Rabu, 29 Oktober 2025

Ep. 58 - Context of the Constellations

Ch 305: Ep. 58 - Context of the Constellations, I

Dalam tiga tahun terakhir, Jung Heewon sudah jauh berbeda.

Pemimpin Aliansi Chungcheong, Jung Heewon!

Era Raja Tertinggi telah berakhir! Penjelmaan terkuat sekarang adalah Destroyer of Evil!

Ia punya fanclub. Media berlomba mengadaptasi kisahnya. Setiap inkarnasi pengguna pedang mengaguminya. Beberapa konstelasi bahkan mencoba mengajaknya masuk nebula mereka.

Tentu saja sia-sia. Jung Heewon adalah inkarnasi dari konstelasi terkenal di Star Stream. Masalahnya, konstelasi terkenal itu… tidak muncul sama sekali dalam tiga tahun terakhir.

"Aku pikir sponsorku sudah mati."

Sponsor-nya menghilang setelah insiden tiga tahun lalu. Karena itu, Jung Heewon bekerja dua kali lebih keras dari siapapun. Ia dilatih para transcendent seperti Breaking the Sky Sword Saint dan Kyrgios setiap hari — agar tak tertinggal dan tak mengorbankan siapapun lagi.

"Kalau kau ada, pasti semuanya tidak seberat ini."

Heewon menjadi benar-benar kuat. Dan kini — sponsor yang menghilang itu muncul kembali di hadapannya.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ terdiam.]

Jung Heewon menghela napas.
"Itu… apa yang baru saja kau katakan padaku?"

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ tersenyum.]

Jung Heewon tidak tersenyum. Ia mengangkat tangan, memegang pedangnya.

[Inkarnasi ‘Jung Heewon’ bersiap mengaktifkan Hour of Judgement pada sponsornya!]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ terkejut!]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ berkata Hour of Judgement hanya untuk menghukum yang jahat!]

"Aku tahu."

Pesan tak langsung bermunculan.

[Beberapa konstelasi sistem absolute good menyetujui permintaan Jung Heewon.]
[Konstelasi ‘Guardian of Youths and Travel’ setuju.]
[Konstelasi ‘Friend of Justice and Harmony’ setuju.]
[Konstelasi ‘Master of the Ark’ setuju.]

[Beberapa konstelasi absolute good menolak.]

[Aktivasi skill dibatalkan!]

Jung Heewon menatap udara dengan mata terbelalak.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menghindari tatapan inkarnasnya.]

Heewon melepaskan pedang dan menghela napas lagi. Emosi sponsornya mengalir ke kepalanya.

Duka dan bahagia. Penyesalan dan rasa bersalah.

Sebenarnya ia tahu kenapa Uriel ditahan tiga tahun. Masih bisa hidup setelah insiden Seleksi Raja Iblis saja sudah keajaiban.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ berkata ia minta maaf.]

Tetap saja, Heewon kecewa. Dan sponsor-nya baru muncul hari ini…

"Kalau kau ingin bertemu Dokja-ssi, kenapa tidak datang saja sendiri? Kau tahu dia ada di puncak benteng, kan?"

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ berkata ia belum boleh turun dengan tubuh simbolik — masa probation belum selesai.]

Heewon menghela napas panjang.
"…Baik. Tapi jangan lakukan yang aneh-aneh."

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ sangat senang!]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ bertanya apakah Kim Dokja benar-benar dipenjara?]

"…Kenapa malah senang?"

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ bertanya apakah Kim Dokja benar-benar berubah jadi cumi-cumi?]

[...]

"Aku pergi dulu melihatnya langsung."


Tak lama kemudian, Jung Heewon tiba di puncak benteng tempat Kim Dokja dikurung.

[Ini adalah area dengan Celestial Emperor's Sturdy Ward.]

[Inkarnasi ‘Jung Heewon’ diizinkan masuk.]

Pintunya terbuka — interior mewah layaknya suite hotel bintang lima. Meja makan penuh makanan, ranjang king-size, beberapa novel fantasi terbitan sebelum dunia runtuh.

Kim Dokja memang suka novel fantasi.

Heewon mencoba salah satunya.

Judul: The World After the Fall
Penulis: Sing Shong—

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menjerit!]

Ia menoleh. Kim Dokja duduk di kursi goyang empuk. Selang infus menyalurkan story pack ke lengannya.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menatap Demon King of Salvation.]

Ada obat tidur buatan Lee Seolhwa dalam paketnya. Heewon mendekat — wajah Kim Dokja pucat lelah, tapi tenang. Mata itu membuka sedikit.

"…Heewon-ssi?"

Heewon baru sadar ia menggigit bibirnya. Melihat wajah tak berdaya itu… hatinya mencubit.

Tempat ini…

Ada banyak hal yang ingin ia katakan. Marah, muntahkan semua sakit hati, tanya kenapa ia melakukan itu semua. Tapi begitu melihat tatapan Kim Dokja… semuanya meleleh. Entah perasaannya sendiri, atau perasaan sponsornya.

Heewon menurunkan dosis obat tidur pada infus.

"Orang yang ingin melihatmu… bukan, malaikat."

Tangan Heewon bersinar putih lembut. Seperti cahaya malaikat agung.
Ia membantu Dokja berbaring. Napasnya teratur, seperti anak kecil yang akhirnya bisa tidur.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menatap Demon King of Salvation.]

Rasa hangat yang tak bisa diungkap dengan kata-kata. Selama ini ia tidak memahami hubungan Uriel dan Dokja… tapi sekarang, sedikit — ia mengerti.


Aku tidur panjang. Mimpi yang aneh.

–Vital stabil.
–Dosis story pack aman.

Suara Lee Seolhwa dan Aileen muncul samar.

–Hyung… eumm…

Kadang Lee Gilyoung dan Shin Yoosung muncul, memeluk pinggangku.

–Uwaaahhh! Dokja-ssiiiii!

Suara Lee Hyunsung meraung seperti monster.

Dan sesekali… wajah ibuku.

Kalau ini mimpi, aku tidak ingin bangun.

–Hei! Dia mau bangun! Tambahkan dosis obat tidur cepat!

Suara Han Sooyoung menggema. Aku tersenyum.
Mimpi ini cuma untuk satu orang — seperti Ways of Survival dulu.

「 Sebenarnya, dia bisa bangun kapan saja. Tapi Kim Dokja memilih tidak. 」

Untuk pertama kalinya sejak dunia jatuh… aku tidur dengan damai.

Ada orang-orang yang menjagaku. Yang bisa kupercaya.

–Istirahatlah dulu, Dokja-ssi.

Ya… masih ada waktu sebelum skenario 46.
Begitu aku memutuskan itu, tidur penuh benar-benar menyelimutiku.


Lee Gilyoung menjerit ketika noona-nya menarik kerahnya.
"Ah, noonaa! Aku mau tetap di sini! Aku mau sama Dokja hyung!"

"Kau sudah cukup lama."

"Yoosung bersama hyung delapan jam! Aku cuma enam!"

Lee Jihye menyuap madu ke mulut bocah cemberut itu.
"Mereka lagi banyak musuh. Kalian berdua paling bisa mengurusnya. Lagipula Dokja ahjussi tidur. Kau bisa temui nanti."

"Tapi—"

"Unni, sudah hampir sampai."

Chimera dragon meluncur turun tajam. Gedung-gedung benteng Aliansi Gyeonggi tampak di bawah.

"…Kau benar-benar bikin kerajaan." Para budak di bawah berteriak kesakitan. Lee Jihye mengepal pedang. "Hajar mereka."

Pedangnya terhunus. Lee Gilyoung maju.
"Yoosung, minggir. Aku yang urus."

"Diam. Kau aja tadi nggak kenal Dokja ahjussi."

“…Pergi, Titano-MKII!”

Serangga raksasa berzirah logam terbang di udara. Level mereka minimal grade empat.

"Musuh datang!!"

Jihye berkedip ketika sabit belalang raksasa menebas bangunan.

"Bukannya Titano mati?"

"Itu Titano. Ini Titano-MKII."

"Bedanya apa?"

DUAAR!
Sebuah bangunan runtuh — bukan ulah Titano-MKII. Angin hitam menyapu area, airship jatuh seperti lalat.

Orang di tengah badai membantai tanpa suara.

“…Yoo Joonghyuk.”

"Tu-tunggu! Stop! Tolong jangan bunuh aku!"
Seorang pemimpin Gyeonggi berteriak panik, "Kalian akan menyesal! Kami punya sandera!"

Pedang Yoo Joonghyuk berhenti.

"…Moonlight Empress tidak turun karena sakitnya parah!"

Jihye dan Yoosung melotot.

"Apa yang dia omongkan?"
"…Moonlight Empress, Sangah unni?"

"Kami menembus barrier Demon Realm! Elite kami sudah masuk! Nyawa Moonlight Empress di tangan kami—"

"…Kau tembus barrier?"

Ekspresi Yoo Joonghyuk pecah untuk pertama kali. Wajah party berubah tegang.

"Di ruangan Sangah unni tidak ada barrier!"

"Jadi anak ini bilang…"

Mereka serempak menoleh ke Seoul.


Saat itu juga, sepuluh prajurit elit Gyeonggi menyelinap melewati benteng industrial.

–Ini dia.
–Tim dispel, mulai.

–Bagaimana kalau Black Flames Empress di sana? Kita dibantai.

Baru-baru ini Black Flames Empress berganti nama menjadi Black Flames Demon Ruler, Moonlight Girl jadi Moonlight Empress. Sejak bencana Seongnam setahun lalu.

–Black Flames Demon Ruler sedang pergi. Hanya Moonlight Empress yang ada.

–Penyakitnya parah, dia lemah. Tenang saja.

Barrier pintu terbuka.

–Selesai! Lebih cepat dari dugaan.

–Dalamnya sulit ditembus, tapi dari luar gampang.

Mereka tertawa meremehkan.

–Siap infiltrasi!

Namun ketika menyentuh gagang pintu…

[Konstelasi ‘Black Sword Assassin’ memberi peringatan!]
[Konstelasi ‘Hunter of the Dark Moon’ terhenyak!]
[Konstelasi ‘Knight of the Frozen Heart’ gemetar!]

Semua sponsor mereka.

–Apa ini? Sponsorku…

Aura besar menggulung dari balik pintu. Aura yang tak pernah mereka rasakan, begitu berat sampai napas terhenti.

–I-ini…?

Tubuh mereka membeku. Tidak mungkin.

"Baru saja aku istirahat… nasibku begini terus."

Pintu terbuka.
Seorang pria berjas putih keluar sambil tersenyum — dan menepuk bahu sang pemimpin.

"Terima kasih sudah datang. Kalian benar-benar menolongku keluar."

Han Sooyoung’s coat. Senyum licin. Tekanan lembut dan mematikan.

Kim Dokja telah bangun.

Ch 306: Ep. 58 - Context of the Constellations, II

Butuh kurang dari 30 detik sampai sembilan orang itu sudah tergeletak di tanah.

“Kuock…”

Aku mengabaikan erangan itu dan menyeka darah dari tanganku. Aku menggunakan Character List, tapi jawabannya sudah muncul bahkan tanpa melihat.

“Aliansi Gyeonggi. Untuk apa kalian datang ke sini?”

Salah satu tubuh yang berdarah mulai meleleh. Sepertinya teknik khusus.

[Konstelasi 'Black Sword Assassin' waspada terhadapmu!]

[Konstelasi 'Hunter othe DarMoon mempertanyakan kewajaran skenario tersebut.]

Aku mengerutkan kening ke udara saat pesan-pesan itu mereda. Aku mengamati rute gerakan mereka dengan cermat. Seseorang terlihat melayang keluar lewat jendela yang pecah. Cara berlarinya melayang di udara—aku tahu siapa dia.

Kupikir mereka hanya anggota biasa Aliansi… tapi ternyata ada salah satu 10 Evils di antara mereka. Pemimpin Aliansi Gyeonggi, salah satu 10 Evils, Cho Jinchul. Bajingan yang punya sponsor dari dunia Murim dan jadi masalah besar di skenario ke-45 versi aslinya.

Tentu, itu menurut cerita asli. Orang di depan mataku sekarang jelas bukan sesuatu yang perlu dipedulikan. Di antara 10 Evils pun ada levelnya—dan Cho Jinchul termasuk golongan ecek-ecek. Untuk anggota party sekarang, hampir tak ada inkarnasi di semenanjung Korea yang bisa menandingi mereka. Mungkin kalau di Amerika Serikat atau India…

“Kejar dia!”

Aku melihat beberapa orang mengejar Cho Jinchul yang menjauh. Salah satunya adalah Flying Fox, regresor yang kubawa. Saat pengejar dan buronan saling kejar-kejaran, panorama Seoul terlihat dari pandanganku.

Aku tahu ini Seoul. Tepatnya pusat kompleks industri. Melalui kontrak dengan Secretive Plotter, kompleks industri dipindahkan ke Seoul yang kosong. Melihat pemandangan yang seperti campuran realitas dan fiksi, aku sekali lagi menyadari kalau dunia sudah berubah.

Di bawah benteng itu tertulis:

‘Kompleks Industri Yoo Joonghyuk – Kim Dokja’

…Kenapa nama Yoo Joonghyuk duluan? Akan kugarap nanti.

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ sedanmemandangmu..]

Aku menatap ke atas. Guardian of Youths and Travel—aku tahu siapa pemilik gelar itu.

“Raphael.”

Salah satu archangel Eden, Raphael. Percikan-percikan cahaya bermunculan di udara, seolah Raphael bereaksi. Sepertinya aku akan segera mendengar kabar dari Eden. “Aku memang berniat mencarimu. Aku mau mengembalikan—”

Aku baru ingat kalau aku masih membawa tubuh simbolik Gabriel. Efek pengekangan Jophiel sudah selesai dan waktunya Gabriel bangun. Tapi…

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ mengatakan bahwGabrietelah ditemukan.]

Bunga lili itu sudah menghilang. Kupikir-kupikir, aku ingat ada tangan malaikat menyentuhku saat aku tidur. Mungkin salah satu konstelasi Eden datang saat itu. Karena sponsor Jung Heewon adalah Uriel, kemungkinan besar itu dia.

…Tapi apa kabar Uriel? Kenapa dia belum muncul lewat pesan tidak langsung?

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ mengatakan Uriebeludapaotorisasi bicardichannel..]

Oh, gitu.

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ penasaran padamu..]

[KonstelasGuardian oYouthanTravelmengatakan ReCosmos belum kembali..]

Aku ragu sejenak, lalu membuka mulut. “Commander of the Red Cosmos tidak kembali bersamaku.”

Commander of the Red Cosmos, Jophiel. Tanpanya aku tak mungkin bisa kembali ke rotasi ketiga. “Dia memilih tinggal di worldline lain atas keinginannya sendiri.”

Angin kencang berhembus liar.

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ tidak percaypadperkataanmu!]

Raphael marah. Aku tetap tenang. “Kalau kau pakai kemampuanmu, kau pasti tahu aku tidak bohong.”

Tak lama kemudian, angin yang mengamuk itu pelan-pelan reda.

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ sedanmenatapmu..]

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ memintpenjelasan..]

“Aku akan ke sana. Skenario ke-46 sebentar lagi… kita akan bicara segera.”

Ada perubahan samar di aura tatapan Raphael. Archangel itu tahu isi skenario.

“Aku akan pergi ke Eden begitu skenario selesai.”

[KonstelasGuardian oYouthanTravel’ akan menunggu jawabanmu...]

Sesaat kemudian, energi Raphael menghilang seluruhnya. Tekanan status pun lenyap. Perasaan pahit menyelip di hatiku. Selama ini aku sudah mengumpulkan banyak cerita, jadi cukup kuat. Aku bisa menekan konstelasi tingkat rendah sampai menengah. Hampir tak ada konstelasi yang lebih kuat dariku sekarang.

Tapi status archangel itu masih jauh di atas.

Guardian of Youths and Travel, Raphael.
Lawan kuat yang menjatuhkan Demon King Asmodeus.

「Kim Dokja mengepalkan tinjunya dan mengulang dalam hati.」

Aku masih punya jalan panjang. Tapi tak perlu terburu-buru. Aku sudah melangkah dengan baik sejauh ini. Ngomong-ngomong soal Asmodeus… atau tepatnya Han Sajangnim. Banyak hal terjadi saat aku pergi. Terlalu banyak hal yang harus kupastikan. Aku mengecek pesan sistem dulu.

[Kamelewatkan komunikasdokkaebi.]

[Pengirim: Senior Dokkaebi Bihyung.]

Ada pesan dari Bihyung. Kukira aneh dia tidak bikin keributan saat aku kembali… terlihat dari isi pesan ini. Panjang, tapi intinya sederhana:

–Maaf aku belum datang. Lagi sibuk. Begitu selesai aku akan ke sana.

Dan di akhir ada kalimat yang kutunggu-tunggu:

–Ngomong-ngomong, kamu nggak cari bayimu?

Aku langsung fokus.

–Biyoo ada padaku. Ya, dia anakku juga. Kau tinggalkan dia di depan portal dan hampir dibawa kaum wenny.

Jadi aku tidak salah khawatir kenapa Biyoo tak muncul.

–Kau bakal sedikit kaget nanti. Nantikan saja.

Pesan Bihyung selesai. Sedikit tidak nyaman, tapi lega juga Biyoo ada bersamanya.

Sekarang saatnya bergerak. Aku menumpuk mayat-mayat itu di satu tempat dan mulai mencari anggota party.

Beberapa puluh menit berlalu. Aku malah tersesat. Kenapa pabrik ini luas sekali? Aku menggaruk kepala. Tidak terlihat jelas aku ada di mana. Harusnya aku beli Reading Map atau Pathfinding sejak tadi.

“Halo? Ada orang?”

Aku memang punya bakat tersesat di gedung pertama yang kukunjungi. Waktu masuk SD, SMP, masuk kantor pertama, bahkan saat gabung ke Mino Soft…

Kalau dipikir-pikir, itu juga alasan aku pertama bicara dengan Yoo Sangah.

「Kim Dokja berpikir, ‘Di mana pintu daruratnya?’」

Aku belum pernah mengeksplorasi pabrik ini dengan benar jadi tidak tahu letaknya. Struktur pun sepertinya berubah dari sebelumnya. Aku mulai buka-buka pintu random.

Begitu membuka pintu, seekor monster bertentakel kecil dan seekor katak menatapku. Ada yang di tabung kaca, ada juga yang berkeliaran bebas.

[Katak yang Bisa Menjadi Dokja ahjussi]

[Monster Gajah Yang Hampir Menjadi Dokja ahjussi]

[Monster Tentakel yang Sayangnya Bukan Dokja ahjussi]

Katak itu melirikku lalu menjulurkan lidah. Aku buru-buru menutup pintu. Sebentar… ruangan itu…

Aku mau lihat papan namanya ketika ada suara.

“…Hei! Kok kamu keluar?”

“Dokja-ssi?”

Han Sooyoung dan Lee Hyunsung.


“Jadi begitu, Dokja-ssi. Di skenario ke-35…”

Lee Hyunsung menceritakan pengalamannya. Aku mendengarkan sambil mengamati tubuhnya. Otot dadanya lebih tebal. Magic power-nya menembus serat otot seperti baja.

Steel Transformation-nya sudah hampir sempurna. Mereka benar-benar berlatih keras selama aku pergi.

Tentu aku tak hanya mendengar.

[Midday Tryst telah diaktifkan.]

[Inkarnasi 'Han Sooyoung' saat ini sedang berpartisipasi dalam percakapan.]

Bagus aku bertemu Han Sooyoung duluan. Persiapan skenario tidak pernah cukup. Untuk info cepat dan akurat, hanya ada satu orang terbaik untuk itu.

–Di mana Jang Hayoung dan Master Breaking the Sky?

–Dia pergi ke area skenario lain bersama Breaking the Sky Sword Saint dan Kyrgios. Sepertinya skenario khusus untuk transcendents.

–Han Myungoh dan Gong Pildu?

–Mereka di Korea Utara. Gong Pildu jalankan skenario Korea Utara. Han Myungoh ikut cuma buat jadi figuran.

…Korea Utara. Ya, sekarang memang waktunya inkarnasi Korea Utara bersinar. Ada beberapa konstelasi menonjol dari sana. Kebanyakan level historical-grade tapi ada beberapa selevel narrative-grade. Misalnya, Sang Raja Agung…

–Kamu ke mana saja selama ini?

–Round ke-1863 Ways of Survival.

Mata Han Sooyoung membesar.

–Apa? Serius?

–Ah, kau ada di sana juga. Tidak yakin itu versi dirimu yang asli atau bukan.

–…Versi asli? Apa sih omong kosongmu?

Aku mau menjawab ketika seseorang memotong langkah kami.

“…Dokja-ssi.” Jung Heewon.

“Aku tidur nyenyak, terima kasih padamu.”

Tatapan Jung Heewon kompleks. Seperti ingin bicara, tapi juga ingin dengar ceritaku. Tatapannya lalu pindah ke Han Sooyoung.

Sekejap saja, udara jadi penuh listrik. Jung Heewon menatap dingin, lalu berpaling. Suasana canggung. Aku membuka suara:

“Ya, ada penyusup di depan kamarku…”

“Aku yang beri perintah tangani itu. Kalau kamu sudah bangun, pergilah cari Sangah-ssi. Kita bicara urusan lain nanti.”

Nadanya jauh lebih dingin dari biasanya. Beda dengan Jung Heewon yang kukenal. Lee Hyunsung melirik dengan mata sedih.

Begitu Jung Heewon menghilang, aku tanya Han Sooyoung: “Ini apa maksudnya?”

“Apa?”

“Apa yang terjadi antara kamu dan Jung Heewon?” Raut Han Sooyoung tampak cemberut. Aku agak cemas. “Kau lupa skenario ke-46? Kau sekarang—”

“Tiga tahun kau hilang. Kau nggak tahu apa-apa. Jadi diam.”

Han Sooyoung pergi. Tinggal Lee Hyunsung. Dia kelihatan lesu. Sepertinya ini bukan kejadian pertama.

Selama tiga tahun aku pergi, terjadi retakan di party yang tidak kuketahui. Jelas apa yang harus kulakukan.

Aku menepuk pundak Hyunsung-ssi. “Hyunsung-ssi, di mana Yoo Sangah-ssi?”

“Lewat sini.”

Sesaat, wajahnya menggelap. Kami berjalan sampai sebuah pintu kecil putih. Han Sooyoung dan Jung Heewon sudah berdiri di sana.

…Apa-apaan mereka ini. Ekspresi mereka aneh—aku belum pernah lihat wajah mereka seperti itu.

「Kim Dokja berpikir, 'Ini tidak mudah'.」

Bungkam. Aku menarik napas dan memegang gagang pintu. Semua akan jelas setelah bertemu Yoo Sangah.

Aku mengetuk.

–Siapa?

“Kim Dokja.”

Jawaban tak terduga:

–Pergilah.

Ch 307: Ep. 58 - Context of the Constellations, III

Pintu itu menutupku di luar. Aku memegang gagang pintu dan menoleh. Jung Heewon memperhatikanku untuk melihat bagaimana aku akan bereaksi, sementara mata Han Sooyoung tampak waspada dengan cara yang aneh. Sementara itu, Lee Hyunsung terlihat seperti bakal meleleh karena cemas.

Aku bersandar pada pintu dan perlahan duduk.
“Aku nggak akan masuk. Boleh aku bicara dari sini sebentar?”

Ini bukan orang lain—ini Yoo Sangah. Kalau Yoo Sangah menolak menemuiku, pasti ada alasannya. Jawaban datang setelah lama sekali.

—…Kalau kamu mau.

Tak ada tenaga dalam suaranya. Dalam kesunyian begitu dalam sampai napas orang-orang terdengar, aku memikirkan Yoo Sangah. Yoo Sangah pada saat aku masih di Mino Soft.

Kalau ditanya apakah aku dekat dengan Yoo Sangah, aku nggak bisa jawab yakin. Tapi kalau ditanya seperti apa Yoo Sangah itu… mungkin aku punya beberapa kata.

“Apa aku datang terlalu terlambat?” Aku bicara pelan. “Maaf. Aku memang kelewatan. Waktu hari pertama kerja dan aku telat, Yoo Sangah-ssi bantu aku… kamu ingat?”

Yoo Sangah diam sebentar lalu menjawab.

—…Kamu telat dua kali.

Yoo Sangah tampak sempurna di permukaan, tapi sebenarnya tidak. Yoo Sangah lebih tulus dari siapa pun yang kutahu.

“Kamu ingat pencarian di wawancara?”

—Aku ingat.

Wawancara Mino Soft terkenal di industri. Tiap tahun ada ‘quest’ berbeda. Yang umum seperti menaikkan favorability pewawancara atau mencari hint tersembunyi. Tahun aku dan Yoo Sangah masuk, quest-nya adalah ‘temukan lokasi wawancara’.

—…Kupikir aku yang lebih banyak dibantu oleh Dokja-ssi.

“Aku cuma menemukan item-item quest-nya. Sangah-ssi yang memecahkan cara membuka jalurnya.”

Saat itu aku bekerja sama dengan Yoo Sangah dan kami menemukan lokasi wawancara.

—Dokja-ssi yang menunjukkan rute-rute quest yang tidak efisien.

“Sangah-ssi yang menghubungkan sistem upgrade quest-nya.”

Quest bukan cuma diselesaikan. Tapi melihat kelemahan, efisiensi, dan struktur. Itu inti wawancara Mino Soft. Kami lulus dengan nilai tertinggi.

“Sayang kita dipisah departemen setelah masuk… tapi itu wajar.”

—…

Aku masuk QA, Yoo Sangah ke HR. Setelah itu, kami nyaris cuma saling menyapa.

“Yoo Sangah-ssi, aku senang akhirnya satu tim lagi.” Kudengar napas kecil seseorang. “Seperti dulu, aku butuh Sangah-ssi lagi. Aku butuh seseorang yang membantuku menemukan jalan.”

Lee Hyunsung menatapku dengan mata berkaca. Jung Heewon mendesah ringan, Han Sooyoung memalingkan kepala. Lalu suara Yoo Sangah terdengar.

—Dokja-ssi.

“Ya.”

—Aku bukan orang baik.

Aku tidak tahu harus bicara apa. Kalau Yoo Sangah bukan orang baik, berarti dunia ini nggak punya orang baik.

—Kamu ingat kejadian ruang istirahat?

“…Aku ingat.”

Pernah ada orang menabur lada di ruang istirahat. Sempat heboh. Bos-bos kesel karena kopi rasa lada, pegawai baru kena semprot.

—Itu aku.

“…Begitu, ya?”

—…Kamu tidak kaget.

“Karena berkat kamu, newbie nggak disuruh bikin kopi beberapa waktu.”

Sebenarnya aku sudah tahu itu Yoo Sangah. QA disuruh cari pelakunya, dan aku yang paling muda harus jaga. Aku sembunyi di ruang istirahat sambil pura-pura bersih-bersih padahal baca Ways of Survival. Lalu kulihat Yoo Sangah masuk sendirian tengah malam.

—Bukan cuma itu.

Yoo Sangah terus bicara. Semuanya hal kecil—tapi tiap hal kecil itu mengubah sesuatu. Ada yang tersakiti, ada yang menemukan haknya, ada yang jadi bahagia.

“Yoo Sangah-ssi.”

Dia bukan tokoh cerita. Tapi dulu, sebelum Ways of Survival muncul, dia seperti ‘karakter’ bagiku. Karena kupikir tak ada orang nyata seperti dia.

「 “Kamu akan mati.” 」

Saat skenario pertama dimulai, aku mulai benar-benar mengenal Yoo Sangah. Orang yang mencoba mempertahankan ‘etika’ yang tidak ada di Ways of Survival.

「 “Aku yang melakukannya, Gilyoung. Aku akan melakukannya.” 」

Tanpa Yoo Sangah, party akan hancur sejak awal.

「 “Kamu selalu menginspirasiku, Dokja-ssi.” 」

Tak peduli aku bicara apa, Yoo Sangah tersenyum dan menerimanya.

「 “Aku juga harus hidup sebagai diriku sendiri!” 」

Kalau bukan karena dia…

「 “Hari ini aku paling membencimu, Dokja-ssi. Kembalilah, tolong.” 」

Aku takkan punya keyakinan membuat Outer World Covenant.

—Aku benar-benar tidak tahan…

Suaranya begitu lemah.

Aku berdiri perlahan. “Yoo Sangah-ssi.”

Yoo Sangah terus bicara seolah tak mendengar. Aku mendengar sambil menggenggam gagang pintu. Menolong orang yang tak mau ditolong bisa jadi kutukan. Tapi ada orang yang tak bisa minta tolong meski sangat butuh—karena mereka tak pernah meminta sebelumnya.

…Seperti hari aku ikut wawancara.

“Tunggu, Dokja-ssi—!”

Aku mengabaikan Jung Heewon dan memaksa membuka pintu. Pintu itu terbuka, dan kamar tampak. Tiga wajah muram. Lee Seolhwa, Aileen, dan… ibuku. Mata ibu berkata, ‘Kamu datang.’

Mereka berdiri di dekat ranjang, dan Yoo Sangah terbaring di atasnya. Wajahnya pucat, bibir kering tanpa warna. Tadi, yang bicara bukan dia—orang lain yang menyampaikan.

「 Jadi… 」

Di dalam Yoo Sangah, cerita-cerita yang pecah terus mengalir.

Beberapa saat kemudian, kami duduk di ruang rawat.

“Sejak kapan?”

“Belum lama.” jawab Jung Heewon. Lee Seolhwa memberikan penjelasan detail. “Efek samping penggunaan stigma yang berlebihan… sangat parah.”

Aku menatap wajah Yoo Sangah. Dia takkan seperti ini kalau sponsornya biasa. Sekarang ia didukung langsung oleh nebula Olympus. Kontrak Sponsor itu mengorbankan lifespan sang incarnation—bukan umur fisik, tapi umur cerita-nya.

“Jiwanya tertidur di bawah kesadaran. Yang tersisa hanya stream of consciousness.”

Dia terus memakai stigma yang tak mampu ia tanggung. Probabilitas meretakkan jiwa dan tubuhnya—ceritanya bocor dari celah.

Aileen menambahkan, “Story packs terus ditransfusi dan fragmen yang rusak ditambal. Tapi hasilnya tetap sama.”

Aku tak bisa bicara. Ini salahku. Aku kembali terlalu lambat…

“Makanya aku bilang jangan masuk. Kamu akan pasang wajah itu.” Han Sooyoung menggerutu.

Aku menggigit bibir. “Berapa lama waktu yang tersisa?”

“Tiga bulan…” jawab Lee Seolhwa.

“Ada cara?”

“Untuk sekarang… tidak ada di sini.”

“Tapi mungkin ada… di tempat lain.”

[Konstelasi ‘Guam Divine Doctor’ mengangguk.]

Sponsor menjawab untuk Lee Seolhwa.

[Konstelasi ‘Guam Divine Doctor’ berkata penyakit Incarnation Yoo Sangah bukan penyakit manusia.]

Kalau penyakit manusia, manusia bisa menyembuhkan.

…Kalau penyakit para dewa?

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ menatap langit malam.]

Bintang-bintang kecil bersinar.

[Konstelasi ‘Abandoned Lover of the Labyrinth’ menatapmu.]
[Konstelasi ‘God of Wine and Ecstasy’ menatapmu.]

Bintang-bintang Olympus… Yang terkait dengan Yoo Sangah. Amarahku naik. Benar, dia yang memilih memakai kekuatan itu terlalu jauh. Tapi Olympus yang membuat kontrak konyol seperti ini.

[Olympus, tanggung probabilitasnya.]

Suaraku yang sebenarnya meluncur ke langit. Bintang-bintang berkilat.

[Konstel—]

Pesan itu terpotong oleh percikan tak dikenal. Cahaya bintang padam. Ada yang memutuskan komunikasi.

“Ada cara,” gumamku. Semua tahu siapa ‘mereka’. Wajah Jung Heewon mengeras. “Masalahnya, kita tidak bisa meminta. Sudah dicoba.”

Konstelasi egois. Mereka hanya peduli cerita yang ingin mereka lihat. Kalau Yoo Sangah masih begini, artinya konstelasi tingkat tinggi tidak menginginkan keajaiban untuknya.

Han Sooyoung berkata, “Kenapa tidak ke Dunia Bawah lagi? Kamu akrab dengan ratunya.”

“Saat itu situasinya khusus. Dan Yoo Sangah belum mati. Selain itu, dia bukan seperti Biyoo.”

Aku menghubungi Persephone tapi tak ada jawaban. Itu pun sudah keberuntungan Shin Yoosung bisa reinkarnasi jadi Biyoo. Kebanyakan kematian di dunia ini ya mati. Reinkarnasi dan regresi itu keajaiban langka Star Stream.

“Jang Hayoung sedang menjalankan skenario lain?”

“…Dia pergi jauh.”

Kalau Jang Hayoung ada, aku bisa kirim pesan langsung ke para konstelasi. Aku melihat wajah Yoo Sangah.

「 Bagaimana cara menyelamatkan Yoo Sangah? 」

Pada akhirnya, hanya satu cara.

“Ada satu jalan. Sedikit lebih awal dari rencana tapi…”

“Kita harus menaklukkan skenario ke-46 dulu.”

Suara dingin memotong kata-kataku. Aku menoleh.

…Dia muncul seolah menunggu. Tim yang dikirim ke Gyeonggi Alliance berdiri di pintu. Shin Yoosung, Lee Gilyoung, Lee Jihye. Dan… Yoo Joonghyuk.

Anak-anak berlari memelukku. Aku mengusap kepala Shin Yoosung sambil menatap Yoo Joonghyuk. Dia menatapku tajam lalu melirik yang lain.

“Sudah waktunya menemui konstelasi.”

“Konstelasi?”

Angin masuk dari jendela. Dua dokkaebi muncul di langit jauh—persiapan skenario berikut. Di belakang mereka, jumlah konstelasi mengawasi semakin banyak. Aku menunjuk bintang-bintang.

“Ada konstelasi yang hadir di area skenario ke-47.”

Skenario ke-47. Kota antar-bintang milik konstelasi. Constellation context.

“Ayo hancurkan Olympus.”

Ch 308: Ep. 58 - Context of the Constellations, IV

Para anggota party mengatur peralatan mereka sambil menunggu Kim Dokja. Lee Jihye mengganti pedangnya dan bertanya pada Jung Heewon,
“Dokja ahjussi serius, ya? Benar-benar mau hancurin Olympus…?”

“Pasti cuma bercanda. Dokja-ssi nggak sebodoh itu.”

“Tapi kita nggak tahu dia ke mana selama tiga tahun. Kamu tahu apa yang terjadi tiga tahun itu?”

“…Aku mengerti. Aku bukannya bodoh.”

“Kita mungkin nggak tahu dia ke mana selama tiga tahun. Tapi kalau liat Master…”

Lee Jihye langsung menutup mulut saat merasa tatapan Yoo Joonghyuk dari kejauhan. Jung Heewon mendesah, lalu melirik ke ruang pertemuan yang dimasuki Kim Dokja.


Dua orang duduk di ruangan kecil yang mengingatkan ruang kunjungan penjara.

“Sudah tiga tahun.”

“…Lebih lama dari yang kukira.”

Kim Dokja menatap Lee Sookyung, membuka mulut lalu menutupnya lagi. Banyak hal yang ingin diucapkan, tapi sebagian tertimbun lapisan skenario, sebagian lagi hilang ditelan waktu.

“Itu…” Dari makam sebuah cerita lama, satu kata akhirnya terangkat. “Maaf.”

Lee Sookyung tersenyum kecil. “Kamu mau pergi ke skenario berikutnya?”

“Ya.”

“Kapan?”

“Nanti sore.” Kim Dokja terdiam sejenak sebelum bertanya pelan, “Ibu mau ikut?”

“Aku masih banyak urusan di sini.”

Lee Sookyung menatap keluar jendela ke arah kompleks industri. Kim Dokja ikut menatap keluar. Mereka dulu adalah perempuan-perempuan yang pernah jadi tahanan dalam masyarakat ini.

Ada Cho Youngran dengan sponsor Jeon Woochi, dan Lee Boksoon yang bertarung dengannya di Peace Land.

“Lebih banyak orang dari yang kamu kira tersesat karena tergoda kekuatan lebih besar.”

Para narapidana itu kini bertarung demi orang lain.

“Yang penting adalah manusia bisa berubah. Mungkin sekarang mereka sedang diberi kesempatan.”

Nada suaranya mengejek dirinya sendiri. Lalu ia menoleh, menatap mata putranya.

“Kamu tahu? Giant Story itu cara untuk menghancurkan seorang manusia.”

“Aku tahu.”

Mata Kim Dokja sedikit bergetar. Ada percikan kecil di sana. Mungkin ini topik yang tak seharusnya dibuka. Seorang manusia dihancurkan oleh sebuah cerita raksasa—tak ada yang lebih mengerti itu dibanding dirinya. Lee Sookyung ragu lama, lalu bicara.

“Ada sesuatu yang ingin kukatakan.”

“Aku tahu. Aku juga sudah membacanya.”

Buku yang ditulis Lee Sookyung—Underground Killer. Buku itu jadi bestseller, membuat masyarakat pertama kali serius membahas kekerasan dalam rumah tangga, bahkan memunculkan RUU baru. Di tingkat besar, itu mungkin benar.

Tapi, karena cerita itu, manusia bernama Lee Sookyung dan Kim Dokja dikuliti habis.

Kim Dokja menjadi anak korban kekerasan; Lee Sookyung jadi kriminal yang membunuh suaminya dan mengubahnya jadi cerita. Dunia memanggil mereka nama-nama lain: anak pembunuh, ibu kejam. Dunia berubah sedikit—tapi mereka dihancurkan.

“Kita sudah dihancurkan bahkan sebelum bukunya terbit. Mungkin bahkan di masa depan pun…”

Kalimat Kim Dokja terputus sebelum selesai. Mereka lebih memilih menatap keluar jendela daripada menatap satu sama lain.

Dunia terbentang di sana. Tak ada seorang pun yang tidak terluka. Di atas para incarnation yang lelah skenario, konstelasi yang mendambakan cerita lebih mengerikan sedang bersinar.

“Giant Story yang menghancurkan individu. Aku akan mengubahnya.”

“Aku juga di sini untuk mengubahnya.”

“Kalau begitu… kita harus berpisah lagi di sini.”

Kim Dokja berdiri. “Jaga diri.”

Pintu tertutup, dan Kim Dokja pergi. Lee Sookyung diam melihat punggungnya menghilang. Tak lama kemudian, bayangan melesat dari balik tirai—Han Sooyoung.

Han Sooyoung menatap pintu itu. “…Dia memang menyebalkan.”

“Itu karena aku membesarkannya begitu.”

Mata Han Sooyoung menyipit. “Ajumma. Kenapa nggak bilang ke aku?”

“Bilang apa?”

“Soal buku itu.”

Lee Sookyung tampak bingung. Han Sooyoung menatapnya, kesal sendiri.

“Aku dengar alasanmu. Uang dari buku itu kau kirim ke kerabatmu? Buat biayai hidupnya?”

“Itu tidak sampai ke anak itu, jadi sama saja aku tidak mengirimnya.”

“Kerabatmu sekarang di mana?”

“Sudah mati.”

Han Sooyoung terdiam. Semua dendam sebelumnya terasa sia-sia di dunia yang sudah hancur. Semua orang yang harus membayar sudah mati dengan tenang, dan sisanya hidup di dunia lebih buruk.

Han Sooyoung menghela napas. “Jadi kamu benar-benar nggak ikut?”

“Aku sudah terlalu lama membesarkan anakku. Sekarang aku harus hidup untuk diriku sendiri.”

Wajah Lee Sookyung yang tersenyum lembut tampak keriput. Salah satu alasan kompleks industri ini aman adalah dirinya. Dunia Demon Realm dan Bumi bisa bersatu karena aturan tanpa diskriminasi dari Lee Sookyung dan Yoo Sangah.

Dia pilar tempat ini.

Han Sooyoung tahu itu. Ia berbalik dan melangkah menuju pintu ke arah Kim Dokja pergi.

“Sooyoung.”

Han Sooyoung mengangkat tangan tanpa menoleh. “Tenang aja. Serahkan anakmu padaku. Kamu tinggal—”

“Hati-hati.”

Han Sooyoung berhenti, lalu melirik balik. Lee Sookyung tersenyum. Matanya memiliki warna yang sama dengan mata Kim Dokja. Han Sooyoung mengecap bibir, menghela napas.

“Dasar… aku nggak pernah hoki sampai akhir.”


Gadis yang sedang menjilat permen tiba-tiba menunjukku. “Cumi.”

Aku blank sepersekian detik akibat serangan mental itu.

[Beberapa konstelasi penasaran dengan identitas gadis itu.]

Gadis ini… aku mendesah. “Mia, kamu baik-baik saja?”

“Siapa ahjussi ini?”
Dia sudah lupa karena sudah lama tidak bertemu. Aku baru mau menjelaskan saat Yoo Mia menepuk tangan.
“Ah! Temannya oppa.”

“Bukan teman… ya sudahlah. Kamu berubah gaya bicara ya.”

“Kamu jadi lebih jelek daripada terakhir kali ketemu.”

“Hey, Yoo Joonghyuk. Jangan bilang kamu bawa adikmu?”

Yoo Joonghyuk menatap tajam sambil menaruh tangan di kepala Yoo Mia. Aku menatapnya beberapa detik. “…Kamu baik-baik saja? Maaf, aku sibuk sampai lupa tanya.”

“Tidak ada waktu untuk santai menanyakan hal begitu.”

Suara keras itu terdengar begitu familiar hingga membuatku bukannya marah, malah lega. Ya—ini Yoo Joonghyuk yang kukenal. Dia melanjutkan,
“46th scenario itu berbahaya. Tentu saja aku tidak membawa adikku.”

“Terus kamu mau nitip ke siapa? Yoo Sangah-ssi pasti tinggal. Ibuku dan pasukan Wanderer…”

“Aku titip pada Flying Fox.”

“Kamu sudah bicara dengan Flying Fox?”

“Aku sudah tanda tangan kontrak dengan kelompok returnee.”

Mereka yang terbebas dari bencana butuh waktu menyesuaikan diri dengan dunia asal. Yoo Joonghyuk menghubungi mereka dan membawa kontrak perlindungan untuk kompleks industri. Memang protagonist sejati—piawai negosiasi.

Tapi aku menggeleng. “Mereka tidak bisa menjaga tempat ini sendirian.”

“Teacher akan kembali.”

“Itu bukan masalahnya. Lagipula, justru lebih bahaya kalau ada transcendents di sini. Kamu juga tahu.”

Yoo Joonghyuk paham. Di regress sebelumnya, dia kehilangan Breaking the Sky Sword karena ini.

Dia mengangguk. “Aku tahu. Kamu harus kembali sebelum ‘itu’ terjadi. Fokuslah pada skenario 46.”

“Aku sudah pikirkan.”

“Itu tidak mudah. Mungkin gagal.”

Komentar khas dia.

—Kamu tidak bisa menembus skenario 46 sendirian. Kamu tahu itu.

Aku pernah berkata begitu saat pertama kali bertemu dia. Kini hari itu tiba.

“Ada banyak cara untuk clear skenario 46,” kata Yoo Joonghyuk.

“Tidak, cuma satu.”

“Itu tidak akan berjalan seperti yang kamu kira.”

“Kamu belum bicara dengan anggota party selama aku pergi?”

“Aku tidak percaya orang lain.” Yoo Joonghyuk berkata tenang. Yoo Mia geleng-geleng di sebelahnya.

“Apa kamu tahu apa yang menunggu setelah skenario 46? Kalau kamu tidak bekerja sama mulai dari sekarang—”

“Bencana yang sebenarnya tidak muncul di permukaan.”

Aku terdiam. 45th scenario Glorious Return—kami melawan disaster, bentuknya monster, tapi lawannya manusia. Aku melihat pesan log sistem.

[Kamu telah menyelesaikan skenario 45.]
[Anggota kelompokmu tidak membunuh siapa pun.]
[Anggota kelompokmu tidak membunuh incarnation mana pun.]
[Kalian menunjukkan kemungkinan baru antara incarnation dan returnee!]
['Disaster state' kalian telah dicabut!]

Kemungkinan baru. Bukti bahwa rasa percaya bisa ada antara spesies berbeda. Seolah membaca pikiranku, Yoo Joonghyuk berkata,

“Setelah skenario dimulai, banyak orang mati karena skenario. Tapi lebih banyak lagi mati karena sesamanya.”

Matanya memandang jauh. “Kamu akan kehilangan party-mu di skenario ini.”

“Apa maksudmu…”

“Aku sudah kehilangan banyak orang. Kamu berbeda.”

“…”

“Bersiaplah.”

Aku mengerutkan kening. Aku tahu isi skenario 46. Party kami takkan saling bunuh. Mereka memang mengurungku tiga tahun dan nyuntik obat tidur, tapi… mereka tidak akan saling melukai.

“Ngomong-ngomong, kamu ikut denganku?” tanyaku.

“Hah? Kenapa?”

“Nggak, nanya aja.”

Percikan tegang berloncatan di udara. Dari kejauhan, party datang—Gilyoung dan Shin Yoosung di depan, diikuti Lee Jihye, Lee Seolhwa, Lee Hyunsung. Masalahnya… Jung Heewon dan Han Sooyoung.

…Kalau dipikir-pikir, mereka memang masalah. Sial.

[Main Scenario #46 – Proof of the Stars telah tiba!]

Skenario utama 46. Untuk bertemu Olympus dan para konstelasi, aku harus menembusnya. Tak lama kemudian, dokkaebi muncul di langit.

[Baiklah, mari mulai skenario utama!]

Ch 309: Ep. 58 - Context of the Constellations, V

Dokkaebi yang muncul untuk skenario itu bukan Bihyung. Tapi wajahnya sangat familiar. Dulu dia dokkaebi kelas rendah, dan bahkan belajar cara pakai Dokkaebi Bag dariku.

—…Kim Dokja?

Mata dokkaebi itu membelalak, lalu ia mengaktifkan Dokkaebi Communication.

—Ini aku! Dokkaebi Youngki!

Youngki, memakai setelan jas, menatapku. Mungkin karena posisi skenario utama, ia tampak menahan diri untuk tidak terlalu melihat para peserta lain.

—Sudah lama.

—Aku dengar rumor kamu kembali…

—Rumor tersebar?

—Ah, kamu belum tahu. Sekarang Bihyung lagi banting tulang nutupin semua gangguan probabilitas gara-gara kamu di mana-mana.

Youngki terkekeh dan melanjutkan,

—Pokoknya senang bertemu lagi. Banyak konstelasi tanya soal Dokja-nim. Setelah skenario ini, kamu akhirnya akan menemui para sponsor itu.

—Ya, kalau semuanya berjalan baik.

—Huhu, tentu saja. Tapi ingat, Kim Dokja tidak akan dapat perlakuan spesial. Paham?

—Aku tahu.

Suara bising terdengar dari kejauhan. Tanpa sadar, para incarnation yang ikut skenario 46 mulai berkumpul.

[…Hmm, 48 orang. Area Seoul jumlahnya lebih sedikit.]

Nada Youngki berubah, tenang dan resmi. Para peserta datang dengan wajah dan latar belakang berbeda—penduduk kompleks industri, incarnation yang bertahan sejauh ini, bahkan beberapa returnee yang dulunya disaster tapi menolak kontrak Yoo Joonghyuk. Ekspresi mereka muram, penuh amarah atau kesedihan. Mungkin mereka tak menemukan keluarga mereka.

[Skenario ini berbeda. Pertama, ini adalah optional scenario.]

Seorang returnee dari Murim mengangkat tangan. “Optional scenario? Maksudnya?”

[Artinya kalian bisa ikut sebagai individual qualification, atau ikut sebagai nebula qualification. Tapi apa pun pilihan kalian, kalian tetap butuh rekan.]

Aku mengepalkan tangan. 46th Main Scenario — Proof of the Stars. Akhirnya datang.

“Apa bedanya ikut individu atau ikut nebula?”

“Dasar bego. Individu berarti solo, nebula berarti bareng grup. Tapi ini nebula, tahu.”

“Kalau sudah punya nebula? Dipaksa ikut nebula?”

[Pertanyaan bagus. Soal itu—]

Sebelum Youngki selesai…

Cahaya menyambar langit malam.

[Ah, kalian sudah datang. Sifat kalian selalu terburu-buru.]

Rentetan pesan jatuh dari langit bak hujan meteor, melayang di atas kepala masing-masing incarnation.

.

.

[The nebula ‘Asgard’ has invited you to join.]
[The nebula ‘Guardian Tree’ has invited you to join.]
[The nebula ‘Tamna’ has invited you to join.]
[The nebula ‘Emperor’ has invited you to join.]

.

.

Skenario ke-46 dimulai… dengan seleksi nebula.

“A-Apa ini?!”

Para incarnation panik, menatap cahaya di atas kepala mereka. Mereka yang pernah mendengar skenario ini dari negara lain menelan ludah. Beberapa saling membandingkan jumlah undangan—rata-rata satu atau dua. Ada yang lebih dari lima.

“Gila… apa ini.”

Tentu saja, party-ku menerima paling banyak. Khususnya Yoo Joonghyuk—cahayanya sampai menyilaukan mata. Aku melirik ke atas kepalaku.

[137 undangan telah tiba untukmu.]
[Jika kamu menerima salah satunya, nebula ‘Kim Dokja’s Company’ akan otomatis dibubarkan.]

Hm. Beraninya mereka.
Seolah aku akan meninggalkan nebula yang kubangun demi mereka.

Youngki melanjutkan setelah situasi agak tenang.

[Ini skenario pertama dengan seleksi nebula. Kalian bisa gabung ke nebula yang mengundang dan ikut dengan mereka.]

“Kenapa harus gabung? Apa untungnya?”

[Tidak masalah kalau tidak gabung. Tapi jika nebula yang kalian gabung sudah menyelesaikan skenario 46…]

Youngki menyeringai.

[Kalian langsung lolos ke skenario 47.]


Para incarnation gaduh memilih.

“Aku pilih Emperor!”
“Aku ke Flag of Glory!”

[Yang memilih nebula yang sudah lolos akan langsung dipindahkan ke area skenario 47. Perhatikan baik-baik!]

Sebagian besar memilih nebula. Wajar. Reputasi skenario 46 sudah menyebar. Di luar negeri, banyak yang tahu—

Jika dua orang mencoba skenario 46 bersama, salah satunya akan mati.

Tak ada yang mau jadi korban.

Akhirnya, hanya kami yang tersisa.

[Hanya kalian yang tersisa. Pilihan?]

Party mengerumuniku, menunggu jawabanku.

[Akan mendaftar sebagai individu atau nebula? Kedua-duanya butuh tim.]

“Kalau aku clear skenario ini sebagai nebula, anggota nebula otomatis naik level, kan?”

[Benar, Demon King of Salvation. Jadi kamu akan menantang sebagai nebula?]

“Ya.”

Proof of the Stars. Debut resmi Kim Dokja’s Company. Di sini, cerita akan dicatat dalam constellation context berdasarkan pengorbanan dan pencapaian.

Aku menatap tiap anggota party.

“Aku nggak akan memaksa. Tapi ingat, kalau kalian gabung nebula lain sekarang, kalian pasti akan dapat batasan—”

“Dokja ahjussi ini nggak jujur. Kenapa nggak bilang aja suruh gabung?”

Lee Jihye manyun. Jung Heewon memulai duluan, tersenyum kecil.

“Hm. Apa yang harus kulakukan? Kalau lihat Uriel, harusnya aku gabung Eden…”

Normalnya, incarnation ikut nebula sponsor. Tapi Eden terkenal menghargai kehendak bebas incarnation-nya.

“Hei, Dokja-ssi, kalau gabung Kim Dokja’s Company, ada BPJS-nya?”

“E-eh? Ini pertama kali aku bikin sistem begini jadi—”

“Jam istirahat? Waktu tidur?”
“Waktu perawatan pribadi?”
“Bantuan item medis dan material?”

Hyunsung, Seolhwa, dan Jihye menembak pertanyaan seperti HRD menyerbu fresh graduate.

“A-anu… kalian bisa atur waktu istirahat sendiri. Aku sediakan item—meski mungkin kualitasnya… ya. Lembur sering, uang lemburnya… sedikit.”

Rasanya aku tidak bermoral saat mengatakannya.

Namun Lee Hyunsung hanya mengangguk sabar, dan Jihye menguap.

“Lagi pula—”

“Dokja-ssi.”
Jung Heewon menatapku serius.

“Ada banyak yang ingin kutanya. Ke mana saja kamu? Kenapa baru kembali?”

“Akan kujelaskan—”

“Sulit bagiku melupakan amarah itu.”

“…”

“Kenapa hidup kami harus kamu yang putuskan? Kami bukan hewan peliharaanmu.”

“…Maaf.”

“Tanpa kamu, kami tetap bisa memilih hidup kami.”

Aku tak bisa menebak seberapa dalam lukanya. Mungkin bukan hanya dia—semua party.

“Jadi, ini pilihanku.”

Bahunya bergetar. Ketika aku mendekat, ia menatapku—mata merah samar, tajam tapi rapuh.

[Incarnation ‘Jung Heewon’ telah bergabung ke nebula ‘Kim Dokja’s Company’.]
[Constellation ‘Demon-like Judge of Fire’ menghormati pilihan incarnation-nya.]

Aku menggigit bibir, lalu tersenyum kecil. “Terima kasih… Heewon-ssi.”

Senyumnya kecil tapi hangat.

Hyunsung berikutnya. “Aku juga punya banyak unek-unek… tapi Heewon-ssi sudah bilang semuanya.”

“Kenapa nggak kamu duluan bilang?”

“A-aku kurang pintar bicara… Dan sebenarnya aku ingin resign.”

[Incarnation ‘Lee Hyunsung’ bergabung.]
[Constellation ‘Master of Steel’ menghormati pilihan incarnation-nya.]

Lee Jihye menyikut udara. “Ugh, bosen drama. Cepat, lanjut!”

[Incarnation ‘Lee Jihye’ bergabung.]
[Constellation ‘Maritime War God’ menghormati pilihan incarnation-nya.]

Lee Seolhwa tersenyum lembut. “Aku sudah gabung kemarin, lewat Joonghyuk-ssi.”

[Constellation ‘Guam Divine Doctor’ mengangguk.]

Yoosung & Gilyoung menggantung di lenganku. “Kami juga, ahjussi!”

Mereka memang sudah masuk list nebula.

Hanya satu yang belum bicara. Han Sooyoung menatapku lama.

“…Aku lakukan ini sekali saja, dasar idiot.”

[Incarnation ‘Han Sooyoung’ bergabung.]
[Constellation ‘Abyssal Black Flame Dragon’ menggerutu tapi setuju.]

“Tapi nanti nama nebula diganti. Han Sooyoung Corporation.”

Aku membungkuk, lalu menoleh ke Youngki.

[Baik. Nebula ‘Kim Dokja’s Company’ akan menantang dengan kualifikasi nebula?]

Aku mengangguk. Youngki tersenyum.

[Karena banyak orang, party-nya akan dibagi.]

Hah? Tidak ada aturan itu di versi asli.

Wajah Youngki tegang. Keringat menetes.

—Maaf, Kim Dokja.

…Ha?

[Nebula ‘Papyrus’ tidak menyetujui tantanganmu!]
[Banyak nebula mengerutkan dahi pada tantanganmu!]

…Sialan. Mereka masih saja main beginian?

Aku berteriak, “Dengar baik-baik! Jangan sentuh ‘bintang’—!”

Cahaya menyilaukan meledak.

[Anda memenuhi syarat.]
[Memindahkan ke area skenario 46.]
[Ruang sedang dialokasikan.]

Notifikasi skenario muncul.

[Main Scenario #46 – Proof of the Stars]
Kategori: Main
Kesulitan: ???
Tujuan Clear:
• Ambil & gunakan ‘bintang’ di tengah ruangan atau
• Cegah pihak lain mendapatkannya sampai waktu habis
Waktu: 3 jam
Kegagalan: Kematian bersyarat

Youngki tertawa gugup.

[Aku siapkan sesuatu yang spesial untuk kebersamaan kalian!]

Begitu aku membuka mata, aku sendirian di ruangan putih. Di tengahnya, sebuah bintang melayang di atas pilar marmer kecil.

[Oops, satu ruangan salah assign. Hahaha, sudah terlanjur! Semoga diberkahi cerita!]

Seseorang muncul di sisi berlawanan. Aku mengucek mata.

“…Jadi ini ruangan salah itu.”

[Hadiah bintang diperlihatkan!]

Reward Star
Opsi 1: Ambil bintang lebih dulu → Dapat semua skill & cerita lawan
Opsi 2: Ambil bintang lebih dulu → Hak hidup-mati permanen pada lawan
Opsi 3: …

Aku tidak baca lanjutannya, melambaikan tangan.

“Hei, kamu tahu kan harus—”

Aku berhenti. Lari. Langsung sprint ke bintang.

Yoo Joonghyuk sudah di tengah, tangan hampir menyentuh bintang itu.


 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review