Kamis, 30 Oktober 2025

Ep. 78 - Twist/轉

Ch 409: Ep. 78 - Twist/轉, I

Setiap inci ototku berdenyut seperti habis digilas besi berulang-ulang.

Aku sempat blackout sesaat, tapi entah bagaimana sadar kembali.
Cerita muntah keluar dari mulutku. Gelap absolut menyambut ketika aku membuka mata.

Tak ada apa pun di sekitar, tapi aku tahu persis di mana ini.

[‘Indescribable Distance’ melirikmu.]

—Nameless Mist.

Clone-nya pernah kuserang di Demon Realm lantai 73.

Clone saja cukup untuk menghancurkan Demon Realm milikku, memusnahkan Constellation tingkat Naratif, bahkan Transcendent.

Dan sekarang… aku berada di dalam mulut satu Calamity yang paling tak ingin kutemui lagi.

⸢Kim Dokja berpikir. Ini satu-satunya cara menghentikan Apocalypse Dragon.⸥

…Jadi kau bangun lagi ya.

⸢Untuk menghentikan bencana dunia, panggil bencana lain. Hanya Regressor Yoo Joonghyuk yang bisa kepikiran beginian.⸥

Aku menatap pesan Fourth Wall yang bermunculan dan tertawa getir.

⸢Tapi Kim Dokja tetap melakukannya.⸥

Sisa efek backlash Probability berputar seperti badai.

– Kau sudah mendistorsi Probability terlalu banyak.
– Teruskan, dan semua karma Probability yang kau kumpulkan bakal menghabisimu. Kau tahu artinya, kan?

Ini balasan dari semua distorsi yang kulakukan.
Harga yang selalu diperingatkan para Constellation dan dokkaebi.

⸢Tidak ada Story besar tanpa kehilangan.⸥

Setiap Giant Story di <Star Stream> adalah cerita tentang kehilangan.

Untuk bangkitkan pahlawan — harus ada korban.
Untuk cinta dan persahabatan — harus ada sesuatu yang hancur.

⸢Kim Dokja membenci itu.⸥

Aku tahu suatu hari harus membayar harga karena selalu menghindari kehilangan.
Saat ini pasti tiba — saat Price of Probability menagih.

⸢Dan itulah kenapa Kim Dokja memilih itu.⸥

Tsu-chuchchchut!

Benjolan Story lagi keluar dari tenggorokanku.
Bukan serangan Nameless Mist — ini backlash Probability dunia yang ingin menghapusku dari skenario.

[Story, ‘Demon King of Salvation’, melanjutkan cerita.]

Aku bertahan hanya karena Story-ku menahanku.
Mereka berbisik:

Kau Demon King of Salvation. Kau harus menyelamatkan mereka.

Seperti mereka berbisik pada Metatron, pada Agares.

[Story, ‘King of a Kingless World’, melanjutkan cerita.]
[Giant Story, ‘Demon Realm’s Spring’, melanjutkan cerita.]
[Giant Story, ‘Torch that Swallowed the Myth’, melanjutkan cerita.]

Di dalam kabut hitam yang berguncang, aku bisa merasakan luar.

[‘Final Dragon of the Book of Apocalypse’ menatap Nameless Mist penuh kebencian!]
[‘Indescribable Distance’ bergerak.]

Semuanya sesuai rencana.
Outer God yang berniat memakanku… tergoda mangsa yang lebih besar.

Final Dragon vs Nameless Mist.
Dua Calamity saling bunuh.
Itu satu-satunya harapan semua makhluk.

Aku hanya perlu beli waktu.
Waktu bagi Constellation bangkit lagi, membentuk nebula baru yang layak mereka banggakan.

[Damage pada Incarnation Body kritis!]
[Status ‘makhluk tak terdeskripsi’ memakan Context Modifierv-mu.]
[Unity Story melemah.]
[<Star Stream> terkejut oleh pencapaianmu.]
[Giant Story-mu sedang bangkit.]

Dari jauh, samar-samar… aku mendengar sesuatu seperti lagu.

Mungkin suara ibu.
Mungkin teman-temanku.
Mungkin seseorang dulu…

Dan mendengarnya,

[Story, ‘Life and Death Companions’, melanjutkan cerita.]

…aku sadar.

Aku tidak ingin mati.


Ku-gugugugu!

Satu dunia menabrak dunia lain.
Kim Dokja yang menahan shockwave kini ditelan kabut hitam.

Chaos melawan Chaos. Segalanya di sekitar mereka lenyap.

[Constellation, ‘Mandala’s Guardian’, terkejut!]

Untungnya, lokasi tabrakan cukup jauh. Para companion masih hidup.

Wajah para Constellation pucat.
Yang menguasai langit seperti raja…
kini menyaksikan dua malapetaka yang bahkan mereka tak bisa sentuh.

Hari ini mereka sadar — akhir dunia benar-benar di depan mata.

Namun untuk satu orang, kehilangan seseorang jauh lebih menakutkan daripada kiamat.

“Ajusssshiiiiiiii!!”

Lee Jihye menjerit, menembakkan meriam Turtle Dragon ke kabut.
Peluru lenyap begitu saja.

“Tidak… jangan… jangan…!!”

Yoosung memekik berulang-ulang, tangannya gemetar.
Chimera Dragon memuntahkan Breath tanpa henti.

Gilyoung terhuyung. Aura iblis keluar dari tubuh kecilnya.

“Kon…trak… aku akan… tidak… akan… aku akan…”

Di depan mereka, tiga sosok lain melangkah.

Yoo Joonghyuk, bentuk transendennya menyala.
Han Sooyoung, diliputi Black Flame Dragon.
Jung Heewon, dengan mata God-slaying terbuka lebar.

Mereka maju bersamaan—
dan seseorang menghadang.

Anna Croft.

“Berhenti! Jangan tinggalkan garis depan!”

[Nebula, <Asgard>, memimpin pertempuran.]

Giant Story Asgard membelenggu langkah mereka.

Wajah Yoo Joonghyuk mengeras. “Minggir.”

“Itu bukan kemauan Demon King of Salvation!”

“‘Kemauan’ dia?” suara Sooyoung retak, tangan kiri menyala hitam.

Anna bicara cepat. “Aku… aku melihat masa depan.”

[Eye of the Great Demon] berputar.

“Mungkin… dia benar-benar melakukannya.”
Dia menatap pertarungan dua Calamity.
“Untuk menyelamatkan dunia ini, dia benar-benar—”

“Persetan dunia!” Sooyoung meledak. “Kami mau—!!”

“Pengorbanannya mulia.”

“Kalau kau nggak tutup mulutmu…”

Sooyoung hampir menggigit kata-katanya karena marah.
Suaranya bergetar, penuh tahun-tahun amarah yang dipendam.

“Kenapa Kim Dokja yang harus menyelamatkan dunia?! Kenapa dia harus korbanin diri buat dunia busuk ini?! Emangnya dunia ini pantas diselamatkan?!”

Anna ingat sesuatu.

“Demon King of Salvation pernah bilang begitu.”

—Apakah dunia ini layak dilindungi, lihat dulu.

Mungkin waktu Gourmet Association.
Dia tahu apa maksudnya kala itu.

Dunia ini dikuasai dokkaebi dan Constellation.
Anna pun menciptakan Zarathustra untuk mengubah dunia.

Dia menatap langit.

“Dia ada di sana sekarang…
Karena dia bertemu kalian.”

Tiga orang yang keras kepala itu… wajah mereka melunak sejenak.

“Percayalah padaku. Kita harus menunggu sampai dua Calamity saling memusnahkan. Baru kita bisa selamat.”

“Peramal? Kau pikir cuma kau yang bisa lihat masa depan?”

Anna terdiam.

Story Predictive Plagiarism bergelombang di sekitar Sooyoung.
Yoo Joonghyuk diam, [Sage’s Eye] terus menganalisis.

Mereka juga melampaui batas “melihat masa depan”.

Dan tetap…
mereka memilih Kim Dokja.

Jung Heewon menghunus pedangnya.

“Aku tak tahu masa depan. Tapi aku tahu satu hal.”
Api putih berkobar.

“Laki-laki itu adalah dunia yang ingin kuselamatkan.”

Tiga orang melesat sekaligus.
Probability Giant Story dan tekanan Nebula tak sanggup menghentikan mereka.

Anna mengulurkan tangan, terlambat.

Langit runtuh.

Bukan Probability yang menghentikan mereka.

Sooyoung melihatnya duluan.

“Apa lagi ini?! Anjir—!”

Kuguguguguuuu!!!

Fondasi langit retak.
Keseimbangan realitas runtuh akibat dua Calamity bentrok.

Dari kabut hitam, sesuatu memisahkan diri.

[Itu…?]

Sosok seperti mata kuning sakit muncul.
Yoosung gemetar hebat.

Dia pernah melihat mata itu.
Di Industrial Complex — semuanya runtuh di bawah benda ini.

Bahkan pikiran makhluk hidup remuk di bawah tatapannya.

Namun seseorang melihatnya berbeda.

[Lebih kecil dari waktu itu, rupanya.]

Cheok Jungyeong melangkah.

Ch 410: Ep. 78 - Twist/轉, II

Cheok Jungyeong mencabut pedangnya dan maju selangkah.
Story yang ia tempa di Isle of Reincarnators membungkus tubuhnya, beriak seperti otot nyata yang berdenyut.

[Mari berangkat, Transcendent kecil.]

Kyrgios naik ke bahunya.
Dulu, keduanya pernah bertarung bersama melawan Indescribable Distance.

Cheok Jungyeong melompat ke langit.
Kilatan Electrification milik Kyrgios menari di sepanjang bilah pedangnya.
Arus listrik putih murni menyelimuti tubuh Cheok Jungyeong — membuatnya tampak seperti dewa petir.

[Aku, Cheok Jungyeong, telah menunggu hari ini!]

Status luar biasa meledak keluar.

Musuh yang pedangnya — pedang yang mampu membelah gunung dan laut — tak pernah bisa tebas sebelumnya, kini menganga di depan matanya.

Ia mengasah Fourth Sword yang belum sempurna demi momen ini.
Menentang kehampaan tak terukur. Menghabiskan waktu tanpa batas untuk menciptakan satu jurus.

Dan hasilnya—

Story-nya, dimampatkan hingga hampir meledak, menyala.
Arus listrik Kyrgios berputar gila-gilaan di sekitarnya.

Para Constellation di bawah mendongak.

Satu Constellation.
Satu Transcendent.

Kabut gelap mengejek mereka — mulut raksasa dari Indescribable Distance clone menganga lebar.
Dan sesaat sebelum kegelapan itu menelan cahaya bintang—

‘Fourth Law’.

Cahaya memancar dari pedang Cheok Jungyeong.

‘Fourth Sword that Beheads the Emptiness’.

Pusat kabut itu terbelah.
Seperti perut monster dicincang, sesuatu tumpah dari luka menganga itu.

Mata kuning busuk di dalam kabut mulai hancur, memuntahkan Story.

[Banyak Constellation tak bisa mengalihkan pandang dari kemuliaan martial ‘Goryeo’s First Sword’!]
[Para Constellation melongo menyaksikan pemandangan mustahil ini!]

Semua tercengang.

Meski hanya clone, musuh mereka adalah Indescribable Distance
penyapu <Star Stream>, pemangsa Probability terdistorsi.

Calamity yang tak bisa dikalahkan… kini terbelah oleh Cheok Jungyeong.

Tak seorang pun benar-benar melihat gerak pedangnya.

Hanya Yoo Joonghyuk yang mengenali serangannya.
Bahkan pria yang pernah membelah bintang itu tampak terhenyak.

“…Will-formed Blade.”

Kekuatan membelah dunia hanya dengan tekad — puncak tertinggi martial arts.
Dan Cheok Jungyeong mencapai puncak itu sebagai Constellation.

[Tak ada eksistensi yang tak bisa dipotong pedangku!]

Tenggelam dalam sinar yang meledak, Cheok Jungyeong menatap kabut tercerai.

Berapa lama… berapa lama ia menunggu untuk membelahnya?

Kebahagiaan kecil di ujung kekosongan — momen ketika tekad menjadi pedang.
Fourth Sword that Beheads the Emptiness.

Klimaks segala martial arts miliknya.

Dia menoleh ke Yoo Joonghyuk dan berteriak:

[Sekarang pergilah, kalian para Penerus! Pergi dan bawa Kim Dokj—]

DUAR!

Sebuah serangan brutal menghancurkan tubuhnya dari belakang.
Ia jatuh seperti meteor, menghantam bumi.

Pandangannya goyah. Dengan paksa ia menoleh… dan menyadari.

[Astaga… <Star Stream> bakal tamat begini…]

Tubuhnya gemetar.

…Kenapa?

Baru saja ia membelahnya.
Tapi mata raksasa itu masih menatap.

Bukan satu clone.
Bukan dua.

Puluhan.
Ratusan.
Langit penuh mereka.

Semua turun untuk melahap dunia.

[Uwaaaahk!!]

Constellation Historical-grade menjerit panik, melarikan diri—
tapi sisi lain juga disergap kabut.

Kraak!

Taring kabut menggigit tubuh Incarnation seperti buah busuk.
Tak ada tempat lari. Tak ada tempat bersembunyi.

“Semua tenang! Kalian lihat kan?! Kita bisa lawan mereka!”

Dionysus teriak sampai serak.
Tapi Constellation tak bisa bekerja sama.

<Olympus> kehabisan Status setelah shockwave.
<Underworld> menguras Probability.
Hanya Uriel dan Black Flame Dragon yang masih menggertak.

“Minggir!! Minggir goblok, dasar bangsat—!!”

Yoo Joonghyuk, Han Sooyoung, Jung Heewon—
Status mereka meledak, saling menutup punggung.

Mereka ingin menerobos ke arah Kim Dokja, tapi celah tak pernah datang.

“Brengsek! Nggak ada siapa lagi?! Nggak ada teman Kim Dokja yang tersisa?!”

Status Black Flame Dragon melemah.
Uriel goyah.

[‘Demon-like Judge of Fire’ menatap ‘Scribe of Heaven’ dengan murka!]
[‘Abyssal Black Flame Dragon’ berkata dia belum bisa memakai ‘Right Hand of the Void Destruction’…]

Kematian turun.

Saat itu—lampu terang seperti headlamp mobil menembus debu.
Suara rem melengking.

Sebuah mobil berhenti di samping mereka.

X-class Ferrarghini.

[…Akan repot kalau kalian cedera. Kalian masih punya tiga iklan yang harus kalian syuting untukku.]

Pintu membuka.
Laki-laki paruh baya dengan rambut abu dan polo pink nan menyedihkan turun, melambaikan tangan.

Han Sooyoung melongo.

“…Mass Production Maker??

Bisik-bisik Constellation muncul.

[Dia kuat?]
[Nggak, itu kakek nggak guna.]
[Konstelasi mata duitan pabrik cerita murahan…]

Mass Production Maker tertawa santai.

[Kayaknya aku kelihatan nggak bisa diandalkan ya.]

Thor berhenti minum.

[Oiii, Mister Steady! Kalau udah datang, bantu dong! Kita butuh bantuan, bahkan dari kakek sekali pun!!]

[Hmm, aku nggak datang untuk bertarung.]

[Lalu ngapain datang?!]

[Mau sponsor Coin.]

[…APA GUNANYA SEKARANG?!!]

Caci maki hujan.

[Kalau datang cuma buat ngoceh, mending pergi, kakek mata duit!!]

Tapi kakek itu tetap tersenyum.

Han Sooyoung teringat percakapan dulu.

Kim Dokja, siapa dia? Kenapa dokkaebi hormat banget?
Karena dia kaya Coin.

Sekarang — dia tersenyum persis begitu.

[Kenapa kalian remehkan Coin?]

[Coin itu cuma consumable—!!]

Satu Coin muncul di telapak tangannya, berputar.

[Pernah tanya kenapa standar dunia ini Coin, bukan Story?]

Constellation mendengus.

Han Sooyoung justru membeku.
Benar.
Di dunia kisah…

kenapa alat tukarnya bukan Story?

Tsu-chuchuchut!

Probability mengamuk, Status-nya menanjak gila-gilaan.

[Sebuah Story sangat tua mulai bercerita.]

Mass Production Maker —
dia juga mengejar A Single Story-nya sendiri.

[Penguasa dunia ini bukan ‘Good’ atau ‘Evil’. Tapi kapital.]

Coin dilemparkannya.

[Dan aku punya Coin terbanyak di <Star Stream>.]

[Seseorang menghabiskan banyak Coin!]
[Story, ‘Materialism’, mulai bercerita!]

Duar.

Langit robek.
Sebuah Gate terbuka.

[Gate satu arah telah terbuka.]

Hanya dokkaebi & Bureau bisa melakukan itu—

tapi dia melakukannya dengan uang.

[Summoning dimulai!]

Siluet manusia keluar dari Portal.

Mass Production Maker pakai kacamata hitam santai.

[Aku nggak jago bertarung, kan sudah kubilang.]
[Tapi aku bisa panggil teman-teman yang jago.]

Pertama muncul—

Breaking the Sky Sword Saint.
Diikuti Yoo Hoseong, dan Transcendent lain.

Yoo Joonghyuk menegang.

…Apakah ini cukup?

Mereka kuat, tapi ini Outer God clone lusinan jumlahnya.

Belum tentu menang.

Lalu—

Seseorang lain muncul.

“Serius deh! Harusnya dari tadi bantu bawa kami!”

Jang Hayoung.

Teman-teman memanggilnya, ia melambai.

“Maaf, aku tadi sibuk membujuk seseorang—”

…Membujuk?

Ia tak sempat lanjut.

Clone Outer God mengarah padanya.
Ketakutan melintas—
lalu…

Aura emas menyala.

Status menggelegar.
Rambut emasnya terurai, headband emas muncul.
Fur coat emas menutup tubuhnya.

Matanya menyala—

Golden Gaze, Fiery Eyes.

[‘Abyssal Black Flame Dragon’ menyipitkan mata.]
[‘Demon-like Judge of Fire’ melongo.]
[‘Goryeo’s First Sword’ mendesah.]
[Netral Constellation tak bisa menyembunyikan keterkejutan.]


Tak seorang pun salah kenal.

Staf terberat di dunia muncul di tangannya.
Langit bergetar.

[Pergilah. Selamatkan Kim Dokja.]

Suara itu bukan suara Jang Hayoung.

[Constellation, ‘Prisoner of the Golden Headband’, telah berinkarnasi!]

Sun Wukong telah turun.



Ch 411: Ep. 78 - Twist/轉, III

Di sepanjang petualangannya di Isle of Reincarnators, Jang Hayoung beberapa kali menggunakan [Unidentifiable Wall]; ia memakai fungsi tahap pertamanya, [Chat System], untuk berbincang dengan para Constellation.

– Demon King of Salvation-nim.
– …Kenapa kau memanggilku begitu?

Dan pada suatu titik, ia bahkan bisa mengobrol dengan Kim Dokja seolah tidak ada apa-apa yang terjadi.

Untuk sekian lama, ia sangat ingin menyangkal bahwa Demon King of Salvation = Kim Dokja. Sampai ia breakdown sendiri. Tapi pada akhirnya, ia tak punya pilihan selain menerima.

Demon King of Salvation yang ia kagumi adalah Kim Dokja.
Dan si bodoh Kim Dokja tak lain adalah Demon King of Salvation.

Ia akhirnya bisa menerimanya. Yah… kira-kira 90%.

– Aku bicara dengan Demon King of Salvation-nim. Jadi Kim Dokja tolong diam.
– …
– Tidak ada cara lain. Jangan ngomong yang aneh, jawab saja yang kutanya.
– …Jawaban seperti apa?

Karena dia bertanya langsung seperti itu, kesedihan yang ia tahan selama ini tumpah.

– Kenapa kau tidak mau aku masuk Kim Dokja’s Company?

Itu pertanyaan yang selalu ingin ia lemparkan.
Ia melihat para companion memakai Context of Constellation dan maju ke skenario berikutnya—sementara ia tertinggal bersama para teacher.

Ia ingin ikut.
Ia ingin bersinar bersama mereka.

Apa karena aku kurang layak?
Apa karena aku tidak bersama mereka sejak awal skenario?

Jang Hayoung teringat kembali perjuangan mereka di Demon Realm Revolt… pertempuran Selection Demon King… momen-momen yang baginya adalah kebahagiaan pertama dalam hidupnya.

Dan ia pikir, ia juga sudah menjadi companion Kim Dokja.
Tapi mungkin itu cuma ilusi.

– Aku ingin kau hidup bebas.

Rasa marahnya meletup saat mendengar jawaban itu.
Ia ingin menjerit: Omong kosong apa itu setelah semua yang kulalui?!

Tapi kemudian…

– Kau dipaksa pindah ke dimensi lain dan hidup di Demon Realm. Itu bukan pilihanmu, kan?

Ia terdiam. Nafasnya tercekat. Yang ia bisa lakukan hanyalah membaca.

– Hayoung-ah, hiduplah seperti yang kau inginkan.

Itu suara Demon King of Salvation.
Suara Constellation yang kecanduan menyelamatkan orang lain, dan berkali-kali menukar hidupnya sendiri demi itu.

Itu bukan kata-kata temanku, Kim Dokja.

⸢Suaranya tak terdengar lagi.⸥

Wall berbicara.
Bahkan tembok yang bisa menyambungkan siapa pun, tidak dapat menghubungkannya pada suara Kim Dokja.

Ia tetap menjadi Demon King of Salvation—seperti yang diminta Jang Hayoung.

“Lihat, kalau kau ngomong kayak gitu… aku harus apa?”

Itu sebabnya… ia ingin mendengar suara Kim Dokja.

['Unidentifiable Wall' menanggung nama aslinya!]

Dan itulah sebabnya Jang Hayoung berdiri di sini.

['Unidentifiable Wall' berevolusi menjadi 'Wall of Impossible Communication'!]
[Fungsi tahap kedua sekarang tersedia!]

Ia membuka kekuatan baru Wall itu, membujuk para Constellation yang bisa membantu <Kim Dokja’s Company>, dan membawa mereka kemari.

Bukan demi siapa-siapa.
Tapi demi hidup yang ia pilih untuk dirinya sendiri.

Tsu-chuchuchut!!

Wajah terkejut para anggota <Kim Dokja’s Company> menatapnya.
Status memenuhi kepalanya, kesadarannya goyah.

“Bangun dan bergerak sekarang! Aku nggak bisa tahan lama!”

Kesadarannya meredup.
Satu Constellation sedang mengambil alih tubuhnya.

['Wall of Impossible Communication' mengaktifkan 'Impossible Longing Lv.1'!]

Impossible Longing — kekuatan untuk membentuk kontrak sponsor sementara, bahkan tanpa sponsor.

[Constellation, 'Prisoner of the Golden Headband', melihat Incarnation Body-nya.]

Sun Wukong.
Sang Great Sage, Heaven’s Equal.

Menurut Kim Dokja, salah satu Constellation terkuat di seluruh <Star Stream>.

Ia menatap dunia dengan sorot merendahkan, lalu berkata datar:

[Sejujurnya, begitu aku datang… ini menyebalkan.]

Jang Hayoung ternganga. “Hah?! Kau kan bilang mau bantu! Aku bahkan dengerin curhatan pribadimu, lho! Cepat bantu aku!”

Dari sudut pandangnya, tentu saja ini gila.
Walau… ia bisa menebak alasannya.

Suara ju-jujujut bergema.

Seakan tubuhnya kini ditempati banyak eksistensi bersamaan.
Status-nya tidak stabil. Wajar kalau yang dia rasakan adalah… “ganggu”.

Tapi itu urusan dia.

“Kalo kau nggak bantu, rambutmu bakal—”

[Baik, baik! Lihat, aku bantu, ya kan?!]

Sun Wukong mengangkat Ruyi Bang, penuh tidak rela.
Aura membakar, para Constellation terpana.

[Great Sage, ini bunuh diri kalau kau kirim mereka kembali. Bahkan kau—]
[Dan kau siapa?]
[…Aku Cheok Jungyeong.]

Cheok membusungkan dada, menahan tekanan.
Sun Wukong memandangnya lama.

[Kau tahu siapa Master Sun ini, kan?]

Master… Sun.

Cheok Jungyeong mengangguk kaku.

[Aku tahu kau dulu Constellation kuat. Tapi—]
[Iya iya. Udah lama aku nggak gerak full power.]

Sun Wukong menguap. Mengecilkan Ruyi Bang. Mengupil.

Cheok hampir meledak—

[Constellation, 'Prisoner of the Golden Headband', unleashes Status!]

Duar!

Semua Constellation terpental.
Aura akibat gaya tekanannya saja membuat mereka menciut.

[Lihat itu, percikan Probability…!]

Sparks melompat liar.
89th scenario tidak seharusnya bereaksi seperti ini.

Ini berarti…

[Perhatikan baik-baik.]

Bagua menyebar di sekeliling Sun Wukong.

Qian, Dui, Li, Zhen, Xun, Kan, Gen, Kun.

Ruyi Jingu Bang bersinar.
Clone Indescribable Distance menyerbu.

Tsu-chuchuchut!

Sparks Probability menggila.
Five, six clones.

Myth-grade pun akan sulit menahan itu.

Namun Great Sage tidak mundur.

Saat kabut melahapnya—
tubuhnya meledak cahaya emas.

Ruyi Jingu Bang berputar, mencipta ratusan roda kematian.

Jeritan mengerikan terdengar dari kabut.
Bahkan satu clone mencoba menghindar.

Para Constellation menatap terpaku.

Termasuk Dionysus.
Surya.
Cheok Jungyeong.

[Teknik ‘Chaos’.]

Hades mengenali kekuatan itu.

Bukan Good.
Bukan Evil.

Chaos Taoist.

Mei Houwang.
Great Sage, Heaven’s Equal.
Victorious Fighting Buddha.

Sun Wukong bertarung melawan Calamity void—

sendirian.

Dua Constellation ikut maju:

['Demon-like Judge of Fire' unleashes true power!]
['Abyssal Black Flame Dragon' meraung!]

[Black Flame] + [Hellfire]
Ruyi Bang membesar, menggila.

Sebuah Story kuno mulai bercerita.

⸢Dan bintang Good, Evil, dan Neutral berkumpul sebagai satu.⸥

Go-ooooooh!!

Langit terkoyak.
Lubang raksasa terbuka di kabut.

[Pergilah.]

Tiga orang langsung bergerak.
Yoo Joonghyuk dengan [Air Steps].
Han Sooyoung di atas Black Flame Dragon.
Jung Heewon dengan sayap malaikat.

Mereka menembus langit.

Di luar atmosfer, gerakan tubuh melambat.
Stories kacau berputar seperti badai.

“Keuk—!”

Darah menetes dari bibir Han Sooyoung.
Hanya mendengar Stories di sini saja sudah menyakitkan.

Kim Dokja ada di sini.

Mereka mengikuti pecahan jejaknya—
seperti remah roti.

⸢Hanya dengan begini aku bisa mendapat Climax yang tepat.⸥

Potongan dirinya.
Jung Heewon meraihnya lembut, seolah memegang burung kecil.

Mereka mengumpulkan kalimat Kim Dokja satu per satu…
melangkah dari Story ke Story.

Han Sooyoung mendesah pelan.
“Jadi kau juga sudah jadi Constellation, ya, Kim Dokja.”

Constellation kecanduan Story.
Dan demi One Single Story, mereka makan segalanya.

Bahkan jika Story itu bukan untuk diri mereka sendiri.

⸢Companion-ku akan memperoleh Story yang bisa menentang nebula mana pun.⸥

“Brengsek! Sejak kapan aku minta Story model begini, hah?!”

Clone Indescribable Distance menyerbu.
Black Flame meledak.
Heewon menebas dengan Hellfire.
Joonghyuk memecah ruang dengan Breaking the Sky Swordsmanship.

Mereka hanya bisa bertahan karena cahaya bintang yang menunjuk mereka.

[‘Demon King of Salvation’ mengaktifkan Stigma ‘Sacrificial Will Lv.9’!]

Stigma paling gila.

Menguatkan companion dengan membakar nyawa sendiri.

Ketiganya maju—
melawan gelap.
Mencari napas Kim Dokja yang nyaris padam.

Tsu-chuchuchut…!

Uriel dan Black Flame Dragon melemah drastis.

['Demon-like Judge of Fire' memberi peringatan!]
['Abyssal Black Flame Dragon' bilang dia butuh ke toilet…]

Akhirnya, mereka melihatnya.

Bintang pucat di balik kabut.

Dekat.
Begitu dekat.

Namun clone semakin banyak.
Tekanan Status makin berat.

Mana mereka hampir habis.
Mereka seperti roket tanpa bahan bakar.

Ku-gugugugu!

Mereka bertiga berhenti bersamaan.
Menatap satu sama lain.

Tak mungkin tiga-tiganya maju.

Hanya satu bisa mencapai bintang itu.

“…Hanya ada satu cara.”

Satu orang pergi.
Dua orang tinggal.

Menyelamatkan Kim Dokja—
atau mati semua.

Ch 412: Ep. 78 - Twist/轉, IV

Terjebak dalam kabut pekat yang menutupi pandangan, Yoo Joonghyuk membuka suara lebih dulu.
“Aku yang akan menyelamatkannya.”

[Black Heavenly Demon Sword] di tangannya memancarkan cahaya biru murni.

“Kalian sudah terlalu kelelahan. Jadi sudah benar kalau aku yang lanjut. Pindahkan sisa kekuatan kalian padaku.”

Jung Heewon pun menghunus [Sword of Judgement], suaranya tegas.
“Keadaaanmu sama kacaunya dengan kami. Harusnya aku yang pergi.”

Alis Yoo Joonghyuk sedikit berkedut. Ini kali pertama dia menolak sekeras ini.

“Menjauh, kalian berdua! Aku sendiri cukup!”

Kali ini Han Sooyoung ikut campur.
Tatapan kedua orang itu beralih padanya—seolah bertanya, “Kalau kami paham alasan kami, kau kenapa sekarang ikut-ikutan?”

Han Sooyoung manyun.
“Kenapa lihat aku begitu? Jadi… aku nggak boleh nyelamatin Kim Dokja?”

“Kukira kau tidak suka Dokja-ssi?”
“Ah, tentu saja aku nggak suka.”

Biasanya, ia akan langsung menendang urusan seperti ini ke Yoo Joonghyuk. Tapi kali ini beda. Karena tepat sebelum Kim Dokja naik kereta Surya…

Hei. Kau akan menyelamatkanku, kan?

...andai saja dia tidak mendengar itu.

Han Sooyoung menggerutu dalam hati dan hendak bicara, tapi Jung Heewon mendahului.

“Maaf, tapi Dokja-ssi secara langsung memintaku untuk menyelamatkannya. Jadi aku tidak bisa mengalah pada kalian.”

“Apa-apaan? Kim Dokja minta aku menyelamatkannya.”
“Jangan bohong. Nggak mungkin dia bilang itu ke kamu.”

“Hey! Aku nggak bohong! Cuma karena pekerjaanku dulu penulis bukan berarti aku selalu bohong!”

Tatapan mereka saling bertubrukan.

Han Sooyoung tiba-tiba mendapat firasat aneh.
Tadi dia yakin Jung Heewon sedang bohong demi menyelamatkan si brengsek itu. Tapi… wanita itu bukan tipe yang berbohong untuk hal seperti ini.

Ia menoleh pada Yoo Joonghyuk.
Dan melihat wajahnya… wajah yang sangat tidak senang.

“Hey, jangan-jangan kau…?”

Wajah Yoo Joonghyuk penuh murka. Ia menatap bintang jauh itu dengan tatapan membunuh.

Han Sooyoung tersentak sadar.

…Serius?

“Jangan bilang si bajingan Kim Dokja itu…?!”

Bintang itu tetap berkelip pelan di kejauhan.
Seolah dia bisa melihat raut Kim Dokja yang sedang mengejek mereka.


Ku-gugugu…

Lubang di langit yang dibuka Great Sage perlahan menutup. Clone-clone yang tadi ragu kembali meluncur, kabut gelap menelan dunia lagi.

Lalu suara shockwave Apocalypse Dragon bergemuruh seperti ombak badai.
Para Constellation mendongak.

[Maaf, aku tidak bisa melakukannya lagi. Ini saja sudah melanggar aturan.]

Great Sage memutar Ruyi Bang, lalu dengan gerakan malas mengecilkannya dan menaruhnya di telinga.

[Nebula <Emperor> memanggil ‘Promise’ terhadap 'Prisoner of the Golden Headband'!]

Tubuh Great Sage yang menekan Indescribable Distance mulai pecah. Status-nya terurai, terbelah menjadi serpihan.

Sebelum benar-benar lenyap, ia meninggalkan satu pesan terakhir.

[Hei, kalau kalian cuma bengong, kalian mati. Bertarung.]

[Serang! Kalau kita mundur sekarang, kita semua tamat!]

Dionysus dan Constellation <Olympus> memulihkan kekuatan mereka dan menembak Status ke langit. <Underworld> ikut bergerak. Para Constellation Korea memusatkan kekuatan pada Lee Jihye—kanon [Turtle Dragon] menembakkan cahaya buta.

Sebagian bertarung.
Sebagian berusaha bertahan.

Namun banyak yang jatuh.

Seperti meteor, bintang-bintang jatuh satu per satu.
< Vedas >.
< Papyrus >.
Semua yang mencoba kabur, semua yang namanya besar—runtuh tanpa daya.

Seakan menandai berakhirnya era bintang.

Metatron menatap langit.

Info Jophiel dari turn 1863 tidak menyebutkan ini.

Kedua tangannya sibuk: menciptakan alat segel Apocalypse Dragon.
Teknik yang mengumpulkan semua Story <Eden> dan Absolute Good.

Scribe, kau akan mati, tapi dunia akan mengingat 'Good'.

Namun sekarang—

[Target tidak dapat disegel.]

Alat hampir selesai—tapi naga itu tetap tak bisa disegel.

Kenapa?
Bagian mana yang salah?

Revive terlalu cepat?
Intervensi Nameless Mist?
Demon King of Salvation?

Atau mungkin… Jophiel?

Ia melihat Michael, tubuh tinggal setengah, hampir mati.

Jika <Eden> hancur—maka seluruh <Star Stream> akan runtuh.

[Sudah menyerah? Itu bukan gayamu.]

Ia menoleh.
Dan wajahnya mengeras.

“Apa kau datang untuk membunuhku?”

[Untuk apa? Kau akan mati juga.]

Agares tertawa.
Namun keningnya berkerut—

[Oldest Evil telah memulai storytelling.]

Metatron mengerti tujuan kedatangannya.

“…Untuk sesaat, aku iri padamu. Karena bisa meninggalkan Story 'Evil' begitu saja.”

[Bohong itu bagian dari kebajikan Evil. Lupa?]

Agares mencibir. Metatron memahami — tidak ada yang saling memahami lebih baik selain Good dan Evil.

Mereka tidak bisa kabur dari Story itu.
Karena sekarang, mereka adalah Story itu.

[Oldest Good telah memulai storytelling!]
[Oldest Evil telah—]
[Diam. Berapa kali Story ini mau mulai terus?]

Kebencian dan kebersamaan, terjalin jadi satu rantai.

Agares menyalakan rokok. Bintang-bintang jatuh, clone memakan Constellation, Apocalypse Dragon meraung.

[Panggung ideal untuk akhir pertarungan panjang ini.]

Tiba-tiba, suara retak. Clone menganga hendak menerkam Metatron.

['Ruler of East Hell' mengungkap Status!]

Ku-du-du-du!

Clone membeku.
Agares memegang rahangnya, menahan kekuatan monster Chaos.

[Apa tatap-tatap? Mau jadi martir?]
[Sesaat… kupikir itu ide yang baik.]
[Selesaikan dulu urusanmu. Akhiri 'Great War of Saints and Demons' seperti Scribe sejati.]

[Tidak mungkin. Kekuatan Apocalypse Dragon melampaui perkiraan.]

[Pakai kekuatan Wall.]
[Tidak cukup.]
[Tapi kau bisa menyelamatkan mereka. Wall ada untuk melindungi, kan?]

Mata Metatron bergetar.

“…Apa maksudmu?”

[Seperti biasa, kau lambat paham.]

Untuk pertama kalinya, Metatron melihat ekspresi seperti itu pada Agares.

⸢Saat itu, Good dan Evil saling memandang.⸥

[Good dan Evil hanya bisa bertahan jika generasi selanjutnya hidup.]
[Lucu sekali untuk Demon King.]
[Kau juga tidak terlihat seperti Archangel.]

Mereka tidak melakukannya karena diperintah Story.
Tapi karena mereka memilih.

['Wall that Divides Good and Evil' bergetar hebat!]

Mereka menyentuhkan tangan di atas alat segel.

Alat itu berubah—membesar—menjadi…

Sebuah bahtera.

Ark yang menyelamatkan dunia dari banjir besar.

[Evakuasi Constellation.]
[Baik, Scribe.]

Para Valkyrie membawa Constellation naik ke Ark.

Namun Metatron dan Agares tidak bisa ikut.
Dan semua orang tahu itu.

[Perbuatan bodoh sekali, Ruler of East Hell.]

“Asmodeus.”

Cakar Asmodeus menembus jantung Agares.

[Serahkan Wall. Kau tidak pantas lagi.]

Agares hanya tertawa kecil, darah Stories menetes.

[Kau pikir bisa jadi Tuhan dengan Wall?]
[Tidak. Tapi aku bisa jadi pengecut Final Scenario.]

Agares tersenyum tipis.
Lalu kegilaan melintas di matanya.

[Aku sudah menyerahkan Wall-ku.]
[…Kepada siapa?]
[Cari sendiri.]

Cakar merobek lehernya.
Agares menatap langit, tersenyum.

[Indah, bukan Metatron? Ini akhir kita.]

Bintang jatuh.
Dunia berakhir dalam cahaya.


['Sacrificial Will Lv.9' aktif!]

“Ini benar-benar nyebelin. Bahkan nggak bisa matiin skillnya!”

Han Sooyoung terengah, menerjang kabut pekat. Mereka melawan clone yang terus bertambah.

Kim Dokja ada tepat di balik ini.
Tapi dengan sisa tenaga, ini mustahil. Satu orang harus dipilih.

Masalahnya: bukan soal menyelamatkan.
Tapi siapa yang akan mati demi dia.

Yoo Joonghyuk bicara lebih dulu.
“Aku tidak bisa mati.”

Jung Heewon paham maksudnya. Han Sooyoung memotong cepat:

“Pikir baik-baik. Kalau kau mati, orang di punggungmu ikut mati.”

Jung Heewon menegang.
Hyunsung-ssi… yang tertidur di punggungnya.

“In that case, kau urus Hyunsung-ssi sebenta—”

“Jung Heewon! Belakangmu!”

Refleks menoleh. Tidak ada apa-apa.

Dor!

Seseorang mendorongnya. Ia terjun, nyaris jatuh ke bumi.
Saat ia membuka sayap Archangel, dua sosok itu sudah menjauh.

“Ya ampun! Hei! Berhenti kalian berdua!”

Melihat mereka pergi tanpa menerima energinya—dia paham.

Dan karena ia paham… ia tak bisa menahan air matanya.

Kim Dokja memintanya menyelamatkan dia.
Namun untuk melakukan itu, ia harus tidak mengejar mereka.

“Uriel.”

Ia menelan emosinya, mengulurkan tangan.
Kekuatan Archangel melesat, menciptakan sayap cahaya di punggung kedua orang itu.

Ia merasakan detak kuat di punggungnya—hati seseorang.
Seakan ingin berbicara.

“Ya, Hyunsung-ssi. Aku juga merasa begitu.”

Ia melihat dua cahaya itu melesat pada bintang jauh itu.
Bibirnya menggigit bawahnya.

“Tapi… kurasa belum giliran kita.”

Ch 413: Ep. 78 - Twist/轉, V

Aku bertahan dalam kesadaranku yang remuk, sementara Story-story terus berbisik padaku.

[Story, ‘Demon King of Salvation’, terus melanjutkan storytelling-nya.]

Ya. Aku masih mendengar.
Aku belum tertidur.

[Story, ‘King of a Kingless World’, menopangmu.]

Aku bertahan, memakan Story-story yang pernah kujalani seperti anak burung yang disuapi.
Saat seluruh sensasi pada kulit dan sendiku lenyap, seolah waktu berhenti. Seolah jam yang menjaga keseimbanganku pecah.

['Final Dragon of the Book of Revelation' mengeluarkan raungan ganas!]
['Indescribable Distance' menatap 'Final Dragon of the Book of Revelation'.]

Pertarungan mereka masih berlangsung di luar — bencana melawan bencana.

Getaran shockwave merambat sampai ke sini, bahkan dalam kabut ini.
Status mereka masih menghantam, namun kekuatannya perlahan melemah. Seperti yang kuduga, ‘Indescribable Distance’ unggul.

Apocalypse Dragon memang melampaui imajinasi…
tapi ia baru saja bangkit dari segelnya.
Belum cukup untuk mengalahkan Outer God yang sudah lama berkeliaran di <Star Stream>.

Lambat tapi pasti, keseimbangan akan condong.
Yang jadi masalah… clone-nya.

[Exclusive Skill, ‘Omniscient Reader’s Viewpoint’ Stage 3 aktif!]

Aku berniat tak memakainya untuk melihat para sahabatku.
Tapi aku tak punya pilihan.

Tsu-chuchuchut—!
Nyeri seperti tengkorakku dihancurkan, gambaran kabur muncul. Noise putih memenuhi pandangan, tapi aku masih bisa melihat samar-samar—

⸢“Pergi selamatkan Kim Dokja.”⸥

Medan perang kacau terbentang.
Ruyi Bang mengguncang langit.

Dia benar-benar datang.

Bulu emas menari di udara.
Jang Hayoung — memaksa dirinya bertahan atas kedatangan Great Sage — melepaskan Status barunya ke langit.

Black Flame Dragon dan Uriel menopangnya.

Kyrgios hadir.
Breaking the Sky Sword Saint juga ada.

Hades dan Persephone melindungi teman-temanku dari clone.
Mass Production Maker sibuk mengangkut Constellation roboh ke [X-grade Ferrarghini]-nya…

Lalu — DUAAAR! — ledakan besar.
Sebuah kapal raksasa muncul.

⸢Ini tanda perjanjian antara Aku dan kau, serta semua makhluk hidup bersamamu…⸥

Story Ark milik <Eden> menyelimuti medan perang.
Metatron telah memutuskan. Ia sadar Apocalypse Dragon tak bisa disegel seperti ini.

⸢“Ajusshi…”⸥

Shin Yoosung dan Lee Jihye di atas Ark menatap langit; Yoosung menopang Gilyoung yang pingsan, mencegahnya mengamuk.

Satu per satu Constellation dan Incarnation naik ke Ark.
Pulau ini mulai runtuh.

[Constellation, ‘Mandala’s Guardian’, menatapmu.]

Bayangan tasbih Buddha muncul.

[Wahai anakku… akhirnya sampai di titik ini.]

Aku hanya bisa tersenyum lemah.
"Kau sudah tahu ini akan terjadi."

108 butir rosario bersinar.
Sakyamuni pasti sudah melihat ini.
Waktunya bukan garis lurus baginya, tapi lingkaran raksasa.

[Sejarah pulau ini berakhir di sini. Lalu semuanya akan sibuk.]

Pulau ini akan ditutup — menjadi rosario raksasa lagi.
Dan menyegel Apocalypse Dragon sekali lagi.

‘Tolong biarkan mereka di Ark pergi.’

Rosario memancarkan cahaya tipis — persetujuan.

[Namun kau… tidak bisa diselamatkan, anakku.]

Aku mengangguk.
Sudah kuduga.
Bagaimana mungkin aku selamat, terjebak di tengah Apocalypse Dragon dan Nameless Mist?

[Oh anakku, semoga story-—]

Suaranya hancur disapu shockwave dan kabut.

Tubuhku menggigil seperti daun. Story-storyku pecah semakin cepat. Aku menggulung diri.

Hampir sampai.
Jika aku menahan ini… <Kim Dokja Company> akan mendapatkan Giant Story baru.
Twist (轉) yang akan menuju Final Scenario.

[Story, ‘King of a Kingless World’, berhenti.]
[Story, ‘Returnee’s Disciple’, berhenti.]
[Story, ‘Gourmet Association’s Heretic’, berhenti.]

Sulit bernapas… pandangan kabur.

[Story, ‘One Who Is Loved By an Archangel’, berhenti.]

Jika aku pingsan, semuanya berakhir.

[Story, ‘One Who Hunted the King of Calamity’, meringkuk.]
[Story, ‘One Who Killed an Outer God’, melawan!]

Aku memaksa sadar.
Mengisi pikiranku dengan kata-kata familiar.

‘Ways of Survival’… ayo ingat isinya—

Tapi yang muncul justru masa SMP.
Diam-diam main komputer membaca WoS.
Mencoret pinggir buku pelajaran.
Menyalin novel ke buku tulis.
Membuat skala kekuatan karakter.

Dokja, kau mau jadi penulis nanti?

Aku menjawab aku ingin menjadi pembaca, bukan penulis.
Guru-nim tersenyum.
Empat hari kemudian, ia meninggal kecelakaan.

Begitulah hidup.
Aku tahu itu. Hidup bukanlah Story.

[Story, ‘Demon King of Salvation’, berhenti.]

Namun bahkan begitu—

[Story, ‘Life and Death Companions’, terus berjalan.]

Jika bisa…
aku ingin hidup ini menjadi sebuah cerita.

‘Aku ingin hidup.’

Aku meraih— tak merasakan apa-apa.

Di kejauhan, seseorang menerobos medan perang Apocalypse Dragon dan Outer God. Siluet samar, tapi aku tahu siapa dia.

[<Star Stream> mengakui pencapaianmu.]
[Kamu telah memperoleh 'Giant Story' baru.]

Cahaya hangat menyelimuti tubuhku.
Saat aku hendak bicara—

Sebuah suara memanggilku.


Aku ingin menyelamatkannya.
Aku benar-benar ingin menyelamatkannya.

Han Sooyoung menggigit bibir sampai berdarah.

[‘Demon King of Salvation’ mengaktifkan ‘Will to Live Lv.1’.]

Siapa pun yang mendengarnya akan berpikir sama.
Karena itu Kim Dokja.

“Itu belum terlambat,” kata Yoo Joonghyuk.

Han Sooyoung menyeka darah dan menyeringai.
“Kau tahu, aku nggak pernah ngalah seumur hidup.”

“Aku tahu kau sudah di batasmu.”
“Kau bicara soal diri sendiri?”
“Aku bisa bertahan lebih lama.”

Kim Dokja sudah dekat — tapi waktu hampir habis.

Dorongan dari Jung Heewon hanya cukup sampai di sini.
Mereka tak punya tenaga untuk menembus kabut dan clone.

Ku-gugugugu…

Darah dan Story keluar dari perban Sooyoung. Wajahnya pucat.

“Kau mau mati konyol?”
“Aku cuma nggak percaya padamu seratus persen.”

Tatapan Yoo Joonghyuk dingin.

“Kau tahu aku punya [Lie Detection], kan?”
“Tentu.”

“Jadi… apa kau benar menganggap Kim Dokja sebagai rekan?”

“Itu pertanyaan bodoh.”

“Aku tahu kalian melewati ratusan skenario bareng, dan entah kenapa jadi punya ikatan. Tapi aku tetap nggak paham. Dulu kau nggak punya teman. Kau dulu memilih tujuanmu di atas mereka. Lalu kenapa sekarang?”

Yoo Joonghyuk menatapnya.
Gelap. Seperti keputusasaan, kemarahan, kesepian—atau mungkin itu bayangannya Sooyoung sendiri.

“…Setelah skenario ini berakhir, ada satu hal yang harus kupastikan dengannya.”

Itu saja… tapi cukup membuatnya paham.

“Jadi… kau mau pastikan dia tetap hidup, begitu?”

Api hitam menyala di tangannya.
Sisa kekuatannya berkumpul.

“Kau lebih baik pegang janji. Kalau tidak…”

Telapak tangannya menyentuh punggung Yoo Joonghyuk.

“…mati saja dan lanjut ke turn berikut!”

Ledakan energi menerjangnya.
Aura Black Flame Dragon melesat ke tubuh Yoo Joonghyuk; kekuatan Jung Heewon menyusul, membentuk sayap cahaya dan kegelapan di balik mantel hitamnya.

Kuwaaaaaaaaa!!

Yoo Joonghyuk mencengkeram [Black Heavenly Demon Sword] dan menembus kekosongan.

[Grace 'Demon-like Judge of Fire' meresap.]
[Grace 'Abyssal Black Flame Dragon' meresap.]

Magical power-nya terus terkikis.
Kabut makin berat.
Cahaya bintang pudar.

Ia menggertakkan gigi.
Butuh Story yang lebih tajam—

[Story, ‘One Who Opposes the Miracle’, terus bercerita.]

Ia berlari di atas Story-story yang membentang seperti Bimasakti—

[Story, ‘One Who Killed an Outer God’, berlanjut.]
[Story, ‘Giant’s Liberator’, berlanjut.]

Tubuhnya menembus batas Transcendence—dua, tiga… empat—
Tulang berderak. Tubuh berubah, lebih lincah, lebih liar.

Dan akhirnya — level lima.

[Story, ‘Life and Death Companions’, terus bercerita.]

Bintang sekarat terlihat di depan.
Kim Dokja.

Masih belum terlambat.
Selama masih ada yang mengingatnya — Story-nya belum mati.

[Story, ‘Kim Dokja’s Company’, terus bercerita.]

Kau tidak boleh mati.

[Durability tubuh Incarnation mencapai batas!]
[Ark memanggilmu!]

Tarikan kuat menariknya mundur—mencegahnya mendekat.

[Mandala’s Guardian memanggilmu.]
“Diam!”

Ia memaksa maju.
Sepuluh langkah.
Sembilan.
Delapan…

Percikan melukai tubuhnya.
Ia terus maju.

Lima.
Empat…

Tangan terulur. Hampir menyentuh kain baju itu—

Lalu dunia bergetar.
Bukan karena ia pingsan.

Seseorang menangkap pergelangan tangannya.
Kuat. Teguh. Familiar.

[Sponsor Yoo Joonghyuk terguncang hebat.]

Di tengah kiamat, Yoo Joonghyuk melihat sesuatu lebih mengerikan dari semuanya.

Sosok berjas putih, sama seperti Kim Dokja.
Menggendong Kim Dokja yang tak sadarkan diri.

Mata hitam seperti jurang menatapnya dari kegelapan.

Tubuh Yoo Joonghyuk bergetar dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Ia tahu siapa itu.

Dulu, dia pernah bertanya:

Apa kau Kim Dokja dari masa depan?

Saat itu dia bodoh.
Karena yang tahu semua Story sampai regression 1863 bukan pembaca…

Tapi karakter yang menjalani semuanya.

Suara terdengar:

Pergilah. Kau tidak bisa menyelamatkan siapa pun.

Ch 414: Ep. 78 - Twist/轉, VI

Pertarungan dahsyat antara Apocalypse Dragon dan ‘Indescribable Distance’.
Bintang-bintang terus jatuh saat dua bencana saling bertabrakan, dan tontonan akhir zaman ini disiarkan ke seluruh penjuru <Star Stream>.

[Akhir dari pulau ini semakin dekat.]

Mandala’s Guardian’ ikut menyaksikannya lewat panel tampilan. Saat Isle of Reincarnators mulai hancur, noise samar muncul di tubuh Incarnation-nya.

Dari dalam kolam persembunyian, Yoo Sangah berbicara pelan.

— Tapi kau sudah tahu ini akan terjadi, bukan?

[Kenapa kau berpikir begitu?]

Cahaya lembut terpancar dari jiwa Yoo Sangah.
Tubuh Incarnation barunya masih belum bangkit.

— Karena… versi dirimu yang kubaca di ‘Library’ itu…

[Tolong, jangan bahas cerita itu dulu. Ada yang mungkin menguping.]

Begitu kalimatnya selesai, seluruh kuil berguncang hebat.
Aura keruh dan menakutkan menekan udara.

Geraman binatang terdengar.
Bayangan merayap dari empat sudut ruangan, sesuatu keluar dari kegelapan.

Jiwa Yoo Sangah bergetar ketakutan. Gelembung di air meningkat—

Saat itu, Sakyamuni maju selangkah.

[Oh, Hounds of Tindalos… sepertinya kalian salah mangsa hari ini.]

Ia melantunkan doa Buddhis lembut— dan bayangan-bayangan itu lenyap seketika, seolah mencari mangsa lain.

Baru setelah semuanya hilang, Yoo Sangah berbicara lagi, suaranya pelan.

— Apa itu barusan…?

[Anak baik. Gerbang menuju Final Scenario semakin dekat.]

Suara Sakyamuni memadat, berat.

Ku-gugugugu…

Tasbih Buddha di lehernya memanas, terangkat ke udara. Yoo Sangah langsung paham apa yang dia lakukan.

— Aku… tidak akan bereinkarnasi?

[Kenapa kau berpikir begitu?]

— Kalau pulau ini hancur… kau juga akan mati. Kalau begitu… aku tak bisa reinkarnasi, kan?

[Anak baik, kita sudah membuat perjanjian. Kau memenuhi permintaanku, dan tubuh ini memenuhi permintaanmu. Demi keseimbangan dunia ini.]

Sakyamuni tersenyum damai.

[Karena itu, kau akan bereinkarnasi, seperti janji kita. Meski kau belum menerima tubuh Incarnation dan belum bisa membuat tanda di dunia… ingatlah, peranmu dalam ‘Final Scenario’ sangat penting. Jadi untuk saat ini—]

Kesadaran Yoo Sangah mulai meredup.

[…Beristirahatlah dulu.]

Begitu jiwanya tertidur, Sakyamuni mengangkat tubuh Incarnation-nya dan memulai ritual pemindahan.

Kuil bergetar lagi.
Panel berubah tampilan— memperlihatkan dua pria dengan wajah identik, satu berjas hitam, satu berjas putih.

[Akhirnya, kau juga bergerak… wahai yang berdiri di ujung siklus.]

Sakyamuni menatap sejenak, lalu bergumam pelan:

[Kalau begitu, aku juga harus bersiap.]


Tapi bagaimana?

Yoo Joonghyuk membenci pertanyaan itu.
Itu pertanyaan yang menghantuinya sepanjang hidup sebagai Regressor:

“Tapi bagaimana kau tahu?”
“Tapi bagaimana kau lakukan itu?”

Dia begitu muak sampai kadang membunuh orang yang berani menanyakannya.

Namun kali ini—

“…Tapi… bagaimana?”

Dia sendiri akhirnya mengatakannya.

Tsu-chuchuchu—!

Wajah yang ia kenal… wajah yang tak seharusnya ada di sini… memandangnya dari badai Probability.

[Chaos Points meningkat drastis!]
[Keseimbangan skenario terganggu!]

Yoo Joonghyuk limbung, namun memaksakan otaknya berpikir.
Hipotesis liar berloncatan di kepalanya.

⸢Seharusnya dia Kim Dokja.⸥
⸢Tapi dia bukan Kim Dokja.⸥
⸢1863.⸥
⸢Bagaimana bisa—⸥


[Kau tahu aku benci pertanyaan itu.]

Suara itu—
Dia membaca pikirannya.

Sosok itu memakai [Infinite Dimension Space Coat] putih.
Dua mata gelap—seukuran dan sedingin miliknya sendiri.
Hidung, bibir, garis rahang, tubuh—

Cermin.

Hanya satu yang berbeda: bekas luka besar di pipinya.

Yoo Joonghyuk menggertak marah.

“…Kau bukan aku.”

[Benar. Aku bukan dirimu.]

Mata kosong itu menunduk pada Kim Dokja yang tergantung di pinggangnya.

[Constellation, ‘Secretive Plotter’, sedang menatap ‘Demon King of Salvation’.]

Yoo Joonghyuk tersentak.

“Secretive… Plotter…”

Dialah—
Yang mengirim Kim Dokja ke regression 1863.
Yang membisikkan rahasia.
Yang menggerakkan skenario dari balik layar.

Dan dialah dirinya sendiri— versi setelah regression 1863.

Ledakan jauh, bumi runtuh lagi. Yoo Joonghyuk menggertakkan gigi.

“Lepaskan Kim Dokja.”

[Kau bertahan sejauh ini dengan otak selemot itu—ajaib.]

“Diam. Lepaskan dia. Atau—”

[Atau apa?]

Status menghantamnya seperti palu.
Bahkan ia, yang bisa menantang Indra… tak sanggup bernapas.

Clone Nameless Mist bahkan mundur ketakutan.

⸢Ini tidak masuk akal.⸥

Penolakan membakar dadanya.
Semesta tak boleh mengizinkan ini.

⸢Jika kupikirkan semua yang sudah dilakukan ‘Secretive Plotter’, dia tidak mungkin muncul di sini.⸥

Dia bukan Great Sage, bukan Uriel, bukan Black Flame Dragon.
Dia Outer God.
Ia butuh Probability absurd untuk turun ke dunia ini.

Dan kini tubuhnya memang terkoyak oleh aftermath Probability.
Sparks liar, Stories runtuh.

Ada celah.

⸢Jika aku Kim Dokja…⸥

Yoo Joonghyuk menegakkan tubuh, bicara dingin.

“Aku tak paham. Kau bersembunyi selama ini. Kenapa turun sekarang?”

[Karena waktunya tepat.]

“Waktu yang tepat, ya.”

Gema raungan bencana mengguncang ruang hampa.
Great Holes terbuka di atas kepala, bukan satu— banyak.
Tentakel tak terhitung menjulur keluar.

[Ohhhhh!]
[■■■■—■■■■■!]
[Wahai Plotter agung!]
[Kebangkitan pulau-pulau yang lenyap dimulai…!]

Suara asli yang membuat jiwa terbakar—

Plotter terangkat perlahan, menuju salah satu Great Hole.

“Berhenti! Jangan!”

Yoo Joonghyuk berdiri menghadang—
darah menetes dari hidungnya.
Pandangan gelap.
Tangan gemetar.

“Aku tidak akan membiarkanmu pergi.”

[Jangan bodoh. Regressi tidak menjamin hidupmu tetap utuh di turn berikut.]

Yoo Joonghyuk tahu maksudnya.
Hidup tak pernah hilang— hanya berkumpul sebagai kutukan di turn berikutnya.

“Aku tidak berniat pergi ke turn berikut.”

[…Begitu ya.]

Tiba-tiba—

Kraaaak—!

Tanpa suara, tanpa peringatan, tubuh Yoo Joonghyuk diremuk seperti berada dalam mesin pres.
Darah muncrat. Dia meraung.

“Jangan remehkan aku!”

[Giant Story, ‘Demon Realm’s Spring’, memulai storytelling!]
[Giant Story, ‘Torch that Swallowed the Myth’, memulai storytelling!]

Aura raksasa meledak. Ia mengayunkan Black Heavenly Demon Sword.


Wuus—CRANG!!

Pedang yang pernah memotong bintang—
membentur Splitting the Sky Sword.

Matanya membelalak.

Pedang miliknya.
Yang hancur turn ke-3.
Di tangan Plotter.

[Kau tidak bisa menang melawanku.]

Benturan kedua.
Sparks membakar udara.
Lengan kanan hancur. Tulang rusuk patah.

Tapi Yoo Joonghyuk tak mundur.

“Kau juga pincang… sama sepertiku.”

Dan benar— aura Plotter retak, Stories pecah.

⸢Dia memaksa keberadaan. Aku hanya perlu menahan waktu.⸥

Plotter menatap tajam.

[Belajar buang waktu dari Kim Dokja, ya? Tidak cocok denganmu.]

Yoo Joonghyuk tak menanggapi.

[Kau hanya turn ke-3. Kau seharusnya tak peduli pada Kim Dokja.]

“Itu pertanyaan untukmu.”

[Untuk mencapai tujuanku, aku butuh Kim Dokja.]

“Itu juga jawabanku.”

Cahaya kecil berkedip di mata Plotter.

[Kau tidak akan berhasil. Bahkan Kim Dokja tak tahu bentuk Final Scenario turn ini.]

“Kalau hanya dia, benar.”

[Menggelikan. Turn ke-3 yang tak tahu apa-apa—]

“Aku memang hanya turn ke-3.”
Stories memancar dari tubuhnya, berputar seperti sungai cahaya.
“Tapi turn ke-3 ini adalah hidup yang kau tidak tahu.”

Story baru.
Yang tak pernah ada di turn lain.
Yang mungkin tak pernah muncul lagi.

Plotter menatap… lalu akhirnya bicara.

[Salah. Aku tahu kehidupan ini… wahai boneka dari Oldest Dream.]

Ch 415: Ep. 78 - Twist/轉, VII

Boneka dari Oldest Dream.

Yoo Joonghyuk mengernyit dalam-dalam. Bukan pertama kalinya ia mendengar istilah itu.

“Apa lagi omong kosong soal boneka itu? Maksudmu apa sebenarnya?”

[Kau bahkan belum paham itu. Itulah kenapa kau cuma turn ke-3.]

“Jangan sok paling hebat. Apa yang kau tahu soal turn ini?”

[Lebih banyak dari dirimu.]

Amarah meledak dalam diri Yoo Joonghyuk. Cahaya emas menyala di mata kanannya.

[Exclusive skill, ‘Sage’s Eye Lv.???’ aktif!]

Ia adalah Transcendent. Statusnya sudah menembus batas, cukup untuk melawan Constellation level Narrative. Sage’s Eye-nya sekarang seharusnya bisa menembus informasi siapa pun.

Tsu-chu-chuchut—!

Hanya dua orang yang pernah menutup penuh penglihatannya:
Anna Croft dan Kim Dokja.

Jika teori Yoo Joonghyuk benar… maka sosok ini juga tak akan bisa ia baca.

[Sebagai turn ke-3, penilaianmu payah sekali.]

Mata kanan si Secretive Plotter ikut menyala—emas menyilaukan, sama persis.

Penglihatan Yoo Joonghyuk memerah. Darah mengalir di pipinya.

[Exclusive skill, ‘Sage’s Eye’ telah dikalahkan oleh skill yang sama!]
[Constellation, ‘Secretive Plotter’, sedang menatap Incarnation ‘Yoo Joonghyuk’.]

“Tidak mungkin bajingan sepertimu adalah ‘Yoo Joonghyuk’. Tidak peduli berapa kali ia regress, ia tidak akan menjadikan skenario orang lain sebagai hiburan.”

Keyakinan penuh. Prinsip yang tidak berubah.

Plotter menatap tenang.

[Benar. Aku bukan ‘Yoo Joonghyuk’ lagi.]
[Aku hanya ‘Secretive Plotter’.]

Dia mengulangnya—seolah memastikan.

[‘Yoo Joonghyuk’ turn ke-3 diciptakan untuk menghancurkan <Star Stream>.]

“…Jadi kau tahu.”

Plotter melirik Black Heavenly Demon Sword yang bergetar tajam. Bibirnya bergerak… nyaris seperti senyum, tapi terasa tidak manusiawi.

[Jika kau hancurkan <Star Stream>, semua Constellation jatuh. Termasuk idiot ini.]

Tatapannya turun pada tubuh Kim Dokja yang lemah.

Yoo Joonghyuk melesat.

Klang!

Black Heavenly Demon Sword berbenturan dengan Splitting the Sky Sword.
Cahaya biru berpercik. Darah merembes dari bibirnya.

[Giant Story, ‘Torch That Swallowed the Myth’, meraung!]

Dia menebas lagi—dorongan primal untuk menghapus semua pikiran lain. Fokus pada musuh di depan.

Tapi Plotter sudah tahu niatnya.

[Kenapa kau mau menyelamatkan Kim Dokja? Bukankah dia cuma Constellation lain yang kau benci?]

Pedangnya goyah. Statusnya bergetar.

Plotter melangkah maju.

[Menurut prinsipmu, dia harusnya mati. Tidak ada Constellation baik, kan?]

Dia benar. Constellations—pemangsa cerita, voyeur yang mengeruk dunia.

Kim Dokja, sekarang juga salah satunya.

Tapi Yoo Joonghyuk… tidak membunuhnya.

Kenapa?

Nama-nama berkelebat di benaknya.

Shin Yoosung dan Kim Dokja.
Lee Gilyoung dan Kim Dokja.
Kim Dokja melawan Constellations.
Kim Dokja mengorbankan dirinya untuk semua orang.

Kim Dokja…
yang sekarang mati mengenaskan.

“Kim Dokja, dia…”

Potongan cerita mengelilingi mereka—kisah Demon King of Salvation.

Mereka adalah cerita yang ia alami juga.

—Baat…

Suara Biyoo terdengar samar.

Yoo Joonghyuk bersuara lirih.

“Dia… mungkin Constellation. Tapi—dia juga manusia.”

Keureuk…
Kegelapan tertawa. Plotter berdiri dalam bayangan itu.

[Boneka dari Oldest Dream. Kau tidak tahu siapa Kim Dokja.]

Splitting the Sky Sword bernyanyi—ratapan hidup yang tak terbayangkan.

“Jangan bicara seolah kau tahu segalanya.”

Plotter menepuk Kim Dokja.
Cerita tumpah keluar—air mata satu kehidupan.

⸢“Aku Yoo Joonghyuk.”⸥

Anak itu—
Miskin, sendirian, kerja paruh waktu, hidup dunia nyata yang menyedihkan.

⸢“Aku Yoo Joonghyuk.”⸥

Membaca novel; bertahan hidup lewat harapan semu.

⸢“Dear author-nim, gimana kalau begini…”⸥

[Sejak lahir, Kim Dokja adalah Constellation.]
[Ia memakan kehidupan orang lain untuk memperpanjang miliknya.]

Plotter runtuh sedikit; jas putihnya pecah menjadi serpihan hitam.

Dan hidup Kim Dokja ikut retak.

Yoo Joonghyuk menggenggam pedangnya.

“Aku tidak peduli masa lalu Kim Dokja.”

Aura emas membakar tubuhnya. Stage 5 Transcendence.

“Yang penting… dia harus melihat akhir dunia ini.”

Black Heavenly Demon Sword berubah—kisah hancur, api, cahaya.

“Dan kalau dia harus mati…”
“…maka aku yang akan melakukannya.”

Ia menapak Air Step—meluncur.

[Ark memanggil Yoo Joonghyuk!]
[Mandala’s Guardian memanggil Yoo Joonghyuk!]

Waktu habis.

[Giant Story, ‘Demon Realm’s Spring’, mulai bercerita!]
[Giant Story, ‘Torch that Swallowed the Myth’, mulai bercerita!]

Cahaya dan kegelapan menyatu di bilah pedang—berkat Han Sooyoung dan Jung Heewon.

Petir biru meledak—Breaking the Sky Thunder Sword.

Dan ia menambahkan jurus rahasia:

Breaking the Sky Swordsmanship — Inner Mystery Transmission, Shooting Star Slash.

Bilah itu—yang bahkan menumbangkan Indra.

Trajektori cahaya memecah ruang.

[Kau tidak bisa diajak bicara rupanya.]

Ruang melengkung. Sebuah cerita menjerit:

⸢“Aku akan membunuh kalian.”⸥
⸢“Berkali-kali.”⸥
⸢“Sampai dunia ini habis.”⸥

1864 kehidupan.
Kebencian abadi.

Mereka bertabrakan—

Duar—!

Eksistensi Yoo Joonghyuk seperti tercerabut.
Wings hancur. Pedang patah. Tubuhnya terlempar.

[Chaos Points meningkat!]
[Seseorang waspada pada ‘Secretive Plotter’!]
[‘Hound Chasing After the Abyss’ muncul!]

Makhluk seperti anjing bayangan melompat keluar realitas—menyerbu Plotter.

[Hounds menyebalkan…]

Ia menebas mereka sambil melarikan diri—membawa Kim Dokja masuk Great Hole.

Yoo Joonghyuk mengulurkan tangan…
Terlambat.

Sayapnya hancur jadi debu.
Ia jatuh—ditelan kegelapan.


[Kita harus pergi sekarang.]

“Tidak! Seonsaengnim dan ahjussi belum kembali!”

Master of the Ark berkeringat dingin.
20 detik tersisa.

Lalu—

“Di sana!”

Sesuatu jatuh dari langit.

“Itu Yoo Joonghyuk!”

Lee Jihye melompat menangkapnya. Han Sooyoung dan Jung Heewon panik.

“Hei! Yoo Joonghyuk! Kenapa kau sendirian?! Kim Dokja-ssi mana?!”

Tidak ada jawaban.

Ark mulai bergerak.

“T-Tunggu! Masih ada satu orang lagi!”

“Aku bilang berhenti, sialan!”

Tapi suara mereka tenggelam oleh ledakan dunia.

[Lokasi skenario menutup.]
[Warp dimulai.]

Meteor jatuh.
Pulau menghilang—menuju selamanya.

“Kim Dokja-!!”

[Kau menerima reward skenario.]
[Seseorang menyelesaikan Twist/轉-nya.]
[Giant Story, ‘Season of Light and Darkness’, lahir!]

Dan yang tersisa hanyalah cerita—yang tak seorang pun ingin dengar.

 

 

 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review