Minggu, 23 November 2025

Volume 1

Chapter 1. An invitation from a pocket watch (1)

21 Maret 2018. Bandara Incheon.

Yeon-woo merapikan seragamnya saat melangkah melewati terminal bandara.

Kepalanya dipangkas bersih. Seragam militernya tersusun rapi, dan bendera Korea yang terpasang di lengannya berkilau jelas—menunjukkan bahwa ia bagian dari kontingen militer yang baru kembali.

Setelah membereskan ranselnya, ia menekan nomor di ponselnya.

Klik.

“Ada laporan dari Sersan Cha, baru tiba di Korea.”

[BaikAmbil waktu untuk menenangkan diridan hiburlah orantuamselama dirumah.]

“Siap. Terima kasih.”

Setelah mengucapkan terima kasih, Yeon-woo menutup panggilan dan menurunkan ponselnya.

Setelah tiga tahun bertugas di Afrika, suasana Korea terasa jauh lebih hangat—bahkan damai—dibanding benua yang baru ia tinggalkan.

Namun pikirannya justru jauh dari damai.

Dengan sebatang rokok di bibir, ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Sebuah surat—surat yang ia terima di akhir masa tugasnya.

Di bagian depan, satu kata tercetak jelas:

Obituary.

Adik kembarnya menghilang lima tahun lalu. Dan kini, surat kematian itu menyatakan bahwa adiknya telah ditemukan… dalam keadaan tak bernyawa.


Upacara pemakaman telah usai.

Abu jenazah adiknya ditebarkan di laut dekat Taejongdae, tempat favorit adiknya sejak kecil.

Selama lima tahun terakhir, Yeon-woo tidak pernah mendengar kabar apa pun. Dan kini, adiknya kembali kepadanya… dalam wujud guci abu yang dingin.

“Ini… barang yang ia pegang ketika ditemukan.”

Orang yang menemukan jasad adiknya menyerahkan sebuah kotak kecil.

Yeon-woo menerimanya hati-hati. Di dalamnya ada dua benda.

Sebuah foto yang telah pudar, dan—

“…Jam saku?”

Dalam foto itu, adiknya berdiri di depan sebuah rumah lusuh, mengenakan sesuatu yang mirip armor abad pertengahan, berpose bersama orang-orang berpenampilan asing.

“Sedang syuting film?” gumamnya.

Yeon-woo sudah keluar-masuk berbagai tempat selama masa tugasnya, namun tidak pernah melihat sesuatu yang aneh seperti ini.

“Ehm.”

“Oh—maaf.”

Sementara ia tanpa sadar menyentuh wajah adiknya dalam foto itu, suara pria tadi membuyarkan lamunannya.

Ada banyak pertanyaan dalam benaknya. Tapi bukan saatnya bertanya. Ia hanya berterima kasih dan kembali ke rumah.


Ia menatap foto itu dalam kesunyian kamar. Di dalamnya, adiknya tetap tersenyum.

Mereka adalah anak kembar—wajah dan tubuh sama, tapi sifat benar-benar berbeda.

Adiknya, seorang model siswa: pendiam, lemah fisik, tapi sangat rajin membaca dan mencintai film.
Sementara dirinya, Yeon-woo, adalah kebalikannya: ekstrover, kuat, dan akhirnya masuk Akademi Militer setelah mengambil jurusan Pendidikan Jasmani.

Banyak orang selalu heran melihat betapa berbeda mereka.
Namun sejak kecil, keduanya tidak pernah terpisah.

Adik yang lemah itu selalu memaksa hyung-nya belajar, sementara Yeon-woo akan duduk di sisi tempat tidur adiknya tiap hari, menceritakan dunia luar yang seru dan penuh petualangan.

Mereka sangat dekat.

Sampai sehari sebelum ujian CSAT… adiknya menghilang.

Setelah itu, hidup berubah total.

Ibunya—yang memang lama sakit—meninggal.
Setelah dua tahun mencari tanpa hasil, Yeon-woo kelelahan.
Ia menyerah pada semuanya, masuk militer sebagai sersan karier, dan mengambil tugas panjang di Afrika, memutus seluruh hubungan dengan Korea.

Karakter cerianya perlahan menghilang. Ia menjadi dingin dan sinis.

Ia bahkan yakin tidak akan pulang lagi.

Namun lima tahun kemudian, adiknya kembali… sebagai surat kematian.

Awalnya ia marah—marah karena adiknya pergi tanpa jejak, lalu kembali dalam keadaan seperti ini.
Pikiran pertamanya saat melihat surat itu hanyalah:

“Betapa egois.”

Tapi saat pemakaman dimulai, kemarahan itu runtuh, digantikan kehampaan yang membuatnya seolah terkoyak.
Dan ketika abu itu ditebar di Taejongdae, dadanya seakan pecah.

Ia ingin bertanya:

“Apa yang terjadi padamu?”
“Di mana kau selama ini?”
“Kenapa kau kembali seperti ini…?”

Namun adik dalam foto tetap diam.

Sama diamnya seperti lima tahun terakhir.

“Haa…”

Yeon-woo menurunkan foto itu dan menggenggam jam saku peninggalan adiknya.

Jam itu lusuh, lecet, seolah berusia ratusan tahun.

Hanya angka Romawi XII dan jarum pendek yang tersisa, dan jam itu tidak bergerak.
Ketika ia bawa ke tukang perhiasan, jawabannya hanya satu: rusak total dan tidak bisa diperbaiki.

“Ini… hadiah ulang tahun yang kuberikan waktu itu.”

Saat mereka berusia 19 tahun, memasuki kelas 3 SMA, keduanya saling bertukar hadiah.
Adiknya memberi buku pelajaran agar Yeon-woo belajar lebih rajin, sedangkan Yeon-woo memberi jam saku ini, berharap adiknya beruntung di CSAT.

Jam yang sama… kini kembali di tangannya.

Saat menggenggamnya, ukuran jam itu terasa pas, persis seperti dulu.

“Benar… dulu aku mencarinya sampai ke banyak toko.”

Ia membalik jam itu, dan melihat ukiran di belakangnya:

J. W. CAH

“Whoa! Hyung, aku benar-benar butuh jam. Makasih! Jam begini jauh lebih keren dari digital!”
“Hahaha! Tentu saja. Kakakmu punya selera, kan?”
“Tapi ini apa? J. W. aku ngerti… tapi CAH? Pffft.”
“Itu nama keluarga kita, Cha.”
“Mana mungkin begini? Seharusnya CHA! Ini CAH!”
“Ha?! Sini, biar kukembalikan ke tokonya—”
“Tidak apa-apa! Aku suka. Mulai sekarang, aku bakal menulis CAH saja sebagai nama keluarga!”

Dan adiknya benar-benar melakukannya—bahkan saat membuat paspor.

Saat mengingat itu, Yeon-woo tertawa kecil—tawa getir yang dicampur rasa rindu.

Ketika jarinya menyusuri jam saku itu, ia tanpa sengaja menekan sebuah tombol.

Klik.

“Huh…?”

Padahal jam itu seharusnya mati.

Tombol kecil itu bergeser ke dalam.

Lalu—

Tik.
Tak.

Jarum jam yang seharusnya berhenti… bergerak.

—Untuk hyung yang suatu hari nanti akan mendengar ini.

Sebuah suara terdengar di dalam kepalanya.

“…!”

Yeon-woo spontan berdiri.

Suara itu—suara yang sudah lima tahun tidak ia dengar—menggema jelas.

Suara adiknya.

Dug.
Dug.

Jantungnya berdegup liar.

“Saat kau mendengar ini… sepertinya aku sudah mati.”

Itu bukan halusinasi.

Yeon-woo membuka casing jam, mencari rekaman suara atau semacamnya—tetapi tidak ada apa pun.

Suara itu benar-benar terdengar langsung di dalam kepalanya.

Bagaimana mungkin…?

Adiknya melanjutkan:

“Maaf… karena aku membuat semuanya jadi sulit. Aku hanya ingin menemukan obat untuk mom. Kupikir aku bisa cepat kembali… tapi waktu berjalan terlalu cepat.”

“Apa…?”

Mata Yeon-woo tiba-tiba perih.

Whoosh…

Sekejap kemudian—pandangannya dipenuhi aliran memori, melintas bak panorama yang menyapu semuanya.

Itu…

sebuah buku harian.

9 Oktober 2013.

Sebuah pesan aneh masuk ke ponselku hari ini.

Isinya hanya satu kalimat pendek: “Aku akan mengabulkan apa pun yang kau inginkan.”
Tidak ada pengirim. Tidak ada keterangan.
Hanya dua tombol—Ya atau Tidak.

Seharusnya kupikir itu spam.

Tapi… aku tak bisa berhenti memikirkan Mom, yang semakin kurus di ranjang rumah sakit.

Jadi—hanya untuk berjaga-jaga—aku menekan Ya.

Dan tidak ada yang terjadi.

Aku merasa bodoh. Kosong.

Tapi sejak hari itu… aku mulai mendapat mimpi aneh.

Mimpi tentang sebuah menara setinggi tak terhingga—99 lantai—yang harus didaki.

12 Oktober 2013.

Ini… bukan mimpi.

Dunia ini nyata.

Semuanya sangat jelas—rasa sakit, udara, bau darah.

Ada berbagai ras seperti elf dan dwarf. Ada monster seperti orc, troll, hingga naga.
Berbagai dunia dan dimensi bertemu di satu titik…

Di sini.

Di tempat yang orang-orang sebut—

Menara Dewa Matahari.
Obelisk.

Tapi itu tak penting bagiku.

Yang penting… di suatu tempat di menara ini, ada obat penyembuh segala penyakit.

Panacea.

Jika aku bisa mendapatkannya, Mom akan sembuh.

28 Oktober 2013.

Aku menemukan teman-teman yang memiliki tujuan sama, dan kami mulai mendaki.

Namun… ini sama sekali bukan permainan.

Monster sungguhan. Kematian yang nyata.

Jika mati—semuanya selesai.

Tapi anehnya, tubuhku yang selalu lemah di dunia nyata… justru menemukan kekuatan di sini.
Rune membuatku lebih kuat.

Dan… kami membuat rekor.
Tim pertama yang menembus lantai 1–10 dalam empat hari.

Sejak itu aku mulai berpikir:

Aku tak bisa hidup di dua dunia sekaligus.

9 November 2013.

Aku ingin memberi tahu hyung tentang tempat ini.

Tapi begitu berhadapan dengannya, kata-kataku tenggelam.

Apa yang harus kukatakan?

“Hyung, aku masuk ke dunia bernama Menara. Aku mencoba mencari obat untuk menyelamatkan Mom.”

Hyung… luar luarannya kasar, tapi hatinya lembut.
Jika aku mengatakannya, ia pasti—pasti—akan menawarkan diri menggantikan posisiku.

Aku tidak bisa membiarkannya.

Jadi… aku memutuskan untuk pergi.

Mereka akan mencariku, tapi kupikir aku hanya perlu waktu setengah tahun.

Setengah tahun saja.

Lalu aku memutus semua hubungan dengan dunia asli.

1 Desember 2013.

Kami menamai kelompok kami—

Arthia.

Hanya dua belas orang.
Tapi setiap dari kami memiliki kemampuan yang luar biasa.

Kami menembus lantai-lantai menara dengan kecepatan gila, hingga nama kami dikenal seluruh Obelisk.

Kupikir, aku akan menemukan Elixir lebih cepat dari dugaanku.

7 September 2014.

Kecepatan kami menurun.
Tadinya kupikir hanya perlu enam bulan.
Sekarang, mungkin perlu satu tahun lagi.

11 November 2014.

Kami bentrok dengan klan besar yang menganggap kami penghalang.

Musuh baru terus muncul.

31 Februari 2015.

Negosiasi gagal.

Perang dimulai.

2 Juli 2015.

Aliansi musuh hancur.

Arthia—berawal dari dua belas orang—kini tumbuh menjadi salah satu dari sepuluh klan terbesar.
Semua anggota kami menjadi high ranker.

Dan aku… pemimpin Arthia… naik ke peringkat sembilan.

Ranker tercepat yang pernah masuk Top 10.

Tapi…

Keberhasilan itu tidak berarti.

Karena kami tidak punya waktu untuk mencari Elixir.
Perang menyita semuanya.

4 Maret 2016.

Aku menemukan seseorang yang kucintai.

19 September 2016.

Perang lagi.

Klan-klan besar yang ingin mempertahankan status quo melawan kami yang terus naik.

Bahkan di dalam Arthia, sebagian anggotaku mulai merasa berat.
Mereka tidak setuju, tapi tidak berani bersuara.

Dan aku… sadar itu.

Namun aku tetap memaksa kami naik lebih tinggi.

Konflik tidak bisa dihindari.

Tapi waktu terus berlalu.
Dan aku semakin tertekan.

2 Januari 2017.

Arthia kini peringkat lima.
Namun perang belum reda. Semua orang kelelahan.

6 Juni 2017.

Kami menemukan pengkhianat di antara kami.

Kami berhasil membunuhnya sebelum ia melarikan diri, namun kerusakan sudah terjadi.

Kepercayaan runtuh.

Satu per satu, anggota pergi.

1 Juli 2017.

Tubuhku… berat.

Aku diracuni.

30 Oktober 2017.

Separuh anggota sudah pergi.

Kami terus kalah.

Kami tak lagi berani menantang lantai baru.
Aku bertanya ke seluruh penjuru tentang Elixir—tidak ada hasil.

Tubuhku terus membusuk.

1 November 2017.

Orang yang kucintai—menusukku.

Belatinya menembus jantungku.

Aku menghentikannya dengan skill terakhirku, tapi racun itu tidak bisa lagi kutahan.

Tubuhku… mulai membusuk dari dalam.

30 Desember 2017.

Aku… merindukan hyung.

1 Februari 2018.

Aku satu-satunya yang tersisa dari Arthia.

Kenapa semuanya berakhir begini?

Apakah karena aku terlalu percaya orang?
Atau karena aku terlalu sibuk mengejar tujuanku, dan melupakan mereka?

Atau…

Karena aku meninggalkan keluargaku?

28 Februari 2018.

Hari terakhir bulan ini.

Akhirnya… aku menemukan Elixir.

Tapi aku tak bisa mengirimnya pulang.

Aku tak bisa keluar dari Menara, meski ingin.

Semua orang mengincarku.
Jika aku keluar, mereka pikir aku akan menggunakan Elixir untuk menyembuhkan racunku sendiri.

Mereka semua datang untuk membunuhku.

Tidak ada seorang pun yang tersisa di sisiku.

Sekarang aku mengerti.

Akhirnya aku tahu…

Bahwa hanya ada satu orang di dunia ini yang benar-benar bisa kupercaya.

Hyung.

Tapi aku tidak bisa menunjukkan kelemahanku.

Aku tidak ingin hyung melihatku seperti ini.

Chapter 2. An invitation from a pocket watch (2)

Pesan itu berakhir di situ.

“...!”

Yeon-woo segera memeriksa jam sakunya lagi—berharap ada rekaman lain, jejak apa pun, setidaknya satu pesan tambahan dari adiknya.

Tidak ada.

Flop.

Ia jatuh terduduk di sofa, berat seperti seluruh dunia menindih bahunya.

Tanpa bicara, ia terus memainkan jam saku itu.

Goresan-goresan kecil terlihat di sana-sini. Jarum menitnya hilang. Entah kenapa, Yeon-woo merasa semua luka itu seperti jejak nyata penderitaan yang dialami adiknya di dunia lain.

Perlahan, ia memutar ulang knop jam itu.

Klik.

—Untuk hyung yang suatu hari nanti akan mendengar ini. Ketika kau mendengar ini…

Suara Jeong-woo kembali terdengar dari awal.

Yeon-woo memutar lagi.

Ketika kau mendengar ini…

Dan lagi.

Dan lagi.

Setiap kali, suara adiknya mengalun langsung di dalam kepalanya—nada yang sama, ketenangan yang sama, dan isi buku harian yang sama.

Lalu—


[Starting the succession process]

Sebuah layar kecil muncul di bawah retina Yeon-woo.

Interface sistem.

Itu berarti ia telah tersambung dengan The Tower.

Dan tepat setelah itu, tubuhnya mulai berubah.

Wuus…

Ada sesuatu yang bergerak di dalam perut bagian bawahnya. Sensasinya seperti seekor ular yang terbangun dan mengangkat kepalanya.

Aneh dan menyegarkan.
Namun di saat bersamaan, seperti sebuah benih asing sedang tumbuh.

Mana.

Elemen dasar yang membentuk fondasi dunia—energi yang digunakan penduduk berbagai dunia dan para pemain di The Tower.

Duar!

Gumpalan mana meledak di dalam tubuhnya, menyebar lewat jalur yang tidak ia kenali ke seluruh tubuh.

Ia merasakan perubahan terjadi.

Lalu—

Keretak! Krek!

Tubuhnya memutar dan bergetar hebat—rasa sakit tajam mencabik tulangnya, seolah tubuhnya dilepas pasang oleh jarum-jarum tak terlihat.

Selama pelatihan militer, ia pernah ditempa untuk menahan siksaan.
Tapi ini… berada di luar kategori “rasa sakit”.

Tetapi Yeon-woo tidak mengeluarkan suara. Tidak satu pun keluhan.

Ia terus memutar jam saku itu.

Terus mendengar suara adiknya.

Ketika kau…

Kerangka tubuhnya disusun ulang. Sendi-sendinya berderak. Ototnya melunak lalu mengeras lagi. Cairan hitam keluar dari pori-pori kulitnya, bau menyengat menyertai.

Seluruh kotoran dan impuritas dalam tubuhnya dibuang—otot dan tulang ditempa ulang.

Crack! Crack!

Sakitnya mengerikan. Tapi itu bukan apa-apa dibandingkan apa yang dilalui adiknya selama lima tahun.

Akhirnya—


[Awakening finished]

[Proses kebangkitanmu belum lengkap. Progres saat ini: 5%]

[Tubuhmu tidak memadai untuk menyelesaikan proses Suksesi. Perbaiki tubuhmu untuk melanjutkan. Seiring tubuhmu meningkat, proses Suksesi juga meningkat.]

[Status saat ini: Incomplete Dragon Body()]

[Kemampuan fisikmu meningkat sebagian]

[Traits telah dikonfirmasi]

[Skills telah terdaftar]

[Kualifikasi pemain diperoleh. Pendaftaran hanya dapat dilakukan di dalam Obelisk.]


Yeon-woo tidak bisa fokus pada suara-suara sistem itu.

Rasa sakit sudah mereda, tapi emosi yang tumbuh di dalam dirinya jauh lebih kuat.

Namun matanya tetap terpaku pada jam saku itu.

Untuk hyung yang suatu hari nanti akan mendengar ini…


Dengan memutar jam itu berkali-kali, ia mulai menyerap seluruh memori Jeong-woo yang tersimpan dalam diary.

Lima tahun kenangan.

—Saat ia bertemu rekan-rekannya dan mendirikan Arthia.
—Saat mereka merayakan keberhasilan menembus lantai yang sulit.
—Saat mereka berdiri saling membelakangi, bertarung dalam perang besar.

—Saat tubuhnya basah oleh darah, kelelahan menumpuk.
—Saat ia mencium kekasihnya untuk pertama kali.
—Saat ia hancur karena pengkhianatan wanita itu.
—Saat ia berjalan sendirian, menyongsong musuh yang datang bagai banjir.

Saat memori itu tertanam dalam benaknya, Yeon-woo merasakan kebahagiaan adiknya… luka adiknya… keputusasaannya… dan kematiannya.

Dalam dirinya—Yeon-woo menjadi Jeong-woo.

Dan ketika semuanya berakhir—


[Player: Cha Yeon-woo]

Trait: Cold-blooded
Strength: 10
Dexterity: 15
Health: 12
Magic Power: 21

Skills:

  • Draconic Eyes()

  • Sense Strengthening

  • Foresight (Special)


Yeon-woo membuka matanya.

Sebuah panel transparan melayang tepat di depan wajahnya.

Semuanya nyata.

Ia berharap semuanya hanya mimpi.
Ia ingin semuanya ilusi.

Namun bukan.

Ini kenyataan.

Ekspresinya meredup.

Kini ia tahu apa yang dialami adiknya.
Siapa yang membunuhnya.
Dan mengapa adiknya kembali dalam keadaan seperti itu.

The Tower—tempat seseorang bisa menjadi dewa.

Tapi bagi Yeon-woo?

Hanya sarang iblis kelaparan yang saling menerkam.

Dan adiknya dimakan sampai habis oleh tempat itu.

Kalau begitu—

Akan kubayar semuanya.

Mengikuti aturan mereka.

Dengan cara mereka.

Kemampuan adiknya telah diwariskan padanya tanpa berkurang.

Ia kini seorang player—memenuhi syarat minimum untuk memasuki Menara.

Sekarang giliran dia melangkah.

Kesedihan menghilang dari matanya.

Yang tersisa—

adalah amarah yang membeku menjadi baja.


Yeon-woo menatap jendela status di hadapannya.

“Jadi ini… Status Window?”

Menu Status terbagi menjadi tiga tab: Traits, Attributes, Skills.

Traits menggambarkan bakat atau sifat khusus pemain.

Trait pertama milik Jeong-woo adalah Psychometry, kemampuan berkomunikasi dengan benda atau lingkungan.

Trait itu membuat Jeong-woo lolos dari banyak krisis.

Attributes adalah kuantifikasi kemampuan fisik pemain.
Skills adalah daftar skill standar yang dapat digunakan di dalam Menara.

“Benar-benar seperti game…”

Jeong-woo pernah bilang: “Menara mungkin terlihat seperti game, tapi ini dunia nyata.”

Sekarang Yeon-woo mengerti.

Saat ini aku punya Trait Cold-blooded.


[Trait: Cold-blooded]

Kemampuan mempertahankan rasionalitas dalam situasi apa pun. Memberikan resistensi tinggi terhadap kutukan tipe kendali pikiran dan brainwash.


Trait ini asli milik Yeon-woo.

Terbentuk dari pelatihannya sebagai prajurit profesional—kemampuan untuk tetap tenang dalam kekacauan dan memimpin di garis depan.

“Tidak buruk.”

Tidak. Bukan sekadar tidak buruk.

Ini sempurna.

Dalam dunia yang penuh sihir dan skill aneh, kekuatan untuk menjaga nalar adalah kartu hidup yang mutlak.

“Tapi… atributku terlalu rendah.”

Setelah Awakening, tubuhnya meningkat, tetapi ia tetap manusia biasa.

Rata-rata atributnya di bawah 20—tidak cukup untuk mendaki Menara yang penuh monster.

Masuk akal.
Ia tidak tahu cara mengendalikan mana, tidak punya dasar skill, dan pengetahuannya tentang sistem sangat minim.

Yang ia punya hanya naluri bertahan hidup dari medan perang.

Lalu ia membuka tab skill.


[Draconic Eyes()]

Mata naga. Melihat kebenaran. Dapat mengintip sebagian kemampuan objek atau individu.

[Sense Strengthening]

Meningkatkan lima indera secara signifikan.

[Foresight] (Special)

Dapat melihat sedikit masa depan.


Draconic Eyes adalah satu-satunya peninggalan Jeong-woo yang diwariskan melalui proses Suksesi.

Jeong-woo pernah melakukan kontrak dengan naga kuno() di lantai 11.
Kemungkinan kemampuan ini berasal dari pertemuan itu.

Naga—makhluk sombong, ganas, tapi pencari kebenaran.
Jeong-woo tampaknya terpapar sebagian esensi mereka.

Sense Strengthening tampaknya terbentuk dari Trait miliknya.

Yeon-woo sangat menyukai skill ini.

Di medan perang, apa pun bisa terjadi.
Kadang ia harus mencium bau bahan bakar, mendengar langkah musuh dari jauh, atau melihat celah sekecil jarum.

Kemampuan itu sangat berguna.

Namun—

Yang paling mengganggu adalah skill terakhir.

Foresight.

Ia menatap jam saku di tangannya.

“Ini karena ini?”

Skill Special sering lahir dari benda terpenting milik pemain.

Foresight… jelas lahir dari jam saku Jeong-woo.

“Baiklah.”

Yeon-woo mengambil napas dalam.

Berkat adiknya, ia memulai dari posisi yang lebih unggul dibanding pemain baru lainnya.

Namun perjalanan masih panjang.

Orang-orang yang membunuh Jeong-woo adalah puncak dari para ranker—monster yang telah mengumpulkan kekuatan bertahun-tahun, atau berabad-abad.

Jarak mereka… sangat jauh.

Ia melihat foto adiknya.

Kau hanya ingin aku menemukan Elixir dan hidup tenang setelahnya…

Yeon-woo mengepal tangan. Urat-uratnya menegang.

Tapi maaf… hyung-mu tidak bisa membiarkan ini begitu saja.


Yeon-woo mulai membereskan urusan pribadinya.

[Sersan ChaApa maksudmtibatiba keluadari militer?!]

Suara komandannya meledak dari ponsel.

Tidak aneh. Ia baru dikirim pulang untuk mengurus kabar duka, tapi sekarang mengajukan pengunduran diri mendadak.

Kalau Yeon-woo menjadi komandannya, ia juga akan marah.

Tapi Yeon-woo tidak memberi alasan panjang.

[Ada apaAda masalahKalaada,bilansajaKalaCain pergi,bagaimana aku—]

“Maaf.”

Ia menutup telepon begitu saja.

Ponselnya kembali berdering.
Ia mematikannya dan membuangnya ke tong sampah.

Komandan itu memperlakukannya seperti anak sendiri.
Karena itu, Yeon-woo harus memutus hubungan sebersih mungkin.

Rumahnya juga ia jual.

Rumah itu kosong bertahun-tahun, dan kini tidak ada alasan untuk mempertahankannya.

Ia tidak ingin punya tempat untuk kembali.

Dengan tabungan yang ada, ia membeli perlengkapan.

Ransel baru berisi pakaian dasar, ransum tempur sebanyak mungkin, puluhan pisau militer, dan alat survival seperti kotak medis.

Ia sempat mempertimbangkan membeli senjata api dan bom dari pasar gelap—namun akhirnya mengurungkan.

The Tower adalah tempat yang menguji skill pemain. Senjata seperti itu hanya akan merepotkan tanpa suplai peluru. Tidak berguna.

Pagi-pagi sekali, Yeon-woo pergi ke sebuah taman sunyi.

Ia memakai jeans, hoodie hitam dengan tudung menutupi mata, dan membawa ransel berat. Seragam militernya sudah ia bakar.

Perbedaan waktu dengan Obelisk… berarti sudah seminggu sejak ronde terakhir dimulai?

Untuk masuk ke Menara, ada satu tahap wajib:

Tutorial.

Tempat menguji para calon pemain. Masuk seminggu terlambat adalah kerugian besar.

Namun pemain terlambat juga mendapat keuntungan.

Semakin cepat aku mengejar para pemain awal, semakin besar poinku. Dan… ada hidden piece khusus untuk latecomer.

Dan ada satu alasan lain—

Mata Yeon-woo berkilat dingin.

Orang itu… akan muncul sekitar waktu ini.

Sambil menyusun rencana langkah demi langkah—

Klik.

Ia memutar knop jam saku itu ke belakang.

Cahaya berpendar di tengah taman.

Sebuah bayangan muncul, berputar, lalu membentuk gumpalan hitam.

Sebuah pintu().

Gerbang menuju dunia tempat Menara berada.

Yeon-woo melangkah masuk tanpa ragu.
Tatapannya lebih dingin dari sebelumnya.

Mulai sekarang—

Aku akan membuat mereka di balik gerbang ini tahu siapa yang telah mereka usik.

“Aku adalah Cha Jeong-woo.”

Dan pintu itu tertutup rapat.

Chapter 3. Tutorial (1)

Barang siapa yang ingin menjadi dewa—
dakilah The Tower!


[You have now arrived at floor 0, The Tutorial Hall.]

Wuus—!

Cahaya menyilaukan menembus mata Yeon-woo.

Kelopak matanya bergetar, pandangannya goyah. Mual menyeruak seperti sensasi tekanan udara saat terbang di ketinggian.

[Trait-mu Cold-blooded membantumu mempertahankan ketenangan.]

Ada sesuatu merayap di dalam tubuhnya—seperti tangan tak terlihat yang memaksa dunia berputar itu menjadi lurus kembali.

Pusingnya mereda.

Yeon-woo akhirnya bisa melihat keadaan sekitar.

Ia berada dalam sebuah lorong panjang yang lurus membentang tanpa belokan.

Dindingnya tersusun dari batu keras. Di langit-langit, batu-batu kecil berpendar melepaskan cahaya lembut pada interval tertentu.

Namun cahaya itu sangat temaram.
Ia hanya bisa melihat sejauh dua meter ke depan.

Sisanya… hanya kegelapan.

Jadi benar-benar… aku sudah masuk.

Yeon-woo mengepalkan tinju.

Pemandangan itu persis seperti yang dilihat dari diary Jeong-woo.

The Tower adalah gerbang dan ujian. Tempat yang menentukan siapa yang layak menjadi dewa.
Tempat yang tidak menerima sembarang orang—setiap peserta harus membuktikan diri.

Ujian untuk itu disebut:

Tutorial.
Lantai 0.

Dan di balik ujian ini…
terdapat orang-orang yang telah melukai Jeong-woo.

Saat Yeon-woo memejamkan mata, bayangan-bayangan dari diary itu muncul seketika—wajah para pengkhianat yang menyeret adiknya menuju kematian.

Namun ia tidak terbawa emosi.

Ia menjaga pikirannya tetap dingin.

“Tunggu sebentar lagi. Aku akan segera menyusul.”

Untuk memasuki Menara, ia harus melewati Tutorial.
Bukan sekadar lulus.

Ia harus memperoleh skor tertinggi.
Tak tertandingi. Nomor satu.

Tentunya itu tidak mudah.

The Tower terhubung ke berbagai dunia tanpa batas.
Yang berkumpul di sini adalah individu pilihan—monster di bidangnya masing-masing.

Jika hanya membandingkan dengan Bumi, Yeon-woo adalah orang yang kuat.
Namun semesta ini… luas tanpa akhir.
Kekuatan di luar sana jauh melampaui apa yang ia kenal.

Dengan tubuh dan skill dasar yang hanya mengandalkan naluri militer, jika ia gegabah… ia akan mati bahkan sebelum maju beberapa langkah.

Namun—

Tutorial adalah tempat untuk mendapatkan kualifikasi itu.

Adiknya memulai dengan tubuh yang sangat lemah.
Namun ia berhasil melewati tutorial—lalu mencetak rekam jejak tak tertandingi, naik ke peringkat 6 dalam waktu paling singkat sepanjang sejarah.

Tutorial bukan sekadar ujian kekuatan.
Ia mengukur talenta, keputusan, kelincahan, kecerdikan, dan ketegasan.

Semua nilai digabungkan menjadi skor final.

Dan tentu saja… banyak yang mati di prosesnya.

Tidak—
sebagian besar mati karena terlalu percaya diri pada kemampuan kecil mereka.

Untungnya, Yeon-woo mengetahui bahaya itu.
Ia juga tahu betapa berharganya tempat ini.

“Hidden piece tersebar di mana-mana…
Aku harus mengumpulkan sebanyak mungkin untuk menyelesaikan suksesi yang belum lengkap.”

Statusnya saat ini:

Incomplete Dragon Body (5%)

Pencapaian Jeong-woo belum diwariskan sepenuhnya.
Yeon-woo harus menempa tubuhnya sebaik mungkin agar “incomplete” berubah menjadi complete.

“Perbaiki wadahnya dulu… itu prioritas.”

Setelah pikirannya tersusun, Yeon-woo mengeluarkan sebuah masker putih dari tas.

Ia memasangnya di wajah.

Ke depan, ia akan bertemu banyak orang—lebih baik identitasnya tertutup.

Lalu ia mulai berjalan menembus lorong gelap itu.


Tak ada yang tahu sudah berapa lama ia berjalan.

Tiba-tiba—

“Ohyohyohyohyo—
Tamu datang pada saat seperti ini? Aku hampir saja melewatkanmu.”

Wuus—!

Kilatan biru terbuka di udara seperti retakan dimensi.
Dari sana, seseorang jatuh.

Secara naluriah, Yeon-woo mundur satu langkah.
Dua belati terhunus bersilang di depan dada.

Makhluk yang muncul itu terlalu… aneh.

Tubuhnya kecil, hanya setinggi pinggang manusia dewasa.
Kulitnya berbintil dan kasar.
Matanya panjang, sipit.
Dan yang paling mencolok—

taring panjang yang menusuk keluar dari bibir tebalnya.

Sekilas melihatnya saja membuat bulu kuduk berdiri.

Monster.

Sebuah goblin.

Namun berbeda jauh dari goblin liar yang dilihatnya lewat diary.

Goblin ini memakai monokel di sebelah mata dan tuxedo rapi—penampilan elegan yang tidak cocok dengan ras rendah itu.

Ia bahkan bersikap seperti bangsawan.

“Seberapa pun lapangnya pikiranmu… kalau ditodong begitu, rasanya agak tersinggung. Bagaimana kalau kau turunkan pisaumu, hm?”

Walau kata-katanya halus, goblin itu tersenyum girang dan mengedipkan satu mata.

Saat itu Yeon-woo menyadari siapa dia.

Guardian.

Penjaga lantai, makhluk yang mengawasi dan mengatur ujian di setiap level Menara.

“Salam sejahtera!
Aku adalah penjaga lantai 0, Yvlke. Pertemuan seperti ini patut diberi tepuk tangan, bukankah begitu? Ohyohyohyo!”

Yeon-woo menurunkan kedua belatinya.

Guardian adalah bagian dari sistem Menara.
Tidak ada alasan untuk menyerang.

“Oh? Kau percaya begitu saja?”

“Nasihat guardian biasanya berguna—meski terdengar remeh.”

“Oh my~ Jadi kau tahu sedikit tentang kami. Kupikir kau hanya pemalu karena memakai masker. Baiklah, akan lebih mudah menjelaskan sekarang.”

Yvlke mulai berbicara sambil melemparkan guyonan ringan.

“Tutorial terbagi menjadi tujuh bagian, dari A hingga F.
Setiap bagian punya lingkungan dan tantangan berbeda. Kau akan mendapatkan skor berdasarkan performamu di tiap bagian. Setelah 30 hari, skor dijumlahkan.”

Yeon-woo sudah tahu semua itu dari diary.
Namun ia tetap bertanya untuk memastikan, dan agar tidak mencurigakan.

“Haruskah aku melewati ketujuh bagian?”

“Tidak harus. Tutorial hanya menuntut kelayakan minimum. Jika kau pikir nilaimu cukup tinggi, kau boleh berhenti kapan pun. Tapi semakin jauh kau melangkah, semakin tinggi skor yang bisa kau dapat.”

“Manfaat skor tinggi?”

“Hadiah lebih baik! Apalagi motivasi adalah hal penting. The Tower dan kami para guardian… sangat teliti dalam hal itu. Ohyohyohyo.”

“Durasi tutorial?”

“30 hari. Cara membagi waktu tergantung pemain. Hanya saja…”

Yvlke merapikan monokelnya sambil tersenyum.

“Sudah seminggu sejak ronde ini dimulai.
Kira-kira tiga minggu tersisa. Apa kau ingin menunggu ronde berikutnya?”

Satu minggu memang terdengar singkat…
Namun di Tutorial, itu sangat lama.

Itu seperempat durasi.
Para pemain awal pasti sudah jauh di depan.

Skor tinggi berarti hadiah besar—dan peluang lulus meningkat drastis.

Bagi Yeon-woo, yang punya banyak target dalam tutorial, ini awal yang buruk.

Namun—

“Aku sudah memperkirakannya.”

Senyum kecil muncul di balik masker.

Tanpa mempedulikan reaksinya, Yvlke melanjutkan.

“Walaupun ini disebut tutorial, tetap sulit. Biasanya kami sarankan membuat party berisi 3–5 orang untuk melewati satu section.”

“Berarti… melewati section sendirian memberi nilai lebih?”

“Benar, tapi jauh lebih sulit.”

“Kalau pemain solo terlambat memulai tapi berhasil mengejar frontrunner, apa ada keuntungan tambahan?”

Mata Yvlke menyipit.

Ia menangkap maksud Yeon-woo.

Senyuman lebarnya membuat taringnya semakin mencolok.

“The Tower tumbuh berdasarkan prestasi pemain.
Perhitungan skor akan menyesuaikan dengan pencapaianmu. Tak perlu khawatir.”

“Baik.”

Yeon-woo mulai melakukan pemanasan ringan.

Krek…

“Bagaimanapun… aku harus membunuh orang itu. Jika terlambat sedikit saja, seluruh rencana akan berantakan.”

Di dalam tutorial ada hidden piece terbesar—sosok yang hanya muncul dalam jangka waktu tertentu.

Dengan membunuhnya, proses suksesi akan jauh lebih mudah.

Krack… Krek…

Ototnya mengencang. Peredaran darah meningkat. Napasnya stabil.

Yvlke mundur selangkah.

Ia tahu persis tipe pemain seperti Yeon-woo.
Hanya ada dua hasil:

Yang terlalu percaya diri dan mati konyol—
atau monster sejati yang membuat sejarah.

Apa pun itu, Yvlke menikmatinya.

“Kalau begitu…”

Snap!

Yvlke menjentikkan jarinya.

Sebuah panel besar muncul di udara.


[Beginning the trial of floor 0.]

[Trial: Engkau, peserta yang mendambakan ketuhanan, harus membuktikan dirimu layak mendaki The Tower. Dalam waktu yang diberikan, lewati 7 gerbang dan 7 tantangan.]

[Syarat Lulus: capai skor tinggi dalam batas waktu.]


“Selamat berjuang,” ucap Yvlke sambil menghilang seperti angin.

Di tempatnya, muncul timer raksasa.

[549:37:88_96]

[549:37:88_95]

“Sekitar 22 hari 21 jam tersisa, huh…”

Yeon-woo menggenggam belatinya dan melangkah maju.

“Baik. Mulai.”

Saat kakinya melewati garis pembatas menuju Section A—


[You have entered Section A]

[Hancurkan atau nonaktifkan seluruh perangkap di section ini]


Lorong lurus.

Kegelapan di depan seolah memanggilnya.

Yeon-woo melangkah perlahan, seluruh indranya menegang.

Namun beberapa menit berlalu—

Tidak terjadi apa-apa.

Jika orang biasa, mereka akan lengah.

Tapi semakin jauh ia masuk, semakin besar kewaspadaannya.

Yvlke bilang section ini mudah bila dijalani oleh party 3–5 orang.

Artinya, bahaya di sini tidak boleh diremehkan.

Terlebih—
bahaya selalu datang tanpa peringatan.

Seperti sekarang.

Thwish!

Sebuah anak panah melesat dari kegelapan.

Yeon-woo memutar tubuh secara naluriah.

Anak panah itu menggores lengan kirinya—perih membakar.
Darah memercik. Pakaian robek.

Twing!

Ia menatap dinding—anak panah baja tertancap dalam.

Jika tadi mengenai lengannya secara penuh, lengan itu pasti lepas.
Jika mengenai kepala atau perut… ia sudah mati.

Diary sudah memperingatkan tentang perangkap Section A.
Namun lokasi perangkap selalu berubah setiap ronde.

Pengalaman Jeong-woo tak bisa diterapkan langsung.

Yang bisa ia lakukan hanyalah tetap waspada dan terus menghindar.

Swish! Swish! Swish!

Panah baja menghujani dari berbagai arah—bekal kecepatan ekstrem.

Tidak mungkin dilacak mata telanjang.

Yeon-woo merendah dan berguling maju.

Di saat bersamaan, ia menarik ransel besar di punggung.

Ransel itu penuh pakaian dan peralatan—penahan serangan darurat.

Ia memang membawanya untuk tujuan ini.

Puk! Puk! Puk!

Tiga panah baja menancap di ranselnya.

Dampaknya sangat kuat—lengan Yeon-woo hampir terlepas tiap kali panah menghantam.

Dua panah bahkan menembus ransel dan muncul ujungnya.

Ia menempelkan tubuh ke dinding.

Dalam situasi tanpa tahu arah serangan, meminimalkan paparan tubuh adalah aturan dasar bertahan hidup.

Namun—

Shlick!

Perangkap juga dipasang di bawah, di belakang, dan di sudut-sudut tersembunyi.

Panah menancap dalam ke paha kirinya.

“Hup—!”

Cahaya seperti percikan putih menyambar penglihatannya.

Meski kesakitan, ia menggertakkan gigi dan berusaha memutar badan—

Namun—

Puk! Puk! Puk!

Tiga panah lagi menembus ransel, lalu masuk ke tubuhnya:

—menembus bahu kiri,
—lengan bawah,
—dan tulang rusuknya.

Chapter 4. Tutorial (2)

[Rasa sakit hebat menyerangmu. Kamu telah terkena Stun.]
[Trait-mu Cold-blooded membantumu mempertahankan ketenangan.]
[Efek status Stun telah dihapus. Kamu mengembangkan resistensi terhadap rasa sakit.]


Rasanya seolah lengannya diseret paksa hingga robek. Napasnya macet.

Sensasi ini…
Yeon-woo sudah sangat mengenalnya.

Ia menggertakkan gigi, memaksa kesadarannya tetap terikat pada tubuhnya.

Di Afrika, ia pernah menghadapi rasa sakit yang jauh lebih buruk.
Ia pernah tersungkur bersimbah darah, terkena tembakan, nyawanya hampir hilang.

Sakit yang sekarang—
tidak ada apa-apanya dibanding saat itu.

Ia segera memeriksa kondisi tubuhnya.

“Panah-panah itu… menancap di bahu kiri, lengan bawah, dan paha. Tulang rusukku cuma tergores. Parah, tapi aku masih bisa bergerak.”

Begitu ia mengambil keputusan, tubuhnya langsung bergerak.

Mengangkat ransel yang kini compang-camping, ia mundur secepat mungkin.

Kelihatannya perangkap itu aktif saat ia melewati satu titik tertentu.

Artinya—ada area khusus yang menjadi pusat aktivasi seluruh perangkap.

Ia harus mundur sampai melewati titik itu.

Namun bahkan saat ia bergerak mundur, hujan panah tetap mengejarnya.

Awalnya satu atau dua—but setelah titik tertentu, empat bahkan lima panah melesat bersamaan.

Yeon-woo tetap maju mundur dengan tubuh serendah mungkin, meminimalkan paparan.

Jejak darah panjang menggores dinding setiap kali ia tersentak.

Dua panah baja sempat menembus betisnya.

Namun ketika ia mencapai batas tertentu—
serangan berhenti.

Yeon-woo menjatuhkan punggungnya ke dinding, lalu melempar ransel yang kini penuh panah ke lantai.

Pandangannya berputar hebat.

Mulutnya dipenuhi rasa besi, seperti bau darah bercampur sesak.


[Lukamu mengeluarkan darah secara masif. Kamu telah terkena Stun.]

[Trait-mu Cold-blooded membantumu mempertahankan ketenangan.]

[Efek status Stun telah dihapus. Kamu mengembangkan resistensi terhadap bleeding.]


Ia memaksa tubuhnya tetap sadar.

Insting bertahan hidup lah yang membawanya sampai titik ini.
Jika ia pingsan sekarang, kematiannya hanya tinggal hitungan detik.

Yeon-woo merogoh ranselnya yang sobek.

Isi ransel sudah jatuh berantakan; seluruh ruangnya kini dipenuhi panah baja.

Untung saja kotak P3K-nya tidak hilang.

Ia langsung meraihnya.

Dari dalam kotak, ia mengeluarkan disinfektan, perban, jarum dan benang jahit yang telah tersambung, kapas beralkohol, dan korek api.

Karena lengan kirinya hampir tak bisa digerakkan, menyiapkan semuanya butuh waktu cukup lama.

Begitu semua siap, tanpa ragu sedikit pun—

Ia menggenggam panah baja yang menancap di bahu kirinya.

Dan menariknya.

CRACK—!

“Keuk!”

Rasa sakitnya luar biasa.
Seakan lengan kirinya lepas dari sendi.

Tangan yang memegang panah bergetar keras. Darah mengucur deras dari luka terbuka.

Dengan mata yang mengabur oleh darah, Yeon-woo menyalakan kapas dan menempelkannya ke luka.

TSSSS—!

Udara dipenuhi bau daging terbakar.


[Kulitmu terbakar. Kamu telah terkena Stun.]

[Trait-mu Cold-blooded membantumu mempertahankan ketenangan.]

[Efek status Stun telah dihapus. Kamu mengembangkan resistensi terhadap burning.]


Luka itu menutup cepat, menyisakan bekas hitam gosong.

Dengan metode yang sama, ia mencabut panah di pahanya dan menghentikan pendarahan, lalu mensterilkan semuanya.

Untungnya… tidak ada tulangnya yang patah.

Refleks militernya menyelamatkannya.

Ia terengah.
Seluruh kekuatannya seakan terkuras habis.

“Hah… hah…”

Lengan dan kaki kirinya gemetar lemah.

“Baru awal saja sudah seperti ini. Gila.”

Yeon-woo ingin memaki dirinya sendiri.

Ia tahu tutorial berbahaya.
Tapi tidak pernah mengira seberat ini.

tahu dan mengalami langsung… dua hal yang jauh berbeda.

“Untung ada trait ini…”

Trait yang menjaga pikirannya tetap jernih dalam situasi apa pun:

Cold-blooded.

Yeon-woo merasa sangat bersyukur.

Mentalnya kuat sejak awal, tapi trait ini membuatnya jauh lebih kuat dalam pengambilan keputusan saat situasi akut.

Belum lagi resistensi yang ia dapat dari pertarungan barusan, yang sedikit demi sedikit mengurangi rasa sakit.

Ia tidak tahu apakah trait-nya berkembang atau tubuhnya menyesuaikan.

Ia bahkan tidak tahu bagaimana sistem ini bekerja.

Yang jelas—

semuanya membantunya bertahan.

Ia menarik napas panjang.
Menyusun pikirannya kembali.

Tatapannya mengarah ke lorong gelap di depan.

Lorong itu seperti rahang binatang buas.

Namun setiap predator punya pola. Punya kelemahan.

“Ada pola waktu saat panah ditembakkan… dan ada sinyal kecil sebelum itu.”

Yeon-woo menajamkan mata.

“Aku harus mencari ritmenya.”

Perangkap panah baja adalah rangkaian mekanik kompleks.

Sensor mendeteksi gerakan mendekat.
Roda gigi (cogwheel) berputar menentukan sudut.
Lalu panah ditembakkan.

Dalam kondisi gelap, mustahil melihat panah itu.
Namun sebelum panah meluncur…

roda gigi itu berdecit.

Selama ia bisa menangkap bunyi roda gigi itu—
ia bisa mengetahui lokasi dan arah tembakan.

Masalahnya—

Bunyi itu hanya berlangsung 2–3 detik sebelum panah ditembakkan.
Dan sangat pelan.

Untuk mendengar itu, butuh konsentrasi dan refleks yang luar biasa.

Namun Yeon-woo punya keunggulan sekarang.

Skill barunya:

Sense Strengthening.

Dengan kemampuan mengatur lima indera sesuka hati—selalu ada jalan.

Itulah inti sistem:
memberimu alat, lalu melihat bagaimana kau menggunakannya.

Yeon-woo menutup mata.
Menajamkan pendengarannya.


[Sense Strengthening diaktifkan. Indra pendengaranmu meningkat.]

[Proficiency Sense Strengthening naik. 0.8%]


Ia fokus pada setiap suara di sekitar.

Namun membedakan bunyi yang ia butuhkan di tengah puluhan suara lain… tidak mudah.

Tetes… tetes…
Suara air menetes dari langit-langit.

Klak… klak…
Suara panah baja dimuat ke perangkap.

Banyak suara kecil lainnya bergema sepanjang lorong.

Tetap saja…
ia memilih satu demi satu, memilah suara targetnya.

Setelah waktu lama—

Kreeeak…

“Itu dia!”

Suara kecil berkarat, jelas berasal dari roda gigi.

Yeon-woo membuka mata—dan melempar salah satu belatinya ke arah suara itu.

PUK!

CRRAAK!

Sebuah perangkat mekanik rusak jatuh ke lantai, bersama tiga panah baja yang gagal ditembakkan.

“…Berhasil.”

Mata Yeon-woo bersinar.

Dengan cara ini—
ia bisa melewati lorong ini.

Meski tubuhnya masih berteriak sakit, ia memaksakan diri berdiri.

Lengan kirinya hampir tak bisa bergerak, dan ia tersaruk-saruk.

Tapi ia tetap melangkah menuju perangkap berikutnya.

Swish!

Panah baja kembali dilontarkan.

“Bahu kanan!”

Ia sudah mendengar putaran roda gigi.
Maka ia memiringkan tubuh—menghindar setengah detik sebelum panah melintas.

Puk!

Panah itu menancap ke dinding.

“Bagus.”


[Proficiency Sense Strengthening meningkat. 1.5%]


Yeon-woo melanjutkan ke posisi perangkap berikutnya tanpa ragu.

Swish! Swish! Swish! Swish!

Empat panah.

Dari atas ke bawah:
—pelipis,
—jantung,
—perut,
—lutut.

Yeon-woo memiringkan kepala, melangkah maju selangkah, dan—

Clang!

Sisi datar belatinya menangkis panah yang mengarah ke perutnya.

Tangan kanannya bergetar dari benturan.
Namun sensasi itu justru membuatnya bersemangat.


[Proficiency Sense Strengthening meningkat. 2.1%]

[Strength +1]

[Dexterity +1]


Status Window muncul.


[Player: Cha Yeon-woo]

Trait: Cold-blooded
Strength: 11
Dexterity: 16
Health: 12
Magic Power: 21

Skills:
• Draconic Eyes (0.0%)
• Sense Strengthening (2.1%)
• Foresight (0.0%)


“Seperti dugaanku.”

Senyum kecil muncul.

Di dunia nyata, memperkuat tubuh butuh waktu panjang.
Namun di sini…

prestasi langsung menghasilkan pertumbuhan.

Tidak ada tempat lain seperti ini.

Ia menutup Status Window dan menilai situasinya lagi.

“Sekarang aku bisa menghindari panah… tapi refleksku masih kurang cepat.”

Ia membagi fokus pendengaran menjadi dua:

mendengar roda gigi dan memperkuat sensasi di tangan kanannya.


[Sense Strengthening diaktifkan. Indra peraba ditingkatkan.]

[Proficiency +0.2% → 2.3%]


Ia melangkah kembali.

Swish!

Panah ke arah keningnya.

Yeon-woo mengayunkan belati—memukul panah itu ke samping.

Tidak terlalu cepat, tapi tidak lambat.

“Sulit membagi fokus antara pendengaran dan sentuhan… tapi masih bisa dikendalikan.”

Ia melanjutkan langkahnya.

Swish! Swish! Swish!

Panah-panah terus meluncur.

Yeon-woo menghindar dengan gerakan minimal:
memiringkan kepala, menggeser bahu, atau memotong lintasan panah dengan pisau.

Dalam satu kasus, satu panah menancap ke punggungnya.

Puk!

Namun Yeon-woo mencabutnya tanpa suara.
Menahan darah dengan cepat—dan terus melangkah.

Ia berjalan seperti mesin yang dingin, efisien, tanpa ragu, tanpa gentar.


[Proficiency Sense Strengthening meningkat. 3.1%]

[Strength +1]

[Health +1]

Chapter 5. Tutorial (3)

Pada suatu titik, setelah berjalan sangat lama, Yeon-woo menyadari bahwa ada pola tertentu pada perangkap-perangkap itu.

Ada perbedaan dalam cara poin atribut diberikan tergantung bagaimana aku menghadapi panah-panah ini.

Sebagai contoh, jika ia menangkis panah baja, Strength-nya naik, jika ia menghindar, Dexterity-nya naik, dan jika ia terkena, Health-nya naik.

Tampaknya cara kerjanya seperti itu karena cara berbeda dalam menangani panah-panah itu menstimulasi atribut yang berbeda. Namun, itu tidak selalu akurat.

Selain itu,

Ujung-ujung panah dengan warna berbeda tercampur secara acak di antara panah-panah lainnya.

Seiring stat-nya terus meningkat, ia menjadi semakin sensitif. Dan tanpa ia sadari, ia benar-benar bisa melihat panah-panah itu.

Awalnya, ia mengira dirinya salah lihat.

Warnanya memang sangat kecil, namun berbagai warna dilukiskan pada ujung panah itu.

Tetapi cahaya terlalu redup untuk membedakannya, dan sulit memeriksa semua panah sekaligus ketika semuanya datang dari arah berbeda.

Dan fakta bahwa sebagian besar panah hanya memiliki ujung normal juga membuatnya ragu.

Namun, ketika penglihatannya menguat dan kemampuannya melihat objek bergerak meningkat, kecurigaannya secara perlahan berubah menjadi kepastian.

Panah berwarna itu memang ada.

Warna yang kulihat sampai sekarang… merah, biru, dan kuning?

Yeon-woo tenggelam dalam pikirannya.

Apa sebenarnya ini? Mengapa mereka memiliki warna berbeda?

Lalu ia teringat apa yang pernah ia lihat dalam diary.

Sekarang kupikir-pikir, tidak ada apa pun dalam tutorial yang dibuat tanpa alasan, bahkan hal-hal paling kecil.

Semua punya makna tertentu.

Dan hal yang paling membuat penasaran adalah itu. Warna yang dilukiskan pada ujung panah.

Jeong-woo juga tidak menemukan rahasia di balik hal ini. Apakah ini semacam hidden piece?

Adiknya hampir tidak berhasil melewati Section A bersama rekan-rekannya, namun Yeon-woo menghadapi semuanya sendirian. Perbedaan ini tampaknya membantunya menemukan hidden piece yang belum pernah ditemukan siapa pun.

Yeon-woo kembali bergerak, berpikir bahwa ia harus mencobanya.

Swish

Tepat pada waktunya, dari enam panah yang ditembakkan ke arahnya, ada satu dengan ujung biru.

Yang bisa kuperiksa sekarang hanyalah Attributes dan Skills. Kalau begitu—

Yeon-woo menghindari semua panah lain dan hanya menangkis panah biru itu.

Tang

[Strength-mu meningkat 1 poin]

[Proficiency Sense Strengthening meningkat. 4.2%]

Pesan yang menginformasikan pertumbuhan Strength dan proficiency skill muncul.

Tidak sepenuhnya tidak efektif, namun—

Ini bukan itu.

Yeon-woo menggeleng.

Pasti ada sesuatu yang lain. Perbedaan khusus yang membedakan mereka dari panah biasa.

Setelah waktu lama, panah berwarna lain muncul. Kali ini merah.

Yeon-woo berputar dan menghindari semua panah kecuali yang merah, lalu ia menangkisnya.

Ia merasakan sensasi menyengat pada pergelangan tangannya saat menangkis panah itu, menyadari bahwa panah tersebut lebih berat dari panah yang lain.

[Kamu telah menangkis panah merah]

[Strength-mu meningkat 3 poin]

Ini dia!

Yeon-woo merasa pikirannya menjadi jernih.

Peningkatan drastis dalam Strength.

Ini perbedaan besar dibanding pertumbuhan lambat biasanya.

Status window.


[Player: Cha Yeon-woo]

Trait: Cold-blooded

Strength: 19 Dexterity: 19 Health: 14 Magic Power: 21

Skills: Draconic Eyes(0.0%), Sense Strengthening(4.3%), Foresight(0.0%)


Yeon-woo tersenyum tipis.

Seiring waktu, kecepatan peningkatan atributnya semakin melambat.

Sekarang, ia menemukan cara untuk meningkatkan atribut kembali.

Setiap warna pasti berkaitan dengan atribut berbeda. Merah adalah Strength. Lalu bagaimana dengan yang lain?

Saat ia menangkis panah biru, tidak terjadi apa-apa. Ini berarti bahwa tindakan yang berbeda diperlukan tergantung warnanya.

Begitu Yeon-woo memahami garis besarnya, ia bergerak lebih cepat.

Swish

Panah biru lebih cepat dari yang lain.

Kali ini, ia tidak menangkisnya tetapi menghindarinya tipis-tipis.

[Kamu telah menghindari panah biru]

[Dexterity-mu meningkat 2 poin]

Panah kuning lebih tajam.

Karena menyerang dan menghindar sudah digunakan untuk warna-warna lain, ia mengulurkan lengan kirinya hanya untuk melihat apakah itu berhasil.

Puck

[Kamu telah terkena panah kuning]

[Health-mu meningkat 2 poin]

Ini gila.

Yeon-woo hanya mampu menarik sebagian panah itu sebelum wajahnya mengerut karena rasa sakit. Rasanya seolah lengan kirinya akan copot.

Ia menekan saraf-saraf yang mengirimkan rasa sakit semaksimal mungkin, dan hanya mengekspos bagian yang tidak merusak tulang atau sendinya, tetapi jelas ini bukan sesuatu yang akan dilakukan orang normal.

Ia mulai merasa pusing lagi karena kehilangan darah.

Ia hampir tidak bisa bertahan berkat Health yang meningkat. Tanpanya, ia pasti sudah tumbang.

Dan kemudian—

Cough

Yeon-woo memuntahkan darah. Darah itu menetes dari telapak tangan yang menutup mulutnya.

Menekan saraf tidak menghilangkan gejalanya.

Rasa sakit merambat dari lengan kirinya, menyebar melalui seluruh tubuhnya.

Ia terus memuntahkan darah.

Ia berada di ambang pingsan.

Tubuhnya memperingatkannya bahwa ia tidak bisa bertahan lebih lama. Bahwa apa yang ia lakukan sudah di luar batas, dan jika ia tidak beristirahat segera, ia akan benar-benar jatuh.

Namun Yeon-woo kembali menggertakkan gigi.

Rasa sakit ini bukan apa-apa dibanding apa yang Jeong-woo alami.

Meski Yeon-woo tidak mengalaminya sendiri, ia sangat memahami rasa sakit yang diderita adiknya, karena ia telah melihat rekaman itu berulang-ulang dalam diary.

Jika ia tidak bisa menahan ini, maka tidak ada yang bisa ia lakukan untuk saudaranya di masa depan.

Yeon-woo dengan paksa mencabut panah kuning itu dari lengan kirinya.

Tubuhnya sudah mencapai batas, tetapi dalam proses itu, ia mendapatkan apa yang ia incar.

Merah adalah Strength, biru adalah Dexterity, kuning adalah Health.

Kalau begitu, yang perlu ia lakukan hanyalah bertindak sesuai warna.

Masih ada jarak panjang sebelum mencapai ujung lorong.

Melalui indranya, ia bisa merasakan bahwa masih banyak perangkap tersisa. Yang berarti masih banyak poin atribut yang bisa ia dapatkan.

Sekali lagi, darah mengumpul di bawah rahangnya.

Yeon-woo menelannya dan terus bergerak. Matanya menyala.

Satu langkah demi satu langkah.

Yeon-woo bergegas dengan langkah terhuyung-huyung.

Ohyohyohyo. Dia benar-benar peserta yang luar biasa. Kurasa aku belum pernah melihat karakter seperti ini.

Ribuan layar mengambang dalam beberapa baris di depan guardian Yvlke, menampilkan seluruh pemain yang saat ini berpartisipasi dalam tutorial. Mereka semua memiliki penampilan berbeda-beda.

Namun, mata Yvlke hanya terpaku pada satu layar yang berada di sudut.

Di sana terlihat Yeon-woo, yang berjalan terpincang-pincang menyusuri lorong seakan jatuh setiap saat.

Awalnya, ia seharusnya bukan individu yang mencolok.

Faktanya, ronde tutorial ini memiliki banyak hal menarik.

Bukan hanya saudara-saudara dari keluarga Cheong-lam, yang paling diantisipasi di antara suku One-horned, tetapi juga duo bodoh yang berniat menjadi ranker, dan seorang swordsman keturunan Marcusian.

Masing-masing cukup kuat hingga jika mereka langsung mulai mendaki The Tower, mereka tidak akan tertinggal.

Mereka sudah memasuki Section E lebih awal dan menjalankan misi. Beberapa bahkan sudah berada di Section F.

Tidak diketahui siapa yang akan meraih skor tertinggi di tutorial kali ini.

Namun, mata Yvlke justru terpaku pada Yeon-woo, yang telah terjebak di Section A selama berhari-hari, bukan pada mereka yang berada di Section E.

Ia mengira Yeon-woo akan mati setelah beberapa langkah saat pertama kali muncul.

Dan bahwa bocah kecil tanpa kemampuan ini akan terlalu percaya diri dan mati konyol.

Tetapi Yeon-woo sepenuhnya melampaui ekspektasinya.

Peserta lain kesulitan melewati atau bahkan terhapus di Section A meski dalam kelompok, tetapi Yeon-woo perlahan-lahan membuat kemajuan sendirian dan bahkan menemukan hidden piece yang tersembunyi pada ujung panah.

Dan dengan kehendak sekuat baja, ia terus meningkatkan stat-nya dengan memanfaatkan hidden piece tersebut.

Padahal tubuh Yeon-woo jelas berada dalam keadaan yang membuatnya bisa jatuh kapan saja.

Orang ini, dia sungguh luar biasa.

Setelah menjadi guardian sekian lama, ia bisa merasakannya secara intuitif.

Para frontrunner lain memang hebat, tetapi orang inilah yang akan membalikkan seluruh tutorial.

Masih akan banyak bahaya menunggu di depan meski ia berhasil melewati bagian ini, tetapi jika ia mampu menghadapi bagian lainnya sebijak sekarang—

Yvlke menyesuaikan monocle-nya.

Yeon-woo sudah hampir mencapai bagian akhir Section A.

Kurasa ronde tutorial ini akan sangat menarik. Ohyohyohyo.


[Player: Cha Yeon-woo]

Trait: Cold-blooded

Strength: 29 Dexterity: 33 Health: 30 Magic Power: 21

Skills: Draconic Eyes(0.0%), Sense Strengthening(8.3%), Foresight(0.0%)

Saat berjalan menyusuri lorong, Yeon-woo memeriksa status windownya dan menggenggam tinjunya.

Semua atribut kecuali Magic Power telah meningkat tajam.

Dibanding saat ia pertama tiba, ia telah memperoleh total 55 poin atribut.

Untuk menaikkan poin atribut, seseorang harus berlatih secara teratur atau memaksa diri melampaui batas. Meski ia melakukannya sebagai solo player, jumlah pencapaian yang ia raih sejauh ini dalam satu hari seharusnya dihitung cukup baik.

Tidak, sebenarnya tidak hanya cukup baik.

Ini adalah pencapaian besar.

Tidak satu pun pemain lain yang dapat meningkatkan atribut mereka sebanyak ini dalam waktu sesingkat itu.

Bukan hanya itu. Kekuatan otot, mobilitas, stamina, explosive power, dan kekuatannya secara umum juga meningkat.

Ini memang melelahkan secara fisik, tetapi hasilnya memuaskannya.

Ia agak kecewa karena tidak bisa meningkatkan Magic Power, tetapi ia menghapus pikiran itu karena untuk saat ini ia tidak membutuhkannya.

Grin

Yeon-woo mendorong gerbang besi di depannya dengan sedikit senyum di bibir.

Creak

[Kamu telah tiba di arrival point.]

[Lukamu akan disembuhkan.]

Ketika ia mencapai gerbang besi itu, lorong panjang yang tampak tak berujung pun berakhir.

Yeon-woo sudah berada dalam kondisi paling lelah.

Tubuhnya penuh dengan jejak darah, dan masih ada beberapa panah yang belum ia cabut.

Kepalanya terasa terbakar karena terus memfokuskan indranya.

Ia tidak tahu perangkap apa lagi yang menunggu di balik gerbang itu. Namun tetap saja, Yeon-woo membukanya dan melangkah masuk.

Lalu, yang muncul di hadapannya adalah sebuah ruangan sekitar 10 pyeong.

Pada saat yang sama—

Whoosh

Kerlipan cahaya putih muncul di sepanjang luka-lukanya yang bernanah.

Luka-luka itu perlahan sembuh dan nanahnya hilang. Tubuhnya yang kelelahan juga terisi kembali dengan energi.

Tempat ini memang dirancang agar para pemain yang terluka dan lelah setelah melewati Section A dapat memulihkan diri.

Yeon-woo merasa lega bisa bernapas kembali, dan puas karena dapat berkembang sejauh ini.

Sreuk

Dan ia tertidur tanpa menyadarinya.


Apakah aku tertidur?

Tubuh Yeon-woo terasa kaku.

Seperti yang ia lihat dalam diary, memungkinkan untuk memulihkan kondisi fisik di arrival point.

Saat ia menyadari bahwa lukanya sedang dirawat, ia merasa lega dan hanya ingin tidur sejenak.

Namun ia tertidur lebih lama dari yang ia perkirakan.

Dan ketika ia membuka mata untuk memeriksa waktu—

Peekaboo?

Tiba-tiba, seorang pria dengan wajah tertutup jubah melambaikan tangan ke arah Yeon-woo.

Yeon-woo sangat terkejut hingga ia langsung berdiri dan melompat ke belakang. Tangannya segera bergerak ke pinggang.

Keringat dingin mengalir di punggungnya.

Orang ini, siapa dia?

Bagaimana mungkin ia tidak menyadari keberadaan seseorang di dekatnya?

Skill Sense Strengthening-nya jelas masih aktif.

Skill itu memindai seluruh ruangan, tetapi pria ini adalah satu-satunya yang lolos dari deteksi.

Seolah-olah ia terisolasi dari dunia.

Saat itu, sebuah deskripsi dari diary menyeruak ke dalam pikirannya.

Kadang-kadang, para merchant akan muncul di arrival point, dan mereka menjual item yang pemain butuhkan dengan harga tertentu. Dari makanan biasa hingga potion, skill book, dan berbagai artifact lainnya, para merchant menjual segalanya.

The mysterious merchant?

Hoho!

Pria berjubah itu terkekeh dan menepukkan kedua tangannya.

Clap

Kemudian, ruang di belakang pria itu terdistorsi, menampilkan rak-rak penuh barang beraneka ragam.

Senang karena kau tahu siapa aku. Salam hormat, pelanggan naif—eh, maksudku, pelanggan terkasih! Aku adalah A, merchant yang kebetulan lewat.

Chapter 6. Tutorial (4)

Yeon-woo tidak tahu harus berbuat apa dengan merchant misterius ini. Orang itu baru saja mengatakan peekaboo, dan gullible.

Ia tidak bisa membaca ekspresi merchant itu karena wajahnya tertutup jubah, tetapi merchant itu tampak menikmati situasi ini.

Yeon-woo sedikit mengernyit.

Aku sudah terlalu lengah.

Merchant misterius, seperti guardian, benar-benar dilarang untuk ikut campur dengan para pemain.

Itulah mengapa merchant itu tidak melukainya saat ia tertidur.

Namun meskipun aku sangat kelelahan, aku seharusnya tidak tidur seperti itu.

[503:20:19_53]

Ia memeriksa waktu dan melihat bahwa 12 jam telah berlalu sejak ia tiba di tempat ini.

Ia membutuhkan sekitar satu hari dan 10 jam untuk melewati paruh pertama Section A. Totalnya, kira-kira 46 jam telah berlalu sejak ia tiba di tutorial.

Itu cukup cepat untuk seorang solo player.

Tidak diragukan lagi mengapa tubuhnya sangat kelelahan. Bagaimanapun, ia memaksa dirinya menembus section itu dengan tubuh yang nyaris runtuh.

Namun, Yeon-woo tidak menyukai situasi ini.

Ia tahu, tentu saja, bahwa setelah latihan intens apa pun, istirahat yang cukup diperlukan untuk memungkinkan pertumbuhan. Karena tubuh manusia bukanlah mesin.

Tidak, bahkan mesin pun membutuhkan banyak istirahat untuk mencegah panas berlebih.

Tetapi Yeon-woo tidak mampu melakukan itu sekarang.

Baginya, The Tower tidak lebih baik daripada medan perang, dan di medan perang tidak ada ruang untuk beristirahat sama sekali.

Ia harus waspada terhadap musuh yang bisa muncul dari mana saja kapan saja.

Dan hal serupa berlaku untuk arrival point.

Meskipun ia tidak lagi berada di bawah ancaman panah baja, itu tetap tempat di mana pemain lain bebas keluar masuk.

Bahkan jika merchant misterius tidak bisa melukainya, tidaklah aneh jika pemain lain mencoba mencelakainya saat ia tidur.

Meskipun aku sangat kelelahan.

Yeon-woo menata kembali pikirannya.

Ia harus mengakui bahwa setelah cukup lama jauh dari medan perang, dirinya menjadi tumpul.

Jadi ia memutuskan untuk mengasah dirinya lagi.

Untuk kembali menjadi seperti dirinya yang dulu.

Cain.

Yeon-woo membuka matanya ketika ia mengingat kembali code name yang dulu merujuk padanya, tetapi kini tak lagi digunakan.

Matanya berkilat dengan tekad dingin.

Pada saat itu, merchant misterius menunjukkan ekspresi aneh.

Meskipun tidak terlihat karena tersembunyi di balik jubahnya, ia tampaknya menyadari perubahan besar dalam pola pikir Yeon-woo yang didahului pergulatan psikologis.

Dan ia bertanya dengan senyum ringan.

“Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan dalam perjalanan ke sini, sir? Aku merchant yang menjual segalanya yang ada di dunia ini. Jika kau butuh sesuatu, katakan saja. Perlu artifact, atau budak? Aku punya informasi juga. Akan kujual dengan harga yang pantas.”

Merchant misterius menjentikkan jarinya ringan.

Lalu, sebuah window muncul di depan Yeon-woo.

Barang-barang yang ia jual terdaftar dan dibagi ke dalam berbagai kategori.

Yeon-woo mengklik lidahnya pelan sambil menyentuh window itu.

Medusa’s Venom, Horn of the Golden Mountain Goat, Left Eye of Tiamat dan Nightmare of Walpurgis juga? Dia menjual barang-barang seperti ini di tutorial? Ini gila.

Item yang berada di puncak daftar adalah barang-barang yang para ranker akan kejar habis-habisan jika dibawa ke lantai atas The Tower.

Daftar itu juga penuh dengan hal-hal yang bisa membuat seseorang menyelesaikan tutorial dengan sangat mudah.

Namun, ini tidak lebih dari angan-angan. Tidak mungkin pemain yang sedang menjalani tutorial mampu membeli barang seperti itu.

Untungnya, item dengan rating lebih rendah juga muncul ketika ia menggulir ke bawah.

Ia bisa menemukan item bagus untuk pemula di sana-sini.

Arhan-style Swordsmanship Manual, Introduction to One-Circle Magic, dan Success Formula to Elemental Sorcery. Ini skill book yang mungkin berguna. Tapi juga membutuhkan usaha besar untuk meningkatkan proficiency skill masing-masing.

Secara khusus, sebuah dagger bernama Venomous Fang of Barma menarik perhatian Yeon-woo.

[Venomous Fang of Barma]

Attack power: 25

Sebuah dagger yang dibuat dengan melelehkan gigi seekor ular yang hidup di rawa Barma. Racun dilapiskan pada tepi dagger, menyebabkan kemungkinan tertentu untuk meracuni lawan ketika terkena. Efek racun bersifat acak.

Lebih tepatnya, ini adalah dagger yang berurusan dengan kutukan, bukan racun.

Senjata itu mengutuk targetnya begitu mengenai tubuh lawan.

Ada banyak jenis kutukan yang bisa diberikan pada target. Poisoning, burn, freeze, electrocution, hallucination, stun, blind, dan sebagainya. Salah satu kutukan akan diterapkan secara acak.

Jika lawan tidak bisa menemukan cara yang tepat melawan kutukan tak beraturan ini, sangat mungkin untuk menjatuhkan mereka dengan mudah dalam kebingungan.

Selain itu, karena terbuat dari gigi makhluk mistis, ia bisa terus menggunakannya sebagai magic item bahkan setelah naik ke lantai-lantai tinggi.

Jika ia membelinya, ia akan bisa memanfaatkannya dengan baik.

Namun, Yeon-woo mengalihkan pandangannya dari dagger itu dan berpindah ke kategori berikutnya.

Akan bagus untuk dimiliki, tapi sekarang aku harus fokus pada pelatihan fisik. Tidak perlu bergantung pada artifact dulu.

Waktu lama berlalu saat ia menelusuri daftar.

Lalu, pada suatu titik Yeon-woo berhenti menggulir.

Ketemu.

[Reset ticket]

Kau bisa kembali ke tempat mana pun yang kau inginkan.

Yeon-woo menatap merchant misterius sambil menyeringai kecil.

“Apa harga barang-barang ini?”

“Kami merchant yang berhati nurani dan hanya menawarkan harga yang wajar. Kami tidak pernah memeras pemain untuk barang yang mereka butuhkan. Kami tidak bisa merampok mereka yang tak punya uang.”

“Singkat saja.”

“Atribut poin yang kau miliki. Itu saja yang harus kau bayar.”

Merchant berhati nurani?

Yeon-woo meletakkan tangannya pada Mineral water di bagian bawah daftar.

[Mineral water]

Air minum dalam botol yang dibutuhkan ketika haus. Pastikan untuk selalu punya.

Price: Strength 2

Air minum saja seharga 2 Strength point, dan apa? Berhati nurani?

Yeon-woo begitu terpana hingga ia terbahak.

Tentu saja, dengan harga sebodoh itu, ia bisa mengabaikannya dan tidak membeli.

Tapi masalahnya adalah manusia butuh air untuk hidup, dan tidak ada cara untuk mendapatkan air minum atau bahkan makanan selama tutorial.

3 Dexterity points untuk makanan satu hari.

Bahkan jika seseorang membawa cukup makanan dan air dari luar, semuanya bisa hilang di jalan, atau dicuri pemain lain.

Selain itu, pemain yang nyaris berhasil keluar Section A sering kali membutuhkan peralatan yang lebih baik.

Ada boss room setelah ini, jadi para pemain tidak punya pilihan selain mempersenjatai diri sepenuhnya.

Jadi para pemain harus menggigit peluru dan membeli item dari merchant misterius.

Namun, dengan atribut yang berkurang, pertarungan berikutnya akan lebih sulit, dan mereka harus menukar atribut yang baru saja mereka kumpulkan untuk membeli peralatan berikutnya, menjebak diri mereka dalam lingkaran setan.

Dan di sini dia, menyebut dirinya merchant berhati nurani.

Ia tidak lebih baik daripada pencuri.

Yeon-woo menyeringai kecil.

Aku tidak tahu siapa yang mendesain tutorial ini, tetapi mereka benar-benar jahat.

Setelah menutup kategori window, Yeon-woo berkata,

“Ada sesuatu yang ingin kubeli.”

“Ya. Katakan.”

“Sebagai ganti seluruh attribute points yang kudapat dari Section A—”

Yeon-woo sudah memutuskan apa yang ingin ia beli.

“Aku ingin membeli tiket untuk me-reset Section A.”

Aturannya tidak mengizinkan pemain untuk mencoba ulang sebuah section setelah menyelesaikannya. Tetapi ketika ia mendengar ada tiket langka yang bisa mengirim pemain kembali ke tempat mana pun yang dipilih, sebuah ide muncul di kepalanya.

Jika ia bisa menumpuk attribute points dengan mengulang Section A berulang-ulang, bukankah akan jauh lebih mudah untuk melanjutkan setelahnya?

Dalam sekejap, mata merchant misterius memancarkan cahaya aneh dari balik jubah.

Mata penuh ketertarikan.

“Maksudmu reset tickets?”

“Ya.”

“Aku memang punya, tetapi aku belum pernah melihat siapa pun tertarik dengan item itu. Biasanya, setelah selamat dari Section A, para pemain meminta hal-hal yang bisa mempermudah section berikutnya, bukan sesuatu yang membuat mereka mengulang Section A lagi.”

“Yah, aku hanya punya rencana sendiri.”

“Kalau begitu.”

Merchant misterius terkekeh lalu menepukkan tangannya.

Clap

Semua rak di belakangnya lenyap.

Lalu—

[Attribute points yang diperoleh dari Section A akan dibayarkan sebagai biaya pembelian.]

[Anda telah memperoleh Reset ticket untuk Section A x10]

Yeon-woo merasakan tubuhnya mengempis seperti balon. Tubuh keras penuh pengalaman tempur yang ia miliki beberapa saat lalu terasa seolah hanya mimpi.

Sebaliknya, tangannya kini memegang sepuluh tiket berwarna pink.

“Cara menggunakan tiket itu sangat sederhana. Sobek saja kapan pun kau mau, dan kau akan langsung dipindahkan kembali ke starting zone.”

Yeon-woo memasukkan tiket-tiket itu ke sakunya.

“Akan kupakai dengan baik.”

“Aku senang mendengarnya. Aku harus pergi. Semoga kita bertemu lagi.”

Merchant misterius berbalik perlahan dan menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Ruangan di sekitar Yeon-woo juga mulai menghilang seperti ombak, dan ia mendapati dirinya di tempat berbeda.

Tidak seperti lorong kosong yang ia lewati, di depan sana terdapat puluhan boneka karung berdiri berbaris. Di tempat itu juga ada beberapa orang lain selain Yeon-woo.

Di kejauhan, sekitar lima orang sedang menghujani boneka karung itu dengan berbagai macam skill.

Ia juga mendengar teriakan marah, menandakan bahwa boneka karung itu tidak mudah ditangani.

[Ini adalah boss room Section A. Apakah Anda ingin masuk?]

Yeon-woo mengeluarkan sebuah tiket.

Ia ingin merasakan tingkat kesulitan boss itu, tetapi dengan kondisi tubuhnya sekarang, satu kesalahan saja dan ia akan tamat.

Ia menyobek tiket itu tanpa ragu.

Whoosh

Ia membuka mata dan mendapati dirinya berada di tempat yang familiar.

Itu adalah starting zone tempat ia tiba sebelumnya.

Ia menarik sebuah dagger dari pinggangnya dan menggenggamnya di tangan kanan.

Aku harus meningkatkan atributku setinggi mungkin selama aku di sini.

Kali ini, ia berniat menjadikan Section A sepenuhnya miliknya.

Chapter 7. Tutorial (5)

[355:59:32_11]

Swish Swish

Steel arrows terbang menuju Yeon-woo. Jumlahnya 15 total, lebih banyak dari biasanya.

Itu adalah hasil dari Yeon-woo yang sengaja mengaktifkan lebih banyak jebakan dengan berlari zigzag.

Masing-masing datang dari sudut berbeda dan dengan kecepatan berbeda.

Sebelumnya, Yeon-woo tidak akan mungkin bisa menghindari semuanya hanya dengan mengandalkan indranya.

Pat

Yeon-woo mengayunkan dagger-nya untuk memukul panah yang datang dari depan dan memutar tubuhnya. Pada saat yang sama, ia mengulurkan tangan kosongnya.

Salah satu steel arrow yang melintas tepat di sisi dadanya ditangkap olehnya, dan sambil berputar ia cepat mengayunkan panah itu untuk menangkis panah lain yang datang dari belakang.

Lalu ia mengangkat kaki kirinya dan menendang panah lain yang datang menuju engkelnya.

Clang

Mungkin penjelasannya panjang, tetapi semuanya terjadi dalam sekejap.

Itu adalah sesuatu yang melampaui kemampuan manusia.

Namun demikian, Yeon-woo tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

Sebaliknya, ia mendorong dirinya ke situasi yang lebih berbahaya karena rasa frustrasi semata.

Ia kini telah meningkat ke titik di mana ia tidak perlu mencari panah-panah itu dengan sadar. Ia menangkap posisi proyektil secara intuitif dengan indranya yang berkembang, dan menghindarinya tanpa sadar berkat refleksnya.

Ia juga tidak lagi merasakan sakit ketika menangkis steel arrows.

Tak

Yeon-woo berhenti berlari ketika ia mencapai arrival point.

Ia bisa mendengar beberapa suara dari boss room di depan. Adegan yang sama yang telah berlangsung selama beberapa hari.

Namun, Yeon-woo tidak terlalu memperhatikan boss room dan memeriksa waktu.

[351:48:11_78]

Hoo! Kali ini butuh sekitar 4 jam?

Itu adalah waktu yang ia butuhkan untuk melewati Section A.

Itu peningkatan yang mengejutkan mengingat sebelumnya ia butuh lebih dari 34 jam pada percobaan pertamanya.

Setelah menghabiskan sepuluh reset ticket, Yeon-woo mampu membuat kemajuan besar dengan melalui Section A beberapa kali.

Setiap kali ia me-reset Section A, posisi, timing, dan intensitas jebakan berubah.

Karena itu, pada percobaan-percobaan awal, Yeon-woo harus benar-benar waspada untuk mengidentifikasi arah datangnya steel arrows.

Selain itu, dalam keadaan seperti itu ia juga menetapkan batasan pada dirinya sendiri untuk mengurangi waktu yang dihabiskan bolak-balik.

Ia beberapa kali berada dalam situasi hampir mati.

Ada saat ketika ia salah menghitung jumlah steel arrows dan salah satunya hampir menembus kepalanya, dan saat lain ketika sebuah panah menusuk tangan kanannya, hampir membuatnya kehilangan satu lengan penuh.

Ia harus melalui berbagai macam kejadian, namun setiap kali, Yeon-woo selalu berhasil lolos dari kematian dan mencapai tujuannya.

Sudah enam hari sejak saat itu.

[Player: Yeon-woo Cha]

Trait: Cold-blooded

Strength: 51 Dexterity: 56 Health: 55 Magic Power: 21

Skills: Draconic Eyes(2.1%), Sense Strengthening(15.1%), Foresight(0.0%)

Mereka meningkat cukup banyak.

Yeon-woo menampilkan senyum puas saat melihat attribute points miliknya. Mereka telah meningkat rata-rata hampir 40 poin dibandingkan ketika ia tiba.

Meskipun Magic Power-nya masih sama, atribut lainnya tidak bisa dibandingkan dengan sebelumnya.

Sayang sekali kecepatan pertumbuhan atributku menurun setelah percobaan kedelapan.

Metode latihannya yang memanfaatkan colored arrows menghasilkan peningkatan atribut yang tajam. Perubahan pada tubuhnya begitu drastis sehingga Yeon-woo hampir tidak terbiasa.

Namun, setelah titik tertentu, attribute point-nya tidak banyak meningkat lagi.

Tampaknya ada batas pada jumlah poin yang bisa diperoleh dari hidden piece. Dan fakta bahwa panah-panah itu tidak lagi menjadi ancaman bagi Yeon-woo juga berkontribusi memperlambat peningkatannya.

Tapi sekarang aku harus bisa menghadapi sebagian besar pemain. Meskipun masih sulit mengejar frontrunners.

Ia kini sudah terbiasa dengan skill-skillnya.

Sekarang ia bisa mengendalikan tidak hanya auditory dan haptic senses, tetapi juga visual, olfactory, dan gustatory senses cukup bebas.

Ia juga mempelajari cara unik untuk meningkatkan kemampuannya dalam waktu singkat dengan memperkuat seluruh indranya sekaligus setiap ada kesempatan.

Ia mampu memperoleh Synesthesia(), sesuatu yang sebelumnya hanya pernah ia dengar.

Begitu pula dengan Draconic Eyes.

Draconic Eyes, skill yang memungkinkan penggunanya meminjam, sampai tingkat tertentu, Ancient Dragon Kalatus’ Eyes of Truth.

Ketika Yeon-woo menggunakan Draconic Eyes untuk pertama kalinya, ia terkejut oleh apa yang ia lihat.

Dalam penglihatan yang diberikan Draconic Eyes, segala sesuatu kehilangan warnanya.

Dunia terdiri hanya dari garis-garis hitam pada latar putih.

Objek hanya berupa garis hitam yang menggambarkan bentuk luarnya. Jika ada struktur terpisah di dalam sesuatu, itu juga muncul dalam skala lebih kecil.

Itu tampak seperti croquis pada kanvas putih.

Tidak. Ini lebih seperti gambar X-Ray. Hampir seperti clairvoyance.

Mata yang menghapus penampilan luar dan memproyeksikan bentuk sekaligus bagian dalam.

Sepertinya itu mencerminkan gambaran asli yang dimiliki benda-benda. Garis-garis yang membentuk dasar segala sesuatu.

Saudaranya menyebutnya sebagai flaws().

Ketika aku pertama kali memiliki Draconic Eyes, aku sangat terkejut oleh pemandangan dunia baru ini. Dan baru kemudian aku menyadari betapa besar artinya bisa melihat flaws.

Yeon-woo pernah melakukan eksperimen sebelumnya. Ia bereksperimen dengan memotong sebuah batu.

Ia mengamati dan menusuk batu datar yang awalnya didesain agar pemain beristirahat di arrival point.

Normalnya, dagger itu tidak akan mampu menembus batu, tetapi berlawanan dengan ekspektasi, batu itu terpotong dengan mudah. Seperti memotong tahu dengan pisau.

Ia mengetuk batu itu untuk memastikan apakah itu lunak sejak awal, tetapi batu itu sekeras batu yang membentuk dinding Section A. Bagian potongannya halus seolah telah diamplas.

Sejak itu, Yeon-woo terus menggunakan Draconic Eyes untuk melatih dirinya membedakan flaws yang mudah diserang.

Itu adalah tingkat perkembangan yang pantas dibanggakan.

Itu berkat ia mendorong dirinya sampai titik ia bahkan tidak tidur.

Namun, Yeon-woo masih belum puas.

Jika aku mulai bersama para frontrunners, aku sudah mencapai Section E sekarang. Jika aku tertinggal lebih jauh, aku tidak akan pernah menyusul mereka.

Wajar jika jarak akan terus melebar ketika mereka maju ke section lebih tinggi.

Yeon-woo tidak bisa menunda lebih lama.

Ia mengarahkan pandangannya ke boss room.

Ia memperkirakan sudah waktunya untuk berlari sepenuhnya.


Sebelum pergi, Yeon-woo menyempatkan diri bermeditasi sebentar dan menata pikirannya.

Itu adalah kebiasaan yang ia lakukan sebelum memasuki medan perang.

Ia mempelajarinya dari seorang tentara India ketika ia berada di Afrika, dan setelah itu menjadi rutinitas.

Keuntungannya adalah ia bisa menyingkirkan pikiran-pikiran yang mengganggu dan fokus sepenuhnya pada pertarungan.

Seperti sekarang.

Yeon-woo menata dalam pikirannya segala hal yang telah ia latih.

Hal-hal terkait perubahan dalam tubuhnya akibat peningkatan statistik, dan menyesuaikan skill serta indranya pada tubuh barunya.

Yeon-woo ingin menganalisis gerakan otot dan tulangnya sebagai respons terhadap setiap tindakan berbeda.

Sebelumnya, ia mengatur indranya untuk hanya merasakan sekeliling.

Ia tidak tahu kapan atau dari mana panah akan menyerang, jadi ia harus memperhatikan luar untuk bertahan hidup.

Namun, sekarang ia memiliki ruang gerak, ia memutuskan untuk memfokuskan sebagian indranya pada tubuhnya sendiri.

Ia mencoba mengamati sebanyak mungkin perubahan fisik.

Gerakan otot ketika terstimulasi dari luar, reaksi sistem saraf, suara yang dihasilkan oleh kerangka, perubahan tubuh sesuai setiap gerakan, dan perbedaan yang terjadi ketika menggunakan skill.

Ia mencoba menghafal satu per satu setiap detail kecil tubuhnya.

Jika ia menemukan dirinya dalam situasi ekstrem, agar bisa lolos dari bahaya dan bertahan hidup, ia harus mengendalikan setiap gerakannya sampai tingkat selular.

Dan tentu saja, untuk melakukannya, ia harus memiliki kontrol penuh atas tubuhnya.

Crack

Dan mungkin itu sebabnya.

Pada suatu titik, Yeon-woo bisa merasakan sesuatu yang sangat samar mengalir melalui tubuhnya.

Sangat mudah mengetahui apa itu.

Magic Power.

Itu adalah mana.

Meskipun sangat lemah, mana jelas ada di dalam tubuhnya. Dan saat berputar di dalamnya dari waktu ke waktu, ia perlahan memengaruhi tubuhnya.

Ketika sebuah skill diaktifkan, mana bergerak bersamanya.

Saat ia menggunakan Sense Strengthening, mana berkumpul di bagian tubuh tertentu yang sedang ia fokuskan. Dan ketika ia menggunakan Draconic Eyes, mana meresap ke matanya.

Yeon-woo mencoba menelusuri mana kembali ke jalur yang dilaluinya untuk meniru gerakannya sedekat mungkin.

Namun pada satu titik, mana menghilang seakan mempermainkannya.

Ia sudah memfokuskan indranya sepenuhnya ke dalam tubuh dan mengikuti mana itu, tetapi mana itu menghilang tanpa jejak.

Yeon-woo merasa sedikit berat, tetapi ia memutuskan untuk tidak memaksakan diri.

Ia menemukan fakta bahwa mana adalah dasar dari skill, dan bahwa mana hadir dalam tubuhnya, meskipun dalam keadaan dorman.

Jika begitu, ia hanya perlu melangkah selangkah demi selangkah. Suatu hari nanti, ia mungkin bisa mengendalikan mana dengan bebas.


[348:25:10_01]

Yeon-woo membuka matanya setelah menyelesaikan meditasinya. Ia merasa segar seperti setelah tidur malam yang nyenyak. Tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya.

Dan setelah menyelesaikan persiapan, ia membuka gerbang besi sambil membawa backpack di satu bahu.

[Anda telah memasuki boss room Section A]

[Ada 88 scarecrows bersama beberapa jebakan yang akan mencoba menghentikan Anda untuk maju. Tembus scarecrows dan taklukkan boss room]

Begitu pesan muncul,

Swish

Sebuah steel arrow terbang masuk seolah telah menunggu saat ini.

Clang

Yeon-woo secara naluriah memutar dagger ke samping dan memukul steel arrow itu.

Steel arrow itu memantul ke atas, dan terbang kembali ke arah datangnya, lalu menancap pada jebakan.

Potongan rusak dari jebakan jatuh dari langit-langit.

Itu adalah gerakan yang ia latih pada percobaan kesembilan melalui Section A.

Ia menyukai metode itu karena ia bisa melatih akurasi dan teknik sekaligus.

Yeon-woo mengamati scarecrows yang memenuhi lorong.

Mereka terlihat seperti scarecrows biasa yang umum terlihat di pedesaan.

Tetapi scarecrows di boss room bergerak sedikit demi sedikit.

Kedua kaki dan kedua lengan mereka tidak terikat sehingga mereka bisa bergerak bebas, dan mereka bisa menghalangi pemain yang mencoba melewati sisi mereka.

Mereka tampak cukup kokoh juga.

Ada sebuah tim yang berusaha menaklukkan boss room selama satu minggu.

Setiap kali Yeon-woo mencapai akhir Section A, ia bisa melihat mereka terhenti oleh scarecrows tanpa kemajuan.

Scarecrow tidak menyerang pemain, hanya menghalangi jalan mereka maju.

Namun itu saja sudah cukup untuk menghentikan mereka.

Setiap kali para pemain mencoba menerobos scarecrows, itu tidak berhasil. Mereka tidak jatuh ketika diserang, dan tidak bergerak sedikit pun ketika didorong.

Satu-satunya jejak yang tersisa pada scarecrows hanyalah goresan dan jelaga. Ini berarti bahwa menyerang mereka dengan kekuatan fisik maupun skill sama sekali tidak berguna.

Ditambah lagi, ada banyak jebakan di seluruh tempat itu.

Jebakan di boss room berbeda dari di Section A.

Selain steel arrows, berbagai jebakan lain juga ditambahkan, termasuk poison arrows, fire arrows, pitfalls, spear traps, dan sebagainya.

Jika pemain terlalu sibuk menghindari scarecrows, mereka bisa terjebak dalam jebakan.

Tetapi Yeon-woo yakin.

Aku harus mencapai Section B segera.

Yeon-woo menggenggam dagger di tangan kanannya dan melesat ke depan.

Swish Swish

Lalu lima steel arrows jatuh menghujaninya.

Namun, Yeon-woo bahkan tidak menatap panah-panah itu dan hanya mengayunkan dagger ke samping.

Tang Tang

Aku harus bergerak lebih cepat. Jangan pernah melambat.

Yeon-woo memberikan lebih banyak tenaga pada kakinya.

Papat

Rumble

Lalu tanah di depan Yeon-woo amblas.

Tetapi Yeon-woo juga sudah mengenal jebakan seperti ini.

Dan ia sudah membacanya dengan indranya yang diperkuat.

Ta-dak

Yeon-woo melompat tinggi ke udara tepat di atas tanah yang amblas itu.

Tepat di bawahnya, terdapat jurang tak berdasar yang membuka rahangnya.

Jika aku jatuh, aku akan mati seketika. Kalau begitu—

Yeon-woo melakukan salto kecil melewati celah, seolah sedang melakukan akrobat.

Membentuk lengkungan panjang di udara, Yeon-woo mencoba mendarat di sisi lain lubang itu, tetapi dua panah datang terbang dari kedua sisi.

Seharusnya sulit untuk menghindar di udara, tetapi Yeon-woo memutar tubuhnya seperti gasing dan dengan mudah memantulkan panah-panah itu.

Clang Clang

Panah-panah yang ditujukan padanya jatuh tak berdaya ke dalam lubang.

Tak

Yeon-woo berhasil mendarat dengan aman di seberang lubang.

Dan kali ini, ia merasakan panas dari langit-langit.

Ketika api turun sepanjang sumbu tersembunyi, api itu melambai-lambaikan lidah merahnya untuk melahap Yeon-woo.

Rush

Namun, Yeon-woo sudah memiliki sedikit resistance terhadap burning melalui trait-nya.

Ia cepat menutup mulutnya dengan saputangan dan berlari menembus api.

Bahkan jika bara api menempel pada pakaiannya, ia hanya menepisnya dan terus berlari tanpa terlalu peduli.

Ia memiringkan dagger ke samping dan mengayunkannya, menciptakan hembusan angin yang menembus api untuk sesaat.

Ia berlari melewati jalur itu tanpa membuang waktu.

Swish Swish

Selain steel arrows, berbagai panah lain juga berjatuhan.

Panah berapi, panah beracun, panah dengan ujung kait, dan lain-lain.

Setiap kali panah-panah itu terbang ke arahnya, Yeon-woo entah menghindar, menangkis, atau memblokirnya.

Meskipun datang dari segala arah, panah-panah itu bahkan tidak menyentuh rambut Yeon-woo.

Seolah ia memiliki mata di seluruh tubuhnya.

Terlepas dari berbagai rintangan, Yeon-woo tidak melambat sedikit pun.

Sebaliknya, kecepatan penyelesaiannya semakin meningkat seiring meningkatnya atribut Health.

Jebakan lainnya juga tidak berbeda.

Pitfalls, fire traps, spear traps, rolling rocks, semuanya gagal menghentikan Yeon-woo.

Pada saat itu, scarecrows mulai bergerak.

Chapter 8. Tutorial (6)

Clatter

Sebuah bronze scarecrow tiba-tiba maju dan bergerak dengan kecepatan tinggi, menghalangi jalan Yeon-woo. Namun, Yeon-woo memutar tubuhnya untuk menghindar.

Scarecrow itu kemudian mempersempit jarak di antara mereka dengan berlari menyerbu Yeon-woo.

Yeon-woo menjegal kaki scarecrow itu ketika ia berlari ke arahnya. Kakinya terasa sakit karena kerasnya scarecrow, tetapi rasa sakit itu masih bisa ditoleransi berkat otot Yeon-woo yang telah berkembang.

Lalu, scarecrow lain datang dari depan.

Yeon-woo menekuk lengannya dan menghantam dada scarecrow dengan sikunya. Memanfaatkan efek knockback, ia bergerak ke bawah lengannya dan menerobos tepat melewatinya. Beberapa jebakan juga aktif bersamaan, tetapi tidak satu pun yang bisa menghentikan Yeon-woo.

[Your Dexterity has increased by 1 point.]

[Your Health has increased by 1 point.]

[Sense Strengthening skill proficiency has increased. 15.6%]

[Sense Strengthening skill proficiency has increased. 16.9%]

Attribute point-nya meningkat seiring ia menerobos jebakan-jebakan.

Gerakan Yeon-woo menjadi lebih halus saat atributnya meningkat sehingga skill proficiency-nya juga naik bersamaan.

Kemudian, dengan indra yang lebih tajam, ia melewati lebih banyak jebakan yang kembali meningkatkan attribute points.

Peningkatan attribute points → peningkatan skill proficiency → peningkatan attribute points. Berkat lingkaran ini, Yeon-woo mampu mencapai perkembangan luar biasa dalam sekejap mata.

Ini jauh lebih cepat dibandingkan saat aku berlari melalui Section A.

Yeon-woo percaya diri.

Kakinya jauh lebih ringan, dan tangannya penuh kekuatan.

Ketika hanya sekitar sepuluh scarecrow yang tersisa di depannya, salah satu scarecrow yang sampai sekarang hanya menghalangi jalan tiba-tiba memperlihatkan gigi tajam untuk pertama kalinya.

Seolah manusia, ia merapatkan bahunya dengan kuat dan menabrak sisi tubuh Yeon-woo.

Bang

Rasa sakit menyambar dirinya, seolah ia menabrak dinding sekeras mungkin. Rasa sakit yang sama seperti ketika ia pertama kali terkena steel arrow.

Ia terlempar beberapa meter ke belakang sementara rasa sakit yang menyesakkan membuatnya mengernyit.

Sebaliknya, scarecrow itu tidak bergeser sedikit pun dari tempat ia menabrak Yeon-woo.

Tidak seperti scarecrows sebelumnya, permukaannya berkilau dengan warna merah seperti terbuat dari tembaga.

Bahunya yang kuat memberikan kesan menakutkan.

Jadi ini orang yang meniru pemain?

[Copper Scarecrow]

Sebuah scarecrow yang meniru gerakan dan tindakan pemain. Ia juga mampu menyerang dalam jarak tertentu.

Saudaranya telah membuat catatan terpisah untuk yang satu ini.

Boss sebenarnya dari Section A bukan hanya scarecrows. Yang sebenarnya adalah 10 copper puppet di paling belakang. Mereka menyalin gerakan pemain dan membuat frustasi.

Tubuh mereka juga sangat kuat, jadi kami terhalang oleh mereka untuk waktu yang lama.

Ada dua cara untuk menembus mereka.

Satu cara adalah bertarung langsung.

Cara lainnya adalah—

Mendominasi mereka.

Yeon-woo menggenggam dagger-nya erat.

Copper puppet menguji pemain dengan apa yang telah mereka kembangkan dan peroleh sepanjang Section A.

Ketika tiga pemain membentuk tim, tiga scarecrow akan muncul menghalangi jalan mereka. Jika ada lima pemain, maka akan ada lima scarecrow. Scarecrow itu menyalin skill pemain, memaksa mereka untuk mengatasi diri mereka sendiri.

Jika mereka berhasil, mereka bisa melewati boss room, tetapi jika mereka gagal, mereka akan terikat di sini selamanya.

Dan jika mereka bahkan tidak bisa melakukan itu, satu-satunya alternatif adalah kematian.

Namun, Yeon-woo telah berulang kali melampaui batasnya dengan melalui Section A beberapa kali.

Copper puppet ini memang mengganggu, tetapi tampaknya tidak akan menjadi masalah besar.

Yang paling mengganggunya adalah kenyataan bahwa rencananya untuk menembus boss room sekaligus terhalang oleh sebuah boneka belaka.

Ia membuka lebar Draconic Eyes-nya, dan menemukan flaws yang tersebar di seluruh copper puppet.

Dan saat ia hendak menusuk puppet itu—

“Ia beroperasi dengan sensor. Temukan sensornya dan hancurkan!”

Ia mendengar suara datang dari sudut.

Yeon-woo sudah sadar akan kehadirannya berkat indranya, tetapi ia mengabaikannya karena ia tidak ingin terlibat.

Copper puppet mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada kepala Yeon-woo.

Yeon-woo sedikit membungkuk ke samping, meraih salah satu sendinya dan memutarnya.

Crack

Lengan bawah puppet itu menekuk ke arah yang aneh.

Yeon-woo kemudian menerjang dadanya, menggenggam dagger dengan reverse grip dan menusuk tiga kali ke flaws-nya.

Pada akhirnya, ia menyesuaikan grip-nya dan menghantam perutnya sekuat yang ia bisa.

Kwang

Copper puppet itu meledak menjadi puluhan pecahan dan beterbangan ke segala arah seperti kembang api.

Rustle

Pecahan copper puppet itu berjatuhan, mengangkat debu.

Yeon-woo menepuk debu dari bahunya.

“Wha— apa yang barusan terjadi?”

Suara bingung terdengar dari belakang.


Yeon-woo melirik ke belakang.

Di salah satu sudut, tempat cahaya hampir tidak mencapai, ada seorang pemuda bersembunyi, tertutup bayangan.

Pemuda itu terkejut ketika mata mereka bertemu. Namun kemudian, ia menguatkan tatapannya dan menatap Yeon-woo seolah menolak kalah.

Yeon-woo berjalan menghampirinya tanpa ekspresi.

Pemuda itu menggertakkan gigi. Ia melirik ke samping untuk memeriksa keadaan sekitar. Ketika ia menyadari bahwa Yeon-woo berjalan ke arahnya, ia menatap lebih tajam.

Tetapi berlawanan dengan sikapnya yang seolah berani, kakinya sedikit gemetar.

Meskipun ia ketakutan, ia berusaha terlihat kuat kalau-kalau Yeon-woo datang untuk mencelakainya.

Namun, itu hanya membuat Yeon-woo menganggapnya seperti anak anjing kehujanan yang menegakkan ekornya di depan seekor harimau.

Yeon-woo berdiri di hadapan pemuda itu dan bertanya dengan nada datar.

“Bagaimana kau tahu?”

“Tahu apa?”

Hidung pemuda itu sedikit berkerut.

“Fakta bahwa puppet itu beroperasi melalui sensor. Aku bertanya bagaimana kau mengetahuinya.”

“Apa? Itu…”

Untuk sesaat, pemuda itu tidak bisa menjawab dengan benar.

Tetapi Yeon-woo tidak mendesaknya.

Ia menatapnya dengan sabar sampai pemuda itu memberikan jawaban yang benar.

Pemain ini, dia adalah salah satu orang yang sudah lama menyerbu boss room itu. Ke mana pemain lainnya pergi?

Selama enam hari ia berada di Section A, ada sebuah tim yang terperangkap oleh scarecrows dan terjebak di boss room.

Saat itu, ia tidak tertarik, jadi ia tidak terlalu memperhatikan mereka. Tetapi sekarang, semua orang hilang kecuali anak ini.

Ia sempat berpikir mereka mungkin mati saat menghadapi copper puppet, tetapi tampaknya tidak. Tidak ada jejak mayat, hanya jejak seseorang yang makan sendiri.

Aku mengerti, dia ditinggalkan.

Kadang, ada kasus seperti ini.

Kasus anggota tim dibuang secara kejam sepanjang tutorial karena dianggap tidak berguna. Di Bumi, orang akan mencibir perilaku semacam ini, tetapi itu tidak berlaku di sini.

Dalam tutorial, di mana pemain fokus pada pencapaian, sangat normal untuk membentuk party karena kebutuhan, bukan karena kedekatan.

Itulah yang terjadi pada pemuda ini.

Pemuda itu waspada terhadap Yeon-woo, tetapi dari melihatnya saja, Yeon-woo tahu ia terlalu lemah.

Matanya penuh rasa malu saat melihat Yeon-woo. Ia ingin melarikan diri dari situasi ini, tetapi tidak bisa karena terlalu banyak scarecrow di sekeliling.

Yeon-woo mulai bertanya-tanya bagaimana pemuda ini berpikir ia bisa memasuki The Tower dan bagaimana ia mendapat kualifikasi untuk mengikuti tutorial.

Pada akhirnya, Yeon-woo berniat untuk mengabaikannya saja.

Dari awal, ia tidak peduli dengan apa pun selain melaju melalui tutorial dan mengejar para frontrunners.

Tidak ada alasan untuk menyulitkan diri dengan hal-hal merepotkan.

Tetapi kata-kata yang diteriakkan pemuda itu saat ia menghadapi copper puppet menarik perhatiannya.

Bahwa copper puppet beroperasi melalui sensor.

Yeon-woo nyaris mengetahuinya berkat indranya yang diperkuat, dan ia mengira itu sesuatu yang tidak akan disadari pemain rata-rata.

Jadi Yeon-woo ingin tahu bagaimana ia mengetahuinya.

Untuk seseorang yang tampaknya begitu lemah.

Biasanya, jawabannya sederhana.

Ia mungkin memperhatikan pola gerakan copper puppet setelah terperangkap lama di boss room, dan menebaknya.

Atau—

Ia bisa melihat aliran mana di dalam copper puppet ketika ia beroperasi.

Magic power.

Itu adalah mana.

Itu adalah masalah yang belum terpecahkan yang menghantui Yeon-woo.

Yeon-woo menatap pemuda itu untuk beberapa saat.

Setelah bergumam sebentar, ia akhirnya mengeluarkan beberapa kata.

“A-aku… melihatnya.”

“Kau melihatnya?”

“Ya— benang-benang mana yang mengelilingi copper puppet.”

Di tengah percakapan, sebuah pemikiran melintas di kepala Yeon-woo. Ia segera mengaktifkan Draconic Eyes-nya.

Pupil matanya tenggelam dalam-dalam, dan mata menyerupai reptil muncul.

“Hup!”

Pemuda itu terkejut.

Pupil vertikal tampak di balik masker putih itu. Tidak aneh kalau ia ketakutan.

Mengabaikan reaksinya, Yeon-woo memeriksanya dari kepala hingga kaki.

Kemudian ia terkekeh.

“Kenapa kau memakai tampilan seperti ini?”

Untuk sesaat, pemuda itu tersentak.

“Apa?”

“Penampilanmu sekarang. Ini hanya penyamaran.”

“!”

Wajah pemuda itu menegang.

Yeon-woo menambahkan kekuatan pada draconic eyes-nya.

Lalu, sebuah keberadaan kecil terungkap di antara puluhan flaws yang mengelilingi pemuda itu.

“Usiamu sekitar 10 tahun? Kau sangat muda. Tubuhmu juga sangat kecil. Tetapi wajahmu terlalu samar untuk dikenali. Kau bukan manusia normal, bukan?”

Pemuda itu menggertakkan gigi dan menggerakkan tangannya menuju pedang yang ia tinggalkan di lantai. Ia siap mengambilnya jika perlu.

“Apa yang akan kau lakukan padaku?”

Itu pertanyaan tiba-tiba.

Yeon-woo memiringkan kepala karena tidak mengerti situasinya.

“Apa maksudmu?”

“Aku bertanya, apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Kau? Kenapa?”

“Itu karena aku—”

Pemuda itu hampir mengatakan sesuatu, tetapi ia menggigit lidahnya dan menutup mulut. Ia enggan melanjutkan.

Yeon-woo mendengus.

“Aku tahu maksudmu, tapi aku tidak peduli siapa dirimu atau seperti apa penampilanmu.”

“Kalau begitu?”

“Yang aku ingin tahu hanyalah bagaimana kau bisa melihat dan mengendalikan mana. Aku hanya penasaran tentang caranya. Jadi, bisakah kau memberitahuku?”

“Apa?”

Pemuda itu membuka matanya lebar-lebar.

Yeon-woo mengangguk ke arah pintu keluar.

“Tentu saja aku tidak akan meminta itu secara gratis. Aku lihat kau sudah terjebak di sini cukup lama. Kalau begitu, aku akan membantumu keluar. Kau tidak bisa mendapatkan makanan atau mengurus kebutuhan apa pun di sini. Bagaimana? Tidak buruk juga untukmu, bukan?”

Mata pemuda itu penuh kebingungan. Semua yang ia dengar sulit dipercaya.

“Kalau ada alasan lain kau tidak bisa mengatakannya, atau kalau menurutmu ini bukan pertukaran yang adil, ya… aku tidak bisa memaksanya.”

Yeon-woo berpikir bahwa ini kesempatan besar jika ia bisa mempelajari cara mengendalikan mana dari pemuda ini.

Kemampuan melihat mana.

Itu berarti ia memiliki affinity terhadap mana yang sangat tinggi bahkan di antara mereka yang bisa mengendalikannya.

Jika Yeon-woo bisa memperoleh kemampuan semacam itu, akan sangat membantu dirinya untuk belajar mengendalikan mana.

Selain itu, meskipun itu rahasia yang tidak seharusnya ia sampaikan kepada orang lain sembarangan, akan mudah menggalinya karena ia sedang berurusan dengan seorang anak kecil.

Untuk sisanya, itu bukan urusannya.

Tentu saja, jika pemuda itu menggunakan kesempatan ini untuk meminta sesuatu yang konyol, Yeon-woo akan menolaknya. Bahkan jika bukan sekarang, ia tetap akan menemukan cara untuk mengendalikan mana suatu hari nanti.

Karena tidak ada jawaban dari pemuda itu, Yeon-woo memalingkan perhatian dan berbalik.

“Sepertinya kau tidak mau.”

“T-tunggu! Tunggu sebentar!”

Yeon-woo menoleh ke pemuda itu.

“Ada apa?”

“Yang kau katakan barusan… apa itu benar? Kau benar-benar tidak tahu cara mengendalikan mana?”

“Aku tidak punya alasan untuk berbohong, bukan?”

“T-tidak mungkin! Apa kau bilang kau melakukan semua itu tanpa mana?”

Pemuda itu menatap Yeon-woo dengan wajah tak percaya. Pecahan copper puppet yang hancur terlihat di sekitar mereka.

Monster yang ia dan rekan-rekannya berusaha keras kalahkan, tetapi tidak bergerak sedikit pun.

Puppet yang bertahan dari lusinan skill dan serangan tanpa goresan.

Namun Yeon-woo, hanya dengan beberapa serangan, menghancurkannya dan kini berkata ia tidak mengetahui cara mengendalikan mana.

Itu benar-benar tak masuk akal, melampaui logika.

Di sisi lain, Yeon-woo juga tidak mengerti pemuda itu.

“Yah, aku hanya melakukannya.”

“…”

Pemuda itu teringat seorang pria dari kampung halamannya yang pernah melukis pemandangan indah dan berkata, “Semudah itu.”

Chapter 9. Tutorial (7)

Yeon-woo menatap pemuda itu seolah bertanya apa yang salah dengan itu.

Pemuda itu tampak ingin mengatakan banyak hal, tetapi ia tetap menutup mulut.

Ia berpikir ini adalah kesempatan. Satu-satunya kesempatan untuk keluar dari tempat mengerikan ini.

Matanya kemudian dipenuhi tekad.

“Oke. Aku akan membantumu. Apa yang harus kulakukan?”

Pemuda itu memperkenalkan dirinya sebagai Yul.

“Yul?”

“Ya, Yul. Semua orang memanggilku dengan nama itu.”

Yeon-woo menyadari bahwa itu adalah alias, tetapi ia tidak repot-repot bertanya lebih jauh.

Bagaimanapun, mereka akan berpisah setelah mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari satu sama lain.

“Baiklah, Yul. Aku akan membuka jalan jadi ikuti tepat di belakangku. Kalau kau tertinggal, aku akan meninggalkanmu di sana.”

“Baik.”

“Dan satu hal lagi.”

“Hm?”

“Gunakan honorifik saat bicara denganku. Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja hanya karena kau masih anak-anak.”

“…”

Yul merasa tidak perlu lagi berpura-pura kuat karena ia sudah gagal menyembunyikan usianya, jadi ia menjawab dengan, “Baik.”

Tetap saja, seolah keras kepala itu sudah mengalir dalam darahnya, ia tidak ingin terlihat lemah sampai akhir.

Dengan Draconic Eyes aktif, Yeon-woo bergerak di depan dan berjalan menyusuri lorong. Setiap kali mereka maju sejauh tertentu, sebuah copper puppet akan muncul dan menghalangi jalan. Mengambil pose yang sama seperti Yeon-woo, puppet-puppet itu mencoba menyerang mereka. Tetapi setiap kali, Yeon-woo mendorong mereka ke samping dan menusukkan dagger ke flaws mereka.

Kwang

Setiap kali Yeon-woo mengayunkan dagger-nya, satu atau dua anggota tubuh copper puppet berhamburan ke udara.

Terkadang, pecahan kepala mereka jatuh ke lantai.

Jika sampai sekarang ia fokus pada kecepatan, kini fokusnya berubah menjadi berbenturan langsung dengan copper puppet dan menjatuhkan mereka.

Setelah beralih ke metode itu, ia menyadari cara ini lebih baik. Ia bisa menemukan beberapa petunjuk tentang cara baru menggunakan indranya bersama otot-ototnya yang kini lebih kuat.

Sepanjang waktu ia mengikuti Yeon-woo, Yul tidak bisa menahan mulutnya yang menganga.

Setiap kali Yeon-woo mengayunkan dagger biasa, monster copper puppet meledak berkeping-keping.

Ia mulai ragu apakah itu puppet yang sama dengan yang pernah ia lawan sebelumnya.

Kemudian, Yeon-woo menoleh padanya.

Tatapan yang menanyakan kenapa ia belum mulai bicara.

Baru setelah itu Yul sadar dan membuka mulut.

“Aku tidak tahu tentangmu, tetapi aku bisa melihat mana secara bawaan.”

“Secara bawaan?”

Sejenak, Yeon-woo berhenti berjalan dan menyipitkan mata.

“Apakah ini sesuatu yang berhubungan dengan bloodline-mu?”

“Mirip.”

“Hm.”

Kasus seperti ini jarang ditemukan di Bumi, tetapi sering ditemukan di dunia lain.

Kasus individu yang memiliki Unique Talent atau bahkan Supernatural Power biasanya berkaitan dengan faktor genetik.

Mereka biasanya memiliki nenek moyang yang luar biasa, dan kemampuan itu diwariskan kepada keturunan mereka dari generasi ke generasi.

Kemudian, keturunan itu akan membangkitkan kemampuannya pada suatu titik kehidupan, mencapai ketenaran, dan terus mewariskan kemampuannya pada anak-anak mereka. Ini juga berlaku untuk Yul.

“Kemampuan yang kuwarisi adalah semacam affinity terhadap mana, yang memungkinkanku melihat, merasakan, dan mengecap mana. Itulah bagaimana aku menemukan bahwa copper puppet memiliki sensor yang terpasang.”

Yeon-woo tenggelam dalam pemikiran sejenak.

Bukankah ini mirip dengan Jeong-woo?

Trait yang dimiliki saudaranya, Psychometry.

Mampu berkomunikasi dengan segala hal, juga berarti mampu berkomunikasi dengan mana.

Secara alami, saudaranya tidak mengalami kesulitan apa pun saat merasakan mana, tidak seperti orang-orang dari Bumi yang biasanya kesulitan.

Justru, ia bisa menggunakan mana dengan sangat lancar, seolah ia baru memulihkan sesuatu yang pernah hilang.

Timnya dulu terkejut melihat hal itu.

Alasan ia dipilih oleh Ancient Dragon Kalatus sepenuhnya karena karakteristik itu.

Karena ia bisa berkomunikasi dengan semua hal, ia bisa mewarisi kemampuan ras naga yang tidak bisa dipahami manusia biasa.

Oleh karena itu, penjelasan mana yang ditinggalkan saudaranya dalam diary-nya tidak terlalu membantu Yeon-woo.

Konsep tersebut terasa seperti sesuatu yang mustahil ia raih.

Begitu pula Yul.

Warisan bloodline dan kebangkitan kemampuan melalui trait, keduanya terdengar sama bagi Yeon-woo.

Secara teknis, dua orang ini bisa dikategorikan sebagai jenius, sedangkan dirinya bukan.

Yeon-woo mulai berpikir bahwa kesepakatan yang ia buat dengan Yul tidak akan membantunya banyak.

Namun, komentar Yul berikutnya menarik perhatian Yeon-woo.

“Kau bisa menganggap mana sebagai semacam sungai. Magic adalah air yang diambil dari sungai itu dan ditampung di reservoir.”

Yeon-woo mengulanginya pelan.

“Sebuah reservoir?”

Sesuatu terus berputar di kepalanya dan mengacak pikirannya.

Dalam waktu itu, Yeon-woo sudah mengalahkan copper puppet terakhir dan mendekati iron gate menuju Section B.


[You have successfully cleared Section A as a solo player.]

[You have made an achievement that is not easily accomplished. Additional Karma will be provided.]

[You have acquired 500 Karma.]

[You have acquired 300 additional Karma.]

[Your health and mana will be restored]

[All status effects will be removed]

“Untungnya, kami tidak dianggap sebagai tim.”

Melihat tumpukan pesan itu, Yeon-woo tersenyum tipis.

Interface system menandai semuanya sebagai pencapaian Yeon-woo, kemungkinan karena copper puppet ditangani sepenuhnya oleh Yeon-woo tanpa bantuan Yul.

“Aku mendapat 800 poin dari itu.”

Di The Tower, konsep Karma sangat penting.

Karma, sebuah sistem skor berdasarkan pencapaian pemain.

The Tower dan Guardians memberikan hadiah berdasarkan Karma, dan Karma juga digunakan sebagai mata uang antar pemain dan bisa ditukar dengan item.

Pada dasarnya, setiap pemain harus mengumpulkan sebanyak mungkin Karma selama perjalanan mereka di The Tower.

Tetapi Yeon-woo, yang baru melewati Section A dari tutorial, sudah memperoleh sebanyak ini. Orang lain akan kaget jika mengetahuinya.

“Ini masih belum cukup. Aku harus mengumpulkan lebih banyak. Sebanyak mungkin.”

Yeon-woo menutup window Karma, dan melangkah masuk ke waiting room Section B.

Udara segar masuk ke paru-parunya.

“Si— siapa itu? Ada apa dengan maskernya?”

“Dia baru saja melewati Section A, kan?”

“Apa? Pada waktu seperti ini?”

“Tunggu, di mana orang lainnya? Apa dia sendirian?”

Di balik iron gate, ada sekitar selusin orang menatap ke arahnya dengan takjub.

Cukup mengejutkan bahwa masih ada peserta yang mencoba melewati tutorial setelah dua minggu sejak tutorial dimulai.

Umumnya, orang yang masuk The Tower kali ini akan menunggu ronde berikutnya daripada masuk di tengah jalan.

Tetapi yang lebih mengejutkan adalah hanya satu orang yang membuka iron gate dan memasuki Section B.

Mereka bertanya-tanya apakah ia benar-benar menerobos Section A yang brutal sendirian.

“Apa yang kau lakukan? Bukankah kau ikut masuk?”

Yeon-woo berkata sambil menoleh ke belakang.

Kemudian, Yul melangkahi iron gate dengan tidak percaya. Bibirnya yang gemetar pelan berbisik.

“Akhirnya, aku keluar.”

Itu suara yang penuh dengan berbagai emosi.

[You have entered Section B]

Waiting room Section B sangat luas.

Ruangan ini berbentuk kubah dan tampak cukup besar untuk menampung ribuan orang.

Ada cukup banyak orang di dalam waiting room, dan masing-masing melakukan hal yang berbeda.

Beberapa mengasah pedang dengan batu asahan, beberapa melakukan pemanasan. Ada yang tidur di salah satu sudut, sementara yang lain terluka parah dengan anggota tubuh terputus.

Selain Yul, mereka adalah orang-orang pertama yang ia temui sejak tiba di The Tower.

Tetapi Yeon-woo mengabaikan semua tatapan yang diarahkan kepadanya.

Karena mereka semua adalah dropout.

Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa memikirkan untuk melanjutkan lagi setelah nyaris melewati Section A yang mengerikan.

Setiap dari mereka telah menyerah pada tantangan dan menunggu batas waktu 30 hari berakhir.

Berbeda dari namanya sebagai tutorial bagi pemula, tutorial sebenarnya adalah tempat berbahaya di mana pemain bisa benar-benar mati jika lengah.

Banyak orang di waiting room Section B adalah mereka yang berhasil melewati bahaya tetapi kehilangan semangat untuk maju.

Mereka kehilangan teman-teman dan orang-orang yang mereka sayangi di depan mata mereka, dan menyerah terhadap ketakutan akan kematian. Bahkan aku pun pasti akan kelelahan.

Tutorial menjadi semakin sulit seiring pemain melanjutkan.

Tentu saja, wajar bila banyak pemain memutuskan untuk berhenti, jadi jika ia terlalu memperhatikan mereka, itu hanya akan mengganggunya.

Yeon-woo pindah ke area kosong. Untungnya, ia menemukan bangku tanpa siapa pun di dekatnya.

Kemudian ia memanggil Yul, yang berdiri terpaku di tempat.

“Yul.”

“Hah? Ya!”

Ia sedang menatap satu sisi dengan mata menyala. Lalu, ia terkesiap dan menoleh ke Yeon-woo.

“Ayo selesaikan pembicaraan kita dulu.”

“Ah, ya!”

Yul melirik satu kali lagi ke arah itu dengan marah, kemudian cepat-cepat mendekati Yeon-woo dan duduk di hadapannya.

Yeon-woo melirik ke arah yang tadi Yul tatap.

Empat pemain berkumpul di sana. Mereka memiliki wajah yang keras.

“Mereka timmu?”

“Dulu. Tapi tidak lagi.”

Ekspresi Yul dingin.

Mereka telah meninggalkannya di ambang kematian. Wajar jika ia marah.

Namun Yul tampaknya tidak ingin terlibat lagi dengan mereka.

Sampah tetaplah sampah, dan tidak ada gunanya terikat dengan sampah.

Yeon-woo cukup menyukai sikap seperti itu.

Ada garis tipis antara balas dendam dan tindakan bodoh.

Mengetahui cara membedakannya secara objektif berarti ia punya banyak ruang untuk tumbuh.

“Tadi sampai mana?”

“Mana stream, atau apa pun itu.”

“Oh, itu.”

Yang mengejutkan, Yul tahu banyak tentang mana.

Lebih tepatnya, ia tahu banyak tentang teorinya.

Dalam banyak kasus, mereka yang mewarisi kemampuan magis biasanya lemah dalam teori, tetapi Yul berkata ia dipaksa mempelajarinya sejak kecil karena kebijakan keluarganya.

Berkat itu, Yeon-woo bisa mengkonseptualisasikan magic dan mana secara kasar.

Masih sulit memahami sebagian besar teorinya. Tetapi ketika semuanya mulai memiliki bentuk dalam pikirannya, ia akhirnya bisa memahami, setidaknya sebagian, tulisan Jeong-woo dalam diary-nya.

“Jadi.”

“Ya?”

“Aku sudah mendapat gambaran kasar tentang apa itu mana, tetapi kalau aku tidak bisa menggunakannya, itu tidak ada gunanya. Apa cara mudah untuk mengendalikan— maksudku, menggunakan mana?”

“Uhm… yah…”

Yul menggaruk belakang kepalanya.

“Aku benar-benar tidak tahu. Rasanya menyegarkan, kurasa? Sebenarnya, aku sudah bisa menggunakannya sejak awal, jadi sulit menjelaskan bagaimana caranya.”

“Begitu? Yah, memang begitu.”

Yeon-woo mengangguk seperti ia sudah menebaknya.

Ia sudah menduga sejak awal bahwa Yul mirip dengan saudaranya.

Tetapi itu bukan berarti tidak ada perkembangan sama sekali.

Setidaknya ia berhasil melepaskan rasa samar yang mengganggunya.

Itu saja sudah merupakan hasil besar.

Ia tidak rugi apa pun dari kesepakatan ini karena ia hanya perlu membawa Yul keluar ke Section B—tempat yang akan ia datangi juga.

“Kalau begitu aku pergi dulu. Kau akan menunggu akhir tutorial dan kembali, bukan?”

“Hah? Ah, ya.”

Yul tampak ingin mengatakan sesuatu ketika ia melihat Yeon-woo bangkit, tetapi ia hanya mengangguk diam-diam.

Bahkan jika ia ingin naik ke The Tower, hanya mereka yang meraih skor tertinggi selama tutorial yang memenuhi syarat untuk masuk, jadi tidak mungkin ia bisa melakukannya.

Tetap saja, Yul menunjukkan sedikit ekspresi menyesal.

Yeon-woo, bagaimanapun, membalikkan badan dan pergi hanya dengan ucapan selamat tinggal singkat.

Ia baru melewati Section A. Masih ada lima section tersisa hingga Section F, jadi ia perlu cepat memperkecil jarak dengan para frontrunners dan menebus waktu yang telah hilang.

Pada saat itulah, ketika Yeon-woo hendak pergi, ia tiba-tiba melihat empat pemain bergerak ke arahnya.

Mereka adalah kelompok yang telah membuang Yul.

[1] Versi asli berkata “satu minggu”, tetapi sepertinya ini kesalahan penulis.
[2] Pada titik ini aku hanya menganggap penulis buruk dalam matematika. Versi asli menyebut “enam section”.

Chapter 10. Tutorial (8)

“Yul.”

Seorang pria maju ke depan.

Pria itu tampak menjadi pemimpin mereka.

Sosok tampan dengan fisik yang kuat. Ia adalah seorang swordsman yang membawa pedang besar di pinggangnya.

Yul memandang mereka dengan bibir melengkung.

“Ada apa? Masih ada yang perlu dibicarakan?”

“Bagaimana kau—”

“Aku tidak perlu memberi tahu bagaimana aku keluar dari sana, bukan?”

“…”

Pria itu tidak bisa mengatakan apa pun.

Matanya dipenuhi kebingungan.

Rekan yang selama ini hanya menjadi beban dan karena itu ditinggalkan di tengah boss room, kini kembali hidup-hidup.

Ia tidak tahu harus memaknai situasi ini bagaimana.

Yul tidak menyembunyikan permusuhannya terhadap mereka. Namun, ia tidak sebodoh itu untuk memperlihatkan niat membunuhnya.

Meskipun ia dibakar kemarahan, ia tahu bahwa di dunia ini kekuatanlah yang menentukan segalanya. Dan Yul tidak punya kekuatan untuk membalas dendam pada mereka untuk saat ini.

Mengabaikan mereka adalah jawaban yang benar.

“Aku tidak tahu apa yang ingin kalian katakan, tapi tolong, enyahlah. Aku tahu kalian pun tidak ingin melihatku, karena melihat kalian saja membuatku muak. Jadi ayo berpura-pura tidak saling mengenal sampai tutorial berakhir. Seperti yang kalian tahu, aku memang tidak punya kekuatan apa pun untuk melakukan sesuatu pada kalian, bukan?”

Namun meski ia mengoceh, keempat orang itu tetap berdiri dan ragu-ragu.

Mereka tidak menunjukkan tanda akan meninggalkan Yul sendirian. Sebaliknya, mereka sibuk saling menatap.

“Apa yang kalian tunggu?”

Yul menggeram pada mereka ketika kesabarannya habis.

Akhirnya, didorong oleh tatapan ketiga temannya, sang pemimpin menggigit bibir bawahnya dan tiba-tiba membungkuk dalam-dalam.

“Bagaimanapun caranya, kami ingin meminta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya.”

Ekspresi Yul berubah sangat buruk.

“Apa omong kosong ini?”

“Dan juga, aku punya satu permintaan.”

“Permintaan?”

“Apa yang terjadi waktu itu… bisakah kau merahasiakannya?”

“Apa?”

“Kami akan… maaf, aku tidak bisa memberitahu detailnya, tapi apa pun yang terjadi antara kita, tolong jangan bicarakan pada siapa pun. Kami mohon.”

Tiga orang lainnya juga membungkuk.

“Tolong lakukan ini demi kami.”

“Yul, kumohon.”

“Demi masa lalu, pikirkan tentang kita dulu.”

Yul tetap diam.

Melihat mereka membungkuk, Yul masih bisa mengingat kejadian itu seperti video yang diputar ulang di kepalanya.

Di boss room, tempat tim mereka berjuang selama beberapa hari untuk melewatinya, Yul disebut tidak berguna dan dilempar sebagai umpan.

Ia memohon, bertanya bagaimana mereka bisa melakukan itu padanya dan berteriak meminta bantuan, tetapi mereka bahkan tidak menoleh dan dengan kejam melanjutkan langkah mereka.

Ketika ia pertama kali bertemu mereka di waiting room Section A, ia pikir ia sudah bertemu rekan tim yang sangat baik.

Mereka semua sopan, dan cukup terampil.

Dan meskipun para tetua keluarganya berulang kali memperingatkan bahwa The Tower adalah dunia yang berbahaya, mereka adalah orang-orang yang sempat membuatnya berpikir sebaliknya.

Namun harapan itu hancur.

“Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan, tapi enyahlah. Aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi.”

Lalu Yul cepat-cepat membalikkan badan.

Pemimpin itu gusar dan menggigit bibir bawahnya.

Ini tidak bisa dibiarkan. Jika ia membiarkan ini berakhir seperti ini, kesempatannya bisa lenyap begitu saja.

Pemimpin mereka, Kaen, memiliki perasaan yang rumit.

Begitu mereka keluar dari Section A, ia berpikir hidup nerakanya akhirnya berakhir.

Meski fakta bahwa mereka telah melempar Yul sebagai umpan untuk mengalihkan perhatian copper dolls sedikit mengganggunya, ia menganggap itu sebagai pengorbanan yang tak terelakkan demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Yang paling penting, kemampuan Yul hanyalah memungkinkan dia membaca aliran mana.

Ia tidak berperan besar dalam raid, jadi meski Yul gugur, itu tidak akan terlalu memengaruhi kekuatan tim.

Bahkan, ia percaya semuanya baik-baik saja selama ia bisa menyelamatkan lebih banyak orang dengan mengorbankan Yul.

Jadi Kaen memimpin rekan-rekannya dan langsung pergi mencari seseorang di waiting room Section B.

Bild.

Itulah nama pemain yang mencoba merekrut mereka sebelum tutorial dimulai.

“Kami disebut Arangdan. Kalian… aku suka tatapan di mata kalian. Biasanya, orang dengan tatapan seperti itu punya prospek bagus. Ikutlah dengan kami. Aku akan ada di waiting room Section B, datang temui aku kapan saja kalau kalian ingin bergabung.”

Awalnya, mereka pikir Bild hanya orang aneh dan tidak memedulikannya.

Namun mereka baru tahu belakangan bahwa Arangdan adalah nama besar di tutorial.

Itu adalah top clan yang hampir mendominasi tutorial untuk waktu lama.

Konon, Arangdan punya koneksi di The Tower, atau begitulah kabar yang didengar.

Arangdan seperti kelompok vigilante, dibentuk untuk mencegah kekacauan dalam tutorial.

Mereka berusaha mencegah segala bentuk kecurangan dan menciptakan tempat di mana pemain bisa bermain secara adil.

Karena itu, seleksi anggotanya dilakukan dengan sangat ketat.

Semua diperiksa dengan teliti: apakah pernah berbuat jahat, apakah pernah mengancam atau merampok orang biasa, dan sebagainya.

Karena hal itu, bagi Kaen dan kelompoknya, kembalinya Yul tiba-tiba bagaikan petir di siang bolong.

“Sial, kalau Yul membocorkan rahasianya ke mana pun!”

Ia seharusnya bertemu Bild malam ini.

Kelompok Kaen sudah mengatakan bahwa Yul mengorbankan diri secara sukarela demi menyelamatkan mereka.

Tapi bagaimana jika Yul merusak rencana mereka?

Semuanya akan selesai.

“Ada rumor bahwa Arangdan berada di bawah kendali langsung sebuah guild besar di The Tower. Kalau kita kehilangan dukungan mereka sekarang, kita akan benar-benar berada dalam masalah besar.”

Rumor mengatakan bahwa Arangdan dibuat khusus oleh sebuah clan di The Tower untuk mencari calon anggota potensial.

Kaen tidak ingin kehilangan kesempatan ini.

Namun meski mereka meminta maaf, Yul tampaknya tidak mendengarkan sama sekali.

Yul bahkan membalikkan badan seperti tidak ingin melihat mereka.

“Kalau saja aku….”

Kaen menggertakkan gigi. Matanya penuh kebencian.

Pengkhianatan hanya sulit pertama kali. Tidak sulit untuk kedua kalinya.

Kaen memberi sinyal dengan matanya pada rekan-rekannya.

Sinyal itu berarti menutupi mereka dari perhatian orang lain.

Untungnya, tidak ada yang sedang melihat ke sudut ruangan ini.

“Menyingkirkan mayatnya mudah. Bild pun tidak tahu wajah Yul. Cukup menyalahkan penyebab kematian pada luka yang diderita di boss room.”

Rekan-rekannya ragu dan khawatir apakah mereka harus sejauh ini, tetapi mereka tidak punya pilihan selain bertindak, karena Kaen terus memberi sinyal pada mereka.

Kemudian, Kaen perlahan menggerakkan tangannya ke arah gagang pedangnya.

Ia berniat menghabisinya dengan cepat.

Namun—

“Konon ada sebuah clan di tutorial yang langsung berada di bawah Cheonghwado, bernama Arangdan, dan Cheonghwado cenderung merekrut pendatang baru melalui Arangdan. Tapi mereka sangat selektif; mereka hanya mau orang yang benar-benar bersih. Bahkan jika mereka sendiri tidak demikian.”

“Aaaargh?!”

Suara tiba-tiba dari belakang mengejutkan Kaen. Ia mencoba menarik pedangnya, tetapi malah menjerit.

Rasa sakit mengerikan menjalar ke seluruh lengannya.

Tangan kanannya jatuh ke lantai, meneteskan darah.

“Tanganku! Tangaaanku!”

Kaen berteriak sambil memegangi pergelangan tangan kanannya.

Saat itulah Yul menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan cepat menoleh.

Dengan mata dipenuhi kebingungan, ketiga anggota lainnya mencabut pedang dan mengarahkan ke belakang.

Di sana berdiri Yeon-woo, mengibaskan darah dari dagger-nya.

“Jika kalian punya niat busuk untuk menyerang seseorang dari belakang, tentu kalian harus siap kehilangan salah satu tangan.”


Di balik masker, Yeon-woo sedikit mengerutkan kening.

“Kenapa aku ikut campur dalam hal seperti ini. Rasanya menjijikkan.”

Awalnya, ia seharusnya mengabaikan dan langsung melanjutkan ke Section B.

Namun entah kenapa, kakinya tidak bergerak dari tempat itu.

Itu karena bayangan Yul terus muncul di kepalanya.

Lebih tepatnya, bayangan Yul yang dikhianati rekan-rekannya.

Pengkhianatan.

Wajah Yul terus tumpang tindih dengan seseorang yang ia kenal.

Itu adalah saudaranya, yang juga ditikam dari belakang oleh rekan-rekannya.

Yul berada dalam posisi yang sama. Dan mereka yang telah mengkhianatinya, bahkan berusaha mencarinya lagi.

Apa artinya ini?

Biasanya dalam kasus seperti ini, orang takut meninggalkan celah yang bisa dimanfaatkan.

Yeon-woo tahu betul hal ini.

Karenanya, ia menetap hanya untuk melihat apa yang mereka lakukan, dan akhirnya menyaksikan pemandangan yang kotor dan menjijikkan.

Dalam pikirannya, ia ingin membilas matanya dengan air mengalir.

“Tanganku! Tangaaanku! Bajingan! Berani sekali kau!”

Kaen meraung sambil memegang tangan kanannya yang terputus, wajahnya terpelintir. Ia menatap Yeon-woo dengan tatapan mengancam.

“Aku akan membunuhmu!”

Ketiga rekannya juga mengarahkan pedang ke Yeon-woo.

Namun mereka tidak berani bergerak menyerang.

Tidak ada yang melihat apa yang terjadi sampai mereka melihat tangan Kaen melayang.

“Dia… seorang ahli!”

Keringat dingin mengalir di punggung mereka.

Mereka tahu Yeon-woo adalah orang yang menyelamatkan Yul, tapi mereka pikir ia hanya kebetulan menolongnya lewat jalan.

Dan meski ia membantu Yul melawan mereka, mereka pikir mereka bisa menaklukkannya dengan jumlah.

Tapi mereka salah.

Yeon-woo tersenyum acuh tak acuh.

“Ayo, coba sekuat kalian.”

“Kau bajingan!”

Kaen menerjang maju dengan mata dipenuhi kegilaan. Ia mencabut pedang dengan tangan kirinya dan mengayunkannya ke arah leher Yeon-woo.

“Kaen!”

Rekan-rekannya memanggil namanya dengan terkejut.

Mereka tidak yakin seberapa kuat Yeon-woo, dan jika ia bentrok sekarang, kesempatan mereka diterima Arangdan bisa hancur.

Namun ucapan mereka tidak sampai ke telinga Kaen. Ia tenggelam dalam keinginan balas dendam.

Yeon-woo melangkah maju.

Ia sedang memikirkan cara menangani orang-orang seperti ini.

Mereka adalah tipe yang tidak ragu menusuk orang lain dari belakang, tetapi tak tahan ketika mereka sendiri diserang.

Ia benar-benar merasa kesal.

Pat

Yeon-woo menghindari pedang yang melayang ke kepalanya dan bergerak ke belakang Kaen. Ia meraih salah satu lengan Kaen dan memutarnya.

Crack

Lengan kiri Kaen tertekuk ke arah aneh.

“Kuaaak!”

Tidak peduli dengan teriakannya, Yeon-woo berputar sambil tetap memegang lengannya dan melompat ke bahu Kaen.

Gerakannya licin seperti seekor kucing.

Kemudian, dengan hentakan keras kakinya, ia menghancurkan bahu Kaen.

Crunch

“Aaargh! AAAAAH!”

“Kaen!”

“K—kau bajingan!”

“Lepaskan dia!”

Clang

Pedang itu jatuh tak berdaya ke lantai.

Kaen tidak mampu menahan rasa sakit dan berlutut.

Sementara itu, rekan-rekannya masih tidak bisa mendekat.

Yeon-woo terlalu gesit, dan ia sedang berada di atas bahu Kaen.

Yeon-woo memelintir lengan Kaen yang tertekuk aneh ke belakang tubuhnya, menempatkan satu kaki di atas tulang belakangnya dan menekan dengan berat badannya.

Ia mengancam akan menghancurkan punggung Kaen jika mereka mendekat.

“Keuuk!”

Mata Kaen memerah seperti akan meledak kapan saja.

“Ayo datang sekarang. Aku pastikan ia tidak akan pernah bisa berjalan lagi.”

Di balik masker, mata Yeon-woo bersinar dingin.

Chapter 11. Tutorial (9)

Saat mereka berhadapan dengan mata Yeon-woo yang ganas, rekan-rekan Kaen membeku di tempat.

Hanya dengan melihat matanya yang tampak tanpa emosi membuat kaki mereka gemetar tanpa sadar.

“Ke-kenapa kau melakukan ini! Kau ti-tidak ada hubungannya dengan orang itu! Ke-kenapa kau menghalangi kami?!”

Salah satu dari mereka memberanikan diri dan berteriak kepada Yeon-woo.

Biasanya para pemain tidak ikut campur urusan satu sama lain. Itu adalah aturan tidak tertulis dalam tutorial.

Mereka semua memiliki posisi berbeda dan keadaan berbeda di balik masalah mereka.

Dan ketidaksukaan terhadap orang lain yang ikut campur adalah karakteristik umum para pemain dengan kecenderungan individualistis kuat.

Jadi secara teknis, Yeon-woo tidak punya alasan untuk mencampuri masalah ini.

Namun Yeon-woo berkata lugas:

“Aku tidak suka.”

“A-apa?”

“Kukatakan aku tidak suka. Ada masalah?”

“...!”

“...!”

Yeon-woo menyeringai pada mereka.

“Kalian melakukan sesuka hati kalian, jadi siapa bilang aku tidak boleh?”

Mereka ingin berteriak menentang omong kosong seperti itu.

Namun mata mengancam yang berada di balik masker membuat mereka tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun lagi.

Mereka merasa bahwa jika terus seperti ini, sesuatu yang besar bisa terjadi.

Yeon-woo berbicara:

“Letakkan senjata kalian.”

“...”

“...”

Crack

“AAAK!”

“Letakkan.”

“L-lakukan! Buang! Tolong!”

Akhirnya, Kaen tidak tahan lagi dan mulai berteriak.

Tiga orang itu mulai membuang senjata mereka satu per satu sambil saling menatap.

Clang Clang

“O-oke sekarang, lepaskan Kaen.”

Salah satu dari mereka berkata dengan suara gemetar, tetap waspada terhadap Yeon-woo.

Pada saat itu—

Sneer

“Idiot.”

Yeon-woo menyeringai dan menekan kakinya lebih keras, mematahkan tulang belakang Kaen.

Kung

Mata Kaen terbalik saat ia jatuh ke lantai.

Ia masih bernapas, tetapi jelas ia tidak akan bisa menggerakkan anggota tubuhnya lagi.

“B-beda dari yang kau janjikan—Awk!”

Salah satu dari mereka menjerit pucat ketakutan.

Tanpa ia sadari, Yeon-woo sudah melempar sebuah dagger ke arahnya.

Ia berhasil menangkis dagger itu dengan susah payah.

Sementara itu, Yeon-woo dengan cepat mendekatinya dan memukul tenggorokannya dengan tebasan tangan.

Yeon-woo lalu menyergapnya, menghantam dadanya dengan siku, memukul tulang dadanya dengan lutut, dan meninju perutnya.

Kwang

Crunch

Ototnya robek dan semua tulang yang dipukul hancur, disertai suara udara yang meledak. Rahangnya remuk, dan tiga atau empat giginya patah.

Drip

Pada akhirnya, ia roboh ke lantai bersimbah darah.

Ia hanya mampu terengah-engah. Ia tampak bisa berhenti bernapas kapan saja.

“Aku akan membunuhmu!”

“Matilah saja!”

Saat itu, dua orang lainnya berlari dari belakang Yeon-woo dan mengayunkan pedang mereka ke leher dan pinggangnya.

Itu adalah usaha terakhir mereka.

Dua rekan mereka telah tumbang tanpa memberikan kerusakan apa pun. Tidak ada kesempatan untuk melarikan diri, jadi setidaknya mereka mencoba memberikan perlawanan.

Yeon-woo merendahkan tubuhnya dekat lantai untuk menghindari serangan dan secara bersamaan menarik dagger dari pinggangnya lalu menebas ke depan.

Shluk Shluk

“WAAK!”

“AAAK! Kakiku!”

Keduanya jatuh ke lantai ketika tendon Achilles dan arteri mereka terputus.

Lalu—

Puck Puck

Saat tinjunya menghantam wajah mereka, kepala keduanya terlempar ke belakang.

Gurgle

Mulut mereka penuh dengan busa bercampur darah.

Rahang Yul ternganga melihat keadaan itu.

Semua terjadi begitu cepat.

Meskipun tampak tidak layak, mereka tetap pemain yang berhasil melewati Section A sendiri.

Namun Yeon-woo menghancurkan tidak hanya dua, tetapi empat dari mereka sekaligus.

Ia tahu Yeon-woo kuat, tetapi ia tidak menyangka akan sehebat ini.

Keempatnya tampak tak mungkin pulih lagi kecuali seseorang membawa mereka ke High Priest atau memberikan Superior Healing Potion.

Jika mereka dibiarkan dalam kondisi ini, mereka mungkin mati atau lumpuh seumur hidup.

Kemungkinannya hanya dua, dan yang terakhir lebih mungkin.

Yul merasakan kelegaan besar, bukan karena mereka mati, tapi karena mereka harus hidup seperti itu sampai mati.

Maka ia ingin mengucapkan terima kasih.

Yeon-woo tetap tenang seolah baru saja berjalan santai.

Ia menepiskan sisa darah dari dagger-nya, memasukkannya kembali ke pinggang, dan menoleh ke arah Yul.

“Kau meneteskan air liur.”

Yul buru-buru mengusap mulutnya dengan lengan bajunya.

Chuckle

Baru saja, Yul mendengar Yeon-woo tertawa.

Yul mendongak dengan mata terbelalak.

Ia memakai masker dan matanya selalu tampak redup, membuat Yul mengira ia tidak punya emosi.

Ia pernah mendengar beberapa ejekan, tetapi belum pernah mendengar Yeon-woo benar-benar tertawa.

Namun Yeon-woo membalikkan tubuh seolah tidak terjadi apa-apa.

“Jaga dirimu. Hati-hati dengan orang lain mulai sekarang.”

“Uh, uh, tunggu.”

Tanpa berpikir, Yul memanggil Yeon-woo.

Namun Yeon-woo tetap berjalan tanpa menoleh.

Jadi Yul berteriak cepat-cepat.

“Te-terima kasih! Hyung! Suatu hari nanti aku akan menjadi sepertimu!”

Yul berpikir bahwa ia ingin membuang dirinya yang lemah dan menjadi kuat seperti orang ini.

Tiba-tiba, Yeon-woo berhenti sesaat dan menolehkan kepala.

Yul tersentak, bertanya-tanya apakah ia baru saja melakukan kesalahan.

“Cobalah pergi ke Freesia Garden.”

“Maaf?”

“Itu akan sangat membantu bagimu.”

Yeon-woo hanya meninggalkan kata-kata itu dan melambaikan tangan tanpa berkata apa pun lagi.

Yul berdiri di sana dengan ekspresi kosong beberapa saat, lalu segera menangkap maksudnya dan mengepalkan tinjunya.

“Freesia Garden, ya?”

Seolah membuat janji pada dirinya sendiri, ia memandang ke arah lain dalam ruangan.


“Oh! Lihat itu?”

Di tempat yang penuh peserta dropout, seorang pria yang sedang jongkok di sudut dan menguap sesekali, berseru kagum.

Rambut kusut, pakaian lusuh, dan tampang licik. Ia bukan seseorang yang meninggalkan kesan kuat.

Namun wajahnya berubah total ketika melihat sesuatu yang menarik di dekat gerbang.

Seperti anak yang menemukan mainan baru yang seru.

“Hei, hei. Berhenti tidur dan bangun.”

“Haaam! Kau bahkan tidak membiarkanku tidur. Jadi, ada apa?”

Pemuda berambut kusut itu menendang bocah yang sedang meringkuk.

Bocah berwajah imut itu bangun dan mengerutkan wajah sambil mengusap matanya.

Rambut acak-acakan dan mata mengantuk.

Namun wajahnya sangat cantik hingga siapa pun akan terpana. Kalau bukan karena jakun, orang akan mengira ia perempuan.

“Kau lihat itu?”

“Lihat apa?”

“Nah, orang-orang yang menyombongkan diri soal seleksi Arangdan itu, mereka baru saja dipukuli.”

“Haaam.”

Bocah itu menguap.

“Apa masalahnya?”

“Kita sudah menduganya sejak mereka keliling sambil sombong. Aku tahu mereka akan dipukuli suatu hari. Dan lagipula, mereka tidak sehebat itu.”

Bocah itu akan mengatakan itu, tetapi ketika pemuda tersebut melanjutkan kalimatnya, ia hanya bisa menatap lebar-lebar.

“Mereka dipukuli oleh satu orang.”

“Hah?”

Mata mengantuknya langsung menyala.

“Semuanya oleh satu orang?”

“Ya. Kurasa dia juga melewati Section A sendirian.”

Bocah itu berteriak kecil, “Oh!”, dan tersenyum malu sambil melihat gerbang menuju Section A.

Senyum itu begitu menggemaskan hingga bisa membuat hati pria mana pun berdebar.

“Benarkah? Pada waktu seperti ini? Hebat~ Kukira tidak akan ada orang lagi. Tapi Kaen atau siapa pun itu lumayan bagus.”

Lalu bocah itu mencondongkan kepala dengan lucu.

“Tapi kau bilang orang itu baru saja mengacau dengan Arangdan, jadi Cheonghwa akan marah besar, kan?”

Pemuda itu tertawa nakal.

“Tepatnya, mereka itu hanya kandidat. Hehe. Tapi tetap saja, aku datang ke sini tanpa berharap banyak, tapi sudah melihat sesuatu yang menarik sejak awal. Jadi, bagaimana menurutmu?”

“Tentang apa?”

“Tentang menjadikannya anggota tim kita. Bukankah dia bagus? Bermain solo berarti dia belum masuk tim mana pun. Kurasa tidak akan ada yang lain sepertinya.”

“Nah, aku belum yakin. Terlalu merepotkan berurusan dengan Cheonghwa.”

“Ha! Sejak kapan kau peduli?”

“Hehe. Itu benar juga.”

“Bagaimanapun, untuk memastikannya lagi, bagaimana jika kita mengejarnya?”

“Hyung, itu kebiasaan buruk.”

“Lalu? Kau tidak ikut?”

Bocah itu menggembungkan pipinya sebagai jawaban atas pertanyaan pemuda itu.

“Aku tidak bilang tidak.”

Kemudian, ia tersenyum malu.

“Kau tidak tahu aku lebih suka hal semacam ini darimu? Hehe.”


“Dia bilang, terima kasih.”

Yeon-woo terkekeh ketika mengingat kata-kata Yul.

Perjalanannya masih panjang, tetapi ia tidak keberatan hubungan kecil semacam itu untuk sedikit penyegaran.

Selain itu, ia sudah melihat sekilas kemampuan bloodline Yul dengan Draconic Eyes.

Ia adalah seorang Enchanter.

“Itu kemampuan yang membuatnya dapat mengisi seseorang atau peralatan dengan mana. Tidak kusangka bisa melihat hal seperti ini di sini.”

Chuckle

Ia merasa tertarik pada kemampuan unik yang jarang bisa ditemukan bahkan di The Tower.

“Jika aku bisa membuatnya tetap dekat denganku…”

Itu akan sangat membantu di masa depan.

Tentu saja, itu hanya jika Yul bisa melewati semuanya dengan selamat.

Yeon-woo tidak bisa menghapus senyuman dari wajahnya setiap kali mengingat wajah sungguh-sungguh Yul.

Ngomong-ngomong—

Yeon-woo berhenti dan melihat sekeliling beberapa saat.

“Di mana lorong menuju Section B?”

Ia tidak tahu apakah itu karena pertarungan dengan kelompok Kaen, tetapi ia merasakan para pemain di sekeliling menatapnya. Ia mengabaikannya dan berjalan melewati tengah waiting room.

Di ujung dinding sisi kanan, empat pintu berdiri berderet.

Ketika ia melewati garis kuning yang menandakan starting zone Section B, sebuah pesan otomatis muncul di retina.

[The challenge of Section B will begin.]

[Section B has a total of four passages. Select one door and clear the passage.]

Di ujung area kosong yang luas itu terdapat empat pintu berjajar rapi.

Masing-masing memiliki ukuran dan bentuk yang sama, tetapi warnanya berbeda.

“Aku akan memilih…”

Putih, biru, merah, dan hitam.

“Hitam.”

Yeon-woo menyapu pandangan ke tiap pintu dan berjalan tanpa ragu menuju pintu paling kanan.

“Waiting room di Section B memang tempat yang penuh para dropout. Tapi aku tidak bisa menyerah seperti mereka. Aku sudah berjanji dengan teman-temanku untuk keluar dari sini dengan selamat. Aku bukan satu-satunya yang mengalami masa sulit di sini, jadi aku tidak bisa mundur.”

“Sebaliknya, aku diperintahkan untuk memilih satu dari empat pintu, jadi aku melakukannya. Tapi nanti, aku menyesalinya.”

Pilihan Jeong-woo adalah biru.

Setiap pintu dirancang untuk membawa pemain ke ruangan dengan tingkat kesulitan berbeda. Semakin ke kanan, semakin sulit.

Saudaranya memilih pintu kedua termudah.

Section A sudah terlalu berat, jadi ia dan rekan-rekannya memutuskan memilih pintu yang relatif lebih mudah untuk bernapas sebentar.

Namun setelah waktu berlalu, ketika ia sudah menyesuaikan diri dengan The Tower dan mempelajari rahasia tutorial, ia menyesali pilihannya di Section B.

Hadiah yang diterima berbeda tergantung warna pintu yang dipilih di Section B.

Di balik pintu hitam, yang juga disebut Black Route, terdapat White Mosses dan Cannibals.

Section A hanya menguji performa fisik pemain.

Namun sedikit berbeda di Section B.

Diperlukan sesuatu yang lain.

Penilaian, kognisi, kewaspadaan, konsentrasi, ketegasan, dan sebagainya.

Keputusan, pemikiran, dan tindakan yang berbeda yang diambil pemain saat menghadapi lingkungan yang sama. Bahkan seberapa banyak mereka memahami situasi yang mereka hadapi.

Dan akhirnya, kemampuan menemukan hidden piece yang disembunyikan Guardian seperti perburuan harta karun, berdasarkan kemampuan-kemampuan itu.

“Aku harus mendapatkan Bathory’s Vampiric Sword di sini.”

Saat Yeon-woo mengingat lokasi hidden piece di Section B, ia perlahan meletakkan tangannya di pintu hitam.

Chapter 12. Black Route (1)

[You have entered the Black Route.]

[Safely go across the pond and reach the opposite side.]

Yeon-woo mengusap sedikit darah dari dagger-nya dan meletakkannya kembali di pinggang.

Mungkin karena sudah cukup lama ia tidak mengalami pertumpahan darah, kini ia merasa seluruh tubuhnya terbakar oleh kegembiraan.

Itu cukup berguna sampai batas tertentu.

Meskipun hanya bentrok melawan beberapa umpan kecil, itu tetap layak dicoba.

Jelas, Yeon-woo masih kurang dalam beberapa aspek, baik dalam hal skill maupun kemampuan.

Pengalaman.

Pengalaman melewati situasi hidup-mati di medan perang, insting yang diajarkan oleh cobaan itu sendiri, dan keteguhan yang dibutuhkan.

Semua itu tidak mudah didapatkan.

Yeon-woo memahami dengan tepat kekuatan dan kelemahannya.

Skill dan kemampuan adalah area yang bisa kupenuhi. Aku tidak perlu terburu-buru. Aku hanya harus terus maju seperti yang selama ini kulakukan. Aku tidak salah.

Yeon-woo melihat sekeliling sambil merapikan pikirannya.

Jadi ini adalah Black Route, tingkat kesulitan paling tinggi.

Black Route memiliki tata letak yang sangat sederhana.

Sepanjang rongga yang luas, terdapat sebuah kolam raksasa.

Apa kau menyuruhku melewati ini?

Kolam itu membentang mengikuti rongga panjang berliku.

Sepertinya tujuannya adalah berenang melintasi kolam ini.

[Pond of Heavyweight Water ()]

Kolam ini terbuat dari air yang secara tidak sengaja ditumpahkan oleh raksasa Mimir saat mengangkutnya. Tidak ada makhluk hidup biasa yang dapat hidup di kolam ini.

Yeon-woo membungkuk dan mencelupkan tangannya ke dalam air.

Air itu sama sekali tidak terasa seperti air biasa. Lebih terasa seperti cairan yang sangat padat.

Untuk memastikan, ia melempar sebuah batu kecil yang ditemukannya di sekitar kakinya. Batu itu langsung remuk dan tenggelam ke dasar kolam.

Sudah kuduga.

Yeon-woo mengerutkan alis.

Ini bukan air biasa. Tidak berbohong menyebutnya Heavyweight Water. Apakah dinamai karena beratnya?

Kepadatan dan tekanannya sangat tinggi, tidak bisa dibandingkan dengan air normal.

Jika orang biasa menyelam ke dalamnya, tubuh mereka akan remuk. Bahkan jika tubuh bisa menahan tekanan, stamina mereka tidak akan bertahan lama.

Mereka bahkan tidak dapat mengandalkan daya apung untuk tetap berada di permukaan air ini.

Jika aku mencoba berenang menyeberang tanpa mengetahui kedalaman dan lebarnya, aku akan mati. Aku bahkan tidak tahu apa yang ada di dalamnya.

Yeon-woo memusatkan perhatian pada kalimat Tidak ada makhluk hidup biasa yang dapat hidup di kolam ini pada jendela informasi.

Dengan kata lain, makhluk tidak biasa bisa hidup di dalamnya.

Bahkan jika tidak, setidaknya pasti ada semacam jebakan di bawah permukaan.

Yeon-woo tidak gegabah.

Sebaliknya,

Pasti ada di sini.

Ia memindai dinding-dinding sepanjang jalur menuju kolam.

Draconic Eyes.

Puluhan flaw tampak terbentuk di sepanjang dinding.

Yeon-woo menemukan titik di mana flaw itu bertumpuk dan menekannya dengan tangan.

Clank

Pada saat itu, ia melihat dinding bergeser ke dalam.

Rumble

Dinding mengangkat debu saat mulai berputar ke samping. Lalu berhenti dengan satu hentakan, memperlihatkan tangga baru yang menuju ke bawah.

Nah, ini dia.

Senyum tipis muncul di wajah Yeon-woo.

Itulah hidden piece yang terkubur dalam Black Route, tingkat kesulitan keempat. Tempat di mana Bathory’s Vampiric Sword disembunyikan.

[You have entered the dungeon.]

[You have found the hidden piece, Room of Frost and Flame.]

[You have acquired 300 Karma.]

Yeon-woo mengabaikan suara-suara menyenangkan yang terdengar di kepalanya dan menuruni dungeon itu.

Tangga spiral itu mengarah ke tempat yang sangat dalam.

Mungkin karena ini adalah gua yang dalam, mulai dari titik tertentu cahaya menghilang dan tangga tidak lagi terlihat.

Namun, Yeon-woo tidak terlalu khawatir.

[Sense Strengthening: 17.8%]

Berkat skill proficiency yang tinggi, yang kembali meningkat hampir 3% setelah menembus boss room Section A, kini ia bisa mengenali lingkungan sekitar melalui berbagai indera tanpa harus bergantung pada penglihatan.

Tidak, ia bahkan bisa menangkap lebih banyak informasi dengan cara ini daripada hanya mengandalkan mata.

Suara-suara di sekitar, bentuk medan, gerakan tubuhnya sendiri—

Semua terasa sebagaimana adanya. Tidak ada titik buta.

Selain itu,

Jika beberapa hari lalu, ia harus berkonsentrasi untuk menjaga skill ini tetap aktif, sekarang ia sudah terbiasa sehingga bisa menjaganya tetap aktif tanpa memikirkannya.

Skill aktif itu dapat dikatakan telah berubah menjadi skill pasif. Berkat ini, Yeon-woo bisa bergerak melewati dungeon tanpa kesulitan.

Tidak tahu sudah sejauh apa ia turun.

Tak lama kemudian, angin menusuk datang dari dalam,

Whistle

Tangga berakhir dan sebuah gua baru muncul.

Ketemu.

Gua itu dipenuhi White Moss berwarna putih di sepanjang dinding.

[White Moss]

Sejenis lumut yang mengandung esensi bulan. Dapat menyebabkan sakit jika dimakan. Rasanya juga tidak enak.

Penjelasan sesederhana mungkin.

Tapi Yeon-woo sangat mengetahui efek tersembunyi dari White Moss.

Baru setelah itu aku mengetahui bahwa meskipun Black Route sangat sulit, ada banyak solusi berbeda. Salah satunya adalah White Moss.

White Moss adalah zat yang penuh esensi bulan. Banyak hewan memakannya sebagai makanan pokok.

Namun, itu tidak cocok untuk tubuh manusia, jadi sekalipun dimakan, tubuh tidak dapat menyerap energinya dan sering jatuh sakit.

Jadi pemain yang menemukan dungeon biasanya menghindari White Moss.

Karena itu, pemain yang memilih Black Route sering berbalik begitu menemukan gua ini.

Karena tidak ada cahaya, mereka bahkan tidak bisa melihat tangan sendiri, dan gua ini sangat panjang dan dipenuhi hal-hal tidak berguna. Tidak ada yang ingin menghabiskan waktu di tempat seperti ini ketika mereka sedang sibuk maju.

Bahkan saudara Yeon-woo tidak mengetahui rahasia tempat ini sampai waktu yang lama berlalu.

Namun, aku mempelajarinya setelah mendengarnya dari teman dekatku dari keluarga Yeon-dan. Bahwa White Moss adalah sejenis bahan, dan ada cara unik untuk mengonsumsinya.

White Moss terlalu rapuh. Karena tipis, ia akan meleleh begitu saja ketika masuk ke tubuh. Namun—

Yeon-woo berhenti berpikir dan menoleh ke arah suara dari suatu tempat.

Kigigic

Gigic

Sesuatu menyembulkan kepalanya dari balik White Moss. Seekor kelabang sebesar lengan manusia. Eksoskeleton kemerahannya tampak sangat keras.

[Red O-Gong]

Seekor kelabang yang memakan White Moss. Karena hidup di gua berair, matanya mengalami atropi dan mengembangkan indera lain. Terkadang ia lebih menyukai daging daripada lumut.

Khaak!

Seolah mengira penyusup itu datang untuk merebut makanannya, kelabang itu menggerakkan puluhan kakinya dan mendekati Yeon-woo dengan kecepatan tinggi.

Ia merayap turun dari langit-langit sepanjang dinding.

Adegan yang bisa membuat orang biasa merasa terkejut sekaligus jijik.

Namun Yeon-woo melangkah maju.

Serangga dan binatang yang memakan White Moss sebagai makanan pokok berevolusi untuk memancarkan panas secara artifisial demi menyerap esensi bulan. Dan panas itu berasal dari jantungnya yang mengandung properti api ().

Ia merasakan sentuhan dagger pada ujung jarinya.

Di sisi lain, White Moss memiliki properti air (). Jika seseorang mengonsumsi jantung dan moss secara bersamaan, kedua properti itu akan bersinergi dan menjadi elixir yang mengeraskan tulang dan otot.

Banyak elixir ada di The Tower. Ada yang meningkatkan magic power, ada yang meningkatkan stats atau properti tertentu. Di antara semuanya, Yeon-woo memilih elixir yang akan memperkuat tulang dan ototnya.

Tubuh manusia terlalu lemah. Mudah sakit, mudah patah, mudah robek. Tetapi kombinasi White Moss dan jantung makhluk berproperti api dapat mentransmutasikan tubuh semacam itu. Bisa membuat tulang jauh lebih kuat, otot jauh lebih kokoh. Dapat mengubah tubuh menjadi lebih cocok untuk pertarungan.

Pat

Yeon-woo berlari maju, melemparkan dagger yang ia pegang. Dagger itu menembus armor keras Red O-Gong, menyemburkan darah dan cairan tubuh.

Kiek!

Kelabang itu menunjukkan kemarahannya dan memutar tubuhnya sambil membuka forcipules-nya.

Rumble

Tanah di bawah kelabang itu amblas saat ia merayap melintasinya.

[Flame Monster has appeared]

[Hidden Quest / Frost and Flame]

Content: The Room of Frost and Flame dipenuhi monster unik yang memakan White Moss. Jika mereka keluar dari dungeon, ekosistem luar dapat kacau. Habisi sebanyak mungkin monster yang bisa kau bunuh.

Reward: Hadiah akan diberikan berdasarkan jumlah monster yang diburu.

100 atau lebih: 100 Karma

300 atau lebih: 300 Karma

500 atau lebih: 500 Karma + Hadiah tambahan sesuai achievement

Lebih dari 1.000: ??

Sudah muncul.

Room of Frost and Flame memiliki satu keuntungan lagi selain mendapatkan Bathory’s Vampiric Sword dan menguatkan tubuh.

Berdasarkan jumlah monster yang diburu, Karma tambahan dapat diperoleh, dan ada juga hadiah tambahan jika jumlahnya melewati 500.

Semakin banyak ia berburu, semakin kuat tubuhnya, dan ia juga mengumpulkan Karma serta hadiah. Ini pada dasarnya gudang harta karun.

Bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan hadiah untuk berburu seribu monster.

Pat

Yeon-woo memilih untuk tidak bertarung secara frontal. Sebaliknya, ia dengan cepat menggeser tubuhnya ke samping dan menghindari serangan dengan selisih tipis.

Kwang

Di tempat Red O-Gong menghantamkan kepalanya, bebatuan hancur oleh forcipules-nya.

Monster di sini sangat kuat. Bahkan dengan tubuh lebih kuat yang kutempah di Section A, mereka tidak mudah dibunuh. Akan sangat berbahaya jika aku membiarkan mereka menghancurkan dari depan.

Begitu Yeon-woo selesai menilai Red O-Gong, ia mengincar bagian batang tubuhnya.

Namun,

Tang

Ya, keras. Sangat keras.

Dagger itu mental dari permukaannya, hanya meninggalkan goresan. Tetapi itu saja cukup membuat Red O-Gong marah, sehingga ia menggeliat hendak menangkap Yeon-woo dengan forcipules-nya.

Sekali lagi, Yeon-woo menghindari serangan itu dengan tipis dan terus memutar otak.

Debu tebal naik ketika sebuah lubang besar terbentuk di tempat ia berdiri sebelumnya.

Serangan biasa tidak akan melukainya. Eksoskeletonnya terlalu kokoh. Dagger yang tadi kutembakkan memang menembus kulitnya, tetapi terlalu dangkal. Tidak cukup untuk melemahkannya.

Namun ia tidak bisa membiarkan pertarungan ini menjadi perang stamina.

Ia tidak tahu seberapa besar HP Red O-Gong, dan ini baru pintu masuk dungeon.

Karena tidak tahu sedalam apa dungeon ini, ia harus mengakhiri pertarungan secepat mungkin.

Kwang

Sekali lagi, Red O-Gong menghantamkan kepalanya ke tempat Yeon-woo berdiri.

Kieeec!

Chapter 13. Black Route (2)

Mungkin karena kesal karena Yeon-woo terus bergerak maju mundur sambil menghindar, Red O-Gong mengeluarkan pekikan tajam.

Ta-dak

Titik lemah. Di mana titik lemahnya?

Yeon-woo membuat Red O-Gong naik pitam karena ia terus berputar mengelilinginya.

Berkat stat Dexterity dan Health yang ia kumpulkan di Section A, ia tidak perlu khawatir melambat atau menjadi lelah lagi.

Sesekali, ia juga berhasil membuat Red O-Gong lengah.

Ada beberapa tempat di mana dagingnya terekspos. Tepat di mana satu segmen cangkangnya tersambung dengan yang lain.

Yeon-woo menusuk dan mengiris persendiannya, lalu melompat menjauh.

Kyaaa!

Saat ia mengulangi prosedur itu, lantai perlahan terisi dengan darah dan cairan tubuh Red O-Gong. Namun, Red O-Gong tidak kelelahan. Sebaliknya, ia menjadi semakin marah dan semakin buas.

Ada kesenjangan besar antara melewati perangkap dan membunuh monster. Aku hanya perlu mencari strategi yang benar.

Tidak seperti perangkap yang hanya perlu dihindari, monster harus diburu.

Ia harus menghadapi pemangsa yang berusaha memakannya.

Dilihat dari jauh, tidak jauh berbeda dari pengalamannya di Afrika.

Bagaimanapun juga, hidup adalah hidup, dan itu juga berlaku untuk monster. Seharusnya ada semacam kelemahan. Tunggu, kelemahan?

Kemudian sebuah ide terlintas di kepala Yeon-woo.

Draconic Eyes!

Saat pupil hitam di matanya turun dan melebar, pandangannya yang kini hitam putih terfokus pada Red O-Gong.

Semua yang ia lihat kini tersusun hanya dari garis-garis hitam, seperti gambar sketsa; hanya kontur monster yang terlihat. Namun, beberapa garis tipis flaw bisa terlihat bercampur di antara garis hitam tersebut.

Lalu, dengan matanya, ia melacak titik di mana flaw tersebut berkumpul.

Di sana.

Itu adalah titik pada eksoskeleton tepat di antara kepala dan lehernya. Jika itu manusia, itu akan menjadi pangkal tulang leher.

Mengapa ia tidak pernah terpikir menggunakan Draconic Eyes pada makhluk hidup? Mungkin karena ia selalu menggunakannya pada benda mati, sehingga ia mengira ada batasannya.

Namun sekarang setelah ia menyadarinya, keadaan tidak seburuk kelihatannya. Maka ia terus mengamati gerakan Red O-Gong dengan Draconic Eyes.

Tentu saja, menemukan titik lemahnya tidak serta-merta mengubah situasinya menjadi perburuan yang mudah. Itu tetap tidak menghilangkan kecepatan, keganasan, dan kekuatan Red O-Gong.

Yang paling penting, tidak seperti benda mati, titik lemah Red O-Gong terus bergerak cepat tanpa henti.

Mengarahkan titik kecil itu dan menusuknya dengan tepat bukanlah tugas mudah. Durasi pendek Draconic Eyes juga memperparah masalah.

Kwang

Yeon-woo memperkuat semua indranya saat ia mencoba menjaga jarak dari tempat debu berterbangan akibat pecahan batu.

Ia ingin memeriksa pergerakan Red O-Gong dengan lebih detail.

Kikikick.

Red O-Gong berputar besar dan meluncur turun dari dinding cekung.

Yeon-woo berlari ke sisi kirinya, mengincar momen ketika Red O-Gong akan mengangkat mulutnya dan mengaum.

Sekarang!

Pat

Kaki Yeon-woo menendang tanah saat ia melompat keluar.

Red O-Gong menggemerakkan forcipules-nya, seolah mengira makanan yang mengganggunya selama ini akhirnya menjadi gila. Puluhan kakinya bergerak, menyerbu Yeon-woo seperti badak.

Begitu Yeon-woo menghindari kepalanya, ia menepuk cangkangnya dengan tangan kiri, mendorong dirinya tinggi ke udara dan menaiki lehernya.

Ia menggenggam belati secara terbalik, lalu menusukkannya ke titik lemahnya.

Puck

[Draconic Eyes skill proficiency has increased. 2.4%]

[You have learned to strike into the opponent’s flaws.]

Spurt

Darah menyembur seperti air mancur. Titik itu jelas mengandung arteri. Jumlah darah yang menyembur tak bisa dibandingkan dengan yang keluar sejauh ini.

Namun, belatinya tersangkut di tengah dan tidak menembus lebih dalam.

Sebelum mencapai titik lemahnya, belati itu mengenai sesuatu yang keras dan tidak bisa menusuk lebih jauh.

Cangkang dalam?

Wajah Yeon-woo menegang. Ia tidak tahu ada lapisan cangkang lain yang melindungi titik lemahnya di bawah cangkang luar. Draconic Eyes-nya tidak menangkap detail itu.

Merasa bahaya, Yeon-woo mencoba menjauh dari Red O-Gong.

Swish

Sebelum ia menyadarinya, ekor Red O-Gong melayang ke arahnya seperti cambuk.

Puck

Yeon-woo menyilangkan lengannya untuk melindungi tubuh bagian atas sebisa mungkin. Dengan benturan menghancurkan, tubuhnya terpental ke belakang dan menghantam dinding dengan keras.

Kuck!

Yeon-woo memuntahkan darah. Tubuhnya terasa seakan remuk. Ia tak bisa berpikir jernih karena pusing.

[Horrendous pain overcomes your body. You have been afflicted with Stun.]

[You have severe internal injuries. You have been afflicted with Shock.]

[Red O-Gong’s body fluid has seeped into your body. You have been afflicted with Poison.]

Namun, Yeon-woo menggertakkan gigi dan segera memeriksa kondisi tubuhnya menggunakan indra yang diperkuat.

Empat tulang rusuk patah, dua patah pada tulang belakang. Pembuluh darah di paha kiri pecah. Tendon Achilles di pergelangan kaki kanan sobek.

Tidak diragukan lagi ia seharusnya tak bisa bergerak sedetik pun dengan cedera separah itu.

Red O-Gong mengambil kesempatan itu untuk menyerbu ke arahnya secepat anak panah. Forcipules-nya tepat di depan wajahnya.

Namun bahkan dalam krisis seperti itu, Yeon-woo masih mampu menilai tindakan terbaik berdasarkan situasinya saat ini.

Dalam sekejap itu,

[Your trait Cold-blooded has helped you maintain composure.]

[The status effect Stun has been removed. You have developed resistance to pain.]

[The status effect Shock has been removed. You have developed resistance to impact.]

[The status effect Poison has been removed. You have developed resistance to poison.]

[The skill Physical Resistance has been created.]

[You have shown great presence of mind in any given situation. You have attained deep enlightenment in regards to perseverance and an indomitable will.]

[The skill Combat Will has been created.]

Notifikasi memberi tahu bahwa dua skill baru telah tercipta. Namun Yeon-woo tidak punya waktu untuk memeriksa skill tersebut. Tetap saja, ia bisa menebak kegunaannya hanya dari namanya.

Pada saat itu juga, rasa sakit yang mengerikan berkurang drastis. Kesadarannya pun menjadi jauh lebih jernih, dan ia kini lebih mampu berpikir dan mengambil keputusan.

Rasanya seolah waktu melambat sesaat.

Percepatan berpikir.

Berkat itu, Yeon-woo mampu menilai berbagai tindakan yang bisa ia lakukan sebelum Red O-Gong mencapainya.

Dan akhirnya ia memilih satu.

Pada saat itu.

Kieek!

Forcipules itu menutup tepat di depan wajahnya.

Yeon-woo mengarahkan belatinya ke depan.

Kwang

Hup!

Tubuh Yeon-woo terangkat oleh benturan. Tubuh bagian atasnya terpaku lebih dalam ke dinding. Tulang punggungnya mengalami patah lagi dan kedua lengannya bergetar karena sakit.

Tetap saja, ia memaksa dirinya menggenggam belati itu semakin erat. Darah menetes dari tangan yang terkoyak, tetapi ia tetap menggertakkan gigi. Kedua matanya telah memerah sepenuhnya.

Kakakac!

Forcipules Red O-Gong sedang ditahan oleh belati itu, terus membuka dan menutup di depan wajah Yeon-woo.

Di balik forcipules-nya, ia bisa melihat jauh ke tenggorokannya, yang dipenuhi taring-taring tak terhitung jumlahnya.

Red O-Gong meliuk ingin menggigit kepala Yeon-woo. Setiap kali forcipules itu bergemeretak, belatinya bergetar seakan akan pecah kapan saja.

Akhirnya, Yeon-woo tak mampu menahan lebih lama, dan forcipules Red O-Gong hampir mencapai wajahnya.

Tssss

Sebuah batu meleleh saat air liur monster itu menyentuh tanah.

Pada saat itu, tubuh Yeon-woo melorot ke bawah.

Sekali lagi, Red O-Gong menabrakkan kepalanya ke dinding. Sementara itu, Yeon-woo berhasil mencapai bagian bawahnya. Selain persendian, ini satu-satunya tempat yang tidak tertutup cangkang keras.

Ini bagian perutnya.

Di depan matanya ada perut Red O-Gong yang halus.

Ia menusukkannya dengan ujung belati yang kini sudah sangat rusak.

Puck

Kieeek!

Monster itu mengangkat kepalanya dan menjerit kesakitan.

Namun, Yeon-woo tetap menggenggam belati yang tertancap dalam di perutnya.

Serangga raksasa itu memelintir tubuhnya dan mengamuk, berusaha menghempaskan Yeon-woo. Namun berlawanan dengan keinginannya, Yeon-woo justru mendorong belati itu semakin dalam ke perutnya.

Crunch

Sambil bergelantung pada perut monster itu, Yeon-woo menggertakkan gigi dan menancapkan lengannya lebih jauh ke dalam. Ujung belati itu hampir mencapai titik tempat flaw tersebut berkumpul.

Snap

Ia mendengar sesuatu patah dari dalam. Ia tidak tahu apa tepatnya, tetapi ia yakin itu sesuatu yang vital bagi kelabang raksasa itu.

Aku menang.

Yeon-woo tersenyum dingin dan mengiris perutnya ke bawah.

Shlckt

Spurt

Sebuah sayatan panjang terbuka di perut monster itu. Ususnya tumpah keluar, dan darah menyembur ke segala arah. Seluruh gua dipenuhi darah.

Kieek!

Red O-Gong meronta-ronta kesakitan. Lalu ketika kekuatannya mulai menghilang, kepala kelabang itu akhirnya jatuh ke genangan darahnya sendiri dan mengeluarkan helaan napas terakhir.

Flop

Yeon-woo juga jatuh ke lantai.

Tubuhnya sudah benar-benar hancur. Ia begitu lelah hingga tidak bisa menggerakkan satu jari pun.

Red O-Gong menatap Yeon-woo, matanya dipenuhi kebencian.

lightsvel Setelah seumur hidup di dalam gua ini, matanya telah mengalami degenerasi. Namun pada akhirnya, ia masih menatapnya.

Dan segera setelah itu, monster itu berhenti bernapas.

Ini konyol.

Yeon-woo bernapas berat dan mengerutkan kening.

Ia mengira ia sudah memperoleh cukup kekuatan dari waktunya di Section A dan setelah menghadapi beberapa pemain. Namun tutorial bodoh ini tidak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Tidak berbohong saat menyebutnya sebagai tingkat kesulitan tinggi.

Namun, ia tetap menyimpulkan bahwa pelatihannya sejauh ini tidak mengecewakannya. Jika ia tidak melakukannya, pasti dia yang sekarang tergeletak mati di lantai, bukan Red O-Gong.

Ia sudah tahu apa yang harus dilakukan setelah pertempuran.

Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, Yeon-woo memaksa dirinya bergerak.

Ia juga telah kehilangan terlalu banyak darah. Saat ini, ia masih mempertahankan kesadaran dengan mengandalkan skill-nya, tetapi ia bisa pingsan kapan saja, seperti lilin yang ditiup angin.

Ia harus menyelesaikan semuanya sebelum itu terjadi.

Tubuhnya bergerak seperti boneka tanpa tali, namun ia berhasil merangkak.

Ia merobek beberapa White Moss dari lantai dan memasukkannya secara kasar ke dalam mulutnya. Ia tidak punya tenaga untuk mengunyah, tetapi untungnya lumut itu meleleh seperti air dan mengalir ke tenggorokannya.

Swoosh

Ia merasakan sesuatu yang dingin meluncur ke dalam tubuhnya.

Sebelum rasa itu menghilang, Yeon-woo meraih cangkang keras Red O-Gong, mengangkat tubuh bagian atasnya, dan mendorong wajahnya ke dalam luka terbuka.

Luka itu dipenuhi bau busuk dan membusuk, tetapi pada akhirnya ia berhasil menemukan apa yang ia cari.

Jantung kelabang itu masih berdetak.

Dengan mulut terbuka lebar,

Chomp

Ia menggigit jantung itu.

Chapter 14. Black Route (3)

Gulp

Darah terus memancar keluar. Sebagian besar keluar dari mulutnya, tetapi Yeon-woo berusaha sekuat tenaga untuk menelannya kembali.

Tenggorokannya terasa terbakar oleh racun dan bau busuk yang menusuk membuatnya muntah. Meskipun merasa jijik, Yeon-woo terus meminum darah itu sambil mengunyah jantung yang jauh lebih keras daripada kulit.

Pada saat itu.

Woosh

Energi yang dikandung White Moss menggeliat di dalam tubuhnya. Itu adalah Pure Essence() yang terbentuk dari energi bulan. Ini akan bertindak sebagai katalis untuk menyaring panas dan ampas serta untuk memadukan energi-energinya.

Crunch Crackle

Tubuh Yeon-woo mulai berubah sedikit demi sedikit.

Tulang-tulang yang patah menyatu kembali. Otot-otot yang robek menutup. Bagian kulit yang terkelupas tergantikan oleh kulit baru. Namun itu tidak berhenti di sana. Tulang-tulangnya menjadi jauh lebih padat, otot-ototnya lebih kuat dan kulitnya lebih halus. Fisiknya meningkat sedikit demi sedikit.

[Red O-Gong telah berhasil dibunuh. Kamu telah membunuh musuh yang biasanya mustahil bagimu. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 100 Karma.]

[Kekuatanmu telah meningkat sebesar 7 poin.]

[Kelincahanmu telah meningkat sebesar 6 poin.]

[Kesehatanmu telah meningkat sebesar 5 poin.]

[Tubuhmu sedang mengalami perubahan perlahan.]

[Proficiency skill Physical Resistance telah meningkat secara signifikan. 7.2%]

[Jantung Red O-Gong telah dicerna. Ini telah bersinergi dengan White Moss, mengungkapkan efek tersembunyi.]

[Kamu telah memperoleh satu bagian Flame Heart dan Frost Crest.]

[Progres saat ini: 1.5%]

[Jumlah monster yang diburu: 1]

Waktu yang lama berlalu sebelum Yeon-woo keluar dari tubuh Red O-Gong. Ia dipenuhi darah, tetapi ia tidak terlihat lelah lagi.

Hoo.

Yeon-woo bersandar ke dinding dan mengatur napasnya. Cedera-cederanya sudah sembuh semua, tetapi ia masih lelah secara mental.

Yah, aku berhasil entah bagaimana.

Perasaan energi aneh yang mengubah tubuhnya sedikit demi sedikit, meskipun bukan pertama kalinya, tetap terasa asing baginya.

Perasaan segar yang muncul setelah perubahan itu membuatnya merasa hal itu ironis.

Yeon-woo melirik Red O-Gong dan meludahkan sepotong jantung yang masih tersisa di mulutnya.

Dungeon ini penuh dengan monster seperti ini. Tempat yang mengerikan.

Meskipun ia menggelengkan kepala tidak percaya, penglihatannya yang penuh dengan pesan membuatnya merasa lebih baik.

Aku berhasil memperoleh Flame Heart dan Frost Crest.

Itu adalah efek yang disebabkan oleh konsumsi White Moss dan jantung beast dengan properti api secara bersamaan. Itu adalah hidden piece yang memperkuat kerangka dan otot seseorang.

Progresnya baru 1.5%, tetapi ia sudah mulai merasa segar kembali.

Aku dengar semakin kuat tubuh seseorang, semakin cepat tubuh itu pulih dari kelelahan. Yah, itu melegakan.

Yeon-woo memanggil status window untuk memeriksa tubuhnya yang telah meningkat.

[Status Window]

[Player: Yeon-woo Cha]

Trait: Cold-blooded

Strength: 60 Dexterity: 65 Health: 62 Magic Power: 21

Skills: Draconic Eyes(3.1%), Sense Strengthening(17.8%), Foresight(0.0%), Physical Resistance(7.2%), Combat Will(3.2%)

Aku tidak menyangka aku akan mendapatkan lebih banyak stat dari membunuh Red O-Gong dibandingkan dari mengalahkan ruang boss.

Yeon-woo tercengang oleh pemikiran itu dan tertawa kosong.

Namun, sudah jelas bahwa para pemain akan diberikan lebih banyak stat sesuai tingkat kesulitan yang mereka atasi, dan Black Route sangatlah berbahaya.

Tetapi satu hal pasti, tubuhnya sedang mengalami perubahan yang stabil. Sebagian besar statnya sudah di atas 60.

Magic Power-ku yang rendah adalah satu-satunya cacat, tetapi apa yang bisa kulakukan?

Yeon-woo mengernyit ketika melihat Magic Power yang awalnya adalah atribut tertingginya, tetapi sekarang menjadi yang terendah.

Tidak ada cara baginya untuk menggunakan Magic Power saat ini, jadi ia tidak punya pilihan selain menunggu.

Tetap saja, ia tidak bisa mengabaikan jarak yang terus melebar antara Magic Power dan atribut lainnya.

Aku harus memikirkan cara untuk merasakan mana secepat mungkin.

Berkat Yul, ia sudah memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep mana. Karena itu, satu-satunya hal yang harus ia lakukan sekarang adalah menemukan cara untuk merasakannya.

Masalahnya adalah bagaimana.

Pada kenyataannya, berbeda dengan adik laki-lakinya yang bisa dikategorikan sebagai jenius alami, pencapaian Yeon-woo semuanya berasal dari kerja keras. Sejak kecil sudah seperti itu.

Yeon-woo berbeda dari adiknya yang melakukan segala sesuatu dengan mudah. Ia sering kali harus mencoba berulang kali untuk menyelesaikan sebuah masalah, tetapi ia berusaha untuk tidak menunjukkan semua usaha yang ia lakukan, berpura-pura bahwa ia baik-baik saja.

Bahkan ketika ia ditempatkan di Afrika, awalnya ia sangat lemah sehingga ia sering membuat unitnya menerima hukuman kolektif, tetapi kemudian ia berhasil menjadi bagian dari pasukan tugas khusus.

Yeon-woo terbiasa mendorong dirinya hingga batas. Ia akan membenturkan diri ke dinding keterbatasan berulang kali hingga akhirnya dinding itu runtuh. Dan ketika ia menghadapi dinding lain, ia akan terus menghantamnya hingga hancur lagi.

Tidak jauh berbeda kali ini. Yeon-woo sangat sadar bahwa ia adalah orang yang paling tertinggal di antara banyak pemain yang mengikuti tutorial. Karena itu, ia hanya berjalan di jalur tersulit, dan begitulah ia mencapai pertumbuhan luar biasa.

Karena ia tidak berbakat, ia harus menemukan cara yang paling cocok baginya berdasarkan penilaiannya sendiri. Mana tampaknya membutuhkan pendekatan yang sama.

Ia tahu ia harus terus mencoba menemukan petunjuk untuk menangani mana. Masalahnya adalah tidak ada cara untuk mencapai petunjuk itu.

Jika ini berlanjut, Magic Power-nya kemungkinan besar akan menjadi nilai sia-sia dalam status windownya.

Tetapi ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Aku bisa mengandalkan skillku untuk sekarang, tetapi akan ada banyak situasi di mana mana akan sangat berguna. Itu pasti terjadi selama aku terus naik lebih tinggi.

Mana memungkinkan penggunanya melakukan hal-hal yang tidak mungkin secara fisik. Itu adalah kekuatan yang membuat apa yang disebut magic atau skill unik menjadi mungkin.

Tower adalah tempat yang penuh hal-hal supernatural, jadi ia tidak bisa begitu saja menyerah pada kekuatan seperti itu.

Di atas semua itu, Yeon-woo belum menyelesaikan awakening-nya.

Mana sangat penting untuk sepenuhnya menerima kekuatan ini yang berasal dari Ancient Dragon Kalatus.

Ras naga adalah spesies mulia yang dikenal sebagai pendiri seluruh mana dan magic.

Mari tunggu sebentar dan lihat. Hanya mengkhawatirkannya tidak akan menyelesaikan masalah.

Untuk saat ini, ia harus fokus pada apa yang bisa ia lakukan dan menyelesaikan masalah mana nanti. Dan jika tidak peduli sekeras apa pun ia mencoba ia tetap tidak bisa menemukan jawabannya, ia juga bisa menempuh metode lain yang tidak biasa.

Kudengar ada banyak pemain yang sangat hebat dengan magic. Jika memang tidak ada cara lain, maka aku harus menculik salah satu dari mereka dan mencari tahu caranya.

Menyakiti seseorang yang tidak ada hubungannya dengan urusannya bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Tetapi ia juga tidak bisa terus menunggu tanpa melakukan apa-apa.

Yeon-woo meninggalkan pemikiran tentang mana dan Magic Power, dan kali ini ia melihat dua skill barunya.

[Skill Information]

[Physical Resistance]

Rating: E-

Proficiency: 7.2%

Ketika aktif, resistansi terhadap serangan fisik meningkat. Dalam beberapa kasus, resistansi tinggi terhadap berbagai status effect akan muncul.

[Combat Will]

Rating: D+

Proficiency: 3.2%

Melalui ketekunan dan kemauan yang tak tergoyahkan, kamu membara dengan semangat bertarung apa pun keadaannya. Ketika fokus pada pertempuran, percepatan pikiran memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat.

Rating?

Ketika Yeon-woo pertama kali melihat informasi baru yang ditambahkan, ia menunjukkan ekspresi terkejut dan perlahan mengangguk.

Ketika kemampuannya menjadi lebih kuat, ia sekarang bisa menemukan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa ia temukan.

Rating mencerminkan nilai sebuah skill. Skill dengan rating tinggi berarti skill itu kuat, dan membutuhkan konsumsi mana atau kekuatan mental yang lebih sedikit.

Cara untuk meningkatkan rating skill sederhana. Salah satunya adalah memperoleh pencerahan, menerapkannya pada penggunaan skill dan memperoleh pengakuan dari sistem interface. Cara lainnya adalah meningkatkan profisiensinya.

Rating kedua skillnya tidak terlalu buruk.

Tidak, skill Combat Will sebenarnya sangat bagus.

Sangat sulit mendapatkan skill di atas rating D dalam tutorial.

Yeon-woo tersenyum puas dan mengatur informasi tentang kedua skill itu.

Physical Resistance akan efektif melawan benturan dari luar. Skill itu akan meminimalkan dampak dari sebuah serangan dan juga meredakan rasa sakit.

Itu adalah skill yang wajib dimiliki Yeon-woo, yang sangat bergantung pada pertempuran jarak dekat.

Ia harus menahan rasa sakit yang mengerikan berkali-kali selama pelatihannya.

Ia berhasil mempertahankan kesadaran berkat trait cold-blooded, tetapi jika seseorang terus-menerus terpapar rasa sakit, itu bisa memiliki efek yang menghancurkan pada kesehatan mental mereka.

Namun, jika ia bisa menggunakan skill ini dengan tepat, ia bisa menghindari situasi seperti itu.

Aku menyukai resistansi tingginya terhadap status effect juga.

Racun, bakar, radang dingin, panik(stun), halusinasi dan kutukan adalah hambatan terbesar selama raid. Tetapi jika ia bisa menghindari semua itu, itu akan menjadi keuntungan besar.

Yeon-woo merasa tertarik pada skill Physical Resistance dalam banyak hal.

Itu bukan skill yang mencolok, tetapi akan menjadi penopang besar bagi gaya bertarungnya.

Namun, skill yang paling sesuai dengan selera Yeon-woo adalah Combat Will.

Percepatan pikiran, ini yang paling penting.

Dalam situasi tegang, keputusan cepat adalah pedang bermata dua. Itu bisa menjadi kunci penting untuk bertahan hidup, tetapi juga bisa menjadi kartu terburuk yang menyebabkan kehancuran diri. Jadi keputusan harus dibuat dengan hati-hati, dan proses berpikir pasti akan menjadi rumit.

Tetapi ini adalah skill yang membuat keputusan cepat dan pemikiran mendalam menjadi mungkin pada saat yang sama. Ia bahkan telah mengalaminya sendiri ketika ia membunuh Red O-Gong.

Saat ia merasa waktu melambat, ketika mulut Red O-Gong hampir mencapai kepalanya, keputusan cepat yang muncul dari percepatan pikiranlah yang membawa Yeon-woo pada kemenangan.

Sungguh keuntungan besar bisa membuat keputusan dengan tenang. Selain itu, skill ini juga bisa digunakan dengan cara lain.

Manfaat Combat Will tidak berakhir di sana.

Karena memungkinkan konsentrasi ekstrem, skill itu juga memiliki efek besar pada Sense Strengthening dan Draconic Eyes.

Ia seharusnya bisa mengendalikan indranya dengan lebih teliti, sehingga seharusnya lebih mudah mendeteksi hal-hal yang sebelumnya tidak bisa ia deteksi.

Menggunakan ini sebagai kesempatan, Yeon-woo menutup matanya sambil memikirkan untuk mengaktifkan Combat Will sekali lagi.

Sense Strengthening sudah aktif. Saat ini, Yeon-woo bisa memindai area hingga 15 meter ke depan.

Tetapi saat ia mengaktifkan Combat Will,

-^#$$#$%^$#!##*!!!

!

Yeon-woo hampir berteriak karena tekanan dari jumlah informasi yang sangat besar yang masuk ke kepalanya.

Kemudian disertai dengan mual mendadak dan dorongan untuk muntah.

Apa ini?

Dengan kesabaran ekstrem, Yeon-woo berhasil menahan diri dari muntah, tetapi pikirannya melayang.

Efeknya jauh lebih kuat daripada yang ia bayangkan. Ia bisa melihat, mendengar, mencium, merasakan dan mengecap terlalu banyak hal.

Seharusnya ada semacam batasan. Tetapi seolah-olah pembatas itu dinonaktifkan, begitu banyak informasi mengalir padanya sehingga ia tidak bisa memahami mana yang mana.

Cahaya berputar dalam penglihatannya, suara berdengung di telinganya, dan bau menusuk hidungnya. Ia merasa seperti informasi itu menyalakan api di otaknya, jadi ia cepat-cepat mematikannya.

Aku sangat meragukan bisa menyaring informasi yang tidak berguna dari jumlah besar yang masuk.

Tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku.

Yeon-woo mengernyit dan mengusap keringat yang mengalir dari dagunya dengan tangannya.

Namun, ia tidak bisa berhenti di sini.

Meskipun hanya sesaat, Yeon-woo jelas merasakan sensasi seolah tubuhnya melayang melalui penggunaan gabungan kedua skill itu. Dan dalam proses itu, ia mampu merasakan begitu banyak hal.

Tidak ada alasan untuk menolak ketika ia telah menemukan cara untuk berkembang.

Mari lakukan ini.

Ia sekali lagi menutup matanya dan mengaktifkan Combat Will dan Sense Strengthening pada saat yang sama. Rasa terbakar di otaknya membuatnya mengerutkan kening.

Yeon-woo menuruni lorong dungeon, entah bagaimana menahan sakit kepala yang berdenyut-denyut dengan mengaktifkan Physical Resistance pada saat yang sama.

Chapter 15. Black Route (4)

Apa yang sedang terjadi di sini?

Bild berdiri sambil mengernyit melihat pemandangan party Kaen.

Itu terjadi ketika ia sedang menjalankan misi untuk mengambil sebuah item penting. Jadi sekarang ia sangat kesal.

Ia mengira telah menemukan beberapa kandidat bagus untuk klannya. Namun semuanya berubah menjadi tidak ada apa-apanya. Sudah terlalu terlambat untuk mengobati cedera mereka.

Tampaknya, mereka bisa tetap hidup berkat beberapa pemain dermawan yang telah berbagi makanan dengan mereka.

Di antara keempat orang itu, yang kondisinya relatif lebih baik mengalami kelumpuhan total pada seluruh tubuh bagian bawah, dan dalam kasus Kaen, tubuhnya sepenuhnya lumpuh dari leher ke bawah.

Bild bertanya kepada party Kaen apa yang telah terjadi pada mereka. Tetapi tidak satu pun dari keempatnya bisa memberikan jawaban yang tepat, mereka hanya menatap kosong ke angkasa. Beberapa dari mereka mengeluarkan tawa putus asa seolah-olah mereka telah kehilangan akal.

Bild menyadari bahwa tidak ada artinya terus mencoba mendapatkan informasi dari party Kaen, jadi ia mulai mencari saksi sebagai gantinya.

Itu adalah konflik antarpemain, jadi ia bisa saja mengabaikannya dan membiarkannya begitu saja.

Tapi kau berani mengacaukan kami, bukan? Menyebalkan sekali! Ia pasti tahu mereka berada di bawah perlindungan Arangdan, tetapi dia tidak peduli. Itu berarti dia memandang rendah kami.

Bild sangat bangga dengan Arangdan. Tepatnya, loyalitasnya diarahkan kepada Cheonghwado, yang mencakup Arangdan.

Tetap saja, Arangdan adalah hasil kerja kerasnya. Ia telah membangunnya bersama pria yang ia layani. Ia tidak tahan memikirkan bahwa itu diremehkan.

Itu adalah seorang pria yang memakai topeng putih?

Setiap saksi mengatakan hal yang sama. Topeng putih, belati pendek, gerakan cepat.

Hah? Ya—ya, benar.

Sebuah topeng, ya?

Bild menaikkan alisnya.

Seorang pria dengan topeng putih, ia belum pernah mendengar seseorang dengan penampilan aneh seperti itu dalam tutorial putaran ini.

Sepertinya aku harus mulai mencari dulu.

Bild kemudian berlari menuju suatu tempat.

Shick

Ia tidak perlu khawatir untuk berpindah antara setiap bagian.

Pemain yang telah menyelesaikan tutorial diberikan pass ticket untuk pergi ke mana pun dalam tutorial.

Sayang sekali aku tidak bisa mendapatkan stat atau Karma tambahan di sini.

Karena terburu-buru, Bild melewatkan sesuatu.

Tepat sebelum pertarungan dengan pria bertopeng itu, ada seorang pemuda yang sempat berbicara dengan party Kaen.


Kikikic! Kikic!

Memanfaatkan kegelapan, tiga kelelawar melancarkan serangan mereka.

Setiap kali mereka membuka mulut dan menembakkan gelombang ultrasonik, seluruh gua bergetar, mengacaukan indranya.

Kwang Kwang

Di tengah kekacauan seperti itu, Yeon-woo secara akurat mendeteksi posisi setiap kelelawar hanya dengan mendengarkan suara angin, dan melempar tiga belati ke masing-masing arah.

Seiring suara kepala yang hancur dan sayap yang robek, kelelawar-kelelawar itu jatuh ke lantai. Lalu ia melemparkan dirinya di antara kelelawar itu dan menyelesaikan mereka.

[Kamu telah berhasil membunuh 5 Sonic Bats]

[Jumlah monster yang diburu: 147]

Hoo. Aku mulai terbiasa.

Yeon-woo dengan ringan menghangatkan bahunya dan mendekati bangkai kelelawar itu.

Setelah memasuki dungeon dan menyingkirkan Red O-Gong, Yeon-woo terus menuruni tempat itu dan membunuh monster apa pun yang ia temui.

Monster yang muncul di sini sangat mirip dengan serangga dan hewan yang biasa terlihat di gua perairan. Seperti kelabang, salamander, hogfish, jangkrik, dan kelelawar. Mereka tampak sama tetapi ukurannya lebih besar. Mereka terlihat menjijikkan.

Selain itu, seperti Red O-Gong yang sulit dikalahkan, monster lainnya juga cukup sulit dihadapi.

Namun, seiring bertambahnya jumlah monster yang ia buru, ia semakin terbiasa, dan setelah jumlahnya mencapai 100, berburu menjadi jauh lebih mudah.

Begitu ia terbiasa dengan pola unik mereka, semuanya menjadi mudah.

Efek dari Flame Heart dan Frost Crest juga berperan.

Yeon-woo mengambil belati yang tergantung di pinggangnya dan mulai membedah bangkai salah satu kelelawar. Ia mengupas kulitnya, memisahkan tulang dari daging, dan perlahan menarik ususnya. Itu adalah sesuatu yang pernah ia lakukan beberapa kali di Afrika.

Berkat pengalamannya sebelumnya, Yeon-woo bisa mengekstrak apa pun yang ia perlukan tanpa banyak kesulitan.

Dia bilang bola mata dan pita suara Sonic Bats akan menjadi berharga nanti, bukan?

Item-item itu semuanya bisa digunakan sebagai bahan.

Adiknya telah menyebutkan sejumlah item dalam buku hariannya, mengatakan bahwa item-item itu sulit ditemukan di The Tower, jadi ia harus mendapatkannya selagi masih dalam tutorial.

Jika aku bisa membuat artifact yang bagus dari benda-benda kecil ini, aku akan sangat untung.

Yeon-woo hanya mengekstrak bagian-bagian yang bisa digunakan sebagai bahan dan menatanya di dalam ranselnya, lalu mulai dengan hati-hati mengeluarkan jantungnya.

Ia sangat kelelahan ketika membunuh Red O-Gong sehingga ia tidak punya pilihan selain menggigit jantungnya dengan giginya. Tetapi untuk menyerap esensi monster api dengan benar membutuhkan keterampilan yang cukup.

Ia mengeluarkan jantung kelelawar itu dengan potongan bersih.

Yeon-woo merobek segenggam White Moss dan memasukkannya ke dalam mulut, lalu memakan jantung-jantung itu satu per satu.

Crack

Ia bisa mendengar suara yang dihasilkan oleh perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya. Pada saat yang sama, tubuhnya terasa segar, dan ia sekali lagi merasakan sesuatu mengalir cepat melalui jalur yang tidak ia kenal di dalam dirinya.

Aliran itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah ia rasakan jika ia tidak meningkatkan konsentrasi menggunakan Combat Will.

Itu adalah aliran yang familiar dan perasaan yang familiar.

Magic Power.

Sisa tubuh terbuang keluar dari pori-porinya.

[Kamu telah memperoleh satu bagian Flame Heart dan Frost Crest]

[Progres saat ini: 16.2%]

Segera setelah pesan itu muncul, mana yang sebelumnya mengambang di tubuhnya menghilang seolah tidak pernah ada.

Yeon-woo hanya menjilat bibirnya.

Seiring meningkatnya progres Flame Heart dan Frost Crest, perasaan mana mengalir dalam tubuhnya menjadi semakin jelas.

Yeon-woo menyadari bahwa mana juga terlibat dalam perubahan tubuhnya, jadi ia mencoba mencari petunjuk darinya.

Namun, seperti biasa, mana hanya memberinya sedikit rasa lalu menghilang seolah mempermainkannya.

Tidak ada yang bisa kulakukan.

Tetapi itu bukan berarti tidak ada hasil sama sekali.

Seiring Flame Heart dan Frost Crest berkembang, jumlah mana di tubuhnya tumbuh sedikit demi sedikit, dan ia bisa merasakan mana dengan semakin jelas.

Yeon-woo hanya bisa menduga bahwa ia seharusnya bisa menangani mana ketika progres mencapai 100%, jadi tidak perlu terburu-buru.

Yang mendesak adalah yang ada di sini...

Dari sisa-sisa bangkai kelelawar, Yeon-woo memilih hanya bagian keras seperti gigi, cakar, dan tulang.

Kemudian ia mengoleskannya dengan campuran White Moss dan darah beracun Red O-Gong.

Tsss

Kemudian bagian-bagian yang dilapisi campuran itu mulai meleleh sambil mengeluarkan asap.

Setiap monster memiliki jenis racun berbeda dalam darahnya. Beberapa bahkan mematikan, jadi harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah kontak langsung.

Salah satu rekan setimku memiliki, yah, selera yang sangat, sangat aneh. Dia menggunakan racun semacam ini untuk tujuan pertempuran. Dia tidak mau bertarung langsung dengan monster karena ia terlalu malas, atau begitulah katanya.

Tetapi jika kau bertanya padaku, aku akan mengatakan bahwa kelalaian itu melahirkan seorang monster.

Arthia adalah klan yang pernah berada di peringkat keenam di The Tower.

Jika mereka harus menentukan siapa pemain terbaik di klan mereka, adiknya dan satu pemain lainnya akan muncul dalam pikiran.

Tidak, bahkan adiknya harus mengakui bahwa orang itu satu tingkat lebih tinggi darinya ketika bertarung melawan pasukan besar.

Bayluk, si anti-venom.

Mengabaikan fakta bahwa ia adalah salah satu musuh yang pantas menerima kematian perlahan dan menyakitkan, Yeon-woo masih bisa mempelajari satu atau dua hal darinya.

Bayluk dulunya seorang sarjana yang awalnya mempelajari alkimia di dunianya. Berdasarkan itu, ia membuat pencapaian besar dengan menganalisis racun yang ditemukan dalam darah monster.

Melihat hal itu, adiknya telah mempelajari beberapa penelitian Bayluk secara diam-diam, dan itu semua telah diwariskan kepada Yeon-woo.

Ramuan yang diterapkan Yeon-woo pada bagian Sonic Bats itu juga merupakan salah satu produk Bayluk.

[Liquefying Acid Solution ()]

Sebuah larutan yang melemahkan struktur material keras. Jika konsentrasinya tinggi, larutan itu akan melarutkan material tersebut.

Tidak ada alasan untuk malu mencuri penelitiannya jika itu bisa dicuri dan digunakan secara efektif.

Bahkan jika ia musuh, jika Yeon-woo bisa meminjam sesuatu darinya, ia harus melakukannya sebaik mungkin.

Tidak, ia bahkan hampir terlalu senang telah mencuri informasinya, karena Bayluk adalah musuhnya.

Ketika cakar dan gigi melunak, Yeon-woo mulai menghancurkannya menjadi serbuk halus menggunakan gagang belatinya. Itu tidak memerlukan banyak usaha karena stat Strength-nya sudah mendekati 70.

Selanjutnya, ia mengumpulkan bubuk itu dan membungkusnya di dalam sayap kelelawar yang telah ia potong menjadi persegi sebelumnya. Lalu ia mengikatnya menggunakan tendon.

Sekarang itu adalah kantung seukuran kepalan tangan yang penuh bubuk.

Sejak pintu masuk dungeon hingga sekarang, ia telah mengumpulkan banyak bubuk melalui metode ini. Dan ini adalah kantungnya yang kelima belas.

Di permukaan, ini bisa terlihat seperti tugas yang tidak berarti, namun ini sangat penting untuk melewati titik berikutnya.

Itu dia, terowongan semut. Dia bilang ini bagian yang paling merepotkan.

Yeon-woo melihat gua di balik lorong itu, dan sedikit mengernyit.

Monster yang muncul di Room of Frost and Flame berbeda-beda tergantung area dan lingkungan. Hal yang sama berlaku untuk gua ini. Hanya ada satu jenis monster yang tinggal di tempat ini.

Gua di depan Yeon-woo jauh lebih besar dibanding lorong yang ia lewati sebelumnya.

Matanya menangkap pemandangan tak terhitung banyaknya telur putih yang menempel di sepanjang dinding dan langit-langit.

Itu adalah koloni Blue Army Ants.

[Blue Army Ant]

Ukuran seekor semut berkisar antara 30 sentimeter hingga 1 meter. Ratusan semut membentuk sebuah masyarakat di sekitar ratu semut.

Karena sifat masyarakat semut, setiap semut, termasuk semut pekerja, bersedia mengorbankan hidup mereka untuk mempertahankan habitat jika diserang.

Bertarung dengan mereka semuanya sekaligus?

Alasan ia bisa berburu lebih dari 100 monster adalah karena monster-monster itu hanya muncul satu atau dua pada satu waktu, lima paling banyak.

Jika ia bertarung melawan ratusan sekaligus,

Itu benar-benar gila.

lightsvl m Sebelum ia bisa melakukan tindakan apa pun, ia akan dicabik-cabik dan akhirnya menjadi makanan bayi semut.

Masalahnya adalah Yeon-woo harus melewati gua ini.

Di ruangan di balik gua ini, terdapat Bathory’s Vampiric Sword.

Artifact nomor 352.

Itu adalah angka yang melambangkan Bathory’s Vampiric Sword.

Ketika aku mengetahui bahwa tempat itu berisi sisa-sisa tersembunyi Erzsebet Bathory, Lord of Vampires, aku benar-benar ketakutan.

Di The Tower, ada lusinan kelas yang bisa dipilih pemain untuk memastikan pertumbuhan yang lancar. Dan mereka yang menunjukkan kualitas luar biasa diberi gelar Lord.

Masing-masing dari mereka adalah penguasa di bidang mereka serta makhluk absolut dengan ratusan atau ribuan pengikut.

Lord of Vampires adalah salah satu Lord yang telah lama hancur.

Legenda mengatakan bahwa ia adalah pembawa kematian dan kehancuran. Ia bisa menyedot vitalitas orang lain untuk menguatkan dirinya sendiri, dan jika dibiarkan terus, ia juga bisa merampas skill mereka.

Ia telah mendengar bahwa masih ada cukup banyak pemain dan klan yang mengertakkan gigi mereka setiap kali mengingat kerusakan yang mereka derita karenanya.

Nomor artifact-nya sangat rendah, karena itu adalah warisan yang ditinggalkan oleh makhluk sekuat itu.

Semakin kecil angkanya, semakin baik. Artifact dengan nomor tiga digit, di kisaran 300-an adalah yang terbaik. Terlebih lagi, itu adalah Unique Item. Satu-satunya di seluruh Tower dan tutorial. Aku tidak boleh melewatkannya.

Tetapi ratusan Blue Army Ants berjaga di luar pintu masuk.

Bahkan jika jalannya terlihat tertutup, selalu ada jalan lain.

Yeon-woo mengikat tendon-tendon dari kantung itu menjadi satu simpul dan meletakkannya di bahunya. Simpul itu dibuat agar jika ia menarik sisi lainnya dari tali, simpul itu akan terlepas seketika.

Hoo!

Yeon-woo menarik napas perlahan dan,

Pat

Ia berlari cepat menuju pintu masuk terowongan semut.

Kiric?

Keeec!

Satu per satu, semut-semut itu menyadari keberadaannya dan memalingkan kepala ke arah Yeon-woo.

Semut penjaga di pintu masuk mengeluarkan jeritan mengerikan, memperlihatkan rahang besarnya.

Aku benar-benar minta maaf, tetapi kalian harus menyingkir.

Dengan gerakan lincah, Yeon-woo meraih kantung-kantung itu di bahunya dan melemparkannya ke antara semut penjaga dan ke dalam terowongan.

Lemparannya cukup akurat karena ia telah berlatih kemampuan melempar setiap kali bosan di Afrika.

Kemudian ia menarik talinya. Kantung-kantung itu terbuka satu per satu di udara.

Bubuk itu tersebar di seluruh gua, menutupinya seperti kabut merah tebal.

Semut-semut itu menjerit melihat tindakannya.

Click

Untuk menyelesaikannya, Yeon-woo menyalakan zippo yang awalnya ia masukkan ke dalam ranselnya dan melemparkannya ke arah kabut bubuk itu. Pada saat yang sama, ia segera merunduk di dinding di samping pintu masuk.

Dan kemudian,

Kwang

Kieeek!

Sebuah ledakan destruktif menyapu seluruh gua.

Badai api besar merobek dindingnya.

Blue Army Ants terbakar, dan berteriak keras saat mereka meledak menjadi serpihan.

Bubuk yang menyebabkan ledakan itu bukan bubuk biasa. Itu adalah bubuk yang terbuat dari monster dengan properti api. Selain itu, bubuk itu disebarkan di seluruh ruang tertutup dan dinyalakan dengan pemantik.

Kekuatan ledakannya tidak dapat dibandingkan dengan ledakan debu apa pun yang dihasilkan oleh fenomena.

Ledakan itu hampir membalikkan ruangan itu.

Rumble

[Kamu telah berhasil meledakkan terowongan semut. 217 Blue Army Ants meledak, 89 Blue Army Ants terbakar, dan 92 Blue Army Ants mati lemas.]

[Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 300 Karma.]

Chapter 16. Black Route (5)

[Jumlah monster yang diburu: 543]

Dungeon itu berguncang naik dan turun. Debu batu jatuh dari langit-langit.

Terkejut oleh gempa tiba-tiba, monster-monster keluar dari area mereka sehingga menimbulkan kekacauan.

Memanfaatkan kebingungan itu, Yeon-woo menerobos masuk ke dalam terowongan sambil memegang belati dengan pegangan terbalik.

Panas membakar dan api yang berkobar tidak menyisakan tempat aman baginya untuk berpijak, tetapi Yeon-woo menahan napas dan memusatkan seluruh indranya pada terowongan semut.

[Combat Will]

[Sense Strengthening]

Whoosh

Begitu ia mengaktifkan skill-skillnya, waktu di sekitar Yeon-woo seolah meregang.

Saat indranya mencapai tingkat kekuatan tertinggi dan dengan bantuan konsentrasinya yang meningkat, seluruh informasi tentang sekelilingnya mengalir ke otaknya.

Meskipun sakit kepala yang mengerikan mengikuti, ia bisa menahan rasa sakit itu berkat latihan sesekali.

Aku hanya bisa bertahan lima menit dalam keadaan ini!

Thwish

Yeon-woo menerobos masuk di antara semut-semut yang menggeliat kesakitan dan mengakhiri penderitaan mereka.

Bahkan mereka yang berlari ke arahnya sambil mengeluarkan jeritan dan cangkangnya terbakar tidak sulit disingkirkan.

Sayang sekali aku tidak bisa memakan semua jantung yang berserakan di sini.

Tetap saja, ia dapat membunuh banyak monster sekaligus, jadi itu tidak terlalu merugikan.

Semut-semut yang masih hidup atau mati karena lemas masih memiliki jantung yang utuh, jadi ia bisa menikmatinya nanti. Meskipun begitu, ia tidak berniat memakannya saat itu juga.

Meskipun ledakan telah menyapu terowongan, hampir setengah dari semut-semut itu selamat dari dampaknya. Kebanyakan dari yang mati hanyalah semut muda atau telur yang belum menetas. Oleh karena itu, masih banyak semut pekerja yang tersisa.

Tidak akan terlambat untuk membersihkan ini setelah aku mendapatkan Bathory’s Vampiric Sword. Saat ini aku harus fokus pada—

Kieeek!

Seekor semut yang kira-kira lima kali lebih besar dari rata-rata Blue Army Ant berlari ke arah Yeon-woo.

Ratu Semut!

Ratu Semut mengekspresikan kemarahannya pada kriminal yang telah menghancurkan sarangnya.

[Sebuah boss monster, Blue Army Ant Queen telah muncul.]

Jika ia berada dalam kondisi optimal, Yeon-woo tidak akan memiliki peluang untuk menang.

Ratu Semut saat ini kehilangan dua dari enam kakinya, sayapnya sepenuhnya tercabik, dan exoskeleton yang terbakar sedang membusuk. Satu mata yang tersisa bersinar dengan amarah.

Kung Kung

Tanah bergetar setiap kali ia melangkah. Tekanan yang ia rasakan bahkan lebih besar daripada ketika ia menghadapi Red O-Gong.

Empat menit.

Yeon-woo dengan cepat mencari gerbang. Namun tidak mudah menemukannya karena terowongan terlalu luas.

Ratu Semut mengayunkan kakinya ke arahnya saat ia mencari. Yeon-woo dengan cepat berguling ke tanah dan nyaris menghindari serangan itu.

Sementara itu, ia terus mencari gerbang.

Tiga menit.

Waktu terus berjalan.

Indra Yeon-woo akhirnya menangkap sesuatu. Sebuah gerbang kecil tersembunyi di balik telur-telur semut yang gosong.

Itu pasti gerbangnya!

Namun, meskipun ia telah menemukan lokasinya, Ratu Semut tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membiarkannya lewat.

Dua menit.

Penggunaan percepatan pikiran melalui Combat Will yang dipadukan dengan Sense Strengthening sangat nyaman karena memungkinkannya melakukan penilaian cepat, tetapi sakit kepala dan pusing akibat efek sampingnya sangat parah. Jika ia harus menanggung efek samping itu dalam situasi seperti ini, semuanya akan berakhir baginya.

Yeon-woo menarik tiga belati dari pinggangnya dan melemparkannya ke arah Ratu Semut.

Tang

Kiek!

Ratu Semut dengan mudah menepis belati-belati itu dan mengeluarkan jeritan mengejek.

Namun,

Swish

Puck

Belati keempat melesat dengan sedikit jeda dan menusuk dalam ke mata Ratu Semut yang tersisa.

Kieeeek!

Rasa sakit itu membuat Ratu Semut mengamuk.

Sementara itu,

Satu menit, sekarang!

Yeon-woo meluncur di bawah perut Ratu Semut dan melewatinya. Pada saat yang sama, ia memotong dua dari kaki yang tersisa.

Kung

Tubuh Ratu Semut miring ke depan, dan kepalanya menghantam tanah.

Semut-semut lainnya mulai berkumpul untuk melindungi ratu mereka. Seluruh gua bergetar saat mereka bergerak serempak.

Sementara itu, ia berhasil mencapai gerbang setelah melewati wilayah semut. Pada saat itu, sakit kepala hebat dan pusing menyerangnya ketika efek percepatan pikiran hilang.

Sambil menahan muntah, Yeon-woo dengan cepat memasuki gerbang dan menutupnya dari belakang.

Kwang

Gerbang tertutup tepat sebelum kaki-kaki semut mencapainya. Tempat yang ia masuki sepenuhnya terpisah dari terowongan semut, sehingga tidak satu pun semut bisa memasuki ruangan itu.

[Kamu telah memasuki Temple of The Vampire Lord.]

Hoo.

Begitu ia melihat pesan itu, Yeon-woo bersandar ke dinding, mengambil waktu sejenak untuk mengatur napas.

Kung Kung Kung

Di luar, semut-semut memukul-mukul gerbang, mencoba menyeretnya keluar dari ruangan. Ia juga sesekali mendengar jeritan Ratu Semut.

Ia tidak tahu apakah ruangan ini dan terowongan semut berada di dimensi yang sepenuhnya berbeda, atau apakah ada semacam aura yang mencegah mereka mendekati kuil. Meski demikian, semut-semut itu hanya terus memukul gerbang tanpa berusaha menerobos masuk.

Yeon-woo melihat sekeliling setelah sakit kepalanya mereda.

Itu adalah ruangan kecil sekitar 70 meter persegi. Langit-langit yang tinggi menutupi bagian atas ruangan, dan seberkas cahaya turun dari atas menerangi sebagian ruangan. Sebuah altar berada di tempat itu, bersinar dengan aura merah tua.

Ada lima anak tangga menuju altar. Baki-baki perunggu memancarkan api hijau yang mengusik di kedua sisi, dan sebuah patung berdiri di tengah. Itu adalah seorang wanita dengan rambut berbentuk ular dan taring panjang yang tajam. Mata patung itu yang tampak hidup memberi ilusi seolah ia bisa bangkit kapan saja.

Bathory, Lord of Vampires.

Yeon-woo melihat wajahnya dan segera memindahkan pandangannya ke belati di tangan patung itu.

Gagang dengan warna kemerahan, dan bilah biru cerah yang bentuknya unik menyerupai kilat. Panjangnya sekitar 30 sentimeter.

Itu pasti senjata paling berharga dari Lord of Vampires.

[Bathory’s Vampiric Sword]

Nomor 352

Klasifikasi: One-handed Weapon

Rating: Unique

Deskripsi: Senjata paling berharga milik Vampire Lord. Ini memiliki kemampuan untuk menyedot darah lawannya. Roh pemilik sebelumnya bersemayam di dalam pedang, sehingga pedang ini dikenal memilih penggunanya sendiri. Jika penggunanya tidak disetujui oleh pedang, pedang akan terus mencoba mengambil alih pikiran mereka.

  • Blood Mark

Jika target terkena pukulan kritis, target akan terkena bleed. Target di bawah efek bleed akan menerima persentase tertentu dari damage senjata sebagai damage berkelanjutan.

  • Power of the Vampire Lord

Kemampuan terkunci. (Disegel)

Yeon-woo mengepalkan tinjunya karena ia merasa akhirnya telah menemukannya.

Bathory’s Vampiric Sword adalah hidden piece yang dapat membantunya memperkecil jarak antara dirinya dan para pemain terdepan.

Pedang itu juga memegang warisan Vampire Lord, jadi ia berharap pedang itu akan memberinya pertumbuhan yang stabil bahkan setelah memasuki The Tower.

Dan ini bukan satu-satunya hal.

Mata Yeon-woo tertuju pada salah satu opsi item itu. Opsi terakhir diberi tanda terkunci, dengan kata sealed di sebelahnya.

Tentu saja, bahkan tanpa opsi ini, Bathory’s Vampiric Sword sudah cukup luar biasa. Tidak hanya damage-nya tinggi, tetapi juga opsi Blood Mark berada di atas rata-rata. Meskipun begitu, nilai sebenarnya dari artifact itu terletak pada opsi yang tersegel.

Hanya dengan membuka opsi ini barulah pedang itu dapat disebut pedang vampirik sejati.

Yeon-woo mulai menaiki tangga ketika sudut bibirnya sedikit terangkat.

Pada saat itu, ia merasa seolah mata patung itu mengamatinya dengan saksama. Yeon-woo mengangguk lembut sebagai bentuk penghormatan dan mengarahkan tangannya pada Bathory’s Vampiric Sword.

Lalu—

Hup!

Yeon-woo merasakan sesuatu menembus telapak tangannya dan merayap masuk ke dalam tubuhnya. Sesuatu yang panas, lengket, dan asing.

Urat di tangan kanannya yang memegang pedang menonjol hingga ke lengannya. Kulit lengannya berubah menjadi warna merah gelap pucat, urat-uratnya menegang seolah akan pecah kapan saja.

Ia bisa jelas melihat sesuatu yang hitam merayap naik di dalam urat-uratnya.

Yeon-woo mengertakkan gigi menahan rasa sakit yang sangat besar.

Frasa personally choose its wielder yang tertulis di jendela informasi muncul di benaknya.

Lord of Vampires dikenal sebagai makhluk paling rakus sepanjang masa. Meskipun aku tidak pernah bertemu langsung dengannya, aku pernah mendengar bahwa semua orang yang pernah berbicara dengannya terkejut oleh keserakahannya. Ia sering dibandingkan dengan Devil Archduke karena keserakahannya.

Jika begitu, seberapa rakuskah pedang yang ia tinggalkan?

Untuk dapat menggunakan pedang itu dengan benar, ia harus terus-menerus menahan ancaman yang pedang itu berikan. Namun, apakah para pemain yang baru memasuki tutorial cukup mampu untuk menekan ancaman semacam itu? Itulah alasan mengapa beberapa pemain yang menemukan pedang itu tiba-tiba menghilang begitu saja.

Jika pedang itu dimaksudkan untuk ditemukan oleh pemula, bagaimana mereka harus menghadapinya?

Lalu suatu hari aku mendapat ide. Karena pedang itu diberikan sebagai hidden piece, bukankah akan ada cara lain? Sama seperti cara memakan White Moss?

Setelah menghabiskan waktu lama meneliti, adiknya menemukan cara bagi pemula untuk menangani Bathory’s Vampiric Sword.

Dalam satu sisi, itu juga sebuah hidden piece.

Hidden piece dari hidden piece.

Yeon-woo melontarkan makian pada perancang yang membuat jebakan ini untuk menyusahkan para pemain.

Ia mengangkat pedang itu dan menusuk bagian belakang tangan kirinya.

Snap

Orang lain pasti mengira ia gila jika mereka melihatnya.

Namun—

Tsss

Tiba-tiba, energi hitam yang telah merayap hingga ke bahu kanannya melalui urat-uratnya mulai surut. Kemudian energi itu mengalir dengan cepat menuju punggung tangan kirinya.

Energi hitam itu menggumpal di punggung tangan kirinya dan telapak tangannya. Pada awalnya, Bathory’s Vampiric Sword tampak terpelintir, lalu meleleh dan membelit tangan kirinya. Itu tampak seolah-olah pedang itu sedang ditransplantasikan ke dalam telapaknya.

Ada sebuah rahasia di balik Bathory’s Vampiric Sword. Meskipun tampak seperti sebuah senjata dan digambarkan sebagai artifact dalam tooltip, pedang itu memiliki bentuk sejatinya yang disembunyikan dari para pemain.

Jika kau yang memilih penggunanya, maka aku akan memaksamu memilihku.

Sebuah skill.

Bathory’s Vampiric Sword pada dasarnya adalah sebuah skill, tetapi memiliki tingkat kesulitan ekstrem.

Lord of Vampires begitu rakus sehingga ia tidak ingin menyerahkan senjata paling berharga miliknya kepada orang lain bahkan setelah kematiannya. Jadi ia menyegel bentuk asli dan kemampuannya, lalu meninggalkannya di dunia.

Dan barulah sekarang segel itu terangkat.

Ssss

Bathory’s Vampiric Sword kini telah sepenuhnya meleleh.

Namun tangan kiri Yeon-woo tidak terlihat berbeda dari biasanya. Begitu pula telapak tangannya. Semuanya normal.

Energi hitam yang sebelumnya memancarkan aura mengerikan kini tidak terlihat. Seolah-olah telah menguap entah ke mana.

Yeon-woo menyeringai dan mengulurkan tangan. Itu hanyalah telapak tangan kosong tanpa apa pun. Namun ketika ia memfokuskan indranya pada tangan kirinya—

Whoosh

Tiba-tiba, energi hitam mengalir keluar dari telapaknya dan berkumpul menjadi satu massa, lalu menyebar seperti pusaran.

Ketika proses itu selesai, skill tersebut mengambil bentuk seperti rahang penuh gigi bergerigi seperti milik seekor binatang.

Clank

Rahang itu membuka dan menutup berulang kali.

[Segel telah dibuka.]

[(True) Bathory’s Vampiric Sword]

Nomor 66

Proficiency: 0.0%

Deskripsi: Bentuk sejati dari senjata paling berharga milik Vampire Lord. Ini dapat menyedot energi kehidupan dari lawannya dan memakan jiwa mereka.

  • Blood Mark

Jika target terkena pukulan kritis, target akan terkena bleed. Target di bawah efek bleed akan menerima persentase tertentu dari damage senjata sebagai damage berkelanjutan.

  • Power of the Vampire Lord

Menyedot energi target dan merebut sebagian poin atribut target. Jika proficiency mencapai maksimum, skill target juga bisa dicuri.

Nomor 66!

Bahkan para ranker tinggi harus bekerja keras setengah mati untuk mendapatkan sebuah skill bernomor. Namun pada saat ini, sebuah Unique Skill telah jatuh ke tangan Yeon-woo.

Chapter 17. Black Route (6)

Yeon-woo menatap telapak tangan kirinya.

Clank Clank

Bilah bergerigi itu bergetar seolah menuntut makanan. Meskipun tidak berbicara kepadanya, ataupun menyampaikan apa pun, Yeon-woo tetap bisa merasakan keinginannya.

Jadi ini pedang vampirik itu.

Yeon-woo tersenyum dingin saat ia menatap ke dalam kegelapan yang berada di balik gigi-giginya.

Sekarang setelah aku punya ini.

Meskipun itu jelas merupakan skill yang sangat baik, Yeon-woo tidak merasakan perubahan khusus pada dirinya. Ia merasa seperti itu hanya skill lain yang ditambahkan ke daftar skillnya.

Namun Yeon-woo percaya diri.

Ia menguatkan genggaman tangan kirinya yang memegang pedang vampirik itu. Gigi-gigi itu menutup dan kembali ke bentuk aslinya, tetapi Yeon-woo bisa merasakan bahwa pedang itu masih haus.

Kalau begitu, haruskah kita pergi mengenyangkanmu?


Kung Kung Kung

Semut-semut itu masih memukul-mukul gerbang.

Yeon-woo meraih pegangan dan membuka lebar gerbang itu.

Pada saat itu—

Kieek!

Seekor semut mengeluarkan jeritan dan melangkahkan satu kakinya masuk.

Yeon-woo melompat maju, mengaktifkan Sense Strengthening dan Combat Will secara bersamaan.

Ia mendapatkan lima menit lagi.

Pat

Dengan ayunan belatinya, kaki semut itu patah seolah terbuat dari busa. Yeon-woo melompat, menginjak tubuh semut itu dan melesat tinggi ke udara.

Kiek!

Kieeeek!

Di bawah kakinya, lebih dari dua ratus semut menjerit padanya. Mereka marah, ingin membunuh kriminal yang telah menghancurkan sarang mereka. Di antara mereka, Yeon-woo dengan mudah menemukan Ratu Semut.

Ratu Semut juga memperhatikan keberadaan Yeon-woo, ia mengembangkan sayapnya yang rusak dan mengembungkan tubuhnya sebanyak mungkin. Kedua matanya rusak, tampaknya ia menangkap gerakan Yeon-woo melalui organ sensorik lainnya.

Dengan tiga kaki yang tersisa, ia menerjang Yeon-woo dengan kecepatan ganas. Namun kali ini Yeon-woo tidak menghindar. Sebaliknya, ia mendarat tepat di atas kepala Ratu Semut.

Gerakannya menjadi jauh lebih cepat dan lebih lincah.

Ratu Semut mengatupkan rahangnya seolah memerintahkannya turun dan mulai mengayunkan kepalanya.

Yeon-woo membuka telapak tangan kirinya lebar-lebar dan meletakkannya di atas kepala ratu itu.

Dan ia melafalkan kata perintah.

Devour.

Pada saat itu, energi gelap memadat di bawah tangan kirinya dan menampakkan taringnya.

Crunch

Dan ia menghunjamkan gigi pedang itu jauh ke dalam kepala Ratu Semut.

Pedang itu menyedot cairan tubuhnya dengan kecepatan menakutkan.

[Kamu telah menyerap vitalitas dan energi]

[Proficiency skill Bathory’s Vampiric Sword telah meningkat. 1.1%]

Kieeek!

Ratu Semut menjerit dalam rasa sakit yang merobek jiwa.

Bahkan ketika ia dilalap api, matanya terluka, atau kakinya dipotong, jeritannya tidak pernah sekeras ini.

Yeon-woo mencengkeram kepala ratu itu seperti matador yang menunggang banteng. Lebih dari itu, ia menghujamkan tangan kirinya semakin dalam dengan maksud menyedot habis semuanya dari tubuh Ratu Semut.

Setiap kali bilah bergerigi itu bergetar, sejumlah besar darah dan cairan tubuh disedot ke dalam lengannya. Ia juga merasakan sesuatu yang berbeda tersedot ke dalam lengannya. Itu adalah sumber segala Magic Power, mana.

Pesan itu berkata bahwa aku sedang mengekstrak vitalitas dan energi. Apakah yang dimaksud adalah ini?

Pada saat yang sama, Yeon-woo merasakan sesuatu menumpuk di suatu tempat di tubuhnya.

[Kamu telah menyerap vitalitas dan energi]

[Kekuatanmu telah meningkat sebesar 1 poin.]

[Kesehatanmu telah meningkat sebesar 2 poin.]

Saat pesan-pesan menumpuk dengan cepat, Ratu Semut mulai mengering. Tubuhnya mengerut, menyebabkan exoskeleton-nya hancur seperti istana pasir, dan dagingnya kehilangan warna akibat kehilangan darah. Pergerakannya melemah semakin lama, dan segera lenyap.

Ketika skill berhenti—

Kung

Tubuh Ratu Semut yang kini kering seperti mumi jatuh ke lantai.

Itulah kematian Ratu Semut.

Ding

[Kamu telah membunuh boss monster, Blue Army Ant Queen. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 300 Karma.]

[Blue Army Ants telah kehilangan semangat. Terowongan semut akan segera runtuh.]

Kiek!

Kieeek!

Semut-semut Army yang menyaksikan kematian ratu mereka menjerit tak percaya, dan mulai mundur menjauhi Yeon-woo.

Mereka kehilangan pemimpin yang melindungi mereka dan yang harus mereka lindungi. Yang kini berdiri di tempatnya adalah predator yang dapat dengan mudah menjadikan mereka santapan.

Yeon-woo perlahan berdiri dan berbalik menghadap semut-semut itu. Matanya memancarkan kilauan merah.

[Kamu telah memperoleh satu bagian Flame Heart dan Frost Crest.]

[Progres saat ini: 35.9%]

Persentase progres itu melonjak dua kali lipat.

Bathory’s Vampiric Sword merebut segala yang dimiliki lawan. Itulah alasan mengapa pedang itu dapat menyerap seluruh atribut Ratu Semut tanpa harus memakan White Moss.

Tidak, sebenarnya itu jauh lebih efisien. Dengan metode ini ia tidak perlu repot memakan jantung, karena ia bisa langsung menyerap energi dari monster.

Yeon-woo mengangkat sudut bibirnya.

Masih banyak monster di sekitar yang memiliki potongan yang ia butuhkan. Masing-masing dari mereka adalah mangsa yang menggugah selera.

Pat

Dengan memegang belati secara terbalik, ia melemparkan dirinya ke sisa monster.

[Kamu telah memperoleh satu bagian.]

[Kamu telah memperoleh satu bagian.]

[Kamu telah membunuh 311 Blue Army Ants tambahan.]

[Kamu telah sepenuhnya menghancurkan terowongan semut.]

[Karma tambahan akan diberikan.]


Tutorial berfungsi sebagai gerbang untuk memilih para penantang baru yang akan memasuki The Tower.

Secara alami, berbagai klan, ranker, dan Guardian sangat memperhatikan apa yang terjadi di dalamnya, dan banyak hal terjadi di bawah meja untuk merebut individu-individu unggul bagi mereka sendiri.

Terlebih lagi, dari semua putaran, putaran ini sangat menarik. Karena banyak pendatang baru terkenal, yang sering disebut rookie, sedang berpartisipasi dalam putaran ini.

Suku One-horned, salah satu suku bela diri, dikenal sebagai spesies tempur terkuat. Dua putra Martial King yang memerintah seluruh suku saat ini berpartisipasi dalam tutorial ini.

Ada juga seorang pendekar pedang keturunan Marcusian, yang negerinya dikelilingi gurun tandus sehingga terkenal akan para prajurit bayaran mereka yang luar biasa.

Dan kemudian ada dua orang yang populer dikenal sebagai dumbass duo, yang nyaris tidak ikut serta dalam tutorial tetapi terus mengatakan bahwa mereka menargetkan menjadi top ranker.

Berlawanan dengan apa yang tampak seperti kesombongan kosong, mereka bukan hanya anak-anak dari top ranker, tetapi mereka juga telah membuktikan keunggulan mereka dalam tutorial, menunjukkan bahwa mereka tidak perlu bergantung pada nama orang tua mereka.

Kahn dan Doyle.

Para pemain telah memberikan julukan kepada keduanya dan menyebut mereka:

Blood Sword dan Foxy Tail.


Hmm? Apakah sebelumnya ada tempat seperti ini? Aku tidak pernah sadar bahwa tempat ini ada di sini. Setidaknya dia cukup hebat untuk menemukan tempat seperti ini. Jadi, kau yakin dia ada di sini?

Ughaam. Itu yang sudah kukatakan. Jika kau tidak percaya padaku, kenapa tidak kembali saja?

Ah, siapa bilang aku tidak percaya? Kenapa kau begitu sensitif?

Doyle menjawab pertanyaan Kahn, pemuda berambut acak-acakan, dengan sebuah menguap dan melirik ke sisi lain.

Kemudian Kahn menyeringai dan meletakkan lengannya di pundak Doyle.

Doyle menunjukkan ekspresi kesal, tetapi ia tetap mengikuti Kahn menyusuri lorong dungeon.

Mereka telah mengejar Yeon-woo setelah memutuskan untuk mengikutinya di ruang tunggu Section B.

Kahn mengklik lidahnya pelan saat ia bergerak di dalam dungeon.

Sepertinya seseorang sudah berburu sangat banyak monster.

Dari pintu masuk hingga titik itu, Kahn dan Doyle hanya menemukan bangkai monster. Karena itu, dungeon dipenuhi bau busuk menyengat.

Monster-monster itu tampak sangat kuat, bahkan bagi mereka yang cukup percaya diri pada kemampuan mereka, membenarkan nama Black Route, serta sebagai dungeon hidden piece.

Mereka memperhatikan bahwa pemain yang mereka kejar tampaknya mengalami kesulitan pada awalnya. Ada tanda-tanda pertarungan sengit yang tersisa di mana-mana.

Mereka bertanya-tanya bagaimana dia masih bisa bergerak dengan tubuh yang seharusnya benar-benar compang-camping. Tetapi seiring waktu berlalu, semakin dalam mereka berjalan ke dungeon—

Ini menakjubkan. Bagaimana dia bisa tumbuh begitu kuat dengan begitu cepat?

Hasil pertarungan sengit itu semakin lama menjadi semakin berat sebelah. Pemain itu jelas mengambil kendali penuh. Ia menyerang dengan ganas dan memburu monster-monster itu secara luar biasa.

Monster-monster di sini tidak tampak lebih lemah.

Ya. Ini terdengar aneh untuk dikatakan, tetapi hanya dengan melihat jejaknya, monster yang lebih dalam di dungeon ini tidak pernah lebih lemah, kalau bukan lebih kuat.

Kahn dan Doyle, yang awalnya mengikuti Yeon-woo hanya untuk bersenang-senang, perlahan menjadi serius. Terutama Kahn, yang biasanya berperilaku ceria, kini sangat tenang dan terkendali.

Doyle merasa aneh ketika melihat perubahan sikap kakaknya, karena Kahn jarang menunjukkan ekspresi serius seperti itu. Itu adalah ekspresi yang hanya muncul saat ia mengakui seseorang— ekspresi yang ia tunjukkan ketika ia menemukan seorang rival.

Ini berarti Yeon-woo tumbuh begitu cepat sehingga mereka tidak bisa meremehkannya lagi.

Pada suatu titik, mereka menemukan tanda-tanda monster yang melarikan diri.

Dalam upaya untuk kabur dari pemain itu, monster-monster sampai meninggalkan wilayah mereka dan memasuki wilayah monster lain. Karena itu, terjadi pertarungan teritorial antar monster.

Seorang pemain yang bahkan meneror monster.

Kahn dan Doyle menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi menganggap situasi ini sebagai candaan, terutama setelah menemukan mayat yang tampak telah disedot kering.

Doyle menoleh pada Kahn.

Hyung.

Ya, aku tahu. Ini bukan lelucon lagi.

Kahn mengetatkan bibirnya dan mengangguk dengan serius.

Di mana dia menemukan ini? Ketika kita melakukan pencarian, tidak ada tanda-tanda ini.

Kahn bergumam pelan.

Energy Drain.

Itu adalah istilah umum untuk skill yang mengambil health atau mana lawan. Sangat jarang di antara banyak artifact dan skill di The Tower yang memiliki kemampuan energy drain. Mereka tidak pernah membayangkan seseorang yang masih berada di Section B tutorial memiliki kemampuan unik seperti itu.

Apakah ada hidden piece di tempat seperti ini?

Mata Kahn berkilat saat ia berpikir sambil mengusap dagunya.

Dia adalah pemain yang tidak hanya berhasil menyelesaikan Section A sendirian, tetapi juga memperoleh artifact atau skill langka dari hidden piece.

Kahn sangat ingin bekerja sama dengan orang ini.

Pemain dengan kemampuan seperti ini tidak pernah mudah ditemukan. Cepat atau lambat, kabar tentangnya akan menyebar di seluruh tutorial. Lalu semua klan akan berusaha merebutnya.

Ia harus mengambil langkah sebelum itu terjadi.

Doyle menatap mata Kahn dan mengangguk seolah telah membaca pikirannya.

Saat mereka bersiap melangkah untuk mencari jejak berikutnya—

Kieeek!

Dari balik sudut lorong, mereka mendengar monster berlarian menjauh.

Kahn dan Doyle bergerak cepat menuju sumber suara itu.


Yeon-woo mengayunkan belatinya untuk menusuk dahi salamander coklat, dan pada saat yang sama ia meletakkan tangan kirinya di rahangnya.

Devour.

Crunch

Dengan telapak tangan kirinya terbuka lebar, ia menghunjamkan gigi-gigi itu ke kepala monster. Lalu, pedang itu mulai menyedot cairan tubuh dan vitalitasnya dengan cepat.

Karena ia telah melakukannya berkali-kali, kini ia terbiasa dengan perasaan itu.

Berkat meningkatnya proficiency, kecepatan ekstraksi kini lebih cepat dibanding saat ia memburu Ratu Semut.

Akhirnya, momen yang telah ditunggu Yeon-woo datang.

[Kamu telah membunuh Brown-scaled Salamander.]

[Jumlah monster yang diburu: 1000]

[Persyaratan maksimum untuk quest-mu telah terpenuhi.]

[Kamu telah memperoleh satu bagian Flame Heart dan Frost Crest.]

[Progres saat ini: 102.1%]

[Semua bagian telah dikumpulkan.]

Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyapu bersih terowongan semut dan memusnahkan semua monster yang tersisa.

Ia telah membangun atributnya ketika memburu Army Ants, dan ia menjadi lebih efisien mengumpulkan potongan berkat Vampiric Sword.

Pada akhirnya, Yeon-woo berhasil mengumpulkan semua yang ia butuhkan di dungeon ini.

Crunch Crackle

[Flame Heart and Frost Crest yang telah lengkap mulai mengambil tempat di tubuhmu. Tubuhmu sedang mengalami perubahan.]

Yeon-woo merasakan perubahan besar pada tubuhnya. Itu adalah perubahan yang tidak tertandingi dibanding apa pun yang telah ia alami sejauh ini dari mengumpulkan potongan-potongan kecil.

Saat otot-ototnya robek, tubuhnya mulai membuang limbah melalui pori-porinya. Kulitnya yang penuh luka hancur dan terkelupas. Sendi-sendinya melunak dan sesuatu yang lain merayap masuk di antara tulang-tulangnya.

Ia merasakan sakit yang hebat, tetapi adrenalin menyebar ke seluruh tubuhnya seperti api liar, memberikan sensasi kenikmatan yang tak terungkapkan. Dan pada saat yang sama, sesuatu mulai berputar cepat, jelas, dan intens di seluruh tubuhnya.

Itu adalah mana.

Chapter 18. Black Route (7)

Tubuh Yeon-woo sedang mengalami perubahan ekstrem. Mana merangsang setiap sudut tubuhnya, menyebabkan keseimbangan internalnya runtuh dan memulihkannya pada saat yang sama.

Crunch Crackle

Waktu yang lama berlalu.

[Flame Heart and Frost Crest telah diselesaikan. Kamu telah memperoleh tubuh baru, Reinforced Physique().]

[Kecocokan terhadap elemen api telah meningkat sebesar 30%.]

[Kecocokan terhadap elemen air telah meningkat sebesar 30%.]

Seperti biasanya, mana tersebar ke seluruh tubuhnya, hanya menyisakan jejaknya.

Berlawanan dengan dugaan awalnya, tampaknya ia akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk terbiasa dengan mana. Namun semuanya telah berhasil dicapai.

Hoo.

Yeon-woo mengembuskan napas panjang. Lalu seluruh kelelahan yang ia timbun seakan lenyap, membuatnya merasa hidup kembali.

Status window.

[Player: Yeon-woo Cha]

Traits: Cold-blooded, Reinforced Physique

Strength: 81 Dexterity: 83 Health: 89 Magic Power: 21

Skills: Draconic Eyes(5.2%), Sense Strengthening(25.9%), Foresight(0.0%), Physical Resistance(10.2%), Combat Will(7.1%), Bathory’s Vampiric Sword(3.2%)

Yeon-woo sangat puas dengan peningkatan statistiknya.

Berkat energi monster yang telah ia serap melalui Bathory’s Vampiric Sword, statistiknya meningkat dengan sangat tajam. Namun ada hal lain yang paling membuat Yeon-woo puas. Itu adalah trait barunya.

Reinforced Physique.

[Trait: Reinforced Physique]

Deskripsi: Jantung api dan daging embun beku. Elemen api dan embun beku menyatu memberikan kekebalan dan resistansi besar. Kelelahan tidak mudah menumpuk.

  • Flame Heart: Sebuah jantung yang memeluk energi api. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dan kekuatan penyembuhan. Stamina meningkat secara besar-besaran.

  • Frost Crest: Membuat tubuh menjadi lebih keras. Meningkatkan resistansi terhadap benturan fisik dan kutukan.

Reinforced Physique mengeraskan tubuh dan membuatnya tidak mudah lelah.

Secara khusus, kemampuan penyembuhan diri memberinya keuntungan dengan mengurangi kemungkinan ia mengalami luka serius dalam situasi kritis. Namun, ada alasan lain mengapa Yeon-woo membutuhkan trait ini.

[Peningkatan tubuh telah dikonfirmasi. Wadahnya cukup kuat. Proses pewarisan yang terhenti akan dilanjutkan. 6% 7% 12%.]

[Progres saat ini: 21.3%]

[Statusmu saat ini akan diubah dari Incomplete Dragon Body menjadi Immature Dragon Body]

Aku berhasil.

Yeon-woo mengepalkan tinjunya.

Ada beberapa alasan mengapa ia membutuhkan tubuh yang diperkuat ini. Salah satunya adalah untuk memperoleh keunggulan dalam kompetisi sengit yang terjadi di seluruh The Tower, tetapi alasan terbesarnya adalah untuk melanjutkan proses pewarisan Dragon Body.

Penyelesaian proses pewarisan membutuhkan wadah yang kuat. Reinforced Physique adalah elemen penting untuk menciptakan wadah tersebut.

Namun ini baru permulaan. Aku harus terus memperbaiki wadahku.

Meskipun begitu, kerangka dasarnya sudah terbentuk sehingga ia hanya perlu terus melaju stabil seperti yang telah ia rencanakan.

Saat ia menikmati sensasi perubahan tubuhnya, Yeon-woo teringat pesan sistem yang tertunda. Itu adalah quest yang ia terima ketika pertama kali memasuki dungeon ini. Sekarang waktunya mengklaim hadiah.

[Kamu telah memperoleh 1,500 Karma.]

[Kamu telah membuat pencapaian yang tidak mudah dilakukan. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 500 Karma tambahan.]

[Hadiah tambahan akan diberikan. Silakan pilih hadiahmu.]

[Rewards List]

  • Artifacts

  1. Blood-Magic Blade

  2. Pearl Sabre of the Deep

  3. The Brave

  • Skills

  1. Kanusha’s Unbreakable Spirit

  2. Swift Strike

  3. Snake Eyes

Yeon-woo menyeringai saat ia menelusuri Rewards List.

Ini adalah pertama kalinya ia dapat memilih hadiah dari daftar, bukannya hanya diberi hadiah acak. Ia mengenali beberapa item hebat yang pernah ia lihat di katalog pedagang misterius.

Agak mengecewakan harus memilih hanya satu dari semuanya, tetapi Yeon-woo tidak memikirkannya lama sebelum menggulir ke bagian paling bawah. Di sana, ia menemukan apa yang ia cari.

  1. 2000 additional Karma

Ia telah mendapatkan segala sesuatu yang bisa ia dapatkan dari Section B, mulai dari Bathory’s Vampiric Sword hingga Reinforced Physique.

Ia mengira masih banyak hadiah lagi yang akan ia dapatkan dari titik ini ke depan, sehingga tidak ada hal lain di daftar itu yang menarik perhatiannya.

Bagaimanapun, yang paling kurang dari Yeon-woo sekarang adalah poin Karma. Tentu saja, bahkan setelah ini ditambahkan, ia masih membutuhkan banyak Karma untuk mencapai skor tertinggi yang ia inginkan.

Yeon-woo langsung menekan hadiah nomor 98.

[2000 additional Karma telah dipilih sebagai hadiahnya.]

[Kamu telah memperoleh 2,000 Karma.]

Pesan tambahan muncul setelah ia menerima hadiahnya.

[Peringkatmu di dalam tutorial telah diperbarui.]

[Apakah kamu ingin mendaftarkan namamu pada ranking list?]

Aku akhirnya ada di ranking.

Tutorial menyediakan ranking waktu nyata bagi para pemain dalam 300 besar.

Pengumuman besar dibuat terutama ketika ada perubahan signifikan dalam ranking untuk mendorong para pemain.

Mendapat pesan untuk mendaftarkan namanya juga berarti ia telah mencapai posisi 300 besar. Namun, Yeon-woo hanya menilai penting fakta bahwa ia berada di ranking, dan ia tidak ingin menampilkan namanya di daftar itu.

Tidak ada keuntungan dalam mendaftar. Itu hanya akan memancing permusuhan dari para top ranker terhadap Yeon-woo. Jadi ia menggeleng.

Deny.

[Pendaftaran ditolak. Kamu akan ditampilkan sebagai unknown dalam ranking. Kamu dapat mengubah pengaturan ini kapan saja.]

[Tutorial Ranking]

  1. Edora (57,111 Points)

  2. Phante (55,982 Points)

  3. Kahn (50,473 Points)

  4. Unknown (6,700 Points) (You)

Aku di posisi 281.

Ia memang memulai terlambat, tetapi akhirnya mulai menyusul kelompok terdepan sampai batas tertentu.

Total Karma yang ia kumpulkan sejauh ini adalah 6,700 poin. Siapa pun akan sulit percaya bahwa ia memperoleh semuanya sebelum melewati Section B.

Namun kegembiraannya tidak bertahan lama.

Senang rasanya aku ada di ranking, tetapi kenapa selisihnya begitu besar?

Yeon-woo mengernyitkan dahi saat ia menggulir daftar itu lagi.

Mungkin pemain yang memimpin memang lebih baik dari yang kuduga.

Ia diberi tahu bahwa biasanya pemain dengan Karma terbanyak dapat mengumpulkan sekitar 50,000 poin paling banyak.

Adiknya mengumpulkan sekitar 52,000 Karma dan ia menempati posisi kedua pada akhir tutorial.

Namun, meskipun tutorial masih jauh dari selesai, sudah ada tiga orang dengan lebih dari 50,000 Karma.

Edora, Phante, Kahn. Siapa mereka?

Jika mereka mengikuti tutorial pada waktu yang berbeda, masing-masing dari mereka akan dengan mudah meraih peringkat pertama.

Namun Yeon-woo harus bersaing dengan semuanya dalam putaran yang sama.

Yeon-woo menutup daftar ranking sambil mengukir nama-nama mereka dalam ingatannya.

Dengan seperti ini, tidak akan cukup. Aku harus mempercepat banyak.

Ada selisih 50,000 Karma antara dirinya dan kelompok terdepan. Mengingat mereka juga bergerak cepat, ia harus bergerak jauh lebih cepat.

Yang pertama dan terpenting, aku harus mencapai Section E secepat mungkin.

Hidden piece berikutnya yang ditargetkan Yeon-woo berada di Section E. Itu adalah tempat tinggal orang yang sedang ia cari.

Tidak ada yang menarik untuk dilihat di Section C dan D. Ia berencana melewati bagian itu secepat mungkin.

Setelah membereskan pikirannya, Yeon-woo kembali memasukkan belatinya ke pinggang.

Ia mulai bergerak menuju pintu keluar.


Saat ia menyusuri lorong untuk keluar dari dungeon—

Hmm?

Yeon-woo mempersempit mata dan menatap arah pintu keluar. Lalu ia mencabut belatinya dan menggenggamnya erat dengan tangan kanan.

Di luar jangkauan penglihatannya, ia merasakan dua sosok asing.

Pemain?

Suara yang dihasilkan monster dan pemain sangat berbeda, jadi ia tidak akan salah mengenalinya.

Namun aku tidak pernah melihat pemain lain selama aku berada di sini.

Ia bertanya-tanya apakah seseorang berhasil menemukan tempat ini.

Yeon-woo berharap tidak bertemu siapa pun kalau bisa, tetapi hanya ada satu pintu keluar, jadi ia bergerak dengan hati-hati.

Yang membuat Yeon-woo gugup adalah kemampuan mereka.

Mereka mungkin tangguh.

Dilihat dari indranya, ia bisa merasakan level mereka tidak lebih rendah dari dirinya. Bahkan dengan Bathory’s Vampiric Sword dan Reinforced Physique, ia tidak yakin bisa menang.

Mungkin mereka mengejarku.

Yeon-woo menggenggam belatinya erat-erat.

Ia bertanya-tanya bagaimana para ahli seperti mereka masih berada di Section B. Lebih masuk akal baginya untuk menganggap bahwa yang membawa mereka ke sini bukanlah keberuntungan, tetapi dendam. Mereka mungkin pemain dari Arangdan yang ingin membalas pemain yang ia lumpuhkan saat ia membantu Yul.

Meskipun tidak jelas mengapa orang sekuat itu bekerja sebagai kaki tangan Arangdan, Yeon-woo tidak bisa membiarkan mereka bertindak sesuka hati, jadi ia menyembunyikan keberadaannya.

Dan pada saat dua sosok itu berbelok dan memperlihatkan wajah mereka—

Pat

Yeon-woo mengayunkan belatinya mengarah ke kepala yang paling dalam. Ia adalah seorang anak laki-laki dengan rambut berantakan, mata mengantuk, dan wajah seperti bayi.

Anak itu melihat serangan itu dan membuka matanya lebar-lebar. Ia mencoba memiringkan tubuhnya secara refleks, tetapi tampaknya sudah terlambat.

Doyle!

Saat itu juga, pemuda yang berjalan di sebelahnya mengayunkan pedangnya sambil menarik anak itu ke sisinya.

Clang

Belati Yeon-woo terhenti di tengah serangan, dan tampak memantul. Namun sebenarnya belati itu patah menjadi dua. Tampaknya pedang yang digunakan pemuda itu berkualitas lebih tinggi.

Yeon-woo menyadari bahwa penyergapannya gagal, dan ia melompat mundur jauh dari kedua pemain itu. Lalu ia mengeluarkan dua belati lagi dan memegangnya di kedua tangan.

Doyle, anak laki-laki yang disergap oleh Yeon-woo, terjatuh ke lantai, terengah-engah keras dengan wajah pucat.

Kahn, pemuda yang berhasil menyelamatkan adiknya, meledak dan berteriak padanya.

Apa yang kau lakukan?!

Yeon-woo menyipitkan mata di balik topeng putihnya.

Arangdan, bukan begitu?

Apa maksudmu Arangdan?

Yeon-woo secara intuitif menyadari bahwa keduanya tidak ada hubungannya dengan Arangdan. Jika mereka datang untuk membahayakannya, mereka tidak akan berbicara dengannya alih-alih menyerangnya. Selain itu, refleks yang menyelamatkan Doyle dan menangkis belatinya adalah refleks seorang ahli.

Tentu saja, bisa saja itu hanya akting untuk membuatnya lengah. Tetapi dengan tingkat kemampuan seperti itu, tidak ada alasan bagi mereka untuk berbohong.

Kalau begitu kenapa kalian mengikutiku?

Kahn agak terkejut bahwa Yeon-woo bisa menyadari bahwa mereka mengikutinya, tetapi segera ia mengernyit.

Tetap saja, itu bukan alasan untuk menyerang orang tanpa menanyakan dulu alasan mereka.

Bagaimana jika kau sedang diikuti seseorang yang tujuannya tidak diketahui? Tentu saja kau akan mengira mereka berniat buruk. Apakah aku salah?

Setiap kata yang ia ucapkan sepenuhnya benar. Kahn terdiam karena logikanya.

Apa-apaan? Kenapa dia pandai bicara seperti ini?

Ia mengira Yeon-woo akan tipe yang kaku dan pendiam karena masker putihnya yang menyeramkan.

Namun ia tidak bisa mundur sekarang.

Sementara itu, Doyle mulai pulih dari keterkejutannya dan berdiri. Meskipun itu terjadi karena ia lengah, ia sangat terkejut ketika melihat mata Yeon-woo yang memancarkan aura buas, tak terbandingkan dengan atmosfer yang ia rasakan di ruang tunggu.

Untuk sesaat, Kahn menatap Yeon-woo dengan tajam, tetapi kemudian menghela napas panjang.

Meskipun mereka yang disergap, mereka juga penyebab masalah ini. Ia setidaknya berutang permintaan maaf pada Yeon-woo. Selain itu, ia tidak boleh membuat kesan buruk ketika ia datang untuk merekrutnya.

Thud

Kahn menancapkan pedangnya ke tanah dan berkata,

Maaf. Aku tidak memikirkan itu dengan benar.

Kahn memberikan permintaan maaf yang jelas. Doyle juga menundukkan kepala.

Mata Yeon-woo memancarkan kilau cerah di bawah topengnya. Ia pikir para pemain umumnya sangat menyayangi diri sendiri, penuh kebanggaan.

Bahkan jika mereka salah, kebanyakan dari mereka cenderung bertindak tidak tahu apa-apa. Namun dua orang ini mengakui kesalahan mereka dengan polos.

Yeon-woo kemudian menyadari bahwa mereka tidak punya niat buruk, jadi ia menurunkan kewaspadaannya.

Ia bertanya sambil menyarungkan kembali belatinya.

Baik. Katakan maksud kalian.

Saat itu, Kahn memperlihatkan senyum nakal dan berteriak dengan penuh percaya diri.

Kau harus bergabung dengan kelompokku!

.

?

Ucapan langsung tanpa alasan atau logika.

Doyle yang berdiri di sebelahnya memalingkan kepala karena malu.

Yeon-woo tanpa sadar mengernyitkan alis.

Siapa sebenarnya orang tolol ini?

Chapter 19. Black Route (8)

Belum lagi kemunculan mereka yang tiba-tiba, kini mereka mengatakan pada Yeon-woo untuk bergabung dengan tim mereka.

Mata Yeon-woo meneliti Kahn dengan ekspresi yang menanyakan jenis orang seperti apa dia.

Doyle menyikut Kahn di rusuknya dengan siku.

Ow! Kenapa?

Berhentilah melakukan itu. Apa kau tidak pernah merasa malu?

Malu tentang apa?

Kahn tampak bingung, tidak tahu apa yang telah ia lakukan.

Saat Doyle menghela napas panjang, Yeon-woo menganggap mereka tidak lagi layak diajak bicara, jadi ia berjalan melewati Kahn dan Doyle sambil membetulkan posisi ranselnya.

Hei, bung! Ke mana kau pergi! Kita belum selesai bicara!

Kahn menahan Yeon-woo dengan tergesa-gesa.

Yeon-woo berhenti dan menoleh kembali.

Apa? Masih ada yang ingin kau katakan?

Kau belum memberi jawaban. Aku ingin kau bergabung dengan timku!

Yeon-woo mengeluarkan dengusan kecil. Ia tidak ingin berbicara lagi dengan si bodoh ini, tetapi ia tetap menjawab dengan datar.

Negatif.

Kenapa?

Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan, dan aku tidak melihat keuntungan apa pun untuk bekerja sama dengan kalian.

Kahn tampak benar-benar terkejut.

Tunggu, kau tidak mengenaliku?

Tidak.

Apa? Kenapa?

Ia berbicara seolah itu sesuatu yang sangat jelas.

Tetapi bagaimana? Kau benar-benar tidak mengenaliku? Maksudku, ini aku! Bagaimana mungkin kau tidak mengenaliku? Aku, seperti, bintang terbesar di tutorial!

Kahn membuat keributan atas reaksi Yeon-woo seolah ia mengalami sesuatu yang tak masuk akal.

Saat ini, ekspresi datar Yeon-woo perlahan digantikan dengan rasa kesal. Doyle melihat reaksi Yeon-woo dan berpikir bahwa, pada tingkat ini, mereka mungkin benar-benar tidak mendapatkan apa-apa.

Jadi ia memutuskan untuk maju dan berbicara kepada Yeon-woo dengan nada sopan.

Aku minta maaf jika kami telah menyinggungmu. Kakakku sangat bersemangat tentang dirinya sendiri, jadi ia cenderung menjadi egois dan bertindak agak bodoh, dan kadang menjadi sangat melelahkan untuk berbicara dengannya. Tetapi dia bukan orang jahat, jadi aku harap kau maklum.

Kahn menunjukkan ekspresi seolah bertanya apa yang telah ia lakukan salah, tetapi saat Doyle menatapnya tajam, ia menutup mulut rapat-rapat.

Yang muda terdengar jauh lebih pintar dibanding kakaknya.

Yeon-woo mengangguk saat ia melihat Doyle, berpikir bahwa mereka sekarang bisa melanjutkan pembicaraan.

Aku mendengarkan, tetapi buatlah singkat.

Kami akan memperkenalkan diri. Aku Doyle, dan yang bodoh di sini adalah kakakku, Kahn.

Doyle? Kahn?

Nama mereka terasa familiar bagi Yeon-woo.

Peringkat tutorial ke-11 dan ke-3?

Doyle tersenyum canggung.

Agak memalukan kalau kau mengatakannya seperti itu.

Di balik topeng, Yeon-woo tampak sedikit terkejut.

Kahn berada di posisi ketiga dan Doyle di posisi kesebelas. Mereka berada di antara para pemain berperingkat tinggi.

Namun mengapa para ranker yang seharusnya jauh berada di depan justru berada di tempat seperti ini? Sesaat, ia memikirkan kemungkinan bahwa mereka adalah penipu.

Yah, aku mengerti keraguanmu atas kehadiran kami di sini. Kau mungkin berpikir kami seharusnya berada di Section E atau F.

Tidak. Aku percaya kalian adalah Doyle dan Kahn.

Huh? Benarkah?

Yeon-woo mengangguk dalam diam. Berdasarkan pemikirannya sebelumnya, mereka tidak punya alasan untuk berbohong padanya.

Jika ada, Yeon-woo punya cara untuk mengetahui apakah mereka berbohong. Itu adalah Draconic Eyes miliknya.

Ia memeriksa mereka melalui skill-nya.

Baru-baru ini ia menyadari bahwa saat ia memeriksa organisme hidup dengan Draconic Eyes, mereka yang memiliki pikiran negatif atau permusuhan tampak lebih gelap dan lebih penuh cacat dibandingkan mereka yang memiliki pikiran positif.

Berdasarkan fakta ini, Yeon-woo mampu membuat perkiraan kasar mengenai pikiran dan emosi seseorang. Ini juga sangat membantu selama perburuan monster.

Cacat yang dimiliki Kahn dan Doyle relatif lebih terang warnanya. Ini berarti mereka mengatakan yang sebenarnya.

Yeon-woo bertanya sambil menyilangkan kedua lengannya.

Jadi, mengapa pemain seperti kalian berdua, yang seharusnya sibuk menyelesaikan tutorial dan mengumpulkan Karma, repot-repot kembali ke section ini dan merekrut pemain seperti aku?

Doyle menggaruk pipinya dengan jarinya.

Ia ingin menyimpannya sebagai rahasia, tetapi setelah menyadari bahwa akan sulit untuk membujuk Yeon-woo tanpa membagi sebagian informasi, ia memutuskan untuk memberikan sedikit penjelasan.

Ia bersiap untuk menundukkan Yeon-woo jika ia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.

Sebelum kita masuk ke sana, aku harus menanyakan sesuatu padamu.

Apa itu?

Apakah kau termasuk dalam tim atau clan apa pun?

Tidak.

Wajah Doyle bersinar atas jawaban Yeon-woo. Kahn juga mengeluarkan suara Oh dengan takjub.

Bagus. Sebenarnya, ada sebuah artifact yang harus kami dapatkan dari Section E, tetapi kami harus memiliki setidaknya tiga atau empat anggota dalam tim kami.

Kalian bisa saja merekrut seseorang dari Section E.

Pada saat pemain mencapai section-section selanjutnya, mereka biasanya sudah menjadi bagian dari tim atau clan lain.

Yeon-woo mulai mendapat gambaran kasar tentang cerita mereka.

Ini adalah dua di antara para ranker teratas di tutorial. Untuk mencegah informasi tentang hidden piece tersebar, setiap gerakan mereka harus dilakukan dengan hati-hati.

Namun pemain dengan kemampuan hebat biasanya sudah memiliki tim, jadi mereka tidak bisa merekrut mereka karena takut rencana mereka bocor. Oleh karena itu, mereka pasti berpikir bahwa mereka akan memiliki peluang lebih besar menemukan pemain solo di Section B.

Apakah mereka menggunakan tiket untuk kembali ke section sebelumnya?

Yeon-woo menduga itu bukan reset ticket yang pernah ia gunakan sebelumnya. Itu pasti sejenis pass ticket yang memungkinkan mereka untuk bepergian bebas. Tentu saja, mereka pasti membeli tiket sekali pakai karena itu juga mahal.

Sulit mengecek kemampuan pemain di Section A. Mereka pasti menemukan aku selama pencarian mereka di Section B.

Mungkin prestasinya melewati Section A sendirian dan menghancurkan kelompok Kaen telah menarik perhatian mereka. Yeon-woo tidak tahu bahwa ia akan menarik perhatian orang lain dengan cara ini, jadi ia terkekeh sedikit.

Kalian mengatakan ada artifact di Section E yang sulit diperoleh bahkan untuk ranker ke-3 dan ke-11, dan kalian membutuhkan seseorang untuk membantu kalian. Apakah ini benar?

Ya, aku tidak bisa memberitahumu detailnya.

Yeon-woo mengangguk dan berpikir dalam hati.

Sepertinya mereka membutuhkan Hargan’s Crown.

Ada beberapa hidden piece di Section E. Untungnya, yang mereka inginkan berbeda dari yang Yeon-woo incar.

Di bawah titik di mana tiga pohon saling terjalin di Section E, ada sebuah sarang tempat Ketua Lizardman bernama Hargan tinggal. Kami mengalami kesulitan besar menyerang monster ini.

Itu adalah hidden piece yang juga pernah ditemui oleh adiknya dan tim Arthia.

Saudaranya menyebutkan bahwa sebagai kepala suku Lizardman yang sering muncul di Section E, Hargan sangat sulit dihadapi.

Secara khusus, jumlah besar Lizardmen Warriors yang menjaga ketua mereka menambah tingkat kesulitan.

Selain itu, dibandingkan dengan usaha yang timnya curahkan, hadiahnya terlalu kecil. Jadi saudaranya sangat marah sampai ia menuliskan komentar di dalam diary-nya.

Dengan demikian, Yeon-woo berniat menghindari sarang Hargan. Ia sangat kekurangan waktu. Tidak perlu menyia-nyiakan waktunya di area yang tidak berharga seperti itu. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya pada hidden piece lain dan mendapatkan lebih banyak Karma dan hadiah.

Namun yang lebih penting, item yang dijatuhkan Hargan, Hargan’s Crown, adalah artifact yang terlalu kecil nilainya bagi Yeon-woo.

Hargan’s Crown memiliki opsi yang meningkatkan Dignity dan Leadership. Aku tidak membutuhkan itu.

Gaya pertempuran Yeon-woo adalah gaya satu orang. Tidak peduli berapa banyak musuh yang ia hadapi, ia mengatasi semuanya sendirian.

Memimpin pasukan? Atau memiliki banyak rekan? Meskipun tampaknya nyaman, itu tidak cocok bagi Yeon-woo.

Bahkan ketika menjalankan misi, ia hanya membawa beberapa bawahan sebagai rekan dan tidak pernah memimpin operasi berskala besar.

Terlebih lagi, adiknya telah dikhianati oleh rekan-rekan yang ia percayai.

Hukum rimba berlaku di The Tower. Jika seseorang menunjukkan punggungnya kepada musuh, mereka bisa dimakan hidup-hidup. Ia bisa dengan mudah lengah dan memperlihatkan kelemahannya di rimba seperti itu jika ia memiliki rekan.

Bahkan jika ia punya rekan, itu hanya akan satu atau dua. Itu jumlah yang menurutnya tidak terlalu membebani, juga mudah disingkirkan.

Jadi Yeon-woo tidak tertarik pada Hargan’s Crown, yang sepertinya hanya berguna bagi tipe komandan.

Kau tidak akan kecewa dengan kompensasinya. Kami juga bisa menyesuaikan kondisinya jika kau membutuhkan sesuatu yang lain. Bagaimana menurutmu? Aku yakin ini bukan kesepakatan yang buruk, bahkan untukmu.

Kahn dan Doyle pasti sangat ingin bergerak ke Section E secepat mungkin, jadi mereka akan mencoba membantu Yeon-woo dengan cara apa pun yang diperlukan. Ia bisa dengan cepat meningkatkan peringkatnya dan bahkan bisa menemukan hidden piece jika ia bekerja sama dengan mereka.

Yang paling penting, ia tidak bisa mengabaikan keuntungan mengenal dua orang yang akan menjadi super-rookies setelah mereka menyelesaikan tutorial.

Tentu saja, aku akan menyukai kedengarannya, jika aku adalah salah satu dari pemain biasa itu.

Yeon-woo tidak benar-benar membutuhkan bantuan Kahn dan Doyle dan jelas tidak membutuhkan tim. Sebaliknya, mereka hanya akan menghalanginya.

Ia harus terus mencari hidden piece lainnya di masa depan, dan ia tidak bisa memiliki gangguan apa pun. Jadi Yeon-woo berniat menolak tawaran mereka.

Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul dalam pikirannya.

Tidak akan ada ruginya membantu mereka sebentar, bukan?

Lagi pula, ia telah merencanakan untuk melewati Section C dan D dengan cepat. Ia punya urusan sendiri di Section E, tetapi bagaimana jika ia membantu kedua orang ini sebelum itu?

Berburu Hargan tidak akan mudah, tetapi jika ia bisa bekerja sama dengan peringkat nomor 3 dan nomor 11, serangan cepat bukanlah hal yang mustahil.

Bagaimanapun juga, meski tak berharga, hidden piece tetaplah hidden piece. Ia seharusnya bisa mengumpulkan sejumlah besar Karma dengan raid ini.

Jika ia bisa mendapatkan semuanya hanya dengan sedikit usaha, itu bukan pertukaran yang buruk.

Baiklah. Aku akan membantu kalian, tetapi dengan satu syarat.

Doyle tersenyum lebar seolah mengatakan ia telah membuat keputusan yang tepat.

Apa itu?

Selain artifact yang kalian butuhkan, aku ingin mengambil semua hadiah lainnya.

Hmm.

Itu bukan masalah mudah.

Tentu saja, Hargan’s Crown adalah item yang paling penting bagi mereka, tetapi ia tidak tahu hadiah apa lagi yang mungkin menunggu di Hargan’s Lair, sehingga Doyle tidak ingin membuat keputusan gegabah. Ia menoleh kepada Kahn.

Kahn memberikan anggukan diam.

Apa pun kondisinya, yang penting bagi mereka adalah raid cepat. Mereka tidak membutuhkan apa pun selain crown.

Akhirnya, Doyle menatap Yeon-woo dan memberi jawaban positif.

Baik, semuanya milikmu. Namun, kau harus menunjukkan apa yang kau miliki.

Sejujurnya, aku tahu kalian akan merekrut orang lain atau bahkan meninggalkanku jika aku berada di bawah standar kalian.

Doyle mengeluarkan tawa canggung seolah ia tepat sasaran.

Hehe, kami tidak sekejam itu, kau tahu.

Kahn tiba-tiba maju, seolah ia tidak sabar lagi untuk berbicara dengannya. Ia kemudian menampilkan senyuman lebar dan mengulurkan tangannya.

Uhaha! Bagaimanapun juga, senang bertemu denganmu. Jadi, beri tahu aku namamu, bro.

Yeon-woo bisa melihat dengan jelas seperti apa kepribadian Kahn.

Ia adalah tipe orang sombong dan cerewet yang melelahkan untuk dihadapi. Tetapi untuk sementara waktu, ia harus menghadapi orang ini, jadi ia menggigit bibirnya dan menyambut uluran tangannya.

Dan saat ia menyadari bahwa ia belum menyebutkan namanya, ia hendak mengatakannya tetapi kemudian berhenti sejenak.

Ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini adalah medan tempur lain.

Ia tidak perlu mengungkapkan nama aslinya. Sebagai gantinya, ia memberikan nama kode yang ia gunakan, identitas keduanya saat berada di medan perang.

Cain.

Mata Yeon-woo tampak tegas.

Aku Cain.

Chapter 20. Deal (1)

Sekarang karena ia tidak punya alasan untuk tinggal lebih lama di dalam dungeon, Yeon-woo meninggalkan dungeon ditemani oleh Kahn dan Doyle.

Kahn menunjukkan ekspresi jijik saat melirik ke arah kolam. Sama seperti Yeon-woo, ia juga memilih Black Route dan mengalami kesulitan ketika melintasinya.

Kepadatan tinggi, tanpa daya apung, tekanan air kuat yang menahan gerakan tubuh, dan kolam itu juga dipenuhi monster akuatik. Hanya dengan memikirkan lewat kolam itu membuat tubuhnya merinding.

Pada saat yang sama, Kahn penasaran bagaimana Yeon-woo akan melewati rintangan ini. Di dalam dungeon, ia hanya melihat sedikit petunjuk mengenai kemampuan Yeon-woo. Jadi ini adalah pertama kalinya ia benar-benar melihat kemampuannya. Ia akan memutuskan apakah ia perlu mencari anggota tambahan atau tidak, berdasarkan kemampuan atau potensi pertumbuhan Yeon-woo.

Namun kemudian,

Huh?

Yeon-woo berjalan menuju kolam tanpa persiapan apa pun.

Hey, dude!

Ada apa?

Yeon-woo melirik Kahn, bertanya apa yang salah.

Jangan bilang kau berniat melompat langsung ke dalam. Maksudku, kau belum melakukan persiapan apa pun.

Apakah ada masalah dengan itu?

Bro, kau akan membuat dirimu dalam bah—!

Namun Yeon-woo melompat ke dalam kolam bahkan sebelum Kahn bisa menyelesaikan kalimatnya.

Kahn bersiap untuk terjun, berpikir bahwa Yeon-woo mungkin sedang tenggelam dalam rasa sakit luar biasa.

Kurasa kita tidak perlu khawatir, bukan?

Ya.

Yeon-woo berenang dengan sangat mudah, seperti ikan di dalam air.

Saat Doyle tersenyum, Kahn tampak sedikit malu. Ia sudah melihat di dalam dungeon bahwa Yeon-woo cukup terampil, tetapi ini sama sekali berada di tingkat berbeda. Ia mulai berpikir bahwa ia mungkin telah menarik seseorang yang jauh lebih hebat dari dugaannya.

Orang ini telah berkembang begitu banyak bahkan sebelum menyelesaikan Section B. Seberapa jauh ia bisa berkembang setelah melewati seluruh section lainnya?

Kahn tersenyum pada Yeon-woo yang sedang membelah air.

Mungkin.

Sebuah pikiran terlintas di benaknya, bahwa Yeon-woo mungkin seseorang yang akan membakar seluruh tutorial, sama seperti dirinya.

Ia akan selalu menyambut seorang ahli lainnya.


Tidak memperhatikan keterkejutan Kahn, Yeon-woo menganalisis tubuh barunya ketika ia membelah Heavyweight Water.

Jadi ini yang dilakukan Flame Heart dan Frost Crest. Sangat bagus.

Jika orang biasa melompat ke air ini, tubuh mereka akan hancur oleh tekanannya. Namun berkat Reinforced Physique, tubuhnya sama sekali tidak terasa sakit.

Flame Heart terus memompa sejumlah besar vitalitas ke seluruh tubuhnya, dan Frost Crest telah mengeraskan kerangkanya cukup untuk menahan tekanan Heavyweight Water. Bagi Yeon-woo, ini tidak berbeda dari mandi biasa di Bumi.

Kemudian, Yeon-woo mulai bertanya-tanya bagaimana Kahn dan Doyle akan melewati kolam, jadi ia berbalik dan melihat.

Kahn, yang bertubuh bugar, mengeluarkan sepotong kain lain dari sakunya dan mengikat pedangnya di pinggang sebelum melompat ke dalam air. Ia adalah perenang yang baik. Doyle, di sisi lain—

Looking for someone in Bandung today

Apa itu? Apakah itu skill-nya?

Saat Doyle membuat gerakan halus di udara, dari dinding, sekumpulan lalat tiba-tiba berkumpul di atas kolam. Lalat-lalat itu membentuk semacam awan.

Doyle melangkah maju, menginjak awan gelap yang terbuat dari lalat itu. Dengan setiap langkah yang ia ambil, serangga-serangga itu bergerak dan membuat jembatan di bawah kakinya. Itu benar-benar pemandangan yang aneh.

Banyak lalat yang terinjak mati, tetapi lebih banyak lagi yang datang mengisi tempatnya, membuatnya mudah bergerak.

Ia termasuk kelas tamer, mungkin entomopathy?

Para tamer, terutama yang memiliki zoopathy, sering ditemani hewan tertentu karena mereka menghargai komunikasi dengan hewan mereka.

Namun entomopathist harus berurusan dengan serangga yang memiliki tingkat kecerdasan rendah, jadi itu lebih sulit dan rumit. Ia tidak menyangka akan melihat satu orang seperti itu di dalam tutorial.

Ini juga masuk akal mengapa ranker peringkat 11 itu tidak bisa bereaksi terhadap serangannya. Ia bergantung pada skill dan entomopathy, sehingga kemampuan fisiknya kurang.

Itu mengingatkanku, bukankah dia mengatakan Black Skull juga ahli dalam entomopathy?

Sesaat, ia mengingat seorang ranker di The Tower. Namun Yeon-woo menggeleng dan menghapus nama itu dari pikirannya. Mereka akan bertemu suatu hari nanti, tetapi ia tidak perlu memikirkannya sekarang.

Setelah memastikan bahwa Kahn dan Doyle mengikutinya, Yeon-woo menarik napas dalam-dalam dan menyelam ke dalam air. Di dalam kolam sangat gelap, seolah ia menyelam jauh ke laut. Jadi ia harus memperkuat indranya sepenuhnya.

Kwang

Yeon-woo memberi tendangan kuat dan meluncur melalui air.

Air terasa dingin dan segar di kulitnya, mungkin karena sudah lama sejak ia merasakan gerakan secepat ini.

Bild, eksekutif Arangdan, sedang mengernyit melihat laporan itu. Laporan tersebut mengenai penjahat yang telah menghancurkan kelompok Kaen dan menghilang ke Black Route. Bild akhirnya menemukan keberadaannya, ia berada di kolam Heavyweight Water di Section B. Tampaknya ia tidak membuat kemajuan karena tingkat kesulitannya yang tinggi.

Namun ketika ia hendak berangkat, ia dikejutkan oleh laporan berikutnya.

Tuan, kita punya masalah.

Masalah apa?

Kahn dan Doyle juga terlihat berada di dekatnya.

Apa? Mengapa mereka bersamanya? Bukankah seharusnya mereka berada di Section E?

Kahn dan Doyle, bersama saudara-saudara dari keluarga Cheong-lam, juga menjadi pusat perhatian. Bahkan Cheonghwado, kekuatan di balik Arangdan, memperhatikan setiap gerakan mereka. Dan sekarang tiba-tiba mereka muncul di sini.

Bild mengira penjahat yang mereka cari tidak memiliki hubungan apa pun dengan orang-orang dari The Tower.

Kami belum memiliki informasi akurat, jadi kami masih menyelidikinya. Namun, kami menerima beberapa laporan bahwa kedua orang itu tidak terlihat di Section E baru-baru ini, dan beberapa orang menyaksikan dua pria yang cocok dengan ciri-ciri mereka.

Bild menatap bawahannya dengan tajam.

Dan kenapa baru sekarang aku mendengarnya?

Bawahannya memberi alasan sambil mengecilkan bahunya.

Laporannya berasal dari section sebelumnya, jadi kami pikir tidak penting.

Kwang

Bild menghantam meja dengan tinjunya.

Jadi apa artinya itu? Apa mereka bekerja sama?

Bawahannya menundukkan kepala karena malu.

Kami khawatir itu dugaan kami.

Jadi dia punya seseorang yang mendukungnya. Kahn, Doyle. Dasar brengsek.

Bild menggertakkan giginya saat ia mengingat wajah duo bodoh itu. Ia menganggap situasi ini sebagai deklarasi perang.

Mereka pasti merekrut pria bertopeng itu meskipun mereka tahu ia bermasalah dengan Arangdan. Ini jelas meremehkan Arangdan, atau bahkan Cheonghwado.

Ayo pergi ke tempatnya sekarang. Kumpulkan para anggota.

Mereka semua sedang menunggu di luar.

Saat Bild mengangguk dan hendak pergi ke tempat berkumpul, seorang bawahan lain tiba-tiba berlari masuk ke ruangan.

Laporan baru baru saja tiba! Mereka telah menyelesaikan Section B dan tiba di Section C!

Kalau begitu kita akan—

Namun sebelum Bild bisa menyelesaikan kalimatnya, lebih banyak bawahan terus masuk satu demi satu dengan laporan baru.

Kami punya laporan lain! Mereka sudah menembus Section C!

Saat ini terlihat di pintu masuk Section D—

Tidak! Mereka sudah menyelesaikan Section D dan memasuki Section E!

Mereka berada di—

Kahn dan Doyle mengikuti di belakang—

Ia tidak bisa memahami situasinya karena aliran laporan yang tidak henti-henti.

Jaringan Arangdan di tutorial sangat ketat, biasanya tanpa kesalahan. Melihat banjir laporan seperti ini, hanya ada satu kemungkinan.

Speedrun.

Namun bahkan dengan bantuan Kahn dan Doyle, kecepatan mereka tetap berada di luar nalar.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ekspresinya mengeras.


[269:36:55_41]

[Kamu telah berhasil menyelesaikan Black Route dari Section B sebagai pemain solo.]

[Kamu telah membuat pencapaian yang tidak mudah dicapai. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 2.000 Karma.]

[Kamu telah memperoleh 1.000 Karma tambahan.]

[Kesehatan dan mana kamu akan dipulihkan.]

[Semua status efek akan dihapus.]

[Kamu telah berhasil menyelesaikan Section C sebagai pemain solo.]

[Kamu telah membuat pencapaian.]

[Kamu telah berhasil menyelesaikan Section D.]

Apa yang sedang kulihat sekarang? Apakah ini orang yang sama yang berada di Section B beberapa saat lalu? Bagaimana ia bisa bertumbuh secepat ini?

Kahn begitu terkejut sampai ia tidak bisa menahan tawa.

Ia harus mengakui bahwa ia salah. Ia pernah percaya bahwa orang ini suatu hari mungkin tumbuh menjadi salah satu yang terkuat, dan bahwa suatu hari ia akan menjadi kuda hitam yang dapat mengancam posisi para ranker.

Namun kenyataannya jauh berbeda dari yang ia pikirkan.

Ia sudah menjadi salah satunya!

Ketika mereka pertama kali melewati Heavyweight Water bersama Yeon-woo, Kahn merasa ia telah menemukan sesuatu yang bagus. Namun begitu mereka memasuki Section C, ia harus sepenuhnya mengubah penilaiannya.

Kwang

Swish

Manusia! Manusia di sini— Gurgle

Manusia, terlalu kuat! Ketua, perlu— Kuk!

Yeon-woo menyelesaikan Section C dengan terlalu mudah, benar-benar menerobos monster-monster yang menghalangi jalannya.

Tidak seperti section sebelumnya yang terdiri dari satu jalur lurus, Section C adalah labirin yang terbentuk dari lusinan gua yang terhubung seperti sarang laba-laba. Tentu saja hanya ada satu jalan keluar, dan jalurnya rumit.

Selain itu, di ujung labirin terdapat sarang Hobgoblin dan gerombolan Goblin.

Monster-monster itu menganggap pemain di Section C sebagai penyusup yang menyerbu sarang mereka, sehingga mereka terus mengirimkan pengintai untuk mencegah pemain maju.

Kemudian pemain harus terus maju dengan menghindari para pengintai atau membunuh mereka. Jika tertangkap, skenario terburuknya mereka mungkin harus menghadapi seluruh suku Goblin. Tidak peduli seberapa terampil pemainnya, mereka tidak bisa melawan jumlah monster sebanyak itu.

Singkatnya, tantangan utama Section C adalah menemukan jalan keluar dari labirin sambil bermain petak-umpet dengan Goblin, dan begitulah sebagian besar pemain menyelesaikan Section C. Sedangkan Yeon-woo, ia mengabaikan seluruh aturan itu.

Ia maju seakan tidak peduli siapa pun yang menghadangnya. Tentu saja, metodenya menimbulkan kekacauan besar di seluruh sarang.

Mendengar kabar pembantaian itu, Goblin-goblin berbondong-bondong menyerang Yeon-woo, tetapi ia menang hanya dengan bentrokan langsung. Dan tak lama kemudian, ia juga menghabisi Hobgoblin.

Hal yang sama terjadi di Section D. Bahkan Troll yang menjaga ruang batu pun ditebas dengan satu serangan.

Spurt

Ketika menyangkut kekuatan fisik dan daya tahan, Troll adalah salah satu monster tersulit untuk dikalahkan bahkan oleh kelompok yang berisi lima pemain atau lebih. Dan Troll-troll itu kini telah dicabik-cabik.

Doyle tidak yakin apakah ia sendiri bisa menghasilkan pemandangan yang begitu luar biasa, jadi ia hanya menatap Yeon-woo dengan wajah tegang. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Meski menunjukkan pemandangan seperti itu, Yeon-woo dengan tenang mulai membedah bangkai Troll tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

Ketika Kahn dan Doyle akhirnya membuka mulut, mereka bertanya apa yang sedang ia lakukan terhadap monster yang sudah mati.

Darah mereka adalah bahan penting untuk membuat health potion. Urat dan kulit mereka juga bahan yang bagus untuk item lain.

.

Ia bahkan menjawab balik dengan pertanyaan apakah ada yang salah dengan itu.

Mulai dari membasmi hingga menjarah, Yeon-woo memeras apa pun yang bisa ia dapatkan dari tutorial.


[Ranking kamu dalam tutorial telah diperbarui.]

[Tutorial Ranking]

  1. Edora (57.987 Poin)

  2. Phante (56.342 Poin)

  3. Kahn (50.475 Poin)

  4. Unknown (15.700 Poin) (Kamu)

Dari 281 ke 192.

Yeon-woo melompat hampir 90 peringkat sekaligus.

Chapter 21. Deal (2)

Shuck Shuck

“Apa yang akan kau lakukan dengan semua itu?”

Kahn bertanya pada Yeon-woo dengan tampang jijik.

Yeon-woo berhenti mengumpulkan kulit Troll dan menatap Kahn.

“Bukankah sudah kubilang? Darahnya adalah bahan untuk potion.”

“Bukan itu maksudku.”

“Lalu apa?”

“Yah, apa gunanya menyimpan semua material itu? Kau pasti sudah mengumpulkan banyak Karma sekarang. Dan jelas kau tidak akan berhenti, kan? Lalu kenapa kau tidak membeli saja item yang kau butuhkan dengan Karma?”

Setelah pemain memasuki The Tower, poin Karma dapat digunakan sebagai mata uang. Jika mereka menginginkan item atau artifact, mereka bisa membayarnya dengan Karma untuk membeli apa pun yang mereka perlukan. Karena itu, para pemain tidak terlalu berminat menjarah material yang dianggap sebagai barang rongsokan dari bangkai monster.

Bahkan jika mereka membutuhkan material, mereka lebih memilih untuk menyewa pemain lain atau cukup membelinya dengan poin.

Tentu saja, material langka dari monster besar seperti Elder Dragon adalah pengecualian. Meski begitu, item semacam itu biasanya ditangani oleh klan besar atau tim raid khusus. Itulah mengapa pemain solo jarang berurusan dengan barang-barang rongsokan.

Namun, Kahn memperhatikan bahwa bahkan ketika mereka melakukan speedrun melalui beberapa section, Yeon-woo tidak pernah ragu mengumpulkan material dari bangkai. Sejak berburu Goblin, setiap ia menemukan bangkai yang utuh, ia akan berhenti untuk menjarahnya.

Proses penjarahannya juga sangat teliti. Ketika mengisi botol dengan darah, ia berusaha keras agar darah tidak bercampur dengan zat asing, dan ketika mengumpulkan material penting ia membungkusnya dengan kulit dan menyimpan secara terpisah.

Karena itu, meskipun ia berusaha hanya membawa bahan yang benar-benar bernilai, tas punggung Yeon-woo begitu penuh hingga terlihat seperti balon yang hendak meledak.

“Aku punya rencana untuk semua material ini.”

“Kalau kau bilang begitu.”

Kahn tidak mencoba memahami Yeon-woo lagi.

Meskipun tindakannya tampak tidak berarti bagi Kahn, ia menemukan bahwa setiap tindakannya telah direncanakan dengan teliti.

Selain itu, mengetahui bahwa individualisme adalah unsur besar dalam The Tower, ia tidak bisa mencampuri urusan Yeon-woo. Namun ia terlalu kepo untuk menahan rasa penasarannya yang meningkat, jadi ia bertanya satu pertanyaan terakhir.

“Ngomong-ngomong, ada orang yang bisa menangani bahan sebanyak itu sekaligus? Jangan sampai kau kena tipu dan berakhir menangis seperti bayi.”

Setelah selesai mengemasi semua bahan, Yeon-woo mengangkat tas itu ke bahunya. Karena robekan dan lubang yang diterimanya dari section sebelumnya, tas punggung itu memiliki tambalan kulit di berbagai tempat, memberi kesan aneh.

“Aku kenal seorang pandai besi.”

“Oh. Dia pasti hebat, ya?”

“Kita lihat saja nanti.”

Yeon-woo mengangkat bahu dan berjalan melewati Kahn. Ia tidak ingin repot bicara lebih panjang.

Kahn hanya mengecap bibir.

“Sial, dasar menyebalkan.”

Selama seluruh waktu ia berada di samping Yeon-woo, hal terbesar yang Kahn rasakan adalah bahwa Yeon-woo selalu menyimpan semuanya rapat-rapat.

Sejauh yang ia tahu, kebanyakan orang cenderung saling berbagi cerita setelah bersama-sama cukup lama. Namun Yeon-woo tidak pernah menyebutkan apa pun tentang identitasnya. Ia hanya berbicara ketika perlu.

Kadang, tatapan dinginnya dari balik topeng putih membuat punggung Kahn merinding.

Tentu saja, dalam dunia tutorial dan The Tower yang penuh tipu daya, kepribadian seperti itu tidak buruk. Ia tahu Yeon-woo berusaha agar tidak mengungkapkan kelemahannya.

Juga, sikap ramahnya bisa saja terlihat mencurigakan bagi Yeon-woo, karena mereka hampir tidak saling mengenal. Tetapi tetap saja, Kahn merasa Yeon-woo sengaja membangun tembok di sekeliling dirinya.

Kahn bangga sebagai seseorang yang sangat mudah bergaul dan sangat empatik. Karena itu, ia bisa merasakannya dengan lebih jelas.

“Tapi tidak banyak pemain yang punya kemampuan sebesar itu, aku ingin mempertahankannya jika memungkinkan.”

Kahn mengelus dagunya.

Jika ia harus menggambarkan Yeon-woo dengan satu kata, ia akan berkata dapat diandalkan. Meskipun tidak pernah berbicara tentang dirinya, ia juga tidak pernah ikut campur dalam urusan orang lain. Dan pada saat yang sama, ia menyelesaikan pekerjaannya tanpa keluhan. Ia bahkan menunjukkan kemampuan luar biasa dengan menyelesaikan dua section tanpa henti.

Kahn sangat menginginkan Yeon-woo karena ia memiliki rencana besar. Ia menginginkannya bukan hanya untuk raid ini, tetapi untuk seluruh perjalanan di The Tower. Namun ia merasa Yeon-woo tidak membiarkannya mendekat.

“Mungkin karena topengnya.”

Saat Kahn selesai berpikir, Yeon-woo sudah membuka gerbang besi menuju luar Section D.

Rumble

Ia merasakan seluruh gua bergetar ketika ia mendorong gerbang besi yang lebih tebal dari gerbang apa pun yang mereka lewati sebelumnya.

Kemudian, cahaya matahari hangat dan cerah masuk ke dalam gua yang sebelumnya hanya diterangi cahaya redup. Di sana, ia melihat langit biru.

[You have successfully cleared Section D as a solo player.]

[Kamu telah membuat pencapaian yang tidak mudah dicapai. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 3.000 Karma.]

[Kamu telah memperoleh 2.000 Karma tambahan.]

[Kesehatan dan mana kamu akan dipulihkan.]

[Semua status efek akan dihapus.]

[Kamu telah memasuki Section E.]

[Kamu telah berhasil mencapai Outer Area. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 1.000 Karma tambahan.]

Yeon-woo menyapu rambutnya ke belakang dengan tangannya. Hembusan angin segar menerpa wajahnya. Ia merasa sangat bersemangat kembali.

“Ugh! Semakin lama semakin sumpek di dalam sana!”

“Agak sedih meninggalkannya. Tempat yang sempurna untuk tidur siang.”

Kahn meregangkan tubuhnya, dan Doyle mengucek matanya yang mengantuk.

Tutorial secara garis besar terbagi menjadi dua area: Inner Area dan Outer Area.

Inner Area adalah area awal dari Section A hingga Section D, yang dirancang untuk membantu pemain baru memahami tingkat kemampuan mereka dan melatih apa yang kurang. Outer Area adalah area akhir dari Section E hingga Section G, yang menguji kemampuan yang telah dilatih pemain di Inner Area dan menilai kelayakan mereka.

Biasanya, pemain mudah mengalami stres karena cobaan di Inner Area dilakukan di dalam gua dan lorong sempit dengan pencahayaan buruk dan ventilasi yang jelek. Namun hal itu tidak terjadi di Outer Area.

Melihat dunia luar setelah waktu yang lama, Yeon-woo juga merasa sesaknya menghilang. Tetapi ia tidak bisa lengah karena ia tahu Outer Area akan jauh lebih berbahaya daripada Inner Area.

Sampai Section D, ruang dibatasi oleh dinding, jadi aku hanya perlu waspada dalam jarak tertentu. Tidak ada hal seperti itu mulai Section E.

Berada di area terbuka berarti juga membuka dirinya untuk diserang.

Berbagai pesan mulai muncul saat Yeon-woo sedang tenggelam dalam pikirannya.

[The challenge of Section E will begin.]

Saat itu, Yeon-woo melihat cahaya berkilat di telapak tangannya.

Sebuah manik kecil sebesar setengah jari muncul di tempat cahaya tadi.

[You have been given one Token. Multiple Tokens are hidden throughout Section E, they can also be transferred or traded between players. Collect 99 Tokens to ascertain your qualifications.]

Yeon-woo memainkan Token kecil itu dengan jarinya. Di sebelahnya, Kahn menatap dengan ekspresi jijik.

“Itu membuatku muak setiap kali melihatnya.”

Yeon-woo menatap Token itu diam-diam.

Section E adalah medan pembantaian. Ada Token tersebar di seluruh section, tetapi jauh lebih mudah merampas Token orang lain daripada mengumpulkannya sendiri.

Karena itu, pemain di Section E sering menjadi paranoid. Mereka tidak tahu kapan sesuatu akan menyerang secara tiba-tiba, dan mereka juga tidak tahu apakah teman yang sebelumnya tersenyum bersama mereka akan menusuk mereka dari belakang.

“Yang paling menjijikkan adalah—”

Yeon-woo memusatkan perhatian pada pesan bahwa Token dapat dipindahkan atau diperdagangkan antar-pemain. Ini berarti bahwa seseorang bisa diancam atau bahkan dibunuh untuk mengambil Token mereka.

Mencari Token yang tersebar di seluruh Section E adalah tugas yang sulit. Dibanding itu, jauh lebih mudah bersembunyi dan menyergap pemain lain untuk mencuri Token mereka.

Sudah jelas opsi mana yang akan dipilih sebagian besar pemain.

Saudaranya mengalami kesulitan menghadapi masalah seperti ini. Tetapi hal yang membuat Arthia berbeda dari yang lain adalah bahwa meskipun ada banyak godaan, mereka berhasil melewati Section E hanya dengan mengumpulkan Token tersembunyi tanpa melakukan pengkhianatan.

Para Hyena itu pasti akan datang mencari aku.

Para pemulung, juga dikenal sebagai Hyena. Section E penuh dengan Hyena yang menggunakan hutan sebagai selubung. Ia harus berhati-hati terhadap mereka.

Kemudian, Yeon-woo tiba-tiba teringat tim keji yang ia lihat di dalam diary. Mereka yang menangkap pemain hidup-hidup dan menggunakannya untuk memanen Token.

Saudaranya dan Arthia turun tangan dan menghancurkan tim itu, tetapi bagaimana jika sisa-sisanya atau para peniru kembali muncul?

Namun Yeon-woo menggelengkan kepala. Tidak seperti saudaranya yang benar dan altruistik, ia adalah orang yang benar-benar berpusat pada dirinya sendiri. Bahkan jika ia menyaksikan kejahatan semacam itu, kemungkinan besar ia akan mengabaikannya. Tangannya sudah penuh dengan urusannya sendiri. Ia harus menjauhi masalah.

Yeon-woo kemudian melirik kedua orang di sebelahnya.

Syukurlah, Kahn dan Doyle hanya menatap Token miliknya tanpa menunjukkan keinginan untuk mengambilnya. Tampaknya mereka sudah mengumpulkan cukup banyak Token sebelum kembali ke Section B.

Atau mereka mungkin sudah mengumpulkan semua 99 Token.

Yeon-woo kemudian memasukkan Token ke dalam mulutnya dan menelannya.

Kahn dan Doyle menatapnya dengan ketertarikan baru. Dengan menelan Token, Yeon-woo menunjukkan tekadnya untuk tidak menyerahkan Token kepada siapa pun sampai mati. Mereka melihat sekilas tekad Yeon-woo.

“Aku sudah selesai membaca pesannya, jadi ayo kita bergerak. Kalian bilang sedang mencari hidden piece di Section E, benar? Kalau begitu lakukan sekarang. Aku harus mencari Token setelah itu.”

Kahn mengangguk.

“Ya, tapi tempatnya cukup jauh dari sini. Akan butuh waktu sampai kita tiba.”

“Kalau begitu kita kumpulkan Token di perjalanan.”

“Tidak masalah.”

Kahn mengambil posisi memimpin dan mulai berjalan.

Yeon-woo dan Doyle mengikuti di belakangnya.


Section E memiliki wilayah yang lebih besar dan lebih luas daripada keempat section sebelumnya digabungkan.

Karena itu, setiap wilayah memiliki fitur geografis sendiri dengan lingkungan berbeda, membentuk ekosistem unik.

Bukit-bukit kecil tersebar di selatan, hutan luas menutupi wilayah utara, dan di ujung hutan terdapat rawa berlumpur. Pegunungan berbatu hitam berbaris di belakang gurun tandus di sisi timur, dan sungai yang mengalir melalui padang rumput membentang ke barat.

Dan setiap area juga dihuni berbagai jenis monster.

Monster kecil seperti Goblin dan Kobold membentuk desa di sekitar hutan, tetapi monster besar seperti Troll dan Ogre hidup jauh di dalam hutan. Lizardman, Sandworm, dan permukiman Orc masing-masing berada di rawa utara, gurun timur, dan padang rumput barat.

Ujian di sini adalah menemukan Token sambil menghadapi monster dan melindungi Token dari pemain lain yang mungkin lebih berbahaya daripada monster. Keduanya sama pentingnya.

Dan sekarang,

Kelompok Yeon-woo bergerak menuju rawa di utara.

Chapter 22. Deal (3)

Saat kegelapan turun, kelompok Yeon-woo bersiap untuk berkemah di luar.

Ketika ia berada di Inner Area, Yeon-woo hanya tidur singkat dari waktu ke waktu karena tidak bisa membedakan siang dan malam. Namun sekarang setelah ia bisa, ia tidak perlu lagi melakukan itu. Yang terpenting, Kahn telah menyarankan ide itu agar tetap berada dalam kondisi terbaik.

“Monster yang akan kita hadapi cukup kuat. Kita harus benar-benar siap.”

Yeon-woo mengangguk setuju.

Meskipun Yeon-woo berpura-pura tidak tahu, ia mengetahui apa yang sedang dicari Kahn dan Doyle. Hargan, Raja Lizardman. Sebagai salah satu boss monster di Section E, Hargan cukup kuat untuk dengan mudah menghancurkan pemain biasa. Duo peringkat atas, Kahn dan Doyle, tidak bisa menjamin apakah mereka akan menang melawannya. Dan masalah yang lebih besar adalah bahwa,

Ia tidak sendirian.

Ada dua Raja Lizardman secara total. Satu jantan dan satu betina. Satu-satunya alasan hidden piece itu dinamai Hargan’s Lair adalah karena namanya mengambil dari Raja Lizardman jantan. Namun, pemilik sebenarnya adalah yang betina yang tinggal lebih dalam di dalam sarang, bukan yang jantan. Jika seseorang merasa lega setelah membunuh yang jantan saja, mereka akan menemui masalah besar.

Yang memiliki Hargan’s Crown juga adalah Raja Lizardman betina. Dua orang ini pasti sudah mengetahuinya.

Untuk mengambil mahkota itu, setidaknya harus ada satu pemain yang menangani masing-masing Raja Lizardman, jantan dan betina. Bahkan jika Kahn mempertaruhkan nyawanya sendiri, ia hanya bisa menangani satu dari mereka pada satu waktu, jadi ia pasti membutuhkan seseorang untuk menghadapi yang lainnya.

Doyle, yang kekuatan fisiknya relatif lemah, hanya bisa mengambil peran merebut mahkota sementara aggro monster terfokus pada orang lain. Karena itu, ketiganya harus berada dalam kondisi terbaik sebelum masuk ke Hargan’s Lair.

Kahn dan Doyle, mungkin karena mereka sudah berpengalaman tidur di luar, dengan cepat menyiapkan perkemahan. Doyle, khususnya, menunjukkan pemandangan yang sangat menarik bagi Yeon-woo ketika ia menyalakan api unggun. Dengan entomopathynya, ia memanggil beberapa jenis serangga dan membuat mereka berbaris di atas kayu bakar. Serangga-serangga itu tiba-tiba menyala dan meledak, menciptakan kilatan api yang spektakuler.

“Impresif.”

Doyle memberikan senyum malu-malu menanggapi gumaman singkat Yeon-woo.

“Mereka disebut flamebug. Saat menghadapi musuh alami mereka, mereka akan menyalakan diri sendiri dan membakar musuh bersama mereka. The Tower penuh dengan serangga-serangga menakjubkan seperti ini.”

Sambil mengangguk, Yeon-woo melihat sisa flamebug yang perlahan memudar di dalam api.

Masih banyak hal di The Tower yang bahkan Jeong-woo pun tidak mengetahuinya.

Tidak semua tentang The Tower dicatat dalam diary. Yeon-woo pasti akan perlu menjelajahi hal-hal yang tidak tercatat.

Saat api unggun membara terang, mereka masuk ke sleeping bag masing-masing. Setelah memutuskan giliran jaga malam, mereka tertidur satu per satu.


Yeon-woo menjadi penjaga malam pertama. Tidak ada alasan khusus. Itu hanya karena ia menang suit.

Crackle

Yeon-woo menatap tenang pada kayu yang terbakar, lalu membuka salah satu tangannya. Lima manik biru berguling di telapaknya. Itu adalah Token.

“Dengan yang aku punya dari awal, totalnya enam sekarang.”

Yeon-woo tidak hanya berjalan selama perjalanan menuju Hargan’s Lair. Ia telah mencari Token yang tersembunyi dan tersebar di seluruh hutan. Di celah batu, di dekat aliran air, di atas pohon, di dalam sarang burung, dan sebagainya.

Namun mereka tidak terlalu sulit ditemukan.

“Aku tidak pernah membayangkan bahwa inderaku yang diperkuat bisa menangkap posisi Token juga.”

Token memiliki sesuatu yang berbeda. Seolah-olah mereka mengandung kekuatan khusus, sensasi yang ia dapat ketika merasakannya berbeda dari objek lain di sekitarnya.

“Aku harus mengumpulkan Token sebanyak mungkin. Semakin banyak Token yang kukumpulkan, semakin besar Karma yang kudapat. Terutama mulai Token ke-100, peningkatannya drastis, jadi aku harus fokus.”

Tentu saja, pencarian Token ini dilakukan diam-diam. Tidak perlu membuat Kahn dan Doyle tahu.

Keduanya bahkan sempat merasa bersalah, mengatakan betapa Yeon-woo tidak bisa menemukan Token karena sibuk membantu mereka dalam raid. Doyle bahkan lebih jauh mengusulkan memberikan Token sebagai kompensasi.

Baik mereka sungguhan atau tidak, Yeon-woo merasa mereka adalah orang-orang baik, mengingat tempat ini dipenuhi egoisme.

Ngomong-ngomong—

Yeon-woo melempar lima Token itu ke dalam mulutnya dan mengangkat kepala menatap bulan.

Untuk membuktikan bahwa tempat ini berbeda dari Bumi, satu bulan besar dan satu bulan kecil tergantung tinggi di langit malam.

“Sudah sejauh ini aku sampai? Waktu memang berjalan cepat.”

Ia merasa agak canggung dapat menikmati angin malam dengan tenang. Yeon-woo bertanya-tanya apakah itu karena ia telah melewati section-section tanpa istirahat.

Bagi dirinya, waktu damai seperti ini rasanya aneh. Ia belum pernah beristirahat benar-benar sejak masuk tutorial. Ia berguling di lantai, menusuk monster, dan berlari ke segala arah. Satu-satunya istirahat hanyalah tidur singkat untuk memulihkan tenaga.

Namun ketika ia duduk dan menengok ke belakang, ia menyadari betapa intens dirinya memaksakan jadwalnya. Rasanya seolah ia baru masuk tutorial kemarin—dan sekarang ia akhirnya bisa rileks sedikit, ia merasa lelah. Bukan lelah fisik, tapi mental yang menumpuk.

Namun ia berusaha tidak lengah. Inderanya terus menyapu area sekitar dengan detail. Ia menepis semua pikiran mengganggu dari kepalanya.

Rustle

Ia menatap langit malam yang tenang dan menikmati angin. Ini saja sudah cukup untuk mengurangi kelelahan mental dan tekanan yang menumpuk.

“Ini mengingatkanku pada langit Afrika.”

Yeon-woo teringat rekan-rekannya dan komandannya yang mungkin sedang bekerja keras menggantikannya sekarang. Ia merasa sedikit bersalah memikirkan komandan yang telah memperlakukannya seperti ayah.

“Jeong-woo pasti akan menyukai suasana sunyi seperti ini.”

Kemudian Yeon-woo melirik ke arah Kahn dan Doyle. Rupanya mereka begitu lelah hingga langsung tertidur begitu kepala menyentuh alas.

“Duo yang menarik.”

Menurut Yeon-woo, Kahn dan Doyle sangat berbeda dari pemain biasa. Wajah mereka selalu penuh semangat. Pada saat yang sama, mereka berperilaku penuh percaya diri.

Mereka memiliki tipe karakter yang tidak dimiliki pemain lain. Mereka menghadapi situasi ini seolah sudah sangat terbiasa.

“Dari mana kalian berdua berasal?”

Dalam perjalanan menuju rawa, Yeon-woo akhirnya bisa melihat kemampuan mereka. Kahn sesekali menunjukkan sedikit dari keahlian pedangnya. Kuat, tajam, dan buas. Seimbang antara keindahan dan kepraktisan. Tingkat pedang seperti itu tidak mungkin dicapai hanya dalam beberapa hari. Yeon-woo yakin ia pasti melalui banyak pengalaman dan pelatihan. Meskipun terlihat cerewet dan bodoh, masa kecilnya pasti tidak biasa.

Doyle juga begitu. Ia memiliki mata yang selalu terlihat mengantuk, tetapi terkadang ia menunjukkan sorot tajam. Saat itu terjadi, ia menunjukkan penilaian tajam dan kecermatan kritis. Jika Kahn adalah praktisi yang bertarung di garis depan, Doyle adalah pemikir yang berada di belakang mengatur strategi.

Khususnya, kemampuan entomopathy Doyle memang terlihat lemah untuk penggunaan praktis, tetapi kekuatan sejatinya bersinar saat digunakan pada monster.

Serangga yang ia kendalikan sangat kecil. Bagaimana jika mereka merayap ke lubang hidung, telinga, dan mulut? Bagaimana jika mereka menggali kulit, menggigit pembuluh darah, dan merobek otot? Itulah sebabnya monster secara naluriah menghindari bertarung melawan Doyle dan malah menerjang Kahn. Setiap kali itu terjadi, Kahn kesal pada monster dan mereka tetap tersapu.

Kerjasama yang duo itu tunjukkan, seperti dua roda gigi yang saling mengait sempurna, sangat mengesankan. Tidak tampak seperti sesuatu yang mereka pelajari, tetapi hasil dari bertahun-tahun bekerja bersama selama lima atau sepuluh tahun. Bahkan saudara kandung sesungguhnya pun jarang memiliki kecocokan seperti itu.

“Apa hubungan kalian? Kurasa kalian bukan saudara kandung.”

Ia tidak tahu bagaimana ahli seperti mereka, yang tampaknya dari latar belakang istimewa, bisa sedekat itu, dan mengapa mereka mau membuat keadaan menjadi sulit bagi diri mereka sendiri.

Namun satu hal pasti:

Mereka terlihat cocok bersama.

Keduanya begitu rela mempercayakan hidup masing-masing satu sama lain. Hubungan seperti itu tidak mungkin tanpa saling percaya.

Yeon-woo sedikit iri melihat hubungan mereka. Tentu saja, bukan berarti ia ingin mengenal mereka lebih dalam, atau bergabung dengan ikatan mereka.

Hanya dengan melihat mereka, Yeon-woo tidak bisa menahan diri mengingat seseorang yang pernah ia kenal.

.

Yeon-woo menyadari ia menjadi terlalu sentimental seiring berlalunya malam.

Ia mencoba menghapus semua pikiran kosong. Ia tidak percaya kepalanya dipenuhi hal-hal tidak berguna.

Tetapi, mengejutkannya—

“Apakah ini karena istirahat singkat yang kuambil?”

Pikirannya kini lebih jernih dari sebelumnya. Seperti langit sesudah hujan deras.

Saat membuka mata lagi, isinya penuh tekad bulat.

Tiba-tiba, Kahn bergerak dan bangun dari tidur. Matanya terlihat mengantuk di balik rambut acaknya. Ia bahkan menguap lebar.

“Kenapa kau bangun? Masih ada waktu sebelum giliranmu.”

“Bagaimana aku bisa tidur kalau begitu berisik di sekitar sini?”

Yeon-woo terkekeh.

Bertentangan dengan kata-kata Kahn, sekeliling mereka justru terlalu tenang. Seolah seseorang sengaja mematikan semua suara. Tidak terdengar suara serangga, tidak terdengar angin.

Kahn mengucek mata lalu meraih gagang pedangnya.

Namun tetap saja, semuanya terlalu sunyi.

Tanpa disadari, Doyle juga bangun sambil menguap. Ia sedikit mengernyit, tampak kesal karena tidurnya terganggu.

“Haaam! Berapa lama lagi kau membiarkan mereka begitu saja?”

“Aku berniat menyingkirkan mereka ketika mereka sudah cukup dekat. Maaf membangunkan kalian.”

Doyle menjawab Yeon-woo dengan senyum tipis.

“Tidak apa. Tubuhku kaku karena tidak banyak bergerak. Sekalian olahraga.”

Pada saat yang sama, Doyle berbalik menatap Kahn.

“Hyung. Aku penasaran.”

“Ya?”

“Kau pikir mereka tahu kau ada di sini?”

“Memangnya penting?”

Kahn perlahan menarik pedang dari sarungnya, matanya memancarkan cahaya dingin.

“Yang penting adalah bahwa mereka adalah musuh yang sedang mengarahkan pedang pada kita.”

Begitu Kahn selesai berbicara—

Pat

Bayangannya tiba-tiba lenyap.

Spurt

“Aaaak!”

Dengan suara percikan darah, teriakan putus asa terdengar dari balik semak.

“Sial! Bagaimana mereka tahu kita di sini?”

“Menyebar! Lebih berbahaya kalau kita berkumpul!”

Segera, sesuatu bergerak dari balik semak-semak dan beberapa pemain keluar, semuanya bergegas menyebar ke berbagai arah.

Awalnya mereka berencana mendekat sedekat mungkin lalu menyerang serentak. Namun setelah ketahuan, tidak ada lagi keuntungan dari penyergapan. Sebaliknya, berkumpul justru membuat mereka lebih berbahaya. Mereka sedang menghadapi Blood Sword dan Foxy Tail. Tidak ada peluang menang jika bertarung langsung.

Kahn berlari dan mengayunkan pedangnya, seolah tidak memiliki niat sedikit pun untuk membiarkan mereka kabur. Setiap tebasan membuat darah menyembur ke rumput dan satu tubuh jatuh.

Doyle juga membuat gerakan besar di udara.

Buzz

Hutan adalah rumah bagi banyak serangga dan lalat. Sekelompok besar serangga terbentuk di berbagai titik dan masing-masing menyerbu pemain terdekat.

“Sialan! Serangga terkutuk!”

“Singkirkan! Singkirkaaan!”

Ribuan serangga menempel pada kulit mereka; mereka mengayunkan pedang, mencoba mengguncangnya. Namun serangga-serangga itu terus menggali ke kulit, memakan daging mereka.

Teriakan menyakitkan menggema di seluruh hutan.

Meskipun Kahn dan Doyle membantai musuh dengan kecepatan yang tidak manusiawi, masih banyak pemain bersembunyi di balik semak.

Rustle

Doyle mendengar langkah samar dari belakang. Sepertinya mereka mencoba menyerang dari titik buta.

Dengan wajah sedikit kesal, Doyle hendak mengirim serangga ke sana, tetapi—

“Hm?”

Ketika ia menyadari ke mana mereka pergi, ia begitu terkejut sampai tertawa kecil.

Mereka bergerak menuju Yeon-woo.

Mungkin mereka menargetkan Yeon-woo karena tidak seperti dua lainnya, namanya tidak terkenal. Mungkin mereka mengira Yeon-woo hanyalah porter.

Namun apa pun alasannya—

“Apakah mereka mengharapkan ini?”

Tempat yang mereka tuju sekarang—

Para idiot itu. Dari semua pilihan yang mungkin, mereka masih berhasil memilih yang terburuk.

Adalah rahang maut itu sendiri.

Chapter 23. Deal (3)

Rustle

“Sial! Mereka menyadari kita terlalu cepat. Aku harus mencuri Token orang ini selagi Blood Sword dan Foxy Tail teralihkan. Dan artefaknya juga, kalau bisa.”

Franc dan anak buahnya termasuk scavenger paling aktif di Section E.

Mereka sangat menikmati pekerjaan mereka. Dengan dalih mengambil Token, mereka merampas kekayaan pemain, artefak, dan semua hal lainnya. Artefak dibagi-bagi untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka secara drastis. Jika cukup beruntung, mereka bahkan bisa mendapatkan beberapa skill book. Token bisa dijual kepada ranker atas dengan harga sangat tinggi.

Selain itu, ada beberapa tempat yang membutuhkan pemain hidup. Mulai dari pekerja atau budak, hingga pelacur, ternak, dan bahkan spesimen manusia untuk tujuan eksperimen. Orang-orang memiliki berbagai macam kegunaan untuk tubuh, jadi mereka tidak perlu khawatir harus menjual ke mana. Siapa yang tidak menginginkan bagian dari bisnis menguntungkan seperti itu?

Yang lebih baik lagi adalah bahwa laki-laki ini adalah rekan dari ranker atas seperti Kahn dan Doyle. Tidak ada yang tahu berapa banyak Token yang mungkin ia bawa atau artefak apa yang mungkin ia terima dari kedua orang itu.

Meskipun ada risiko harus menyelinap di belakang Kahn dan Doyle, ia mengharapkan imbalan besar darinya. Ia begitu tegang sampai mulutnya mengering. Dan seperti yang diharapkan, Kahn dan Doyle tidak menyadari penyergapan mereka. Mangsa mereka begitu ketakutan hingga ia hanya berjongkok di dekat api, tidak sadar akan takdir yang akan menimpanya.

Pat

Tidak lama sebelum Franc dan anak buahnya melompat keluar dari semak dan menebas punggung pria bertopeng putih itu.

“Masuk!” pikir Franc dalam hati.

Namun segera ia menyadari sesuatu yang tidak beres dan membuka matanya lebar-lebar. Seperti sebuah ilusi, tidak ada apa pun di tempat yang ia tebas.

Insting menyuruhnya menengadah, dan di sana ia melihat topeng putih itu. Lalu topeng itu mendarat tepat di depannya. Di balik topeng putih itu, sepasang mata berkilat seperti api hantu.

!

Sebuah rasa dingin mengerikan merambat di seluruh tubuhnya.

Spurt

Dari kepala hingga selangkangannya, sebuah belati menggoreskan garis merah gelap di sepanjang tubuh Franc, menjatuhkannya terlentang.

“a—apa-apaan ini?”

“B-b-bo-bos!”

Para scavenger lain di belakang Franc terpaku sesaat.

Dalam waktu itu, Yeon-woo berbalik dan menerjang mereka.

Swish

Sosok yang meluncur melalui hutan di bawah langit gelap itu mengingatkan mereka pada hantu. Seakan-akan sebuah topeng putih melayang di tengah kegelapan. Pemandangan itu membuat para scavenger menggigil ketakutan.

Yang seharusnya menjadi mangsa ternyata predator yang membunuh Franc hanya dengan sekali tebas. Dan sorot matanya yang menyala membuat bulu kuduk mereka berdiri.

Tang

Salah satu scavenger di depan berhasil menahan serangan Yeon-woo. Kemudian suasana berubah seketika.

“Tunggu, mungkin dia tidak sekuat itu! Mungkin kelengahan Franc membuat orang ini berhasil mengalahkannya. Kita unggul jumlah, jadi tidak mungkin sulit membunuh satu orang jika kita menyerang sekaligus, kan?”

Semua scavenger memikirkan hal yang sama, sampai pada kesimpulan yang sama, dan mereka semua menerjang Yeon-woo bersamaan.

Swish

“Kau bajingan!”

“Mati kau, sialan!”

Namun tentu saja, itu adalah perangkap Yeon-woo untuk menarik mereka mendekat.

Dengan belatinya beradu dengan senjata musuh, Yeon-woo memutar cepat ke kanan dan melesat tepat di bawah scavenger paling depan. Pada saat yang sama, ia mencabut belati lain dengan tangan kiri—memegangnya terbalik—dan langsung mengiris lehernya.

Spurt

Darah memancar ke atas seperti air mancur ketika belati memutuskan pembuluh leher. Yeon-woo lalu melempar belati itu di antara semburan darah, menembus kepala scavenger lain. Setelah itu, ia kembali berlari menuju tiga scavenger yang menyelinap dari belakang, dan dengan cepat menebas pinggang, leher, dan bahu mereka.

“b—bagaimana mungkin… Gurgle

“Sial!”

Para scavenger menyadari bahwa itu semua jebakan dan ingin mundur. Namun sudah terlambat, jadi mereka tetap mencoba menekan dan melelahkan Yeon-woo dengan mengandalkan jumlah.

Sebaliknya dari harapan mereka, Yeon-woo mengamuk menghancurkan satu per satu dari mereka. Ia menepis pisau yang terbang ke arahnya dan menusukkan belati ke leher, pinggang, dan jantung mereka. Ia memblokir tombak yang diarahkan ke titik butanya dengan lengannya, mematahkannya dua, dan menebas kepala si pemegang tombak.

Gerakan Yeon-woo yang tidak manusiawi membuat mereka merasa ia memiliki mata di seluruh tubuhnya. Setiap kali scavenger menyerang, Yeon-woo selalu menghindar dan bahkan melancarkan serangan balik. Dan setiap kali itu terjadi, scavenger tumbang dengan darah tersebar di rumput.

Mereka merasa seolah-olah telah dirasuki hantu.

“L-lari!”

Mereka akhirnya sadar bahwa mereka telah salah memilih lawan dan mencoba kabur.

Swish

Puck

Yeon-woo melempar belati ke kepala orang pertama yang melarikan diri, lalu dengan cepat mengejar yang lainnya. Kecepatannya terlalu cepat dan arah geraknya tidak dapat diprediksi, sehingga mereka tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu kematian. Ketakutan mencengkeram kaki mereka. Teror perlahan memakan mereka dari dalam.


Mereka bertiga telah membunuh total 21 scavenger. Itu lebih banyak dari yang ia perkirakan.

Kahn bertanya pada Yeon-woo tiba-tiba.

“Mengapa kau membiarkan mereka mendekat?”

“Semakin banyak Token, semakin baik.”

“Gila, kau benar-benar tidak waras.”

Kahn mengklik lidahnya pelan.

Ia sedang berkata bahwa sejak awal, Yeon-woo berniat memancing mereka agar bisa membunuh semuanya di satu tempat.

Tentu saja, ada pemain lain di Section E yang menggunakan strategi serupa dengan Yeon-woo. Para pemain itu secara khusus berburu scavenger dengan menyamar sebagai pemain yang tersesat sendirian. Namun itu hanya mungkin melawan jumlah kecil. Tidak ada yang mau menghadapi lebih dari 20 scavenger sekaligus yang bergerak dalam sistem terorganisasi. Bahkan ranker atas pun tidak bisa menghadapi jumlah sebanyak itu. Namun Yeon-woo memperlakukan hal itu seolah tidak ada apa-apa.

Apakah karena ia percaya pada Kahn dan Doyle, atau karena ia percaya diri akan kemampuannya sendiri?

Atau mungkin keduanya.

Sementara itu, Yeon-woo sedang menjarah Token dari mayat para scavenger.

“81? Sepertinya mereka sudah menjalankan bisnis ini cukup lama.”

Yeon-woo tertegun melihat jumlah Token yang ia temukan di tubuh para scavenger. Ia hanya menemukan lima Token saat mencari di hutan dengan inderanya yang diperkuat. Namun mereka membawa hampir seratus.

Meski begitu, para bawahannya hanya membawa satu atau dua Token, sebagian besar ditemukan pada mereka yang tampak seperti pemimpin.

“Sudah lama sejak pemain baru masuk Section E. Itu mungkin sisa setelah menjual sebagian besar. Lebih dari seribu orang pernah berada di tempat ini, mencari Token dan bertarung untuknya. 81 itu jumlah yang kecil dibandingkan itu.”

Doyle memberikan penjelasan dengan senyum.

“Tapi itu hanya mungkin karena mereka scavenger. Kebanyakan pemain mungkin hanya punya 10 Token atau kurang.”

“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.”

“Benar.”

Yeon-woo merasa itu masuk akal.

Section E memiliki sistem winner-takes-all. Minoritas pemain kuat akan mengambil Token dari mayoritas pemain lemah. Pemain lemah tidak punya pilihan selain menyerahkan Token untuk bertahan hidup. Bahkan jika mereka berhasil mengumpulkan lagi, akhirnya akan dicuri lagi.

Mereka bahkan mungkin diperbudak dan dipaksa menyerahkan Token yang mereka temukan.

Apa pun yang mereka lakukan, yang kuat bisa duduk santai dan mengumpulkan Token dalam jumlah besar. Sebaliknya, yang lemah akan selalu kekurangan. Itulah alasan besar mengapa ada jurang besar antara high ranker dan pemain lainnya.

Yeon-woo juga mengetahui sistem ini dan memang menunggu para scavenger datang.

“Bagaimanapun, kumpulkan Token sebanyak yang kau bisa. Token akan digunakan untuk mendapatkan Karma, serta membeli item dari mysterious merchant. Pemain peringkat atas biasanya tidak langsung pergi ke Section F meskipun mereka sudah punya 99 Token. Mereka akan mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin.”

Yeon-woo mengangguk.

“Kalau dipikir-pikir, bukankah itu di akhir Section E aku bisa bertemu mysterious merchant lagi?”

Yeon-woo mengingat diary kakaknya. Ia tidak terlalu memikirkannya karena ia tidak memiliki apa pun untuk dibeli dari mysterious merchant. Tetapi tidak ada salahnya mengingatnya.

“Oh, ngomong-ngomong, kau bisa mengambil semua Token.”

“Hm?”

Yeon-woo menoleh pada Doyle, heran dengan pernyataan itu. 81 Token adalah jumlah besar untuk diberikan begitu saja. Ia tidak mengerti alasannya.

Doyle tersenyum dan berkata,

“Kita tidak membayar uang muka ketika membuat kesepakatan, bukan? Anggap itu sebagai uang muka.”

“Bagaimana dengan Kahn?”

“Ia sederhana sekali, tahu? Ia akan melakukan apa pun yang kuminta, jadi jangan khawatir.”

“Kalian berdua juga membutuhkan Karma.”

“Haha! Apa kau mengkhawatirkan kami? Kami tentu punya cukup banyak, jadi sungguh, tidak apa.”

“Kalau begitu, terima kasih.”

Tidak ada alasan untuk menolak. Yeon-woo memasukkan Token ke dalam kantong yang dibuatnya dari kulit Troll yang dianyam. Ia memiliki terlalu banyak Token, jadi ia tidak berani menelannya lagi.

“Ini lebih mudah dari yang kukira.”

Yeon-woo tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa semua ini terlalu mudah.

Jika ia berusaha sedikit lebih keras, ia bisa melanjutkan ke Section F. Tentu saja ia tidak akan melakukannya. Tidak ada hal besar di Section F yang memungkinkan mengumpulkan banyak Karma. Section E sebenarnya adalah tempat terakhir untuk mengumpulkan Karma dalam jumlah besar.

Terlebih lagi—

“Orang itu akan muncul di sini juga.”

Orang yang sudah ada dalam pikirannya bahkan sebelum ia masuk tutorial. Orang yang hanya muncul di periode waktu tertentu. Ia harus membunuhnya sebelum pergi ke section berikutnya.

“Itu akan meningkatkan Magic Power-ku secara signifikan. Lalu, aku akan dapat menyelesaikan proses suksesi.”

Jika wadah kokoh yang ia peroleh di Section B adalah fondasi, maka yang perlu ia dapatkan di Section E adalah isinya untuk mengisi wadah itu.

Yeon-woo menjilat bibir bawahnya.

“Setelah kita membunuh Lizardman King, aku harus langsung pergi membunuh orang itu.”

Ia sudah memiliki rencana tersusun jelas dalam pikirannya.


Keesokan harinya.

Kelompok Yeon-woo akhirnya mencapai tujuan mereka, rawa utara.

Sangat sulit melangkah karena rawa dipenuhi lumpur lembek. Setiap langkah membuat kaki mereka tenggelam dalam, dan semakin dalam saat mereka bergerak ke pusat rawa. Pada titik tertentu, mereka harus memanjat pohon dan melompat dari satu pohon ke pohon lain untuk bergerak. Sementara itu, mereka beberapa kali bertarung setiap kali melewati permukiman Lizardman.

Lizardman adalah monster reptil yang bisa berjalan tegak. Monster-monster ini mengetahui cara menggunakan pedang dan memiliki inteligensi yang tinggi, bahkan mengetahui cara berburu.

Mereka akan menyerang dengan gaya hit-and-run untuk menguras tenaga para penyusup sebanyak mungkin, sebelum melancarkan serangan terakhir yang biasanya dilakukan dengan seluruh pasukan sekaligus.

Namun, itu sama sekali tidak bekerja melawan kelompok Yeon-woo. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan meskipun setelah serangkaian pertarungan. Mereka hanya menyapu bersih semua Lizardman yang mereka lihat. Dan Yeon-woo bahkan menjarah bahan dari bangkai monster.

“Apa lagi yang akan kau ambil kali ini?”

“Mata mereka. Lizardmen’s Eyeballs adalah item sangat berguna untuk membuat artefak dengan buff tertentu.”

“Ya. Tentu saja. Yah, ada banyak mayat di sini, jadi silakan. Ambil saja.”

Kahn menggeleng jijik, dan ketika Yeon-woo mulai memotong duri di ekor mereka, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.

“Aku butuh mata mereka untuk menempa artefak Gyges’ Eyes.”

Itu adalah artefak yang dinamai seorang raksasa yang dikatakan memiliki ratusan tangan dan ribuan mata.

Yeon-woo bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia akan mendapatkan artefak itu suatu hari, dan terus melangkah maju.

Sementara itu, berkat pencariannya yang konsisten, ia kini memiliki 89 Token.

Dan baru setelah menghancurkan beberapa permukiman, mereka akhirnya mencapai Hargan’s Lair.

Namun—

“Tunggu, ini…?”

“Ya. Sepertinya mereka sudah kedatangan tamu.”

Doyle menatap Kahn dengan ekspresi cemas.

Kahn mengangguk serius.

Yeon-woo juga mengernyitkan alis.

Ada noda darah dan jejak pertempuran di sepanjang jalan menuju Hargan’s Lair.

Itu adalah jejak pemain lain.

Chapter 24. Deal (4)

Belum lama sejak pertempuran terjadi.

Yeon-woo menunduk dan menyentuh tanah yang berlumur darah dengan tangannya. Ia juga memeriksa jejak yang tertinggal pada pohon dan batu. Siapa pun bisa melihat bahwa ia tahu apa yang sedang ia lakukan.

“Lima jam? Tidak, sekitar enam jam yang lalu.”

“Enam jam,” gumam Kahn pelan.

Doyle bertanya pada Yeon-woo dengan ekspresi cemas.

“Orang-orang ini, apakah mereka berhasil?”

Hidden pieces seharusnya benar-benar tersembunyi. Nilainya justru ada pada fakta bahwa mereka tersembunyi. Hidden pieces berperan untuk meningkatkan moral pemain dan membantu mereka tetap fokus tanpa tertinggal. Karena itu, hidden pieces dalam tutorial tidak pernah muncul lagi dalam ronde yang sama setelah diselesaikan.

Lalu apa yang terjadi jika pemain lain sudah menyelesaikan Hargan’s Lair? Bagi Kahn dan Doyle yang membutuhkan Hargan’s Crown, itu akan menjadi kerugian besar.

Selain itu, meskipun Kahn dan Doyle belum memberi tahu Yeon-woo, bukan hanya mahkota yang mereka butuhkan. Ada sesuatu lagi yang ingin mereka dapatkan menggunakan mahkota itu. Itu adalah elemen penting bagi keduanya yang sedang merencanakan sesuatu yang besar. Karena itu, campur tangan pemain lain bukanlah kabar baik.

Namun Yeon-woo berdiri, memeriksa jejak lebih jauh, dan memberi jawaban yang menenangkan.

“Tidak. Hanya ada jejak menuju ke dalam, tetapi tidak ada tanda orang keluar. Dan tampaknya orang-orang yang datang ke sini tidak datang untuk mencari Hargan’s Lair.”

“Apa? Apa maksudmu?”

“Lihat ini.”

Yeon-woo menunjuk ke arah sebuah parit dalam di tanah.

“Itu adalah jejak sesuatu yang berat diseret di tanah. Itu pasti tubuh para pemain. Kurasa para Lizardman memakai semacam umpan dan memancing mereka ke sini.”

“Dan kemudian?”

“Tidak ada yang tahu.”

“Hmm.”

Kahn dan Doyle tidak bisa tidak mengerutkan kening. Meskipun Yeon-woo tidak mengatakan apa pun, mereka bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi pada orang-orang itu.

Monster tidak selalu menjadi mangsa. Ada kalanya monster berubah menjadi pemburu dan memangsa pemain. Bagi mereka, tempat ini adalah rumah. Mereka lebih memahami geografis daerah ini dibanding pemain, tentu saja akan ada jebakan di mana-mana. Yeon-woo menduga kejadian itu berkaitan dengan jebakan tersebut.

“Bangsat sialan!”

Untungnya bagi Yeon-woo, Kahn hanya memaki dan tidak tampak ingin ikut campur dalam masalah ini.

Kupikir dia hanya naif, tapi ternyata dia bisa tetap tenang saat diperlukan.

Yeon-woo mengangguk pelan.

Jika Kahn kehilangan penilaian hanya karena emosi, Yeon-woo berencana mengembalikan Token dan pergi begitu saja. Namun Kahn tampaknya tetap tenang demi memberi contoh sebagai senior bagi Doyle.

Kemudian Yeon-woo menyadari bahwa Doyle, yang biasanya pandai mengontrol perasaannya, memiliki ekspresi suram.

Doyle menyadari tatapan Yeon-woo dan memasang senyum biasanya. Ia menatap Yeon-woo dan menaikkan alisnya seakan bertanya apakah ada yang salah dengannya.

Yeon-woo mengernyit, namun segera menggeleng. Ia tetap diam.

Saat itu juga—

“Benar-benar menjengkelkan membiarkan hal ini begitu saja, tapi kita tidak bisa memaksakan diri. Jadi, Cain.”

Yeon-woo menoleh ketika mendengar codename-nya.

“Ya?”

“Kami belum memberitahumu apa pun tentang tempat ini, bukan?”

Yeon-woo diam-diam mengangguk. Sampai sekarang, ia pura-pura tidak tahu, jadi ia harus terus berpura-pura. Selain itu, ia ingin mengetahui seberapa banyak informasi yang dimiliki Kahn dan Doyle tentang Hargan’s Lair, serta rencana apa yang mereka punya.

Kahn melanjutkan dengan wajah serius.

“Tempat ini disebut Hargan’s Lair.”

“Lair?”

“Ya. Kau ingat Lizardman yang kita hadapi sepanjang jalan, bukan? Hargan adalah pemimpin? Kepala para kepala? Raja? Yah, sesuatu seperti itu. Dan dia berada di sini.”

“Sepertinya dia kuat.”

“Ya, jelas. Kami berdua saja kemungkinan tidak bisa membunuhnya.”

Sebuah dungeon dengan boss monster yang bahkan ranker peringkat 3 dan 11 tidak dapat bunuh.

Yeon-woo kemudian bertanya.

“Bahkan dengan aku?”

“Itu cerita berbeda, tapi tetap saja akan sulit. Ada juga satu yang betina di dalam lair. Yang itu adalah yang sebenarnya.”

Seperti dugaan, Kahn dan Doyle tampaknya memiliki informasi akurat tentang Hargan’s Lair.

“Ada satu hal yang pasti. Tidak peduli seberapa keras kita mencoba, kita bertiga tidak bisa membunuh kedua boss itu. Kita hanya akan mati sia-sia.”

“Lalu apa rencana kita?”

“Pencurian.”

“Pencurian?”

“Ya.”

Kahn mengangguk dengan wajah serius.

“Yang jantan berada di luar lair dan yang betina ada di dalam. Saat aku menghadapi yang jantan, kau harus menarik perhatian yang betina. Lalu Doyle akan mengambil mahkota dari kepalanya.”

“Setelah itu?”

“Kita kabur!”

Kahn menyeringai seolah Yeon-woo menanyakan sesuatu yang jelas.

“Seperti yang kukatakan, yang betina itu sangat kuat. Kau tidak bisa membunuhnya sendirian. Jadi jangan pernah melawannya dari depan, kau hanya harus menarik aggro-nya.”

“Baik.”

Yeon-woo mengangguk.

Kahn menatap Yeon-woo dengan terkejut.

“Bagaimana bisa kau menerima ini dengan tenang?”

“Itu kesepakatan kita, bukan?”

Wajah Kahn memerah saat ia menggaruk pipinya.

“Yah, kau tahu… Aku menyuruhmu mengambil peran paling sulit. Kupikir kau akan bilang ingin menghadapi yang jantan.”

“Aku tahu kau takut aku akan kabur jika situasinya berubah buruk. Jangan khawatir, aku tidak membuat janji yang tidak bisa kupenuhi. Tapi jika kita berencana kabur, aku harus meminta sesuatu lagi sebagai imbalan dari kesepakatan kita.”

Kahn tersenyum lebar.

“Tentu saja! Aku memang jago menilai orang. Aku tahu kau akan memahami tugasmu dan membantu kami!”

Yeon-woo masih merasa dia merepotkan dan mendengus sambil menyilangkan tangan.

Yeon-woo pernah menjalankan tugas di medan perang Afrika. Ini tidak ada bedanya. Perbedaan satu-satunya adalah dulu ia tentara yang bergerak berdasarkan perintah, sementara sekarang ia lebih seperti tentara bayaran yang bergerak demi uang.

“Ayo mulai.”

Kahn mencabut pedangnya dari pinggang.

Schwing

Cahaya matahari yang memantul pada bilahnya menghasilkan kilatan merah yang mengancam.


Kelompok Yeon-woo bergerak maju dalam formasi kepala panah dengan Kahn di depan.

Tak lama kemudian—

[Kamu telah memasuki sebuah wilayah]

[Kamu telah menemukan hidden piece, Hargan’s Lair.]

[Kamu telah memperoleh 500 Karma.]

Rustle

Ketika semak bergerak, seorang Lizardman yang sedang berpatroli tiba-tiba berteriak keras.

“Hsss! Manusia! Ada manusia di sini!”

Sejak itu, kelompok Yeon-woo mulai berlari melintasi wilayah tersebut.

Hargan adalah raja para Lizardman. Tentu saja, jika ada raja, pasti akan ada banyak sekali pengawal kerajaan yang melindungi rajanya. Setiap Lizardman yang berkumpul di tempat ini adalah prajurit terbaik spesies mereka. Lizardman yang sekarang berdiri di hadapan mereka tidak bisa dibandingkan dengan yang mereka temui sebelumnya.

Clang Clang

Saat mereka menerobos kawanan Lizardman, Lizardman King jantan, Hargan, muncul dan mengeluarkan raungan memekakkan telinga.

“Kaaak! Manusia! Berani sekali kalian memasuki sarangku? Kalian harus mati!”

Lizardman biasa memiliki tinggi sekitar dua meter, namun Hargan dua kali lebih besar. Sisiknya berkilau biru, dan scimitar-nya berlumur darah. Raungan mengerikannya memancarkan aura yang luar biasa.

[Sebuah hidden boss monster, Hargan the Lizardman King, telah muncul.]

[Hidden Quest / The King of Lizardmen]
Content: Di Section E, ada lima raja yang menguasai hutan. Hargan adalah raja para Lizardman, pemilik rawa utara.

Kalahkan semua pengawalnya dan bunuh Hargan the Lizardman King.

Hadiah: Hargan’s Crown, Blue Scale Scimitar, kepemilikan lair.

“Krwarwa!”

“Monster macam apa itu.”

Yeon-woo mengerutkan dahi pada Hargan, yang memengaruhi indranya hanya dengan menyebarkan kehadirannya.

Jendela quest juga muncul, namun ia tidak memedulikannya.

“Kwaaa—”

“Dia sangat besar.”

Ia belum pernah merasakan tekanan sebesar ini. Ia tidak merasakan ini bahkan saat pertama memasuki tutorial. Itu mendekati rasa takut ketika ia pertama kali tiba di medan perang Afrika. Ketegangan membara membuat tangan kanannya yang memegang belati dipenuhi keringat.

Jarak antara Yeon-woo dan Hargan cukup jauh, namun baginya terasa sangat dekat.

Karena kami menemukan lair ini secara kebetulan, kami sangat gugup saat pertama menghadapi Hargan. Beberapa anggota tim kami bahkan menciut ketakutan.

Tekanan yang Hargan berikan pada mereka sebesar itu.

Di hadapannya, mereka merasa kecil dan tak berarti. Darahnya terasa dingin. Ia menggertakkan gigi mencoba menahan rasa takut, tetapi kakinya tetap gemetar.

Yeon-woo kini bisa memahami apa yang dialami kakaknya.

Bahkan setelah menembus hingga Section E, ia belum pernah melihat monster sekuat ini dengan perasaan mengerikan seperti ini.

Niat membunuh yang kuat mengusik instingnya, begitu menakutkan. Namun—

Sudah cukup aku merasakan ini.

Yeon-woo menajamkan tatapannya dan tetap tenang.

Tiba-tiba, aura di sekitar Yeon-woo mulai mendorong tekanan Hargan.

Whoosh

!

Hargan berhenti di tengah raungannya. Wajahnya mengeras. Pandangannya terpaku pada Yeon-woo. Instingnya memberi tahu sesuatu. Dari semua pemain yang pernah ia temui, pria bertopeng putih itu adalah prajurit sejati yang telah mengasah aura pembunuh melalui banyak medan perang.

“Aku akan membunuhmu, manusia!”

Hargan mencengkeram scimitar lebih kuat dan menerjang Yeon-woo.

Tubuh raksasa itu melaju seperti banteng gila, dan Yeon-woo merasakan niat membunuh menyapu lair seperti badai.

Karena ia berlari begitu cepat, beberapa Lizardman di depannya bahkan terpental.

Namun Yeon-woo, yang telah mengasah auranya melalui banyak perang, tidak mundur.

Pada saat itu, Kahn melompat maju.

Swish

Tang

Pedang Kahn menghantam scimitar Hargan. Benturan itu memercikkan bunga api dan badai mana yang ganas.

Wajah Hargan terdistorsi.

“Manusia, enyahlah dari jalanku! Kau bukan tandinganku!”

“Maaf, tapi aku bukan diriku yang dulu.”

Kahn memasang senyum dingin dan menarik pedangnya. Ia pernah melarikan diri dari Hargan, jadi ia hapal pola serangannya.

Badan besar Hargan sedikit condong, kemudian ia mundur. Lalu wajahnya makin terdistorsi, dan ia mengayunkan scimitar dengan seluruh kekuatannya untuk membunuh Kahn.

Namun atribut Kahn kini jauh lebih tinggi dibanding saat pertama ia melawan Hargan. Ia tidak akan kalah semudah sebelumnya.

Mereka bertubrukan lagi.

Kung

Kahn terdorong oleh benturan. Asap putih mengepul dari otot-ototnya yang menegang, dan matanya memerah. Aroma panas keluar dari mulutnya. Namun untuk alasan tertentu, Kahn malah tertawa.

Hargan masih terlalu kuat, tetapi tidak lagi terasa putus asa seperti sebelumnya. Hasrat samar untuk terus bertarung melawan Hargan muncul dari dalam dirinya. Namun Kahn menahannya. Ini bukan waktu untuk menikmati pertempuran. Ia harus memberi cukup waktu bagi Yeon-woo dan Doyle untuk menerobos masuk ke lair.

Hargan kembali menerjangnya, tetapi kali ini Kahn hanya menghindar. Hargan, yang semakin marah, berbalik dan mencoba meraihnya.

“Berhenti lari dan hadapi aku!”

Meskipun Hargan memiliki inteligensi tinggi, monster tetaplah monster.

Kahn terus menghindari serangannya dan memancingnya ke kumpulan Lizardman. Setiap kali Hargan menyerang, tiga hingga empat Lizardman tertebas oleh scimitar-nya.

Pengawal kerajaan memohon agar raja mereka tenang, tetapi Kahn menggunakan taktik hit-and-run untuk mempertahankan aggro. Bagian luar lair semakin kacau.

Sementara itu, Yeon-woo dan Doyle berhasil masuk ke dalam lair memanfaatkan kekacauan tersebut.


Ada pengawal lain di sepanjang lorong lair. Namun dahi mereka ditusuk oleh belati Yeon-woo segera setelah mereka muncul.

Dalam perjalanan menuju tujuan, keduanya tidak mengucapkan sepatah kata. Doyle mungkin mengkhawatirkan Kahn, namun ia tetap fokus pada tugasnya dan menutup mulut. Ia sangat paham bahwa peluang hidup Kahn bergantung pada seberapa cepat ia bisa mencuri mahkota.

Tak lama kemudian, mereka mencapai area terdalam lair, ruang sang ratu.

Yang Yeon-woo dan Doyle saksikan adalah—

“I-i-i-itu manusia!”

“Tolong aku! T-tolong!”

“B-bantu!”

Anggota tubuh yang telah dicabut dari tubuh mereka, kepala dengan ekspresi yang menunjukkan rasa sakit luar biasa yang mereka alami, serta potongan daging dan noda darah berceceran di mana-mana. Itu adalah pemandangan yang benar-benar mengerikan.

Dan ada orang lain yang dirantai serta dikurung dalam kandang seperti ternak.

Tempat ini adalah ladang manusia.

Chapter 25. Deal. (6)

Ekspresi Yeon-woo tenggelam dalam ketika ia mengingat jejak para pemain yang ia temukan sebelumnya di pintu masuk. Inilah akhir yang pasti dialami para pemain setelah ditangkap oleh para monster. Tempat ini digunakan untuk menjebak manusia seperti ternak.

Meskipun tidak terlihat karena ia memakai masker, ia sendiri juga sedang dipenuhi amarah.

Hidden piece, Hargan’s Lair, secara harfiah adalah sarang Raja Lizardman, Hargan, dan Ratu, Taragan. Ini adalah rumah mereka. Pada titik waktu ini, mereka menjaga wilayah dengan ketat untuk melindungi bayi-bayi mereka yang baru menetas. Selain itu, untuk memberi makan anak-anak mereka, mereka sering berburu pemain dan membawa mereka ke lair.

Potongan tubuh yang berserakan di depan Yeon-woo adalah sisa-sisa setelah pemangsaan mereka. Dengan kata lain, tempat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk menjaga makanan dan menyiapkannya untuk anak-anak mereka.

Entah itu di Bumi atau di sini, pada akhirnya semuanya sama.

Pemandangan serupa sering dilihatnya ketika ia masih bertugas di militer dahulu. Pemandangan para lemah diculik dan dijadikan budak. Anak-anak dicuci otak dan dipaksa memegang senapan, orang tua dipaksa menjadi bom bunuh diri, perempuan dijadikan budak seksual, dan banyak lagi pemandangan tragis yang ia lihat selama misinya.

Situasi di sini tidak jauh berbeda. Perbedaan satu-satunya hanyalah para korban di sini tidak diperlakukan sebagai budak, tetapi sebagai ternak atau makanan, dan para pelakunya adalah Lizardman, bukan manusia. Tidak ada perbedaan pada intinya. Bahkan mungkin ini bukan bagian dari “tradisi” Lizardman.

Antara perlakuan manusia terhadap babi dan sapi serta perlakuan mereka terhadap manusia, apakah ada bedanya?

Para manusia itu berteriak meminta tolong, tetapi jika dilihat dari sudut lain, mereka sama seperti sapi yang menangis sebelum diseret ke tempat penyembelihan.

Yeon-woo dengan tenang menilai situasi.

Jika kita membuang waktu menyelamatkan mereka, kita tidak akan punya cukup waktu untuk mengambil mahkota dari yang betina.

Yang terpenting, para pemain ini telah membawa krisis ini pada diri mereka sendiri.

Yang kuat bertahan dan yang lemah binasa. Ini adalah akal sehat di The Tower. Orang-orang itu gagal menyadari batas mereka dan ikut serta dalam ujian dengan harapan menjadi dewa. Tindakan mereka hanyalah keberanian bodoh tanpa pikir panjang.

Ratu bisa muncul kapan saja. Aku akan mencarinya jadi kau harus bersembunyi.

Namun saat Yeon-woo melirik Doyle, ia melihat Doyle berdiri terpaku. Yeon-woo pun berbalik sepenuhnya, mempersiapkan kemungkinan terburuk.

Selama ini, Doyle selalu rasional dan tahu cara mengendalikan diri, kecuali ketika ia melihat jejak para pemain yang diserang. Dan benar saja, ekspresinya sekarang kaku dan tinjunya yang terkatup bergetar karena marah.

“Tidak bisakah kau marah?”

Mata Doyle yang berair menatap Yeon-woo.

“Marah?”

“Ya, marah. Bagaimana bisa kau begitu tenang setelah melihat ini?”

Yeon-woo sedikit kecewa. Doyle ternyata masih anak-anak.

“Aku juga seorang manusia. Seseorang bukanlah manusia jika ia tidak marah melihat ini.”

“Kalau begitu kenapa kau—!”

“Tapi jika kita menyelamatkan mereka, Kahn akan dalam bahaya.”

!

Doyle tersentak.

Yeon-woo berbalik.

“Jangan lupa. Kahn masih bertarung dengan Hargan saat ini. Ia tidak bisa menghadapi Hargan sendirian, dan semakin lama kita di sini, semakin berbahaya keadaannya.”

.

“Kendalikan dirimu dan pikirkan prioritasmu. Tapi jika kau masih ingin bertindak sesukamu, aku akan keluar dari urusan ini. Kalian berdua boleh mati untuk semua yang aku pedulikan.”

Doyle menggigit bibir bawahnya. Matanya bergetar karena konflik batin yang berkepanjangan.

Yeon-woo menyipitkan mata memandangi Doyle. Dalam matanya, ekspresi kesakitan Doyle tumpang tindih dengan rekan-rekannya di militer dulu.

Apakah dia punya trauma? Sepertinya PTSD.

Post-traumatic stress disorder, disingkat PTSD. Gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi setelah menyaksikan atau mengalami kejadian traumatis.

Pasti ada sesuatu dari masa lalu Doyle yang memicu emosinya. Tapi Yeon-woo tidak tahu apa yang pernah dilewatinya. Yang bisa ia pastikan adalah Doyle pernah mengalami hal serupa dan kini terhalang oleh kenangan itu.

.

Setelah hening sejenak—

Slap

Doyle menampar pipinya sendiri dengan kedua tangan, meninggalkan jejak merah di kulitnya yang putih bersih. Mata yang sebelumnya dipenuhi amarah kini dipenuhi tekad, seolah ia telah membuat keputusan tegas.

Tak lama, Doyle menatap Yeon-woo dan meminta maaf.

“Maaf. Aku bertindak ceroboh.”

Yeon-woo menyadari bahwa Doyle telah menekan traumanya dan mendahulukan Kahn. Mungkin ini akan berdampak besar padanya, memperluas pandangannya di masa depan.

“Ayo kembali bekerja. Kahn masih menunggu kita di luar.”

Ketika Doyle hendak melanjutkan—

“Tunggu sebentar.”

Yeon-woo mendapat ide besar lainnya. Alasan Hargan membuat ladang manusia ini adalah untuk memberi makan anak-anak mereka. Maka mereka juga bisa memanfaatkannya.

“Diam sebentar.”

“Ada apa?”

“Aku baru mendapat ide bagus. Bisakah aku mengubah rencana kita sedikit? Jika berjalan lancar, kita bisa menyelamatkan orang-orang di sini juga.”

?

Mata Doyle terbuka lebar. Meski ia sudah memilih Kahn sebagai prioritas, sebagian dirinya masih berharap. Dan kini, Yeon-woo berbicara tentang rencana untuk menyelamatkan semuanya.

Mata Doyle berbinar penasaran.

“Aku perlu kau memanggil flamebugs yang kau tunjukkan tadi malam.”

Di balik masker, Yeon-woo tertawa dingin.


Ratu Taragan melepaskan amarahnya yang membara.

“Manusia! Beraninya manusia memasuki sarangku!”

Ia mengayunkan pentungannya dan menghancurkan kepala Lizardman di depannya. Pengawal kerajaan yang hanya datang melapor dibunuh seketika, tetapi para pengawal lainnya tidak mencoba menghentikan Taragan.

Bahkan Hargan tidak bisa berbuat apa-apa ketika ia histeris. Dalam keadaan seperti ini, mereka tahu mereka harus membiarkannya mengamuk agar tidak terjadi kerusakan lebih besar.

“Anak-anakku! Mereka pasti datang demi anak-anakku!”

Taragan telah meletakkan empat belas telur. Dari jumlah itu, tiga gagal menetas, tiga dimakan monster lain di luar lair, dan tiga lagi terkena penyakit misterius dan perlahan mati.

Karena itu, lima anak yang tersisa sangat berharga bagi pasangan itu, sehingga lair harus dijaga dari setiap ancaman, apa pun biayanya. Namun kini, ia diberi tahu bahwa manusia masuk ke lair mereka. Bukan sebagai makanan yang diikat rantai, tetapi sebagai penyusup bersenjata. Mereka adalah orang-orang yang dulu melarikan diri.

Taragan bangkit dengan pentungan berlumur darah di tangannya.

“Kalian! Kalian! Kalian! Lindungi anak-anakku! Bahkan jika kalian mati, lindungi mereka!”

Obsesi Taragan membuatnya percaya bahwa manusia akan memburu bayi-bayinya. Jika begitu, dialah yang lebih kuat daripada suaminya yang harus menghadapi ancaman itu.

Para pengawal memahami obsesinya, jadi mereka menjawab dengan tegas. Mereka tahu bahwa jika bayi-bayinya terluka sedikit saja, kepala mereka yang berikutnya akan dihancurkan.

Kung Kung

Setiap kali tubuh setinggi tiga meter itu bergerak, lantai bergetar keras.

Saat itu, sebuah sosok tiba-tiba muncul di hadapan Taragan. Mata menyala di balik topeng putih. Itu Yeon-woo, memegang kantong kulit berisi sesuatu di tangan kanannya.

“Manusia! Akan kubunuh kau!”

Taragan meraung pada manusia yang berani menunjukkan diri. Raungan ganasnya menggema di seluruh lair. Namun Yeon-woo berbicara sambil tersenyum.

“Hai, Ratu Lizard.”

“Apa!”

“Kau suka kembang api?”

“Apa kau—!”

Ketika ia hendak menginjak Yeon-woo, Yeon-woo melemparkan kantong kulit itu ke ruangan tempat bayi-bayi Lizardman berada.

Taragan merasa terancam dan dengan cepat mengayunkan pentungannya, menghancurkan kantong itu di udara. Dengan sebuah pop, bubuk merah menyebar seperti kabut, menutupi pandangannya. Itu adalah bubuk yang dibuat dari monster-monster yang ia buru tanpa henti di Room of Frost and Flames.

“Doyle!”

Atas sinyal Yeon-woo, Doyle yang bersembunyi di sudut segera memerintahkan flamebugs menuju bubuk itu.

Sebuah ledakan liar menelan Taragan.

Kwang

Swish

Yeon-woo dan Doyle segera berlari masuk.

“Kuaaaah! Manusia busuk!”

Dari titik ledakan, Taragan berbalik dan menerobos api dengan paksa.

Salah satu matanya hancur dan kulitnya terbakar serta membusuk. Ia mengalami luka serius di tubuh bagian atas, tetapi ia tidak bisa diam meratapi rasa sakit. Manusia mengincar anak-anaknya. Ia harus melindungi mereka. Namun ketika ia menerjang masuk ruangan, Yeon-woo dan Doyle telah membunuh para pengawal dan masing-masing memegang satu bayi.

Khususnya Yeon-woo mengangkat bayi yang ia pegang agar Taragan bisa melihat jelas apa yang akan terjadi. Lalu dengan senyum dingin, ia menggorok lehernya.

Spurt

“Aaaaack! Manusia! B-bagaimana! Bagaimana berani kau!”

Kewarasan Taragan lenyap. Ia menerjang Yeon-woo seperti banteng gila. Hanya keinginan membunuh Yeon-woo yang tersisa dalam pikirannya.

Rumble

Jika kau memperlakukan manusia sebagai ternak—

Yeon-woo telah meraih bayi lainnya dan mulai mundur.

Sekali lagi, ia menusuk leher bayi yang meronta di tangannya. Jeritan mengerikan menggema di seluruh lair.

Kau seharusnya sadar bahwa itu bisa terjadi padamu juga, bukan?

“Lepaskan anakku! Manusiaaa!”

Namun kata-kata Yeon-woo tidak pernah mencapai telinganya. Taragan hanya melihat anak-anaknya yang sekarat dan mengejar Yeon-woo.

Yeon-woo melempar bayi yang sudah mati itu sembarangan, dan tepat ketika Taragan melompat untuk menangkapnya—

Kwang

Kwa-kwang

Salah satu jebakan bom yang mereka pasang langsung meledak, menghasilkan ledakan besar yang jauh lebih kuat dari yang sebelumnya.

Lalu ledakan itu memicu jebakan lain, dan lainnya lagi, menghasilkan rentetan ledakan besar. Tanah berguncang, pepohonan terbakar. Seluruh ruangan terselimuti lautan api. Taragan menjerit kesakitan di tengah neraka itu.

“Kuaaaak! Manusia! Manusiaaa!”

Jika Taragan dalam keadaan normal, ia pasti akan menyadari jebakan itu.

Beberapa bagian jebakan bahkan kurang tersamarkan karena dibuat terburu-buru, tetapi Yeon-woo memanfaatkan obsesi Taragan pada anak-anaknya.

Tidak ada ibu yang tetap waras setelah melihat anaknya mati. Mengetahui itu, Yeon-woo menargetkan kelemahan terbesarnya, dan Taragan hanya bisa terjebak tanpa daya.

“Tidak! Anak-anakku! Bayi-bayiku!”

Taragan entah bagaimana bertahan hidup dari ledakan. Meski tubuhnya penuh luka bakar, ia terus mencari bayi-bayinya. Namun Yeon-woo dan Doyle masih memegang tiga bayi terakhir.

Sambil terus mundur, mereka membunuh bayi-bayi itu satu per satu sambil memancing Taragan ke setiap jebakan yang telah mereka pasang. Pada saat bayi terakhir mati, Taragan terjebak dalam jebakan terakhir dan tubuhnya runtuh ke lantai.

Kwang

Yeon-woo menancapkan daggers jauh ke tenggorokannya dan mengakhiri hidupnya.

Antara manusia dan monster, hanya ada membunuh atau dibunuh.

[Kamu telah membunuh boss monster, Taragan the Lizardman Queen. Karma tambahan akan diberikan.]

[Kamu telah memperoleh 500 Karma.]

[Para Lizardman kehilangan semangat. Monster di Hargan’s Lair memasuki keadaan panik.]

Serangkaian pesan yang memberi tahu kematian Taragan muncul di depan Yeon-woo, dan Yeon-woo tiba-tiba diliputi kelelahan.

Itu adalah bubuk terakhir yang aku miliki dari Room of Frost and Flame—

Meskipun jebakan lah yang melakukan sebagian besar pekerjaan, tidak mudah memancing Ratu sambil menjaga jarak aman. Jika ia melakukan kesalahan, atau jika Taragan sadar, rencana mereka akan hancur total.

Semua itu mustahil tanpa Doyle yang menyalakan flamebugs pada waktu yang tepat.

Menganggap bahwa ia membuat rencana itu spontan, semuanya berjalan sempurna.

“Hyung!”

Doyle berlari mendekat dan berdiri di samping Yeon-woo. Ia tampak tidak percaya bahwa mereka baru saja membunuh Taragan.

Jika dibandingkan dengan yang terjadi ketika ia mencoba merampas dungeon ini bersama Kahn, ini adalah kesuksesan yang tidak ia bayangkan. Ia tidak pernah menyangka bahan sederhana dari dungeon yang mungkin ditemukan secara kebetulan bisa menghasilkan hasil sehebat ini.

Kemampuan membuat keputusan saat bertempur, menyusun rencana, dan mengeksekusinya.

Doyle menatap Yeon-woo dengan penuh hormat.

Tidak peduli dengan tatapan Doyle, Yeon-woo menunjuk ke tubuh Taragan dengan dagunya.

“Ambil mahkotanya dulu. Kita harus cepat bergabung dengan Kahn.”

Doyle mengangguk dan mendekati mayat Taragan. Ia telah terbakar sampai mati, dan di dadanya ia masih memeluk bayi-bayinya yang mati. Itu adalah pemandangan cinta seorang ibu yang menyayat hati.

Namun tatapan Doyle dingin. Seperti yang dikatakan Yeon-woo, manusia dan monster harus saling membunuh. Dan sekali lagi ia diingatkan secara menyakitkan bahwa tempat ini adalah The Tower, di mana yang lemah dimakan yang kuat.

Yeon-woo menyipitkan mata menatap Doyle mengambil mahkota dari kepala Taragan.

Aku harus kembali setelah urusan ini selesai.

Tubuh Taragan masih memiliki vitalitas kuat setelah kematiannya. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan menyerap energi dari yang hidup, jika sebuah mayat masih memiliki energi tersisa, Bathory’s Vampiric Sword tetap dapat menyedotnya. Jadi jika Yeon-woo bisa menyerap energinya, itu akan sangat menguntungkan bagi peningkatan atributnya.

Mungkin aku bahkan bisa mengambil skill-nya.

Ketika Yeon-woo menatap tubuh Taragan dengan serius, Doyle menarik mahkota dan menggenggamnya erat. Tinjunya bergetar karena kegirangan.

Yeon-woo menoleh ke arah tempat Kahn berada. Jika ia dan Doyle bergabung, mereka bahkan bisa menjatuhkan Hargan.

Yeon-woo berencana mengambil tubuh Hargan juga, belum termasuk Karma.


Tiba-tiba—

“Kwuuung! Taragan! Taragan!”

Dengan langkah beratnya, Hargan muncul dari tikungan. Wajahnya terdistorsi seakan ia berlari mengikuti suara ledakan. Kahn masuk ke ruangan tepat setelahnya.

Yeon-woo bisa tahu bahwa Kahn telah bertarung sengit hanya dari penampilannya. Ia terlihat sangat kelelahan.

Namun Kahn dengan cepat memahami apa yang terjadi ketika ia melihat bekas ledakan di sekitar. Ia tersenyum sebagai pengakuan atas kerja bagus dan menggenggam pedangnya kembali. Tubuhnya yang lelah kembali bersemangat.

Dan,

Pat

Ia mengumpulkan keberaniannya dan menerjang Hargan.

Seolah sudah diatur sebelumnya, Yeon-woo dan Doyle juga bergerak pada saat yang sama.

Mereka bertiga. Meski sedikit lelah dan tidak punya jebakan lagi, itu masih cukup untuk bertarung dengan Hargan.

Whistle

Tepat ketika mereka hampir mencapai Hargan, yang tampaknya tenggelam dalam kesedihan karena kematian Taragan, Yeon-woo menyadari sesuatu yang aneh. Indranya tiba-tiba memperingatkan bahwa monster di depannya sangat berbahaya.

Lalu ia mengingat satu bagian dari diary.

Hargan jauh lebih kecil dan lemah daripada Taragan. Namun alasan ia bisa menjadi pemimpin Lizardman adalah satu skill unik.

dan skill itu bernama Heat Wave().

Kakaknya dan timnya, Arthia, mengalami banyak kesulitan karena skill Heat Wave ini selama raid mereka.

Aliran udara panas keluar dari scimitar Hargan dan melingkupinya. Ia bersiap menggunakan Heat Wave.

“Menjauh darinya!”

Yeon-woo cepat memutar tubuhnya saat berlari. Kahn dan Doyle, juga merasakan bahaya, membelok tajam dan lari menjauh dari jangkauan Hargan.

Lalu Hargan menghantam tanah dengan scimitar-nya.

Kwang

Tanah di sekitar Hargan runtuh oleh ledakan dan api menjulang dari tanah secara acak. Lautan api dengan cepat menelan seluruh lair, menghancurkan sisa-sisa setelah rentetan ledakan sebelumnya.

“Sial!”

Yeon-woo dengan cepat menutupi wajahnya dengan lengan namun tetap terdorong oleh hembusan angin.

Karena suhu luar biasa tinggi, tidak ada yang bisa dirasakan dalam area jangkauan indra yang diperkuat. Ia bahkan tidak tahu di mana Kahn dan Doyle berada.

Whistle

Setelah panas mereda, Yeon-woo bisa sedikit melihat sisi lain dari celah di antara lengannya.

Apa yang terjadi?

Lair telah runtuh total. Dunia dipenuhi api merah dan asap hitam. Pemandangan itu menjelaskan bagaimana Hargan mendapat gelar Raja Lizardman.

Bagaimana jika ia sedikit terlambat dan terjebak dalam itu? Ia akan menjadi abu. Begitu besarnya daya hancur itu.

Lalu Yeon-woo melihat sendiri—

“Taragan! Aku akan membalas dendam! Untukmu dan anak-anak kita!”

Hargan memegang tubuh Taragan dan bayi-bayinya sambil meraung ke langit.

Chomp

Dan ia menggigit leher Taragan tanpa ragu.

Itu adalah kanibalisme.

Ia mencoba menyerap kekuatan Taragan. Sesuatu yang tidak ditulis dalam diary.

[Boss Monster, Hargan (Lizardman King), telah menggunakan Consume. Hargan berhasil mencuri kekuatan dari Taragan (Lizardman Queen)]

[Mutasi sedang berlangsung.]

[Fase kedua akan dimulai.]

Rumble

Heat Wave kembali mengamuk di dalam lair, menghasilkan gempa besar.

 

Nunaaluuu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review