Jumat, 31 Oktober 2025

Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint

Ch 487: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, I

“Aku seorang penulis.”

Tak lama setelah novelnya terbit, Han Sooyoung mulai memperkenalkan dirinya seperti itu.

Hal yang sama terjadi saat ia menghadiri janjian kencan buta yang ia datangi setengah terpaksa karena dirayu temannya.

“Ah! Jadi kamu penulis!”

Pria itu pasti sudah mendengarnya sebelumnya. Lantas kenapa dia terlihat sekaget itu? Ia melirik kanan-kiri, lalu bertanya sambil tersenyum.

“Kamu memulai karier lewat kontes sastra musim semi, ya?”

“Bukan.”

“Eh? Kalau begitu…?”

“Aku menulis webnovel.”

“Webnovel?”

Masalah selalu muncul setelah bagian ini.

Han Sooyoung melihat mata pria itu melirik kaus lusuh dan murahan yang ia pakai.

“Ohhh, jadi… itu kan, ya? Novel internet? Yang banyak emoji-nya itu…?”

“Ah, ya~. Betul sekali.”

“Kamu tahu, sekarang ini banyak pekerjaan aneh bermunculan. YouTuber, penulis internet…”

Pria itu menyeringai dan menyesap Americano di depannya. Jam tangan di pergelangan tangannya—merek mahal.

…Tidakkah ini situasi yang dialaminya berkali-kali?

“Rasanya semua orang mau cari uang mudah. Kamu setuju?”

“Memangnya ada orang yang sengaja ingin cari uang susah-susah?”

“Aku menghasilkan seratus juta won setahun, tapi tetap saja sulit. Jadi, setiap kali lihat orang seperti itu, aku cuma bisa menghela napas. Mau ambil uang orang gampang-gampang…”

Nada suaranya bahkan lupa bahwa ini kencan buta. Matanya melirik kunci mobil di meja. Mobil impor, tampak terlalu mahal untuk usianya.

Sambil membiarkan ocehan itu lewat telinga satu keluar telinga lain, Han Sooyoung membuka ponselnya. Kotak komentarnya penuh notifikasi.

– Author-nim, ini terlalu bikin dongkol (sweet potato)!
– Chapter selanjutnya pasti ‘cider moment’ kan? Kalau nggak, aku drop.

“Orang yang nggak pernah belajar keras waktu kecil, cuma numpang hoki—”

Mendadak, ia merasa mengerti kenapa orang membaca webnovel.

Dan ia juga tahu kenapa temannya mengenalkan pria menyebalkan ini. Temannya bilang akan paham ketika datang, dan sekarang ia mengerti betul tujuan temannya.

Biasanya ia biarkan saja—terlalu malas meladeni. Tapi…

“Jadi, kamu mendengarkan?”

“Oh, tentu. Gaji tahunanmu itu…?”

Mata pria itu langsung berbinar. Bahunya tegak—seolah ia tahu Sooyoung akan balik bertanya.

“Seratus juta won setelah pajak.”

“Hm. Mirip punyaku.”

“Hah?” Pria itu menyeringai. “Kamu penulis tapi gajimu seratus juta won?”

Han Sooyoung mengangkat bahu. Ia mengeluarkan kunci mobil. Porsche terbaru. Tiga kali harga mobil pria itu. Walau jarang dipakainya, karena malas.

Mata pria itu bergetar mengikuti kilatan kunci itu. Senyum kaku muncul.

“Haha, tapi… penghasilan penulis itu tidak tetap, kan? Tidak bisa disebut gaji tahunan, kan?”

Bibir pria itu terus bergerak, melontarkan kalimat-kalimat klise. Cukup layak untuk dialog villain murahan yang dibantai di chapter berikutnya. Kalau begitu, protagonistenya akan menjawab begini—

“Tapi aku tidak bilang itu gaji tahunan?”

“Hah? Oh, maksudnya itu total pendapatanmu sampai sekarang?”

“Bukan. Itu penghasilanku setengah bulan ini. Dan hmm… masih ada dua minggu lagi bulan ini…”

“…Maaf?”

Baru saat itu pria itu sadar. Wajahnya berubah total.

Skenario berjalan persis seperti rencana temannya. Kalau ini novel, ini momen cider. Tapi kenyataannya, Sooyoung tidak merasa bahagia sedikit pun.

Pria itu buru-buru mengirim pesan pada seseorang. Pasti temannya, bertanya apa-apaan ini.

“Boleh aku tahu judul novelmu…?”

Saat ia ingin berkata aku nggak mau kamu tahu, ponselnya berbunyi.

– Halo author-nim. Saya pembaca webnovel. Kebetulan menemukan novelmu…

Pesan panjang. Nada sopan, agak kuno, sedikit naif.

– Novelmu terlalu mirip novel yang sangat kusayangi, ‘Three Ways of Surviving a Destroyed World’.

…Apa-apaan baj*ngan ini??

⸢Dan itulah pertemuan pertama Han Sooyoung dengan Kim Dokja.⸥

Kim Dokja.

⸢Han Sooyoung memandangi pemandangan itu dan mengingat kembali.⸥

Ia kehilangan sebagian memori saat membuat avatar, jadi tak ingat jelas. Namun satu hal pasti—ia pernah membaca ‘Ways of Survival’.

Semua gara-gara seorang idiot bernama Kim Dokja.

– Author-nim! Chapter hari ini seru sekali.

Ia tahu kualitas novel hanya dari beberapa bab. Dan menurutnya, ‘Ways of Survival’ tidak akan sukses walau langit runtuh.

– Awal ceritanya menarik sekali.

Dari awal saja sudah sampah.

– Author-nim, jadi Yoo Joonghyuk ingat semuanya? Lalu di regress ke-72…

Obsesi dengan penjelasan panjang…

– Keuh, sayang sekali! Semoga Joonghyuk-ie membaik regress berikutnya. Chapter hari ini mantap.

Tokoh utama? Cowok tampan tanpa kepribadian yang tampaknya menghabiskan semua skill point untuk wajah.

– Selamat chapter 2000, author-nim! Tambah 1000 lagi yuk…

Dan babnya… terlalu banyak.

‘…Orang ini serius? Apa dia gila?’

Kesal, ia mulai mengikuti komentar orang bodoh itu. Ia malah klik downvote. Seperti kesurupan, ia hanya membaca komentar Kim Dokja, bukan novelnya.

– Akhirnya Jihye awaken besok?
– Ada typo halaman 7! Ah salahku, maaf ya.
– Tolong tampar Joonghyuk-ie di belakang kepala…

Orang ini tidak pernah absen berkomentar. Dan setiap komentar penuh pemahaman serta cinta pada dunia karya itu.

⸢Han Sooyoung iri.⸥

Ia yakin tak ada orang waras membaca novel buruk begitu. Pasti penulisnya memakai dua akun, satu untuk nulis dan satu untuk nge-hype sendiri.

– Merekomendasikan karya sendiri kan dilarang?

⸢Seperti Yoo Joonghyuk adalah karakter khayalan bagi Kim Dokja, Kim Dokja juga begitu bagi Han Sooyoung.⸥

Ia kira Kim Dokja tidak nyata…

Namun kini orang itu berdiri di hadapannya.

“Dokja-ssi!!”

Dentuman. Ledakan. Ledakan lain mengekor.

Han Sooyoung melihat Kim Dokja di pusat badai, menembus amukan bintang-bintang. Inkarnasi menjerit, bintang meraung, para Dokkaebi tertawa di langit.

【■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■!!】

Kim Dokja berseru. Tapi ia tak tahu—teriak? menggugat? menangis?

Kini ia Outer God. Suaranya keluar dari scenario. Tak tertangkap, tak dianggap penting.

Gyah-aaaaaah!

Outer Gods berkumpul di sisinya. Sisa-sisa world-line tak terhitung. Di langit, Myth-grade Constellations menunggu.

[So, it has finally begun.]

Zeus, ‘Lightning Throne’, pemimpin <Olympus>, turun.

[Final Scenario world-line ini telah dimulai!]
[Semua eksistensi memiliki kualifikasi!]
[Bunuh ‘Enemy of the Story’, Kim Dokja.]

Petirnya turun, BOOM!

Darah menetes di pipi Han Sooyoung. Outer Gods terbelah, darah hitam muncrat.

[SparemeSparemeSpareme—]

Petir memusnahkan mereka seperti balon air.

Di tengah kehancuran, Kim Dokja menahan petir Zeus.

Kenapa ia memilih ini?

[Tarik sayapnya! Kepung dia!]

Ribuan pasukan bergerak. Inkarnasi dan Konstelasi yang telah menempuh neraka scenario—semua bersatu membunuh Kim Dokja.

Yang berdiri di sisinya hanyalah dia.

[Konstelasi ‘Most Ancient Liberator’ membuka Status!]

Petir putih Sang Buddha Monyet memecah langit.

Namun suara-suara lain menyusul.

[Jangan mundur! Bunuh dia!]
[Final Scenario world-line ini!]

<Olympus>, <Vedas>, <Papyrus>, <Guardian Tree>, <Twelve Earthly Branches>, <Emperor>…

Mereka semua tahu siapa Kim Dokja.

⸢Semua mengangkat pedang untuk membunuhnya.⸥

Di balik mantel robek, tampak jas putihnya. Kim Dokja yang memaksa diri memerankan peran yang bukan miliknya.

Mantel koyak, tanduk raja iblis, sayap hitam dan putih.

Kim Dokja memimpin Outer Gods ke medan bunuh diri.

Nafas Sooyoung tercekat. Kim Dokja mulai "menghapus".

Tubuh manusia bergeser menjadi bentuk mengerikan—mata cephalopod bersinar, tubuh lembab, gelap—Outer God King.

⸢Enemy of the Story.⸥

Sebagai penulis, nalurinya tahu—bila ini novel, Kim Dokja adalah final boss. Cerita hanya berakhir dengan kematiannya.

“Han Sooyoung!”

Yoo Sangah menariknya. Petir menyambar depan wajahnya.

“Mundur! Cepat!”

“Semua, sadarlah! Dokja-ssi sekarang…!”

Jika begini, Kim Dokja akan mati.

“Kita berjanji dengan Dokja-ssi! Sudah lupa?!”

Kim Dokja pembohong.

“Tapi Dokja-ssi tidak akan melakukannya lagi…!”

Itu Yoo Sangah. Percaya pada kebaikan manusia. Karena itu, selalu bentrok dengan Sooyoung.

Namun para sahabat terdiam. Pertanyaan yang sama menghantui:

⸢Kenapa Kim Dokja memilih ini?⸥

Janji telah dibuat. Ia bersumpah tidak mengorbankan dirinya lagi.

⸢Kenapa?⸥

“Cerita ini belum selesai.”

Yoo Sangah salah. Arah cerita sudah dipilih. Kim Dokja menjadi musuh dunia. Scenario berakhir hanya jika dia mati.

…Penulis?

【■■■■■■■■!!】

Suara Kim Dokja menggema. Sooyoung teringat—

– Han Sooyoung, kamu penulis, kan?

– Mau nyebelin apa lagi?

– Aku ingin tanya sesuatu.

– Apa?

– Apa penulis benar-benar maha tahu dalam cerita mereka?

– Apa-apaan kamu?

– Saat menulis, apakah kamu mengendalikan semuanya? Karakter, jalan cerita…

– Tentu saja tidak.

– Kenapa? Kamu penulisnya.

– Kau pikir penulis itu dewa?

– Penulis menciptakan semuanya kan?

– Setelah karakter hidup, mereka bergerak sendiri. Penulis hanya menyiapkan panggung. Mereka yang memilih.

– Serius?

– Serius.

– Cara menulis yang malas.

– Mau mati kau?!

Ia memukul perutnya waktu itu.

Apa yang dipikirkannya saat itu?

– Luar biasa. Jadi penulis bukan dewa cerita… Lalu siapa yang menentukan ‘scenario’?

Dingin menjalar dari ujung kaki Sooyoung.

Mungkin… jawabannya adalah Kim Dokja sekarang.

Tsu-chuchuchut!

Dia mungkin menemukan cara mengubah akhir dunia ini.

[Great Dokkaebis panik dalam hujan Probability!]
[<Star Stream> memperhatikan Probabilitas yang berguncang!]

Scenario tidak sempurna.

[‘Final Scenario’ mengalami perubahan cepat!]

Penulis mencipta cerita. Tapi karakter yang hidup. Dan yang menentukan nasib—

[Konstelasi Semenanjung Korea mendukung ‘Demon King of Salvation’!]
[<Eden> mendukung!]
[<Underworld> mendukung!]
[Bintang-bintang tak bernama mendukung!]
[Konstelasi mendonasikan Coin!]
[Mayoritas mutlak Konstelasi menonton pertarungan terakhir!]

…adalah para pembaca.

Tsu-chuchuchut!

[Banyak Konstelasi tak menginginkan kematian ‘Demon King of Salvation’!]

Mereka yang menyaksikan cerita dapat mengubah scenario.

Kim Dokja bukan menjadi musuh supaya mati.

⸢'Ways of Survival' adalah ceritanya Yoo Joonghyuk. Lalu cerita siapa dunia ini?⸥

Probability gemetar. Han Sooyoung bergumam getir:

“…Benar. Tidak ada pembaca yang ingin protagonisnya mati.”

Kim Dokja dan <Kim Dokja’s Company> telah menjadi pusat dunia. Buktinya? Ia menjadi target Final Scenario.

Semua bintang menonton kisahnya, mau tidak mau. Dan Dokja tahu itu.

⸢Ini perjudian terakhir Kim Dokja setelah menjadi ‘Karakter’.⸥

Ia menoleh ke arah Sooyoung sejenak. Seolah berkata:

Kamu penulis. Kamu paham. Mulailah cerita baru dari sini.

⸢Dia mengorbankan diri agar tidak berkorban.⸥

Mungkin mustahil. Tapi ini satu-satunya cara tanpa pengorbanan yang bisa ia pikirkan.

Apa yang harus dilakukan Sooyoung jelas:

Aku harus memberi tahu mereka.

Namun ia lupa sesuatu.

[Story ‘Predictive Plagiarism’ sedang membaca batin karakter.]

Tidak semua di sini adalah penulis. Tidak semua mampu melihat objektif.

Sebelum Sooyoung sempat bicara—

Seseorang melompat maju.

Aura pembunuhan memenuhi udara bersama kilatan pedang terhunus.

“Jangan!! Tunggu!! Dia sedang—!!”

Ia tahu pedang siapa itu. Dan karena itu ia terkejut.

⸢Di detik ini, ada satu orang yang tumbuh membenci Kim Dokja paling dalam.⸥

Pedang terkuat yang selalu melindungi Kim Dokja.

Kini bergerak untuk mengakhiri scenario.

Ch 488: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, II

[■■-mu adalah ■■.]

Saat pertama kali mendengar pesan itu, Jung Heewon merasa aneh. Ia teringat pada apa yang pernah dikatakan Kim Dokja. Bahwa setiap orang punya akhir yang telah menunggu mereka. Jadi ia percaya bahwa ia pun pasti memilikinya.

Namun… miliknya adalah ■■?

Jung Heewon tahu seseorang yang jauh lebih cocok dengan sebutan itu dibanding dirinya.

Seseorang yang bertarung di sisinya lebih dekat daripada siapapun.
Seseorang yang rela ia jadikan sasaran pedangnya demi melindungi.
Seseorang yang memperlakukan para sahabat dengan begitu berharga. Yang selalu mengorbankan diri terlebih dahulu.

⸢Karena itulah, seseorang yang tak bisa tidak ia benci.⸥

Jung Heewon menerobos gelombang ‘Nameless Ones’. Cairan beracun meledak di dekatnya, memercik pada pahanya; kulitnya menghitam, melepuh. Cepat-cepat ia mengoleskan salep penyembuh yang diberikan Lee Seolhwa, lalu kembali berlari. Ia menepis serangan para Constellation yang mencoba menghalangi, melompat dengan pijakan tubuh-tubuh Nameless Ones yang melingkari Kim Dokja seolah ingin melindungi makhluk itu.

Jauh di depan sana, ia dapat melihat “sesuatu”. Sesuatu yang dulu adalah Kim Dokja.

【■■■■■■!!】

Dan kini, makhluk itu telah menjadi ⸢Enemy of the Story⸥.

“Heewon-ssi!”

Lee Hyunsung menyusul dan mencengkeram pundaknya.

“Tunggu-—!”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, pesan lain muncul.

[Streaming Final Scenario ke seluruh area dimulai!]

Seluruh kanal dalam <Star Stream> terbuka.

Tsu-chut— chuchuchut—!

Pesan scenario bergetar tak stabil.

[Semua, jangan panik. Fokus pada scenario. Ini adalah scenario terakhir kalian. Setelah kalian mengalahkan Outer God King, perjalanan panjang kalian akan berakhir.]

[Cerita ini akan terukir di ‘Final Wall’, dan perjalanan para bintang akan menjadi ‘epos’ abadi!]

Para Great Dokkaebi berteriak penuh kerakusan. Mata mereka terbakar oleh hasrat menorehkan cerita yang mereka pandu hingga titik ini di Final Wall.

[Giant Story, ‘Brilliance of the Ancient Dawn’, memimpikan akhir terakhir!]
[Giant Story, ‘Master of Asgard’, memimpikan akhir terakhir!]

Giant Story meraung liar. Demi menjadi ‘One Single Story’, mereka memacu Constellation dan Incarnation untuk bertarung.

[Constellation, ‘Spear that Draws the Borders of the Oceans’, menghunuskan senjatanya!]
[Constellation, ‘Master of Abydos’, sedang berinkarnasi!]
[Constellation, ‘River Nile’s Monster Bird’, meraung buas!]

Namun, tidak semua tunduk pada seruan itu.

Meski diperintah oleh Zeus, beberapa dewa <Olympus>, termasuk Dionysus, ragu. Para Incarnation pun sama.

“…Haruskah kita benar-benar membunuh orang itu?”

Yang berkata itu adalah Incarnation Jepang, Asuka Ren.

“‘Kim Dokja’ yang kutemui bukan orang jahat.”

“Benar! Kim Dogeza bukan orang jahat!”

Mereka adalah orang-orang yang pernah dibantu para sahabat Kim Dokja dalam pertarungan di [Peace Land].

Incarnation dari <Emperor> dan <Olympus> lain pun setuju.

[Banyak Constellation setuju dengan para Incarnation!]
[Probability <Star Stream> menjadi kacau!]

Melihat Probability bergerak ke arah mencurigakan, para Great Dokkaebi segera turun tangan.

[Jangan lupa. Dia adalah ‘Enemy of the Scenario’.]

[Kalian mungkin tidak tahu, tetapi sejak awal, ‘Kim Dokja’ membersihkan scenario untuk menghancurkan world-line ini.]

Jarang-jarang para Great Dokkaebi bicara sopan. Lalu, rekaman Story diproyeksikan ke langit — spesialisasi mereka.

[Dia mengkhianati world-line ini dan bersekutu dengan ‘Outer Gods’.]

Di layar, Kim Dokja tampak sedang berunding dengan ‘Secretive Plotter’. Tanpa suara, ekspresinya tampak jahat.

Lalu muncul adegan-adegan terburuknya: melepaskan belalang di subway, tidak menyelamatkan orang-orang di Geumho station…

Hanya kumpulan dosa — menciptakan sosok Kim Dokja yang baru.

[Jika tujuannya tercapai, dunia ini hanya akan menyambut kehancuran.]

Adegan berubah — ⸢Journey to the West⸥, Giant Story ⸢Liberator of the Forgotten Ones⸥.

Kim Dokja membebaskan Nameless Ones di tengah Outer Gods. Kini ia tampak seperti pemimpin sekte iblis yang ingin menghancurkan dunia.

[Dia memperoleh pengetahuan masa depan secara curang dan memanfaatkannya untuk dirinya sendiri.]

Kim Dokja tampak mengarahkan para sahabatnya sambil menggenggam smartphone.

[Menjadi ‘Demon King of Salvation’, lalu ‘Watcher of Light and Darkness’ — semua bagian dari rencananya.]

Para storyteller menyeretnya dari ‘protagonis’ menjadi ‘villain’.

[Probability <Star Stream> dimobilisasi!]

Mereka melawan kodrat storyteller — tetapi demi keinginan mereka akan ■■, mereka tetap melakukannya.

[Kini, dia adalah Monarch ‘Outer God’ yang hendak menghancurkan dunia.]

Tsu-chuchuchut—!

Opini publik berubah cepat.

Asuka Ren memucat. Anna Croft — wajah tak terbaca — lewat di sisinya.

“Sudah terlambat.”

Para ‘Zarathustra’ maju. Mereka yang ragu kini ikut menyerang.

Gaaaaah—!

‘Nameless Ones’ menabrak barisan Constellation.

⸢Semua makhluk yang terkait Kim Dokja mengangkat senjata satu sama lain.⸥

Di tengah medan perang itu, Jung Heewon menyaksikan pertarungan Kim Dokja.

Ia tak perlu membantunya — ada Outer Gods di sekitarnya. Raksasa cephalopod, monster berwujud bayi dengan kepala bunga raksasa…

Meski memakai kekuatan Uriel sepenuhnya, ia takkan menang.

Kim Dokja tampak benar-benar seperti bencana yang ingin mengakhiri world-line.

⸢Jung Heewon mengira ia memahami Kim Dokja.⸥

Ia tak tahu akhir yang Dokja inginkan, tapi ia yakin punya tujuan yang sama.

⸢Namun… apakah ini akhir yang ia inginkan?⸥

Mungkinkah… para sahabat tak berarti apa-apa bagi Kim Dokja?

[Constellation, ‘Demon-like Judge of Fire’, sedang…!]

Ia tahu apa yang ingin Uriel sampaikan. Ia tahu betapa Dokja menghargai sahabatnya. Mungkin terlalu jauh — sampai ia mampu melakukan ini.

Kim Dokja berencana mengorbankan dirinya lagi, demi membiarkan mereka melihat akhir dunia.

⸢Sejauh apapun ia menggapai… ia tak pernah bisa menyentuhnya.⸥

Seolah dinding raksasa menghalanginya.

“Bagaimana bisa…”

Mungkin ia telah terlalu lelah untuk mengejar akhir yang diinginkan.

⸢Kim Dokja selalu tidak mendengarkan siapapun.⸥


Genggamannya pada pedang mendingin. Pedang yang Kim Dokja buat untuknya. Simbol keyakinannya sejak [Paradise].

[‘Judge’s Sword’ sedang menangis!]

Pedang yang hanya bereaksi terhadap 'kejahatan' kini menangis.

Dokkaebi mengejek:

[Inilah kebenaran tersembunyi dari Enemy of the Story, ‘Kim Dokja’.]

Ia ingin memastikan.

Jika kau benar Kim Dokja yang kukenal.
Dan jika tujuanmu tak sama denganku…

⸢…maka bolehkah aku mengakhiri dirimu sendiri.⸥

“Heewon-ssi.”

Lee Hyunsung berdiri di sampingnya.

“Aku akan bersamamu.”

Ia menjadi perisai baja dan menerjang — membuka jalan di lautan bintang dan badai Nameless Ones.

Kwa-kwa-kwa-kwang—!

Mereka melompat bersama, mendarat di belakang Kim Dokja. Para Outer God sibuk di depan.

“Heewon-ssi!”

Cincin Chaos bersinar di tangannya. Nameless Ones mengabaikannya dan terus maju.

Kim Dokja menjulang menyerupai gedung tinggi. Cairan hitam pekat menetes dari tubuhnya.

Tanpa sadar, Heewon menyentuh permukaan tubuh itu.

Asing.

Ia pernah menggenggam tangan Kim Dokja saat ia pingsan semalaman setelah pulang dari dunia lain. Waktu itu tangan itu…

Kini, kepala raksasa itu berputar menoleh.

Ku-gugugu—

Napasan putih keluar dari rahangnya yang besar.

“Kim Dok…”

Ia mundur refleksif. Rahang besar itu terbuka ke arahnya.

[Probability Scenario sedang aktif!]
[Semua Story-mu memperingatkanmu!]

Mata hitam raksasa itu memantulkan wajahnya.

Ia benci ekspresi itu.
Ia benci melihat Kim Dokja dengan tatapan begitu.

Tubuhnya bergerak sendiri.

“Aaaaaaaah!!”

Pedang [Judge’s Sword] menebas tentakel. Seolah mereka kini benar-benar musuh.

Tentakel meledak, Story tumpah keluar.

⸢“Dokja-ssi, kita lebih bahagia sekarang dibanding waktu itu, kan?”
“…Kalau maksudmu sekarang lebih baik, ya benar.”⸥

Sebuah kenangan yang hanya mereka berdua tahu.

⸢“Aku juga pikir begitu.”⸥

Ia terhuyung. Air matanya kabur. Setelah mengucek mata, ia melihat bahwa ia belum memberi luka berarti.

Dan Kim Dokja terus membesar, menjadi dinding tak terbayangkan.

【■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■…】

Dinding yang takkan penuh oleh apapun yang tertulis di atasnya.

Bahkan mengatasi satu manusia saja ia tak bisa.

Han Sooyoung berteriak dari kejauhan, berusaha mendekat. Jika itu dia… mungkin ia bisa melewati dinding ini.

– Enak ya, jadi penulis.

Saat liburan <Kim Dokja’s Company>, di lereng gunung, ia pernah mengatakan itu.

– Apa yang enak?
– Maksudku… orang yang bisa menulis pasti pandai bicara juga. Aku ingin seperti itu.
– Supaya bisa bikin surat cinta ke Lee Hyunsung?
– Bukan!

Han Sooyoung menatapnya, lalu ke arah Kim Dokja yang saat itu berusaha keras menjalankan skenario liburan.

– Siapa pun bisa menulis cerita.

Jung Heewon menatap sosok yang dulu manusia itu.

Ia bukan penulis seperti Han Sooyoung. Bukan pembaca seperti Kim Dokja. Jadi ia tak menulis seperti Sooyoung, tak membaca seperti Dokja.

Tapi bukan berarti ia tak bisa menulis.
Atau membaca.

– Kalau pun tulisanmu jelek, siapa peduli? Kamu bukan novelis, kan?

Dunia ini bisa jadi hanyalah novel, ‘Ways of Survival’.
Ditulis oleh seseorang. Dibaca oleh seseorang.

Namun, ini adalah hidupnya.

⸢Karena itu, ia juga berhak menulis kalimat berikutnya.⸥

Perlahan, ia menurunkan pedangnya.

“…Dokja-ssi. Kau ingat saat itu?”

Ia tidak tahu apakah ia didengar. Tetap, ia menyentuh luka kecil yang ia buat.

Kenangan mereka mengalir keluar. Tangga langit. Jas formal. Pusat perbelanjaan. <Eden> yang mereka kunjungi bak selebriti.

“Aku bahagia waktu itu. Waktu kita pergi beli pakaian baru dan ke <Eden> bersama.”

Ia mencintai dunia ini. Meski hancur dan penuh kehancuran — justru di sinilah ia menemukan arti dirinya.

“…Kau bilang, dunia ini lebih baik. Kita orang seperti itu, bukan?”

Tak ada jawaban.

Ia menorehkan luka lebih dalam — agar ia diingat.

“Itu kenapa… cuma kau yang bisa melakukan hal seperti ini.”

Ia mengerti.

⸢Jika ia tidak membunuh Kim Dokja, dunia ini akan hancur.⸥

Mata raksasa itu memandangnya. Seolah menyetujui.

“Bagaimana aku bisa membunuhmu…”

Pandangannya buram. Tubuh gemetar.

Keselamatan Kim Dokja selalu kejam. Seperti menyelamatkan orang tenggelam dengan pedang.

“Jangan bercanda… Ini bukan keselamatan…”

Ia hampir roboh pada dinding raksasa itu.

Dunia yang tidak ada yang menyelamatkan satu sama lain. Dunia di mana luka semua orang terpampang.

Di sana — tangan bernoda luka diulurkan padanya.

⸢Kim Dokja sudah mengulurkan tangan itu.⸥

Mereka yang diselamatkan juga memerlukan keberanian untuk menggenggamnya.

Keberanian untuk hidup lagi meski terluka.

⸢Beberapa keselamatan tidak diselesaikan oleh penyelamat, tetapi oleh yang diselamatkan.⸥

Telapak tangannya meninggalkan bekas pada kulit Outer God. Ia menatapnya lama, lalu menggenggam pedangnya lebih erat.

Dan sebuah pesan terdengar:

[Penyelesaian ■■ milik Incarnation 'Jung Heewon' sudah dekat!]

Seperti menggenggam tangan itu, ia menggenggam pedang.

[■■-mu adalah ‘Salvation’.]

Ch 489: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, III

Pemandangan Jung Heewon berlari ke depan terlihat jelas.
Ia melesat di antara para ‘Tanpa Nama’ bagaikan cahaya bulan yang meluncur di sepanjang bilah pedang.

Jawaban yang ia cari ada di sana.

[Inkarnasi Jung Heewon memiliki ■■ bernama ‘Keselamatan’.]

Setiap orang memiliki ■■ mereka sendiri. Akhirnya, momen bagi para rekan <Perusahaan Kim Dokja> untuk memilih kesimpulan masing-masing telah tiba.

“Jung Heewon!”

[Judge's Sword]-nya menggambar lintasan yang menakjubkan. Para rekan menyaksikan kilatan pedang itu dan segera menyusulnya dengan tergesa-gesa.

Lee Gilyoung hampir melompat ke udara bersama Yoo Sangah, namun ia harus berhenti karena ada seorang gadis yang hampir tertinggal.

“Shin Yoosung…”

Shin Yoosung berdiri di sana sendirian, menangis. Masih berdiri di tempat yang sama seperti sebelumnya, kakinya tidak bergerak ke mana pun, dan tatapannya terpaku pada satu titik—jelas sekali apa yang sedang ia lihat.

[Kisah ‘Penyelamat Sebuah Bintang’ terus melanjutkan narasinya.]

Itu adalah Kisah yang hanya dimiliki oleh Shin Yoosung.

Sebuah Konstelasi dan seorang Inkarnasi, terhubung melalui cahaya bintang yang memancar itu. Cahaya yang dipancarkan Kisah itu begitu indah dan cemerlang hingga Lee Gilyoung tanpa sadar mengulurkan tangannya ke arah Shin Yoosung.

⸢Lee Gilyoung iri pada Shin Yoosung.⸥

Bagaimana rasanya dimengerti oleh seseorang?

Ia terlalu muda untuk benar-benar memahami arti kata “mengerti” itu sendiri. Terkadang ia merasa kekurangan karena hal itu, namun di sisi lain, ia senang karena usianya bisa menjadi alasan.

⸢Tidak apa-apa kalau kamu belum bisa mengerti. Itu wajar.⸥
⸢Kamu tidak harus melakukannya, tapi kami minta maaf karena harus mengandalkanmu, Gilyoung-ah…⸥
⸢Hei, bocah, jangan sok dan mundur.⸥

Ia merasa lega. Ia bahkan menganggapnya sebagai keberuntungan.

Beruntung karena bisa bertemu orang-orang seperti ini di dunia seperti ini. Orang-orang yang bisa ia andalkan, yang membiarkannya bersikap seperti anak-anak, namun tetap mengingatkannya bahwa ia memang seorang anak.

⸢Namun, Shin Yoosung ada di sini juga⸥

Ada anak lain bersama mereka yang tidak bertingkah seperti anak-anak. Seorang gadis yang selalu menatap bintang. Lee Gilyoung juga menatap bintang yang sama—bintang yang ia sukai. Ia sangat tahu cahaya sendu yang dipancarkan bintang itu, dan bagaimana warnanya berubah ketika mencoba menyembunyikan niatnya atau berbohong.

⸢Namun, ia tidak memahaminya sedalam Shin Yoosung.⸥

“Berapa lama kau mau berdiri melamun seperti itu? Ayo pergi.”

Shin Yoosung menoleh pelan. Saat tatapan mereka bertemu, Lee Gilyoung meraih tangan gadis itu. Lalu, keduanya mulai berlari. Peluh membasahi tangan kecil yang saling menggenggam erat.

'Aku tidak memahami Dokja-hyung sedalam Shin Yoosung.'

Dia adalah Inkarnasi Konstelasi ‘Demon King of Salvation’. Tak seorang pun bisa memisahkan mereka atau masuk di antara mereka.

“Kau pikir hanya kau yang khawatir pada hyung? Kau pikir hanya kau yang sedih?”

Lee Gilyoung berteriak tanpa menoleh ke belakang dan terus menarik Shin Yoosung. Ia membenci terlihat lebih kekanak-kanakan daripada gadis itu. Tapi setidaknya hari ini, ia ingin bertingkah seperti anak-anak.

“Aku tidak suka Sungai Han. Aku lebih suka laut. Dan aku tidak suka pizza, aku lebih suka ayam goreng.”

Karena ia pun telah diselamatkan oleh bintang itu.

“Pergi ke PC Bang! Main game di ponsel! Dan…!”

Bintang yang ia sukai itu terlihat di kejauhan. Tapi sekarang, bintang itu tidak lagi tampak seperti bintang.

“Dan, juga…”

Bintang yang dulu menjadi objek iri para Konstelasi yang menguasai langit, kini…

【■■■■■■■■■■■…】

…kini terlihat seperti iblis besar mengerikan dari webtoon yang sering ia baca.

Saat kepala raksasa dengan tentakel yang menggeliat itu menoleh ke arahnya, kaki Lee Gilyoung membeku seketika.

Raja dunia lain, kini menjulang lebih tinggi dari gedung pencakar langit.

‘Musuh Cerita.’

Penjahat yang akan menghancurkan dunia ini.

⸢Apakah iblis itu terlihat seperti Kim Dokja bagi Shin Yoosung?⸥

“Aku…”

Lee Gilyoung bergumam sambil berusaha menahan tubuhnya yang gemetar. Melawan ketakutan bahwa mungkin makhluk itu bukan lagi Kim Dokja yang ia kenal.

[Jangan terpedaya!]
[Makhluk itu akan menghancurkan dunia ini!]
[Ia hanya peduli pada dirinya sendiri. Baginya, hidup kalian tidak berarti apa pun.]

Sebenarnya… mungkin Kim Dokja yang selama ini ia lihat… salah.

⸢“Hyung, apa kau seorang dewa?”
“…Hah?”
“Atau, apa kau ‘tokoh utama’?”⸥

Ketakutan bahwa ucapan para dokkaebi… benar.

⸢“Aku bukan dewa maupun tokoh utama. Aku justru selalu iri pada tokoh utama yang sebenarnya.”⸥

Lee Gilyoung akhirnya menghentikan getaran tubuhnya dan memaksa dirinya mendongak. Mata Outer God yang luas itu kini menatap lurus padanya.

Hati Kim Dokja tak terlihat; tidak ada apa pun pada Outer God itu yang terasa seperti Kim Dokja.

Yang tersisa hanyalah keyakinan.

– Gilyoung-ah. Ada banyak cara untuk menjalin hubungan.

Beberapa waktu lalu, ia sempat berbicara pada Yoo Sangah mengenai kebingungannya soal Shin Yoosung. Saat itu, wanita itu menutup bukunya dan berkata:

– Mirip seperti bagaimana orang berbeda menafsirkan kalimat yang sama. Jadi…

Perbandingan itu tidak terlalu ia pahami—ia bukan pembaca yang rajin. Tapi tetap saja…

– Aku rasa aku mengerti.

Ia juga punya caranya sendiri untuk berbicara dengan yang lain.

– Rasanya beda kalau bicara dengan belalang sembah dibanding kecoak.

[Diverse Communication]-nya adalah skill yang memungkinkannya berkomunikasi dengan spesies lain. Namun ia tidak punya skill untuk memahami manusia.

Sebenarnya, Kim Dokja itu seperti apa? Ia tidak tahu.

Namun, ada satu gambaran pertama yang muncul dalam pikirannya setiap kali ia memikirkan Kim Dokja—pemandangan orang-orang dengan kepala dan tubuh meledak.

⸢“Aku akan merepotkanmu sebentar.”⸥

Dan kemudian wajah Kim Dokja saat meletakkan seekor belalang ke dalam genggamannya.

[Kisah, ‘Insect King’, memulai narasinya!]

Tiba-tiba, pemandangan di sekitarnya bergetar dan sebuah Kisah bangkit dalam diri bocah itu.

[Konstelasi ‘Ruler of the Deepest Pit’ menyeringai.]

Sekelompok belalang kuning datang berdesir seperti badai dan menyelimuti seluruh dunia.

⸢Hari itu, Lee Gilyoung berpikir bahwa mungkin akan lebih baik jika seluruh kereta bawah tanah terbalik. Sama seperti belalang itu mati di tangannya.⸥

Pesta Status yang luar biasa itu membuat para Outer God menjerit.

Konstelasi <Star Stream> mulai membanjiri pesan.

[Para Konstelasi dengan afinitas Evil Absolut memperingatkan ‘Ruler of the Deepest Pit’!]
[Sebagian Demon King sangat terkejut oleh kekuatan Inkarnasi itu!]

Kisah itu terus mengalir, mengabaikan pandangan Konstelasi lain. Ini adalah kisah yang belum pernah Bocah itu ceritakan kepada orang dewasa mana pun.

Dan itu juga kisah yang sedikit diketahui Shin Yoosung, pemilik [Diverse Communication].

⸢“Uang saja tidak cukup, kenapa kau malah punya anak…”⸥

Bau batu bara, pemandangan ayah dan ibunya terbaring seperti kecoak mati—dan dirinya menyentuh tubuh dingin mereka. Pemakaman tanpa foto, dan tatapan lelah keluarganya.

⸢“Anak itu, kan sudah diperingatkan kalau laki-laki itu jelek. Tapi dia tetap…”⸥
⸢“Lalu siapa yang akan mengurus anak ini?”⸥
⸢“Tidak bisa. Sudah ada tiga anak di rumah kami.”⸥

Lee Gilyoung tak tahu cara menggambarkan hidup yang ditolak sejak kecil. Ia tidak punya kemampuan untuk menjelaskan betapa besarnya luka itu. Luka yang terus membusuk dalam diam.

⸢“Cari panti. Ada tempat yang urus anak seperti dia.”⸥

Ia ditarik bibinya naik kereta menuju Seoul. Dan ia merasa pusing melihat peta jalur bawah tanah yang seperti labirin.

Begitu banyak terowongan, tapi ia tak tahu akan pergi kemana.

Belalang di dalam kotaknya menangis seperti anak yang tersesat.

⸢“Anak ini! Buang saja! Mereka juga tidak hidup lama! Jijik!”⸥

Apa yang akan terjadi padanya jika skenario tidak dimulai hari itu?

“Dokja-hyung!”

Bagaimana jika ia tidak bertemu mereka?

“Dokja-hyung! Aku di sini!”

Lee Gilyoung berteriak sekuat tenaga hingga suaranya hampir sobek.

Tidak apa-apa jika suaranya tidak sampai. Tidak apa-apa jika ia bukan Inkarnasi Kim Dokja.

⸢“Gilyoung-ah. Kalau kau tidak bisa mengatakan sesuatu, tak apa. Tapi ingat ini satu hal, ya?”⸥

Ia ingin mengatakan ini pada hyung.

⸢“Saat kau ingin bicara, hyung akan ada di sisimu mendengarkan.”⸥

… Bahwa Dokja-hyung bukanlah penjahat.
… Bahwa ia hanya manusia biasa yang kebetulan menyelamatkannya dari manusia biasa lainnya.

[Bunuh dia! Tinggal sedikit lagi!]
[Mereka gagal dari world-line lain! Bunuh mereka, semuanya akan selesai!]

Barisan Outer God retak. Sekelompok Inkarnasi dipimpin Konstelasi tingkatan Myth maju menuju Kim Dokja. Ia harus menghentikan mereka.

Tsu-chuchuchut!

[Aksi ini dilarang oleh Probabilitas ⸢Biro⸥.]
[Target yang ingin kau lindungi adalah ⸢Musuh Cerita⸥.]

Ia harus meyakinkan mereka bahwa Dokja-hyung bukan seperti itu. Tapi bagaimana?

Ku-gu-gu-gu…

Kim Dokja berdiri seperti tembok. Ia tampak mengatakan sesuatu kadang-kadang, tetapi kata-katanya tak bisa dimengerti. Namun Lee Gilyoung ingin memahaminya. Ia benci tak berdaya. Ia ingin berdiri di sisi Kim Dokja.

Ia tidak peduli dunia berakhir. Jika Kim Dokja adalah musuh cerita, maka ia juga akan menjadi ‘Musuh Cerita’.

Namun Kim Dokja terlalu sulit dimengerti untuknya.

Ia benci kenyataan bahwa ia masih anak-anak. Seandainya ia dewasa. Seandainya ia seperti Han Sooyoung, Yoo Joonghyuk, atau Jung Heewon…

…Seandainya ia seperti Shin Yoosung.

Ia merasakan genggaman tangan hangat itu. Shin Yoosung masih di sana.

“…Dasar bodoh. Bangunlah.”

Gerombolan belalang perlahan turun.

Shin Yoosung berbicara. “Aku juga tidak mengerti ahjussi.”

[Exclusive Skill, ‘Superlative Diverse Communication’, aktif!]

“Aku hanya berusaha sekuat mungkin untuk mengerti.”

Skill yang membuat kedua anak itu bisa mengendalikan Chimera Dragon aktif bersamaan. Dan kini, keduanya berada di kondisi paling ideal untuk saling memahami.

Lee Gilyoung tidak bisa membaca Kim Dokja. Namun Shin Yoosung tampaknya bisa, walau sedikit.

Kisah yang mereka baca bersama mulai mengguncang dunia. Dan seolah-olah wajah Kim Dokja tampak samar-samar. Sosok Kim Dokja yang mereka kenal hampir bisa diraih.

[Kisah ‘Penyelamat Bintang’ sedang bercakap dengan Kisah ‘Insect King’!]

“Hei, anak-anak.”

Han Sooyoung berdiri di samping mereka, seperti pelindung. Dan Lee Hyunsung, Jung Heewon, dan Yoo Sangah berdiri melindungi mereka juga.

⸢Para dewasa yang melihat dunia bersama anak-anak ada di sini.⸥

Kapal perang Lee Jihye menaungi mereka dari udara. Gong Pildu dan Lee Seolhwa terlihat di dekat meriam. Lee Jihye mencabut pedangnya, siap menembak kapan saja.

Dokkaebi Besar Onsae bertanya:

[Kalian mau melindunginya? Padahal kalian tahu apa dia itu? Dia bukan lagi Kim Dokja yang kalian kenal. Kebenaran sudah terungkap!]

“Jangan bercanda. Itu bukan kebenaran. Yang kau tunjukkan hanyalah potongan yang kau edit. Begitulah kalian membuat skenario selama ini, kan?” Han Sooyoung berkata datar pada para Konstelasi. “Entah dia jadi ‘Musuh Cerita’ atau apa pun, dia tetap rekan kami. Jadi jangan berani menyentuhnya.”

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ meraung!]
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menampakkan Statusnya!]
[Konstelasi ‘Most Ancient Liberator’ mengisi petirnya!]

“Kalian sentuh dia, kami bunuh kalian semua.”

Momentum Konstelasi lawan berhenti sejenak.

Tsu-chuchut!

[Beberapa Konstelasi setuju dengan ucapan Inkarnasi ‘Han Sooyoung’, dan…!]

Dokkaebi Besar Harong memotong pesan itu.

[Konyol. Kalian mau melindunginya? Padahal kalian bahkan tidak mengerti apa yang ia rasakan?]

[<Star Stream> memperingatkan Dokkaebi Besar atas intervensi skenario!]

Dokkaebi geram karena skenario melenceng.

[Tidak bisakah kalian melihat wujudnya?]

Inkarnasi yang mendekat ke Kim Dokja langsung mundur ketakutan. Siapa pun yang melihat mata abyss itu langsung jatuh terduduk.

[Kalian tidak tahu apa yang ia rasakan, pikirkan, atau inginkan. Karena kalian manusia biasa. Karena kalian makhluk yang tak bisa saling mengerti meski menghabiskan seumur hidup.]

Semua orang di <Perusahaan Kim Dokja> menatap ke atas. Perkataan itu benar. Mereka tidak bisa memahaminya.

[Target yang ingin kalian lindungi adalah ⸢Musuh Cerita⸥.]

Dokkaebi Besar mengingatkan mereka.

[Bunuh dia. Jika tidak, skenario ini tidak akan berakhir!]

['Raja Segala Cerita' mengamati arah Skenario Final.]

Han Sooyoung menatap ke arah [Dinding Terakhir].

⸢Di sana, kisah mereka akan diukir.⸥

“Skenerio tidak akan berakhir? Bagus. Bukankah itu yang selalu diinginkan semua pembaca?”

[Inkarnasi ‘Han Sooyoung’ mendekati ■■-nya.]

Han Sooyoung menatap Kim Dokja. Saat menatap kepala cephalopod itu, ia pikir wajah itu sedikit mirip Kim Dokja.

“Kisah yang kutulis membutuhkan idiot bernama Kim Dokja.”

Ia merobek perban di tubuhnya seperti penulis merobek naskah. Kisahnya yang diselimuti [Black Flame] menyebar seperti tinta hitam.

Sebagai tanda bahwa ia bisa menulis sejauh yang ia mau.

[<Star Stream> terkejut oleh keputusan Inkarnasi ‘Han Sooyoung’!]
[Banyak Konstelasi kagum pada ■■ Inkarnasi itu, dan…]
[Target yang ingin kalian lindungi adalah ⸢Musuh Cerita⸥.]
[Aksi dilarang oleh Probabilitas ⸢Biro⸥…]

Tsu-chuchuchu!

[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ bangga pada Inkarnasinya.]

Han Sooyoung tersenyum sinis. “Mari kita buat skenario ini tidak pernah berakhir selamanya.”

[■■ Inkarnasi Han Sooyoung adalah ‘Neverending Story’.]

Ch 490: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, IV

Setiap Dokkaebi memimpikan menjadi ‘Dokkaebi Agung’. Itulah puncak sebuah kisah yang bisa dicapai oleh Dokkaebi <Star Stream>.

Namun, mereka yang berhasil mencapai puncak itu pun… tetap bermimpi.

Bihyung menatap [Dinding Terakhir] yang sepenuhnya memenuhi pandangan dari depan Ark. Walau begitu banyak kisah telah tercipta, sebagian besar dinding itu masih kosong.

[…Apa ada alasan sampai harus sejauh ini??]

Kemarahan Bihyung membuat jalur komunikasi para Dokkaebi Agung hening seketika. Ia kembali mengamati para rekan <Perusahaan Kim Dokja> dari langit Skenario Final. Dan menatap sosok Kim Dokja sebagai Outer God.

Dimulai dari kereta bawah tanah hari itu, hingga ke Skenario Final; saat Kim Dokja menjadi Demon King of Salvation, lalu menjadi ‘Watcher of Light and Darkness’, Bihyung pun naik kelas menjadi Dokkaebi tingkat tinggi, dan akhirnya menjadi Dokkaebi Agung.

⸢Kesalahan terbesar seorang pencerita adalah ikut campur secara berlebihan dalam sebuah skenario.⸥

Misi para Dokkaebi adalah menarik perhatian sebanyak mungkin Konstelasi dan menciptakan kisah yang akan terukir pada ‘Dinding Terakhir’.

Karena itu, Dokkaebi tidak boleh terseret arus skenario itu sendiri. Mereka tidak boleh tergoda oleh Kisah yang tumbuh dari dalam skenario, dan terutama tidak boleh bersimpati pada penderitaan para Inkarnasi.

Namun, Bihyung melakukan kesalahan itu.

Saat melihat Kisah mereka, perasaan yang dulu pernah ia miliki bangkit kembali—debaran hati ketika satu skenario berakhir dan skenario berikutnya dimulai; rasa puas ketika melihat Konstelasi bersorak atau meratap karena skenario yang ia ciptakan.

Bihyung belajar tentang ‘skenario’ dari Kim Dokja.

[Mereka tidak menjalankan skenario dengan salah. Sejak awal, ‘skenario’ mengalir dengan cara yang bisa dibalik, bisa dibentuk. Mengalir ke arah yang ingin dilihat banyak bintang. Konstelasi lain dalam <Star Stream> juga…]

[Kau tampak sangat peduli pada Kisah ini karena kau ikut memeliharanya, tapi dengarkan baik-baik. Ada yang namanya arus dari kisah yang lebih besar.]

Bihyung hendak meninggikan suara, namun menahan diri. Para Dokkaebi Agung kini menaruh perhatian padanya. Meski menjengkelkan, sebagai yang termuda, ia tak punya pilihan.

Dokkaebi Agung ‘Garang’ akhirnya memecah keheningan.

[Kau yang masih muda mungkin menganggap Kesimpulan seperti itu terasa segar. Namun, aku sudah melihat Kisah seperti itu berkali-kali. Apa kau benar-benar percaya bahwa, sepanjang sejarah yang begitu panjang, tidak pernah ada yang membenci <Star Stream> dan mencoba menghancurkannya?]

Garang adalah salah satu Dokkaebi tertua, dan tangan kanan ‘Raja Dokkaebi’.

[Sudah ada begitu banyak kehancuran sebelumnya.]

Bihyung tidak bisa memahami penyesalan samar yang terdengar dalam nada suara itu.

[Tidak semua kehancuran sama,] balas Bihyung.

Beberapa Dokkaebi Agung menatapnya tajam. Namun ia menahan diri dan membalas tatapan Garang tanpa surut. Yang tua itu memandangnya dengan mata dalam penuh misteri, lalu perlahan membuka mulut.

[Memang, ■■ yang mereka impikan sedikit berbeda dari Kisah lain.]

Mungkin terganggu oleh kalimat itu, Dokkaebi Agung Onsae hendak turun tangan. Namun Garang mengangkat tangan menghentikannya dan melanjutkan.

[Akan tetapi, perbedaan itu sendiri adalah ancaman. Tidak semua Kisah bisa menjadi pondasi bagi Kisah berikutnya.]

[Apa maksudmu?]

[Ada Kisah tertentu… yang bisa menghancurkan skenario seluruhnya.]

Gah-aaaaaaaaah!!

Teriakan para ‘Tanpa Nama’.

Dahulu, mereka pun ikut dalam skenario yang berbeda. Kini mereka menjerit dalam putus asa dan menyerang para Konstelasi. Di pusat mereka—Outer God King Kim Dokja, memimpin para makhluk ilahi dari dunia lain.

⸢Musuh Cerita.⸥

Bihyung tahu—tidak pernah ada bencana lain yang menerima gelar itu. Bahkan ia belum pernah mendengar rencana memberi julukan itu sebelumnya.

Garang melanjutkan sambil menatap perlawanan Kim Dokja.

[Pada awal setiap skenario, tokoh utama akan mengalami penyimpangan dari dunia normal. Mereka akan melawan musuh, menghadapi dilema, berkorban, lalu menang dan kembali ke dunia asal untuk menerima hadiah mereka.]

Itu adalah teori dasar skenario. Aturan tertua yang pertama kali diajarkan pada Dokkaebi tingkat bawah.

[Meski sudah kuno, itu tetap pusat skenario. Siklus itu harus dilindungi agar skenario berikutnya lahir, dan world-line berikutnya terbuka. Konflik harus selesai, luka harus sembuh; dunia harus kembali utuh seolah tidak terjadi apa-apa.]

Di kejauhan, kaki pegunungan runtuh dan meledak. Jumlah Konstelasi terus bertambah.

Bihyung tahu kebenarannya—bahwa ‘Skenario Final’ ini telah direncanakan sejak awal.

⸢Akhir dunia akan datang, lalu dikalahkan.⸥

Musuh imajiner bernama ‘Outer God King’ hanya ada untuk tujuan itu. Bintang-bintang yang dulu bermusuhan akan bersatu melawan musuh kuat; sebagian mati, sebagian bertahan, konflik usang terselesaikan, dunia kembali damai, dan kisah itu diwariskan.

⸢Dan tidak ada yang berubah. <Star Stream> terus berjalan.⸥

Itulah hakikat ‘skenario’ yang dikejar para Dokkaebi.

Skenario harus berulang.

[Mayoritas mutlak Konstelasi antusias dengan ‘Skenario Final’!]

Agar tak ada yang memahami apa sebenarnya <Star Stream> itu dan mengapa siklusnya harus berulang, kisah baru harus terus disajikan. Namun, ada yang menolak.

[Giant Story, ‘Demon Realm’s Spring’, melanjutkan narasinya!]
[Giant Story, ‘Torch that Swallowed the Myth’, menolak perkembangan yang telah ditentukan.]

Mereka menolak skenario yang ditentukan bagi mereka, dan ingin menjatuhkan <Star Stream> itu sendiri.

[■■ Inkarnasi ‘Han Sooyoung’ adalah ‘Neverending Story’!]

⸢Neverending Story.⸥

■■ yang menolak mengakui akhir sebagai akhir, bersinar terang di kejauhan. Keputusan seorang penulis—bukan pencerita semesta.

Mereka adalah yang menolak siklus <Star Stream> dan memilih bertarung selamanya.

Kwa-AAAAAAH!!

Ledakan menggelegar. Garang akhirnya menyatakan keputusan.

[Mari kita tutup world-line ini di sini.]

Para Dokkaebi Agung yang sedari tadi diam mulai mengangguk.

Bahkan sebelum Bihyung bisa bicara, Baram berkata:

[Bihyung, maaf. Tapi ini sudah sampai tahap seperti ini. Kau harus memaafkan kali ini.]

Melihat wajah Baram, Bihyung sadar. Semua Dokkaebi Agung di sini adalah pencerita terbaik di semesta. Penguasa skenario, pengendali bintang, pengatur world-line.

Namun kali ini—untuk pertama kalinya—mereka takut pada Kisah yang mereka ciptakan sendiri.

[Kita akan menggunakan Probabilitas tersisa untuk mengeksekusi skenario utama secara paksa.]

Menjalankan skenario secara paksa adalah kartu terakhir. Deus ex machina yang menelan Probabilitas absurd.

Dan melakukannya dalam Skenario Final—biayanya tak terbayangkan.

Tsu-chuchuchuchu!!

Saat Probabilitas Biro bergerak, langit <Star Stream> dipenuhi kilatan. Tak ada ruang bagi kegelapan bersembunyi.

[Mereka harus berakhir sebagai ‘kejahatan’.]

Seolah mendukung para Dokkaebi Agung, Giant Story mulai menyatu.

[Giant Story, ‘Temple of the Destroyed Myth’, mematuhi kehendak Biro!]
[Giant Story, ‘Advent of the New Dawn’, menyetujui alur!]
[Giant Story, ‘Eternal Olympus’, menghormati kehendak Biro!]

Bihyung menyaksikan halaman akhir ditulis.

[Para Dokkaebi Agung lain mendesakmu untuk mengambil keputusan!]

Ia belum menyetujuinya.

[Bihyung!]

Baram memanggil, namun ia tidak menjawab.

[<Star Stream> menolak intervensi para Dokkaebi Agung!]

Kilatan menerpa para Dokkaebi Agung. Badai efek samping mengamuk. Bahkan bagi mereka, intervensi skenario memiliki harga setinggi ini.

[Aku, ‘Dokkaebi Agung Garang’, menyatakan ikut serta dalam skenario!]

Satu demi satu mengikuti.

[Aku, ‘Dokkaebi Agung Noksu’, menyatakan…]
[Aku, ‘Dokkaebi Agung Haram’, menyatakan…]

Lebih dari sepuluh Dokkaebi Agung. Mereka meninggalkan posisi penonton netral.

Tak lama, pesan terdengar:

[Probabilitas <Star Stream> mengalami perubahan besar!]
[<Star Stream> mengizinkan intervensi meta.]
[Mulai sekarang, ‘para pencerita’ bukan lagi penonton skenario.]
[Banyak Konstelasi terkejut!]
[Sebagian mengecam kebiadaban para Dokkaebi Agung!]

Bihyung menatap para Dokkaebi Agung itu. Mereka ingin mengakhiri dunia ini, mengabaikan protes Konstelasi.

Mungkin mereka sudah terlalu lama menulis ‘skenario’.

Dari jauh, tatapan lain menatap mereka. Bihyung balas menatap.

Kim Dokja—yang telah menjadi Outer God, ⸢Musuh Cerita⸥. Kini berada di luar skenario. Bahkan Bihyung tidak memahaminya.

Namun, mengapa? Pada saat itu… Bihyung merasa Kim Dokja sedang tersenyum.

Mungkin para Dokkaebi Agung itu masih belum mengerti siapa Kim Dokja sebenarnya.

Belum mengerti makna menjadi bagian dari skenario—bukan pengawasnya.

Bihyung menahan napas. Lalu melangkah ke depan.

[■■-mu sedang memanggilmu.]

Kini giliran Bihyung memilih ■■-nya.


Intervensi para Dokkaebi Agung membuat keseimbangan skenario bergeser.

[Target yang ingin kau lindungi adalah ⸢Musuh Cerita⸥.]
[Aksimu dibatasi oleh Probabilitas ⸢Biro⸥!]

Bukan hanya Han Sooyoung—para rekan lain ikut terseret badai Probabilitas. Percikan biru pucat membelit tubuh mereka seperti tali.

“Sooyoung-ssi, ini—!”

“Dasar bajingan… Jadi begini cara mereka mengakhiri skenario.”

[Giant Story, ‘Season of Light and Darkness’, mendidih dalam diam.]
[Giant Story, ‘Liberator of the Forgotten Ones’, memulai narasinya!]

Giant Story <Perusahaan Kim Dokja> melawan Biro sepenuh tenaga. Namun lawan mereka adalah Giant Story terkuat di dunia ini.

[Sekarang! Serang kepalanya!!]

Konstelasi menembus celah Nameless Ones dan menembakkan serangan ke Kim Dokja.

“Kim Dokja!”

Han Sooyoung berteriak, tapi suaranya tak sampai.

[Kau tidak bisa melindungi target.]
[Target yang kau lindungi adalah keberadaan yang tidak kau ketahui.]

“…Sialan, jangan omong kosong.”

Ia teringat kata-kata Dokkaebi Agung—seperti kutukan.

Manusia tidak bisa memahami manusia lain meski seumur hidup.

⸢Namun, mereka bukan hanya satu orang.⸥

Han Sooyoung melihat sekeliling. Lee Hyunsung, Jung Heewon, Lee Jihye, lalu Shin Yoosung dan Lee Gilyoung. Rekan-rekan di kapal perang juga menatapnya.

Mungkin tak ada dari mereka yang bukan Kim Dokja. Semua memegang bagian kisah hidupnya.

Namun, satu orang tidak ada.

‘Ke mana orang itu pergi??’

Han Sooyoung menggigit bibir. Namun tak ada waktu lagi.

“Aaaaaaah!”

Jung Heewon menjerit, tubuhnya seperti tercabik. Badai efek samping menghantam otot dan pembuluh darahnya. Namun ia terus maju, menyeret tubuh hancurnya, menggenggam [Judge's Sword]—bukan untuk menebasnya.

Claaaaang!

Ia menangkis pedang Konstelasi, lalu memuntahkan darah. Lee Hyunsung tepat di belakangnya.

Ku-du-du-du-du!!

Kim Dokja yang menjadi Outer God bertarung di tengah badai. Rekannya melindungi, tubuh mereka robek dihantam kilatan.

“…Sebanyak ini orang di sini, tapi kita tidak bisa melindungi Kim Dokja?”

[Kisah, ‘Predictive Plagiarism’, memulai narasinya!]
[Kisah, ‘Saviour of the Star’, mencari ‘Demon King of Salvation’.]
[Kisah, ‘Insect King’, mencari ‘Demon King of Salvation’.]
[Kisah, ‘Judge of the Apocalypse’, mencari ‘Demon King of Salvation’.]

Semua Kisah mencari Kim Dokja. Mereka memanggil pria yang dulu mereka kenal.

[Kisah, ‘Predictive Plagiarism’, terus melanjutkan ceritanya!]

Jika mereka tidak bisa bertarung bersama karena tak memahami dia—jika itu membuat mereka gagal melindunginya—maka…

[Banyak Konstelasi meratap menyaksikan tragedi <Perusahaan Kim Dokja>.]
[Bagian Konstelasi memprotes pengkhianatan Biro…!]

Darah merembes dari bibir Han Sooyoung. Kepalanya mendidih, kesadarannya kabur. Saat itu, seseorang menggenggam pundaknya.

Rambut pirang keriting terlintas di sudut pandangnya—lalu sesuatu melindungi mereka. Seperti dinding transparan menyelimuti mereka.

[‘Wall of Impossible Communication’ melindungi <Perusahaan Kim Dokja>!]

Jang Hayoung memanifestasikan dinding itu. Ia menopang Han Sooyoung, lalu melangkah maju menuju Kim Dokja.

“Siapa di sini yang lebih mencintai Demon King of Salvation daripada aku?”

Tsu-chuchut!

⸢Dokja-ssi, aku akan berhenti menceritakan kisah kehilangan itu. Kau pasti muak…⸥
⸢Hyung, aku di sini. Aku ingin mengatakan sesuatu.⸥
⸢Jangan khawatir. Aku tidak akan pergi ke mana pun tanpamu, ahjussi.⸥

Kalimat-kalimat beterbangan.

Kisah-kisah yang dikumpulkan <Perusahaan Kim Dokja> menyatu dalam satu tema.

[Sebuah fragmen ‘Dinding Terakhir’ terungkap pada dunia!]
[Para Dokkaebi Agung terkejut luar biasa!]
[‘Wall of Impossible Communication’ meletakkan fragmen-nya pada tempatnya.]

Dengan dukungan Jang Hayoung, Han Sooyoung menyentuh Kim Dokja sang Outer God King. Rasanya seperti menyentuh tembok—dingin, tanpa emosi.

[Nebula <Perusahaan Kim Dokja> menyingkap ‘tema’ pertama mereka!]

Dinding itu ada untuk memberi tahu—bahwa seseorang berada di baliknya. Bahwa ada seseorang yang membutuhkan dinding itu. Bahwa manusia bisa berbicara tanpa saling melukai.

Han Sooyoung menulis kata pertamanya pada dinding mustahil itu.

⸢Dasar idiot.⸥

Ia tak percaya menulis kata sebodoh itu. Namun ia tak punya tenaga untuk menulis lagi.

Dinding itu bergetar.

Lalu, dengan suara ketukan lembut, sebuah kalimat baru muncul di atasnya—bukan tulisan tangannya.

⸢■■■… Han Sooyoung.⸥

Ch 491: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, V

Itu adalah Kim Dokja. Kalimat itu, tanpa ragu berasal darinya. Ia tak perlu mendengar suaranya untuk tahu.

Han Sooyoung menulis kalimat berikutnya.

⸢Ada apa? Ternyata kau baik-baik saja?⸥

Menjadi seorang penulis tidak berarti kau selalu mengontrol setiap kata yang kau tulis. Dan memang, ia adalah tipe orang yang hanya bisa menulis hal seperti itu. Tapi Kim Dokja pasti bisa membacanya dengan baik. Karena dia adalah pembaca terbaik yang pernah ia kenal.

Tok.
Bersamaan dengan suara ketukan pelan, ia mendengar tawa itu. Suara benturan senjata dari segala arah menusuk telinganya. Para rekannya masih berjuang mati-matian. Tidak ada waktu untuk membuang-buang detik.

⸢Kau sudah tahu semuanya dari awal, kan?⸥

⸢…■■■■■⸥

Kalimat di dinding itu tidak terlihat jelas. Seolah komunikasi tadi hanya keberuntungan yang kemungkinannya nyaris nol.

⸢Hei, kau! Tulis yang benar, bisa tidak?!⸥

Meski Jang Hayoung membantu, pesan Kim Dokja tetap tak terbaca.

['Wall of Impossible Communication' melepaskan kekuatannya!]

Tsu-chuchuchut!

Terlalu banyak kalimat melayang tanpa arah di atas dinding.

Semua itu adalah apa yang pernah ia dan para rekan ucapkan kepada Kim Dokja. Ada yang jelas, ada yang buram.

“Sooyoung-ah.”

“…Aku tahu.”

Sambil mendengar suara Jang Hayoung, Han Sooyoung meraih dinding lagi. Ia berusaha menyatukan pesan Kim Dokja dari serpihan kalimat yang beterbangan.

[Story, ‘Predictive Plagiarism’, telah memulai narasinya!]
[Target adalah keberadaan yang tak bisa kau mengerti!]

Yang menghubungkan huruf-huruf adalah konteks. Huruf tanpa konteks hanyalah buku yang tak bisa dibaca.

⸢"Aku pulang dulu."⸥
⸢"Kau bakal pinjami aku baterai cadangan kalau kita camping?"⸥

Yang bisa ia lakukan hanyalah menghubungkan kalimat-kalimat acak itu. Menyuntikkan konteks agar berarti. Menyusun kalimat yang bukan plot agar seolah-olah bagian cerita.

Namun tetap tak cukup. Sebanyak apapun ia hubungkan, selalu ada celah tanpa makna.

“Kim Dokja! Katakan sesuatu! Apa rencanamu?! Apa yang kau ingin kami lakukan?!”

Tak ada jawaban. Outer God King itu masih bertarung melawan para Konstelasi. Rekannya yang berdarah-darah mulai roboh di dalam badai efek samping.

Han Sooyoung mengertakkan gigi. Tidak masalah kalau Kim Dokja tak mau berkata apa-apa. Yang penting adalah membaca niatnya. Niat dari tindakannya menempuh jalan ini tanpa memberi tahu siapa pun.

Memahami alasan ia memilih menjadi Outer God King.

Saat itulah, kata-kata mulai berkumpul satu per satu.

⸢Kalau Ways of Survival itu di balik paywall, kira-kira berapa uang yang sudah kupakai sejauh ini?⸥
⸢Kalau aku punya ₩20.000.000 di rekening, apa yang akan kurasakan?⸥
⸢Kalau ada dua kamar, biasanya kamar satunya diisi siapa?⸥

“…Kalau aku bertemu denganmu di dunia normal dulu, aku tidak akan pernah jadi temanmu.”

Kalimat-kalimat itu tampak seperti memo acak. Tapi ia tetap memungut semuanya.

Seorang penulis hebat harus menjadi pembaca hebat dulu. Dan Han Sooyoung tahu cara membaca hal seperti ini.

⸢Bagaimana caranya menghasilkan uang?⸥

Kadang, kau harus menerima ada kalimat yang belum kau pahami dan lanjut ke halaman berikutnya. Agar suatu hari, ketika kau kembali, kau bisa memahaminya.

[Target adalah keberadaan yang tak bisa kau mengerti!]

Tak ada pilihan selain terus membuka halaman, membaliknya, lagi dan lagi, demi mengumpulkan petunjuk.

⸢Apa hidupku ini tidak punya Probability menghasilkan uang atau semacamnya?⸥

Tsu-chuchuchu…!

Ia melihat Jung Heewon berlutut di kejauhan. Lee Seolhwa memapahnya, sementara Yoo Sangah dan Lee Hyunsung menahan serangan yang datang.

[Probability Biro membatasi intervensimu dalam skenario!]

Kim Dokja benar. Semua karena Probability.

Alasan ia miskin, alasan mereka kini berada di ambang kehancuran—

[Probability Biro membatasi tubuhmu!]

Tsu-chuchuchut!

Probability di dunia ini adalah kekuatan. Skenario mengalir pada mereka yang punya Probability lebih layak.

[Nebulamu telah melanggar terlalu banyak Probability.]

Han Sooyoung tahu itu. Badai efek samping ini adalah ganjaran karena lolos dari begitu banyak maut hanya dengan keberuntungan. Banyak rekan, tapi tak ada yang gugur sampai Final Scenario.

Sementara Inkarnasi lain… mengorbankan jauh lebih banyak.

⸢Kenapa hanya mereka…⸥
⸢Ini tidak adil.⸥
⸢Kau tahu betapa keras kami berjuang sampai sini?⸥

<Kim Dokja's Company> telah melanggar terlalu banyak Probability. Tak ada yang dikorbankan saat seharusnya. Atau tepatnya—hanya satu orang terus menjadi korban.

“Kim Dokja.”

Ia mati berkali-kali, lalu bangkit lagi. Ia menghidupkan kembali yang sudah mati. Dengan revival, dengan pergi ke Dunia Bawah, bahkan mengubah masa depan.

⸢Dan karena itulah Kim Dokja harus menjadi Musuh Cerita.⸥

Karena semua Giant Story <Kim Dokja's Company> tidak punya cukup Probability.

Han Sooyoung mencakar dinding, menggenggam kalimat.

Saat itu, sebuah kalimat baru melayang.

⸢"Untuk sementara waktu, kau pegang brankas Nebula."⸥

Percakapan yang baru terjadi belum lama ini.

⸢"…Apa ini? Aku bisa habiskan semuanya, kau tahu?"⸥

Ia diberi otoritas mengelola brankas. Ia sempat heran apa yang merasuki si Pelit Mister Kim Dokja.

[Ingin memeriksa saldo saat ini?]

Benarkah Kim Dokja akan menyerahkan ‘brankas’ itu begitu saja?

Seolah tersihir, ia membukanya.

⸢"Wow, kau menabung banyak sekali. Dasar pelit. Untuk apa menabung sebanyak ini?"⸥
⸢"Ada gunanya."⸥

Jumlah Coin di dalamnya sangat besar. Harta yang bisa menggoda bintang mana pun. Ini adalah mata uang dasar sponsor, sumber daya untuk menggerakkan skenario.

⸢Salah satu Kisah terkuat di dunia ini adalah [Coins].⸥

Namun kini, Coin tidak bisa banyak dipakai. Tidak untuk memperkuat tubuh Inkarnasi atau membeli item dari [Dokkaebi Bundle].

Maka ia penasaran: untuk apa semua Coin ini?

[Akankah kau menggunakan Coin ini untuk pertumbuhan 'Giant Story'?]

Dan Han Sooyoung akhirnya mengerti alasan itu.

“Akan kulakukan.”

[143.245.199 Coin Nebula akan dibayarkan kepada Probability!]

Ku-gu-gu-gu-gu!

Saat deklarasi itu selesai, Kisah menyerbu laksana predator lapar. Cahaya emas menyelimuti para rekan.

[Giant Story, 'Demon Realm’s Spring', melahap Kisah Coin dengan rakus!]
[Giant Story Torch that Swallowed the Myth membesar!]
[Giant Story Season of Light and Darkness memperjelas kontrasnya!]

Giant Story menguat, mewujud nyata lebih tebal, lebih gamblang, lebih hidup.

Ku-gu-gu-gu!

Ketika kekuatan Giant Story melawan Probability Biro, Dokkaebi Agung dan Konstelasi panik.

Pedang Jung Heewon menjadi lebih ringan, perisai Lee Hyunsung lebih kokoh. Monster dan serangga yang dipanggil Shin Yoosung dan Lee Gilyoung mengoyak para Konstelasi.

“Tembak!!”

Kapal perang Lee Jihye menembakkan meriamnya—Inkarnasi garis depan lenyap.

Namun keunggulan itu hanya sesaat.

[Probability Biro meningkatkan level pembatasan!]

Retakan hitam muncul di langit. Panggung skenario bergetar.

Kisah tumpah dari mulut para Dokkaebi Agung. Mereka bertaruh nyawa. Demi kesimpulan yang mereka inginkan, mereka turun menjadi tokoh cerita.

Tsu-chuchuchut!

“Black Flame Dragon!”

[Black Flame] mengelilingi Han Sooyoung. Sementara itu Jang Hayoung bertahan dengan teknik Murim.

Kenapa Kim Dokja mempercayakan peran ini padanya?

Ada orang lain yang lebih cocok—tokoh utama sebuah kisah. Tapi Kim Dokja tetap memilihnya.

Su-su-su-su…

Dinding Jang Hayoung memudar. Kekuatannya habis.

Batasan Biro membuat bernapas pun sulit.

Kim Dokja, sempat dekat, kembali menjauh. Arus Kisah berpihak ke Dokkaebi Agung. Han Sooyoung berteriak.

[■■-mu adalah ‘Neverending Story’.]

Kisah di mana tak seorang pun hilang.

Kisah di mana semua hidup bersama dalam satu rumah besar setelah semua skenario usai.

Para rekan bertarung demi mimpi sederhana itu. Namun Probability tidak cukup.

[Konstelasi, 'Abyssal Black Flame Dragon', sedang menatap Inkarnasnya.]

Saat itu, sesuatu menyala dalam benaknya.

Probability tidak cukup?

⸢Alasan Kim Dokja mempercayakan ini kepada Han Sooyoung dan bukan Yoo Joonghyuk.⸥

[Konstelasi, 'Maritime War God', menatap Inkarnasi Han Sooyoung.]

Tik… tik…

Darah menetes dari bahunya. Ia mengikat perban asal-asalan dan menatap langit.

Bintang-bintang <Star Stream>, lebih banyak dari sebelumnya, menyaksikan akhir dunia.

[Banyak Konstelasi tidak puas dengan perkembangan skenario ini!]
[Cukup banyak Konstelasi mengkritik tirani Biro dan Konstelasi Myth…!]

Han Sooyoung menyeringai.

“Benar. Kalian semua adalah Konstelasi…”

Kim Dokja pasti tahu. Karena dia juga seorang Konstelasi.

Pembaca yang tahu bagaimana membuat skenario menjadi lebih menarik, lebih menegangkan.

⸢Dan karena itu Kim Dokja tidak berkata apa pun pada rekan-rekannya.⸥

Han Sooyoung mengepalkan tangan. Coin telah habis. Tangannya kosong.

Namun Kim Dokja tidak hanya meninggalkan Coin.

“…Saat skenario pertama dimulai, kalian bilang begini. Bahwa kami hidup gratis. Jadi kami harus mulai membayar.”

Yang Kim Dokja tinggalkan adalah—

[Konstelasi, 'Bald General of Justice', fokus pada ucapan Han Sooyoung.]
[Konstelasi, 'One-eyed Maitreya', fokus pada ucapan Han Sooyoung.]

…seluruh hidup yang telah mereka jalani.

“Yang kalian katakan dulu, hari ini ku balas lunas.”

Seiring sinyal Han Sooyoung, Biyoo menutup channel itu.

Dan seluruh channel Konstelasi menghitam.

[Semua layar channel BY-9158 telah diblokir.]
[Konstelasi, ‘Heavenly Wind God’, panik oleh blackout mendadak!]
[Konstelasi, ‘Joseon's Number One Sorcerer’, ingin melihat kelanjutannya!]

Dunia tenggelam dalam kegelapan. Suara panik Konstelasi dari lokasi skenario lain bergema.

Semua penonton harus melalui channel Biyoo. Bahkan yang berlangganan channel lain tak bisa melihat selain melalui Biyoo—setidaknya saat ini.

“Mulai sekarang, kisah kami menjadi layanan berbayar.”

Ch 492: Ep. 93 - Omniscient Author's Viewpoint, VI

Pengumuman soal paywall itu membawa keheningan mendalam di channel.
Hanya napas berat Han Sooyoung yang terdengar di tengah panggung yang gelap pekat.

“Jika kalian ingin terus menonton tragedi ini…”

Yang kurang dari <Perusahaan Kim Dokja> saat ini adalah Probability.

Probability. Hal yang membuat cerita mengalir secara wajar dan terasa masuk akal. Aturan yang hanya bisa diubah oleh tatapan tak terhitung jumlahnya dari para Konstelasi, serta Coin yang mereka sponsori.

“…Saatnya kalian yang membayar juga.”

Barulah ia memahami rencana Kim Dokja sepenuhnya. Dan karena ia mengerti, ia bisa mengatakannya sekarang.

Menjual tragedi hidupnya, hidup yang dihabiskan hanya untuk menyelamatkan para rekannya—seperti yang pernah dilakukan ibunya dulu; Kim Dokja ingin mengubah skenario ini dengan menjual tragedi yang diciptakan <Perusahaan Kim Dokja>.

[Mayoritas mutlak Konstelasi sangat terkejut!]

Deklarasi Han Sooyoung membuat para Konstelasi ragu.

Ia teringat saat novel miliknya pertama kali masuk paywall.

⸢Author-nim, mulai besok ya.⸥

Perasaannya kala itu sama persis seperti sekarang. Perasaan tak tahu apa yang akan terjadi.

Berapa banyak yang akan terus membaca tulisanku?
Berapa lama aku bisa bertahan hidup dengan menjual cerita ini?

‘Dasar Kim Dokja busuk. Jadi kau memberikan peran seperti ini padaku??’

Yang ia jual sekarang bukan novel.

[Giant Story, ‘Demon Realm’s Spring’, ingin melanjutkan ceritanya!]
[Giant Story, ‘Torch That Swallowed the Myth’, ingin melanjutkan ceritanya!]
[Giant Story, ‘Season of Light and Darkness’, ingin melanjutkan ceritanya!]
[Giant Story, ‘Liberator of the Forgotten Ones’, ingin melanjutkan ceritanya!]

…Kisah yang ditulis dengan darah dan air mata <Perusahaan Kim Dokja>.

Yang ia jual sekarang adalah kisah hidup mereka. Kisah yang tak bisa ia ubah seenaknya atau dijadikan lelucon. Meski begitu, ia tetap menawarkannya kepada para Konstelasi.

Biyoo menatapnya dari langit dengan mata cemas. Han Sooyoung tersenyum, seakan berkata: tidak apa-apa.

“Tidak ada yang membeli? Sayang sekali. Padahal sebentar lagi akan jadi sangat menarik.”

Hanya dia yang bisa melakukan ini. Hanya Han Sooyoung, yang ditahbiskan sebagai “orang jahat” di <Perusahaan Kim Dokja>, yang bisa menjual kisah ini.

Seakan bersimpati padanya, gerakan Outer God King semakin melambat. Mungkin, ia sedang tenggelam dalam kesedihan.

[Betapa lucu. Kalian pikir ada yang tertarik pada kisah murahan kalian?]

Yang memecah keheningan adalah Konstelasi tingkat Myth, Poseidon. Sosok Myth-grade lainnya tampak juga di kejauhan. Mereka semua menertawakan Han Sooyoung.

[Benarkah kalian percaya ‘Kisah’ kalian pantas dihargai sebesar itu?]

Sama seperti para Dokkaebi Agung; mereka menganggap pilihan Han Sooyoung hanyalah kebodohan yang timbul karena tekanan akhir dunia.

Tsu-chuchuchut!

Begitu banyak Konstelasi pergi; ukuran channel mengecil. Beberapa channel lain mencoba menyusup—channel milik Dokkaebi yang memusuhi <Perusahaan Kim Dokja>.

[Habisi mereka.]

Konstelasi di garis belakang mulai bergerak. Kebanyakan Myth-grade, atau Narrative-grade tingkat tinggi.

[Konstelasi ‘One Responsible for the Universe’s Cycle’ sedang mengawasi battlefield!]
[Konstelasi ‘Mirror that Emits Smoke’ turun ke battlefield!]
[Konstelasi ‘Master of Thunder and War’ turun ke battlefield!]

Brahma dari mitologi India.
Tezcatlipoca dari mitologi Aztec.
Perun dari mitologi Slavia.

Konstelasi dari Nebula besar yang tak pernah muncul di skenario rendah—kemunculan mereka saja sudah menjadi Kisah.

Dan ketika Giant Story mulai bergerak, tekanan di medan perang kian menjadi.

Gah-aaaaah! Puh-geug-geuk!!

‘Tanpa Nama’ yang melindungi Kim Dokja dihancurkan tanpa ampun.

Konstelasi tingkat Myth adalah pemilik saham terbesar Giant Story Nebula mereka. Begitu mereka menggerakkan Probability, keseimbangan langsung bergeser.

Han Sooyoung menatap gelombang bintang yang datang. “Bahkan di tempat yang kalian tidak pedulikan, kami tetap hidup.”

Layar boleh gelap, tapi suara tetap mengalir. Suaranya didengar semua Konstelasi di channel.

⸢Han Sooyoung juga tahu. Tidak semua Konstelasi menyukai mereka.⸥

<Kim Dokja's Company> punya banyak musuh. Ada yang bersorak untuk mereka, ada yang iri, atau bahkan membenci. Ada kebencian tanpa alasan.

Namun ada satu kesamaan:

Mereka semua telah menyaksikan sebuah Kisah… untuk waktu yang sangat lama.

⸢Kisah yang kau dampingi begitu lama… pada akhirnya akan menjadi bagian darimu.⸥

Sama seperti Kim Dokja dan Ways of Survival.

“Namun, begitu kalian menutup mata, kisah ini berakhir di sini.”

Kata-katanya bukan ditujukan ke satu pihak—itu deklarasi untuk semua.

Akhirnya, para Konstelasi menembus barisan Outer God dan menyerbu. Rekan-rekannya berdiri menghadang.

Kwa-aaaaaaah!!

Gelombang Poseidon, ditambah petir Zeus, menerjang. Outer God terbakar dan mati. Anggota <Perusahaan Kim Dokja> takkan sanggup menahannya—namun Han Sooyoung percaya.

“Meski aku mati, aku tidak akan berhenti bergerak.”

Han Sooyoung menembakkan [Black Flame] dengan seluruh tenaga—namun kekuatannya ditekan sampai kurang dari seperempat.

Dan tepat saat gelombang itu menyambar—

⸢Untuk sesaat, dunia seakan berhenti.⸥

Sesuatu yang mendasari dunia ini bergeser, seolah kuas tipis melukis ulang kanvasnya. Lalu—waktu bergerak lagi.

[A fatal error has occurred in the Final Scenario!]

Gelombang Poseidon dan petir Zeus menghantam—

Kwa-dudududu!!

Tepatnya, menghantam sebuah penghalang di depan mereka.

Dinding baja kokoh. Kisah Lee Hyunsung—tembok yang dulu menyelimuti seluruh <Oz>—kini melindungi rekan-rekannya.

Namun ia seharusnya masih berada di bawah pembatasan Biro. Bagaimana bisa…?

“Sooyoung-ssi.”

Sparks biru mengalir di tubuh Lee Hyunsung. Tidak hanya dia—semua anggota <Perusahaan Kim Dokja> kini diselimuti percikan. Otot yang terpenjara kini bebas. Energi magis kembali mengalir.

[Error payout channel telah dinormalisasi.]
[Donasi tertunda kini dibayarkan!]

Biyoo tampak menangis di udara.

Lalu—banjir pesan menerjang Han Sooyoung.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ dengan bahagia mendonasikan separuh Coin miliknya!]
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ mendonasikan jumlah tak masuk akal sambil menggerutu!]
[Konstelasi ‘Most Ancient Liberator’ sedang…!]

Bintang-bintang mulai bersinar.

Saldo brankas Nebula naik cepat.

83,112,540 C
162,423,800 C
1,041,512,080 C

Coin melewati seratus juta… lalu menembus satu miliar.

Hanya ada satu hal yang harus dilakukan Han Sooyoung.

Menghabiskan semuanya.

Tsu-chuchuchuchut!!

“Semua orang, bertahan!”

[Konstelasi ‘Mass Production Maker’ tersenyum.]
[Konstelasi itu mendonasikan jumlah melebihi batas donasi!]

Kakek tua kaos nanas itu.

Saat mereka bertemu di syuting iklan [Ferrarghini]—Han Sooyoung pernah berkata:

⸢Kau pikir iklan begini bisa jual mobilmu?⸥

Ia menjawab:

⸢Aku tidak mengiklankan untuk menjual. Aku mengiklankan barang yang akan terjual.⸥

Kini ia mengerti.

[Konstelasi ‘Joseon’s Number One Sorcerer’ mendonasikan 5.000 Coin!]
[Konstelasi ‘Meirangong Marquis Zhuangmou’ mendonasikan 5.100 Coin!]
[Konstelasi ‘Father of the Rich Night’ mendonasikan seluruh simpanannya!]
[Konstelasi ‘Mother of the Darkest Spring’ mendonasikan separuh saldo Underworld!]
[Konstelasi ‘Supreme God of Light’ mendonasikan 2.100.000 Coin!]
[Konstelasi ‘Lily Blooming in Aquarius’ mendonasikan 1.500.000 Coin!]

Konstelasi familiar.

[Konstelasi ‘Lame Trickster’ mendonasikan 15.000 Coin.]
[Konstelasi ‘Monarch of Small Fries’ mendonasikan 450.000 Coin.]
[Konstelasi ‘Adventurer That Stands Up an Egg’ mendonasikan 18.000 Coin!]
[Konstelasi ‘Master of the Niten Ichu-ryu’ mendonasikan 4.000 Coin!]
[Semua bintang di Big Dipper mendonasikan 300.000 Coin!]
[Konstelasi kecil dari planet kecil mendonasikan 300 Coin!]

Konstelasi yang tak terpikirkan.

[Ada banyak Konstelasi anonim menambah Probability untuk <Perusahaan Kim Dokja>!]

Konstelasi yang tak mereka kenal pun ikut.

Cahaya kembali. Siaran kembali.

[Channel BY-9158 kembali tayang!]

Kisah mulai lagi.

Coin ini membawa keinginan—

⸢Keinginan melihat akhir Kisah ini.⸥

Han Sooyoung paham. Tapi ada yang tidak.

[Apa yang kalian lakukan?! Apa kalian bersimpati pada Inkarnasi itu?? Pada ⸢Musuh Cerita⸥?? Sadarlah! Jangan biarkan cerita hina ini merebut mata kalian!]

Dokkaebi Agung meraung. Lalu—jawaban.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ berkata ia justru lebih sadar daripada sebelumnya.]

Tsu-chuchuchu…!

Badai Probability surut. Gelombang Poseidon runtuh.

Han Sooyoung memejamkan mata. Angin bertiup.

[Will of <Star Stream> menerima aliran Probability baru.]
[<Star Stream> mempertimbangkan perubahan aturan skenario.]

Probability Biro menghilang. Keseimbangan kembali.

[Kau masih belum mengerti ‘Musuh Cerita’.]

Kim Dokja tetap rumit. Tapi…

[‘Musuh Cerita’ ingin dimengerti olehmu.]

…itu bukan berarti tak ada yang berubah.

[Aturan skenario berubah.]
[Mulai sekarang, semua Constellation boleh memilih pihak di Skenario Final!]

Han Sooyoung membuka mata.

Dunia berubah—seolah lapisan terkelupas.

【■■■■■■… Ayo!! Bertarung! Ini medan perang kita!】

Seorang pria menunggang kuda melintas. Barusan ia Outer God. Sekarang, bukan lagi.

Monster tentakel berubah—jadi manusia, dwarf, makhluk lain. Tidak lagi tanpa nama.

【Beomgak! Bergerak! Ini Skenario Final yang kita impikan!】
【Mark!】

Mereka kini memiliki nama.

[Anda berpihak pada ‘Musuh Cerita’.]

Mereka menyerbu Konstelasi dalam cahaya senja.

【Aku akan bersamamu!】

Di antara mereka ada sosok mirip Lee Hyunsung, Shin Yoosung kecil, bahkan bayangan Jung Heewon, Lee Gilyoung, Lee Jihye.

【Tidak buruk. Jadi world-line ini sudah sejauh ini?】

Han Sooyoung bahkan melihat seseorang mirip dirinya.

⸢Semua world-line yang dibuang berkumpul di sini.⸥

Dunia yang tak bisa dijelaskan kata. Dunia yang Predictive Plagiarism tak bisa baca—karena hanya pembaca sejati yang bisa membayangkannya.

⸢Inilah dunia yang Kim Dokja impikan.⸥

Ia menoleh ke tempat Outer God King berdiri—dan di sana, berdiri seorang pria.

⸢“Han Sooyoung, apa yang harus dilakukan seorang ekstra untuk menarik perhatian?”⸥

Jas putih muncul sesaat di balik mantel hitam compang-camping.

⸢“Kau jadi ekstra karena tak ada yang memperhatikanmu.”⸥

Han Sooyoung melangkah, terhuyung.

⸢“Tidak ada cara pasti. Biasanya, kau menarik perhatian dengan mengorbankan diri, atau…”⸥

Ia berjalan… sampai berdiri tepat di hadapan pria itu.

⸢“…atau, kau memberi mereka kisah mereka sendiri.”⸥

Pria itu berdiri diam menunggunya.

Han Sooyoung menegakkan tubuh. Tidak seperti biasanya, ia merasa bisa menangis. Pandangannya kabur.


“Kau sudah bekerja keras.”

Dan Kim Dokja berdiri di sana.

 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review