bahkan dengan bukti, kalau tindakan itu dianggap ulah kelompok liar dan dinyatakan tidak terkait pemerintah Tiongkok, keterlibatan langsung tetap sulit.

“Tapi aku dengar Pemimpin Guild Sesung banyak bikin masalah di luar negeri.”

“Aku selalu jadi korban. Itu pembelaan diri. Ah, dia datang.”

Di balik pintu yang terbuka, Song Taewon muncul. Bayangan dalam menggelayut di wajahnya yang mengeras saat ia menatap tiga Hunter S-Rank itu.

Chapter 350 - In Discussion (2)

Tiga pasang mata beralih kepada Song Taewon. Setiap aura yang mereka miliki, bahkan rona warna mereka, berbeda satu sama lain. Namun mereka semua menanyakan hal yang sama.

Itu adalah pemandangan yang aneh. Seperti predator dari darat, laut, dan udara—yang seharusnya tidak akan pernah saling bertemu karena habitat yang berbeda—berkumpul untuk tujuan yang sama dan bekerja sama. Sesuatu yang bahkan tak terbayangkan, bahkan dalam mimpi. Song Taewon menghadapi tatapan itu secara langsung.

Orang-orang non-awakened, terutama mereka dengan status sosial tinggi, menyambut baik ketika ia mundur dan merendahkan diri. Ada bahkan yang merasa bangga bisa bertindak setara atau lebih tinggi dari seorang Hunter S-Rank. Memberikan penghormatan itu membuat menangani pihak lain menjadi lebih mudah.

Namun orang-orang ini berbeda. Justru kebalikannya. Jika seseorang yang mampu menyamai mereka dengan sengaja merendahkan diri, itu hanya akan menimbulkan ketidaksenangan. Song Taewon menekan emosinya sendiri dan membuka mulutnya dengan setenang mungkin.

“Kita akan meminta kerja sama dari Tiongkok, tetapi protes resmi tidak memungkinkan.”

“Apa maksudmu.”

Han Yuhyun berbicara tajam. Park Yerim memiringkan kepalanya, sementara Seong Hyunjae tampak seolah sudah memperkirakan hal ini.

“Mereka sudah menanggapi bahwa mereka tidak mengetahui situasinya. Jika mereka mengklaim bahwa ini semata-mata ulah guild tidak resmi di dalam Tiongkok, maka pemerintah Korea tidak bisa langsung campur tangan dalam urusan internal negara lain. Kita hanya bisa meminta kerja sama dalam melindungi warga negara kita sendiri.”

Seorang warga negara Korea telah diculik dan dibawa ke luar negeri. Namun Korea hanya bisa meminta penyelidikan. Tentu saja tidak mungkin orang Korea menyerbu dan menghancurkan semuanya. Jika negara terkait memberikan izin pencarian, mungkin. Tapi sudah jelas Tiongkok tidak akan melakukan itu. Bahkan jika, dengan peluang kecil, izin diberikan dan mereka masuk, akan tetap ada batasan pada tindakan mereka.

“Apa, jadi kita cuma duduk diam dan menonton Mister diculik? Kau pergi langsung ke Hong Kong sebelumnya.”

“Itu tidak pernah resmi.”

“Oh, benar. Kalau begitu kita bisa pergi tidak resmi lagi kali ini. Park Yerim tetap tinggal di Korea. Kira-kira sebulan. Mungkin sesekali pergi ke Jepang, tapi belum pernah ke Tiongkok, bahkan sekali pun. Sepertinya kali ini juga tidak bisa melihatnya. Sayang sekali.”

Park Yerim menatap Song Taewon seolah berkata, bagaimana? Nada bicaranya sangat mirip seseorang yang lain. Song Taewon tiba-tiba teringat percakapannya dengan Moon Hyunah.

Ketika Kim Seonghan naik ke S-Rank, sempat ada pembicaraan bahwa mungkin lebih baik bagi Park Yerim untuk pindah ke guild lain. Bukan hanya MKC, yang sekarang sudah runtuh, tetapi bahkan Breaker menunjukkan minat untuk mendukungnya. Terlebih lagi, Moon Hyunah dekat dengan Park Yerim, dan sebagai sesama perempuan, itu tampak seperti kecocokan yang baik. Song Taewon didorong untuk menyampaikan saran itu kepada Moon Hyunah.

Tentu saja, Moon Hyunah langsung menolak.

‘Untuk apa aku menarik Yerim keluar dari posisi sebagus itu?’

Dia sendiri tidak ingin pergi, dan juga tidak punya alasan. Moon Hyunah berkata dengan senyum puas,

‘Tidak mudah untuk seorang Hunter S-Rank muda mendapatkan perlindungan seperti itu. Biasanya mereka bergerak sendiri. Dan bahkan jika mereka berada di bawah seseorang, lingkungan seperti milik Yerim tidak akan diberikan kepada mereka.’

Setelah bangkit ke peringkat tinggi, seseorang tak punya pilihan selain diperlakukan sebagai sosok yang kuat terlepas dari umur. Terutama bagi mereka yang berada di dekatnya, sulit mengabaikan kekuatan di balik penampilan mudanya. Mereka akan terus diingatkan akan betapa kuatnya individu itu.

Namun Han Yujin memperlakukan Park Yerim seperti anak biasa. Apa pun kata orang lain, atau apa pun kemampuan yang ia miliki, baginya dia adalah anak lima belas tahun yang perlu dilindungi. Pada saat yang sama, Han Yujin memiliki fondasi untuk melindungi Park Yerim sebagai walinya.

Bahkan Hunter S-Rank tidak bebas dari kelemahan. Terutama secara sosial, di mana ikatan keluarga, usia, gender, dan jika mereka pergi ke luar negeri, bahkan ras bisa dijadikan sasaran. Namun siapa pun yang mencoba memanfaatkan itu terhadap Park Yerim akan menderita pembalasan yang tak seorang pun bisa tahan. Jika Han Yujin benar-benar memutuskan, itu bisa mengarah pada kemungkinan mengerikan: membuat banyak Hunter S-Rank di seluruh dunia menjadi musuh. Ada banyak yang tergoda hanya karena Monster Mounts dan senjata di atas S-Rank.

‘Yerim berada di sarang yang sempurna. Terutama bagi seorang Hunter S-Rank, ini kondisi terbaik. Tidak ada yang kurang.’

Dia memiliki Han Yujin dan Han Yuhyun di sisinya. Dia menghabiskan waktu dengan Moon Hyunah, seorang pemimpin guild S-Rank, dan Haeyeon, guildnya, dipenuhi orang-orang luar biasa. Bahkan Kim Hayun merasa Park Yerim cukup menggemaskan. Dalam lingkungan seperti itu, ia akan secara alami menyerap dan mempelajari banyak hal seiring pertumbuhannya. Namun—

‘Yang kurang hanyalah Han Yuhyun maupun aku tidak bisa benar-benar mengawasi pertempurannya dengan tepat. Kami bisa memberi pengalaman, tapi gaya kami terlalu berbeda. Sama juga dengan Hunter Noah dan Hunter Kim Seonghan. Dari segi sifat, Seong Hyunjae yang paling cocok—tapi orang itu bukan tipe yang mudah membantu.’

Bahkan jika ia menerima permintaan itu karena Han Yujin, kecuali Seong Hyunjae benar-benar ingin terlibat dengan Park Yerim, tidak banyak yang akan didapat. Itu hanya akan menjadi pengalaman di permukaan.

Ada percakapan seperti itu. Song Taewon sedikit menyipitkan mata saat menatap Park Yerim. Di antara para Hunter S-Rank, tidak ada yang tumbuh dikelilingi niat baik, didukung dan diberi jalan oleh orang lain. Masa depannya penuh janji—dan mungkin juga ketakutan… Masa depan.

“…Siapkan alasan yang meyakinkan, kalian masing-masing. Kalian tidak bisa berangkat segera.”

“Siap!”

Park Yerim adalah orang pertama yang menjawab, jelas bersemangat.

“Selain itu, saya telah mengajukan cuti.”

Cuti, katanya. Seong Hyunjae, Park Yerim, dan bahkan Han Yuhyun menatap Song Taewon dengan sedikit terkejut.

“Wow, sungguhan? Kau benar-benar mengambil liburan?”

“Kukira kami akan dengar soal pensiunmu sebelum liburan. Luar biasa.”

Alih-alih menjawab, Song Taewon melanjutkan dengan nada resmi.

“Selama masa cuti, di bawah ketentuan khusus, status saya sebagai Hunter S-Rank memiliki prioritas atas status sebagai pegawai publik. Ini awalnya adalah klausul kesejahteraan bagi Hunter dalam pelayanan publik.”

“Chief Song Taewon, kau nyaris tidak pernah menggunakan itu.”

“Saya tidak pernah punya waktu.”

Ketika Hunter adalah pegawai publik, hadiah penaklukan dungeon menjadi milik negara. Tapi selama liburan, ada pengecualian. Kadang, hak prioritas untuk dungeon yang efisien juga diberikan sebagai bonus liburan. Namun, Song Taewon tak pernah punya waktu untuk menyerbu dungeon untuk dirinya sendiri.

“Oh, kalau begitu Songie! Kau bisa bawa Song Song bersamamu! Anak domba itu!”

Park Yerim mengangkat tangan dan berteriak.

“…Hanya hadiah dari dungeon yang ditaklukkan secara pribadi yang boleh dimiliki secara pribadi, dan Monster Mounts bukan hadiah dungeon.”

“Tapi kau bukan pegawai publik sekarang, kan?”

“Status saya hanya berubah dalam prioritas, saya tetap pegawai publik.”

“Aduh, siapa juga yang peduli. Tapi apa kau benar-benar menamainya Taesan? Soyeong unnie bilang, meskipun Mister itu aneh, Chief Song juga tidak sepenuhnya normal.”

Song Taewon tetap diam. Ia menelan kata-kata, Aku juga pikir Taesan itu lucu.

“…Mohon jangan bertindak sendiri tanpa melapor. Kita harus membuat pengumuman resmi tentang penculikan Han Yujin, Direktur fasilitas penangkaran, dan memperjelas respons publik setiap guild. Pemimpin Guild Seong, apakah Anda punya koneksi di Tiongkok?”

“Ada, tapi itu salah satu negara di mana pengaruhku paling lemah. Karena tingkat kewaspadaan mereka tinggi, aku menggunakan identitas berbeda di sana. Aku bisa membantu cukup jauh untuk mendukung rencana liburan Chief Song Taewon.”

“Kerja samamu akan dihargai.”

Setelah kembali menekankan kepada Han Yuhyun dan Park Yerim pentingnya membuat alibi yang masuk akal, Song Taewon keluar ruangan bersama Seong Hyunjae. Begitu keduanya menghilang, Park Yerim membuka mulut.

“Aku sudah lama penasaran… Kenapa Pemimpin Guild Sesung menyukai Chief Song? Dia memang Mister yang aneh, tapi mengejutkan bahkan unnie-unnieku bilang itu sudah berlangsung lama.”

Dia memiringkan kepala dan menambahkan bahwa dibanding Mister, Chief Song tampak cukup normal. Han Yuhyun tidak bereaksi sama sekali, seolah tidak ada hubungannya dengannya.

“Ya, seolah Pemimpin Guild kami peduli soal apa pun yang tidak berkaitan dengan Mister. Tetaplah hidup seperti itu. Aku pergi.”

“Apa? Ke mana.”

“Aku mau internasional. Untuk sekarang Jepang dulu, tapi kalau sudah lebih tua, aku akan lebih jauh.”

Atas kata-kata Park Yerim, yang menyuruhnya hidup baik-baik tanpa dirinya, Han Yuhyun terlihat benar-benar bingung.

“Bagaimana bisa kau meninggalkan hyung.”

“Aku tidak bilang pergi selamanya, kan? Dan lagi, Han Yuhyun, kau ada di sini untuk Mister.”

Dia menunjuk jarinya dan melanjutkan.

“Kau bakal terus nempel ke Mister seperti lem dan tidak akan melepaskannya, kan? Tetaplah tinggal di Korea sambil mengibaskan ekor dan memanggil ‘Hyung, hyung,’ dengan senyumanmu itu. Karena itulah aku yang baik hati harus turun tangan.”

“…Kau yang turun tangan?”

“Hyunah unnie bilang kalau kita jadi guild nomor satu dunia, kita bisa bawa Mister bersama kita. Jadi mari jadi nomor satu dulu. Berapa lama kita mau terjebak di Korea? Kita harus ekspansi ke luar negeri. Dan kalau kita nomor satu, Mister tidak perlu menderita seperti ini lagi.”

Dia tersenyum, mengatakan bahwa menjadi yang terbaik sehingga tidak ada yang bisa menyentuh mereka adalah jalan paling aman.

“Jadi serahkan padaku. Pemimpin Guild, kau tetap di rumah dan jaga Mister baik-baik. Aku akan menyapu semuanya supaya kalian bisa hidup tanpa kekhawatiran~”

Han Yuhyun berkedip perlahan. Apa yang sedang ia katakan?

“Kau… akan membantuku tetap berada di sisi hyung dengan nyaman?”

“Kurasa begitu jadinya? Walau sebagian besar karena aku ingin jadi nomor satu di dunia. Awalnya sih cabang luar negeri Haeyeon Guild, tapi kalau aku bikin guild baru, jangan menangis ya, Pemimpin Guild.”

Han Yuhyun menatap kosong saat Park Yerim berceloteh tentang nama guild baru, bergumam bahwa Haeyeon itu nama yang cantik. Ini pertama kalinya. Ada seseorang yang maju untuk membantunya mendapatkan hal yang paling ia inginkan. Seseorang yang bukan seperti Iryn, yang mengikuti keinginannya secara alami, tetapi orang lain seutuhnya—mengatakan hal seperti itu.

Bahkan Han Yujin sering memberi isyarat bahwa ia pada akhirnya harus mandiri.

Sejak kecil, hanya ada rintangan di sekitarnya. Orang tuanya adalah yang pertama. Orang lain pun sama. Bahkan kekuatannya sendiri menjadi rintangan, dan ia harus meninggalkan sisi kakaknya. Bahkan guild yang ia bangun untuk melindungi kakaknya malah membuat hubungan mereka semakin jauh. Bahkan sekarang, setelah berdamai dengan kakaknya, sebagian besar orang menyatakan kekhawatiran bahwa ia terlalu memerhatikan Han Yujin. Karena dia Pemimpin Guild dan Hunter S-Rank. Karena dia seharusnya berdiri tegap sendirian. Orang berbakat dan kuat diharapkan keluar dari sarang dan melangkah maju.

Namun begitu, itu bukan karena ia terpengaruh oleh apa yang orang lain katakan. Dia tidak peduli sama sekali, dan apa pun yang dikatakan orang lain, tidak pernah menyentuh telinganya. Tidak seperti itu semua, kata-kata yang menawarkan bantuan terasa asing dan baru, dan memberinya perasaan yang aneh.

“…Terima kasih.”

“…Apa?”

Park Yerim, yang tadi mengoceh riang, langsung membeku. Dia menatap Han Yuhyun dengan ekspresi tidak percaya.

“Apa yang barusan kau bilang…”

“Aku bilang terima kasih.”

“Kyaaa, Mister! Kembalilah! Han Yuhyun sudah gila! Ya ampun, sepertinya shock karena Mister diculik benar-benar menghantam dia!”

“Apa anehnya berterima kasih pada seseorang yang bilang akan membantu.”

“Tetap saja! Aku waktu itu serius, tahu!? Karena ini tentang Mister!? Tetap saja!”

Park Yerim melompat mundur dan menggosok kedua lengannya.

“Ugh, benar-benar, itu bikin merinding. Jangan kita jadi canggung begini, oke?”

Mengatakan bahwa mereka harus pergi membuat alibi, dia keluar ruangan lebih dulu. Han Yuhyun mengikuti di belakangnya.

“Apakah karena sudah lama semua orang berkumpul? Terlalu banyak ocehan tidak penting.”

Seorang anak laki-laki berambut hitam dan bermata merah berdiri di atas padang bersalju. Tempat ia berada adalah hutan musim dingin, tetapi juga merupakan ladang bunga musim semi di beberapa tempat, gunung musim panas di tempat lain, dan bahkan danau musim gugur di bagian lainnya. Ada tanah tandus tanpa musim, tanah yang mencair, laut tak berujung, bahkan ruang kosong sepenuhnya.

Di setiap tempat itu, para pemiliknya telah mengambil posisi mereka. Jarang sekali ada yang melangkah keluar dari domain mereka sendiri.

Saat itu, seorang pendatang baru muncul, lengan bajunya berayun seperti kelopak bertumpuk.

“Lord Chaos!”

Pendatang baru itu melirik sekeliling lalu berbicara dengan suara yang tidak akan terdengar oleh Chaos muda itu.

[Honey sudah meninggalkan Korea!]

“…Apa?”

[Negara Honey itu Korea, kan? Itu tempat di mana dia paling terlindungi. Bahkan setelah koneksi sistem terbentuk, makhluk transenden tidak bisa campur tangan di sana. Tapi sekarang aku bisa merasakan Honey dengan jelas.]

Pendatang baru itu merosotkan telinganya, bertanya apa yang harus mereka lakukan. Chaos muda mengerutkan alisnya sedikit.

“Anak sapi hijau sialan itu. Bagaimana dengan yang kedua?”

[Aku tidak tahu. Honey masih terhubung ke sistem virtual, jadi kita bisa mendeteksinya. Dia masih punya akses ke point shop juga. Biasanya, sulit mendeteksi lokasi seseorang di luar dungeon. Dan koneksi sistemnya bahkan belum sepenuhnya selesai.]

“…Dia mungkin mengikuti, tapi mungkin juga tidak.”

Pria itu tidak akan pernah meninggalkan kakaknya sendirian, tetapi jika dia bersamanya, dia tidak akan membiarkannya pergi melampaui perbatasan negara aman. Jadi tampaknya lebih mungkin kakak yang bergerak sendirian.

[Sampai sekarang, tidak ada yang lain yang menyadarinya, tetapi setelah sistem tersambung sepenuhnya, Chatterbox mungkin juga akan mengetahuinya. Tergantung pada apa yang diputuskan dalam diskusi saat ini, mungkin akan menjadi tidak mungkin untuk menyentuh Honey secara langsung…]

“Kalau begitu, tarik selama mungkin.”

[Uh, bagaimana?]

Anak laki-laki itu menghela napas pendek.

“Bagaimana lagi.”

Di tangannya, muncul sebuah pedang besar yang bersinar biru.

“Balikkan seluruh papan.”

 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review